Anda di halaman 1dari 31

PENGANTAR

Penelitian Hukum Normatif


§ Ilmu hukum merefleksikan norma dasar yang diberikan bentuk konkret dalam suatu norma
dan peraturan tertentu
§ Ditujukan pada hukum tertentu atau hukum positif
§ Prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika ilmu hukum
dari sisi normatif

Penelitian Hukum à proses menemukan hukum dalam tindakan dan hubungan manusia yang
mendasarkan pada konstruksi data yang dilakukan secara metodologis, sistematis, dan konsisten à
dapat muncul dua bentuk:
1. Yuridis-normatif1
2. Yuridis-empiris/yuridis-sosiologis

Manfaat bahan pustaka


● Pada penelitian hukum normatif, bahan pustaka yang disebut sebagai data sekunder
merupakan data dasar.
● Ciri umum data sekunder adalah:
1. Data sekunder pada umumnya ada dalam keadaan siap terbuat;
2. Bentuk maupun isi data sekunder telah dibentuk dan diisi oleh peneliti terdahulu;
3. Data sekunder dapat diperoleh tanpa terikat atau dibatasi oleh waktu dan tempat.

Data berdasarkan cara memperoleh: primer dan sekunder

1
Pembahasan lebih lanjut ada di materi UTS, halaman 4

Luqyana A (FH UI 2019)


Jenis Data
1. Data primer
Data yang diperoleh langsung dari masyarakat, berupa wawancara dengan responden dan
pengamatan; Data yang diperoleh langsung dari penelitian
2. Data sekunder
Data yang diperoleh langsung melalui penelusuran kepustakaan atau dokumentasi/dokumen
Teknik Penelusuran
- Secara manual, formulasi dan identifikasi dapat dilakukan dengan melakukan
penelusuran ke perpustakaan atau pusat dokumentasi hukum → cara peneliti
mengumpulkan data sekunder.
- Praktisi hukum harus memiliki pengetahuan mengenai subyek yang didata, misalnya
topiknya atau jika peraturan perundang-undangan mengetahui nomor dan tahunnya
- Untuk peraturan perundang-undangan akan lebih baik dan lebih mudah ditelusuri
melalui lembaran negara dan tambahan lembaran negara.

Menurut Manheim ada 3 level data


● First level data, yaitu data yang diperoleh dari wawancara → dapat dipercaya
● Second level data, yaitu data yang diperoleh dari pengamatan → turun tingkat kepercayaan
jadi level 2
● Third level data, yaitu data yang diperoleh dari hasil pengamatan yang dicatat → turun lagi
tingkat kepercayaannya karena bisa saja kesimpulannya berbeda dan tidak benar
Hal ini tidak sama dengan bahan hukum primer sekunder dan tersier

Alat Pengumpulan data


● Studi dokumen bidang hukum
- Sumber primer
Putusan pengadilan, peraturan perundang-undangan karena sebagai warga negara kita
harus menaati putusan tersebut
- Sumber sekunder
Buku, artikel, jurnal, dan berbagai tulisan yang menjelaskan sumber primer
- Sumber tertier
Bahan referensi/bahan penunjang
● Pengamatan
- Terlibat (Peneliti terlibat semua kegiatan yang dilakukan oleh kelompok yang diamati)
- Tidak terlibat (Tidak termasuk dalam kelompok yang diamati, ia mengamati dari luar)
● Wawancara
- Responden
- Nara sumber/informan

Penelusuran Literatur Hukum


Sumber data sekunder/pustaka hukum dari kekuatan mengikatnya:
1. Sumber Primer: peraturan perundang-undangan, yurisprudensi, dan konvensi

Luqyana A (FH UI 2019)


2. Sumber Sekunder: RUU, laporan penelitian, makalah, buku, dll
3. Sumber Tertier: kamus, bibliografi, buku tahunan, buku petunjuk, indeks, dll
Bahan referens yang terdiri dari:
1. Abstrak
- Abstrak yang ditulis oleh penulis karya/author prepared abstract
- Abstrak yang ditulis ahli
2. Almanak/kalender akademik
3. bibliografi/daftar pustaka → menggunakan referensi apa saja saat menulis
4. Buku pegangan/buku pedoman → memuat informasi akan suatu hal
5. Buku petunjuk
6. Ensiklopedi → memuat aspek dari kehidupan
7. Indeks → bisa berupa bagian dari buku, majalah, atau jurnal, diterbitkan sekitar 5
tahun sekali (misal Indeks Majalah Hukum dan Pembangunan)
8. Kamus → kamus bahasa, kamus istilah teknis (misal pengertian2 istilah hukum). Kalo
nulis skripsi nanti cek KBBI dan KUBI (kamus umum bahasa indo)
9. Penerbitan pemerintah → cth peraturan undang-undang
10. Sumber biografi
11. Timbangan buku → tinjauan pustaka (kelebihan dan kekurangan suatu buku)

Sistematika proposal
a. Latbel permasalahan
- Thesis statement (buat skripsi tidak perlu)
- Alasan melakukan penelitian
- Hal-hal yang diketahui
b. Pokok permasalahan
c. Tujuan penelitian
à umum, khusus
d. Definisi operasional
e. Tinjauan pustaka
f. Metode penelitian
- Bentuk penelitian
- Tipologi penelitian
- Jenis data
- Alat pengumpulan data
- Jenis data sekunder (untuk penelitian empiris metode sampling, siapa yang
diwawancara, instrumen, bentuk pertanyaan, pengamatan terlibat atau tidak
terlibat)
- Bentuk laporan penelitian
g. Sistematika penulisan
h. Daftar pustaka

Luqyana A (FH UI 2019)


PEMBAHASAN DATA IN GENERAL

Data
a. Bentuk jamak dari datum, dapat diartikan sebagai sesuatu yang diketahui atau dianggap atau
anggapan
b. Atau sekumpulan datum yang berisi fakta serta gambaran suatu fenomena yang
dikumpulkan, dirangkum, dianalisis, dan selanjutnya diinterpretasikan
c. Kumpulan kejadian yang diangkat dari suatu kenyataan/peristiwa
d. Kegunaan data untuk pengambilan keputusan
e. Kriteria data yang baik
a. Obyektif
b. Representatif
c. Kesalahan baku kecil → sampling error yang kecil
d. Tepat waktu, mutakhir up to date
e. Relevan

Berdasarkan sifat/penampilan data


Data Kualitatif → data yang dinyatakan dalam bentuk non-angka/non-numerik atau biasa juga
disebut atribut. Dalam istilah komputer disebut data bertipe string.
Data Kuantitatif → data yang dinyatakan dalam bentuk angka (data numerik). Dalam komputer
dikenal sebagai data numeric. Data kuantitatif dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Data diskrit → data hasil pencacahan dan berupa bilangan bulat (dalam komputer dikenal
sebagai integer)
2. Data kontinyu → data hasil proses pengukuran dan dapat berupa bilangan pecahan (bilangan
real)

Data sekunder berdasarkan sumbernya


● Data internal → data yang bersumber dari keadaan atau kegiatan suatu kelompok atau
organisasi
● Data eksternal → data yang bersumber dari luar kelompok atau organisasi

Berdasarkan waktu pengumpulannya


● Data cross section → data yang dikumpulkan dalam suatu periode tertentu
● Data berkala time series → data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu, data ini sering juga
disebut sebagai data historis

Data berdasarkan skala


● Data nominal → data yang paling rendah dalam level pengukuran data, dibedakan dalam
kategori tanpa memperhatikan urutan. Satu pengukuran hanya menghasilkan satu-satunya
kategori, setiap kategori dianggap sama (tanpa tingkatan), tidak bisa dioperasikan secara
matematis

Luqyana A (FH UI 2019)


● data ordinal → dibedakan dalam kategori berdasarkan urutan. Memilliki tingkataan data
tidak tertentu
● Data interval → urutan bertingkat dan dapat dikuantifikasi (diberi nilai). Memiliki interval ttt
● Data rasio → data bersifat angka dalam arti yang sesungguhnya; memiliki angka nol absolut;
memiliki kedudukan paling ‘tinggi’ dalam level pengukuran data; dapat dioperasikan secara
matematis.
Data berdasarkan skala dipergunakan untuk mengolah data statistik, misal rumus yang digunakan

Pengumpulan data (Karakteristik)


