Anda di halaman 1dari 3

Cara Mudah Melakukan Aksi Nyata pada Platform Merdeka Mengajar (PMM)

Oleh Dr. Budi Suhardiman, M.Pd.

Platform merdeka mengajar (PMM) merupakan salah satu aplikasi untuk menunjang
implementasi kurikulum merdeka (IKM). Aplikasi ini bisa diinstal
melalui playstore di gadget setiap guru. Pemanfaatannya tinggal diklik dan akan
muncul berbagai menu yang dibutuhkan terkait dengan kurikulum merdeka. Guru
dapat terus bergerak, belajar, meningkatkan kompetensinya dalam
mengimplementasikan kurikulum merdeka di sekolahnya masing-masing. Guru tidak
lagi menunggu juklak, juknis, dan undangan untuk mengikuti berbagai kegiatan
peningkatan kompetensi. PMM sudah menyediakan berbagai menu bagi guru agar
terus berupaya menjadi pembelajar sepanjang hayat. Guru dapat belajar dan
memahami berbagai pengetahuan yang ada di dalam PMM.
Ada empat kelompok besar menu pada PMM yang bisa dimanfaatkan guru, yaitu
belajar kurikulum merdeka, kegiatan belajar mengajar, pengembangan diri, dan
mencari berbagi inspirasi.
Tulisan ini fokus pada menu pengembangan diri. Menu ini menyediakan fasilitas
pada guru untuk belajar secara mandiri. Materinya mencakup berbagai topik, yaitu:
kurikulum merdeka, merdeka belajar, perencanaan pembelajaran SMP/Paket B,
asesmen SMP, SMA/SMK, paket B, C, kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran,
projek penguatan profil pelajar Pancasila, penyesuaian pembelajaran dengan
kebutuhan dan karakteristik murid, profil pelajar Pancasila, perencanaan untuk
perbaikan satuan pendidikan, raport pendidikan, implementasi perencanaan untuk
pendidikan berkualitas, refleksi diri, disiplin positif, bimbingan dan konseling dasar,
bimbingan dan konseling layanan peminatan dan responsive, tiga dosa pendidikan:
perundungan, tiga dosa Pendidikan: kekerasan seksual, tiga dosa pendidikan:
intoleransi, supervisi akademik, wawasan kebinekaan global, Pendidikan
keterampilan hidup SMP, pendidikan inklusif SMP, pendidikan kesehatan menstruasi
SMP, gizi remaja SMP, komunitas belajar, permodelan: implementasi P5,
pemanfaatan tool online untuk pembelajaran aktif, meningkatkan kompetensi
numerasi di satuan pendidikan, meningkatkan kompetensi literasi di satuan
pendidikan, memahami KOSP di tahap mahir (part 1), memahami KOSP di tahap
siap (part 1), memahami KOSP di tahap berkembang (part 1), memahami KOSP di
tahap awal (part 1), tahap perkembangan peserta didik jenjang SMA/SMK, tahap
perkembangan peserta didik jenjang SMP, ide-ide praktis pembelajaran numerasi,
mengenal KOSP, dan semangat guru 2: kompetensi nonteknis kurikulum merdeka.
Topik-topik itu disajikan dengan menarik dalam bentuk tulisan dan video yang bisa
langsung dipelajari secara mandiri oleh guru. Guru bisa bebas memilih topik sesuai
dengan kebutuhan. Untuk mengukur keberhasilan guru dalam memahami topik yang
dipelajari, disediakan juga latihan pemahaman dan postes.
Setelah mempelajari topik, guru diminta untuk melakukan aksi nyata berdasarkan
topik yang dipilih tadi. Aksi nyata tersebut dituliskan dalam format PDF. Langkah-
langkah aksi nyata yang selama ini penulis lakukan yaitu (1) mengklik praktikan aksi
nyata, (2) melihat rincian aksi nyata, (2) memilih aksi nyata yang sekiranya mudah
dilakukan, (3) menyusun templet berdasarkan rincian, (4) melakukan aksi
berdasarkan rincian, (5) melengkapi templet berdasarkan aksi yang dilaksankan
berupa poin-poin penting, foto, dan dokumen yang sesuai dalam bentuk PDF, (6)
templet yang sudah dilengkapi itu kemudian diupload, (7) templet yang sudah
diupload kemudian diunduh ke dalam PMM, (8) membagikan aksi nyata supaya
mendapat respon atau tanggapan dari teman sejawat, (9) menunggu validasi aksi
nyata untuk mendapatkan sertifikat.
Peran templet dalam melaksanakan aksi nyata menjadi sesuatu yang penting.
Templet merupakan kata kunci yang ada pada setiap rincian aksi nyata. Oleh karena
itu guru harus terampil menentukan kata kunci yang ada pada setiap rincian aksi
nyata. Caranya yaitu pelajari setiap rincian aksi nyata kemudian tentukan kata kunci
pada setiap rincian itu yang mengarah pada petunjuk untuk melaksanakan kegiatan
aksi nyata atau untuk menampilkan teks, umpan balik, refleksi, dokumen lainnya,
dan foto-foto aksi nyata.
Berikut penulis contohkan cara menyusun templet berdasarkan rincian aksi nyata.
Aksi nyata yang dipilih yaitu Pembentukan Satuan Tugas Kekerasan Seksual di
Satuan Pendidikan. Aksi nyata ini bisa dilakukan oleh kepala sekolah. Rincian aksi
nyata yang bisa dilakukan sebagai berikut
1. Diskusikan dan sepakati pembentukan tim pencegahan tindak kekerasan seksual
(satgas) meliputi: kepala sekolah, perwakilan guru, perwakilan murid, perwakilan
orang tua/wali murid.
2. Prioritaskan dan sepakati poin-poin tugas satgas.
3. Susun rencana program pencegahan kekerasan seksual di satuan pendidikan
dalam periode satu tahun.
4. Sosialisasikan rencana program satgas di satuan pendidikan dengan program
kampanye yang menarik.
5. Mintalah umpan balik pada peserta didik terkait kegiatan sosialisasi.
6. Unggah bukti dalam 1 dokumen yang berisi:

 Catatan proses pembentukan satgas beserta tantangannya.

 Rencana program pencegahan kekerasan seksual di satuan pendidikan


dalam satu tahun kalender akademik.

 Dokumentasi kegiatan sosialisasi

 Catatan umpan balik dari peserta didik

Berdasarkan rincian aksi nyata tersebut, templet yang bisa disusun sebagai berikut.
1. Judul Aksi Nyata: Tiga Dosa Pendidikan: Kekerasan Seksual
2. Tim Pencegahan Tindak Kekerasan Seksual
3. Tugas dan Fungsi Satgas Tim Pencegahan Kekerasan Seksual
4. Program Pencegahan Kekerasan Seksual di SMPN 6 Garut dalam Periode Satu
Tahun
5. Dokumen/foto Sosialisasi Rencana Program Satgas Pencegahan Kekerasan
Seksual
6. Umpan Balik Peserta Didik Terkait Kegiatan Sosialisasi
7. Catatan Proses Pembentukan Satgas Beserta Tantangannya
8. Program Pencegahan Kekerasan Seksual di SMPN 6 Garut
9. Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi
10. Catatan Umpan Balik dari Peserta Didik
Templet di atas dilengkapai dalam bentuk slide atau tulisan berupa paragraf. Penulis
memilih bentuk slide dibuat dalam canva yang menarik. Berdasarkan templet di atas,
slide pertama berisi judul aksi nyata lengkap dengan penyusun dan asal sekolah,
slide kedua berisi tim pencegahan tindak kekerasan seksual yang terdiri atas kepala
sekolah, unsur guru, unsur orang tua, dan unsur murid. Slide ketiga merupakan
rincian tugas dan fungsi satgas tim pencegahan kekerasan seksual.
Slide keempat menampilkan program pencegahan kekerasan seksual, slide kelima
berisi foto-foto sosialisasi rencana program satgas pencegahan kekerasan seksual.
Slide keenam berupa umpan balik dari murid terkait sosialisasi program pencegahan
tindakam kekerasan seksual. Slide ketujuh berisi catatan pembentukan satgas
pencegehan teindakan kekerasan seksual berupa berita acara pembentukan, daftar
hadir, dan foto-foto. Slide kedelapan berisi program pencegahan kekerasan seksual
di SMPN 6 Garut (foto cover, bagian inti, dan penutup). Slide kesembilan berisi foto-
foto kegiatan sosialisasi, dokumen, dll. Slide kesepuluh berisi catatan umpan balik
dari murid berupa tulisan tangan atau jawab malui WA.
Setelah templet itu semuanya terisi kemudian diupload ke PMM. Setelah itu tinggal
menunggu validasi untuk mendapatkan sertifikat. Biasanya hasil validasi diumumkan
pada setiap Rabu minggu pertama. Apabila sudah divalidasi dan hasilnya sesuai
dengan ketentuan maka kotak bertuliskan menunggu validasi akan berubah warna
menjadi hijau dan bertuliskan sertifikat tersedia. Hal ini artinya guru yang
bersangkutan mendapat sertifikat pelatihan mandiri yang sudah dilaksanakannya
pada PMM.
Sebaliknya apabila hasil validasainya bertuliskan harus direvisi maka guru yang
bersangkutan harus mengedit dengan cara menambah yang dianggap belum ada
pada laporan aksi nyata tersebut. Biasanya yang validasinya harus direvisi atau
diperbaiki disebabkan kerena tiak ada umpan balik atau refleksi dari guru yang lain
atau murid. Pengalaman penulis, sebagus apapun aspek-aspek lain dalam aksi
nyata, tanpa adanya umpan balik dari guru atau murid sertifikat tidak akan muncul.
Mari kita hijaukan PMM agar layanan pembelajaran kepada murid dari waktu ke
waktu semakin bermutu. Semoga!
(Penulis adalah Kepala SMPN 6 Garut dan Ketua AKSI Cabang Kabupaten Garut)

Anda mungkin juga menyukai