Penelitian Hukum à proses menemukan hukum dalam tindakan dan hubungan manusia yang
mendasarkan pada konstruksi data yang dilakukan secara metodologis, sistematis, dan konsisten à
dapat muncul dua bentuk:
1. Yuridis-normatif1
2. Yuridis-empiris/yuridis-sosiologis
1
Pembahasan lebih lanjut ada di materi UTS, halaman 4
Sistematika proposal
a. Latbel permasalahan
- Thesis statement (buat skripsi tidak perlu)
- Alasan melakukan penelitian
- Hal-hal yang diketahui
b. Pokok permasalahan
c. Tujuan penelitian
à umum, khusus
d. Definisi operasional
e. Tinjauan pustaka
f. Metode penelitian
- Bentuk penelitian
- Tipologi penelitian
- Jenis data
- Alat pengumpulan data
- Jenis data sekunder (untuk penelitian empiris metode sampling, siapa yang
diwawancara, instrumen, bentuk pertanyaan, pengamatan terlibat atau tidak
terlibat)
- Bentuk laporan penelitian
g. Sistematika penulisan
h. Daftar pustaka
Data
a. Bentuk jamak dari datum, dapat diartikan sebagai sesuatu yang diketahui atau dianggap atau
anggapan
b. Atau sekumpulan datum yang berisi fakta serta gambaran suatu fenomena yang
dikumpulkan, dirangkum, dianalisis, dan selanjutnya diinterpretasikan
c. Kumpulan kejadian yang diangkat dari suatu kenyataan/peristiwa
d. Kegunaan data untuk pengambilan keputusan
e. Kriteria data yang baik
a. Obyektif
b. Representatif
c. Kesalahan baku kecil → sampling error yang kecil
d. Tepat waktu, mutakhir up to date
e. Relevan
Sekunder: data yang berasal dari kepustakaan/data yang dikutip dari sumber dokumentasi. Ingat
sifat pribadi, publik, daya ikat sumber bahan hukum.
1. Yang dipublikasi (data harga saham, harga komoditas dari surat kabar, majalah atau media
elektronik)
2. Yang tidak dipublikasi (arsip pemerintah, lembaga2 penelitian dsb)
Buku yang disimpan ditulis oleh pengarang Ditulis bukan dari pengarang
Untuk bahan acuan, studi, rekreasi, dan penelitian Untuk bahan penelitian
KATALOG
Berdasarkan asumsi bahwa bahan pustaka hukum didominasi oleh buku2 hukum dan peraturan
peruuan à Berdasarkan asumsi bahwa bahan pustaka hukum didominasi oleh buku2 hukum dan
peraturan peruuan, maka katalog yang akan dilihat adalah katalog untuk menelusur buku (katalog
buku) dan katalong untuk menelusur per-uuan.
BAHAN REFERENSI merupakan bahan pustaka yang dapat memberikan informasi secara
cepat → artinya untuk dapat mengetahui suatu informasi tertentu, orang tidak perlu membaca dari
awal sampai akhir bahan referensi tersebut
Wawancara dengan narasumber dan informan tidak termasuk data primer (mencari persepsi) à
mencari informasi yang relevan (yang tidak ada di buku) = mencari teori yang relevan yang
menjelaskan makna suatu buku; wawancara dengan informan/narasumber à data
sekunder/pendukung
Langkah penelitian
1. Penyusunan Dokumen Awal
a. Usul penelitian
b. Rencana penelitian
2. Pengumpulan data
3. Pengolahan data dan analisis data
4. Penyusunan dokumen akhir
5. Laporan penelitian
Populasi Populasi
Seluruh obyek yang diteliti karakteristiknya Berupa situasi sosial; Terdiri dari tiga elemen