1. Relevan → data-data yang diraa relevan oleh peneliti hendaknya dicatat secara
komprehensif--mengidentifikasi masalah yang diteliti, lakukan dengan fokus
2. Lengkap → seluruh data diperlukan untuk mengidentifikasi masalah. Data yang terkumpul
harus lengkap guna membantu mengatasi masalah
3. Akurat dan nyata → dalam pengumpulan data ada kemungkinan terjadi berbagai penafsiran.
Untuk mencegah hal tsb, maka harus berpikir akurasi dan nyata untuk membuktikan benar
tidaknya apa yang telah didengar, dilihat, diamati, dan diukur misalnya adanya validasi
terhadap semua data yang sekiranya meragukan

Pentingnya pengumpulan data


● Integritas penelitian
● Kurangi kemungkinan kesalahan
● Pengambilan keputusan
● Hemat biaya dan waktu
● Untuk mendukung kebutuhan akan ide baru, perubahan, dan/atau inovasi

METODE PENGUMPULAN DATA

Luqyana A (FH UI 2019)


Data Sekunder Dalam Penelitian

Sekunder: data yang berasal dari kepustakaan/data yang dikutip dari sumber dokumentasi. Ingat
sifat pribadi, publik, daya ikat sumber bahan hukum.
1. Yang dipublikasi (data harga saham, harga komoditas dari surat kabar, majalah atau media
elektronik)
2. Yang tidak dipublikasi (arsip pemerintah, lembaga2 penelitian dsb)

Ciri-ciri Data Sekunder


1. Siap terbuat (ready made) → sudah dibuat oleh penulis sebelumnya
2. Bentuk maupun isinya telah dibuat oleh peneliti sebelumnya
3. Dapat diperoleh tanpa terikat atau tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat

Sifat data sekunder


Pribadi Publik
a. Dokumen Pribadi a. Data arsip → arsip nasional
b. Data Pribadi yang disimpan di b. Data resmi instansi pemerintah → dari departemen,
lembaga atau tempat orang kementerian, permen, perbupati
bekerja/pernah bekerja c. Data lain, misalnya peraturan, UU, Yurisprudensi MA

KEUNTUNGAN DATA SEKUNDER KERUGIAN DATA SEKUNDER


1. menghemat tenaga dan biaya 1. Peneliti kadang menganggap bahwa data
2. Dapat dipergunakan sebagai bahan untuk sekunder yang ditelaahnya sudah tuntas
menilai hasil-hasil penelitian sebelum 2. Sukar untuk mengetahui bagaimana proses
peneliti melakukan penelitian yang pengumpulan dan pengolahan data
sesungguhnya sekunder yang didapatnya
3. Menimbulkan gagasan baru 3. Seringkali lokasi terhimpunnya data
4. Tidak terikat oleh waktu dan tempat sekunder sukar diketahui

Bentuk Fisik Bahan Pustaka


1. Monograf/Buku
suatu terbitan yang utuh kesatuannya dan yang isinya mempunyai nilai tetap.
à riset yang dibuat hanya 1 kali
2. Terbitan berskala seri
terbitan yang direncanakan untuk diterbitkan secara terus menerus dengan frekuensi
tertentu (misal majalah, koran, jurnal)
3. Brosur/Pamflet
bahan pustaka yang mengandung nilai yang bersifat sementara (misalnya: daftar harga buku,
daftar terbitan buku-buku baru, pariwisata, rumah)
4. Bahan non book format (Bahan Non-Buku)
Bahan pustaka yang berbentuk bahan buku, misalnya: peta, foto, gambar, bahan pandang
dengar, mikrofis, mikrofilm, dsb
5. Bahan dari internet

Luqyana A (FH UI 2019)


Bahan pustaka dilihat dari kategori disiplin ilmu (secara sempit):
- Bahan pustaka non hukum misal, bahasa sejarah teknik kedokteran
- Bahan pustaka hukum

Dilihat dari sifat bahan pustaka…


a. Sumber Primer
Bahan pustaka yang berisikan pengetahuan ilmiah yang baru dan mutakhir ataupun
pengertian baru tentang fakta yang diketahui maupun suatu gagasan. Misal:
- Buku - Laporan penelitian
- Kertas kerja - Majalah
b. Sumber Sekunder
Bahan pustaka yang memberikan informasi tentang bahan primer. Misal:
- Abstrak - penerbitan pemerintah
- Indeks - bahan acuan lainnya
- bibliografi

Dilihat dari kekuatan mengikat, bahan pustaka hukum dapat dibagi


1. Bahan Hukum Primer
Bahan yang isinya mempunyai kekuatan mengikat kepada masyarakat, contoh:
a. Norma dasar f. traktat
b. Peraturan dasar g. Peraturan zaman penjajahan
c. Peraturan peruuan yang masih berlaku
d. Bahan hukum tidak tertulis h. Kontrak, akta
e. yurisprudensi
2. Bahan hukum sekunder
Bahan hukum yang isinya memberi informasi mengenai bahan hukum primer, contoh
a. Buku d. Laporan penelitian
b. Laporan e. Skripsi tesis dsb
c. Artikel f. Makalah dan pidato ilmiah
3. Sumber Tersier
a. Kamus c. Indeks dsb.
b. Ensiklopedi

Sumber/tempat diketemukannya bahan-bahan pustaka


1. Perpustakaan
Ruangan, bagian sebuah gedung atau gedung itu sendiri yang digunakan untuk melakukan
usaha yang dengan teratur dan sistematis menyelenggarakan pengumpulan, perawatan, dan
pengolahan bahan pustaka untuk disajikan dalam bentuk layanan yang bersifat edukatif,
informatif, dan rekreatif kepada masyarakat
2. Pusat dokumentasi
Badan yang bertugas untuk menyimpan dokumen yang berbentuk bukan buku (monograf)
untuk diolah, diberi anotasi dan diidentifikasi untuk distribusi pemakai
3. Lembaga arsip

Luqyana A (FH UI 2019)


Badan yang bertugas menyimpan berkas pranata umum/swasta yang dinilai perlu disimpan
secara permanen untuk acuan dan penelitian
Arsip → lembaga menyimpan berkas2 pranata
Arsip → berkas2 pranata → arsip statis (udah lama), arsip dinamis (baru; biasanya di
lingkungan orang bekerja; bisa dibuka kapan aja dalam waktu yang lama), arsip abadi
(disimpan seumur hidup; biasanya sifatnya pribadi)

Perbedaan karakter koleksi perpustakaan dengan lembaga arsip


PERPUSTAKAAN ARSIP

Dipinjamkan Tidak untuk dipinjamkan

Buku yang disimpan ditulis oleh pengarang Ditulis bukan dari pengarang

Untuk bahan acuan, studi, rekreasi, dan penelitian Untuk bahan penelitian

Rusak dapat dibeli Tidak dapat dibeli lagi

Alat-alat penelusur data sekunder


1. Katalog
Suatu deskripsi yang terdiri atas unsur-unsur yang disusun secara sistematis sebagai sarana
temu kembali
2. Daftar koleksi baru/daftar tambahan koleksi
Merupakan suatu media untuk memberi tahu adanya koleksi-koleksi baru dalam
perpustakaan
3. Bibliografi
Terbitan yang memuat daftar terbitan yang pernah diterbitkan
4. Indeks Artikel
Daftar artikel2 yang menunjukkan tempat artikel tersebut dimuat dalam majalah atau surat
kabar
5. Abstrak
Intisari suatu karangan atau tulisan
6. Daftar isi mutakhir (current content)

Langkah-langkah dalam melakukan penelitian kepustakaan


1. Mempelajari peraturan perpustakaan
2. Mengetahui sistem pelayanan
a. Sistem terbuka atau Open Access System (OPAC – online public access catalog)
Perpustakaan yang tidak melarang para pemakainya untuk mencari sendiri bahan
pustaka para pemakainya sendiri
b. Sistem tertutup atau Closed Access System
Para pemakai perpustakaan tidak dapat mencari sendiri bahan pustaka yang
dibutuhkan, tetapi dilakukan petugas perpustakaan
3. Mengetahui bentuk dan jenis bahan pustaka

Luqyana A (FH UI 2019)


4. Mengetahui alat penelusur bahan
5. Mengetahui cara mempergunakan katalog

KATALOG
Berdasarkan asumsi bahwa bahan pustaka hukum didominasi oleh buku2 hukum dan peraturan
peruuan à Berdasarkan asumsi bahwa bahan pustaka hukum didominasi oleh buku2 hukum dan
peraturan peruuan, maka katalog yang akan dilihat adalah katalog untuk menelusur buku (katalog
buku) dan katalong untuk menelusur per-uuan.

