Anda di halaman 1dari 6

Peran Kepala Sekolah Dalam Pengambilan Keputusan Untuk Meningkatkan Mutu

Pendidikan Di SMP Muhammadiyah Tenggarong Kutai Kartanegara

The Role of the School Principal in Decision-making to Improve the Quality of Education at SMP
Muhammadiyah Tenggarong Kutai Kartanegara

Siti Halimah1, Soemitro2, Azainil3


1)
Mahasiswa Pasca Sarjana Program Studi Magister Manajemen Pendidikan, Universitas Mulawarman.
2)
Mahasiswa Pasca Sarjana Program Studi Magister Manajemen Pendidikan, Universitas Mulawarman.
3)
Dosen Pasca Sarjana Program Studi Magister Manajemen Pendidikan, Universitas Mulawarman.
halimahtasa@gmail.com,mitro1312@gmail.com,azainil@fkip.unmul.ac.id.

Abstrak : This study describes how the school principal at SMP Muhammadiyah Tenggarong Kutai Kartanegara engages in the
decision-making process to improve the quality of education. The objectives of this study are to reveal: (1) The decision-making process
undertaken by the school principal to enhance the quality of education, (2) The participation of the school principal in decision-making to
improve the quality of education, (3) The evaluation of decision implementation to enhance the quality of education. The research
method employed is qualitative descriptive, involving data collection through observation, interviews, and documentation. The findings
of this study are as follows: (1) The decision-making process by the school principal at SMP Muhammadiyah Tenggarong Kutai
Kartanegara involves problem analysis, alternative solution development, alternative selection, implementation, and evaluation, (2) The
school principal involves the foundation and the teachers' council in decision-making by conducting meetings/discussions and seeking
feedback, (3) The evaluation of decision implementation is carried out by all components within the institution.

Keywords: The role of the school principal, Decision-making, Quality of education

Abstrak : Penelitian ini menggambarkan bagaimana kepala sekolah di SMP Muhammadiyah Tenggarong Kutai Kartanegara melakukan
proses pengambilan keputusan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan: (1)
Proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan, (2) Partisipasi kepala
sekolah dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan mutu pendidikan, (3) Evaluasi pelaksanaan keputusan untuk meningkatkan
mutu pendidikan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan mengumpulkan data melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini mengungkapkan temuan sebagai berikut: (1) Proses pengambilan keputusan oleh
kepala sekolah di SMP Muhammadiyah Tenggarong Kutai Kartanegara melibatkan analisis masalah, pengembangan alternatif solusi,
pemilihan alternatif, implementasi, dan evaluasi, (2) Kepala sekolah melibatkan yayasan dan dewan guru dalam pengambilan
keputusan dengan mengadakan rapat/musyawarah dan meminta tanggapan, (3) Evaluasi pelaksanaan keputusan dilakukan oleh
semua komponen di lembaga tersebut.

Kata kunci: Peran Kepala Sekolah, Pengambilan Keputusan, Mutu Pendidikan.

PENDAHULUAN
Pendidikan di era globalisasi yang kita hadapi saat ini mengharuskan setiap sekolah untuk memiliki
keunggulan dan standar yang tinggi agar dapat tetap eksis dan bersaing. Dalam era tantangan global, mutu
pendidikan menjadi sangat penting karena memiliki kaitan positif dengan mutu Sumber Daya Manusia
(SDM), yang sering kali diukur melalui kondisi yang baik, kepatuhan terhadap standar, dan unsur-unsur
penting dalam pendidikan seperti input, proses, output, tenaga pendidik, fasilitas, dan biaya. Kualitas adalah
ukuran untuk mencapai harapan pelanggan terhadap produk atau layanan yang ada. Kualitas mencerminkan
esensi kebaikan, keindahan, dan kebenaran. Memenuhi harapan pelanggan berarti memiliki kualitas.
Mutu pendidikan mencakup aspek menyeluruh dari layanan pendidikan, baik secara internal maupun
eksternal, yang menunjukkan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan yang diharapkan (Kuntoro 2019) .
Mutu pendidikan yang dimaksud di sini adalah kemampuan lembaga pendidikan dalam mengoptimalkan
sumber daya pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar sebaik mungkin dalam konteks
pendidikan. (Warcham 2021)
Mutu pendidikan dapat tercapai apabila seluruh komponen dalam sistem pendidikan bekerja secara
terorganisir dengan baik. Komponen-komponen tersebut meliputi input, proses, output, guru, sarana,
prasarana, dan biaya. Semua komponen tersebut membutuhkan dukungan penuh dari pihak-pihak yang
memiliki peran penting dalam lembaga pendidikan, terutama kepala sekolah (Kharismawati 2019a) .
Menurut Depdiknas, konsep mutu pendidikan mencakup input, proses, dan output pendidikan. Suatu
lembaga pendidikan dikatakan bermutu jika input, proses, dan outputnya memenuhi persyaratan yang
diminta oleh pengguna jasa pendidikan. Jika kinerjanya melebihi persyaratan yang diminta oleh para
pemangku kepentingan, maka lembaga pendidikan tersebut dapat dianggap bermutu. Karena persyaratan
kualitas yang diharapkan oleh pengguna jasa terus berubah dan berkembang, konsep mutu juga bersifat
dinamis, terus berkembang, dan selalu berada dalam kompetisi yang terus-menerus.
Untuk mencapai kemajuan sekolah, diperlukan pengelola dan kepala sekolah yang memiliki
kemampuan untuk mengantisipasi perkembangan eksternal yang terjadi. Peran kepala sekolah sebagai
pemimpin memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
(Fauzan et al. 2018)
. Dalam hal ini, kepala sekolah harus menjalankan tugasnya secara profesional dengan
menekankan pada kreativitas dan kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat sesuai dengan
perkembangan zaman. Sebagai seorang manajer, kepala sekolah harus memiliki empat kompetensi dan
keterampilan utama dalam mengelola organisasi, yaitu kemampuan perencanaan, pengorganisasian sumber
daya, pelaksanaan kegiatan, dan keterampilan pengendalian dan evaluasi, seperti yang disampaikan oleh .
Selain itu, sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah juga harus berperan sebagai konsultan bagi para
guru, membantu mereka dalam memecahkan masalah, dan berusaha meningkatkan kemampuan staf dalam
bekerja dan berpikir secara kolaboratif, sesuai dengan pandangan Soetopo (2010) dan Pertiwi et al. (2018).
Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah juga harus mampu memotivasi orang lain untuk melaksanakan
tugas mereka dengan baik sesuai dengan harapan, guna mencapai tujuan yang diinginkan, seperti yang
diungkapkan oleh (Mohune et al. 2019)
Sebagai manajer, kepala sekolah memiliki berbagai fungsi, antara lain: merencanakan,
mengkoordinasikan, mengawasi, mengevaluasi kegiatan, mengadakan rapat, mengambil keputusan,
mengatur proses pembelajaran, mengatur administrasi, mengatur tata usaha, siswa, tenaga kerja, sarana
dan prasarana, serta keuangan (Al-Fatih et al., n.d.) . Sebagai manajer, kepala sekolah perlu memiliki
kesiapan untuk mengelola sekolah, serta kemampuan dan kemauan untuk beradaptasi, terutama ketika
pemimpin sekolah mampu membuka diri secara luas untuk menggali sumber daya yang dapat mendorong
perubahan dalam manajemen (Kharismawati 2019) .
Pengambilan keputusan merupakan elemen integral dalam kepemimpinan. Hal ini merupakan aspek
kunci dalam tugas manajerial dan mencerminkan proses yang melibatkan serangkaian langkah untuk
menyelesaikan suatu masalah. Menurut Siagian (2008), pengambilan keputusan pada dasarnya merupakan
pendekatan sistematis terhadap masalah yang dihadapi. Pendapat (Qiptiah et al. 2019) menyatakan bahwa
pengambilan keputusan adalah proses memilih pilihan terbaik secara rasional dari berbagai alternatif yang
tersedia. Oleh karena itu, proses pengambilan keputusan tidak dapat terjadi secara instan dalam waktu
singkat. Menurut Bohm dan Brun (2008), pengambilan keputusan adalah proses evaluasi terhadap dua atau
lebih pilihan yang ada, dengan tujuan mencapai hasil yang terbaik. Selanjutnya, pengambilan keputusan
menentukan serangkaian aktivitas untuk mencapai tujuan organisasi.
Pentingnya pengambilan keputusan juga diperkuat oleh beberapa pendapat yang menyatakan
“kepemimpinan adalah salah satu bagian terpenting dalam manajemen. Tanpa adanya pengambilan
keputusan maka tidak ada kepemimpinan dan tanpa adanya kepemimpinan maka manajemen tidak
berfungsi”. Selanjutnya pendapat lain menyatakan “rasionalisasi dalam pengambilan keputusan perlu
dilakukan untuk perubahan yang lebih maju, dari berbagai versi solusi yang ada didalam kelompok. Ini
menunjukkan bahwa pertimbangan dalam pengambilan keputusan sangat penting”. (Slocum & Vroom,
2000), Dalam pelaksanaan manajemen peningkatan mutu, kepala sekolah harus senantiasa memahami
sekolah sebagai suatu sistem organisasi. Kepala sekolah dalam membangun sumber daya manusia melalui
manajemen personalia (Suwardi, 2014).
Peran kepala sekolah memiliki pengaruh signifikan terhadap mutu pendidikan baik di sekolah negeri
maupun swasta. Kepala sekolah diharapkan dapat berperan ganda sebagai manajer dan pemimpin.
Keberhasilan mutu pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah yang baik.
Lembaga pendidikan yang memiliki mutu yang baik umumnya didukung oleh kepala sekolah yang efektif
dalam perannya. Dalam konteks ini, pengambilan keputusan memiliki peran penting dalam meningkatkan
mutu pendidikan. Di dalam organisasi, terutama sekolah, pengambilan keputusan yang baik oleh kepala
sekolah merupakan faktor pendukung untuk menjaga kelancaran sistem sekolah. Oleh karena itu, jika

2
proses pengambilan keputusan di sekolah tidak efektif, maka berbagai sistem di sekolah tersebut akan
mengalami hambatan dan tujuan pendidikan tidak dapat tercapai secara maksimal.
Dalam pengambilan keputusan yang efektif, kepala sekolah perlu memiliki kemampuan berpikir secara
kritis dan terus mengembangkan dirinya. Selain itu, kepala sekolah diharapkan memiliki sensitivitas terhadap
masalah-masalah yang muncul di lingkungan sekolah dan mampu dengan cepat merumuskan solusi yang
tepat. Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus memiliki pemahaman yang baik tentang teori dan
aplikasi pengambilan keputusan, karena pengambilan keputusan merupakan indikator penting dalam
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah (Schildkamp, 2019).
Namun dalam praktiknya, terdapat banyak masalah dan perdebatan yang muncul dalam proses
pengambilan keputusan. Banyak kepala sekolah yang hanya berperan sebagai pemimpin formal dalam
sistem dan tidak melakukan pemikiran mendalam serta mengabaikan konsekuensi dari keputusan yang
diambil. Ada juga kepala sekolah yang mengandalkan intuisi dalam pengambilan keputusan. Padahal, peran
kepala sekolah dalam pengambilan keputusan sangat penting dan merupakan faktor kunci dalam
keberhasilan mutu pendidikan.
Apabila kepala sekolah mampu mengambil keputusan secara efektif dan efisien, maka pendidikan yang
berkualitas dapat terwujud. Pengambilan keputusan yang tepat akan menghasilkan perubahan yang positif
bagi sekolah, namun sebaliknya, keputusan yang salah akan berdampak negatif pada sekolah (Wijaya &
Fuad Zaini, n.d.).
Untuk menggambarkan pentingnya pengambilan keputusan dan peningkatan mutu pendidikan, peneliti
memilih satu sekolah di Tenggarong Kutai Kartanegara sebagai sampel. Sekolah yang menjadi fokus
penelitian adalah SMP Muhammadiyah Tenggarong.
Pemilihan sekolah ini didasarkan pada fakta bahwa SMP Muhammadiyah berada di bawah naungan
Yayasan Muhammadiyah. Oleh karena itu, peneliti ingin melihat peran kepala sekolah dalam pengambilan
keputusan dan partisipasi Yayasan dalam proses pengambilan keputusan untuk meningkatkan mutu
pendidikan di SMP Muhammadiyah Tenggarong Kutai Kartanegara.
Apabila proses pengambilan keputusan dalam Yayasan Muhammadiyah tidak efektif, maka semua sistem
yang ada di SMP Muhammadiyah Tenggarong akan mengalami hambatan dan tujuan pendidikan tidak dapat
tercapai secara optimal.

METODE PENELITIAN
Jika ditinjau dari bidang studinya, penelitian ini termasuk dalam bidang akademik atau pendidikan.
Dalam konteks lokasinya, penelitian ini dilakukan di lapangan. Penelitian ini menggunakan jenis data
deskriptif kualitatif, yang diperoleh melalui observasi dan wawancara yang tidak dinyatakan dalam bentuk
angka. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara dengan kepala sekolah sebagai informan kunci,
yang bertujuan untuk memahami proses pengambilan keputusan di SMP Muhammadiyah Tenggarong.
Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dalam analisis
data, peneliti menggunakan metode analisis kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Mutu pendidikan dapat diinterpretasikan sebagai hasil yang baik dari siswa dan kepuasan dalam
pelayanan. Mutu lulusan terkait dengan pencapaian nilai yang tinggi, diterima dan melanjutkan pendidikan
yang berkualitas, serta memiliki kepribadian yang positif. Sementara itu, mutu pelayanan mencakup
pelayanan yang responsif dan sesuai dengan kebutuhan pihak yang terlibat. Peningkatan mutu pendidikan
ini menjadi tanggung jawab utama kepala sekolah, karena kepala sekolah bertanggung jawab penuh
terhadap organisasi sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah harus memiliki keterampilan yang kuat dalam
mengelola organisasi sekolah.
SMP Muhammadiyah Tenggarong adalah salah satu SMP Islam Swasta yang berada di Kota
Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. Berlokasi ditengah kota yaitu Jl. Pesut gang
Bakut RT. 14 menjadikan SMP Muhammadiyah Tenggarong sangat mudah diakses karena letaknya yang
sangat strategis. Hal ini menjadi salah satu faktor daya tarik yang membuat masyarakat memilih SMP
Muhammadiyah Tenggarong sebagai sekolah pilihan bagi putra putri mereka. Selain memiliki nilai lebih

3
dalam hal keagamaan, SMP Muhammadiyah Tenggarong juga memiliki berbagai prestasi dan bidang
keahlian bagi siswa/ siswi nya. Diantaranya adalah keterampilan bela diri, pramuka, tari, futsal, drumband,
dan pembiasaan bahasa inggris dan arab. SMP Muhammadiyah Tenggarong, dibawah pimpinan kepala
sekolah bapak Sahril S. Pd masuk dalam 10 besar Sekolah Menengah Pertama terbaik se-Kabupaten Kutai
Kartanegara.
Kemampuan SMP Muhammadiyah Tenggarong untuk bersaing dengan sekolah lainnya menunjukkan
bahwa kualitas dan mutu pendidikan di SMP Muhammadiyah tenggarong sudah sangat baik. Hal ini juga
diperkuat dengan nilai akreditasi A yang dimiliki oleh SMP Muhammadiyah Tenggarong.
Dalam usaha meningkatkan mutu sekolah, peran Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah Tenggarong
sangat penting, terutama dalam proses pengambilan keputusan. Dari pengamatan yang dilakukan, Kepala
SMP Muhammadiyah Tenggarong telah menyadari bahwa sebagai pemimpin, kepala sekolah memiliki
peranan dominan dalam pengambilan keputusan. Kepala sekolah juga menyadari bahwa setiap keputusan
yang diambil harus bertujuan untuk meningkatkan kualitas baik bagi guru maupun siswa, dengan fokus pada
peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu memiliki pemahaman yang baik tentang
teori-teori pengambilan keputusan.
Menurut George R. Terry dan Brinckloe, dasar-dasar pendekatan pengambilan keputusan dapat
dikategorikan sebagai berikut: (1) Intuisi: Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi atau perasaan
subjektif dan rentan terhadap pengaruh. Pendekatan ini memiliki kelebihan dan kekurangan. (2)
Pengalaman: Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman mengambil manfaat dari pengetahuan
praktis, karena pengalaman masa lalu seseorang dapat membantu memprediksi hasil dan menimbang
kelebihan dan kekurangan suatu keputusan. Namun, peristiwa masa lalu tidak selalu mencerminkan kondisi
saat ini. (3) Fakta: Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat menghasilkan keputusan yang baik,
solid, dan tepat. Mengandalkan fakta meningkatkan kepercayaan dalam pengambilan keputusan, yang pada
akhirnya menyebabkan penerimaan yang lebih besar terhadap keputusan yang dibuat. (4) Wewenang:
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh atasan terhadap bawahan atau
individu yang berada pada posisi yang lebih tinggi terhadap mereka yang berada pada posisi yang lebih
rendah. Pendekatan ini juga memiliki kelebihan dan kelemahan. (5) Logika/Rasionalitas: Pengambilan
keputusan rasional melibatkan pemeriksaan sistematis dan logis terhadap semua aspek dalam proses
pengambilan keputusan. Keputusan rasional bersifat objektif, logis, transparan, dan konsisten dalam
memaksimalkan hasil atau nilai dalam batasan yang diberikan, dengan tujuan mendekati kebenaran atau
sejalan dengan tujuan yang diinginkan.
Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, diketahui bahwa dalam usaha meningkatkan mutu
pendidikan di SMP Muhammadiyah Tenggarong, kepala sekolah menggunakan pendekatan berbasis fakta
dalam proses pengambilan keputusan. Pendekatan ini melibatkan analisis terhadap masalah yang ada, di
mana informasi berdasarkan fakta-fakta dan data relevan dicari untuk memahami dengan jelas masalah
yang sedang terjadi. Selanjutnya, dilakukan musyawarah atau rapat dengan staf pengajar lainnya untuk
mencari solusi dan alternatif pemecahan masalah. Setelah alternatif-alternatif ditentukan, keputusan diambil
untuk diimplementasikan, dan kemudian dilakukan evaluasi kembali. Pendekatan ini sesuai dengan langkah-
langkah dalam pengambilan keputusan yang diungkapkan oleh Idris (2013), yaitu: (1) mengidentifikasi
masalah, (2) menentukan prioritas masalah, (3) mencari penyebab masalah, (4) mengemukakan alternatif,
(5) mengumpulkan data, (6) mengevaluasi keuntungan dan kerugian setiap alternatif, (7) menganalisis
alternatif, (8) memilih alternatif, (9) menetapkan keputusan, (10) melaksanakan keputusan, dan (11)
mengevaluasi keputusan.
Salah satu contoh dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan mutu pendidikan yang dilakukan
di SMP Muhammadiyah Tenggarong yang berjalan sampai sekarang yaitu baik kepala sekolah maupun
guru-guru harus disiplin datang kesekolah sesuai waktu yang diputuskan yaitu pada pukul: 7.00. Kepala
sekolah dan guru-guru harus hadir tepat pukul tersebut dan ketika guru terlambat akan dikenakan sanksi
yaitu pemotongan gaji guru kecuali ada hal-hal yang mendesak yang memungkinkan kepala sekolah
maupun guru berhalangan untuk hadir pada waktu yang telah ditentukan dan keputusan tersebut berjalan
dengan baik dan tidak ada hambatan dan pemberontakan dalam pelaksanaan keputusan ini. Dan dari

4
keputusan ini sangat dapat mendisiplikan guru-guru sehingga pembelajaran berjalan tepat waktu sehingga
dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Dari proses pengambilan keputusan tersebut, terlihat bahwa kepala sekolah SMP Muhammadiyah
Tenggarong melibatkan seluruh pengurus organisasi, baik Yayasan maupun tenaga pendidik, dalam
partisipasi pengambilan keputusan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Keterlibatan ini tergantung pada
jenis permasalahan yang muncul. Misalnya, dalam hal rekrutmen guru, Yayasan memiliki peran dalam
pengambilan keputusan. Namun, untuk aspek manajerial dan proses belajar mengajar, tanggung jawabnya
sepenuhnya ada pada kepala sekolah.
Setelah proses pengambilan keputusan selesai, dilakukan evaluasi. Evaluasi ini perlu memperhatikan
siapa yang bertanggung jawab dan kapan dilaksanakan. Untuk memastikan efektivitas pelaksanaan
keputusan, kerja sama dengan seluruh staf terkait menjadi penting. Selanjutnya, temuan dari evaluasi perlu
dikomunikasikan kepada anggota tim lainnya (Narul Syakur, 2011).
Pelaksanaan evaluasi di SMP Muhammadiyah Tenggarong dilakukan dengan baik dan efektif karena
melibatkan semua komponen yang ada dalam lembaga tersebut. Tanggung jawab pengevaluasian
keputusan ini diemban oleh semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan keputusan tersebut.
Pengevaluasian ini memiliki manfaat untuk mengetahui sejauh mana dampak dari keputusan tersebut, serta
untuk mengambil tindakan lanjutan berdasarkan hasil evaluasi tersebut.

KESIMPULAN
Berdasarkan data deskripsi dan pembahasan penelitian di atas, dapat disimpulkan secara umum
bahwa kepala sekolah SMP Muhammadiyah Tenggarong Kutai Kartanegara telah melakukan pengambilan
keputusan yang baik dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Secara rinci, dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Proses pengambilan keputusan dilakukan oleh kepala sekolah SMP Muhammadiyah Tenggarong Kutai
Kartanegara melalui langkah-langkah seperti mendefinisikan masalah, menganalisis masalah,
mengembangkan alternatif solusi, memutuskan alternatif, mengimplementasikan, dan mengevaluasi
keputusan. Kepala sekolah juga mendorong para guru untuk aktif dan kreatif dalam pengambilan
keputusan guna menumbuhkan tanggung jawab bersama dalam peningkatan mutu pendidikan.
2. Partisipasi dalam pengambilan keputusan dilakukan dengan melibatkan yayasan, dewan guru, dan staff
tata usaha. Kepala sekolah menggunakan berbagai cara, seperti musyawarah dan meminta tanggapan,
untuk melaksanakan partisipasi ini. Tujuannya adalah agar semua pihak merasa dihargai dan memiliki
tanggung jawab yang lebih besar dalam pelaksanaan keputusan. Kepala sekolah juga menerapkan
reward dan punishment agar pelaksanaan keputusan berjalan efektif.
3. Evaluasi pelaksanaan keputusan dilakukan oleh seluruh komponen lembaga dan semua pihak yang
terlibat dalam keputusan tersebut. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari keputusan yang
diambil. Pengevaluasian dilakukan dengan kerja sama dari semua staf terkait, sehingga dianggap
efektif.

Dengan demikian, keseluruhan pelaksanaan pengambilan keputusan dalam meningkatkan mutu pendidikan
di SMP Muhammadiyah Tenggarong Kutai Kartanegara menunjukkan keputusan yang baik dan efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Idris, J. (2013). Manajerial dan Manajemen. Cipta Media Perintis.


Naidoo, P. (2019). Perceptions of teachers and school management teams of the leadership roles of public
school principals. South African Journal of Education, 39(2). https://doi.org/10.15700/saje.v39n2a1534
Narul syakur, C. (2011). Manajemen Organisasi. Ciptapustaka Media Perintis.
Schildkamp, K. (2019). Data-based decision-making for school improvement: Research insights and gaps.
Educational Research, 61(3), 257–273. https://doi.org/10.1080/00131881.2019.1625716

5
Siagian, S. (2012). Manajemen Strategik. Bumi Aksara.
Siagian, P. Sondang.2008,Filsafat Administrasi.Jakarta: Bumi Aksara
Slocum, J. W., & Vroom, V. H. (2000). Leadership and the Decision-Making Process THE JIM BURNS
DECISION. In Organizational Dynamics (Vol. 28, Issue 4).
Sugiyono, D. (2013). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D.
Sagala, S. 2010, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Bandung: PT Alvabeta
Warcham, A. (2021). Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan Berbasis Manajemen Perilaku dalam Pendidikan
Islam. Jurnal Dirosah Islamiyah, 3, 281. https://doi.org/10.17467/jdi.v3i2.417
Azainil, A., Apriliani, N. U., & Suandie, S. (2018). Policy Evaluation Total Quality Management (TQM) School
Applying International Organization for Standardization (ISO) in the City of Samarinda. Journal of
Educational Review and Research, 1(1), 25–37. https://doi.org/10.26737/jerr.v1i1.506
Wijaya, C., & Fuad Zaini, M. (n.d.). Principal Interpersonal Communication in Decision Making And Policy
Quality Improvement of MTs Ummi Lubuk Pakam. https://ijersc.org/

Anda mungkin juga menyukai