Majalah Renew Edisi 2.fix
Majalah Renew Edisi 2.fix
Madrasah Covid
Angkatan 1441
NADIEM MAKARIM
MENTRI TERMUDA
PENDIRI GOJEK
PEMIMPIN REDAKSI
M. Zulfiyan Alamsyah.
EDITOR
Zahri Hammad.
Fathiya Ni’matul ‘Aisy.
SEKRETARIS REDAKSI
Qotrunnada Laila Mufida.
Edisi 2 (19 Juli 2020)
REDAKSI
Muh. Iqbal Nugraha,
Jannatin Aliyah,
Ilman Fariz,
Dedeh Irma,
Luthfy Rasyad,
Imdad Faiha Ila Sabila,
Fakhri Fauzan, Madrasah Covid
Angkatan 1441
Siti Maulida, NADIEM MAKARIM
MENTRI TERMUDA
Salman Biltysr,
PENDIRI GOJEK
DISTRIBUSI
Amin Abdur Rahman, Desain Sampul oleh: Rindu Arif Fatwa,
Dian Nurhidayah. Saat ini dia tinggal di @dkvnoob.
Sampul di atas ingin menunjukkan
Indonesia hari ini yang sedang dalam
KONTAK keadaan Darurat, namun para pemu-
danya tetap mampu aktif berkarya.
Telp. : 081240831184
E-mail : idrenew19@gmail.com
IG : majalah.renew
Blog : idrenew.blogspot.com
Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya dengan taufik
hidayah-Nya kita bisa menata hidup dan kehidupan mendatang hingga memperoleh keberhasilan yang gem-
ilang. Selanjutnya, tak lupa kami panjatkan shalawat dan salam kepada Baginda Rasulullah SAW yang telah
menerangi cakrawala kehidupan ini dengan gigih dan pantang menyerah.
Kemudian syukur kami ucapkan, 19 Juni 2020 telah terbit Majalah Renew edisi 01 yang kemudian
menjadi tantangan dan harapan bagi dewan redaktur untuk terus kontinu dan aktif dalam menyemarakkan
dunia literasi berdakwah bil qalam dan menulis lil ibadah.
Sehubungan daripada itu, alhamdulillah Majalah Renew edisi 02, bulan Juli 2020 dapat terbit kembali
dengan sedikit penambahan rubrik baru. Diantaranya adalah rubrik quotes kyai dan kisah santri. Maka dengan
sederhana, kami persembahkan kepada pembaca yang budiman Majalah Renew edisi 02 dengan tema “Apa
Kabar Indonesia.”
Selanjutnya, selamat membaca, Sahabat. Terima kasih atas segala pengertian dan mohon maaf atas
segala kesalahan. Doa, dukungan, kritik, dan saran para pembaca yang budiman selalu kami harapkan.
Salam Redaksi
OPINI
Realisasi Niat & Rencana. Halaman 6.
ARTIKEL
Nasib Miskin Di Negeri Kaya. Halaman 10.
Halaman 15.
PUISI
Angka Sang Raja. Halaman 27. CERITA PENDEK
Apa Kabar Indonesia. Halaman 28. Kisah Anak Bengkulu Selatan : Perjuan-
gan Mengenyam Pendidikan. Halaman
Realitas Hari Ini. Halaman 29. 18.
Di sebuah lapangan sepak bola, terdapat dua puluh dua orang terbagi dalam dua tim memperebutkan satu
bola. Mengadu taktik dan pola permainan untuk berlomba mencetak gol. Mengapa tidak diberikan dua bola
saja agar dua tim tersebut tidak berebut bola? Lalu jika bermain saja tanpa tujuan, maka kemana bola hendak
mengarah dan bergulir?
Seorang atlit panahan sedang berlatih mengasah ketajaman fokus anak panahnya. Beberapa kali ia
melesatkan anak panah guna mengetahui berat dan pengaruh angin ke titik sasaran. Ia berlatih dalam sasaran
papan yang berbentuk lingkaran. Mulai dari kejauhan lima meter hingga lima belas meter. Lalu mengapa ia
harus mengenai titik tengah lingkaran tersebut? Mengapa ia harus fokus pada sasaran?
Dari dua permisalan di atas, dapat disimpulkan bahwa memiliki tujuan adalah kewajiban bagi setiap
insan. Begitu juga dengan hidup, harus memiliki tujuan dan target. Sebab dengan tujuan, kita akan berjuang
dan memiliki niat. Dan dengan target kehidupan, kita akan memiliki rencana.
Bunyi ketukan pintu terdengar dari luar rumah. Orang pertama berniat untuk membukakan pintu saja,
sedangkan orang kedua di rumah itu tidak hanya berniat membukakan pintu, tapi juga menjalin silaturahmi,
memuliakan tamu, memberikan segelas air dan beberapa bingkisan makanan. Apakah dua orang tersebut
sama? “Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya.” (HR.
Bukhari Muslim) Dari sini kita bisa menyadari bahwa betapa urgensi sebuah niat dalam segala hal.
Dalam berencana, kita harus mengumpulkan informasi , meneliti, merancang, dan menghitung segala
kemungkinan yang akan terjadi. Dengan itu, kita akan menuliskan sosialisasi dan misi dalam merealisasikan
rencana tersebut. Tentu dengan melakukan persiapan dan eksekusi yang baik, maka hasil yang baik pula tidak
sukar dicapai. Persiapan yang baik adalah setengah pekerjaan.