Unsur Katalog Buku


1. Tanda buku/call number
a. Nomor klasifikasi → 340, 341, 342
b. Tiga huruf pertama nama pengarang
c. Huruf pertama judul buku
2. Nama pengarang
→ dibedakan:
a. Nama orang
i. Penulisan nama orang pada katalog diawali dengan nama keluarga
ii. Biasanya kata terakhir dari nama pengarang dianggap sebagai nama keluarga
iii. Biasanya katalog utama: nama orang
iv. Contoh:
Soerjono Soekanto → Soekanto, Soerjono
Susilo Bambang Yudhoyono → Yudhoyono, Susilo Bambang
Untuk nama cina dan jepang, nama keluarganya ada di kata awalan jd gaperlu
dibolak | Tan Ping Hian à Tan, Ping Hian
b. Nama badan korporasi
i. Penulisan ditulis apa adanya
ii. Contoh: Bank Indonesia
3. Judul buku
4. Pernyataan kepengarangan
nama ilustrator, penerjemah, penyadur, pengarang/pengarang-pengarang
5. Edisi/cetakan
Uraian yang memberikan informasi mengenai edisi atau cetakan dari buku yang
bersangkutan
6. Impresum - Penyebutan:
- Nama kota dimana buku - Nama penerbit
diterbitkan - Tahun buku diterbitkan
7. Kolasi
Uraian mengenai keadaan fisik buku, halaman termasuk ke sini
8. Anotasi
Keterangan-keterangan lain yang dianggap penting; ISBN, keterangan jilid, judul asli
9. Jejakan
Menerangkan berapa banyak katalog yang dimiliki oleh buku ybs

Luqyana A (FH UI 2019)


a. Katalog
pengarang
(Marsono)
b. Katalog judul
c. Katalog subyek,
pokok bahasan,
baris teratas
(HAP)

Jenis Katalog Buku


1. Katalog pengarang
katalog yang dapat dipergunakan untuk menelusur bilamana penelusur mengetahui nama
pengarang buku
2. Katalog judul
Katalog yang dapat dipergunakan untuk menelusur bilamana penelusur mengetahui judul
buku
3. Katalog Subjek
Katalog yang dapat dipergunakan untuk menelusur bilamana penelusur mengetahui subyek
pembahasan

Unsur-Unsur Katalog Peraturan Perundang-Undangan


1. Tajuk entri utama → lembaga yang bertanggung jawab
2. Judul seragam → sarana untuk mengelompokkan jenis-jenis peraturan
3. Bentuk peraturan → bentuk UU, peraturan pemerintah, instruksi presiden, keputusan mentri
4. Nomor, tahun, dan tanggal
peraturan
5. Perihal → peraturan tersebut
mengenai apa
6. Impresum → tempat dan
tahun peraturan ditetapkan
7. Sumber teks → media/tempat
dimana teks/naskah
peraturan dimuat

Luqyana A (FH UI 2019)


Jenis Katalog Peraturan Perundang-Undangan
1. Katalog utama
Katalog yang dipergunakan untuk menelusur/menemukan kembali suatu peraturan
perundang-undangan apabila si penelusur mengetahui:
- Lembaga yang membuat peraturan tersebut
- Nomor dan tahun peraturan
- “saya ingin memperoleh keputusan menteri pendidikan nasional no. 114/U/2001
tanggal 11 Juli 2001”
2. Katalog subyek
Katalong yang dapat dipergunakan untuk menelusur/menemukan kembali peruuan apabila
penelusur hanya mengetahui permasalahan atau subyek yang diatur dalam peraturan yang
diinginkan
- “tolong berikan saya peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
perlindungan konsumen”

Sumber/tempat diperolehnya peraturan perundang-undangan

a. Peraturan tingkat pusat


1. Himpunan koesnodiprodjo tahun 1946-1949
memuat : UU dan PP
2. Lembaran Negara (LN)
a. Periode 1950-1966
Memuat: UU, PP, KepMenteri
b. Periode 1966-sekarang
Memuat: UU, PP, Keppres yang berkaitan dengan perjanjian internasional
TLN→ Memuat penjelasan dari peraturan yang dimuat dalam LN
3. Himpunan peraturan nehara (HPN)
→ diterbitkan oleh Sekretariat Negara
Memuat: UU, PP, Keppres, Inpres berikut lengkap dengan penjelasan
4. Himpunan yang dikeluarkan oleh Departemen Pemerintah
5. Himpunan yang dikeluarkan oleh perorangan
Misalnya: “himpunan peraturan2 hukum tanah” oleh Prof Boedi Harsono, S.H
6. Harian, majalah, dsb (bersifat insidental)
7. Berita negara (BN)
Memuat:
a. Pengumuman resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah. misalnya bila
dikeluarkan peraturan baru
b. Pengumuman surat2 resmi yang perlu diketahui umum
c. Nomor pendaftaran yayasan, PT
Tambahan Berita Negara (TBN) → memuat anggaran dasar yayasan, PT à AD ART

b. Peraturan Tingkat Daerah

Luqyana A (FH UI 2019)


1. Lembaran daerah
2. Himpunan perda
3. Buletin perda

c. Masa Penjajahan Belanda


1. Staatsblad van Nederlandsch Indie → LN
2. Bijblad van het Staatsblad → TLN
3. Javasche Courant → BN
4. Bivoegsel van het Javasche Courant → TBN

d. Masa Pendudukan Jepang


KANPO à Terbitan yang dikeluarkan oleh Gunseikanbu (Pemerintah Militer). Memuat:
1. Osamu serei (peraturan dari seiko sikikan (panglima perang)
2. Osamu Kanrei (Peraturan dari Gunseikan (kepala staf))
3. Perda
4. iklan/ wara warta → ditulis dalam huruf kanji

Sumber ditemukannya yurisprudensi


a. Tijdschrift van het recht voor Nederlandsch Indie
b. Yurisprudensi Indonesia (dikeluarkan oleh MA)
c. Himpunan Putusan Pengadilan (dikeluarkan oleh Departemen Kehakiman dan HAM
d. Himpunan yang dikerjakan oleh perorangan/swasta

BAHAN REFERENSI merupakan bahan pustaka yang dapat memberikan informasi secara
cepat → artinya untuk dapat mengetahui suatu informasi tertentu, orang tidak perlu membaca dari
awal sampai akhir bahan referensi tersebut

Jenis-jenis bahan referensi


1. Abstrak (sari karangan)
Uraian mengenai hal-hal yang menjadi pokok bahasan suatu tulisan/karangan.
Manfaat Abstrak:
a. Memperoleh gambaran secara singkat dari isi sebuah tulisan
b. Mencegah duplikasi
Dapat dibuat oleh…
a. Pengarangnya sendiri (author prepared abstract)
b. Orang lain (subject expert abstract/professional abstract)
2. Almanak/kalender/buku tahunan
Terbitan yang memuat kegiatan suatu daerah/lembaga/instansi dalam satu tahun
3. Bibliografi/dafpus
Terbitan yang memuat daftar terbitan-terbitan dari suatu disiplin ilmu tertentu, atau dari
suatu negara tertentu atau daftar terbitan yang dikeluarkan dalam rangka suatu tujuan
tertentu; Informasi yang diperoleh dari bibliografi antara lain:
Pengarang, judul, tempat terbit, nama penerbit, tahun terbit dan edisi

Luqyana A (FH UI 2019)


