Anda di halaman 1dari 89

TANFIDZ TANWIR

IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH


2022

Tim Materi
Kholida Annisa
Imam Sholehudin
Ahmad Hawari Jundullah
Alfa Rezky Ramadhan
Ananul Nahari Hayunah

Volunteer Support
Laila Hanifah
Wahyu Adi Putra
Nabhan Mudrik A.
Fanindya Apriani
Ahimsa W. Swadeshi

Editor
Alfa Rezky Ramadhan
Imam Sholehudin

Design Cover dan Layout


Muhammad Pasya Mutawakkil
_____________________________________________________________

Terbitan EBook I, Oktober 2022

Penerbit Pimpinan Pusat


Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Jl. Menteng Raya 62 Jakarta Pusat Jl. KH. Ahmad Dahlan 103 Yogyakarta
(10340) (55262)

secretariat.ppipm@gmail.com
publisher.ppipm@gmail.com
www.ipm.or.id
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
DAFTAR ISI

Konsideran Sidang Pleno Tanwir ........................................................................................ i


Keputusan Induk Tanwir ....................................................................................................vii
Surat Keputusan Pengesahan Tanfidz .............................................................................. ix
Surat Instruksi Pelaksanaan Tanfidz .................................................................................. x
Daftar Isi ............................................................................................................................ xi
Pendahuluan ...................................................................................................................... 1
Pidato Iftitah .................................................................................................................... 2
Bedah Tema ................................................................................................................... 5
Tiracat Sorong .................................................................................................................. 11
Materi Tanwir.................................................................................................................... 12
Metodologi .................................................................................................................... 13
Pengayaan Isu .............................................................................................................. 14
Strategi Optimalisasi Program Kerja-Pemetaan Mitra ................................................... 29
Teknik ........................................................................................................................... 49
Hasil Tanwir ..................................................................................................................... 55
Rekomendasi ................................................................................................................ 56
Tata Tertib Pemilihan Formatur ..................................................................................... 59
Kriteria Calon Formatur ................................................................................................. 67
Kriteria Calon Ketua Umum ........................................................................................... 69
Kriteria PP IPM Periode Muktamar XXIII ....................................................................... 72
Perangkat Muktamar XXIII ............................................................................................ 75

xi
PENDAHULUAN

1
Pidato Iftitah Ketua Umum
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Nashir Efendi

Alhamdulillah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah dapat menyelenggarakan


Tanwir di Kabupaten Sorong, Papua Barat pada hari Kamis ini untuk bermusyawarah dalam
forum permusyawaratan tertinggi di bawah Muktamar yang akan berlangsung sampai
tanggal 25 September 2022. Periode lalu Tanwir diselenggarakan di Kota Pontianak,
Kalimantan Barat pada 25-27 November 2019.
Bagi segenap pimpinan Ikatan Pelajar Muhammadiyah Tanwir ini sangat penting untuk
wahana evaluasi program dan proyeksi Ikatan Pelajar Muhammadiyah dalam sisa waktu
satu tahun ke depan menuju Muktamar pada tahun 2023. Karenanya dalam Tanwir ini
seluruh peserta yang mewakili pimpinan wilayah penting memantapkan komitmen dalam
menjalankan amanat, program, dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab secara kolektif
dan tersistem untuk menjadikan Ikatan Pelajar Muhammadiyah ke depan semakin unggul-
berkemajuan serta memberi manfaat yang terbaik bagi kemajuan umat, bangsa, dan
kemanusiaan semesta.
Indonesia perlu menegaskan kembali arah bangsa menyambut usia 100 tahun dengan
strategi yang lebih cerdas untuk membangun knowledge-based nation (negara berbasis
ilmu pengetahuan). Penentu arah dan pemicu ekosistemnya, suka tak suka, adalah
kebijakan politik negara tersebut. Setiap negara bisa lahir dengan keunggulan geografis
atau demografis yang tak dimiliki negara lain, tetapi negara itu mampu memanfaatkan
keunggulannya atau malah gagal tumbuh dan mati ditelan sejarah, tergantung
keberpihakannya pada pengembangan iptek dan kemampuan membangun ekosistem
inovasi berkualitas.
Seratus tahun Indonesia pada 2045 tinggal 24 tahun lagi. Sebuah periode waktu yang
bisa jadi masih lama untuk ditempuh. Cukup disikapi dengan menjalankan kehidupan sosial
masyarakat berdasarkan kebanggaan atas kejayaan masa lalu saja, sambil berharap
kejayaan ini akan hadir kembali. Namun, 24 tahun adalah waktu yang singkat, berjarak satu
generasi baru saja.
Penuh tantangan dan ketidakpastian sekaligus menghadirkan peluang membangun
bangsa Indonesia dikagumi dunia. Ledakan disrupsi teknologi digital sebagai pemicu
Revolusi Industri 4.0 dan momentum pandemi global menegaskan bahwa masa depan
suatu negara kian ditentukan oleh kemampuannya dalam membangun iptek serta
percepatan ekosistem inovasi.
Hal ini karena saat ini standar tatanan ekonomi, industri, sosial masyarakat sedang
disusun ulang berbasis penemuan-penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi baru.
Indonesia perlu menegaskan kembali arah bangsa menyambut usia 100 tahun dengan

2
strategi yang lebih cerdas untuk membangun knowledge-based nation (negara berbasis
ilmu pengetahuan). Visi kebangsaan dan kepemimpinan politik menjadi semakin penting
untuk menggerakkan berbagai hal esensial ini melampaui sekadar tetek bengek
sensasional.
Setelah krisis akibat pandemi Covid-19 usai, ada pembelajaran yang baik tentang
semangat solidaritas dan kebersamaan kita. Tentu hal ini bisa menjadi modal dasar yang
baik menghadapi tantangan bangsa di era kocok ulang (disruption) sebentar lagi yang
semakin beragam.
Semua membutuhkan modal sosial, namanya kepercayaan (trust). Adalah tugas
pemerintah untuk membangun kepercayaan itu. Percaya bahwa sistem kenegaraan kita
bekerja dengan baik, percaya ilmu pengetahuan dan teknologi untuk penanganan pandemi
bisa mengatasinya serta percaya bahwa modal pertama dan terakhir manusia untuk
selamat secara bermartabat adalah kerja sama sesama manusia itu sendiri.
Kerja sama antar manusia ini selalu melahirkan kerumunan. Pada masa lalu kerumunan
ini melahirkan tokoh-tokoh. Kerumunan memercayai tokoh itu untuk menyelesaikan
masalah kerumunan orang banyak. Entah itu masalah politik, maupun agama, kebudayaan,
ekonomi, dan semacamnya.
Kerumunan yang sekarang kita butuhkan bukan jenis ini. Kerumunan yang harus kita
buat adalah kerumunan yang saling mempercayai sesama untuk menyelesaikan masalah
bersama. Kerumunan manusia berdata dan berdaya. Tentu tanpa menghilangkan
kepemimpinan politik yang mampu membangun sistem yang bekerja dengan baik.
Jika kerumunan jenis kedua bisa lahir di masa pandemi Covid-19 ini, ia akan jadi latihan
manusia Indonesia melahirkan kerumunan jenis ketiga. Ini adalah jenis kerumunan manusia
berdata dan berdaya yang mampu mengantisipasi masalah-masalah bersama yang belum
ada, tetapi pasti akan ada. Kita bisa mulai dari Tanwir ini.
Terakhir, khusus kepada para peserta Tanwir selamat bermusyawarah dengan spirit
ukhuwah, cerdas, dan produktif. Jalani persidangan dengan suasana gembira dan bahagia.
Dianjurkan bersidanglah dengan tersenyum sebagaimana saat ini sedang dipraktikkan oleh
anggota PP Muhammadiyah untuk belajar tersenyum 20x per 20 detik, sehingga selama
tiga hari Tanwir dapat tersenyum sebanyak 60 kali berdurasi 1200 detik atau setara 20
menit. Tersenyum membuat raut muka cerah, sekaligus bershadaqah sebagaimana sabda
Nabi:

َ ُ ُّ َ َ ِ ْ َ َ َ َ َ ٌ َ َ َ
‫صدقة لك أ ِخيك وج ِه ِف تبسمك‬
“Senyummu di depan saudaramu, adalah sedekah bagimu” (H.R. Tirmidzi).

Dengan tersenyum insya Allah segenap peserta Tanwir akan memancarkan wajah-
wajah ceria sebagai wujud “bermusyawarah yang mencerahkan”, sehingga dapat dihasilkan
keputusan yang menggembirakan dan membahagiakan umat dan bangsa.

3
Semoga Allah SWT melimpahkan berkah dan karunia-Nya agar sidang Tanwir ini
berjalan dengan baik, lancar, dihiasi jiwa ukhuwah dan kegembiraan, serta cerdas-produktif
untuk menghasilkan keputusan yang membawa pencerahan bagi Ikatan Pelajar
Muhammadiyah, umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta.

4
Bedah Tema

Recover, Rebuild, Resilience

November 2019, pada saat Tanwir IPM di Pontianak, sama sekali tidak terlintas dalam
benak kita bahwa empat bulan setelahnya kehidupan kita berubah drastis. Pandemi COVID-
19 sejak Maret 2020 mengguncang seluruh lini kehidupan, baik kehidupan kita secara
umum, maupun aktivitas kita dalam IPM. Pandemi seolah menjadi penyempurna disrupsi
yang telah banyak disebut pada tahun-tahun sebelumnya.
Pandemi hadir di tengah-tengah era disrupsi, yang menurut Rhenald Kasali dicirikan
dengan 3S; sudden shift (pergeseran tiba-tiba) yang cepat sekali (speed) sehingga
mengejutkan kita (surprise)1. Bukannya menghentikan disrupsi, pandemi yang membatasi
pertemuan dan mobilitas justru membuat laju disrupsi makin cepat. Hidup kita kini sangat
bergantung pada gawai, internet, dan dunia digital secara umum. Digitalisasi dan perubahan
sosial yang menyertai pun menuntut agar masyarakat menerima secepatnya untuk
bertahan hidup dan beradaptasi dalam pandemi 2.
Selain perubahan sosial, dampak pandemi secara mendasar adalah dampak
kesehatan, ekonomi, dan pendidikan. Pandemi COVID-19 memunculkan kembali penyakit
menular yang mematikan. Padahal, kita telah membuang jauh-jauh penyakit menular dari
daftar penyebab kematian teratas. Bahkan, beberapa tahun sebelum pandemi Harari
menyebutkan kelaparan dan penyakit degeneratif menjadi penyebab kematian yang lebih
tinggi dibanding penyakit menular dan konflik3.
Fast forward, dalam kurun waktu kurang dari dua tahun, krisis kesehatan berangsur
membaik. Berkat kemajuan teknologi, keterbukaan informasi, dan kolaborasi aktif berbagai
pihak, dunia berangsur pulih pada akhir 2021. Salah satunya berkat kemunculan vaksin
hanya dalam satu tahun setelah pandemi melanda, ini merupakan rekor tercepat
pembuatan vaksin sepanjang sejarah manusia4.
Hasilnya, kematian berkurang, penularan menurun drastis, vaksinasi terus dikebut di
penjuru dunia. Namun, saat harapan untuk pulih mulai membesar, dunia kembali jatuh pada
krisis. Gejolak pangan dan energi terjadi pada awal 2022.

1
Rhenald Kasali, Disruption (Jakarta: Penerbit Gramedia, 2019).
2
Rhenald Kasali, The Great Shifting (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2018).
3
Yuval Noah Harari, 21 Lessons for the 21st Century (New York: Random House, 2018).
4
UCLA Health, ‘Thee Fastest Vaccine in History’,52020 <https://connect.uclahealth.org/2020/12/10/the-
fastest-vaccine-in-history/> [accessed 14 September 2022].
Kenyataan ini dilatarbelakangi situasi geopolitik Eropa saat Rusia menginvasi Ukraina
pada Februari 20225. Harga pangan, khususnya komoditas gandum dan pangan
turunannya melonjak6. Harga minyak dunia ikut naik dan mempengaruhi harga BBM di
Indonesia7. Setelah harga BBM naik, maka komoditas dan jasa tentu ikut naik. Begitulah,
dunia kita saat ini serba terhubung. Jarak negara kita sangat jauh dari Eropa, namun
dampak krisis di Eropa sangat terasa di sini, ribuan kilometer jauhnya.
Jika beberapa bahasan di atas menyinggung isu-isu terkini dan tergolong jangka
pendek, maka bahasan selanjutnya adalah isu-isu jangka panjang. Pertama, krisis iklim.
Dunia di pertengahan 2022 digegerkan dengan gelombang panas serta peningkatan suhu
di belahan bumi utara yang besar8. Tidak hanya Eropa, beberapa negara Asia seperti Korea
Selatan dan negara-negara kawasan Asia Selatan juga merasakan gelombang panas yang
mematikan9,10. Pakistan bahkan tercatat mengalami banjir besar, melumpuhkan kota-kota
utama dan mengakibatkan 30 juta penduduk terpapar 11.
Apa sebab dari krisis iklim yang makin menggelisahkan? Ilmuwan menyatakan
penyebab utama krisis iklim adalah aktivitas manusia. Aktivitas manusia berupa
penggunaan energi fosil secara berlebihan dan konversi lahan membuat suhu Bumi
memanas12. Akibatnya, pencairan es di kutub makin masif dan menyebabkan dampak-
dampak turunan.
Lebih jauh lagi, isu pendidikan juga tidak kalah krusial untuk diperhatikan. Setelah
pandemi berjalan dua tahun, learning loss (kemunduran pembelajaran) menjadi isu yang
santer kita dengar. Misalnya kasus di Amerika Serikat menunjukkan bahwa pandemi
menghapus kemajuan yang telah dibuat dalam dua dekade pada mata pelajaran