M.K. Sutrisna Suryadilaga dalam bukunya “The Balance Ways” menjelaskan tentang bagaimana mer-
encanakan persiapan yang matang. Ia menyingkatnya dengan persiapan yang SMART, yaitu Spesifik: Mem-
buat rancangan sedetail mungkin, Membumi: Dipahami dan jelas, Aksesibilitas: Memiliki jalan untuk diraih,
Realistis: Dapat diwujudkan, dan Tepat waktu: on time.
Ia juga menuturkan : “if you fail to plan, you are planning to fail. Jika anda gagal merancang persiapan,
sejatinya anda sedang merancang kegagalan.”
Apa rencana dan targetmu tahun ini? Bulan ini? Pekan ini? Hari ini? dan yang paling penting adalah,
apa targetmu hari ini? Do something, do a little thing but do it right there, right now. Not tomorrow, but today.
Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah sebuah partai politik di Indonesia yang telah bubar. PKI adalah
partai komunis non-penguasa terbesar di dunia setelah Uni Soviet dan Tiongkok sebelum akhirnya PKI dihan-
curkan pada tahun 1965 dan dinyatakan sebagai partai terlarang pada tahun berikutnya.
Di Indonesia sendiri, PKI diduga sebagai dalang peristiwa “Gerakan 30 September” yang mengaki-
batkan penculikan dan tewasnya para Jenderal Angkatan Darat, yang sampai sekarang terus menjadi sejarah
Indonesia yang mengenaskan.
Indonesia adalah sebuah negara hukum yang berbentuk kesatuan dengan pemerintahan berbentuk re-
publik dan sistem pemerintahan presidensial yang bersifat parlementer. Eksekutif dipimpin oleh seorang pres-
iden yang merupakan kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
PKI menjadi terlarang di Indonesia, sebab paham PKI sangat bertentangan dengan pancasila dan NKRI
juga mayoritas umat Muslim. Yang mana tujuan organisasi terlarang itu berkeinginan mengubah ideologi
pancasila menjadi paham komunis, tapi ideologi yang dikembangkan oleh PKI itu tentu bertentangan dengan
pancasila, pada sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa.”
Sila pertama menyebutkan “Ketuhanan yang Maha Esa.” Artinya, Indonesia adalah negara yang be-
ragama dan mengakui Tuhan. Karena tidak mengakui Tuhan, bukankah berarti komunis tidak mengenal ag-
ama? Dimana agama mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk.
Ketika Tap MPRS Nomor XXV/MPRS Tahun 1966 dijadikan dasar pembubaran PKI, maka apapun,
entah itu logo, bendera, flyer, hingga buku yang dianggap terkait PKI atau menyebarkan ajaran komunisme
menjadi terlarang di Indonesia.
Lalu mengapa simbol-simbol tersebut masih sering bermunculan di muka publik?
Uniknya, munculnya simbol palu arit yang menjadi simbol PKI dan beredarnya isu kebangkitan partai
tersebut sering selaras dengan pasang surut dinamika politik di negeri ini. Bahkan, dikaitkan dengan isu agama
atau ideologi negara, sebagaimana baru-baru ini terjadi dalam isu RUU HIP.
Ketakutan munculnya Partai Komunis Indonesia (PKI) kian merebak ke permukaan. Beragam intim-
idasi dan larangan terhadap agenda-agenda diskusi terkait salah satu bagian sejarah Indonesia tersebut kerap
kali terjadi. Banyak aksi demo terkait isu kebangkitan PKI dan komunisme diwarnai dengan pembakaran
bendera palu arit. Terakhir, aksi demo mengugat RUU HIP beberapa waktu lalu juga terjadi pembakaran.
Menariknya, pembakaran bendera palu arit disebutkan sebagai simbol penolakan atas paham komu-
nisme dan komitmen persatuan NKRI dalam berbagai kejadian. Jika pembakaran dianggap sebagai simbol pe-
nolakan dan komitmen, lalu apakah paham komunisme bisa benar-benar menghilang setelah seluruh jejaknya
dieliminasi?
Kita sering melihat bahwa isu kebangkitan komunisme di Indonesia biasanya dihubungkan dengan
kemunculan simbol palu arit di ruang publik. Itu sebabnya, pembakaran simbol palu arit, seperti bendera
PKI, menjadi bagian dari usaha penolakan isu komunisme dan sosialisme yang dianggap masih berkeliaran di
bawah tanah Indonesia.
Banyak oknum mengaku aksi pembakaran itu merupakan bentuk “cinta terhadap negeri.” Dan perlu
diketahui, dari sini akan tumbuh “memori kolektif” pada masyarakat, yang akan di turunkan turun temurun
kepada penerus bangsa selanjutnya. Bukankah dalam kasus ini pembakaran simbol palu arit malah dapat di-
jadikan sebagai pelestarian ingatan terhadap PKI? Sehingga, bayangan akan bahaya komunisme dan PKI bisa
tetap dijaga sebagai narasi dominan di negeri ini.
Jika benar demikian, maka aksi di atas tersebut bisa dikatakan sebagai salah satu bentuk pelestarian
ingatan masyarakat terhadap komunisme. Berangkat dari poin inilah, sebenarnya kita dapat melihat sisi lain
dari polemik kebangkitan PKI di negeri ini. Yang tanpa masyarakat sadari, mereka sendirilah yang sedang
terhipnotis mendukung kemunculannya dengan terus melestarikan ingatan tentang partai tersebut.