à ada rumusnya: (actors, activity, and place)
https://www.statistikian.com/2017/12/hitung
-rumus-slovin-sampel.html
Sampel Sampel
Bagian populasi (responden) yang diteliti Nara sumber, partisipan, atau informan
karakteristiknya → Tidak menuntut besar sampel minimal
→ Menuntut besar sampel minimal (logika/common sense)
Ciri pengamatan
● Objektif → dilakukan dengan berdasarkan keadaan objek tunggal nyata yang diamati secara
langsung
● Faktual → pengamatan dilakukan sesuai fakta yang berasal dari pengamatan yang telah
dilakukan dan sudah terbukti kebenarannya tanpa ada dugaan yang tidak jelas
● Sistematik → kegiatan observasi dilakukan sesuai metode yang sudah ditentukan dari awal
dan tidak asal-asalan
Syarat pengamatan
● Didasarkan pada kerangka penelitian ilmiah
● Dilakukan secara sistematis, metodologis, dan konsisten
● Dilakukan pencatatan secara sistematis, metodologis, dan konsisten
● Dapat diuji kebenarannya
Tujuan Pengamatan
● Untuk mendapatkan data tentang perilaku manusia sebagaimana adanya
● Untuk mendapatkan data tentang perilaku nyata dalam prosesnya
● Mendapatkan gambaran komprehensif tentang perilaku manusia
● Untuk mendapatkan gambaran yang lengkap tentang perilaku manusia dan kelompoknya
● Untuk mengadakan eksplorasi
● Untuk memberikan kemungkinan baru yang tidak ditemukan dalam bahan pustaka
● Untuk mendapatkan dasar dalam perumusan masalah
Wawancara
Tidak semua wawancara merupakan data primer, hanya wawancara dengan responden yang
merupakan data primer.
1. Mencari persepsi hukum: mencari efektivitas hukum à dicari dari responden (ia menentukan
konsep validitas penelitian) à wawancara
2. Mencari atau menemukan perilaku hukum: mencari keberlakuan hukum tidak tertulis à dicari
dari pengamatan
alat/teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara
peneliti dan narasumber (responden). Seiring perkembangan teknologi, metode wawancara dapat
pula dilakukan melalui media-media tertentu, misalnya telepon, email, skype, dll.
Percakapan dengan tujuan tertentu. Dalam metode ini peneliti dan responden berhadapan langsung
(tatap muka) untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan mendapatkan data tujuan yang
dapat menjelaskan masalah penelitian (Lexy J. Moleong)
Jenis Wawancara
1. Wawancara informal dengan pendekatan percakapan
Instrumen wawancara
● Pedoman wawancara (interview guide) → digunakan untuk pegangan bagi interviewer, tidak
terlalu umum, hanya sebagai arahan
● Daftar pertanyaan (Kuesioner/Questionnaire/Questioner)
Bentuk pertanyaan: tertutup, terbuka, kombinasi (*dijelaskan di bawah)
Kuesioner/Questionnaire
§ Proses pengumpulan data melalui instrumen yang terdiri dari serangkaian pertanyaan dan
petunjuk untuk menerima tanggapan dari individu yang diberikan kepadanya. Kuesioner
dirancang untuk mengumpulkan data dari suatu kelompok
§ Penting untuk diketahui kuesioner bukanlah survei, melainkan merupakan bagian darinya.
Survei adalah proses pengumpulan data yang melibatkan berbagai metode pengumpulan
data, termasuk kuesioner.