→ Bibliografi dibagi dalam 5 jenis:
a. Universal → tidak terbatas pada pokok bahasan, bahasa, tempat dan waktu
b. Nasional → daftar penerbitan suatu negara tertentu
c. Subjek → daftar terbitan mengenai suatu bidang tertentu
d. Bibliografi dari bibliografi → daftar dari bibliografi dari terbitan yang pernah terbit
e. Bibliografi selektif → diterbitkan untuk tujuan tertentu, misalnya bibliografi
pancasila (memuat berbagai tulisan yang membahas tentang pancasila
4. Buku pegangan/handbook/manual
Terbitan yang memberikan petunjuk praktis, instruksi cara-cara melakukan sesuatu dan
biasanya disajikan dalam bentuk padat, ringkas
5. Buku petunjuk/direktori
Terbitan yang memuat mengenai nama lengkap, alamat, nomor telpon dsb dari seseorang,
tokoh, organisasi, suatu badan atau suatu profesi
6. Ensiklopedia
Terbitan yang menyajikan berbagai informasi secara mendasar tentang berbagai hal atau
dalam bidang ilmu tertentu
7. Indeks
Daftar yang menunjukkan pada majalah atau surat kabar apa suatu artikel dapat dibaca
8. Kamus
Terbitan yang memberikan petunjuk tentang arti suatu kata atau istilah; Terdiri dari:
a. Kamus satu bahasa
b. Kamus dua bahasa atau lebih
9. Penerbitan Pemerintah
Terbitan yang disusun atas perintah dan dengan biaya pemerintah atau bagian pemerintah
à rujukan karena acapkali membuat peraturan perundang-undangan serta kebijaksanaan-
kebijaksanaan pemerintah yang dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam kegiatan
instansi
10. Sumber biografi
Terbitan yang memuat keterangan mengenai riwayat hidup seseorang, terutama tokoh
terkenal; Jenis biografi:
a. Umum → tidak terbatas tempat dan waktu
b. Nasional atau daerah → terbatas pada tokoh2 negara atau daerah tertentu
c. Profesional atau khusus → hanya memuat tokoh tertentu
Dilihat dari sifat biografi:
a. Current: memuat biografi dari tokoh-tokoh yang masih hidup
b. Retrospective: memuat tokoh yang sudah meninggal
11. Sumber ilmu bumi à atlas?
Terbitan yang memberikan informasi mengenai letak suatu tempat atau negara
12. Terbitan berkala
Terbitan yang direncanakan untuk terbit secara terus menerus dengan frekuensi tertentu
(harian, mingguan, bulanan, dst)

Luqyana A (FH UI 2019)


KLASIFIKASI merupakan pengelompokan atau penggolongan bahan pustaka berdasarkan
sifat-sifat yang khusus dari bahan pustaka yang menjadi koleksi suatu perpustakaan;
dua macam klasifikasi:
1. Klasifikasi numerik → klasifikasi dengan menggunakan simbol-simbol angka
2. Verbal → klasifikasi dengan menggunakan simbol atau frasa

Beberapa sistem klasifikasi:

a. Dewey decimal classification (DDC)


→ penyusun: Melvil Dewey (1851-1931), Amerika Serikat
→ pemakai: digunakan secara luas di seluruh dunia, khususnya di perpustakaan umum
Membagi ilmu pengetahuan ke dalam:
a. 10 kelas utama
b. Masing2 kelas utama dibagi menjadi 10 divisi
c. Masing-masing divisi dibagi menjadi 10 seksi
d. Seksi dibagi dalam 10 subseksi dan seterusnya sampai subseksi yang dapat
melukiskan subyek yang paling khusus

000 KARYA KARYA UMUM 500 ILMU-ILMU MURNI


100 FILSAFAT 600 KEDOKTERAN & TEKNOLOGI
200 AGAMA 700 KESENIAN
300 ILMU-ILMU SOSIAL 800 KESUSTRAAN
400 BAHASA 900 SEJARAH, GEOGRAFI, DAN BIOGRAFI

ILMU SOSIAL ILMU HUKUM


300 ILMU SOSIAL 320 HUKUM
310 STATISTIK 341 HUKUM INTERNASIONAL
320 ILMU POLITIK 342 HTN & HAN
330 ILMU EKONOMI 343 ANEKA RAGAM HUKUM PUBLIK
340 ILMU HUKUM 346 HUKUM PRIVAT
350 ADMINISTRASI NEGARA 346.1 HUKUM RUMAH TANGGA
360 PATOLOGI SOSIAL 346.2 HUKUM KONTRAK
346.3 HUKUM DAGANG

b. Universal Decimal Classification (UDC) → pengembangan dari DDC, banyak menggunakan


simbol (titik, koma, siku, dll), digunakan pusat dokumentasi
c. Library of Congress Classification (LCC) → banyak digunakan di Amerika
d. Bibliographic classification → sudah tidak digunakan
e. Colon Classification → menggunakan bentuk buku atau tinggi buku

Wawancara dengan narasumber dan informan tidak termasuk data primer (mencari persepsi) à
mencari informasi yang relevan (yang tidak ada di buku) = mencari teori yang relevan yang
menjelaskan makna suatu buku; wawancara dengan informan/narasumber à data
sekunder/pendukung

Luqyana A (FH UI 2019)


KLASIFIKASI DATA SEKUNDER

Pengumpulan Data Primer Melalui Pengamatan dan Wawancara


Primer: data yang diperoleh/dikumpulkan langsung dari masyarakat data yang langsung
dikumpulkan oleh peneliti sendiri.terdapat beberapa metode pengumpulan data primer.

Langkah penelitian
1. Penyusunan Dokumen Awal
a. Usul penelitian
b. Rencana penelitian
2. Pengumpulan data
3. Pengolahan data dan analisis data
4. Penyusunan dokumen akhir
5. Laporan penelitian

The knowledge spectrum


§ Event: peristiwa kenyataan yang ada.
§ Symbol sebagai representasi dari peristiwa – kemudian mengenal dengan berbagai
kesepakatan-kesepakatn secara umum – misalnya banyak kendaraan berplat nomor B pada
hari libur ke Bandung…
§ Dengan formula tertentu – disebut sebagai data

Pengumpulan data primer


Pengumpulan data mentah yang dikumpulkan dari sumbernya. Ini adalah proses pengumpulan data
asli yang dikumpulkan oleh seorang peneliti untuk menjawab permasalahan dan tujuan penelitian
tertentu. à dapat dianalisis lebih lanjut menjadi dua segmen: penelitian kualitatif dan kuantitatif

Pengumpulan Dara Primer dalam Pengumpulan Data Primer dalam


Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif
- Komunikasi via telepon/hp - Komunitas online
- Tatap muka - Wawancara mendalam
- Online - Forum online

Luqyana A (FH UI 2019)


- surat/surel - grup/kelompok
- Survey - web chat

Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif

Populasi Populasi
Seluruh obyek yang diteliti karakteristiknya Berupa situasi sosial; Terdiri dari tiga elemen
à ada rumusnya: (actors, activity, and place)
https://www.statistikian.com/2017/12/hitung
-rumus-slovin-sampel.html

Mengenal istilah generalisasi dengan syarat Tidak mengenal generalisasi, tetapi


besar sampel, sampling, instrumen, dan transferability dengan syarat situasi sosial mirip
pengumpulan data

Sampel Sampel
Bagian populasi (responden) yang diteliti Nara sumber, partisipan, atau informan
karakteristiknya → Tidak menuntut besar sampel minimal
→ Menuntut besar sampel minimal (logika/common sense)

Teknik sampling Teknik sampling


→ mengenal sensus Tidak mengenal sensus sampling.
Sampling yang digunakan probability Menggunakan non probability sampling:
sampling terdiri atas simple random sampling, purposive (judgemental) sampling, snowball
systematic sampling, stratified sampling sampling, aksidental, quota sampling
(Proportionate dan disproportionate), cluster
random sampling dan multistage random
sampling

Alat pengumpulan data primer


- Wawancara
1. Wawancara langsung dengan responden
2. Wawancara tidak langsung (melalui informan)
Penelitian tentang dampak minuman keras (peneliti mungkin kesulitan bertemu
langsung dengan pemakai, jadi ia mungkin menghubungi tetangga, penjual miras,
atau teman-teman si pemabuk)
3. Dengan menggunakan kuesioner/angket (yang disebar atau melalui pos)
- Pengamatan
1. Pengamatan partisipasi
2. Pengamatan sistematis
3. Pengamatan eksperimental
- Focus group discussion
1. Berdasarkan subjek
2. Level pendidikan

Luqyana A (FH UI 2019)


Pengamatan/Observasi
Pengamatan terhadap sebuah objek secara langsung dan mendetail guna untuk menemukan
informasi mengenai objek tertentu à penggunaan panca indera secara maksimal
à suatu penelitian yang dijalankan secara sistematis dan disengaja diadakan dengan menggunakan
alat indera (terutama mata) atas kejadian-kejadian yang langsung dapat ditangkap pada waktu
kejadian berlangsung
§ Pengamatan melihat perilaku harus ada jadwalnya dan harus taat asas
§ Pengamatan untuk perilaku hukum (mis. Pengamatan kepada hukum adat/tidak tertulis)
§ Melibatkan perolehan informasi secara aktif dari sumbernya. Pengamatan juga dapat
melibatkan persepsi dan pencatatan data melalui penggunaan instrumen ilmiah.