5
Yuval Noah Harari, ‘The War in Ukraine Could Change Everything’, TED, 2022
<https://www.ted.com/talks/yuval_noah_harari_the_war_in_ukraine_could_change_everything?subtitle=en>
[accessed 14 September 2022].
6
Jakarta Globe, ‘Russia-Ukraine Conflict May 6 Affect Indonesia’s Wheat Supply’, 2022
<https://jakartaglobe.id/business/russiaukraine-conflict-may-affect-indonesias-wheat-supply> [accessed 14
September 2022].
7
The Jakarta Post, ‘Russian Oil Roulette’, 2022 <https://www.thejakartapost.com/opinion/2022/03/31/russian-
oil-roulette.html> [accessed 14 September 2022].
8
The Washington Post, ‘Historic June Heat Wave Smashes Records in Europe’, 2022
<https://www.washingtonpost.com/climate-environment/2022/06/20/france-germany-spain-europe-
heatwave/> [accessed 14 September 2022].
9
Business Standard, ‘South Korea Issues Third-Highest Nationwide Alert amid Scorching Heatwave’, 2022
<https://www.business-standard.com/article/international/south-korea-issues-third-highest-nationwide-alert-
amid-scorching-heatwave-122070200390_1.html> [accessed 14 September 2022].
10
Viktor Tachev, ‘2022 Heat Wave in India and Pakistan’, Energy Tracker Asia, 2022
<https://energytracker.asia/heat-wave-in-india-and-pakistan/> [accessed 14 September 2022].
11
Reuters, ‘Pakistan Floods Have Affected over 30 Million People: Climate Change Minister’, Reuters, 2022
<https://www.reuters.com/world/asia-pacific/pakistan-floods-have-affected-over-30-million-people-climate-
change-minister-2022-08-25/> [accessed 14 September 2022].
12
Pemerintah Kanada, ‘Causes of Climate Change’, 2019 <https://www.canada.ca/en/environment-climate-
change/services/climate-change/causes.html> [accessed 14 September 2022].
Matematika dan Membaca13. Sementara di Filipina muncul fenomena learning poverty di
mana anak usia 10 tahun tidak mampu membaca dan memahami cerita singkat14. Meskipun
tidak banyak referensi menjelaskan keadaan di Indonesia, bukan mustahil kenyataan
serupa juga terjadi, mengingat kesulitan pembelajaran daring sangat marak terjadi di
berbagai daerah selama masa pandemi.
Selanjutnya, permasalahan yang juga perlu menjadi perhatian adalah kekerasan
berbasis gender (KBG). Kekerasan ini dapat terjadi pada siapapun dan umumnya
melibatkan relasi kuasa. Parahnya, setelah pandemi datang, kekerasan berbasis gender
makin marak di dunia maya. Telah jamak terjadi influencer maupun pengguna media sosial
secara umum mengalami kekerasan berbasis gender online (KBGO). Ini tentu perlu menjadi
perhatian kita bersama.
KBG dan KBGO15 merupakan fenomena yang menyedihkan, dan—sayangnya—sering
terjadi di Indonesia. Saat ini, melalui UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS)16, para
penyintas dapat mengajukan tuntutan pada pelaku kekerasan seksual. Setelah regulasi
tersebut diterapkan, terbuka kenyataan bahwa ternyata di sekitar kita banyak terjadi
kekerasan seksual. Namun, tidak banyak yang terungkap karena sebelum adanya UU
TPKS, terdapat berbagai macam halangan pengusutan kasus-kasus kekerasan seksual.
Mungkin sebagian dari warga Muhammadiyah maupun IPM beranggapan bahwa kader
Muhammadiyah dan IPM terhindar dari kasus kekerasan seksual. Namun, kenyataan
berkata lain, kader Muhammadiyah dan IPM sama dengan masyarakat Indonesia secara
umum, dapat menjadi pelaku maupun penyintas kekerasan seksual. Maka, kampanye
kesetaraan dan edukasi soal kekerasan seksual menjadi semakin relevan. Bahkan perlu
penyusunan rencana penanganan jika pelajar terlibat dalam kasus kekerasan seksual, baik
sebagai penyintas maupun pelaku.
Berbagai fenomena di atas menjadi isu yang sangat dekat dengan pelajar dan perlu
dijawab oleh IPM. Sebagai gerakan pelajar berkemajuan, semestinya IPM melakukan
proses-proses pencerdasan, pemberdayaan, dan pembebasan untuk melahirkan gerakan
dan kader-kader yang sesuai dengan dinamika zaman.
Kebutuhan ini terangkum pada bahasan-bahasan dalam Tanwir IPM Tahun 2022, yang
merupakan permusyawaratan luring pertama kali di tingkat pusat setelah pandemi terjadi.
Tanwir IPM 2022 ini mengusung tema “Recover, Rebuild, Resilience!”. Terinspirasi dari

13
Sarah Mervosh, ‘The Pandemic Erased Two Decades of Progress in Math and Reading’, NY Times, 2022
<https://www.nytimes.com/2022/09/01/us/national-test-scores-math-reading-pandemic.html> [accessed 14
September 2022].
14
Jim Gomes, ‘Philippine Kids Back in School after7 2 Years Lost to COVID’, LA Times, 2022, p. 2022
<https://www.latimes.com/world-nation/story/2022-08-22/philippine-kids-back-in-school-after-2-years-lost-to-
virus> [accessed 14 September 2022].
15
SAFEnet, Memahami Dan Menyikapi Kekerasan Berbasis Gender Online: Sebuah Panduan, 2019
<https://id.safenet.or.id/wp-content/uploads/2019/11/Panduan-KBGO-v2.pdf>.
16
Undang-undang No. 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual
latar belakang yang telah diuraikan, juga secara khusus dari terkait dengan momentum Y-
20, sebagai bagian dari Presidensi G-20 oleh Indonesia di tahun 202217.
Lalu apa makna di balik tema tersebut?

Recover
Berbagai tantangan dan tekanan jangka pendek dampak dari pandemi serta krisis
pangan dan energi menghantui dunia kita dua tahun belakangan. Hal ini perlu dihadapi
dengan kepercayaan pada sains dan data, serta kolaborasi berbagai pihak. Sikap-sikap
saling terpecah dan berpisah perlu dihindari.
Ketika keadaan kepercayaan pada sains dan kolaborasi telah terjadi, maka ini menjadi
momen kita untuk melangkah pada proses recovery (pemulihan) dari tantangan dan
tekanan dua tahun belakangan. Namun, tentunya recovery yang dimaksud bukan kembali
100% seperti sedia kala, melainkan memasuki normal baru. Normal baru yang banyak
didengungkan sejak pertengahan 2020, sebenarnya baru saat ini dapat kita terapkan
dengan baik.
Normal baru dalam bidang kesehatan, kita perlu memiliki kesadaran lebih pada
kebiasaan kecil. Misalnya kebiasaan mencuci tangan dengan sabun, mendapatkan
vaksinasi (untuk berbagai penyakit, tidak hanya COVID-19) segera saat tersedia, hingga
percaya dengan saran dari tenaga kesehatan terbukti menjadi kebiasaan kecil yang
berdampak besar.
Normal baru dalam bidang pendidikan, saat ini tersaji fakta di depan mata kepala kita
bahwa integrasi pendidikan dengan kemajuan zaman adalah tuntutan, bukan lagi pilihan.
Kombinasi pembelajaran di kelas dan pembelajaran mandiri, serta pembelajaran bauran
(blended)18 menjadi kebutuhan yang perlu dijawab. Di sisi lain, kualitas pembelajaran juga
tetap dijaga, agar fenomena learning loss dan learning poverty tidak terjadi lebih jauh lagi.
Normal baru pada bidang ekonomi, didorong oleh digitalisasi. Transaksi jarak jauh,
pembayaran nontunai, hingga kemunculan perusahaan rintisan makin masif. Kelak setelah
pandemi berlalu, fenomena semacam ini menjadi normal baru yang tidak dapat dibendung.

Rebuild
Setelah selesai dengan proses pulih kembali (recover), maka yang perlu dilakukan
selanjutnya adalah membangun kembali (rebuild). Proses membangun yang dimaksud tidak
semata-mata membangun dari nol. Tetapi membangun setelah segala lini kehidupan kita
mengalami dekonstruksi akibat disrupsi.
Kita perlu membangun jejaring di dalam maupun ke luar. Di dalam organisasi, jejaring
kolaborasi perlu diperkuat. Organisasi juga perlu menyesuaikan diri agar lebih fleksibel.

17
Y-20 Indonesia 2022, ‘About Y20’, 2022, <https://y20-indonesia.org/about-us-cloned-1233/> [accessed 14
September 2022].
18
Husamah, Pembelajaran Bauran (Blended Learning) (Jakarta: Prestasi Pustaka Jaya, 2014).
8
Jenjang organisasi tidak lagi terbatas pada hubungan ranting dengan cabang, cabang
dengan daerah, dan seterusnya, melainkan komunikasi dan kolaborasi perlu lebih cair
melampaui batas-batas struktur.
Komunikasi dan kolaborasi keluar juga perlu diperkuat. IPM perlu menegaskan
identitasnya sebagai gerakan pelajar berkemajuan yang fokus pada isu literasi, lingkungan,
gender, kesehatan, kewirausahaan, dan kecakapan digital. Maka, kolaborasi dengan pihak-
pihak di luar terkait agenda aksi tersebut perlu dimasifkan, karena kolaborasi semacam ini
tergolong urusan muamalah, maka prinsip dapat bekerja sama dengan siapapun perlu
dijunjung.
Selanjutnya, ketika jejaring telah terbentuk, perlu adanya keberlanjutan (sustainability).
Umumnya gerakan dan program dalam IPM berumur pendek disebabkan perbedaan visi
satu periode dengan periode selanjutnya. Berubah periode, berubah kebijakan. Padahal,
isu yang digarap oleh IPM tidak kenal pergantian periode.
Maka para penggerak IPM perlu memikirkan formula keberlanjutan ini. Prinsipnya,
periode boleh berubah, namun gerakan dan pencapaian IPM harus terus berlanjut.
Tentunya beberapa hal di antara yang perlu dilakukan adalah saling menahan diri untuk
tidak berkonflik, mempromosikan penggunaan sistem organisasi yang dapat bergulir lintas
periode, hingga melakukan transfer ilmu secara eksplisit yang membuat pencapaian dapat
diteruskan dari waktu ke waktu.
Jika jejaring dan keberlanjutan dapat diterapkan dalam organisasi, maka akan
sampailah kita pada gerakan IPM dengan format baru. Gerakan yang dibangun ulang tidak
hanya dari nol melainkan juga menjawab disrupsi yang telah jauh terjadi.

Resilience
Apa yang diharapkan dari proses recover dan rebuild? Tentu bukan semata-mata
perubahan dan membangun ulang gerakan. Melainkan resilience; ketahanan, ketangguhan,
dan kemampuan untuk pulih dari krisis dalam waktu singkat. Resilience awalnya merupakan
istilah dalam ilmu psikologi19. Namun, seiring kebutuhan zaman resilience juga menjadi
istilah yang belakangan diterapkan dalam organisasi bahkan perekonomian.
Resilience dalam jangka pendek merupakan upaya pasca pulih kembali. Kemampuan
ini meliputi kesiapan jika krisis yang telah terjadi kembali terulang lagi di masa depan, kita
sudah siap. Misalnya, jika di masa depan terjadi pandemi dan krisis-krisis jangka pendek,
kita telah siap dengan keadaan tersebut.
Kemampuan ini tidak mungkin didapat tanpa terus-menerus terbuka terhadap
perubahan, menjadi bagian dari warga dunia, dan menciptakan terobosan baru. Jika
keterbukaan, menjadi warga dunia, dan terobosan menjadi budaya baru dalam IPM, bukan

19
Steven M. Southwick and others, ‘Resilience Definitions, Theory, and Challenges: Interdisciplinary
Perspectives’, European Journal of Psychotraumatology, 5 (2014), 1–14
<https://doi.org/10.3402/ejpt.v5.25338>.
9
tidak mungkin IPM menjadi gudang anak-anak muda terdepan. Bukan hanya tahan banting
terhadap krisis dan perubahan, melainkan membawa masyarakat makin siap saat harus
berhadapan dengan perubahan dan krisis-krisis selanjutnya.
Akhirnya, tema ini hanya sebatas gambaran tentang apa yang terjadi sekarang, dan
opsi-opsi yang perlu dilakukan. Tanwir IPM 2022 dapat menjadi momentum bagi para
penggerak IPM di setiap tingkatan untuk mematangkan rumusan dan menegaskan IPM
sebagai kompas pergerakan anak muda di dunia yang telah banyak berubah ini. Selamat
pulih kembali, membangun ulang gerakan, hingga bersama-sama menjadi tangguh dalam
setiap dinamika zaman.

Recover, Rebuild, Resilience!

10
TIRACAD SORONG
(Tiga Kedaruratan Pasca Pandemi)

Recover, Rebuild, Resilience!


Sidang Tanwir Ikatan Pelajar Muhammadiyah menyampaikan Tiracad Sorong sebagai
berikut:

1. Darurat Iklim
Menyadari bahwa bumi sebagai tempat tinggal semakin kritis karena berbagai faktor,
Pelajar Muhammadiyah berkomitmen dalam penjagaan lingkungan termasuk mengawal
calon pemimpin di pemilu 2024 untuk berpihak pada lingkungan hidup. Pelajar
Muhammadiyah berkomitmen dalam isu lingkungan sebagai hal penting yang harus
difokuskan dengan semangat kerahmatan Lil alamin nya Islam.

2. Darurat Kekerasan Seksual


Mengajak seluruh elemen dalam pencegahan dan penanganan kekerasan seksual
yang semakin banyak terjadi terutama karena berbasis gender dan pelajar menjadi
kelompok rentan dalam kekerasan seksual.

3. Darurat Kesehatan Mental


Ikatan Pelajar Muhammadiyah membawa gerakan yang menggembirakan, yang
mampu membuat pelajar menjadi bahagia, kesehatan mental pelajar perlu menjadi
komitmen bersama agar tercipta manusia yang mampu berproses dengan baik dan
menikmati kehidupan dengan kualitas baik pula.