Jika selama ini isu kebangkitan PKI di Indonesia selalu direspon dengan demo, bakar bendera, hingga
razia buku atau diskusi, maka isu tersebut sebagai kotak pandora, sebuah misteri dan bahaya bagi negeri ini.
Dan selama kita menjadikan isu PKI bagaikan kotak pandora, maka beban itu akan selalu kita bawa dan wa-
riskan pada generasi selanjutnya. Yang akhirnya hanya akan mewariskan vandalisme dan kekerasan, seperti
bakar bendera atau berbagai pelangaran, daripada sikap yang lebih elegan dan cerdas. Seperti membaca kem-
bali sejarah, belajar, dan mengambil hikmah dari persoalan masa lalu.
Bukankah mencerdaskan kehidupan bangsa adalah tujuan negeri ini? Bukankah bersikap cerdas ada-
lah senjata ampuh menghadapi ideolisme-ideolisme yang sedang kasat mata?[]
Menurut laporan PISA 2015, program yang men- Mahasiswa yang berperan sebagai Agent Of
gurutkan kualitas sistem pendidikan di 72 negara, In- Change dan Social Control ikut andil dalam mem-
donesia menduduki peringkat ke-62. Data UNICEF bantu pemerintah menyelesaikan permasalahan da-
tahun 2016 juga melaporkan bahwa sebanyak 2,5 lam pendidikan saat ini. Agent of Change adalah
juta anak Indonesia tidak dapat menikmati pendi- pembawa perubahan, yang artinya sebagai maha-
dikan lanjutan, yakni sebanyak 600 ribu anak usia siswa seharusnya bisa mengubah kondisi hal yang
sekolah dasar (SD) dan 1,9 juta anak usia Sekolah kurang baik menjadi baik, hal merugikan menjadi
Menengah Pertama (SMP). keuntungan, dan mendidik anak-anak untuk men-
Padahal kebijakan dan praktik pendidikan jadi penerus bangsa yang baik ke depannya. Social
yang buruk mengakibatkan sebuah negara mengala- control adalah berperan aktif untuk andil menyele-
mi keadaan seperti resesi ekonomi yang dapat men- saikan masalah pada masyarakat dengan ilmu yang
gakibatkan negara tidak akan maju. Perlu ditekank- dimiliki.
an di sini, akses dan pemerataan tenaga pendidikan Salah satu kontribusi nyata, yaitu ikut ber-
di Indonesia kurang tersebar, Rencana Pendidikan partisipasi dalam mengembangkan pemerataan
Pembelajaran (RPP) juga masih menekankan te- pendapatan dengan cara meningkatkan jiwa ke-
ori, tapi bentuk aplikasinya jarang diperhatikan. wirausahaan kepada masyarakat-masyarakat yang
Bagaimana dengan orang-orang buta huruf di daer- notabene berstatus pengangguran. Karena ilmu
ah indonesia? Yang tidak bisa membaca satu huruf yang didapat oleh seorang mahasiswa tidaklah se-
pun karena mereka tidak mendapatkan pendidikan. dikit, baik soft skill dan hard skill.
Meski banyak beasiswa untuk orang-orang Mahasiswa yang rata-rata berumur 20-an,
miskin, tetapi tidak juga merata. Banyak orang yang bisa dibilang sangat pantas untuk bekerja keras dan
curang mengambil jatah dari anak-anak tidak mam- cerdas, berproses dan berkembang, serta mengab-
pu untuk biaya sekolah. Jika mereka ditanya berapa di. Mahasiswa itu pembawa perubahan. Perubahan
besar harapan mereka untuk mendapat pendidikan, yang lebih baik dan bermanfaat bagi sekitar. Jangan
mereka pasti menjawab: “Aku sangat ingin sekali”. sampai ketika lulus kuliah tidak akan mendapatkan
Keadaanlah yang memaksa mereka untuk menjadi apa-apa, tetapi dapatkan sesuatu yang baru yang
seorang pekerja, bukan pelajar. Jika sebuah solusi bisa meng-upgrade dirimu dan diri orang lain.
baru tidak dilahirkan untuk meratakan pendidikan di “Tidak usah menunggu pemerintah untuk men-
Indonesia ini, maka akan ada sebuah masalah yang gubah hal-hal yang dianggap bermasalah, tetapi ke-
akan melahirkan sosok yang mudah dijajah oleh sadaran dan cara berpikir kitalah yang diharuskan
bangsa lain. untuk bertindak dalam hal itu.”[]
NASIB MISKIN
DI NEGERI
KAYA
*Oleh: Jannatin Aliyah
MADRASAH
COVID
ANGKATAN
1441
*Oleh: Zahri Hammad
Kita harus berpura-pura saja untuk patuh dengan semua aturan yang ditetapkan pemerintah, berikut anju-
ran kawan-kawan medis. Bagaimana tidak, membangkang hanya akan memperburuk situasi, dan jelas tidak
akan membuahkan solusi. Di samping menunaikan perintah Allah pada QS. an-Nisa’: 59, sila keempat juga
berbunyi ‘kerakyatan yang dipimpin’, sehingga saling berkesinambungan. Pancasila sudah pas kok dengan
Qur’an. Maksudnya, ‘setidaknya’ komposisinya sesuai dengan Qur’an. Maka tidak usah diganti-ganti lagi.
Terlebih pada sila pertama. Tolonglah, jangan aneh-aneh. Ibu kota sudah pindah, sekarang asasnya mau di-
ganti pula. Ambyar negara.
Bukan maksud menyalah-nyalahkan, pada realita kita banyak melihat bahwa terkadang kebijakan pe-
merintah kurang, atau bahkan tidak sesuai. Sejatinya, staf yang menjadi mentri, mereka juga manusia. Kalau
memang brutal dengan keputusan pemerintah, salahkan saja manusia yang menjabat sebagai mentri, bukan
pada elemen ‘kepemerintahan’. Bedakan mana fi’il (perlakuan), dan mana fa’il (yang melakukan). Selama
yang diserukan bukan keburukan atau kemaksiatan, maka hal itu wajib dilaksanakan. Suka atau tidak, mau
atau tidak. Taat itu perlu. Berat? jelas. Maka pura-pura boleh kita laksanakan demi menggapai kata sejati.
Pura-pura taat, daripada tidak taat sama sekali. Dan intah sebagai pemimpin, kawan medis sebagai gar-
taat kepada pemimpin, yang sudah sangat jelas difir- da terdepan, dan sesama manusia sebagai makhluk
mankan Allah dalam Qur’an, lalu kita masih ngotot sosial. Ketika kita disuguhi teori konspirasi, yang
untuk membangkang? Nggak ada akhlak. Terkecua- katanya pembohongan ini dan itu, bodo amat. Keti-
li, dengan kebijakan yang menyimpang, memang ka kita ini bukan pakar, bukan dokter, bukan peneli-
sangat butuh beberapa pertimbangan. ti. Hanya membaca pesan di sosial media, dengan
Semua pemimpin memang ada lebih dan mudahnya langsung percaya. Ketika kita hidup di
kurangnya. Semua nahkoda yang membawa kapal zaman yang penuh fitnah, sudah sepantasnya kita
sebesar bumi pertiwi ini ada sisi baik dan buruknya. menyadari, bahwa menyebarluaskan fitnah bukan
Mulai dinahkodai Bung Karno, sampai pada kepe- solusi. Bagaimana tidak disebut fitnah, jika tidak
merintahan bapak Jokowi. Namanya juga manusia. mengetahui secara jelas kebenaran dari kabar terse-
Terlepas dari permasalahan pemimpin, apa sih, yang but. Tidak jelas dari mana, dari siapa, yang akhirn-
semestinya harus kita lakukan. Tindakan apa yang ya berujung pada ‘katanya-katanya.’ Hal demiki-
patut kita ambil. Yang (katanya) mengaku sebagai an hanya akan menimbulkan prasangka buruk dan
umat yang taat dan bangsa yang beradab. Apa cuma perpecahan, berikut juga keresahan. Yang tentunya
menghujat, ngoceh, komen, rasan-rasan? Boleh, membuat iblis Tuhan makin gembira bertepuk tan-
lah, demokrasi, tapi demokrasinya kudu sehat. Sam- gan.
paikan lewat jalur yang benar dan prosedural. Ka- Ketiga, semua ini adalah pelajaran. Sung-
tanya bangsa beradab, ya dipakai dong adabnya. guh! Ini adalah pelajaran yang belum tentu kita
Khususnya ketika kita menyikapi keadaan Pandemi dapatkan dan terjadi bahkan sekali dalam seratus
seperti ini, yang usainya pun entah. tahun. Sungguh banyak sekali pelajaran yang dapat
Pertama, ialah tawakal. Yang dalam KBBI kita dapatkan. Pelajaran tentang kepercayaan dan
memiliki arti pasrah diri kepada kehendak Allah. rasa pasrah kepada Tuhan, pelajaran bagaimana
Sekali lagi, di masa Pandemi, merupakan salah satu menaati peraturan pemerintah, pelajaran bersosial,
wujud praktik ujian iman. Tentang kepercayaan baik di dunia maya ataupun nyata, yang paparannya
bahwa kondisi sulit seperti ini siapa yang mengatur, begitu banyak, dan tentunya tidak dapat dijelaskan
siapa yang menentukan, dan bagaimana kelanjutan- terperinci satu persatu dalam tulisan ini.
nya, semua itu siapa yang akan memberikan jalan Kita hanya butuh saling menguatkan satu
keluar. Di samping pertolongan medis dan regula- sama lain. Tiga poin di atas adalah cara paling min-
si kepemerintahan, adalah mediator pertolongan im, namun memberikan efek besar jika kita melaku-
Allah, yang datangnya pun dari berbagai cara dan kan secara akal sehat dan maksimal. Maka cukup
jalan. Ikhtiar atau upaya batin (berdo’a, pasrah) dan mengambil pelajaran dari semua apa yang terjadi di
dhahir (mengenakan masker bagi yang memiliki ge- muka bumi ini. Bahasa Qur’an mengatakan ‘ulil al-
jala, menghindari kerumunan, dan sejenisnya) juga bab’ (orang yang berakal sehat), ‘ulil abshar’ (orang
tidak boleh ketinggalan. Tanpa menabrak-nabrak- yang melihat lalu berfikir), begitu pula dengan ‘ulin
kan antara batin dan dhahir itu sendiri. Yang pada nuha’. Ini tentang berfikir dan belajar. Bukan men-
hakikatnya, keduanya saling memberikan efek reak- jatuhkan.
si. Akhirnya, selamat berfikir dengan akal se-
Kedua, kita wajib husnudzan. Kepada sia- hat. Wallaahu a’lam.[]
papun. Kepada Allah sebagai tuhan, kepada pemer-
1. Stress out
dan tidur begadang. Perasaan negatif
Ketika stress, kamu jadi emosional eating,
ingga perlu “makanan” untuk memenuhi
dalam diri membuat kekosongan emosi, seh
kamu sadari, dua hal itu mempengaruhi
kekosongan tersebut secara keliru. Tanpa
ulasinya, kita harus lebih bersikap
kesehatan kulitmu, loh. Dan untuk memanip
ahat yang cukup.
rileks, menjaga pola makan sehat, dan istir
NADIEM
MAKARIM:
MENTRI TERMUDA
PENDIRI GOJEK
Nadiem Makarim adalah pendiri Gojek sekaligus pemilik Gojek yang saat ini semakin terkenal seiring
dengan booming-nya nama Gojek di Indonesia. Gojek awalnya adalah perusahaan jasa transportasi ojek den-
gan berbagai kemudahan serta kenyamanan yang ditawarkan kepada penggunanya yang berdiri di tahun 2011.
Meskipun demikian, Nadiem lebih senang menyebut perusahaan Gojek sebagai perusahaan teknologi
Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi mobile, akhirnya Gojek telah berhasil merevolusi industri
transportasi ojek. Fitur yang ditawarkannya pun ada banyak macamnya, seperti pengiriman barang, pemesa-
nanantar makanan, berbelanja dan juga bepergian di tengah kemacetan, dimana semua ide tersebut asal mua-
salnya dari Nadiem. Berkat gojek, nama Nadiem masuk dalam daftar Bloomberg 50 versi 2018. Bloomberg
menilai tidak ada aplikasi lain yang telah mengubah kehidupan di Indonesia dengan cepat dan mendalam
seperti Gojek.
Nadiem Makarim lahir di Singapura pada tanggal 4 Juli 1984, dari pasangan Nono Anwar Makarim
asal Pekalongan dan Atika Algadrie asal Pasuruan. Nadiem Makarim mempunyai dua saudara perempuan dan
istri Nadiem sendiri bernama Franka Franklin yang dinikahinya di tahun 2014 lalu. Diketahui bahwa Nadiem
memulai sekolah SD di Jakarta, lalu lulus SMA di Singapura. Dari sini kemudian ia melanjutkan pendidikan
di jurusan International Relations di Brown University, Amerika Serikat dan selama 2 tahun ia mengikuti
program foreign exchange di London School of Economics. Ia juga melanjutkan studinya di Harvard Business
School, Harvard University dan lulus menyandang gelar MBA.
Nadiem Makarim saat ini menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di era pemerintah-
an Presiden Joko Widodo. Faktanya, Nadiem Makarim merupakan Menteri termuda diantara menteri lain di
kabinet Indonesia maju. Dengan ini, Nadiem Makarim merupakan salah satu tokoh inspiratif bagi kaum muda
agar selalu mengembangkan diri dan menuangkan ide-idenya agar menjadi kenyataan.
Sumber: https://www.akupaham.com/biografi-nadiem-makarim/
Keadaan yang memaksa lembaga-lembaga pendidikan memutar otak untuk tetap men-
jalankan aktivitas pendidikan, menemukan salah satu jalan keluar yang disebut pembe-
lajaran “daring.” Sebuah pembelajaran online yang diterapkan di sebagian besar bah-
kan hampir semua lembaga pendidikan yang ada. Sebagai variabel pelajar, bagaimana
pendapat para remaja sendiri mengenai hal tersebut? Berikut kutipannya:
at penting
“Saya sangat setuju akan pembelajaran via online. Sang
menjelaskan
diperhatikan oleh kita akan bahayanya COVID-19. WHO
yang paling ber-
bahwa Pandemi ini sudah mendunia, maka tentunya
negara. Diantara
tanggung jawab agar virus tidak menyebar ini adalah
satu orang dengan
usahanya adalah dengan mencegah berkumpulnya
e atau “daring”.
lainnya, salah satunya yaitu pembelajaran secara onlin
aran “daring”,
Namun, ada lembaga yang tidak menerapkan pembelaj
penuh kepada pi-
seperti pesantren. Negara memberikan kepercayaan
di kelas karena
hak pesantren untuk menyelenggarakan pembelajaran
seutuhnya terkait
tanggung jawab diserahkan kepada pihak pesantren
– Firdaus Ulul
hal-hal pencegahan Pandemi, bukan pemerintah lagi.”
2019 Asal Bang-
Absor, Alumni PP TMI Al Amien Prenduan Tahun
kalan
bertemu dua kakak beradik “Adik-adik ini malu ng- garuh oleh berbagai macam
yang sedang berteduh di se- gak sama teman-teman, pun- hal apalagi rokok, seksual,
buah pohon yang sangat leb- ya orang tua yang pekerjaan- dan mabuk-mabukan. Bah-
at, saya pun menghampirinya ya hanya tukang penyadap kan di sejumlah kota, tertang-
dan bertanya “Sedang apa karet (pengambil geta karet)?” kap anak-anak di bawah umur
adik-adik disini?” tanya saya. tanya saya. mengonsumsi barang haram,
Kakak beradik tersebut Lalu kedua anak terse- yaitu narkoba.
menjawab. “Kami sedang ber- but menjawab. “Kenapa ha- Jadi, mana penga-
istirahat sejenak, untuk memu- rus malu, saya bangga pun- wasan orang tua anak-anak
lihkan tenaga kami!” ya orang tua pekerja keras. tersebut, jangan sampai ma-
Saya bertanya lagi, Yang mana mereka berusaha salah kecil begini menjadi
“Adik-adik dari mana, kok, menyekolakan kami, jadi yang maslah yang makin besar.
sampai kelelahan begini? Dan harusnya malu mereka, bukan Anak muda adalah penerus
adik-adik ini mau kemana?” kami. Kami saja yang tidak bangsa. Kalau anak Indonesia
Kakak dari dua ber- punya apa-apa tetap berusa- saja moralnya sudah rusak,
saudara tersebut menjawab. ha untuk sekolah, jadi mereka bagaimana indonesia maju se-
“Kami dari sekolah dan ingin yang mampu hanya bisa bolos dangkan Indonesia kaya akan
pulang ke rumah!” jawab anak saja dari sekolah. Yang ha- sumber daya alam. Tetapi,
tersebut. rus malu adalah mereka yang yang membuat Indonesia mi-
Saya bertanya lagi, sudah diberi kehidupan enak skin adalah orang-orang yang
“Rumah adik di mana dan sia- oleh Tuhan, tetapi mereka sia- pemalas. Jadi bagaimana na-
pa orang tua adik-adik ini?” siakan” ujar anak-anak terse- sib bangsa Indonesia di kemu-
Kakak dari dua bersaudara but. dian hari, apakah Indoneisa
tersebut menjawab. “Kira-kira Lalu saya pergi ke ru- akan maju atau sebaliknya.
5 kilometer lagi, kak, orang tua mah dan memikirkan. “Anak Sebagai anak bangsa, kita wa-
saya pekerja pengambil getah desa saja usahanya sekolah jib menjadi anak yang berbudi
karet, kak!” Jawab anak terse- sangatlah besar, tetapi anak pekerti yang baik, bukannya
but. kota saya lihat hanya ingin pergaulan bebas yang tidak
“Adik-adik ini tidak ca- menghabiskan waktu di warnet jelas artinya. Jadi, kisah kedua
pek menempuh perjalanan saja. Jadi menurut saya, anak anak desa tersebuat amat-
jauh ini?” desa tidaklah bodoh, tetapi lah menjadi contoh bagi kita
Anak tersebut men- anak kotalah yang bodoh. Ke- yang mana orang susah saja
jawab. “Demi sekolah kami ti- napa? Mereka hanya meny- mempunyai tekad yang kuat
dak akan putus asa kak, agar ia-nyiakan sekolah demi untuk sekolah, sedangkan kita
di kemudian hari kami dapat kepentingan dirinya sendiri”. mana.
menjadi orang yang sukses Saya lihat tingkah laku Pesan saya adalah,
dan dapat membanggakan anak-anak jaman sekarang bangkitlah anak Indonesia.
orang tua kami kak!” jawab amatlah buruk, contohnya saja Gapailah cita-citamu.[]
anak tersebut dengan wajah pergaulan bebas, yang mana
yang gembira. menyebabkan mereka terpen-
Suara bising di kelas, suara bel tanda dalami. Yaitu Bahasa Inggris, Bahasa Arab,
bergantinya pelajaran satu ke pelajaran yang dan musik. Pada saat itu juga beliau menga-
lain. Tibalah waktu di mana salah satu ustadz fa- takan kata-kata yang menjadi prinsip saya hing-
vorit saya pada saat itu (kelas 2 reguler) datang ga saat ini. Sebuah kutipan dari Syaikh allahu-
untuk mengajar. Beliau adalah ustadz Ihdal Mi- maghfirlahu KH. Idris Djauhari. “Kita sebagai
nan, akrabnya dipanggil ustadz Nanang. Selain santri harus menjadi orang yang generalis, tapi
perawakannya yang jangkis (stylish), berwa- spesialis. Dalam arti memiliki wawasan yang
wasan luas, beliau juga bisa bermusik. Sep- luas namun dalam aspek tertentu kita harus
erti biasa, pada saat itu beliau mengajar dan mendalam di bidang itu.” Hari itu adalah hari
menyelipkan banyak sekali motivasi bagi kami dimana saya menemukan prinsip hidup saya.
kelas 2 A. Saat yang kami paling tunggu-tung- Mendengar perkataan tersebut, saya
gu. Namun, ada yang sedikit berbeda waktu mulai bersemangat untuk mengembangkan
itu. Beliau dengan ramah menanyakan kepada apa yang menjadi minat saya. Sampai pada
kami satu persatu, tentang apa yang menjadi akhirnya saya berprinsip untuk terus belajar hal
bidang kami; “Anta ya akhi. Apa bidang kamu?” baru, namun dengan tetap mendalami hal yang
Saya lantas menjawab apa yang sedang sudah saya punya sebelumnya.[]
TOPENG BAIK
*Oleh : Faty Fathiya
Hal pertama yang kutangkap yang kuingat adalah, sebuah Sekilas tampak lima pria de-
adalah aroma parfum mahal mobil hitam tiba-tiba berhen- wasa di luar, satu orang ber-
yang menyengat. Aku tahu itu ti di dekatku dan menarikku diri di depan lemari. Kakiku
karena Mama penyuka parfum masuk saat pulang sekolah. yang sudah setengah terang-
mahal, banyak sampel yang Kala hendak mencoba me- kat hendak melawan, terhenti
beliau dapat dari toko-toko nendang pintu lemari untuk di udara melihat siapa yang
parfum di mal. Hal kedua, tan- keluar, sebuah suara dari luar membuka lemari.