Ciri pengamatan
● Objektif → dilakukan dengan berdasarkan keadaan objek tunggal nyata yang diamati secara
langsung
● Faktual → pengamatan dilakukan sesuai fakta yang berasal dari pengamatan yang telah
dilakukan dan sudah terbukti kebenarannya tanpa ada dugaan yang tidak jelas
● Sistematik → kegiatan observasi dilakukan sesuai metode yang sudah ditentukan dari awal
dan tidak asal-asalan

Syarat pengamatan
● Didasarkan pada kerangka penelitian ilmiah
● Dilakukan secara sistematis, metodologis, dan konsisten
● Dilakukan pencatatan secara sistematis, metodologis, dan konsisten
● Dapat diuji kebenarannya

Ruang lingkup pengamatan


● Mencakup seluruh konteks sosial di mana pengamatan dilakukan
● Mengidentifikasi semua peristiwa penting yang mempengaruhi hubungan orang yang
diamati
● Mengidentifikasi hal-hal yang benar-benar merupakan kenyataan
● Mengidentifikasi keterangan-keterangan dengan memperbandingkan dengan situasi sosial
lainnya

Tujuan Pengamatan
● Untuk mendapatkan data tentang perilaku manusia sebagaimana adanya
● Untuk mendapatkan data tentang perilaku nyata dalam prosesnya
● Mendapatkan gambaran komprehensif tentang perilaku manusia
● Untuk mendapatkan gambaran yang lengkap tentang perilaku manusia dan kelompoknya
● Untuk mengadakan eksplorasi
● Untuk memberikan kemungkinan baru yang tidak ditemukan dalam bahan pustaka
● Untuk mendapatkan dasar dalam perumusan masalah

Luqyana A (FH UI 2019)


Faktor Penelitian Pengamatan Kendala Dalam Pengamatan
● Masalah yang akan diteliti ● Faktor pekerjaan
● Keterampilan peneliti ● Ekonomis
● Ciri-ciri yang diamati ● politis dan hukum/norma
● kebudayaan
Alat terbaik untuk pengamatan adalah:
1. Checklist – Daftar Periksa – nyatakan kriteria khusus, izinkan pengguna untuk
mengumpulkan informasi dan membuat penilaian tentang apa yang harus mereka ketahui
terkait dengan hasil. Mereka menawarkan secara sistematis untuk mengumpulkan data
tentang perilaku, pengetahuan, dan keterampilan tertentu
2. Pengamatan Langsung – metode studi observasi untuk mengumpulkan informasi evaluatif.
Peneliti mengamati subjek dalam lingkungannya yang biasa tanpa mengubah lingkungan itu

KELEBIHAN PENGAMATAN KEKURANGAN PENGAMATAN


Mudah dikelola Beberapa fenomena tidak dapat dilakukan
dengan pengamatan
Adanya akurasi yang lebih besar dengan hasil Tidak bisa diandalkan
Praktik yang diterima secara universal Mungkin muncul bias peneliti
Meredakan situasi keengganan responden Mahal untuk dikelola
untuk mengelola laporan
Cocok untuk dituasi tertentu Validitasnya tidak dapat diprediksi secara
akurat

Wawancara
Tidak semua wawancara merupakan data primer, hanya wawancara dengan responden yang
merupakan data primer.

1. Mencari persepsi hukum: mencari efektivitas hukum à dicari dari responden (ia menentukan
konsep validitas penelitian) à wawancara
2. Mencari atau menemukan perilaku hukum: mencari keberlakuan hukum tidak tertulis à dicari
dari pengamatan

alat/teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara
peneliti dan narasumber (responden). Seiring perkembangan teknologi, metode wawancara dapat
pula dilakukan melalui media-media tertentu, misalnya telepon, email, skype, dll.

Percakapan dengan tujuan tertentu. Dalam metode ini peneliti dan responden berhadapan langsung
(tatap muka) untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan mendapatkan data tujuan yang
dapat menjelaskan masalah penelitian (Lexy J. Moleong)

Jenis Wawancara
1. Wawancara informal dengan pendekatan percakapan

Luqyana A (FH UI 2019)


tidak ada pertanyaan yang telah ditentukan, perbincangan dibiarkan terbuka tapi tetap
disesuaikan dengan sifat dan prioritas orang yang diwawancarai; selama wawancara,
pewawancara “mengikuti arus.”
2. Wawancara dengan pendekatan panduan umum
pendekatan panduan ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa bidang informasi umum
yang sama dikumpulkan dari setiap orang yang diwawancarai, ini memberikan lebih banyak
fokus daripada pendekatan percakapan, tetapi masih memungkinkan tingkat kebebasan dan
kemampuan beradaptasi dalam mendapatkan informasi dari yang diwawancarai
3. Wawancara standar dan terbuka
di sini, pertanyaan terbuka yang sama ditanyakan kepada semua orang yang diwawancarai
(pertanyaan terbuka adalah di mana responden bebas memilih bagaimana menjawab
pertanyaan, yaitu, mereka tidak memilih “ya” atau “Tidak” atau berikan peringkat numerik,
dll); pendekatan ini memfasilitasi wawancara yang lebih cepat yang dapat lebih mudah
dianalisis dan dibandingkan → biasanya bersifat kuantitatif.
4. Wawancara tertutup dengan respons tetap
Di mana semua yang diwawancarai ditanyai pertanyaan yang sama dan diminta untuk
memilih jawaban dari sekumpulan alternatif yang sama. Format ini bermanfaat bagi mereka
yang tidak berlatih dalam wawancara.

Topik yang dapat ditanyakan dalam wawancara


1. Perilaku
tentang apa yang telah atau sedang dilakukan seseorang
2. Opini atau nilai
tentang apa yang dipikirkan seseorang tentang suatu topik → bagaimana pendapat ibu terkait
3. Perasaan
perhatikan bahwa responden terkadang merespons dengan kata “saya pikir…” jadi berhati-
hatilah untuk mencatat bahwa anda mencari perasaan
4. Pengetahuan
untuk mendapatkan fakta tentang suatu topik
5. Sensori
tentang apa yang orang lihat, sentuh, dengar, cicipi atau cium
6. Latar belakang/demografi
pertanyaan latar belakang standar, seperti usia, pendidikan, status, gaji, nama ibu kandung,
nik, alamat, pin atm, dll

Tipe dan objek wawancara


● Tipe wawancara
○ Wawancara terarah
mengajukan pertanyaan yang amat merinci dan menolak jika mulai melantur atau
menjawab dengan samar
○ Wawancara tidak terarah
mengajukan pertanyaan introduksi yang sangat terbuka dan membiarkan
narasumber bermonolog sesuka hati

Luqyana A (FH UI 2019)


● Objek wawancara
● Informan/Narasumber/Key Person → ahli
● Responden → orang yang berkaitan dengan wawancara, seperti pelakunya

Instrumen wawancara
● Pedoman wawancara (interview guide) → digunakan untuk pegangan bagi interviewer, tidak
terlalu umum, hanya sebagai arahan
● Daftar pertanyaan (Kuesioner/Questionnaire/Questioner)
Bentuk pertanyaan: tertutup, terbuka, kombinasi (*dijelaskan di bawah)