IPM membawa gerakan apresiatif terhadap segala prestasi dan capaian dalam segala
aspek minat dan bakat.

Demikian Tiracad Sorong

Nuun Walqalami Wamaa Yasthuruun

Sorong
25 September 2022

11
MATERI TANWIR

12
Metodologi

Materi Tanwir IPM 2022 memakai beberapa pisau analisis yang dielaborasikan menjadi
rangkaian teoritik. Mulai dari paradigma, pendekatan, strategi dan teknik. Hal ini dilakukan
untuk mencapai aksi realistis dari isu kontekstual yang diserap.

Paradigma (Sudut Pandang)


Nilai inti positif (positive core) dari Appreciative Inquiry diserap menjadi paradigma materi.
Hal ini bertujuan untuk membalut proses analisis dengan pandangan yang positif dan
mengesampingkan pandangan negatif.

Pendekatan
Langkah-langkah perubahan dari
Theory of Change (ToC) dipakai untuk
mendekatkan isu sosial dengan aksi
realistis. Isu sosial dipandang sebagai
peluang (lahan dakwah IPM). Isu
lingkungan, gender, kesehatan,
teknologi dan sociopreneur dianalisis
melalui langkah-langkah penentuan
impact (dampak/tujuan), goals (hasil),
outcome (capaian/target), output
(hasil kegiatan), indikator dan
kegiatan.

Strategi
Salah satu konsep dari design of
thinking digunakan sebagai strategi
untuk mengoptimalkan implementasi
program kerja PP IPM yang belum
terlaksana. Konsep yang digunakan
adalah pemetaan mitra melalui
gambaran kurva kekuasaan dan minat
untuk memberikan referensi mitra
mana saja yang dapat mendukung
implementasi program.

Teknik
Teknik BCM (Business Canvas Model) dipakai untuk membantu pembuatan program
kerja agar dapat dianalisis secara luas. Teknik ini direkomendasikan kepada seluruh
struktur pimpinan IPM untuk dipakai saat proses pembuatan program kerja pasca
permusyawaratan.

13
Pengayaan Isu

A. Isu-Isu Urgen

1 Hak-Hak Pelajar
Sebagai organisasi pelajar terbesar di Indonesia, IPM memiliki kewajiban untuk
bisa mengawal hak-hak pelajar Indonesia. IPM memiliki fokus yang cukup besar
terhadap keberlangsungan Indonesia di masa depan, sehingga perlu adanya
perhatian secara signifikan dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, PP IPM dalam
tanwir mendorong pemerintah selaku pemegang kebijakan pendidikan, yang
tertuang dalam beberapa poin, di antaranya:
a. Hak untuk turut dilibatkan secara aktif dalam penentuan kebijakan, proses
penyusunan kurikulum pembelajaran, hingga evaluasi pembelajaran, baik di
tingkatan satuan pendidikan maupun pemerintahan.
b. Hak untuk mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama keyakinan
masing-masing.
c. Hak untuk mendapatkan pendidikan tanpa memandang ras, agama, suku,
golongan, dan latar belakang (Pendidikan Inklusif).
d. Hak untuk mendapatkan fasilitas dan pendampingan minat dan bakat.
e. Pemenuhan hak di semua satuan pendidikan, baik formal maupun non-formal.
f. Merekomendasikan untuk diadakan Hari Pelajar sebagai peringatan dukungan
kepada seluruh pelajar di Indonesia.

2 Ijtihad Pelajar Bebas Rokok


Global Adults Tobacco Survey 2021 menunjukkan kenaikan angka perokok
dibanding 2011. Survey tersebut menunjukkan hampir 8 dari 10 (75%) pemuda usia
produktif (25-40 tahun) adalah perokok aktif. Data Riskesdas 2018 menunjukkan
keprihatinan yang menyatakan bahwa sebesar 23% anak-anak tersebut mulai
merokok pada usia 10-14 tahun, bahkan ada sebagian (0,4%) diantaranya yang
mencoba rokok pada usia 5-9 tahun. Data lain menunjukkan bahwa sepanjang 2021
lebih dari 320 miliar batang rokok diproduksi dan dipasarkan di tanah Indonesia.
Angka tersebut jauh melampaui Roadmap Industri Hasil Tembakau Pemerintah
yang membatasi produksi rokok maksimal 260 miliar batang.
Merujuk dokumen Kementerian Koordinator PMK, bahkan tercatat sebagai
negara yang paling lemah dalam pengaturan larangan Iklan, Promosi dan Sponsor
(IPS). Sampai saat ini tidak ada kebijakan dari sektor kesehatan yang mengatur
peredaran, pemasaran dan penggunaan rokok khususnya rokok elektronik,
sementara penggunaannya sudah semakin meluas. Padahal iklan, promosi, dan
sponsor adalah salah satu faktor yang mempunyai pengaruh signifikan mendorong

14
perokok baru. Riset Ikatan Pelajar Muhammadiyah bersama Indonesia Institute for
Social and Development pada 2017 menunjukkan 98,97 pelajar di Pulau Jawa
terpapar iklan rokok, dan 68,91% diantaranya terdorong untuk mencoba. Penelitian
dari UHAMKA dan Komisi Nasional Perlindungan Anak juga menunjukkan besarnya
pengaruh iklan rokok terhadap perilaku merokok remaja. Sebanyak 70% remaja
mulai merokok karena terpengaruh oleh iklan. Sementara, iklan rokok mampu
mempertahankan 77% perokok untuk tetap merokok. Hasil studi yang dilakukan
oleh London School of Public Relation tahun 2020 menunjukkan pengaruh iklan
rokok melalui media online terhadap perilaku merokok pada remaja, 100% remaja
yang merokok akan tetap merokok dan 10% remaja memiliki kecenderungan untuk
merokok setelah melihat iklan rokok di media online.
Bappenas memprediksikan Indonesia tahun 2030 akan mengalami
peningkatan jumlah prevalensi perokok anak sebanyak 6,5 juta atau 15,95 persen.
Pemerintah melalui RPJMN 2020-2024 menargetkan penurunan prevalensi
perokok anak menjadi 8,7 persen. Pada data-data yang menjadi dasar tersebut
penting untuk kita mengetahui pemetaan terhadap persepsi remaja-pelajar atas
produk rokok, perilaku merokok, paparan iklan, promosi dan sponsor rokok, dan
dinamika seputarnya sebagai sumbangan informasi dan advokasi terkait
pengendalian tembakau.

3 Keberpihakan Pelajar Muhammadiyah pada Pemilu 2024


Kesadaran ekologis pertama kali muncul dalam catatan manusia setidaknya
5.000 tahun yang lalu. Namun isu kerusakan lingkungan di Indonesia baru beberapa
tahun terakhir ini menjadi tren dan hot topic. Bahkan baru Agustus 2018 lalu, sosok
gadis asal Jerman bernama Gretha Thunberg menggemparkan dunia karena
keberaniannya memulai gerakan membolos sekolah demi lingkungan atau 'School
Strike for Climate'. Hal tersebut memberi dampak dan influence yang hebat untuk
para pegiat lingkungan dunia lainnya untuk memberanikan diri menyuarakan
penolakannya pada kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh pemimpin dunia.
Ya, salah satu penyebab kerusakan terbesar di bumi ialah akibat dari ambisi
para pemimpin dunia. Sebagai contoh pada Perang Dunia yang menghasilkan
kematian massal dan kerusakan lingkungan besar-besaran. Namun sebelum jauh
kita menilai para pemimpin dunia, mari kita lihat Ulil Amri dari negara Indonesia yang
masih gemar merusak lingkungan. Kita ambil sample dari dua presiden yang
terakhir kali memimpin Indonesia, yaitu Susilo Bambang Yudoyono (SBY) periode
2004-2014 dan Joko Widodo (Jokowi) periode 2014-sekarang.
Sejak era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sampai
periode pertama Presiden Jokowi, emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Indonesia
cenderung mengalami peningkatan. Di tahun-tahun berikutnya tren emisi GRK

15
nasional cenderung terus naik hingga memuncak pada awal pemerintahan Jokowi.
Setelah itu emisi memang sempat menurun, seiring dengan langkah Indonesia
meratifikasi Perjanjian Paris pada 2016. Namun, emisi GRK Indonesia ternyata
kembali menunjukkan tren naik hingga pada 2019. Melihat kondisi ini, Indonesia
tampaknya masih menghadapi tantangan besar dalam memenuhi target Nationally
Determined Contribution (NDC), yakni komitmen pengurangan emisi GRK yang
ditetapkan melalui Perjanjian Paris. Padahal Indonesia ditargetkan mampu
mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 41% dengan dukungan internasional.
Data tersebut ada dalam Laporan Inventarisasi GRK dan Monitoring,
Pelaporan, Verifikasi (MPV) yang dirilis Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK) pada 2021 seperti yang digambarkan grafis di bawah i

Sumber : Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2021


Selain emisi GRK, Indonesia juga punya permasalahan kompleks terkait
deforestasi. Berdasarkan data Global Forest Watch, Indonesia kehilangan tutupan
(kanopi) pohon seluas 962 ribu hektare (ha) sepanjang 2020. Dengan penambahan
tersebut, luas kehilangan pohon di Indonesia mencapai 27,7 juta ha sepanjang
tahun 2001-2020.
Walaupun begitu, pada Conference of the Parties ke-26 (COP26) atau diartikan
sebagai Pertemuan Para Pihak. Sejumlah 197 negara yang terlibat pertemuan
tersebut untuk membicarakan dan menanggulangi isu perubahan iklim global.
Dunia menaruh harapan pada COP26 untuk menghasilkan keputusan yang konkret
dalam menghentikan krisis iklim. Setelah diskusi panjang para pemimpin dunia
selama 2 minggu, hasil dari pertemuan COP26 rupanya dianggap mengecewakan

16
dan tidak sesuai harapan. Salah satu hal yang menjadi kekecewaan adalah
pembahasan untuk menyetop penggunaan batubara. India dan China melemahkan
keputusan akhir di dalam draf kesepakatan. Dua negara tersebut bersikeras
menghapus kalimat "menghentikan" penggunaan batubara dan diganti menjadi
"mengurangi" secara bertahap. Pada intinya COP26 gagal menghentikan secara
penuh batubara yang disebut sebagai biang kerok karbon penyebab pemanasan
global.
Dalam salah satu pidato presiden Indonesia Jokowi di COP26 yang mengklaim
deforestasi Indonesia turun terendah dalam 20 tahun terakhir. Hal tersebut
mendapatkan kritikan keras dari Greenpeace Indonesia yang memandang pidato
Presiden Jokowi tidak memperlihatkan komitmen serius dan ambisius yang
merupakan inisiatif pemerintah sendiri. Kenyataannya deforestasi di Indonesia
justru meningkat dari yang sebelumnya 2,45 juta ha (2003-2011) menjadi 4,8 juta
ha (2011-2019). Tren penurunan deforestasi dalam rentang 2019-2021, karena
situasi sosial politik dan pandemi yang terjadi di Indonesia sehingga aktivitas
pembukaan lahan terhambat. Dan yang perlu diingat adalah laju deforestasi
Indonesia peringkat 4 di dunia.
Tren kerusakan lingkungan yang terus meningkat setiap tahunnya
menunjukkan bahwa usaha-usaha pemerintah untuk menghindari krisis iklim masih
amat minim, bahkan bisa disebut abai. Oleh sebab inilah perlunya kita memiliki
pemimpin yang pro dengan lingkungan.

Mimpi Baru Pelajar Muhammadiyah


Pemimpin dalam sebuah komunitas, organisasi, bahkan hingga kenegaraan
memiliki peran penting dalam mengarahkan dan mempengaruhi anggotanya.
Keberadaan figur seorang pemimpin yang mampu memberikan arahan dan
mengatur suatu kelompok niscaya dapat mencapai tujuan sesuai dengan visi dan
misinya. Untuk memimpin negara seperti Indonesia yang memiliki sumber daya
alam dan luas wilayah yang besar diperlukan pemimpin yang memiliki wawasan
lingkungan. Demi terwujudnya Indonesia yang lestari. Permasalahan sumber daya
alam dan lingkungan hidup Indonesia sangat kompleks dan memerlukan perhatian
semua elemen bangsa, mulai kepala negara hingga kepala keluarga, termasuk
generasi muda. Indonesia membutuhkan generasi penerus sebagai pengelola
lingkungan hidup yang memiliki bekal pendidikan, pengetahuan dan kepemimpinan.
Pemimpin yang berwawasan lingkungan adalah kemampuan seorang individu
memimpin dalam menentukan kebijakan yang berpihak terhadap lingkungan dan
dapat mempengaruhi serta memobilisasi individu lain dalam kelompoknya untuk
mendukung kebijakan yang berpihak terhadap lingkungan tersebut. Kualitas

17
lingkungan akan menentukan masa depan, karena akan berdampak terhadap
kualitas hidup manusia, seperti ekonomi, ketahanan pangan, dan lain sebagainya.
Dengan meresonansikan #MimpiBaru Lingkungan dan menggerakkan serta
meyakinkan para pemilih pemula sebagai penentu perubahan dengan memilih
Pemimpin/Parlemen/Partai pada pemilu 2024 yang berpihak terhadap lingkungan
merupakan langkah serius untuk merawat Indonesia lestari.
Generasi muda sebagai pemilih pemula memiliki peran penting dalam
menyiapkan masa depannya. Tren global pemilih muda di berbagai negara
memenangkan pemimpin dan partai yang memiliki keberpihakan terhadap
lingkungan, seperti yang terjadi di Amerika, Jerman, dan Australia. Di tiga negara
tersebut melek politik-nya cukup tinggi. Mereka juga menyadari bahwa suara
mereka sangat menentukan dan memiliki nilai tawar, bahkan menjadi penentu
kemenangan.
Para pemilih muda dan termasuk di dalamnya para pelajar yang sudah berusia
17 tahun sudah memiliki kekuatan untuk menentukan pilihan terhadap masa
depannya dan masa depan bumi sebagai tempat tinggal. Kebutuhan akan
lingkungan yang merupakan aspek primer dalam kehidupan akan mempengaruhi
berbagai aspek lain, termasuk pendidikan.

Kriteria Calon Pemimpin dalam Pandangan Pemilih Pemula


a. Pemimpin merupakan sumber kekuatan energi positif yang dapat
mempengaruhi publik sehingga memberikan dampak kebaikan dan menjadi
sumber inspirasi bagi generasi muda untuk terus berbuat kebaikan dalam
rangka menjaga keberlangsungan alam semesta di mana di dalamnya adalah
manusia, binatang, dan lingkungan hidup.
b. Pemimpin harus menjadi sumber inspirasi yang dapat menggerakkan generasi
muda untuk menghasilkan karya-karya monumental yang membawa Indonesia
menjadi negara dan yang berdaulat dan maju di hadapan negara lain. Karena
itu, pemimpin harus memberikan ruang terhadap generasi muda untuk dapat
berkarya serta mendukung apa yang mereka lakukan. Pemimpin harus
menciptakan ruang-ruang untuk generasi muda dapat berkreasi dan
mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya.
c. Pemimpin harus mendengarkan suara rakyat, bukan kelompok oligarki. Karena
pada kenyataannya saat ini, para pemimpin di republik ini lebih mendahulukan
kepentingan oligarki yang justru seringkali merugikan kepentingan rakyat.
Munculnya UU Omnibus law, RUU Ibukota Negara Baru, kontroversi RUU
Haluan Ideologi Pancasila, rencana sebagian elite yang ingin amandemen UUD
1945, proyek ambisius penambangan alam di sejumlah kawasan adalah
sederet bukti lemahnya pemimpin Indonesia akhir-akhir ini. Karena itu, pemilih
pemula menginginkan seorang pemimpin yang memiliki kekuatan utuh serta
tidak adanya intervensi dari pihak luar.

18
d. Pemimpin harus Pro-lingkungan dan Pro-demokrasi, tidak membatasi suara
rakyat apalagi mengkriminalisasi pegiat lingkungan hidup dan demokrasi yang
berjuang untuk kemajuan Indonesia.
e. Regenerasi kepemimpinan merupakan keharusan di republik ini. Karena itu,
generasi muda tidak mengharapkan para pemimpin yang pro status quo.
Wacana presiden tiga periode adalah ide buruk yang dapat menghambat
proses konsolidasi demokrasi yang wajib ditolak pemilih pemula karena selain
merupakan wacana inkonstitusional, ide ini juga menghambat proses
regenerasi kepemimpinan.
f. Pemilih pemula mendukung calon pemimpin yang menolak tegas perilaku
manusia yang merusak kelestarian lingkungan, hutan, dan alam ini yang
seringkali mengatasnamakan pembangunan dan investasi bangsa. Bumi ini
harus dijaga keberlangsungannya dari manusia-manusia rakus yang hanya
memperkaya diri dan golongannya padahal masih ada hak-hak alam untuk
generasi muda 100 hingga seribu tahun berikutnya.
g. Calon pemimpin dalam pandangan generasi muda adalah pemimpin yang
dapat melahirkan generasi muda yang menjadi sang pemimpi untuk
mewujudkan Indonesia berkemajuan dan menjadi negara digdaya di hadapan
dunia.

4 Darurat Keamanan Siber


Ikatan Pelajar Muhammadiyah sebagai organisasi yang mulai sudah
menerapkan pelaksanaan big data mulai menyoroti isu kebocoran data yang saat
ini mulai ramai diperbincangkan, menurut perusahaan keamanan siber Surf Shark,
Indonesia menempati urutan ke-3 negara dengan jumlah kasus kebocoran data
terbanyak di dunia, setidaknya 12,7 Juta akun dilaporkan mengalami kebocoran
selama kuartal III 2022, Surf Shark juga menyebutkan kebocoran ini mulai terjadi
semenjak kuartal II 2022 sebesar 143% dari kuartal sebelumnya.
Kebocoran data seperti menjadi mimpi buruk bagi kedaulatan Republik
Indonesia, padahal Presiden Jokowi sendiri menyebutkan bahwasannya “Data is
The New Oil”, beberapa ahli dunia bahkan menyebutkan “Data is The New
Currency” akan tetapi realita menyebutkan Oil dan Currency kita berhamburan di
ruang digital sebagai bukti ada yang salah dengan mekanisme keamanan data.
Lembaga Riset Siber CISSReC menyebutkan kebocoran data ini merupakan
bukti bahwa ada yang salah dengan sistem penyelenggaraan dan tata kelola IT di
Indonesia, CISSReC juga meyakini bahwasannya tidak ada hubungannya perilaku
pengguna saat ini dengan jutaan data yang bocor, kasus ini murni kebocoran dari
platform elektronik, bahkan Kemkominfo tidak mengetahui data center sim card
teregistrasi dan seakan menyudutkan pihak lain.

5 Sifting Organisasi: Urgensi tertib Administrasi

19
Selain jumlah pimpinan IPM secara pasti yang sulit diketahui sampai sekarang,
apakah kita tidak berpikir bahwa PP IPM, PW IPM, PD IPM bahkan PC IPM
sebenarnya tidak bisa 100% mengetahui rincian kegiatan Pimpinan Ranting?
Bisakah kita memunculkan data minat pelajar Muhammadiyah dari pemetaan
program kerja PR IPM se-Indonesia? bisakah kita memunculkan data hasil
permusyawaratan seluruh pimpinan IPM di setiap jenjang? Jawabannya sekarang
tidak bisa namun di masa depan BISA JIKA Pimpinan IPM di bawah melaporkan
secara rutin kepada pimpinan di atasnya.
Sesuai dengan Pedoman Tata Keorganisasian IPM Pasal 48 tentang Pedoman
Manajemen Kegiatan mengamanahkan PR IPM untuk melaporkan kegiatannya
secara rutin minimal 2 bulan sekali dan PC, PD, PW IPM untuk melaporkan
kegiatannya secara rutin minimal 3 bulan sekali kepada pimpinan di atasnya. hal ini
menjadi landasan proses pengontrolan kegiatan IPM secara administratif berjalan
dari bawah ke atas sehingga data kegiatan akan diperoleh secara komprehensif
(menyeluruh).
Melalui platform My IPM, proses pelaporan tidak harus dilakukan secara
bertahap lewat pimpinan di atasnya. Namun dapat dilakukan dengan cara
menginput data laporan ke platform My IPM. sekali input, seluruh pimpinan di atas
maupun di bawahnya dapat melihat secara transparan. selain itu, laporan juga
harus diperluas. Tidak hanya file Laporan Kegiatan, namun juga Tanfidz
permusyawaratan dan Hasil Raker. Hal ini perlu dilakukan untuk meningkatkan
profesionalisme organisasi yang menjadi amanah utama Muktamar XXII IPM.

6 Urgensi Perubahan SPI


Dinamika perubahan yang mengalami percepatan dalam satu dua tahun ini,
diperlukan pula perubahan secara signifikan dalam diri IPM. Perkaderan yang
masih menjadi garda utama gerakan IPM, perlu merespon cepat perubahan yang
ada.
Pergeseran-pergeseran yang terjadi begitu cepat, isu kelokalan dan global
yang begitu dinamis, diperlukan sistem perkaderan yang lebih fleksibel dan terbuka.
Kondisi generasi z dan alfa yang begitu beragam dari segi psikologis dan sosiologis
perlu dikaji sebagai fokus utama perubahan perkaderan.
Salah satu yang menjadi concern dalam perubahan SPI yaitu merespon
pergeseran anak muda yang mulai meninggalkan dunia aktivisme dan
kerelawanan, ke arah pengembangan individu. Perkaderan perlu mewadahi hal ini
dan mulai meninggalkan "cara lama" yang selama ini dirasakan oleh kita yang saat
ini menjabat sebagai pimpinan di tingkat elit.
Melalui pengembangan individu, kader tidak hanya dituntut agar bisa
berkontribusi untuk gerakan secara sukarela, tetapi juga mendapatkan

20
pendampingan/mentoring untuk mengembangan minat dan bakatnya. Justru
dengan kader yang memiliki keahlian beragam, apabila mendapat pendampingan
secara optimal, akan memberikan dampak yang lebih berpengaruh bagi ikatan.
Menimbang narasi di atas, Tanwir IPM 2022 di Sorong merekomendasikan PP
IPM untuk mempercepat penyusunan SPI yang baru. SPI yang baru diharapkan
mampu disusun secara sistematis dan melibatkan kolaborasi antar wilayah, dan
dengan stakeholder yang mendukung.

21
B. Pendekatan Theory of Change (ToC)
Jika kamu sudah paham Appreciative Inquiry (AI), kamu akan menemukan “apa
sebenarnya yang ingin kamu capai” dan juga “apa impian besarmu”. Tapi setelah itu
apa yang akan kamu lakukan? Dan bagaimana memastikan apa yang kamu lakukan
sudah di jalan yang tepat (on the track) untuk mencapai impian besar itu.
Kami kenalkan kepadamu teori perubahan, bahasa kerennya Theory of Change
atau kita sebut dengan ToC. Ini adalah teori tentang bagaimana langkah-langkah untuk
mencapai perubahan yang diinginkan.
ToC sangat bermanfaat dalam menyusun tujuan, rencana strategis dan evaluasi
program agar impian yang ingin
kamu capai bisa kamu gapai. Tidak
hanya impian pribadi, dengan ToC,
kamu bisa menyusun track atau
jalan untuk mencapai tujuan
bersama di organisasi. Dengan
ToC, kamu bisa pantau apakah
program yang kamu lakukan apakah
sudah sesuai (on the track) dengan
tujuan besar (impact) yang kamu
tuju.
Ada beberapa langkah-langkah
perubahan dari ToC, ini perlu kamu
analisis dan kemudian kamu bisa
tentukan melalui langkah-langkah di
samping.
Setelah kamu menganalisis
melalui langkah-langkah di atas,
maka kamu sudah bisa menuliskan
melalui tabel untuk membentuk program yang akan kamu lakukan, misalnya dalam 1
periode kepemimpinan.
Dengan ToC kamu bisa berpikir secara tersusun, sistematis, dan terencana. Kamu
juga bisa gunakan untuk merasionalisasi program yang akan kamu lakukan.
Langkah-langkah ToC juga bisa dijadikan alur evaluasi dari apa yang telah kamu
lakukan dengan memetakan dan memastikan apakah program yang kamu lakukan telah
sesuai dengan jalur (on the track) menuju tujuanmu.

22
1 ToC Terwujudnya Pelajar Penggerak Lingkungan
Impact Goals Outcome / Output Kegiatan Indikator Input
Capaian/
Target
Antara

Membang Terwujudn 1. 1.1 Buku 1.1.1 A. Terdapat struktur A.1. SK Tim


un ya Pelajar Pengarusutama Panduan Pembuata sah dalam Tim Redaksi.
paradigma Penggerak an Isu Student Earth n Tim Redaksi Buku A.2. Daftar
kesadaran Lingkunga Lingkungan Generation Perumus Panduan SEG nama Tim
atas n Buku Redaksi hasil
lingkungan Panduan rekomendasi.
hidup di SEG
kalangan
pelajar 1.1.2 A. Terdapat buku A.1. Buku materi
IPM Workshop materi workshop A.2 Term of
sebagai Perumusa sebagai acuan Reference
wujud n Buku berjalannya
tanggung Panduan workshop dengan
jawab SEG. muatan materi dari
Khalifah narasumber terkait
Fil Ardh
yang wajib B. Terdapat B.1. Undangan
melindungi perencanaan peserta
lingkungan rumusan Buku B.2. Lokasi
. Panduan SEG (ditambah
spesifikasi, jenis
dan kapasitas)
B. 3. Daftar
hadir

D. Terdapat D.1
dokumentasi dan Pendokumentasi
arsip pembahasan an (kamera)
sepanjang FGD D. 2 Folder
Gdrive sebagai
tempat
penyimpanan
sentral seluruh
hasil FGD

1.1.3 A. Terdapat buku A.1. Buku materi


Lokakarya materi lokakarya A.2 Term of
Buku sebagai acuan Reference
Panduan berjalannya acara A.3. Undangan
SEG serta peserta
A.4. Lokasi
(ditambah
spesifikasi, jenis
dan kapasitas)
A. 5. Daftar
hadir

B. Terdapat B.1
dokumentasi dan Pendokumentasi
arsip pembahasan an (kamera)
sepanjang lokakarya B. 2 Folder
yang mudah diakses Gdrive sebagai

23
tempat
penyimpanan
sentral seluruh
hasil FGD

1.2 1.2.1 A. Adanya 1. Grand


Terbentuknya Pelaksana Laporan desain pelatihan
Penggerak an Eco- Pertanggungjawaba 2. Proposal
Student Earth literacy n kegiatan Eco- ecoliteracy
Generation Camp literacy Camp camp
Nasional B. Terlaksana
nya RKTL di setiap
1.2.2 regional IPM
Pembuata
n Rencana
Program
Penggerak
Student
Earth
Generation
sebagai
RKTL

1.3 Adanya 1.3.1 A. Terdapat struktur


kampanye Pembuata sah dalam Tim
digital dalam n Tim Media SEG beserta
menyebarluask Media job description yang
an isu SEG jelas tiap divisi
lingkungan.
1.3.2 A. Terdapat B.1. Undangan
Pelatihan rancangan peserta
Tim Media tahunan B.2. Lokasi
SEG pengembangan (ditambah
media SEG spesifikasi, jenis
dan kapasitas)
B. 3. Daftar
hadir
B. 4. Terms of
Reference
Pelatihan

1.3.3
Rebrandin
g dan
relaunchin
g SEG

24
2 ToC Creative Economy

25
3 ToC Internalisasi Pengarusutamaan Gender

26
4 ToC Kesehatan

27
5 ToC Teknologi Data

28
Strategi Optimalisasi Program Kerja

Setelah kamu menganalisis dengan paradigma yang dibangun oleh appreciative inquiry
(AI) kemudian membuat track program yang kamu susun untuk mencapai target dengan
pendekatan ToC. Muncul pertanyaan, bagaimana bisa program ini dilakukan? Bagaimana
dengan pendanaan? Siapa yang akan menyukseskan program ini?
Dan inilah tips yang bisa kamu
gunakan untuk menganalisis dan
membuat strategi untuk membangun
kolaborasi dengan mitra-mitra yang
sesuai untuk program. Ini adalah
sistem yang bisa kamu gunakan untuk
memetakan dengan siapa saja kita
bisa berkolaborasi dalam
implementasi program. Kurva ini dapat
memudahkan kamu untuk memetakan
siapa saja dan di mana posisinya serta
apa yang bisa dikolaborasikan.

Kurva ini terdiri dari sisi power dan


minat. Power yang dimaksud adalah
kekuasaan yang dia miliki, baik dalam bidang kekuasaan dalam penentuan kebijakan,
pengambilan keputusan, dana, keterampilan, dan lainnya yang dapat mempengaruhi
program dalam implementasinya. Posisinya semakin di atas maka dia memiliki power yang
kuat dan tinggi, semakin ke bawah maka powernya rendah. Dari sini kamu bisa memetakan
siapa yang akan kamu petakan berdasarkan powernya. Sedangkan untuk minat, ini adalah
kesesuaian program dengan mitra yang akan diajak kolaborasi. semakin ke kanan,
minatnya akan lebih mendekati atau bisa dibilang punya misi yang sama. Dan semakin ke
kiri maka minat yang mereka punya jauh dengan minat atau orientasi program. Ada 4 bagian
dalam kurva ini. Dan setiap bagian punya treatment yang berbeda jika ingin diajak
kolaborasi. treatment ini termasuk dalam strategi dalam berkolaborasi.
Semakin dia memiliki power, maka mitra ini semakin potensial untuk diajak
bekerjasama, apalagi jika memiliki minat yang sama kuatnya. Maka jika ada mitra yang
memiliki 2 syarat ini kamu bisa letakkan atau klasifikasikan dalam kurva bagian 1. Mitra ini
memiliki potensi yang tinggi dalam kelangsungan program. Treatment yang bisa kamu
lakukan adalah menyatukan visi yang sama, bisa melalui audiensi, melakukan lobi dan
negosiasi, ngobrol/ngopi, dll. Kamu bisa meyakinkan kalau program ini sangat sesuai
dengan bidang dari mitra ini.

29
Pada kurva bagian ke 2, mitra dikelompokkan sebagai mereka yang punya power
namun sedikit memiliki minat pada isu yang diangkat, maka mitra ini masih potensial dalam
kelangsungan program. Bisa saja mereka punya kewenangan dalam pengambilan
kebijakan dan keputusan, atau mereka punya dana yang besar yang bisa melancarkan
program. Maka treatment yang dilakukan adalah menyakinkan dengan sangat bahwa visi
program ini punya kebermanfaatan, punya impact yang bagus untuk kedepannya. Artinya
kamu harus meyakinkan bahwa program ini perlu dukungan. Kamu bisa lakukan audiensi
ke mitra tersebut, atau dengan cara lain yang tujuannya adalah mengenalkan keminatan
dari program serta meyakinkan mitra untuk mendukung program.
Pada kurva bagian ke 3, mitra ini adalah mereka yang memiliki visi/minat yang sama,
namun mereka tidak memiliki power yang tinggi dibanding pada kurva 1 dan 2. Namun tak
boleh diabaikan, pada kurva ini, mitra adalah massa yang bisa kita ajak menyukseskan
program, kita juga perlu mereka mereka yang masuk klasifikasi ini. Treatmentnya adalah
kita harus merawat mitra ini agar tetap berada pada keminatan yang sama.
Nah pada bagian kurva yang tidak ditandai atau kosong, kamu bisa abaikan kecuali
kamu mau mengeluarkan effort lebih untuk mengajaknya berada di posisi kurva ke 3.
Namun dalam hal ini, kamu bisa lakukan diluar perencanaan. Kita tidak harus
memikirkannya dalam pengemasan strategi ini karena mereka tidak/belum potensial dalam
kolaborasi yang akan dibangun.
Kamu bisa mulai mencatat siapa saja dan instansi mana saja yang bisa dimasukkan
dalam strategi pemetaan mitra ini. Yang harus disadari bahwa hari ini kita harus
membangun kolaborasi sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya. Kita harus
memanfaatkan peluang yang ada dan membangun jejaring untuk mempermudah tujuan kita
tercapai.

Kamu bisa mulai analisis dengan menggunakan tabel seperti di bawah ini:

Mitra Nama Aktor Power Strategi Pendekatan Input

(1) (2) (3) (4) (5)


Keterangan:
1. Tulis nama instansi/kemitraan dari yang ada di kurva.
2. Tentukan nama personal yang punya power di dalam kemitraan ini.
3. Sebutkan apa power/kekuatan yang dimiliki oleh aktor dalam kemitraan yang bisa
dimanfaatkan untuk menyukseskan program.
4. Strategi yang akan dilakukan untuk pendekatan kepada aktor dan instansi mitra
terkait. (audiensi, lobi dan negosiasi, ngobrol/ngopi, dll)
5. Apa yang perlu dibuat dan dibawa untuk pendekatan yang kita lakukan (data- data
sebagai penguat program, grand design, proposal, undangan, surat permohonan,
dll).

30
Setiap mitra mungkin akan berbeda cara pendekatannya, maka kita harus menganalisis
terkait apa treatment untuk mitra tersebut. Bisa jadi Mitra A cukup dengan proposal dengan
input keuangan, namun yang kita butuhkan bukan sekedar uang saja, kita mungkin
membutuhkan skill profesional atau kompetensi yang dimiliki. Yang jelas, mitra kita juga
akan memikirkan apakah kita layak untuk dijadikan partner kolaborasi. Maka pentingnya
meyakinkan dan mengenalkan visi dan program yang akan dilakukan. Tabel ini bisa jadi
dasar, kamu bisa tambahkan kolom lagi untuk lebih matang dalam menganalisis kemitraan.

31
Bidang : Ipmawati
Program Kerja : Sekolah Adil Gender

POWER

Kementerian
PPPA The Asia
Foundation
DPD DPR Komnas
Perempuana
Pusat Studi
POLRI n
TNI Wanita di Setiap
Aisyiyah Universitas

Nasyiatul Koalisi
Aisyiyah Perempuan
Indonesia
MINAT

Kader IPM

Pelajar
Umum

32
Bidang : KDI
Program Kerja : PDPM Nasional

POWER

Kementerian
Agama
DPD DPR Maarif
MUI Institute
POLRI
TNI
Majlis Tarjih Wahid
& Tajdid Foundation

Majlis Pusat Studi Keislaman


Tablig di Setiap Universitas

MINAT

Kader IPM

33
Bidang : KDI
Program Kerja : Pelatihan Dakwah Media Digital

POWER

Kementerian Kementerian
Agama Kominfo

DPD DPR
MUI Ibtimes Tanwir.id
POLRI
TNI
Majlis Tarjih Rahma.id
& Tajdid

Majlis NU TV Mu
Tablig Online

MINAT

Kader IPM

34
Bidang : KDI
Program Kerja : Forum Dai Pelajar

POWER

Kementerian
Agama
DPD DPR
MUI PTKIN
POLRI
TNI
Majlis Tarjih
& Tajdid IPNU-IPPNU

Majlis
Tablig PII

MINAT

Kader IPM Santri Pondok


Pesantren
Muhammadiyah

35
Bidang : KDI
Program Kerja : Pedoman Dai Pelajar

POWER

Kementerian
Agama Mizan
DPD DPR Gerakan Islam
MUI PTKIN/PTMA Cinta (GIC)
POLRI
TNI
Majlis Tarjih Suara
& Tajdid Muhammadiyah

Majlis Peace Gramasurya


Tablig Gen

MINAT

Kader IPM Pelajar Islam


Umum

36
Bidang : KDI
Program Kerja : Lomba Dai Pelajar

POWER

Kementerian
Agama
DPD DPR
MUI PTKIN/PTMA
POLRI
TNI
Majlis Tarjih
& Tajdid

Majlis
Tablig

MINAT

Kader IPM Pelajar Islam


Umum

37
Bidang : KDI
Program Kerja : World Education Religious People

POWER

Kementerian
Agama
DPD DPR
MUI PTKIN/PTMA
POLRI
TNI
Majlis Tarjih
& Tajdid
PPI
Majlis
Tablig Green Faith

MINAT

Kader IPM Pelajar Islam


Umum

38
Bidang : PIP
Program Kerja : Sekolah Riset dan Pemberdayaan

POWER

Survey
SMRC Kompas
DPD DPR
BRIN Indobarometer IISD
POLRI
TNI
Kemendikbudristek Convey Indonesia

Perpusnas
Pusat Studi di
Majelis setiap universitas
Diktilitbang
MINAT

Kader IPM

Pelajar
Umum

39
Bidang : PIP
Program Kerja : Sekolah Filsafat Pelajar

POWER

Kelas Isolasi
DPD DPR
MJS Yogyakarta
POLRI
TNI
Masyarakat Filsafat
Muhammadiyah

Pusat Kajian Filsafat


di setiap universitas
MINAT

Kader IPM

Pelajar
Umum

40
Bidang : PIP
Program Kerja : Jaringan Intelektual Pelajar

POWER

DPD DPR

POLRI
TNI JIB
Ma’arif
JIMM Institute

Pusat Studi di
setiap universitas
MINAT

Kader IPM

Pelajar
Umum

41
Bidang : TI
Program Kerja : Google Workspace Edukasi dan Kaderisasi

POWER

DPD DPR

POLRI
TNI

Google
Corps
MINAT

Kader IPM

Pelajar
Umum

42
Bidang : TI
Program Kerja : Kemerdekaan Internet Pelajar

POWER

DPD DPR

TNI POLRI

Majelis Dikdasmen

Menkominfo
MINAT

Kader IPM

Pelajar
Umum

43
Bidang : Perkaderan
Program Kerja : Diaspora Kader IPM

POWER

DPD DPR
Majelis Diktilitbang
POLRI
TNI
Kemendikbudristek

PCIM

Majelis
Pembinaan Kader
MINAT

Kader IPM

Pelajar
Umum

44
Bidang : ASBO
Program Kerja : Kopdar Seni dan Budaya

POWER

Pusat/Padepokan Seni

Museum-museum
DPD DPR
Kemenkraf Galeri Nasional
POLRI
TNI
Kemendikbudristek

Jakarta Council

LSBO
Muhammadiyah TMII
MINAT

Kader IPM

Pelajar
Umum

45
Bidang : HKI
Program Kerja : Pelatihan Bahasa asing

POWER

Duta Bahasa

Instansi Pelatihan Bahasa


DPD DPR
Badan/Balai Bahasa
POLRI
TNI
Kemendikbudristek

Majelis Dikdasmen

Majelis
Diktilitbang
MINAT

Kader IPM

Pelajar
Umum

46
Bidang : Pengembangan Kreatifitas dan Kewirausahaan
Program Kerja : Diskusi Ekonomi Pelajar, Jaringan Saudagar Pelajar Muhammadiyah
& Inkubasi Bisnis

POWER

Majelis
Ekonomi
dan
DPD DPR Kewirausaha
Jaringan Pengusaha
an
Muhammadiyah
POLRI
TNI
ICCN

Majelis
Pemberdayaan
Masyarakat

MINAT

Kader IPM

Pelajar
Umum

47
Bidang : AKP
Program Kerja : Pelatihan Berbasis Keahlian dan penyaluran Bantuan (Anak
Yatim)

POWER

Kementerian
Kementerian
Sosial
DPD Ketenagakerj
DPR aan
GIM Foundation
POLRI Human Intiative
TNI
Yayasan BaKTI

Baznas

Lazismu
MINAT

Anak
Kader IPM Terdam
pak
Pelajar
Umum

48
Teknik

Pernahkah kamu bingung


harus mulai melangkah dari mana?

Kata orang, “Kita bisa melakukan apa saja di zaman sekarang.” Majunya teknologi
memberikan lebih banyak peluang dan membuka banyak jalan. Tapi nyatanya, anggapan
itu tidak sepenuhnya benar. Karena lihat saja, saat ini, banyak dari kita yang malah
kebingungan, “Harus berjalan kemanakah kita? Apa yang mesti kita lakukan? Kemana
organisasi kita akan kita bawa? Ke tujuan mana IPM harus kita arahkan ke depannya?”

Menemukan Arah
Appreciative Inquiry (AI) lahir di IPM bukan secara kebetulan. Sebagai paradigma,
kehadirannya dapat membantu kita menemukan arah dan menentukan langkah ke depan.
Semangat AI yang berfokus pada potensi selaras dengan napas IPM yang berpandangan
bahwa setiap orang, setiap kader, dan setiap pimpinan dimanapun wilayahnya memiliki hal
berharga dan unik dalam dirinya yang perlu terus digali dan dikembangkan sesuai tujuan
yang dicita-citakan.

49
Secara teori, AI dipetakan menjadi empat langkah yang disebut 4D yakni Discovery,
Dream, Design, dan Destiny. Terkadang, ada pula yang menambahkan Delivery di
dalamnya. Untuk lebih mudah memahami, langkah-langkah ini bisa diterjemahkan sebagai
5R yaitu Rasa, Raih, Rancang, Rencana, dan Rawat. Seperti apakah penjelasannya?
Bagaimana 5R ini bisa kita terapkan untuk membantu kita menemukan arah, baik untuk diri
sendiri maupun IPM? Yuk, kita bahas satu per satu.

Untuk melakukan kelima langkah itu, coba tanyakan kepada dirimu sendiri atau
refleksikan bersama teman-temanmu mengenai pimpinan IPM kita beberapa hal berikut ini:

Pertanyaan-pertanyaan ini untuk membantu kita menemukan arah dengan cara


menggali kekuatan (Rasa), mengimajinasikan impian (Raih), menerjemahkan impian
(Rancang), menyusun aksi (Rencana), serta memperkuat dampak (Rawat). Langkah-
langkah ini bisa dilakukan secara fleksibel dengan berbagai cara kreatif, misalnya diskusi,
menulis di sticky notes, maupun menempel gambar-gambar visual yang bisa mewakili
imajinasi kita. Pada langkah Rawat, apabila sudah berjalan baik dan berkelanjutan, kita
akan kembali berefleksi untuk melihat kekuatan lagi (langkah Rasa).

Merancang Langkah
Kelima langkah AI di atas boleh jadi sudah cukup memberikan gambaran jelas tentang
arah langkah diri ataupun organisasi kita. Meskipun, terkadang setelah sampai pada
langkah Raih, sebagian orang masih kebingungan apa yang mesti dikerjakan karena masih
blur tentang aksi nyata apa yang harus dijalankan. Oleh karena itu, kita perlu kembali

50
memastikan secara lebih jelas: Apa sih yang mau kita lakukan dan bagaimana
melakukannya?

Mari kita berkenalan dengan Business Model Canvas (BMC) yang bisa membantu
merancang langkah untuk meraih tujuan dan impian yang diinginkan. Ini semacam peta
jalan yang dapat memberi kita arah lebih jelas. Mari kita sebut hal yang ingin dilakukan atau
dicapai (langkah Raih) itu dengan sebutan “program”. Contoh template BMC yang bisa
disusun adalah sebagai berikut.

Bagaimana mengisi rancangan program tersebut?


1. Pertama-tama, kita perlu mematangkan dulu visi dan misi dari program ini. Kenapa sih
program ini mesti hadir? Program ini mau berfokus kemana?
2. Kalau udah, yuk coba kita spesifikkan lagi sasaran atau penerima manfaat dari program
yang mau dijalankan itu. Apakah pelajar Muhammadiyah, pelajar umum? Teman-teman
sekolah, kader se-wilayah, atau se-Indonesia? Apakah mereka yang duduk di bangku
SMP atau SMA, atau keduanya?

51
3. Ketiga, mitra utama juga perlu ditentukan. Pihak mana sih yang bisa membantu atau
berkolaborasi dengan kita? Bisa juga memikirkan tokoh, organisasi, atau instansi mana
yang punya visi dan misi selaras dengan yang diinginkan program kita ini?
4. Keempat, kita perlu punya kegiatan inti yang konkrit. Program ini akan hadir dalam
bentuk apa? Edukasi lewat diskusi, pelatihan, atau apa? Pentas, pembuatan karya, atau
apa nih?
5. Nah, kelima, kita perlu mendata sumber daya apa saja yang diperlukan untuk
mendukung berjalannya program.
6. Jangan lupa, cari tahu pembiayaan apa saja yang diperlukan untuk menjalankan
program ini. Mari kita tulis semuanya!
7. Setelah kita tahu biaya apa saja yang diperlukan, saatnya memikirkan sumber dana
tersebut. Siapa ya yang bisa kita mintai bantuan? Atau regulasi apa yang bisa
membantu kita mendapatkan bantuan pendanaan agar program bisa berjalan?
8. Sampai di nomor 7, kita sudah mendapat gambaran lebih matang tentang program yang
akan dijalankan. Nah, kembali lagi mari kita coba refleksikan manfaat dan dampak apa
yang akan benar-benar terasa dan terlihat bila program ini nantinya bisa berjalan. Kali
ini lebih konkret daripada visi dan misi ya.
9. Selanjutnya, kita juga perlu memikirkan bagaimana cara ‘menjangkau’ target penerima
manfaat dari program ini supaya tidak salah sasaran. Kira-kira media, bahasa, serta
cara apa yang efektif untuk mendekatkan target sasaran dengan program kita?
10. Terakhir, supaya program ini tidak jadi sekadar acara yang sekali jadi dan kurang
berdampak, maka tentu saja kita perlu merawat keberlangsungan dan dampaknya.
Adakah follow up atau tindak lanjut yang ingin dilakukan? Bagaimana membuat dampak
program itu tetap berkelanjutan? Kalau program berbentuk komunitas, bagaimana kita
akan membuatnya terus hidup?

Setelah itu, jangan lupa kasih nama yang cocok dan keren ya buat program yang
dirancang. Berikut adalah salah satu contoh program yang disusun oleh Tim Materi Tanwir
menggunakan BMC. Nah, sekarang giliran kamu mencobanya!

52
Oh iya, tapi BMC ini pada dasarnya adalah salah satu alat saja ya. Ada banyak sekali
pilihan alat yang bisa membantu kita menyusun peta untuk merancang sebuah program.
Pilihlah yang mudah digunakan dan sesuai dengan kebutuhan.

Selain itu
Ada tips untuk melakukan perencanaan program agar program lebih variatif, terarah dan
tepat sasaran. Lakukan langkah-langkah 5R untuk mengetahui kekuatan dan visi ke
depan. Kemudian langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut dapat dipermudah
dengan pendekatan ToC. Untuk memudahkan usaha kolaborasi dengan pihak internal
maupun eksternal IPM, langkah yang dapat dilakukan selanjutnya yaitu melakukan
pemetaan stakeholder. Terakhir, buatlah tabel BCM untuk merencanakan program
dengan lengkap.

53
Kapan Langkah-langkah Di Atas Dilakukan?
5R dan Pendekatan ToC dilakukan saat pembuatan materi permusyawaratan (Muktamar,
Tanwir, Musywil, Konpiwil, Musyda, Konpida, Musycab, Konpicab dan Musyran).
Sedangkan pemetaan stakeholder dan pembuatan tabel BCM dilakukan saat Rapat Kerja
Pimpinan (Rakerpim) pasca permusyawaratan.

54
HASIL TANWIR

55
Rekomendasi

Internal
A. Rekomendasi untuk Pimpinan Pusat IPM
1 Memperhatikan Pengayaan Isu Tanwir IPM 2022 sebagai referensi utama dalam
mengoptimalkan program kerja pimpinan selama satu tahun ke depan.
2 Meninjau Pemetaan Mitra untuk program kerja yang belum terlaksana agar dapat
memaksimalkan proses kolaborasi dengan mitra potensial IPM selama satu tahun
ke depan.
3 Memperhatikan secara khusus proses revitalisasi SPI selama satu tahun ke depan.
4 Memperhatikan secara khusus proses revitalisasi Pedoman-pedoman
Keorganisasian IPM selama satu tahun ke depan.
5 Membuat mekanisme pelaporan kegiatan IPM (Tanfidz, Hasil Raker dan Laporan
kegiatan) melalui platform keorganisasian.
6 Perlu adanya tim perumus ulang AD/ART dengan komposisi 2 Pimpinan Pusat, 5
Pimpinan Wilayah dan memperhatikan setiap regional, Adapun perwakilan
Pimpinan Wilayah yaitu :
a. Jawa Timur
b. Sulawesi Selatan
c. Lampung
d. Papua
e. Jawa Tengah

B. Rekomendasi untuk Pimpinan Wilayah IPM


1 Memperhatikan Pengayaan Isu Tanwir IPM 2022 sebagai isu utama percepatan
gerakan di tingkat wilayah.
2 Menggunakan 5D-Cycle (5R) sebagai teknik analisis isu dalam permusyawaratan.
3 Mensosialisasikan 5D-Cycle (5R) sebagai teknik analisis isu dalam
permusyawaratan.
4 Menggunakan Business Canvas Model (BCM) sebagai teknik pembuatan program
kerja pasca permusyawaratan.
5 Mensosialisasikan penggunaan Business Canvas Model (BCM) sebagai teknik
pembuatan program kerja pasca permusyawaratan.
6 Membuat Pemetaan Mitra untuk meningkatkan proses kolaborasi program di tingkat
wilayah.

C. Rekomendasi untuk Muktamar XXIII IPM

56
1 Menjadikan materi Tanwir IPM 2022 sebagai pedoman utama tim materi
Muktamar dalam perumusan materi.
2 Pelaksanaan Muktamar dilaksanakan antara bulan Juni sampai Agustus 2023.

Eksternal
A. Rekomendasi untuk Kemendikbud Ristek
1 Menetapkan Hari Pelajar Nasional sebagai komitmen pemerintah memperhatikan
hak-hak pelajar Indonesia.
2 Merevisi RUU SISDIKNAS Tahun 2022 dalam pemenuhan hak-hak pelajar
Indonesia dengan melibatkan Pimpinan Wilayah sebagai tim pengkaji.
3 Memberikan ruang kepada organisasi pelajar khususnya IPM supaya bisa lebih
berperan aktif di sekolah negeri.

B. Rekomendasi untuk Bawaslu dan KPU


1 Memperbanyak ruang untuk partisipasi maupun pendidikan politik pemilih pemula.
2 Mendorong persyaratan calon eksekutif dan legislatif yang berorientasi pada
kebijakan yang berpihak terhadap lingkungan hidup, generasi muda dan demokrasi.

C. Rekomendasi untuk Partai Politik


Mendorong pemilihan calon eksekutif dan legislatif yang berorientasi pada kebijakan
yang berpihak terhadap lingkungan hidup, pro anak muda, pendidikan, Kesehatan dan
demokrasi.

D. Rekomendasi untuk Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan


Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK)
Merekomendasikan Kemenko PMK untuk mendorong pengesahan revisi Peraturan
Pemerintah No.109 Tahun 2012 (PP 109/2012).

E. Rekomendasi untuk Kemenkominfo


1 Bertanggung jawab sepenuhnya atas isu kebocoran data hingga tuntas serta
mengevaluasi ruang keamanan siber di Republik Indonesia.
2 Negara hadir dalam menjamin keamanan data warga Indonesia.
3 Kemenkominfo mampu menjamin kedaulatan data serta mensosialisasikan secara
sederhana seputar penjaminan keamanan data di Republik Indonesia.
4 Mengawasi pelaksanaan UU PDP dengan konkrit.
5 Kemenkominfo sebagai kementerian yang saat ini masif melaksanakan penyiapan
Talenta Digital, semestinya mengevaluasi proses pelaksanaan pelatihan yang
berjalan seperti webinar / workshop, sehingga follow up atau output yang
dilaksanakan mampu terukur efektifitasnya.

57
6 Kemenkominfo beserta Kemendikbud Ristek mampu berkolaborasi untuk
penyiapan sumber daya dan memasifkan pengetahuan digital sejak usia pra remaja
guna mengejar ketertinggalan pengetahuan dan talenta digital di Indonesia.

58
TATA TERTIB PEMILIHAN FORMATUR
PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
PERIODE MUKTAMAR XXIII

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Pengaturan
Tata Tertib Pemilihan Formatur Pimpinan Pusat IPM adalah seperangkat ketentuan,
sistem, dan tata cara pemilihan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah periode
Muktamar XXIII.

Pasal 2
Penyelenggara

Ayat 1
Penyelenggaraan pemilihan Formatur dilakukan oleh Panitia Pemilihan Muktamar XXIII.

Ayat 2
Panitia Pemilihan adalah Panitia Pemilihan Formatur Pimpinan Pusat IPM Periode
Muktamar XXIII sejumlah tujuh orang, terdiri dari 1 orang ketua PP IPM , 1 orang sekretaris
PP IPM, dan 5 orang anggota PW IPM dengan mempertimbangkan komposisi keterwakilan
jenis kelamin (minimal dua orang perempuan). Ditetapkan oleh Tanwir IPM 2022 pada
tanggal 21-25 September 2022 di Sorong, Papua Barat.

Ayat 3
Susunan Panitia Pemilihan (Panlih) adalah sebagai berikut:
1. Ketua : PP IPM
2. Sekretaris : PP IPM
3. Anggota : 1) PW IPM
2) PW IPM
3) PW IPM
4) PW IPM
5) PW IPM
*) Penentuan komposisi keterwakilan dalam Panitia Pemilihan (Panlih) akan dibahas pasca
Tanwir

Ayat 4

59
Hak dan wewenang Panlih Muktamar XXIII antara lain :
1. Mendapat fasilitas dan anggaran dari Pimpinan Pusat IPM.
2. Melakukan verifikasi dan menetapkan uji kelayakan kepada semua calon
Formatur.
3. Melakukan prosesi pemilihan Formatur Pimpinan Pusat IPM Periode
Muktamar XXIII.
4. Memutuskan sanksi bagi para kandidat dan pemilih bila diketahui menyalahi
ketentuan yang sudah diatur.
5. Seluruh susunan Panlih tidak masuk ke daftar calon Formatur.

Pasal 3
Calon Formatur
Ayat 1
Calon Formatur Sementara adalah calon Formatur Pimpinan Pusat IPM Periode Muktamar
XXIII yang dicalonkan oleh PP IPM dan atau PW IPM dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Susunan calon formatur sementara wajib mempertimbangkan keterwakilan jenis
kelamin dengan persentase minimal 40% perempuan.
2. PP IPM mencalonkan 13 orang calon formatur.
3. PW IPM mencalonkan 13 orang calon formatur.

Ayat 2
Calon tetap adalah calon sementara yang menyatakan kesediaannya dan telah memenuhi
syarat/kriteria calon Formatur PP IPM Periode Muktamar XXIII.

Ayat 3
Hak dan kewajiban calon formatur:
1. Mendapat perlakuan yang sama oleh Panlih dan berhak mengikuti seluruh rangkaian
acara Muktamar XXIII sebagai peninjau.
2. Berkewajiban memenuhi seluruh persyaratan yang telah ditetapkan oleh Panlih.
3. Menjunjung tinggi tata tertib dan hasil pemilihan.

