Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN


SMAN 1 BALEENDAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan pendidikan

yang diampu oleh Dr. Dedy Achmad Kurniady, M.Pd

oleh

Muhamad Lutfi Amarulloh 1703037


Ridha Gustina 1701348
Sintya Lestari 1702943
Sofia Azzahra Nadia 1704864
Maghfira Syifa Haditsti 1701074
Rivaldi Akbar 1704923

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019

i
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur hanya bagi Allah Swt Rabb semesta alam. Dialah yang
memberikan karunia kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Selawat serta salam
semoga tercurah limpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw.

Penulis telah dapat menyelesaikan penyusunan sebuah makalah dengan judul


“PENGELOLAAN KEUANGAN DI SMAN 1 BALEENDAH”. Dalam proses
penyelesaiannya, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis
ingin menyampaikan ungkapan terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Dr. Dedy Achmad Kurniady M.Pd


2. Teman-teman yang selalu memberikan saran dan motivasi dalam
penyelesaian makalah ini.
3. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian makalah
ini.
Terhadap semua jasa mereka, penulis berdoa semoga Allah SWT membalas
kebaikan mereka dengan balasan yang berlipat ganda, amin. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi penulis dan para pembaca.

Bandung, April 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB 1 ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
1.1 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
1.2Tujuan .......................................................................................................................... 2
BAB II ......................................................................................................................................... 3
KAJIAN TEORI ............................................................................................................................ 3
A. Pengertian Manajemen Keuangan ................................................................................... 3
B. Tujuan Manajemen Keuangan .......................................................................................... 5
C. Manajemen Keuangan Sekolah ........................................................................................ 6
D. Sumber-Sumber Keuangan sekolah.................................................................................. 7
1. Dana dari Pemerintah ................................................................................................... 7
2. Dana dari Orang Tua Siswa ........................................................................................... 8
3. Dana dari Masyarakat ................................................................................................... 8
4. Dana dari Alumni........................................................................................................... 8
5. Dana dari Peserta Kegiatan ........................................................................................... 9
6. Dana dari Kegiatan Wirausaha Sekolah ........................................................................ 9
E. Proses Pengelolaan Keuangan di Sekolah ......................................................................... 9
BAB III ...................................................................................................................................... 10
METODE PENELITIAN .............................................................................................................. 10
A. Metode Penelitian .......................................................................................................... 10
BAB IV...................................................................................................................................... 11
TEMUAN DAN PEMBAHASAN ................................................................................................. 11
A. Temuan ........................................................................................................................... 11
1. Sejarah Lembaga ......................................................................................................... 11
2. Profil Lembaga ............................................................................................................ 12
3. Hasil Obsevasi dan Wawancara .................................................................................. 12
B. Pembahasan.................................................................................................................... 14

iii
1. Sumber-Sumber Pemasukan Keuangan Sekolah : .................................................... 14
2. Pemerintah: Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ............................................. 14
2. Tujuan Manajemen Keuangan Sekolah....................................................................... 15
BAB V....................................................................................................................................... 17
PENUTUP ................................................................................................................................. 17
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 17
B. Saran ............................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 18

iv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut UU RI No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Dalam Undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Bab II Pasal 3 dikatakan
bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertawa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Pada dasarnya, pendidikan merupakan salah satu kebutuhan masyarakat,
pendidikan dipandang sebagai sektor public yang dapat melayani dan memenuhi
kebutuhan masyarakat dengan berbagai pengajaran, bimbingan dan latihan yang
dibutuhkan oleh peserta didik.
Manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajamen sekolah yang
akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah. Sebagaimana
yang terjadi di substansi manajemen pendidikan pada umumnya, kegiatan manajemen
keuangan dilakukan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian, pengawasan atau pengendalian. Beberapa kegiatan manajemen
keuangan yaitu memperoleh dan menetapkan sumber-sumber pendanaan,
pemanfaatan dana, pelaporan, pemeriksaan dan pertanggungjawaban.

1
Dari sekian banyak sumber daya pendidikan, uang merupakan salah satu yang
memainkan peranan yang sangat peting. Hal ini dikarenakan oleh asumsi bahwa
keuangan atau pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung
menunjang efektifitas dan efesiensi pengelolaan pendidikan. Uang dalam kaitannya
dengan proses pendidikan, termasuk sumber daya yang sangat esensial dan sangat
terbatas. Atas dasar asumsi itulah, uang perlu dikelola (dimanage) dengan efektif dan
efisien agar tidak menghambat upaya untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan
sebagai investasi yang akan menghasilkan manusia-manusia yang memiliki
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pembangunan suatu
bangsa.

Dengan kenyataan tersebut maka penerapan peraturan dan sistem manajemen


keuangan yang baku dalam lembaga pendidikan tidak dapat dipungkiri lagi. Lembaga
pendidikan perlu dikelola dengan tata kelola (manajemen) yang baik, sehingga
menjadikan lembaga pendidikan yang bersih, transparan dan kredibel dari berbagai
penyelewengan yang merugikan pendidikan itu sendiri.

1.1 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud manajemen keuangan?
2. Apa tujuan adanya manajemen keuangan?
3. Bagaimanakah proses pengelolaan keuangan di sekolah?
4. Darimanakah sumber-sumber keuangan sekolah?
5. Kemanakah keuangan sekolah dipertanggungjawabkan?
6. Bagaimana prinsip-prinsip manajemen keuangan?

1.2Tujuan
1. Mengetahui maksud dari manajemen keuangan.
2. Mengetahui tujuan adanya manajemen keuangan.
3. Mengetahui proses pengelolaan keuangan di sekolah.
4. Mengetahui sumber-sumber keuangan sekolah.
5. Mengetahui arah pertanggungjawaban keuangan sekolah.

2
6. Mengetahui prinsip-prinsip manajemen keuangan.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Manajemen Keuangan


Manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajamen sekolah yang
akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah. Sebagaimana
yang terjadi di substansi manajemen pendidikan pada umumnya, kegiatan manajemen
keuangan dilakukan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian, pengawasan atau pengendalian.

Beberapa kegiatan manajemen keuangan yaitu memperoleh dan menetapkan sumber-


sumber pendanaan, pemanfaatan dana, pelaporan, pemeriksaan dan
pertanggungjawaban.

Menurut Depdiknas (2000) bahwa manajemen keuangan merupakan tindakan


pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan,
pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan Dengan demikian, manajemen
keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan
sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan
pertanggung-jawaban keuangan sekolah. Sumber keuangan dan pembiayaan pada
suatu sekolah secara garis besar dapat dikelompokkan atas tiga sumber, yaitu:

1. Pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah maupun kedua-duanya, yang bersifat


umum atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan;

2. Orang tua atau peserta didik;

3. Masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat.

Berkaitan dengan peneriman keuangan dari orang tua dan masyarakat


ditegaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional1989 bahwa karena

3
keterbatasan kemampuan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan dana pendidikan,
tanggung jawab atas pemenuhan dana pendidikan merupakan tanggung jawab
bersama antara pemerintah,masyarakat dan orang tua. Adapun dimensi pengeluaran
meliputin biaya rutin dan biaya pembangunan.

Biaya rutin adalah biaya yang harus dikeluarkan dari tahun ke tahun, seperti
gaji pegawai (guru dan non guru), serta biaya operasional, biaya pemeliharaan
gedung, fasilitas dan alat-alat pengajaran (barang-barang habis pakai). Sementara
biaya pembangunan, misalnya, biaya pembelian atau pengembangan tanah,
pembangunan gedung, perbaikan atau rehab gedung, penambahan furnitur, serta
biaya atau pengeluaran lain unutk barang-barang yang tidak habis pakai. Dalam
implementasi MBS, manajemen komponen keuangan harus dilaksanakan dengan baik
dan teliti mulai dari tahap penyusunan anggaran, penggunaan, sampai pengawasan
dan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar semua dana
sekolah benar-benar dimanfaatkan secara efektif, efisien, tidak ada kebocoran-
kebocoran, serta bebas dari penyakit korupsi, kolusi dan nepotisme.

Komponen utama manajemen keuangan meliputi:

1. Prosedur anggaran;

2. Prosedur akuntansi keuangan;

3. Pembelajaran, pergudangan dan prosedur pendistribusian;

4. Prosedur investasi;

5. Prosedur pemeriksaan.

Dalam pelaksanaannya manajemen keuangan ini menagnut azas pemisahan tugas


antara fungsi otorisator, ordonator dan bendaharawan. Otorisator adalah pejabat yang
diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan
pengeluaran anggaran. Ordonator adalah pejabat yang berwenang melakukan
pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan
berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan. Adapun bendaharawan adalah pejabat
yang berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang atau

4
surat-surat berharga lainnya yang dapat dinilai dengan uang serta diwajibkan
membuat perhitungan dan pertanggungjawaban.