Tahapan pedoman wawancara


1. Persiapan
a. Pengaturan dengan sedikit gangguan, hindari lampu yang terlalu terang atau suara
terlalu keras, pastikan orang yang diwawancarai nyaman (Dapat ditanyakan kepada
mereka)
b. Jelaskan tujuan wawancara
c. Perhatikan persyaratan kerahasiaan. Perhatikan ketentuan kerahasiaan apapun. Jelaskan
siapa yang akan mendapatkan akses ke jawaban mereka dan bagaimana jawaban mereka
akan dianalisis. Jika komentar mereka digunakan sebagai kutipan, dapatkan izin tertulis
dari mereka untuk melakukannya.
d. Jelaskan format wawancara, jelaskan jenis wawancara yang anda lakukan beserta jika
anda ingin mengajukan pertanyaan, tentukan apakah mereka akan melanjutkan sesuai
dengan keinginan mereka atau tunggu sampai akhir wawancara
e. Tunjukkan berapa lama biasanya wawancara berlangsung
f. Beri tahu mereka cara menghubungi anda saat mereka mau
g. Tanyakan kepada mereka apakah mereka memiliki pertanyaan sebelum anda memulai
wawancara
2. Melakukan Wawancara
Saat Melakukan Wawancara…
a. Kadang-kadang verifikasi melalui perekaman misal dengan HP sebagai tape recorder
(jika digunakan) dapat berfungsi
b. Ajukan satu pertanyaan sekaligus
c. Berusaha untuk senetral mungkin, jangan menunjukkan reaksi emosional yang kuat
terhadap respons mereka.
d. Dorong respons dengan anggukan kepala sesekali.
e. Hati-hati dengan penampilan saat mencatat. Artinya, jika anda tiba-tiba membuat
catatan, itu tampak seperti terkejut atau sangat senang dengan jawaban, dan
memengaruhi jawaban untuk pertanyaan selanjutnya
f. Menyediakan transisi antara topik utama, misal: “kami telah membicarakan beberapa
topik, dan sekarang saya ingin beralih ke (topik lain)”
g. Jangan kehilangan kendali atas wawancara. Hal ini dapat terjadi ketika responden
menyimpang ke topik lain, membutuhkan waktu lama untuk menjawab pertanyaan

Luqyana A (FH UI 2019)


sehingga waktu mulai habis, atau bahkan mulai mengajukan pertanyaan kepada
pewawancara
3. Setelah/Usai Melakukan Wawancara
a. Pastikan apakah “rekaman”, jika digunakan, berfungsi sepanjang wawancara
b. Buat catatan apapun pada catatn tertulis anda, misalnya mengklarifikasi goresan apapun,
memastikan halaman diberi nomor, mengisi catatan yang tidak masuk akal
c. Tuliskan pengamatan yang dilakukan selama wawancara. Misalnya di mana wawancara
itu terjadi dan kapan, apakah responden sangat gugup setiap saat? Apakah ada kejutan
selama wawancara? Apakah alat perekaman rusak?

Kelebihan Wawancara Kekurangan Wawancara Alat Wawancara


- In-depth information - Memerlukan waktu Perekaman, kamera, alat tulis
- Freedom of flexibility - Pengumpulan mahal
- Accurate data

Kuesioner/Questionnaire
§ Proses pengumpulan data melalui instrumen yang terdiri dari serangkaian pertanyaan dan
petunjuk untuk menerima tanggapan dari individu yang diberikan kepadanya. Kuesioner
dirancang untuk mengumpulkan data dari suatu kelompok
§ Penting untuk diketahui kuesioner bukanlah survei, melainkan merupakan bagian darinya.
Survei adalah proses pengumpulan data yang melibatkan berbagai metode pengumpulan
data, termasuk kuesioner.
§ Dalam sebuah kuesioner, ada tiga macam pertanyaan yang digunakan. Mereka; alternatif
tetap, skala, dan ujung terbuka. Dengan masing-masing pertanyaan disesuaikan dengan sida
dan ruang lingkup penelitian

Merancang kuesioner
Desain Kuesioner Uji Coba Kuesioner
- Menentukan tujuan kuesioner - Perkenalan diri
- Pilih pertanyaan - Menjelaskan tujuan kuesioner dan
- Kembangakan pertanyaan kueioner pengumpulan data (maksud dan tujuan)
- Batasi panjang kuesioner - Ukur waktu yang diperlukan
(pertimbangkan kenyamanan - Buatlah dengan tampilan yang baik
responden) - Uji kuesioner
- Identifikasi target responden - Sebarkan
- Pastikan dapat menjamin kerahasiaan - Sertakan tenggang pengembalian
identitas responden

Pertanyaan dalam kuesioner

Terbuka Tertutup
Lebih untuk mendapatkan pendapat Memberikan kemungkinan pilihan jawaban

Luqyana A (FH UI 2019)


Bagaimana pendapat bapak/ibu atas Dari mana bapak pertama kali mengetahui
diberlakukannya perpanjangan PSBB transisi di adanya COVID-19?
DKI? a. TV
Menurut bapak/Ibu mengapa banyak b. Radio
masyarakat yang tidak patuh pada protokol c. Surat kabar
kesehatan? d. Sosmed
e. Pengumuman RT
Kombinasi (pertanyaan terbuka dan tertutup)
Menurut bapak/ibu jika PSBB tidak diberlakukan lagi, mana yang sebaiknya bisa segera dibuka
untuk umum?
a. Sekolah
b. Rumah makan
c. Pusat perbelanjaan
d. Pasar
e. Dan lain-lain (Sebutkan)

Merancang kuesioner
● Menentukan tujuan kuesioner
● Pilih pertanyaan
● Kembangkan pertanyaan kuesioner
● Batasi panjang kuesioner (mempertimbangkan kenyamanan responden)
● Identifikasi target responden
● Pastikan dapat menjamin kerahasiaan identitas responden
● Perkenalan diri anda (lengkapi dengan surat tugas dari institusi)
● Kelebihan dan kekurangan kuesioner

Kelebihan Kuesioner Kekurangan Kuesioner


§ Dapat dikelola dalam jumlah besar dan § Jawaban mungkin tidak jujur, atau
hemat biaya responden kehilangan minat di tengah jalan
§ Ini dapat digunakan untuk membandingkan § Kuesioner tidak dapat menghasilkan data
dan membedakan penelitian sebelumnya kualitatif
untuk mengukur perubahan § Pertanyaan mungkin tidak terjawab
§ Mudah divisualisaiikan dan dianalisis § Responden mungkin memiliki agenda
§ Kuesioner menawarkan data yang dapat tersembunyi
ditindaklanjuti § Tidak semua pertanyaan dapat dianalisis
§ Identitas responden dilindungi dengan mudah
§ Kuesioner dapat mencakup semua area
topik
§ Relatif tidak mahal

Terminologi dalam Pengumpulan data dengan penggunaan Kuesioner untuk Responden


- Populasi: jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang
karakteristiknya hendak diteliti, satuan tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat berupa
orang-orang, institusi-institusi, benda-benda
- Populasi sasaran/target populasi - populasi yang menjadi ruang lingkup generalisasi
kesimpulan suatu penelitian, dari populasi di targetkan lagi

Luqyana A (FH UI 2019)


- Sampling: proses pemilihan subset elemen dari kelompok objek yang lebih besar yang
digunakan untuk riset. Objek dapat berupa barang atau orang. Dalam riset pasar, peneliti
harus menetapkan kriteria dan kemudian memilih jumlah responden yang diperlukan untuk
studi
- Sampel adalah suatu bagian dari keseluruhan serta karakteristik yang dimiliki oleh sebuah
populasi
- Modus (Paling Banyak Muncul), Mean (Rata-Rata), Tabulasi (Tabel yang berisi berbagai
data yang sudah diberi kode)

à RUMUS WAWANCARA DENGAN RESPONDEN: populasi, subpopulasi, target sasaran, metode


sampling (kalo emang artinya 4 metode sampling, pake sampling penelitian kualitatif)

Sampling
Memilih unit/individu yang diambil dari suatu kesatuan atau keseluruhan untuk mendapatkan
gambaran dari kesatuan/keseluruhan tersebut

Teknik Sampling – Tata Cara Penentuan Responden

1. Probability Sampling / Random Sampling / Sample Secara Acak


Setiap manusia atau unit dalam populasi mendapat kesempatan yang sama untuk terpilih
sebagai unsur dalam sampel. Penentuan Responden melalui cara ini dapat menggunakan
komputer atau dengan undian. Proses ini dilakukan apabila data tentang populasi yang akan
diteliti cukup lengkap diketahui
Pengambilan sample: perwakilan (representasi)
a. Sampling acak sederhana (Simple Random Sampling)
Pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam populasi.
b. Sampling acak bertingkat proporsional (Proportionate Stratified Random Sampling)
Populasi memiliki anggota yang tidak homogen dan berstrata secara proporsioanal.
misal strata a 10% dari 10 orang, b 10% dari 30 orang, dst
c. Sampling acak bertingkat tidak proporsional (Dispoprtianate Stratified Random
Sampling)
Populasi berstrata tetapi tidak proporsional; kebalikan yang poin b)
d. Area Sampling (Cluster Sampling)
Obyek yang diteliti sangat luas misal penduduk suatu negara, propinsi atau kabupaten.
e. Multi stage sampling
f. Systematic Random Sampling
Misal Berapa jumlah orang yang sudah sembuh dari covid-19, di dki ada 6 wilayah. Dari setiap
wilayah punya kecamatan. Dari beberapa kecamatan diambil beberapa kelurahan. Diambil
beberapa rw. Diambil beberapa rt

2. Non probability sampling

Luqyana A (FH UI 2019)


Penentuan tidak mengikuti dasar-dasar probabilitas. Dasar utamanya adalah logika dan
“common-sense”.
1. Sampling Sistematis
Penentuan sampling: urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut
2. Sampling Kuota (Quota Sampling)
Sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang
diingiinakan.
Misal ambil 25 orang dan seluruhnya jawaban mirip-mirip
3. Sampling Aksidental (Accidental Sampling)
Teknik sampling berdasarkan kebetulan saja misalkan orang yang lewat dan dipandang
cocok sebagai sumber data à wartawan
4. Sampling Purposive (Judgemental Sampling)
Teknik penentuan sampel untuk pertimbangan tertentu (ada kriteria khusus)
5. Sampling Jenuh
Semua anggota populasi digunakan sebagai sampel,biasanya kurang dari 30 anggota
6. Snowball Sampling
Penentuan sampel mula-mula kecil kemudian sampel tersebut disuruh memilih anggota lain
untuk dijadikan sampel, begitu selanjutnya à orang-orang terdekat

Non probability sampling Probability sampling

1. Tidak memberi kesempatan yang sama 1. Memberi peluang yang sama bagi setiap
bagi anggota populasi untuk dipilih anggota populasi untuk dipilih menjadi
menjadi sampel sampel
2. Besar sampel tanpa rumus 2. Besar sampel, dengan rumus
3. Gambaran populasi kasar 3. Gambaran populasi akurat
4. Tidak dimaksudkan untuk generalisasi 4. Dimaksudkan untuk Generalisasi
5. Sampel tidak representatif 5. Sampel representatif
6. Tanpa menggunakan konsep peluang 6. Menggunakan konsep peluang
7. Analisis deskriptif (tanpa uji statistika) 7. Cara pengambilan sampel dengan 1)
undian 2) tabel bilangan acak
8. Analisis, inferensial (dengan uji
statistika)

Cara Membuat Abstrak dan Tinjauan Pustaka

ABSTRAK
Teknik penulisan abstrak
- Jarak ketik 1 spasi; TNR 12
- Maksimal 250 kata
- Gunakan kalimat aktif (awalan ber atau me)
- Buang kalimat yang sifatnya memberikan keterangan pelengkap

Luqyana A (FH UI 2019)


ABSTRAK ARTIKEL ILMIAH
Tulis:
- Nama penulis artikel
- Judul artikel
- Judul, No. Majalah, Bulan dan Tahun Terbit, Jumlah Halaman
- Isi abstrak
- Nama Pengabstrak

ABSTRAK LAPORAN PENELITIAN/SKRIPSI/TESIS/DISERTASI


Tulis:
- Nama penulis
- Judul
- Tahun dan jumlah halaman
- Isi abstrak memuat:
- pokok permasalahan
- tujuan
- metode penelitian
- hasil penelitian
- simpulan
- Nama pengabstrak

ABSTRAK PERATURAN
Tulis:
- Judul, nomor dan tahun peraturan
- Isi peraturan (memuat landasan filosofis dikeluarkannya peraturan, dasar hukum)
- Catatan
- Nama pengabstrak

TINJAUAN PUSTAKA
● Tidak sama dengan daftar pustaka
● Berisi ulasan buku atau hasil penelitian yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti
(bukan peraturan perundang-undangan, makalah atau artikel majalah/surat kabar)
● Isi tinjauan pustaka
- Deskripsi buku (penulis, judul, cetakan/edisi, impresum, jumlah halaman)
- Uraian singkat isi buku
- Ulasan yang berkaitan dengan isi, bahasa, sistematika, jenis kertas, perwajahan, dsb.
- Jumlah maksimal 500 kata
- Jarak ketik 1,5 spasi
● Format Tinjauan Pustaka
Judul Buku : Diketik Miring
Pengarang :
Impresum : Nama Kota: Penerbit, Tahun
Cetakan/Edisi : (kalau ada, kalau tidak ada tidak perlu ditulis/karang)

Luqyana A (FH UI 2019)


Jumlah Halaman :
Mulai dengan uraian singkat isi buku, kemudian ulas
Buku (kelebihan dan kekurangannya) dari segi isi, bahasa, sistematika, covid, jenis kertas,
dsb (maksimal 500 kata)

CARA MEMBUAT ABSTRAK TESIS


Tulis:
- Nama penulis tesis
- Judul
- Tahun dan jumlah halaman (halaman angka romawi dan arab)
- Isi abstrak (memuat pokok permasalahan, tujuan dan metode penelitian, hasil penelitian,
simpulan)
- Nama pengabstrak
Teknik penulisan:
- Jarak ketik 1 spasi
- Maksimal 250 kata
- Gunakan kalimat aktif (awalan ber atau me)
- Buang kalimat yang sifatnya memberikan keterangan pelengkap

Bahasa Indonesia dalam Penulisan Hukum


Ragam bahasa - Penggunaan bahasa dikenal ada dua, yaitu:
1. Ragam tulis → SPOK
2. Ragam lisan

Penggunaan bahasa indonesia dalam penelitian dan penulisan hukum harus memenuhi kaidah:
1. Bahasa Indonesia yang baik dan benar
2. Ragam tulisan, bukan ragam lisan
3. Tidak mengandung interpretasi lain
4. Memiliki struktur bahasa yang benar

Penggunaan bahasa indonesia dalam lapangan hukum

1. Penggunaan kalimat yang singkat


→ perancang peraturan perundang-undangan dan penyusun penulisan hukum harus
menggunakan kalimat yang singkat, jelas, dan padat memuat pesan inti yang ingin
disampaikan
Contoh:
● Penerimaan yang diperoleh Negara/Daerah harus dengan segera disetor seluruhnya
ke Kas Negara/daerah pada waktunya
● Penerimaan negara harus disetor seluruhnya ke Kas Negara/Daerah whdyugyurgffhr

2. Tempatkan konsep/pesan inti pada akhir kalimat

Luqyana A (FH UI 2019)


Asumsi selama ini menyatakan konsep/pesan inti diletakkan di awal kalimat. Padahal,
peletakan konsep/pesan inti di akhir kalimat menempatkan kalimat awal sebagai pemikiran
utama dalam menentukan konsep/pesan inti.
Contoh:
● Produksi limbah industri menyebabkan banyaknya pencemaran air bawah tanah
yang telah didukung bukti empiris
● Berdasarkan dukungan bukti empiris, produksi limbah industri menyebabkan
banyaknya pencemaran air bawah tanah

3. Adanya subjek, kata kerja, objek, dan keterangan sebagai struktur lengkap kalimat (SPOK)
→ suatu kalimat perundang-undangan dan penulisan hukum senantiasa meletakkan struktur
kalimat secara lengkap agar kalimat yang akan disampaikan memenuhi konsep/pesan yang
akan disampaikan
Contoh:
● Dalam rangka meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas keuangan
daerah, kepala daerah menetapkan sistem pengendalian internal keuangan daerah
● Kepala daerah untuk tujuan meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas
keuangan menetapkan sistem pengendalian internal keuangan daerah

4. Menggunakan sedikit kata penghubung dan kata penjelas yang tidak perlu
→ kalimat dalam peraturan perundang-undangan dan penulisan hukum, harus to the point
pada pesan inti yang akan disampaikan. Dengan demikian, memudahkan pembaca
memahami maksud kalimat yang dibaca
Contoh
● Setiap kerugian daerah mengharuskan adanya ganti kerugian, baik karena tindakan
melawan hukum atau kelalaian seseorang harus segera diselesaikan dengan cara
yang ditetapkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
● Seseorang yang menyebabkan kerugian daerah secara melawan hukum atau
kelalaian harus ditetapkan ganti kerugian yang prosesnya ditetapkan dengan
peraturan perundang-undangan

5. Hindari ungkapan penghubung yang bersifat mengajari


Penggunaan ungkapan penghubung cenderung melemahkan logika berpikir ilmiah dan
berpretensi memaksa pembaca
Contoh:
● Sebagaimana diketahui, setiap pimpinan daerah dapat segera melakukan tuntutan
ganti kerugian setelah mengetahui bahwa daerahnya mengalami kerugian
→ SEHARUSNYA: Setiap pemimpin daerah dapat melakukan tuntutan ganti kerugian
setelah mengetahui daerahnya mengalami kerugian

Pembentukan kata
Dalam pengungkapan kata, penulisan harus disesuaikan dengan preposisinya yang sesuai dengan
rumusan luluhnya suatu kata yang diawali huruf K T S P (KTSP) jika diberikan awalan meng-

Luqyana A (FH UI 2019)


Misalnya:
- sidang menjadi menyidangkan, bukan mensidangkan
- Terjemah menjadi menerjemahkan, bukan menterjemahkan

Penggunaan akhiran -ir/il tidak dikenal dalam Bahasa Indonesia


Contoh: koordinir, presidensil à diubah menjadi: Akhiran -isasi/al à menjadi: koordinasi,
presidensial

Kata yang diberikan awalan me (n) bentukannya akan menjadi me (ng)


Misalnya: Ubah menjadi Mengubah, bukan merubah atau merobah
Nampak → tampak
Menampakkan, bukan mentampakkan

Kata tanya untuk merefleksikan alasan mengenai sesuatu dalam ragam tulis lazim
menggunakan kata ‘mengapa’, bukan ‘kenapa’
Misal: kenapa masalah lumpur lapindo tidak dapat diatasi pemerintah?
Ubah: mengapa masalah lumpur lapindo tidak dapat diatasi pemerintah?

Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2004, Rekening pemerintah tentunya tidak dapat digunakan untuk
menampung uang swasta
→ UBAH MENJADI: Berdasarkan UU Nomor 1/2004, Rekening pemerintah tentu tidak dapat
digunakan untuk menampung uang swasta

Imbuhan me/di-kan
● Kejaksaan Agung jangan mencampuradukan kasus Bulog dengan kepentingan politik
SEHARUSNYA: mencampuradukkan
● Rumah dinas tidak boleh dikontrakan
SEHARUSNYA: dikontrakkan

imbuhan pe-an
Penegakkan hukum di indonesia dalam bidang transportasi sangat lemah
SEHARUSNYA: penegakan

● himbau
Presiden menghimbau masyarakat…→ (imbau, mengimbau)
● Handal → andal (mengandalkan)
● Panutan → anutan
● Menteri pendidikan nasional membawahi tujuh pejabat eselon I di lingkungan kementerian
Pendidikan indonesia
SEHARUSNYA: Menteri pendidikan nasional membawahkan tujuh pejabat eselon I di
lingkungan kementerian Pendidikan indonesia

Luqyana A (FH UI 2019)


KESALAHAN PENGGUNAAN KATA
SALAH BENAR
Daripada Masalah daripada bangsa ini yang Masalah PP 37 Tahun 2006 lebih rumit
à fungsinya sangat krusial adalah kemiskinan daripada Masalah PP 33 Tahun 2006
komparasi dan kebodohan
Sesuai Mahkamah Konstitusi telah Mahkamah Konstitusi telah
memutuskan sesuai hukum acaranya memutuskan sesuai dengan hukum
acaranya
Per Pendapatan perkapita Indonesia Pendapatan per kapita Indonesia
masih di bawah standar kelayakan masih di bawah standar kelayakan
à dipisah
Di/ke Disamping itu, … Di samping itu,
Kesana Ke sana
Di paksa Dipaksa
Keluar Negeri Ke Luar Negeri
Ke luar masuk Keluar Masuk

Penggunaan singkatan/akronim
● Singkatan
Terdiri dari dua kata atau lebih huruf dengan mengeja
Misalnya TNI, MPR, UI, UKP3R
● Akronim
Penyingkatan yang jika disingkat menyerupai satu kata
Misalnya bappenas, Unair, Kapolri
à Penulisan singkatan/akronim dilakukan setelah kepanjangannya ditulis terlebih dahulu.
Misalnya, … berdasarkan koordinasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

Penulisan singkatan/akronim untuk peraturan perundang-undangan

SALAH BENAR
○ UU No 1/1974 ○ UU Nomor 1 Tahun 1974
○ PP No. 2/1999 ○ PP Nomor 2 Tahun 1999
○ UU Nmr 17/2003 ○ UU Nomor 17 Tahun 2003
○ Pasal 2 ayat 1 ○ Pasal 2 ayat (1)
○ Ps 3 ayat 1 butir 1 ○ Pasal 3 ayat (1) angka 1
○ Pasal 1 poin a ○ Pasal 1 huruf a

Pemilihan kata di awal kalimat paragraf

SALAH BENAR
○ 12 orang mengajukan gugatan class action Sebanyak 12 orang mengajukan gugatan class
action atau … (angka gaboleh di awal!)
○ Dan presiden menyatakan berhenti Presiden menyatakan berhenti

Luqyana A (FH UI 2019)


○ Tapi/tetapi peraturan itu salah Akan tetapi, peraturan itu salah

○ Sedangkan, upaya kasasi dilakukannya Sementara itu, upaya kasasi dilakukannya

○ Karena, masalah itu… Oleh karena itu, masalah itu…

○ Sehingga, ada upaya... Dengan demikian, ada upaya...

PENGGUNAAN KATA GANDA


SALAH BENAR
Jika-Maka Jika presiden berhalangan hadir, Jika presiden berhalangan
à gapake maka maka wakil presiden menggantikan hadir, wakil presiden
menggantikan
Adalah-Merupakan Ledakan gas di Sidoarjo adalah Ledakan gas di Sidoarjo adalah
à pilih satu merupakan kelalaian PT Lapindo (merupakan) kelalaian PT
dalam membenahi bencana lumpur Lapindo dalam membenahi...
Agar-Supaya Pemda DKI membenahi transportasi Pemda DKI membenahi
à pilih satu agar supaya kemacetan dapat transportasi agar (supaya)
teratasi kemacetan dapat teratasi
Antara-Dan Perkara perdata itu terjadi antara PT Perkara perdata itu terjadi
à bener Bank Mandiri dengan Debiturnya antara PT Bank Mandiri dan
Debiturnya
Bukan-Melainkan Putusan pengadilan tinggi bukan Putusan pengadilan tinggi
à bener upaya hukum final, tetapi dapat bukan upaya hukum final,
diajukan banding ke mahkamah melainkan dapat diajukan ...
agung
Tidak-Tetapi Menteri Kehakiman dan HAM tidak Menteri Kehakiman dan HAM
à bener menolak keputusan tersebut, namun tidak menolak keputusan
menundanya tersebut, tetapi menundanya
Penanggalan Pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Pada 5 Juli 1959, Presiden
à langsung, gausah Soekarno menetapkan Dekrit Soekarno menetapkan Dekrit
ditulis “tanggal” Presiden Presiden
Waktu Pada jam 12.30 WIB telah mendarat Pada pukul 12.30 WIB telah
Sangat-Sekali Pesawat Presiden AS dengan sangat mendarat pesawat Presiden AS
à pilih satu dan jangan aman sekali dengan sangat aman (sekali)
pake jam

Penggunaan Perincian
● Terdiri atas
Digunakan untuk melakukan rincian secara vertikal dari atas ke bawah. Misalnya:
à Tugas badan Pekerja MPR terdiri atas:
1. merumuskan konsep GBHN
2. menyampaikan usulan perubahan kepada sidang majelis paripurna
● Terdiri dari
Digunakan untuk melakukan rincian secara horisontal dari atas ke bawah. Misalnya:
à Menteri yang hadir terdiri dari menteri Kehutanan, Menteri kesehatan, dan Mendagri
● Seperti-dan lain-lain

Luqyana A (FH UI 2019)


Penggunaan seperti / antara lain / contohnya tidak membutuhkan frasa “dan lain-lain”
Misalnya
Negara anggota G8 seperti AS, Rusia, dan lain-lain à Negara anggota G8 seperti AS dan Rusia.
● Sebagai berikut
Penggunaan sebagai berikut dilakukan dengan diakhiri titik dan rincian dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan titik. Contoh:
Masyarakat yang hadir sebagai berikut.
1. Masyarakat Jambi.
2. Masyarakat Riau.
● Yaitu / Adalah
Dilakukan dengan diakhiri titik koma (;) dan rincian dimulai dengan huruf kecil dan diakhiri
dengan titik koma (;) Contoh:
Masyarakat yang hadir, yaitu:
1. Masyarakat Jambi;
2. masyarakat Riau.

Luqyana A (FH UI 2019)

Anda mungkin juga menyukai