ganku diikat. Tak bisa kuger- menahanku. Ada seseorang “Paman Lucas?” ujarku
akkan. Kulihat kemeja-kemeja yang masuk. Tidak, beberapa tak percaya.
cerah dan blazer mengkilap orang, diikuti perdebatan. Lelaki berjas biru di de-
tergantung di atas kepala, be- “Kenapa kalian panku tersenyum, mengulur-
berapa dibungkus plastik. Ku- menyekapnya di dalam kan tangan. “Halo, Violet. Mau
sapu pandangan, sepertinya sana?!” seru seseorang. Paman bantu?”
aku disekap di dalam lemari “Ma-maaf, Tuan!” Aku bungkam. Lantas
kayu seseorang yang cukup Oke, setelah pintu le- beranjak keluar sendiri, me-
kaya. mari terbuka, aku akan me- nolak uluran tangan Paman
“Aish!” nendang ke depan dan beru- Lucas. Empat bawahan
Aku berusaha mengusir saha kabur. Tuhan, tolong aku! Paman yang memakai kac-
pening di kepala. Hal terakhir Pintu lemari terbuka. amata hitam mengawasiku,
ada ekspresi khawatir di sana. Paman Lucas juga mengin- ku?” tanyaku datar. Aku per-
Paman Lucas membuka ikatan car posisi Ayah dengan men- lu ponsel di tas untuk meng-
tanganku dan menyuruh salah culikku lalu mengancam Ayah hubungi orang rumah.
satu bawahannya untuk mem- untuk berganti posisi seperti Paman Lucas men-
bawakan makanan untukku. yang ada di film-film? gangkat bahu. “Entahlah.
Kami duduk di sofa ruangan Aku memandang Paman sudah mengirim pe-
itu, Paman Lucas duduk di se- Paman Lucas, “Boleh aku san, tapi sepertinya ayahmu ti-
berangku. pulang sekarang, Paman?” dak akan datang. Tas sekolah-
“Maafkan Paman, Vi. “Setelah ayahmu setuju mu sementara Paman simpan,
Paman hanya menyuruh mer- datang ke mari dan membuat akan dikembalikan ketika kau
eka mengambilmu dan me- kesepakatan, Vi. Aku berjan- dijemput dan pulang.”
nempatkanmu di sini, bukan ji tidak akan menyakitimu,” Tiba-tiba saja aku
menyekapmu begini. Maafkan jawab Paman Lucas santai, membenci senyum lelaki itu,
mereka, ya,” ujar paman Lu- tersenyum. “Ini tidak seperti kupalingkan wajah. Salah satu
cas lembut, tersenyum pahit. yang kau pikirkan.” bawahan meletakkan piring
Kupasang wajah datar. “Aku baru tahu bahwa berisi roti bakar hangat di atas
Selama ini, Ayah selalu mena- Paman jahat,” kataku dingin. meja di depanku. Harum, tapi
namkan prinsip bahwa kita Paman Lucas berkedip. aku tidak sudi memakannya.
tidak boleh mudah percaya “Wow. Ayahmu pasti menga- “Memangnya kesepakatan
pada orang lain. Sebagai seo- jarkan banyak hal padamu, apa sampai harus menculik-
rang manajer tinggi sebuah ya?” ku?”
perusahaan ternama yang Aku diam tak men- “Untuk mengaku baik-
hendak berkecimpung di dunia jawab, menatapnya tajam. baik telah mengambil uang pe-
politik, mudah percaya kepa- Paman Lucas juga balas me- rusahaan secara ilegal pada
da orang yang salah adalah mandangku yang berani. Well, Pak Direktur,”
suatu kesalahan besar. Tidak seharusnya jika ada gadis Mataku terbelalak, kag-
semua orang menyukai kita, SMA lain yang berada di posi- et setengah mati. Bisa-bisanya
bahkan bisa jadi lebih banyak si yang sama, pasti merengek Paman Lucas mengatakann-
yang tidak suka dan hendak takut. Tapi, tidak denganku. ya dengan santai begitu! Be-
berbuat licik. Aku sudah ter- Ayah bilang, kondisi tak terdu- nar-benar! Tanganku terkepal
biasa menghadapi beberapa ga memang mengancam kami erat, gigi bergemelatuk. Kesal
teman yang merupakan anak hampir setiap hari dan kami sekali melihat drama konyol
saingan kerja Ayah, mungkin harus siap jika itu terjadi. Aku ini. Aku bisa saja menyerang
ayah-ayah mereka menana- harus bertahan, setidaknya ke depan, melawan. Namun,
mkan pemikiran buruk tentang sampai bantuan datang. Aku melihat empat bawahan yang
keluargaku. Yang aku tidak ha- tahu, Ayah juga punya bawah- masih setia menunggu di seki-
bis pikir adalah, Paman Lucas. an dan beliau tidak akan ting- tar membuatku urung.
Kupikir beliau adalah sauda- gal diam. Aku percaya Ayah. “Paman jahat,” kataku
ra terdekat Ayah. Seseorang “Kapan Ayah akan marah.
yang bisa kupercaya. Apa datang? Di mana tas sekolah- Paman Lucas terdiam,
ekspresinya sulit ditebak. kan. Toh, yang terpenting aku seperti biasa.
“Nak, orang baik dan tidak baik bisa pulang dengan utuh. Sejenak, lelaki dua pu-
itu beda tipis. Kau tidak boleh “Kenapa tidak dari luh tahun itu terdiam. “Nona,
asal berasumsi jika tidak tau tadi?” tanyaku ketika kami su- hari ini adalah hari terakhir
fakta yang benar-benar fakta, dah berada di mobil. Ternyata saya bekerja. Saya minta maaf
bukan fiksi yang dibuat-buat Paman Lucas menyekapku di jika belum bisa menjaga anda
agar terlihat nyata. Kau tidak sebuah apartemen empat pu- secara maksimal selama ini.”
boleh hanya melihat dari satu luh lantai milik beliau. “Apa?” aku sedikit ter-
sisi, karena baik dan jahat itu Gerakan tangan Dam kejut mendengarnya. “Kena-
tergantung cara pandang kita yang memakai sabuk pen- pa?”
terhadap sesuatu. Dan itu ha- gaman terhenti sejenak, “Saya tidak bisa men-
nya asumsi belaka. Bukan fak- sekilas wajahnya tampak jelaskannya sekarang, Nona.
ta.” aneh. Antara ragu dan se- Maaf. Saya permisi,” Dam
Aku memutuskan untuk dih. Tapi kemudian ia kembali mundur patah-patah, mening-
diam dan tidak menanggapi menunjukkan wajahnya yang galkanku yang masih berdiri
Paman Lucas sama seka- biasa. memantung di depan pintu ka-
li. Menjelang jam sembilan “Tuan Lucius sedang si- mar. Tak mengerti.
malam, bawahan Paman yang buk tadi, Nona Violet,” jawabn- Pukul dua belas malam
lain datang dengan seorang ya tersenyum. Sebuah senyum lebih lima belas menit. Enam
lelaki yang amat kukenal. yang dipaksakan. mobil polisi dengan sirene
“Dam!” aku senang Aku mengangguk tak aktif dan beberapa mobil lain
sekali melihat lelaki yang Ayah banyak tanya. Mungkin Dam mengepung rumah. Pria-pria
bilang bodyguard pribadiku ini sedang ada masalah, en- berseragam menodong pistol
datang. “Di mana Ayah?” tahlah. Sesampai di rumah, ke depan, mengancam Ayah
Tanpa menghirau- kulihat Ayah dan Mama ber- untuk keluar dari dalam ru-
kanku, Dam langsung mengh- tengkar hebat di ruang depan. mah. Aku ikut berlari ke hala-
adap Paman Lucas, berbicara Aku terkejut, tidak pernah ku- man, kulihat Mama menangis
formal menggunakan bahasa lihat keduanya bertengkar di dekat pintu depan.
yang tidak kumengerti. Dam sekali pun, bahkan sampai “Ayah, katakan bahwa
tampak menunduk dalam, se- kedatanganku tidak disadari. Ayah tidak bersalah! Ini pe-
dang Paman Lucas menghela Dam tampaknya tidak sekaget nipuan!” seruku panik, aku te-
napas panjang. Menggumam- diriku, tapi ia diam. Kuputus- ringat Paman Lucas. Tangan
kan sesuatu. Beliau kemudian kan untuk segera naik, mele- Ayah sudah diborgol dan se-
mempersilahkan kami pergi rai mereka tampaknya akan dikit diseret menuju salah satu
begitu saja. Tas sekolahku memperkeruh keadaan. Se- mobil. Seorang polisi menah-
dikembalikan. Sejujurnya aku belum masuk ke dalam kamar, an lenganku.
sedikit heran karena mudah aku berbalik menghadap Dam Ayah menoleh menat-
sekali terbebas dari cengkra- yang masih bungkam. apku, wajahnya sendu. Beliau
man Paman Lucas, tapi sebai- “Terima kasih, Dam. hanya tersenyum getir.
knya jangan terlalu dipusing- Sampai jumpa besok,” ujarku “Ayah!”
“Sudahlah, Vi. Buk- diri di sebelahku, kami menat- Lucas benar dalam dua hal.
ti-bukti yang terkumpul sangat ap Ayah yang tidak bisa berka- Satu, perbedaan baik dan bu-
kuat, ayahmu tidak akan bisa ta apa-apa lagi. Tak ada yang ruk yang amat tipis. Dua, Ayah
mengelak lagi. Padahal aku bisa beliau jelaskan karena yang mengambil uang perusa-
sudah menawarinya kesem- semuanya sudah jelas. Pintu haan secara ilegal. Ternyata
patan untuk mengaku baik- mobil polisi itu ditutup. Tan- Mama dan Dam yang sudah
baik dan aku akan memban- ganku terkepal, dadaku berke- melihat Ayah dari “sudut pan-
tunya menutup kasus ini, tapi camuk. Apa arti semua nasi- dang” yang berbeda men-
dia menolak. Ya, sudah.” hatnya selama ini? yadarinya lebih dulu dari pada
Aku terkejut mendapati Tengah malam itu aku aku.[]
Paman Lucas yang sudah ber- menyadari bahwa Paman
SALES BENDERA
*Oleh: Fakhri Fauzan
ANGKA SANG
RAJA
*Oleh: Salman Biltysr
Orang menggeleng bimbang
Terheran karena tak seimbang
Bukan karena perihal barang
Tapi hukum yang berjalan sembarang