Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Refleksi Lokakarya 5

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT karena berkat kudrat dan iradatnya saya
sudah sampai pada tahap ini dalam menjalani aktivitas saya sebagai Calon Guru
Penggerak. Terimaksih juga saya ucpakan kepada seluruh pihak yang telah
mendukung segala kegiatan ini sehingga saya telah berada pada tahap pelaksanaan
Lokakarya 5. Sebagai bahan refleksi yang saya tuangkan dalam sebuah jurnal saya
menggunakan model jurnal reflesi 4F yakni Fact (Peristiwa), Feel (Perasaan), Finding
(pembelajaran) dan Future (Penerapan ke depan). Adapaun setelah mengikuti
Lokakarya 5 saya dapat melaporkan sebagai berikut:

1. Fact (Peristiwa)
Kegiatan pada kegiatan Lokakarya 5 adalah unjuk kerja hasil setelah melewati
Pendampingan Individu Ke-5 di mana dimaknai sebagai krangkaian egiatan yang
dilaksanakan sebagai bentuk kegiatan luring/tatap muka antara CGP dengan CGP satu
kabupaten Aceh Timur dari berbagai jenjang Pendidikan kegiatan dilaksanakan di
SMPN 1 Idi Aceh Timur. Acara tersebut didampingi secara langsung oleh masing-
masing Pengajar Praktik setiap kelompoknya serta dihadiri oleh pimpinan dua institusi
yaitu Kepala Dinas Pendidikan Aceh Timur yang mewakili pendidikan dasar menengah
dimana CGP yang dibawahi adalah guru-guru TK, SD dan SMP, dan juga Kepala
Cabang Wilayah Dinas Pendidikan Provinsi Aceh yang membawahi guru-guru
SMA/SMK .
Kegiatan dibuka secara resmi pada pukul 8.30 dan berakhir pada pukul 16.30. Dalam
amanah yang disampaikan Kepala Dinas dan Cabang Dinas pada intinya meminta agar
CGP selalu mempedomani seluruh rangkaian kegiatan LMS untuk selanjutnya
dikembangkan di sekolah masing-masing. Mulai dari filosofi, nilai dan peran guru
penggerak, budaya positif, dan juga bagaimana mengaplikasikan pembelajaran yang
berpihak pada murid. CGP kemudian dibagi ke dalam beberapa kelas, di dalam kelas
kami dikelompokkan dengan memadukan beberapa Pengajar Praktik. Tujuan dari
pembagian kelas ini adalah agar para CGP mampu mengelaborasi dan berkolaborasi
sesama CGP dengan pengajar praktik yang berbeda-beda. Selain untuk saling
mengenal, kemampuan bekerja sama dengan orang lain adalah misi pembagian
kelompok kelas yang sebenarnya.

2. Feeling (Perasaan)
Saya merasa sangat senang baik dengan pembagian kelasnya maupun seluruh
rangkaian kegiatan yang dilaksanakan. Sebagai program akumulasi perwujudan dari
teori-teori yang selama ini dipelajari dalam LMS. Saya merasa program ini perlu dijalani
dengan penuh semangat, karena dengan lokakarya 5 ini saya jadi mengetahui berbagai
ide kreatif program yang direncanakan menjadi prakarsa perubahan dalam aksi nyata di
lapangan yang berdampak positif bagi murid. Program yang kita rancang tentu perlu
umpan balik dan masukan dari rekan agar perencanaan menjadi lebih dapat
dipertanggungjawabkan dan diperbaiki agar diperoleh sebuah rancangan program yang
lebih baik dan terencana secara matang. Sebagaimana pertanyaan kunci Pengajar
Prakti saat pendampingan Individu 5 yaitu rancangan program yang berdampak pada
murid, reviu bersama CGP, apakah rancangan di sekolah sudah berpihak kepada
murid? Maka untuk menjawab pertanyaan tersebut saya merasa bahkan waktu 1 hari
yang diberikan BGP untuk melaksanakan lokakarya saya rasa masih kurang cukup
untuk memaparkan semua rancangan program yang dimaksud.