§ Dalam sebuah kuesioner, ada tiga macam pertanyaan yang digunakan. Mereka; alternatif
tetap, skala, dan ujung terbuka. Dengan masing-masing pertanyaan disesuaikan dengan sida
dan ruang lingkup penelitian
Merancang kuesioner
Desain Kuesioner Uji Coba Kuesioner
- Menentukan tujuan kuesioner - Perkenalan diri
- Pilih pertanyaan - Menjelaskan tujuan kuesioner dan
- Kembangakan pertanyaan kueioner pengumpulan data (maksud dan tujuan)
- Batasi panjang kuesioner - Ukur waktu yang diperlukan
(pertimbangkan kenyamanan - Buatlah dengan tampilan yang baik
responden) - Uji kuesioner
- Identifikasi target responden - Sebarkan
- Pastikan dapat menjamin kerahasiaan - Sertakan tenggang pengembalian
identitas responden
Terbuka Tertutup
Lebih untuk mendapatkan pendapat Memberikan kemungkinan pilihan jawaban
Merancang kuesioner
● Menentukan tujuan kuesioner
● Pilih pertanyaan
● Kembangkan pertanyaan kuesioner
● Batasi panjang kuesioner (mempertimbangkan kenyamanan responden)
● Identifikasi target responden
● Pastikan dapat menjamin kerahasiaan identitas responden
● Perkenalan diri anda (lengkapi dengan surat tugas dari institusi)
● Kelebihan dan kekurangan kuesioner
Sampling
Memilih unit/individu yang diambil dari suatu kesatuan atau keseluruhan untuk mendapatkan
gambaran dari kesatuan/keseluruhan tersebut
1. Tidak memberi kesempatan yang sama 1. Memberi peluang yang sama bagi setiap
bagi anggota populasi untuk dipilih anggota populasi untuk dipilih menjadi
menjadi sampel sampel
2. Besar sampel tanpa rumus 2. Besar sampel, dengan rumus
3. Gambaran populasi kasar 3. Gambaran populasi akurat
4. Tidak dimaksudkan untuk generalisasi 4. Dimaksudkan untuk Generalisasi
5. Sampel tidak representatif 5. Sampel representatif
6. Tanpa menggunakan konsep peluang 6. Menggunakan konsep peluang
7. Analisis deskriptif (tanpa uji statistika) 7. Cara pengambilan sampel dengan 1)
undian 2) tabel bilangan acak
8. Analisis, inferensial (dengan uji
statistika)
ABSTRAK
Teknik penulisan abstrak
- Jarak ketik 1 spasi; TNR 12
- Maksimal 250 kata
- Gunakan kalimat aktif (awalan ber atau me)
- Buang kalimat yang sifatnya memberikan keterangan pelengkap
ABSTRAK PERATURAN
Tulis:
- Judul, nomor dan tahun peraturan
- Isi peraturan (memuat landasan filosofis dikeluarkannya peraturan, dasar hukum)
- Catatan
- Nama pengabstrak
TINJAUAN PUSTAKA
● Tidak sama dengan daftar pustaka
● Berisi ulasan buku atau hasil penelitian yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti
(bukan peraturan perundang-undangan, makalah atau artikel majalah/surat kabar)
● Isi tinjauan pustaka
- Deskripsi buku (penulis, judul, cetakan/edisi, impresum, jumlah halaman)
- Uraian singkat isi buku
- Ulasan yang berkaitan dengan isi, bahasa, sistematika, jenis kertas, perwajahan, dsb.
- Jumlah maksimal 500 kata
- Jarak ketik 1,5 spasi
● Format Tinjauan Pustaka
Judul Buku : Diketik Miring
Pengarang :
Impresum : Nama Kota: Penerbit, Tahun
Cetakan/Edisi : (kalau ada, kalau tidak ada tidak perlu ditulis/karang)
Penggunaan bahasa indonesia dalam penelitian dan penulisan hukum harus memenuhi kaidah:
1. Bahasa Indonesia yang baik dan benar
2. Ragam tulisan, bukan ragam lisan
3. Tidak mengandung interpretasi lain
4. Memiliki struktur bahasa yang benar
3. Adanya subjek, kata kerja, objek, dan keterangan sebagai struktur lengkap kalimat (SPOK)
→ suatu kalimat perundang-undangan dan penulisan hukum senantiasa meletakkan struktur
kalimat secara lengkap agar kalimat yang akan disampaikan memenuhi konsep/pesan yang
akan disampaikan
Contoh:
● Dalam rangka meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas keuangan
daerah, kepala daerah menetapkan sistem pengendalian internal keuangan daerah
● Kepala daerah untuk tujuan meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas
keuangan menetapkan sistem pengendalian internal keuangan daerah
4. Menggunakan sedikit kata penghubung dan kata penjelas yang tidak perlu
→ kalimat dalam peraturan perundang-undangan dan penulisan hukum, harus to the point
pada pesan inti yang akan disampaikan. Dengan demikian, memudahkan pembaca
memahami maksud kalimat yang dibaca
Contoh
● Setiap kerugian daerah mengharuskan adanya ganti kerugian, baik karena tindakan
melawan hukum atau kelalaian seseorang harus segera diselesaikan dengan cara
yang ditetapkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
● Seseorang yang menyebabkan kerugian daerah secara melawan hukum atau
kelalaian harus ditetapkan ganti kerugian yang prosesnya ditetapkan dengan
peraturan perundang-undangan
Pembentukan kata
Dalam pengungkapan kata, penulisan harus disesuaikan dengan preposisinya yang sesuai dengan
rumusan luluhnya suatu kata yang diawali huruf K T S P (KTSP) jika diberikan awalan meng-
Kata tanya untuk merefleksikan alasan mengenai sesuatu dalam ragam tulis lazim
menggunakan kata ‘mengapa’, bukan ‘kenapa’
Misal: kenapa masalah lumpur lapindo tidak dapat diatasi pemerintah?
Ubah: mengapa masalah lumpur lapindo tidak dapat diatasi pemerintah?
Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2004, Rekening pemerintah tentunya tidak dapat digunakan untuk
menampung uang swasta
→ UBAH MENJADI: Berdasarkan UU Nomor 1/2004, Rekening pemerintah tentu tidak dapat
digunakan untuk menampung uang swasta
Imbuhan me/di-kan
● Kejaksaan Agung jangan mencampuradukan kasus Bulog dengan kepentingan politik
SEHARUSNYA: mencampuradukkan
● Rumah dinas tidak boleh dikontrakan
SEHARUSNYA: dikontrakkan
imbuhan pe-an
Penegakkan hukum di indonesia dalam bidang transportasi sangat lemah
SEHARUSNYA: penegakan
● himbau
Presiden menghimbau masyarakat…→ (imbau, mengimbau)
● Handal → andal (mengandalkan)
● Panutan → anutan
● Menteri pendidikan nasional membawahi tujuh pejabat eselon I di lingkungan kementerian
Pendidikan indonesia
SEHARUSNYA: Menteri pendidikan nasional membawahkan tujuh pejabat eselon I di
lingkungan kementerian Pendidikan indonesia
Penggunaan singkatan/akronim
● Singkatan
Terdiri dari dua kata atau lebih huruf dengan mengeja
Misalnya TNI, MPR, UI, UKP3R
● Akronim
Penyingkatan yang jika disingkat menyerupai satu kata
Misalnya bappenas, Unair, Kapolri
à Penulisan singkatan/akronim dilakukan setelah kepanjangannya ditulis terlebih dahulu.
Misalnya, … berdasarkan koordinasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
SALAH BENAR
○ UU No 1/1974 ○ UU Nomor 1 Tahun 1974
○ PP No. 2/1999 ○ PP Nomor 2 Tahun 1999
○ UU Nmr 17/2003 ○ UU Nomor 17 Tahun 2003
○ Pasal 2 ayat 1 ○ Pasal 2 ayat (1)
○ Ps 3 ayat 1 butir 1 ○ Pasal 3 ayat (1) angka 1
○ Pasal 1 poin a ○ Pasal 1 huruf a
SALAH BENAR
○ 12 orang mengajukan gugatan class action Sebanyak 12 orang mengajukan gugatan class
action atau … (angka gaboleh di awal!)
○ Dan presiden menyatakan berhenti Presiden menyatakan berhenti
Penggunaan Perincian
● Terdiri atas
Digunakan untuk melakukan rincian secara vertikal dari atas ke bawah. Misalnya:
à Tugas badan Pekerja MPR terdiri atas:
1. merumuskan konsep GBHN
2. menyampaikan usulan perubahan kepada sidang majelis paripurna
● Terdiri dari
Digunakan untuk melakukan rincian secara horisontal dari atas ke bawah. Misalnya:
à Menteri yang hadir terdiri dari menteri Kehutanan, Menteri kesehatan, dan Mendagri
● Seperti-dan lain-lain