Kepala sekolah dalam hal ini, sebagai manajer, berfungsi sebagai otorisator, dan
dilimpahi fungsi ordonator untuk memerintahkan pembayaran. Namun, tidak
dibenarkan melaksanakan fungsi bendaharawan karena berkewajiban melakukan
pengawasan kedalam. Bendaharawan, disamping mempunyai fungsi-fungsi
bendaharawan, juga dilimpahi fungsi ordonator untuk menguji hak atas pembayaran.

B. Tujuan Manajemen Keuangan


Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan kegiatan
sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan,
dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan
efisien. Untuk itu tujuan manajemen keuangan adalah:

1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah

2. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.

3. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas kepala sekolah


dalam menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang menguasai
dalam pembukuan dan pertanggung-jawaban keuangan serta memanfaatkannya
secara benar sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

Tujuan utama manajemen keuangan adalah:


1. Menjamin agar dana yang tersedia dipergunakan untuk kegiatan harian sekolah dan
menggunakan kelebihan dana untuk diinvestasikan kembali.
2. Memelihara barang-barang (aset) sekolah
3. Menjaga agar peraturan-peraturan serta praktik penerimaan, pencatatan, dan
pengeluaran uang diketahui dan dilaksanakan.

5
C. Manajemen Keuangan Sekolah
Setiap unit kerja selalu berhubungan dengan masalah keuangan, demikian
pula sekolah. Persoalan yang menyangkut keuangan sekolah pada garis besarnya
berkisar pada: uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), uang kesejahteraan
personel dan gaji serta keuangan yang berhubungan langsung dengan
penyelenggaraan sekolah seperti perbaikan sarana dan sebagainya.

Di bawah ini kami kemukakan beberapa instrumen (format-format) yang


mencerminkan adanya kegiatan manajemen keuangan sekolah tersebut.

1. Manajemen Pembayaran SPP

Dasar hukum penyusutan SPP adalah keputusan bersama tiga menteri yaitu:

- Menteri P&K (No.0257/K/1974)

- Menteri dalam negeri (No.221 Tahun 1974)

- Menteri keuangan (No. Kep. 1606/MK/II/1974) tertanggal: 20 Nopember 1974

SPP dimaksudkan untuk membantu pembinaan pendidikan seperti yang


ditunjukkan pada pasal 12 keputusan tersebut yakni membantu penyelengaraan
sekolah, kesejahteraan personel, perbaikan sarana dan kegiatan supervisi.

Yang dimaksud penyelenggaraan sekolah ialah:

- Pengadaan alat atau bahan manajemen

- Pengadaan alat atau bahan pelajaran

- Penyelenggaraan ulangan, evaluasi belajar, kartu pribadi, rapor dan STTB

- Pengadaan perpustakaan sekolah

- Prakarya dan pelajaran praktek

Selanjutnya pada pasal 18 dinyatakan bahwa kedudukan kepala sekolah dalam


pengelolaan SPP adalah bendaharawan khusus yang bertanggungjawab dalam
penerimaan, penyetoran dan penggunaan dana yang telah ditentukan terutama dan
penyelenggaraan sekolah.

6
2. Manajemen Keuangan Yang Berasal Dari Negara (Pemerintah)

Yang dimaksud keuangan dari Negara ialah meliputi pembayaran gaji


pegawai atau guru dan belanja barang. untuk pertanggungjawaban uang tersebut
diperlukan beberapa format sebagi berikut:

a. Lager gaji (daftar permintaan gaji)

b. Buku catatan SPMU (Surat Perintah Mengambil Uang)

3. Lain-lain

Sudah menjadi hal yang umum bahwa guru atau karyawan sering mempunyai
sangkut paut tersendiri dalam hal keuangan terutama gaji. Dalam hubungan ini
misalnya kegiatan arisan di sekolah koperasi antar guru dan lain-lain

Oleh karenanya kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga wajib mengetahui


dengan jelas berapa gaji bersih yang diterima oleh anak buahnya, usaha pembinaan
kesejahteraan pegawai kiranya perlu diperhatikan data tersebut.

Maka penyusunannya hendaknya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menginventarisasi rencana yang akan dilaksanakan

b) Menyusun rencana berdasarkan skala prioritas pelaksanaannya

c) Menentukan program kerja dan rincian program

d) Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program

e) Menghitung dana yang dibutuhkan

f) Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana.

D. Sumber-Sumber Keuangan sekolah

1. Dana dari Pemerintah


Dana dari pemerintah disediakan melalui jalur Anggaran Rutin dalam Daftar Isian
Kegiatan (DIK) yang dialokasikan kepada semua sekolah untuk setiap tahun ajaran.
Dana ini lazim disebut dana rutin. Besarnya dana yang dialokasikan di dalam DIK
biasanya ditentukan berdasarkan jumlah siswa kelas I, II dan III. Mata anggaran dan

7
besarnya dana untuk masing-masing jenis pengeluaran sudah ditentukan Pemerintah
di dalam DIK. Pengeluaran dan pertanggungjawaban atas pemanfaatan dana rutin
(DIK) harus benarbenar sesuai dengan mata anggara tersebut.
Selain DIK, pemerintah sekarang juga memberikan dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS). Dana ini diberikan secara berkala yang digunakan untuk membiayai
seluruh kegiatan operasional sekolah.

2. Dana dari Orang Tua Siswa


Pendanaan dari masyarakat ini dikenal dengan istilah iuran Komite. Besarnya
sumbangan dana yang harus dibayar oleh orang tua siswa ditentukan oleh rapat
Komite sekolah. Pada umumnya dana Komite terdiri atas :
a. Dana tetap bulan sebagai uang kontribusi yang harus dibayar oleh orang tua setiap
bulan selama anaknya menjadi siswa di sekolah
b. Dana incidental yang dibebankan kepada siswa baru yang biasanya hanya satu kali
selama tiga tahun menjadi siswa (pembayarannya dapat diangsur).
c. Dana sukarela yang biasanya ditawarkan kepada orang tua siswa terterntu yang
dermawan dan bersedia memberikan sumbangannya secara sukarela tanpa suatu
ikatan apapun.

3. Dana dari Masyarakat


Dana ini biasanya merupakan sumbangan sukarela yang tidak mengikat dari
anggota-anggota masyarakat sekolah yang menaruh perhatian terhadap kegiatan
pendidikan di suatu sekolah. Sumbangan sukarela yang diberikan tersebut merupakan
wujud dari kepeduliannya karena merasa terpanggil untuk turut membantu kemajuan
pendidikan.
Dana ini ada yang diterima dari perorangan, dari suatu organisasi, dari yayasan
ataupun dari badan usaha baik milik pemerintah maupun milik swasta.

4. Dana dari Alumni


Bantuan dari para Alumni untuk membantu peningkatan mutu sekolah tidak selalu
dalam bentuk uang (misalnya buku-buku, alat dan perlengkapan belajar). Namun

8
dana yang dihimpun oleh sekolah dari para alumni merupakan sumbangan sukarela
yang tidak mengikat dari mereka yang merasa terpanggil untuk turut mendukung
kelancaran kegiatankegiatan demi kemajuan dan pengembangan sekolah. Dana ini
ada yang diterima langsung dari alumni, tetapi ada juga yang dihimpun melalui acara
reuni atau lustrum sekolah.

5. Dana dari Peserta Kegiatan


Dana ini dipungut dari siswa sendiri atau anggota masyarakat yang menikmati
pelayanan kegiatan pendidikan tambahan atau ekstrakurikuler, seperti pelatihan
komputer, kursus bahasa Inggris atau keterampilan lainnya.

6. Dana dari Kegiatan Wirausaha Sekolah


Ada beberapa sekolah yang mengadakan kegiatan usaha untuk mendapatkan
dana. Dana ini merupakan kumpulan hasil berbagai kegiatan wirausaha sekolah yang
pengelolaannya dapatj dilakukan oleh staf sekolah atau para siswa misalnya koperasi,
kantin sekolah, bazaar tahunan, wartel, usaha fotokopi, dll.

E. Proses Pengelolaan Keuangan di Sekolah


Komponen keuangan sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan
terlaksananya kegiatan belajar-mengajar bersama komponen komponen lain. Dengan
kata lain, setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya.
Dalam tataran pengelolaan Vincen P Costa (2000 : 175) memperlihatkan cara
mengatur lalu lintas uang yang diterima dan dibelanjakan mulai dari kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan sampai dengan
penyampaian umpan balik. Kegiatan perencanaan menentukan untuk apa, dimana,
kapan dan beberapa lama akan dilaksanakan, dan bagaimana cara melaksanakannya.
Kegiatan pengorganisasian menentukan bagaimana aturan dan tata kerjanya. Kegiatan
pelaksanaan menentukan siapa yang terlibat, apa yang dikerjakan, dan masing-masing
bertanggung jawab dalam hal apa. Kegiatan pengawasan dan pemeriksaan mengatur
kriterianya, bagaimana cara melakukannya, dan akan dilakukan oleh siapa. Kegiatan

9
umpan balik merumuskan kesimpulan dan saran-saran untuk kesinambungan
terselenggarakannya Manajemen Operasional Sekolah.
Muchdarsyah Sinungan menekankan pada penyusunan rencana (planning) di
dalam setiap penggunaan anggaran. Langkah pertama dalam penentuan rencana
pengeluaran keuangan adalah menganalisa berbagai aspek yang berhubungan erat
dengan pola perencanaan anggaran, yang didasarkan pertimbangan kondisi keuangan,
line of business, keadaan para nasabah/konsumen, organisasi pengelola, dan skill para
pejabat pengelola.
Proses pengelolaan keuangan di sekolah meliputi:
1. Perencanaan anggaran
2. Strategi mencari sumber dana sekolah
3. Penggunaan keuangan sekolah
4. Pengawasan dan evaluasi anggaran
5. Pertanggungjawaban
Pemasukan dan pengeluaran keuangan sekolah diatur dalam Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Ada beberapa hal yang berhubungan
dengan penyusunan RAPBS, antara lain:
1. Penerimaan
2. Penggunaan
3. Pertanggungjawaban

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2013:2) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini menggunakan
penelitian deskriptif kualitatif, penelitian deskriptif merupakan suatu metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian

10
deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antarfenomena yang diselidiki. Penelitia ini menggunakan pendekatan kualitatif
karena penelitian ini merupakan penelitian mengenai penerapan metode
pembelajaran.
Menurut Sugiyono (2013:224) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang
paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah teknik wawancara dan observasi. Teknik wawancara menurut Sugiono (2009:
317) adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu dan dengan
wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan
dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi yang tidak mungkin
bisa ditemukan melalui observasi. Sedangkan teknik observasi merupakan suatu
proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Teknik Observasi, Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013:145)
mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua di antara
yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan

BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan

1. Sejarah Lembaga

SMA Negeri Baleendah didirikan pada tahun 1975 melalui Surat Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor: 0274/O/1975 dengan nama Sekolah
Menengah Pembangunan Persiapan Negeri (SMPPN) 37 Bandung yang berlokasi di
Bandung selatan, sekitar 11 km arah selatan kota Bandung atau sekitar 1,5 km dari
Tugu Pahlawan Nasional Mohamad Toha (Pahlawan Nasional dari Bandung Selatan).
Pada tahun 1985, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

11
RI nomor: 0353/O/1985 nama SMPPN 37 Bandung diubah menjadi SMA Negeri
(SMAN) Baleendah.

Pada tahun 2007, melalui Surat Keputusan Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional nomor: 697/C4/MN/2007, tanggal
18 Juli 2007, SMA Negeri 1 Baleendah adalah salah satu SMA di Kabupaten
Bandung yang ditunjuk untuk mengembangkan program Sekolah Bertaraf
Internasional (SMA-BI). Namun pada 8 Januari 2013, status SMA-BI pada SMAN 1
Baleendah dihapuskan yang disebabkan adanya ketetapan Mahkamah Konstitusi yang
mengharuskan seluruh sekolah negeri yang berstatus SBI/RSBI untuk dihapus agar
tidak ada perbedaan kasta dalam dunia pendidikan.

2. Profil Lembaga
Nama Lembaga : SMA NEGERI 1 BALEENDAH
NPSN : 20206151
Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
Alamat Lembaga : Jl. RAA Wiranatakusumah No. 30, Kabupaten
Bandung, Jawa Barat
No. Telp/ Fax : 022-5940283
Fax: 022-5940720
Email : sman1be@sman1baleendah.sch.id
Tahun Berdiri : Pada tahun 1975
NPSN : 20206161

3. Hasil Obsevasi dan Wawancara

a) Identitas Responden

Nama : dr. Dedy Achmad Kurniady M.Pd.

Usia : 52 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pendidikan : S3

b) Keuangan di SMA Negeri 1 Baleendah

12
1) Bagaimna proses keuangan di sma negeri 1 baleendah ini?
Dari dana bos sudah di program kan dari pemerintah, jadi sekolah hanya
mengakomolasikan yang sudah diperuntukan untuk kegiatan persekolahan.
Dibuat dalam rks. Dan diluncurkan dalam 3bulan sekali. Dan kadang tidak tepat
waktu. Kadang di akhir dan sekolah hanya mengakolasikan dalam kegiatan
kurikulum, kesiswaan dan buku-buku.
2) Apa saja anggaran yang digunakan dari dana bos?
Kurikulum: ujian,ulangan
Kegiatan pembinaan kesiswaan: osis, eskull
Perpustakaan: buku
O2sn, Osn, pemeliharaan
3) Kegiatan disekolah ini banyak dan direncanakan siapakah yang bertanggung
jawab dalam kegiatan disekolah ini?
Kepala sekolah, wks, para ketua gmp bersama komite sekolah, kasubag TU.
4) Bagaimana proses pengawasan keuangan?
Yang terlibat adalah distertorat, dinas propinsi, BPK
5) Selain dari dana bos sumber-sumber keuangan sekolah dari mana saja?
Hanya dari bos, dan iuran siswa. Tahun dulu 2017 masih ada bos dari bpd tapi
sekarang tidak ada.
6) RKS (rencana kegiatan sekolah) disekolah ini prosedur penyusunanya
bagaimana?
Misalkan dari kesiswaan melibatkan wakasek kesiswaan
Misalkan dari sarana pra-sarana melibatkan wakasek pra-sarana
Misalkan dari humas yaitu melibatkan wakasek humas
Dari berbagai sektor.
7) Untuk bapa sendiri sebagai penanggung jawab keuangan dari sma ini, untuk dana
bos mencukupi atau tidak?
Justru untuk operasional minimal kos siswa yaitu 4jt dan dari pemerinta 1.5 jt.
Dan itu tidak mencukupi jadi sekolah mengandalkan dari iuran dari orangtua
siswa.
8) Untuk anggaran bos keperluan sekolah kalau untuk pegawai honorer dan stap dari
mana?
Diberi gaji dari propinsi karena dari bos tidsk boleh dan dari komite juga tidak.
9) Dulu ada program dari pemerintah apabila siswa ada yg tidak mampu apakah
skrng masih ada programnya?
Ada skrng dananya khusus untuk siswa yg miskin dan diusulkan selain dari bebas
iuran mereka juga dapat uang dari sekolah 1 jt/thn dan khusus untuk siswa yg
miskin dan ada surat sktm dan membuat syarat-syarat.
10) Menurut bapa dana tersebut sudah tepat sasaran atau tidak?

13
Ada yang tepat ada yang tidak karena tidak dr usulan tetapi dapat, tetapi yang
kita usulkan tepat tetapi dari luar kebijakan sekolah ada yang dapat tetapi
mereka mampu. dari 20% tersebut siswa mendapatkan kebijakan dari sekolah.
11) Pip dilaksanakan berapa kali sekali?
Dilakukan setaun sekali dan dilaksanakan pada akhir taun.
12) Adakah hambatan dan kendala?
Karena peluncuran diakhir sedangkan kegiatan disekolah tidak boleh ditunda.
Seperti listrik ke pln dan internet tidak biss ditempo. Kegiatan harus berjalan
tetapi anggaran dibelakang dan akhir desember harus membuat laporan.
13) Apakah anggaran langsung turun kesekolah apa lewat propinsi?
Semua bantuan dari pemerintah harus dari kasdaerah terlebih dahula tetapi dulu
langsung dari pemerintah kesekolah.

B. Pembahasan

1. Sumber-Sumber Pemasukan Keuangan Sekolah :


Pasal 46 UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, menyatakan pendanaan pendidikan menjadi tanggung
jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Sebagai
konsekuensi logisnya maka sumber-sumber pemasukan sekolah bisa berasal
dari pemerintah, usaha mandiri sekolah , orang tua siswa, dunia usaha dan
industri, sumber lain seperti hibah yang tidak bertentangan dengan peraturan
perundangan yang berlaku, yayasan penyelenggara pendidikan bagi lembaga
pendidikan swasta, serta masyarakat luas.

2. Pemerintah: Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)


Sumber dana pendidikan untuk SD dan SMP, saat ini bersumber dari dana
BOS yang dialokasikan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN); disamping itu terdapat juga dana khusus melalaui pemerintah daerah
provinsi dan kabupaten yang disebut dana khusus dari APBDI dan APBD
II. Dana BOS ini, merupakan dana operasi nonpersonalia sedangkan untuk
gaji pendidik dan tenaga kependidikan bersumber dari dana Rutin melalui
APBN dan APBD.

1) Dana Masyarakat
Dana ini bisa berasal dari komite sekolah/orang tua siswa atau dari
sponsor dan donatur
2) Dana Swadaya

14
Beberapa kegiatan yang merupakan usaha
mandiri sekolah yang bisa menghasilkan pendapatan sekolah antara lain :
(1) pengelolaan kantin sekolah,
(2) pengelolaan koperasi sekolah,
(3) pengelolaan wartel,
(4) pengelolaan jasa antar jemput siswa,
(5) panen kebun sekolah,
(6) kegiatan yang menarik sehingga ada sponsor yang memberi dana,
(7) kegiatan seminar/ pelatihan/lokakarya dengan dana dari peserta yang bisa
disisihkan sisa anggarannya untuk sekolah,
(8) penyelenggaraan lomba kesenian dengan biaya dari peserta atau perusahaan
yang sebagian dana bisa disisihkan untuk sekolah.
3) Sumber Lain:
Selain yang sudah disebutkan di atas, masih ada sumber pembiayaan alternatif
yang berasal dari proyek pemerintah baik yang bersifat block
grant maupun yang bersifat matching grant (imbal swadaya).

2. Tujuan Manajemen Keuangan Sekolah


1). Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah
2). Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.
3). Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.

Dalam pelaksanaan manajemen keuangan, kepala sekolah memiliki otoritas penuh


terhadap pengeluaran keuangan. Setiap dana yang keluar harus disetujui oleh kepala
sekolah. Dari hasil observasi di SMA Negeri 1 baleendah kami rangkum menurut
prinsip-prinip manajemen keuangan sebagai berikut :

1. Transparansi: Di SMA N 1 Baleendah dalam kaitannya dengan manajemen


keuangan sudah terdapat keterbukaan. Dimana sumber, jumlah, alokasi dana, dan
pertanggung jawabannya dapat diakses oleh semua warga sekolah, baik staff maupun
siswa dan wali siswa. Dengan demikiaan, dalam penyelenggaraan seluiruh program
pendidikan di SMA N 1 Baleendah dapat mendapat dukungan dari orang tua dan
pemerintah. Disamping itu, transparansi tersebut dapat menciptakan kepercayaan
timbal balik antara pemerintah, orang tua siswa, dan warga sekolah melaui
penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi
yang akurat dan memadai.

2. Akuntabilitas: Dalam pelaksanaannya, akuntabilitas ini dapat terealisasi ketika


ada transparansi, standar kinerja, dan partisipasi. Di SMA N 1 BE transparansi
tersebut sudah kami jelaskan pada pembahasan sebelumnya.

15
3. Efektivitas: Hal ini berkaitan dengan bagaimana manajemen keuangan tersebut
dapat mencapai tujuan dari program pendidikan tersebut diadakan. Di SMA N 1 BE
dikenal sebagai sekolah berbasis afeksi, dimana disamping menciptakan outcome
yang cerdas dalam ilmu pengetahuan umum juga memiliki pengetahuan religius
spiritual. Alokasi dana banyak dialokasikan untuk kegiatan yang berhubungan dengan
spiritual untuk meningkatkan nilai religius dan penanaman akhlak terhadap peserta
didik, seperti misalnya pembangunan masjid sekolah di SMA N 1 BE, pengadaan
pengajian serja kajian rutin bagi seluruh siswa dan staff di setiap semesternya. Untuk
hasil dari pengalokasian/ manajemen keuangan tersebut dapat dikatakan efektif atau
tidak tergantung dari sudut pandang orang yang menilai, karena bersifat subyektif
bersangkutan dengan moral dan akhlak peserta didik serta staff di SMA N 1 BE,
secara umum pendidik di SMA N 1 BE sudah memiliki nilai religius yang lebih serta
pengetahuan agama yang baik, siswa-siswa juga sudah tertanamkan nilai religius
tersebut dapat

Tercermin dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Dimana setiap hari


sebelum KBM dimulai dilakukan kegiatan kajian Hadist dan Al-Quran untuk hari
senin-jumat, dilakukan tadarus bagi seluruh warga sekolah yang dipandu dari sentar
dari ruang kepala sekolah oleh siswa-siswi yang ditugaskan. Disini nilai efektivitas
sudah dapat dilihat dari pencapaian tujuan SMA N 1 BE yang bertujuan menjadikan
siswa yang cerdas dan berwawasan luas berlandaskan nilai religius. 4.

Efisiensi-Efisiensi berkaitan dengan kualitas suatu kegiatan. Dapat dilihat dari


dua sudut pandang, yaitu dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga, dan biaya dan
dilihat dari segi hasil. Dilihat dari sudut pandang yang pertama, manajemen keuangan
di SMA N 1 BE penggunaan waktunya sudah cukup baik. Dilihat dari kegiatan yang
dilakukan setiap harinya. Jam masuk sekolah di SMA tersebut yaitu pukul 06300
WIB, setelah bel masuk berbunyi diawali dengan kegiatan tadarus dan kajian Hadist
dan Al-Quran samapi pukul 07.00 WIB, dan jeda istirahan sekitar 15 menit da KBM
dimulai pukul 07.15 WIB istirahat dilakukan dua kali, untuk istirahat yang kedua
disesuaikan jam sholat dzuhur. Jadi ketika adzan berkumandang bel istirahat akan
berbunyi dan semua siswa dan staff bergegas menunaikan sholat dzuhur berjamaah.
Baru setelah sholat digunakan untuk istirahat ataupun mencari makan atau sekedar
bercengkrama dengan teman. Untuk tenaga dan biaya yang dibutuhkan dalam
pelaksanaannya tidak telalu membebani anggaran sekolah karena hal dilakukan oleh
siswa secara mandiri. Contohnya tadarus, sholat berjamaah. Kegiatan tersebut tidak
menggunakan anggaran sekolah yang besar tetapi tujuan program sekolah tersebut
dapat tercapai dengan baik.

16
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajamen sekolah
yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di
sekolah. Sebagaimana yang terjadi di SMAN 1 BE dan sekolah lainnya, substansi
manajemen pendidikan pada umumnya, kegiatan manajemen keuangan dilakukan
melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian,
pengawasan atau pengendalian.

Maka berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah kami lakukan
bahwa proses keuangan di SMAN 1 BE sudah mendapatkan program dari
pemerintah dan bantuan dana BOS , jadi sekolah hanya mengakomolasikan yang
sudah diperuntukan untuk kegiatan persekolahan. Dana di khususkan untuk siswa
yg miskin dan diusulkan selain dari bebas iuran mereka juga dapat uang dari
sekolah 1 jt/thn dan khusus untuk siswa yg miskin dan ada surat sktm dan
membuat syarat-syarat. Dana yang didapatkan dipergunakan untuk prasarana ,
buku dsb. Namun walaupun SMAN 1 BE sudah mendapatkan dana BOS yang
dihitung berdasarkan jumlah murid, SMAN 1 BE masih mengadakan iuran atau
bayaran SPP setiap bulannya karena sekolah merasa kurang dengan dana BOS
yang diberikan tidak sesuai dengan cost atau pengeluaran biaya sekolah.

B. Saran
Sebaiknya masalah keuangan di SMAN 1 BE harus dipecahkan secara bersama
jika kita ingin mendapatkan peluang yang maksimal bagi semua sekolah agar
dapat berkembang. Usaha dan pendanaan mandiri merupakan cara pemecahan
yang sangat hakiki bagi sekolah yang benar-benar ingin berkembang. Jika
berkaitan dengan masalah keuangan, maka sebaiknya digunakan sistem
manajemen terbuka. Dengan manajemen terbuka, maka semua keadaan sekolah
baik atau buruk bisa diketahui oleh siapa saja

17
DAFTAR PUSTAKA

Suryobroto, Manajemen Pendidikan Di Sekolah. 2004. Jakarta. Rineka Cipta.


Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah. 2007. Bandung. Remaja Rosda Karya.
Danim, Sudarwan., dan Khairil. Profesi Kependidikan. 2011. Bandung. CV Alfabeta.
Idhochi Anwar, Moch. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan Teori,
Konsep dan Isu, Bandung: Gemilang.

18

Anda mungkin juga menyukai