Pasal 4
Pemilih

Ayat 1
Calon pemilih adalah peserta pada Muktamar XXIII yang terdiri dari Pimpinan Pusat,
Pimpinan Wilayah, dan Pimpinan Daerah yang sah berdasarkan AD/ART IPM dan yang
dimandatkan oleh institusinya menjadi peserta Muktamar XXIII yang dibuktikan dengan
surat mandat dari masing-masing institusinya.

60
Ayat 2
Daftar Pemilih Tetap ditetapkan dua hari sebelum pemilihan.

Ayat 3
Setiap pemilih memiliki satu hak suara (one man one vote).

Ayat 4
Pemilihan tidak bisa diwakilkan kepada orang lain.
Pasal 5
Saksi

Ayat 1
Saksi adalah tujuh orang yang dipilih dari PW IPM yang hadir dalam Muktamar XXIII
dengan mempertimbangkan keterwakilan Ipmawan dan Ipmawati.

Ayat 2
Wewenang saksi:
1. Mendapatkan informasi tata cara pemilihan dari Panlih Muktamar XXIII sebelum
pemilihan dimulai.
2. Mengawasi seluruh tahapan pemilihan mulai dari definisi, pemilihan, perhitungan dan
pengumuman hasil.
3. Melaporkan pemilih dan calon formatur kepada Panlih ketika terjadi kecurangan pada
saat prosesi pemilihan.
4. Melaporkan Panlih kepada PP IPM ketika terjadi kecurangan pada saat prosesi
pemilihan.
5. Saksi berasal dari peserta atau peninjau dari perwakilan PW IPM yang hadir dalam
Muktamar XXIII.

BAB II
PROSESI PENCALONAN

Pasal 6
Prosesi Pencalonan
1. Panlih mengirimkan surat tertulis kepada PP IPM dan seluruh PW IPM untuk
mengirimkan usulan calon formatur sementara. Pengiriman surat tersebut dapat
dilakukan secara langsung maupun melalui pos, surat elektronik, dan faksimili.
2. Surat sebagaimana poin di atas dilengkapi dengan klausul batasan tanggal
pengembalian berkas usulan yang penetapannya ditetapkan oleh Panlih.

61
3. Setiap Pimpinan Pusat dan Pimpinan Wilayah berhak dan berkewajiban menyerahkan
blanko pencalonan kepada Panlih setelah diisi seperlunya dalam batas waktu yang
ditetapkan oleh Panlih.
4. Setiap anggota IPM yang dicalonkan, setelah mendapat pemberitahuan oleh Panitia
Pemilihan tentang pencalonan dirinya, berhak menerima dan menolak pencalonan
tersebut dan berkewajiban menyampaikan keputusannya kepada Panlih selambat-
lambatnya satu hari sebelum dilangsungkannya persidangan Tanwir Pra Muktamar
XXIII.
5. Calon formatur sementara yang menerima pencalonan tersebut kemudian melengkapi
syarat/kriteria/berkas administrasi yang diperlukan dalam batas waktu yang ditetapkan
oleh Panlih.
6. Pemenuhan kelengkapan syarat/kriteria/berkas administrasi apabila melebihi batas
yang telah ditentukan dinyatakan tidak diterima atau ditolak.
7. Panlih kemudian melakukan verifikasi.
8. Calon formatur sementara yang memenuhi syarat akan ditetapkan menjadi calon
formatur tetap pada saat Tanwir Pra Muktamar XXIII.

BAB III
SISTEM DAN TATA CARA PEMILIHAN

Pasal 7
Sistem Pemilihan
Pemilihan calon formatur Muktamar XXIII adalah sebagai berikut:

Ayat 1
1. Pemilih memilih 9 orang calon tetap formatur.
2. Calon yang mendapat 9 suara terbanyak berhak menjadi anggota tim formatur.
3. Calon formatur yang mendapatkan suara terbanyak menjadi ketua tim formatur.

Ayat 2
Sistem pemilihan formatur PP IPM Periode Muktamar XXIII dilakukan dalam satu tahap
pemilihan dengan tidak memandang jumlah calon formatur yang ada.

Ayat 3
Apabila hanya terdapat 9 (sembilan) orang yang memenuhi syarat sebagai calon anggota
formatur maka secara otomatis akan menjadi anggota formatur periode Muktamar XXIII.

Ayat 4

62
Apabila tidak ada calon formatur yang memenuhi syarat atau calon formatur yang
memenuhi syarat kurang dari 9 (Sembilan) maka Panlih akan meminta pertimbangan
kepada peserta Muktamar XXIII.

Pasal 8
Tata Cara Pemilihan

Ayat 1
Tata cara pemilihan formatur, sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pemilihan dilaksanakan secara JURDIL.
2. Setiap pemilih memiliki satu hak suara (one man one vote).
3. Setiap pemilih memilih sembilan calon formatur pada kartu pemilihan yang telah
disahkan oleh tim Panlih.
4. Suara dinyatakan batal, jika tidak sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat Panlih.
5. Penghitungan suara dilakukan oleh Panlih dengan disaksikan tujuh orang saksi dari
setiap Pimpinan Wilayah yang dipilih.
6. Apabila dalam proses pemungutan suara terdapat jumlah suara yang sama yang
melebihi kuota formatur, maka untuk menentukan formatur PP IPM dilakukan
pemungutan suara ulang bagi calon yang memiliki jumlah suara yang sama.

Ayat 2
Apabila ada formatur terpilih yang mengundurkan diri sebelum penetapan rapat pleno
formatur, maka suara terbanyak urutan di bawahnya (urutan ke-10 dan seterusnya) secara
otomatis akan ditetapkan menjadi tim formatur.

BAB IV
TUGAS DAN WEWENANG FORMATUR

Pasal 9
Tugas Dan Wewenang Formatur

Ayat 1
Formatur terpilih melakukan pemilihan ketua umum, sekretaris jenderal, dan penyusunan
struktur PP IPM periode Muktamar XXIII.

Ayat 2
Penyusunan Struktur Pimpinan Pusat IPM periode Muktamar XXIII dilakukan dengan aturan
sebagai berikut :

63
1. Pemilihan ketua umum dan sekretaris umum dan struktur PP IPM Periode Muktamar
XXIII dilakukan dengan musyawarah mufakat berpedoman pada kriteria pimpinan yang
telah ditetapkan.
2. Penyusunan dihadiri oleh seluruh anggota tim formatur dan dipimpin oleh ketua tim
formatur.
3. Ketua tim formatur adalah formatur yang memiliki jumlah suara terbanyak dan sekretaris
tim formatur adalah yang diusulkan dalam rapat formatur.
4. Ketua dan sekretaris tim formatur melaporkan hasil rapat formatur sementara kepada
Sidang Pleno Muktamar XXIII, dan bertanggung jawab melengkapinya paling lambat
satu bulan setelah berakhirnya Muktamar XXIII.
5. Apabila setelah lewat satu bulan tim formatur belum berhasil melengkapi penyusunan,
maka tim formatur, panitia pemilihan, dan PP IPM periode Muktamar sebelumnya yang
akan menyelesaikannya dengan musyawarah mufakat.

BAB V
SANKSI PANLIH, PEMILIH, CALON FORMATUR, DAN SAKSI

Pasal 10
Sanksi Panlih

Ayat 1
Jika terdapat anggota Panlih terbukti melakukan penyalahgunaan wewenang sehingga
menghambat proses pemilihan serta merugikan minimal salah satu calon formatur maka
keanggotaannya sebagai Panlih dicabut oleh PP IPM.

Ayat 2
Keanggotaan Panlih yang telah dicabut oleh PP IPM maka hak dan wewenang yang
melekat pada dirinya dinyatakan gugur.

Ayat 3
Mengingat Panlih bersifat institusi, PP IPM meminta kepada Panlih untuk mengganti
anggota Panlih yang terbukti bersalah dengan nama yang baru.

Pasal 11
Sanksi Calon Formatur

Ayat 1

64
Jika terdapat calon formatur terbukti melakukan kecurangan sehingga menghambat proses
pemilihan serta merugikan salah satu atau lebih calon formatur maka haknya sebagai calon
formatur dicabut oleh Panlih.

Ayat 2
Calon formatur yang telah dicabut haknya oleh Panlih maka PP IPM atau PW IPM yang
mencalonkannya tidak dapat mengganti dengan nama baru.

Pasal 12
Sanksi Pemilih

Ayat 1
Jika terdapat calon pemilih yang terbukti melakukan kecurangan sehingga menghambat
proses pemilihan serta merugikan salah satu atau lebih calon formatur maka haknya
sebagai pemilih dicabut oleh Panlih.

Ayat 2
Calon pemilih yang telah dicabut haknya oleh Panlih maka PP, PW, dan PD IPM yang
memberi mandat sebagai peserta tidak dapat mengganti dengan nama baru.

Pasal 13
Sanksi Saksi

Ayat 1
Jika terdapat saksi terbukti melakukan kecurangan sehingga menghambat proses
pemilihan serta merugikan salah satu atau lebih calon formatur maka haknya sebagai saksi
dicabut oleh Panlih.

Ayat 2
Saksi yang telah dicabut haknya oleh Panlih maka hak dan wewenang yang melekat pada
dirinya dinyatakan gugur.

Ayat 3
Panlih meminta kepada Pimpinan Wilayah yang bersangkutan untuk mengganti saksi
dengan usulan nama yang baru sesuai dengan syarat saksi.

BAB VI ATURAN TAMBAHAN

Pasal 14

65
Aturan Tambahan
Hal-hal teknis yang belum diatur dalam tata tertib proses pemilihan ini menjadi hak dan
kewajiban bagi Panlih untuk mengaturnya.

66
KRITERIA CALON FORMATUR
PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH PERIODE
MUKTAMAR XXIII

Pasal I: Ideologi
1. Taat mengamalkan ajaran yang bersumber pada ajaran Alquran dan Sunnah al-Maqbullah
didasari dengan kemurnian akidah.
2. Ketaatan beribadah, senantiasa menjalankan ibadah mahdhah, baik yang wajib maupun
yang sunnat tathawwu` sesuai Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah (HPTM).
3. Taat dan patuh pada tujuan dan keputusan organisasi IPM. Kepatuhan itu dilandasi dan
dijiwai oleh pemahaman terhadap manhaj (ideologi) gerakan IPM (Khittah Perjuangan IPM,
Muqaddimah IPM, Kepribadian IPM, dan Janji Pelajar Muhammadiyah).
4. Shiddiq (jujur) dalam hati, kata, dan tindakan.
5. Amanah (komitmen dan tanggung jawab moral yang tinggi) dalam mengemban tugas
organisasi.

Pasal II: Intelektual


1. Fatanah (kecerdasan pikiran sebagai ulul albab) dalam berpikir, berwawasan, dan
menghasilkan karya pemikiran.
2. Tajdid (pembaruan, berpikiran maju, kreatif) dalam mengembangkan kehidupan dan
menggerakkan persyarikatan sesuai jiwa ajaran Islam Berkemajuan.
3. Etos belajar (semangat dan kemauan keras) untuk selalu mengembangkan diri, mencari
dan memperkaya ilmu, serta mengamalkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan.
4. Inovatif (menemukan hal-hal baru) dalam mengembangkan kemajuan organisasi IPM.
5. Berpikiran maju dan membawa IPM pada kemajuan di berbagai bidang yang menjadi misi
dan usaha gerakan IPM.

Pasal III: Sosial Kemanusiaan


1. Keshalihan (perilaku yang baik) dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat luas.
2. Kepeduliaan sosial (keterpanggilan dalam meringankan beban hidup orang lain).
3. Suka beramal (gemar melaksanakan amal shalih untuk kemaslahatan hidup).
4. Keteladanan (menjadi uswatun hasanah [teladan yang baik] dalam seluruh sikap dan
tindakan).
5. Tabligh (menyampaikan kebaikan kepada orang lain, komunikatif dan terampil membangun
jaringan).

Pasal IV: Keorganisasian


1. Menjadi bagian yang menyatu dengan denyut nadi IPM, Muhammadiyah, umat, dan bangsa
sebagai wujud menjalankan misi dakwah ikatan.

67
2. Berkomitmen dan menjunjung tinggi ideologi Muhammadiyah dan mampu bersikap tegas
tetapi arif dalam membela serta menegakkan prinsip dan kepentingan IPM.
3. Memiliki wawasan dan visi kepemimpinan di tingkat nasional dan berpengalaman dalam
kepemimpinan di IPM minimal empat tahun.
4. Mempunyai jaringan yang luas dan kemampuan melakukan relasi sosial (membangun
jaringan).
5. Mempunyai kemampuan interpersonalitas, komunikasi keumatan, dan kebangsaan yang
berwawasan multikultural.
6. Memiliki kemampuan membangun teamwork dalam organisasi.

Pasal V: Administrasi
1. Memiliki karya tulis ilmiah atau non-ilmiah yang telah dipublikasikan baik di media massa
maupun penerbitan dibuktikan dengan fotocopy tulisan minimal satu judul.
2. Mampu membaca Alquran dengan fasih, disertai dengan syahadah dari lembaga yang
dapat dipertanggungjawabkan.
3. Menguasai bahasa arab, dan atau bahasa inggris secara aktif dan pasif dibuktikan dengan
sertifikat TOEIC atau TOEFL atau IELTS dan atau TOAFL atau IQLA dengan skor minimal
400 atau 3.5 untuk IELTS.
4. Pada saat berlangsung Muktamar maksimal berusia 23 tahun 11 bulan 29 hari dibuktikan
dengan akta kelahiran atau kartu tanda penduduk.
5. Memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) IPM.
6. Telah menjadi anggota Muhammadiyah ditunjukkan dengan kepemilikan Nomor Baku
Muhammadiyah (NBM).
7. Telah aktif menjadi anggota IPM minimal empat tahun yang dibuktikan dengan surat
keterangan dari pimpinan IPM di mana yang bersangkutan aktif.
8. Pernah menjabat sebagai Pimpinan Pusat atau Pimpinan Wilayah IPM minimal satu
periode dibuktikan dengan SK atau Surat Keterangan.
9. Telah mengikuti perkaderan Tingkat Pusat/Taruna Melati Utama dan atau Tingkat
Wilayah/Taruna Melati III, dibuktikan dengan syahadah atau Surat Keterangan.
10. Tidak merangkap kepengurusan di OKP yang bidang garapnya sama dengan IPM,
ditunjukan dengan surat pernyataan bermaterai cukup.
11. Tidak merangkap kepengurusan di partai politik serta organisasi yang berafiliasi dengan
partai politik dan atau tidak terlibat aktif dalam politik praktis baik pada saat dipilih maupun
sesudah dipilih hingga akhir jabatan di IPM yang dibuktikan dengan pernyataan bermaterai
cukup.

68
KRITERIA CALON KETUA UMUM
PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH PERIODE
MUKTAMAR XXIII

Pasal I: Ideologi
1. Taat mengamalkan ajaran yang bersumber pada ajaran Alquran dan Sunnah al-Maqbullah
didasari dengan kemurnian akidah.
2. Ketaatan beribadah, senantiasa menjalankan ibadah mahdhah, baik yang wajib maupun
yang sunnat tathawwu` sesuai Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah (HPTM).
3. Keikhlasan (melakukan sesuatu semata-mata karena Allah SWT) dalam hidup dan berjuang
menegakkan ajaran Islam melalui Muhammadiyah dengan taat dan patuh pada ideologi
Muhammadiyah (Masalah Lima, Langkah 12 Muhammadiyah, Kepribadian Muhammadiyah,
Khittah Muhammadiyah, Muqaddimah AD ART Muhammadiyah, Pernyataan pikiran Seabad
Muhammadiyah, Indonesia Berkemajuan: Rekonstruksi Kehidupan yang Bermakna dan
Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah).
4. Taat dan patuh pada tujuan dan keputusan organisasi IPM. Kepatuhan itu dilandasi dan
dijiwai oleh pemahaman terhadap manhaj (ideologi) gerakan IPM (Khittah Perjuangan IPM,
Muqaddimah IPM, Kepribadian IPM, dan Janji Pelajar Muhammadiyah).
5. Shiddiq (jujur) dalam hati, kata, dan tindakan.
6. Amanah (komitmen dan tanggung jawab moral yang tinggi) dalam mengemban tugas
organisasi.
7. Istiqomah (konsisten) dalam lisan, pikiran, dan tindakan.

Pasal II: Intelektual


1. Fatanah (kecerdasan pikiran sebagai ulul albab) dalam berpikir, berwawasan, dan
menghasilkan karya pemikiran.
2. Tajdid (pembaruan, berpikiran maju, kreatif) dalam mengembangkan kehidupan dan
menggerakkan persyarikatan sesuai jiwa ajaran Islam Berkemajuan.
3. Etos belajar (semangat dan kemauan keras) untuk selalu mengembangkan diri, mencari
dan memperkaya ilmu, serta mengamalkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan.
4. Inovatif (menemukan hal-hal baru) dalam mengembangkan kemajuan organisasi IPM.
5. Berpikiran maju dan membawa IPM pada kemajuan di berbagai bidang yang menjadi misi
dan usaha gerakan IPM.

Pasal III: Sosial Kemanusiaan


1. Keshalihan (perilaku yang baik) dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat luas.
2. Kepeduliaan sosial (keterpanggilan dalam meringankan beban hidup orang lain).
3. Suka beramal (gemar melaksanakan amal shalih untuk kemaslahatan hidup).

69
4. Keteladanan (menjadi uswatun hasanah [teladan yang baik] dalam seluruh sikap dan
tindakan).
5. Tabligh (menyampaikan kebaikan kepada orang lain, komunikatif dan terampil membangun
jaringan).

Pasal IV: Keorganisasian


1. Pengkhidmatan dengan niat Ikhlas dan partisipasi aktif dalam peran keumatan,
kebangsaan, dan kemanusiaan universal diatas lainnya.
2. Menempati posisi apapun dengan semangat ikhlas, berdedikasi, berprestasi, dan
menghasilkan hal-hal terbaik.
3. Menjadi bagian yang menyatu dengan denyut nadi IPM, Muhammadiyah, umat, dan bangsa
sebagai wujud menjalankan misi dakwah ikatan.
4. Berkomitmen dan menjunjung tinggi ideologi Muhammadiyah dan mampu bersikap tegas
tetapi arif dalam membela serta menegakkan prinsip dan kepentingan IPM.
5. Memiliki wawasan dan visi kepemimpinan di tingkat nasional dan berpengalaman dalam
kepemimpinan di IPM minimal empat tahun.
6. Mempunyai jaringan yang luas dan kemampuan melakukan relasi sosial (membangun
jaringan).
7. Mempunyai kemampuan interpersonalitas, komunikasi keumatan, dan kebangsaan yang
berwawasan multikultural.
8. Memiliki kemampuan membangun teamwork dalam organisasi.
9. Siap berkhidmat menjalankan amanah dengan profesional, dedikasi dan penuh tanggung
jawab di IPM.

Pasal V: Administrasi
1. Memiliki karya tulis ilmiah atau non-ilmiah yang telah dipublikasikan baik di media massa
maupun penerbitan dibuktikan dengan fotocopy tulisan minimal dua judul.
2. Mampu membaca Alquran dengan fasih, disertai dengan syahadah dari lembaga yang
dapat dipertanggungjawabkan.
3. Menguasai bahasa arab, dan atau bahasa inggris secara aktif dan pasif dibuktikan dengan
sertifikat TOEIC atau TOEFL atau IELTS dan atau TOAFL atau IQLA dengan skor minimal
450 atau 4 untuk IELTS.
4. Pada saat berlangsung Muktamar maksimal berusia 23 tahun 11 bulan 29 hari dibuktikan
dengan Akta Kelahiran atau Kartu Tanda Penduduk.
5. Memiliki paspor aktif selama masa periode kepemimpinan (dua tahun kedepan).
6. Memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) IPM.
7. Telah menjadi anggota Muhammadiyah ditunjukkan dengan kepemilikan Nomor Baku
Muhammadiyah (NBM).

70
8. Telah aktif menjadi anggota IPM minimal lima tahun yang dibuktikan dengan Surat
Keterangan dari pimpinan IPM di mana yang bersangkutan aktif.
9. Pernah menjabat sebagai Pimpinan Pusat atau Pimpinan Wilayah IPM minimal satu periode
dibuktikan dengan SK atau Surat Keterangan.
10. Telah mengikuti perkaderan Tingkat Pusat/Taruna Melati Utama, dibuktikan dengan
syahadah atau Surat Keterangan.
11. Bersedia berdomisili di tempat kedudukan PP IPM (Yogyakarta/Jakarta) dibuktikan dengan
surat pernyataan bermaterai cukup.
12. Tidak merangkap kepengurusan di OKP yang bidang garapnya sama dengan IPM,
ditunjukan dengan surat pernyataan bermaterai cukup.
13. Tidak merangkap kepengurusan di partai politik serta organisasi yang berafiliasi dengan
partai politik dan atau tidak terlibat aktif dalam politik praktis baik pada saat dipilih maupun
sesudah dipilih hingga akhir jabatan di IPM yang dibuktikan dengan pernyataan bermaterai
cukup.
14. Melampirkan surat keterangan sehat dari dokter dan Surat Keterangan sehat secara
psikologis dari psikolog.

71
KRITERIA PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
PERIODE MUKTAMAR XXIII

Pasal I: Ideologi
1. Taat mengamalkan ajaran yang bersumber pada ajaran Alquran dan Sunnah al-Maqbullah
didasari dengan kemurnian akidah.
2. Ketaatan beribadah, senantiasa menjalankan ibadah mahdhah, baik yang wajib maupun
yang sunnat tathawwu` sesuai Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah (HPTM).
3. Taat dan patuh pada tujuan dan keputusan organisasi IPM. Kepatuhan itu dilandasi dan
dijiwai oleh pemahaman terhadap manhaj (ideologi) gerakan IPM (Khittah Perjuangan IPM,
Muqaddimah IPM, Kepribadian IPM, dan Janji Pelajar Muhammadiyah).
4. Shiddiq (jujur) dalam hati, kata, dan tindakan.
5. Amanah (komitmen dan tanggung jawab moral yang tinggi) dalam mengemban tugas
organisasi.
6. Istiqomah (konsisten) dalam lisan, pikiran, dan tindakan.

Pasal II: Intelektual


1. Fatanah (kecerdasan pikiran sebagai ulul albab) dalam berpikir, berwawasan, dan
menghasilkan karya pemikiran.
2. Tajdid (pembaruan, berpikiran maju, kreatif) dalam mengembangkan kehidupan dan
menggerakkan persyarikatan sesuai jiwa ajaran Islam Berkemajuan.
3. Etos belajar (semangat dan kemauan keras) untuk untuk selalu mengembangkan diri,
mencari dan memperkaya ilmu, serta mengamalkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan.
4. Inovatif (menemukan hal-hal baru) dalam mengembangkan kemajuan organisasi IPM.
5. Berpikiran maju dan membawa IPM pada kemajuan di berbagai bidang yang menjadi misi
dan usaha gerakan IPM.

Pasal III: Sosial Kemanusiaan


1. Keshalihan (perilaku yang baik) dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat luas.
2. Kepeduliaan sosial (keterpanggilan dalam meringankan beban hidup orang lain).
3. Suka beramal (gemar melaksanakan amal shalih untuk kemaslahatan hidup);
4. Keteladanan (menjadi uswatun hasanah [teladan yang baik] dalam seluruh sikap dan
tindakan).
5. Tabligh (menyampaikan kebaikan kepada orang lain, komunikatif dan terampil membangun
jaringan).

Pasal IV: Keorganisasian


1. Menempati posisi apapun dengan semangat ikhlas, berdedikasi, berprestasi, dan
menghasilkan hal-hal terbaik.

72
2. Menjadi bagian yang menyatu dengan denyut nadi IPM, Muhammadiyah, umat, dan bangsa
sebagai wujud menjalankan misi dakwah ikatan.
3. Berkomitmen dan menjunjung tinggi ideologi Muhammadiyah dan mampu bersikap tegas
tetapi arif dalam membela serta menegakkan prinsip dan kepentingan IPM.
4. Memiliki wawasan dan visi kepemimpinan di tingkat nasional dan berpengalaman dalam
kepemimpinan di IPM minimal empat tahun.
5. Mempunyai jaringan yang luas dan kemampuan melakukan relasi sosial (membangun
jaringan).
6. Mempunyai kemampuan interpersonalitas, komunikasi keumatan, dan kebangsaan yang
berwawasan multikultural.
7. Memiliki kemampuan membangun teamwork dalam organisasi.
8. Siap berkhidmat menjalankan amanah dengan profesional, dedikasi dan penuh tanggung
jawab di IPM.

Pasal V: Administrasi
1. Memiliki karya tulis ilmiah atau non-ilmiah yang telah dipublikasikan baik di media massa
maupun penerbitan dibuktikan dengan fotocopy tulisan minimal satu judul.
2. Mampu membaca Alquran dengan fasih, disertai dengan syahadah dari lembaga yang
dapat dipertanggungjawabkan.
3. Menguasai bahasa arab, dan atau bahasa inggris secara aktif dan pasif dibuktikan dengan
sertifikat TOEIC atau TOEFL atau IELTS dan atau TOAFL atau IQLA dengan skor minimal
400 atau 3.5 untuk IELTS.
4. Pada saat berlangsung Muktamar maksimal berusia 23 tahun 11 bulan 29 hari dibuktikan
dengan Akta Kelahiran atau Kartu Tanda Penduduk.
5. Memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) IPM.
6. Telah menjadi anggota Muhammadiyah ditunjukkan dengan kepemilikan Nomor Baku
Muhammadiyah (NBM).
7. Telah aktif menjadi anggota IPM minimal empat tahun yang dibuktikan dengan surat
keterangan dari pimpinan IPM di mana yang bersangkutan aktif.
8. Pernah menjabat sebagai Pimpinan Pusat atau Pimpinan Wilayah IPM minimal satu periode
dibuktikan dengan SK atau surat keterangan.
9. Telah mengikuti perkaderan Tingkat Pusat/Taruna Melati Utama dan atau Tingkat
Wilayah/Taruna Melati III, dibuktikan dengan syahadah atau surat keterangan.
10. Bersedia berdomisili di tempat kedudukan PP IPM (Yogyakarta/Jakarta) dibuktikan dengan
surat pernyataan bermaterai cukup.
11. Tidak merangkap kepengurusan di OKP yang bidang garapnya sama dengan IPM,
ditunjukan dengan surat pernyataan bermaterai cukup.
12. Tidak merangkap kepengurusan di partai politik serta organisasi yang berafiliasi dengan
partai politik dan atau tidak terlibat aktif dalam politik praktis baik pada saat dipilih maupun

73
sesudah dipilih hingga akhir jabatan di IPM yang dibuktikan dengan pernyataan bermaterai
cukup.

74
PERANGKAT MUKTAMAR XXIII

Tim Materi
1. PP IPM
2. PP IPM
3. PP IPM
4. PW IPM Kalimantan Selatan
5. PW IPM Sulawesi Selatan
6. PW IPM Banten
7. PW IPM Jawa Tengah

Tim Verifikasi Keuangan


1. PW IPM Lampung
2. PW IPM Gorontalo
3. PW IPM Sulawesi Utara

Tim Panitia Pemilihan


1. PP IPM
2. PP IPM
3. PW IPM Sumatera Selatan
4. PW IPM Daerah Istimewa Yogyakarta
5. PW IPM DKI Jakarta
6. PW IPM Kalimantan Tengah
7. PW IPM Jawa Timur

Calon Tuan Rumah Muktamar


1. PW IPM Sumatera Utara
2. PW IPM Sulawesi Selatan
3. PW IPM Sulawesi Tengah

75
76

Anda mungkin juga menyukai