3. Finding (Pembelajaran)
Kegiatan lokakarya 5 Program Pendidikan Guru Penggerak angkatan 8 ini calon guru
penggerak diharapkan menghasilkan sebuah rancangan prakarsa program BAGJA,
terfokus hanya pada rencana tindak lanjut tahapan B (Buat pertanyaan), A (Ambil
pelajaran). Muara akhir kegiatan adalah menghasilkan perencanaan program bagian
Judul Program atau kegiatan, latar belakang, dan tujuan program yang telah dirancang
di sekolah. Pada prakteknya di kelas kegiatan lokakarya 5 ini, CGP diminta secara
berkelompok bahkan berpasangan untuk memaparkan sebuah program yang dirancang
di sekolah untuk dipaparkan nantinya program yang dianggap baik. Dalam kegiatan
setiap peserta dibagi kelompok, setiap kelompok saling membagikan program masing-
masing dan setiap program diumpan balik oleh rekannya, kemudian nanti
dipresentasikan 1 program yang dipilih berdasarkan kesepakatan rekan kelompok.
untuk mengisi umpan balik survey 3600 yang kedua kepada rekan sejawat, siswa,
kepala sekolah dan diri sendiri. Adapun tahapan yang dilakukan oleh CGP adalah
sebagai CGP mengunduh format umpan balik pada folder format umpan
balik.Memberikan format umpan balik kepada 5 orang rekan guru, 5 orang siswa dan
kepada kepala sekolah untuk diisi. Memasukkan hasil umpan balik yang telah dilakukan
oleh rekan guru, kepala sekolah, dan siswa (silahkan pilih umpan balik siswa sesuai
dengan yang diajar), serta yang dilakukan oleh CGP itu sendiri. Mempelajari hasil
kuesioner umpan balik dari kepala sekolah, rekan guru dan murid. Menganalis jawaban
dan menyimpulkannya, lalu merefleksikannya (hasil refleksi dituangkan pada PI.6.12.
Refleksi Hasil Umpan Balik Kompetensi Guru Penggerak Questionnaire). Sebagaimana
harapan PP dalam Pendampingan Individu 5 yaitu:
a. Mengembangkan diri sendiri dan juga guru lain dengan cara melakukan refleksi,
berbagi, dan kolaborasi;
b. Memiliki kematangan moral, emosional, dan spiritual untuk berperilaku sesuai
kode etik;
c. Merencanakan, menjalankan, merefleksikan, dan mengevaluasi pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik dengan melibatkan orang tua;
Saya telah membuat sebuah program program yang berpihak pada murid program
tersebut mewakili Suara, Pilihan dan Kepemilikan murid. Saya menamakan program
tersebut SABER KELAR (Sapu Bersih Kenakalan Remaja) SaBer KelaR adalah sebuah
program yang bergerak atas dasar keprihatinan atas semakin meningkatnya kenakalan
remaja secara umum terutama di sekolah. Karena keterbatasan sumber daya manusia
dan juga sumber daya financial di sekolah, maka tidak semua hal kenakalan remaja
dapat terdeteksi sehingga mampu ditemukan solusi pemecahannya secara dini.
Program SaBer KelaR adalah sebuah program student agency yang melibatkan peran
aktif siswa untuk membantu secara langsung namun bersifat rahasia.
Setiap kelas dipanggil secara rahasia dan ditetapkan sebagai tim saber, tugas dan
fungsi personil tim Saber KelaR adalah mencari data tindakan kenakalan remaja di
kelas masing-masing. Laporan tim menjadi rutinitas mingguan, artinya setiap personil
harus melaporkan secara berkala setiap tindakan kenakalan remaja di kelasnya
masing-masing kepada Wakil Kesiswaan.
Suara: Program ini lahir dari pemikiran murid yang lahir dari keprihatinan murid akan
meningkatnya kenakalan remaja akhir-akhir ini
Pilihan: Adalah sebuah program sudent agency yang bersifat sukarela tanpa paksaan
dari manapun
Kepemilikan Murid: Program Saber KelaR adalah milik semua murid, dimana dampak
baiknya juga akan dirasakan langsung oleh semua murid.

4. Future (Rencana Ke Depan)


Secara keseluruhan rangkaian kegiatan Lokakarya 5 ini membuat saya bersemangat
untuk terus berpacu melakukan perubahan ke arah perbaikan dan peningkatan
kompetensi diri. Untuk itu saya telah merancangtindakan aksi nyata penerapan praktik
baik SaBer KeLar yang didasari oleh keinginan untuk melakukan praktik baik di
lingkungan sekolah. Harapan saya dengan penerapan praktik baik pembelajaran yang
berpihak pada murid SaBer KeLar di lingkungan sekolah bersama rekan sejawat dan
warga sekolah lainnya, dapat mewujudkan pribadi yang mandiri dan dapat membantu
murid untuk menuntun segala kekuatan kodratnya yang ada pada dirinya.Dengan
praktik baik yang di programkan ini akan membantu murid untuk mampu hidup sebagai
individu dan bagian masyarakat yang mampu menggali dan memaksimalkan segala
potensi yang dimilikinya untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, serta menuntun
murid untuk memperoleh kemerdekaan belajar di sekolah. SaBer KeLar diharapkan
mampu menjawab permasalahan yang dihadapi murid sebagai wadah bercerita saat
melihat ada tindakan kenakalan remaja yang dilakukan oleh murid di sekolah. Karena
selama ini kenakalan remaja masih menjadi permaslahan serius di sekolah namun ada
ketakutan tersendiri bagi murid untuk mengatasi dan melaporkannya, maka program
SaBer KeLar adalah solusi kecil atas penanganan masalah tersebut di sekolah. Para
pelaku kenakalan remaja akan dicarikan solusi berdasarkan tingkat kenakalan dan efek
yang ditimbulkannya. Semua permaslahan diselesaikan secara persuasif, tetapi kadar
penyelesainnya saja yang bertingkat. Ada permasalahan kenakalan yang cukup
diselesaikan di kelas, diselesaikan di tingkat guru bimbingan konseling, di tingkat wakil
kepala sekolah, di tingkat kepala sekolah, orang tua dan pada akhirnya jika mengarah
pada permasalahan hukum tentu kita akan mendampingi hingga permaslahan tersebut
dapat diselesaikan dengan baik dengan menyerahkan pada aparat dan kewenangan
hukum yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai