Anda di halaman 1dari 167

KumpulaN

Materi dakwah pilihaN

Ceramah Menarik dan Inspiratif


Berbahasa Bugis dan Indonesia

EDISI I TAHUN 2023


PONDOK PESANTREN AS’ADIYAH
BELAWA BARU
KUMPULAN MATERI DAKWAH PILIHAN
Ceramah Menarik dan Inspiratif
Berbahasa Bugis dan Indonesia

Tim Penulis :
Pondok Pesantren As’adiyah Belawa Baru
Editor :
KM. Arya Dekhan, S. Ag
KM. Hasriah, S. Pd
KM. Indri Nirmalasari, S. Ag
Kontak :
Email : ponpesbelawa001@gmail.com
DAFTAR ISI

• Kata Pengantar
• Sambutan Pimpinan Pondok Pesantren
1. Harta dan Keluarga Oleh : Grt. Drs. KH. Sulaiman Abdullah
2. Zakat Oleh : KH. Muh. Alwi Yunus, M. Hi
3. Kerukunan Ummat beragama Oleh : Drs. Syamsu alam
4. Tanra tanrana Tau Lise Surugae Oleh : Aliyas, S. Ag
5. Peranan dan Tantangan Generasi Muda di Era Modern Oleh :
KM. Syamsuddin Jafar, S. Ag., M. Pd. I
6. Keutamaan Membaca Shalawat Nabi Oleh : Ambo Upe, S. Ag
7. Keutamaan sedekah Oleh : KM. Musdawi Nur Yasin, S. Ag
8. Keistimewaan na Ummana Muhammad saw Oleh : DM. Hasri,
S. Pd. I
9. Gengsi Penyakit Orang Zaman Sekarang Oleh : Ust.
Muhammad Jafar
10. Tiga Amalan tidak terputus walau meninggal Oleh : KM. Abd.
Rafiq, S. Pd
11. Faedahnya Ilmu Pengetahuan Oleh : Alimuddin, S. Sos
12. Mewaspadai Berita Hoaks atau Bohong Oleh : KM. Rizal, S.
Ag
13. Muhasabah Diri Oleh : KM. Hasriah, S. Pd
14. Mengadu Domba Oleh : Grt. Drs. KH. Sulaiman Abdullah
15. Manusia Terbaik Oleh : KM. Muh. Basri A., M. H
16. Keutamaan sabar Oleh : Manggazali, S. Hi
17. Iktiar dan Doa Oleh : KM. Andi wahyuddin, S. Ag
18. Ikhlas dan Menjaga Hati Oleh : KM. Arya Dekhan, S. Ag
19. Allah sang Penulis Skenario Terbaik Oleh : KM. Agustina, S.
Pd
20. Membangun Ketaatan dan Kedamaian Umat Oleh : Anjasmara,
S. Pd
21. Tiga hal yang Merusak Syahadatain Oleh : Drs Syamsu Alam
22. Mensyukuri nikmat Allah Oleh : Arifin B., S. Pd. I
23. Pentingnya Kebersihan Lahir dan Batin Oleh : Aliyas, S. Ag
24. Krisis Moral di Era Reformasi dan Cara Mengatasinya Oleh :
KM. Syamsuddin Jafar, S. Ag., M. Pd. I
25. Amanah yang Harus ditanggung Manusia di Dunia Oleh : M.
Justang, S. E
26. Alebbirenna Uleng Ramalang Oleh : DM. Hasri, S. Pd. I
27. Empat Permata yang Harus Dijaga Oleh : Rustam, S. Pd
28. Kewajiban Orang tua Terhadap Anak Oleh : Alimuddin, S. Sos
29. Al Bala Ujian di dalam Surah al Anbiya Oleh : KM. Indri
Nirmalasari, S. Ag
30. Warang Parang Oleh : Risman, S. H
31. Tawakkal Kepada Allah Oleh : Munawati, S. Pd. I
32. Kiat-kiat Mendapat Rezeki yang Banyak dan Berkah Oleh :
KM. Abd. Rafiq, S. Pd
33. Takdir Allah Oleh : KM. Widiawati, S. Ag
34. Bijak Bermedia Sosial Oleh : KM, Rizal, S. Ag
KATA PENGANTAR

‫السلم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Atas berkat Rahman
dan Rahim-Nya buku yang berjudul “ Kumpulan Materi Dakwah
Pilihan : Ceramah Menarik dan Inspiratif Berbahasa Bugis dan
Indonesia “ dapat diselesaikan.
Salawat serta Salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi yang
termulia yaitu Nabi kita Rasulullah Saw, yang menjadi panutan dalam
berdakwah.
Buku ini merupakan kumpulan tulisan materi dakwah oleh
Gurutta, Ustaz / Ustazah dan Pembina Pontren As’adiyah Belawa
Baru. Buku ini diharapkan dapat menjadikan referensi bagi umat
Islam secara umum, bagi anak didik kami, para santri dan santriwati
Pontren As’adiyah Belawa Baru secara khusus yang sudah menjadi
rutinitas sebagai muballigh di bulan Ramdhan.
Kami menyampaikan terimah kasih kepada seluruh penulis
sebagai contributor dalam penyusunan buku ini, semoga dapat
menjadi amal Jariyah, Permohonan maaf jika dalam buku ini terdapat
kekeliruan, untuk itu kami memohon saran dan masukan para
pembaca untuk perbaikan buku ini.
Akhirnya semoga buku ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan diberikan kemudahan dalam Mempelajari dan
Mengamalkan dalam berdakwah, serta semoga kita semua selalu
diberikan hidayah dan tetap dalam Perlindungan Allah SWT. Amin.
‫وباهللا التوفيق والسعادة‬
‫والسلم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
Bidang Dakwah dan Pesantren,
Ketua, Sekretaris,

DM. HASRI, S.Pd.I MANGGAZALI, S. Hi


SAMBUTAN
PIMPINAN PONDOK PESANTREN AS’ADIYAH BELAWA BARU

‫علَيْك ْم َو َرحْ َمة هللاِ َوبَ َركَاته‬


َ ‫سالَم‬ َّ ‫ال‬
َ
‫على‬ َ ‫سيِِّ ِدنَا م َح َّم ٍد َو‬
َ َ‫سلِين‬ َ َ
َ ‫لى أ ْش َرفِ األ ْنبِيَاءِ َوالـم ْر‬
َ ‫ع‬َ ‫سالَم‬ َّ ‫صالَة َوال‬ َّ ‫ َوال‬، َ‫ب ا ْلعَالَ ِمين‬ ِ َّ ِ ‫ا ْل َح ْمد‬
ِ ِّ ‫َلِل َر‬
‫صحْ بِ ِه أ َ ْج َم ِعيْنَ أ َ َّما بَ ْعد‬ َ ‫ا َ ِل ِه َو‬
Alhamdulillah, berkat rahmat Allah Swt, buku edisi pertama
ini yang berisi Kumpulan Ceramah, Khutbah Jum’at, Khutbah Idul
Fitri dan Idul Adha, Doa doa Pilihan, serta kisah-kisah dapat
diterbitkan oleh “Pondok Pesantren As’adiyah Belawa Baru Desa
Pattimang Kec. Malangke Kab. Luwu Utara”
Buku edisi pertama ini, dapat diterbitkan karena kerja keras
dari Bidang Dakwah Pondok Pesantren As’adiyah Belawa Baru dan
segenap Asatidz wal Asatidzah Pondok Pesantren, sebagai
penyumbang materi ceramah. Atas kerja sama yang baik dan kerja
kerasnya, kami menyampaikan banyak terima kasih.
Kepada para santri dan santriwati Pondok Pesantren As’adiyah
Belawa Baru, yang setiap tahun pada bulan ramadhan, tentunya
sebagai Muballigh atau Muballighah agar memiliki buku edisi
pertama ini, materi dakwah, khutbah jum’at, khutbah Id dan doa-doa
pilihan.
Akhirnya kepada Allah Swt. kita bermohon, semoga kerja
keras dan kerja sama yang baik bernilai ibadah di sisi Allah Swt.
Aamiin Yra.
‫وباهللا التوفيق والسعادة‬
‫والسلم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
Pimpinan Pondok Pesantren
As’adiyah Belawa Baru

Drs. KH. SULAIMAN ABDULLAH


HARTA DAN KELUARGA
Oleh : Grt. Drs. KH. Sulaiman Abdullah

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Kita harus yakin bahwa harta dan keluarga yang kita miliki
adalah titipan dari Allah Swt., pada saatnya adkan diminta kembali.
Kita tidak perlu susah memikirkan harta yang hilang, rusak atau
keluarga yang dipanggil oleh Allah Swt., Penyair telah berkata:
‫َو َما ا ْل َمال َواْأل َ ْهل ْونَ إِالَّ َودَائِع َوالَ بدَّ يَ ْوما ً أ َ ْن ت َردَّ ا ْل َودَائِع‬
“Harta benda dan keluarga hanyalah titipan dari seseorang, maka pada
suatu ketika barang tersebut akan diminta kembali”.
Keterangan di atas, tidak berarti untuk meninggalkan harta
benda sama sekali. Karena dengan harta itulah kita dapat mengabdi
kepada Allah SWT, terasa senang dan tenang. Asalh harta tersebut
tidak kita salah gunakan, hanya untuk berfoya-foya serta menuruti
hawa nafsu. Allah telah berfirman:
‫ّٰللا اِلَيْكَ َو َال‬
‫سنَ ه‬َ ‫َص ْيبَكَ مِنَ الدُّ ْنيَا َوا َ ْحس ِْن َك َما ٓ ا َ ْح‬ ِ ‫سن‬ ٰ ْ ‫َّار‬
َ ‫االخِ َرة َ َو َال ت َ ْن‬ َ ‫ّٰللا الد‬‫َوا ْبت َِغ فِ ْي َما ٓ ٰا ٰتىكَ ه‬
َ‫ّٰللاَ َال يحِ بُّ ْالم ْف ِس ِديْن‬ ‫ض اِ َّن ه‬ َ ْ ‫سادَ فِى‬
ِۗ ِ ‫اال ْر‬ َ َ‫تَب ِْغ ْالف‬
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Maksudnya kita gunakan sesuatu yang telah dianugerahkan
Allah berupa harta benda, kenikmatan untuk mengabdi kepada-Nya.
Sehingga kita mendapatkan pahala dari-Nya di dunia hingga di akhirat
kelak. Allah melarang kita untuk melupakan segala sesuatu yang
diperbolehkan-Nya tentang makan, minum, tempat, menikah dan lain
sebagainya. Asal tidak berlebih-lebihan didalam menggunakanannya.
Allah menyeru kita untuk berbuat baik kepada orang lain,
sebagaimana Ia telah berbuat baik kepada kita. Tidak menyuruh orang
lain berbuat baik kepada kita, sebab kadang-kadang orang lain berbuat
baik, ia ingin mencari imbalan, sanjungan dan lain sebagainya. Tetapi
kalau Allah berbuat baik kepada seseorang tidak seperti itu. Allah
juga melarang kita untuk berbuat kerusakan di atas muka bumi.
Karena orang yang berbuat kerusakan diatas muka bumi, berarti
berbuat kegaduhan, kekacauan yang dapat merusak ketenangan
ummat atau bangsa. Lebih-lebih merusak agama Allah Swt.
Nabi Swt., telah bersabda :
َ‫سقَمِكَ َو ِغنَاكَ قَ ْب َل فَ ْق ِركَ َو فَ َراغَك‬
َ ‫ص َّحتَكَ قَ ْب َل‬
ِ ‫شبَابَكَ قَ ْب َل ه ََرمِكَ َو‬
َ : ‫سا قَ ْب َل خ َْم ٍس‬ ً ‫اِ ْغتَنِ ْم َخ ْم‬
َ‫ش ْغلِكَ َو َحيَاتَكَ قَ ْب َل َم ْوتِك‬
َ ‫قَ ْب َل‬
“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara :
[1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
[2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
[3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
[4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
[5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.”

Lima kesempatan di atas adalah kita gunakan ketika masih


hidup. Beramal untuk dunia, berarti kita diperintahkan berusaha yang
mencukupi kebutuhan dunia. Agar dapat mengabdi kepada Allah Swt.
dengan penuh semangat. Kita jangan sampai usaha dunia saja, tetapi
akhirat pun jangan ketinggalan.
‫وباهللا التوفيق والسعدة‬
‫والسلم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
ZAKAT
Oleh : Drs. KH. Muh. Alwi Yunus, M. Hi

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


َّ َّ َ
‫أن الَ إلهَ إال هللا الذِي أ َم َر‬ ْ ‫ أ ْش َهد‬,ِ‫سائِ ِل األخِ َرة‬ َ ‫ال َح ْمد هللِ الَّذِي َجعَ َل َهذَا ال َما َل َو ِس ْيلَةً ِم ْن َو‬
‫عبْده َو َرس ْوله‬ َ ‫سيِِّدَنَا َو َم ْوالَ نَا م َح َّمدًا‬َ ‫وأ ْش َهد أ َ َّن‬,ِ‫َاج َرة‬ ِ ‫اس مِ نَ ال َما ِل ِألنَّه مِ نَ ال ِفت َِن الف‬ ِ ‫باألحْر‬
َ
‫علي أ ِل ِه‬
َ ‫سولِكَ م َح َّم ٍد َو‬
ْ ‫ع ْبدِكَ َو َر‬ َ ‫علَي‬ َ ‫ص ِِّل‬ َ ‫ اللِّه َّم‬.َ ‫اض َرة‬ ِ ‫اره ال َح‬ َ َ‫الَّذِي َكانَ َه َّمه أخِ َرت َه الَد‬
‫ قَا َل هللا تَعَالَي في‬.‫ أ َ َّما بَ ْعد‬.‫سلَّ َم ت َ ْس ِل ْي ًما َكثِي ًْرا‬َ ‫ َو‬.‫ان إِلَي يَ ْو ِم ال ِدِّي ِْن‬ٍ ‫س‬ َ ‫ص َحابِ ِه َو َم ْن تَبِعَه ْم بِإِ ْح‬ْ َ ‫َوأ‬
َ َ‫ي ل‬
.ْ‫ش ِد ْيد‬ ْ ِ‫شك َْرت ْم أل َ ِز ْيدَنَّك ْم َو ِإل ْن َكف َْرت ْم إِنَّعَذَاب‬ َ ‫ ِإل ْن‬: ‫ِكت َابِ ِه العَ ِزي ِْز‬
Hadirin dan Hadirat Rahimakumullah
Mari kita bersyukur kepada Allah swt. Atas hidayah dan ridho
yang senantiasa diberikan kepada kita, sehingga masih tertaman iman,
islam, dan ihsan dalam diri kita.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan
kita nabiyyullah Muhammad saw. Nabi yang berjuang mengantarkan
risalah dinul Islam ditengan-tengah kita.
Hadirin wal Hadirat yang berbahagia
Zakat merupakan salah satu rukun dari rukun Islam, Di mana
zakat masuk ke dalam rukun Islam yang ke-3 dari 5 rukun Islam yang
ada, Saking pentingnya zakat ini selalu disandingkan dengan
kewajiban shalat dan Pada praktiknya zakat mulai diwajibkan pada
tahun kedua Hijriah, dan Kata zakat dalam Al-Quran disebutkan
sebanyak 32 kali, dan 26 di antaranya bersamaan dengan kata sholat.
Allah Swt. Berfirman dalam Surah Al Baqarah ayat 43:
َّ ‫ار َكعوا َم َع‬
َ‫الرا ِك ِعين‬ ْ ‫وأَقِيموا الصلوة وأتوا الزكوة َو‬
Artinya: Dirikanlah shalat dan tunaikan zakat dan ruku’lah Bersama
dengan orang-orang yang ruku’
Hadirin Rahimakumullah
menurut Yusuf Qardhawi dalam bukunya Fiqhuzzakah
menjelaskan
‫( الزكاة‬zakat) dari bahasa Arab merupakan kata dasar (masdar) dari
‫( زَ كَى‬zaka ) yang berarti berkah, tumbuh, bersih dan baik , dari
pengertian bahasa tentang zakat maka muncul beberapa pengertian
yang mengarah kepada substansi dan tujuan zakat itu sendiri, mari kita
jelaskan sebagai berikut:

1. ‫ الزكاة‬itu berarti ‫ ( النَّـمـاء‬kesuburan), ini berarti bahwa harta


yang selalu kita zakati Allah akan membalas ibadah zakat kita
itu dengan semakin bertambah subur tanaman kita, dan akan
tambah berkembang harta yang kita miliki.
2. ‫ الزكاة‬juga berarti ‫الزيَادَة‬ ِّ ِ ( bertambah ), ini berarti bahwa pada
hakekatnya harta yang kita keluarkan zakat bukan semakin
berkurang akan tetapi semakin bertambah.
3. ‫ الزكاة‬juga berarti ‫ط ْه َرة و الت َّ ْز ِك َية‬ ُّ ‫ ( ال‬suci ) ini berarti bahwa harta
yang kita zakati akan mensucikan semua harta yang kita
miliki, sementara jika ada harta yang wajib zakat kemudian
tidak dikeluarkan zakatnya akan menjadikan kotor semua harta
kita disisi Allah swt. demikian pula zakat fitrah akan
menjadikan suci semua anggota keluarga kita disisi Allah swt.
4. ‫ الزكاة‬juga berarti ‫ ( البَ َركَة‬Berkah )ini berarti bahwa
mengeluarkan zakat akan menjadikan semua hart akita penuh
dengan berkah, bisa bermanfaat dalam kehidupan kita dan hart
aitu akan selalu membawa kita ke jalan yang diridhai oleh
Allah swt.

Hadirin dan Hadirat Rahimakumullah


Zakat yang diwajibkan oleh Allah swt. kepada kita umat
muslim bukan berarti mengurahi jumlah hart akita sekalipun kalua
kita lihat sepintas begitu zakat dikeluarkan langsung berkurang
jumlah hart akita, akan tetapi pada hakekatnya Allah yang
mengatur rejeki yang telah memberikan harta atau rejeki kepada
kita menguji manusia apakah dia bisa menyadari bahwa harta itu
pemberian dan titipan dari Allah swt.
Harta yang kita kuasai di dunia ini karunia dari Allah swt. dan
Allah juga yang memintanya, dan Allah berjanji jika kita
keluarkan zakat kita maka kita termasuk golongan orang yang
bersyukur dan Allah akan menambah dari segala bentuk
kesyukuran kita, Allah berfirman dalam al Qur’an Surah Ibrahim
ayat : 7
َ َ‫عذَابِي ل‬
﴾ٌ‫شدِيد‬ َ ‫﴿وإِذْ تَأَذَّنَ َربُّك ْم لَئِن‬
َ ‫شك َْرت ْم َأل َ ِزيدَنَّك ْم ۖ َولَئِن َكف َْرت ْم إِ َّن‬ َ
Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Hadirin jamaah yang berbahagia
Rasulullah mengingatkan kepada kita agar senantiasa
memperhatian untuk mengeluarkan zakat harta kit ajika sampai
kadar dan ukuran wajib zakat, Rasulullah bersabda:
) ‫الزكَاةِ ( رواه البيهقي‬ َّ ‫ي بَ ٍ ِّر َوالَ بَح ٍْر ِإالَّ بِ َم ْن ِع‬
ْ ِ‫َما َهلَكَ َما ٌل ف‬
Artinya: Tidak rusak harta yang di daratan begitupula yang di
lautan kecuali jika ditahan zakatnya ( HR. Al Baihaki )
Oleh karena itu hadirin yang berbahagia, jangan menunggu harta
kita hancur baru kita sadari baru kita mau berzakat dan berinfak
dan membantu sesame, ingatlah bahwa hart aitu hanyalah titipan
Allah swt. kepada kita untuk kita pertanggungjawabkan.
Demikian yang saya sampaikan semoga ada manfaatnya
‫وباهلل التوفيق والسعادة‬
‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
KERUKUNAN UMMAT BERAGAMA DALAM BINGKAI
BHINNEKA TUNGGAL IKA DITINJAU DARI SUDUT PANDANG
AJARAN ISLAM
Oleh : Drs. Syamsu Alam

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


َ‫ي َج َمه ِبا لت َّ ْوحِ ْي ِد َوا ْل َي ِقيْنَ َوقدْ َرتِ ِه ِب ِع ْل ِم ا ْل ِي ِقيْن‬
ْ ‫ف َبيْنَ قلو ِبا ْلمؤْ ِمنِيْن الَّ ِذ‬
َ َّ‫َلِل الَّذِى أَل‬
ِ َّ ِ ‫ا ْل َح ْمد‬
ْ َ ‫علَى ٰا ِل ِه َوا‬
َ‫ص َحابِ ِه ا َ ْج َم ِعيْن‬ َ ‫ﷴو‬َ ‫سيِِّدنا َ َو َم ْو ٰلنَا‬
َ ‫ص َالة َوالس ََّالم َرس ْو ٌل كَر ْي ٌم‬ َّ ‫َوال‬
Segala puji dan Syukur kita hadapkan ke khadirat Allah SWT
yang telah menganugrahkan kenikmatan berupa alam terbentang luas
yang penuh kesejukan untuk meraih masa depan Bahagia di dunia dan
keselamatan di akhirat nanti, Insya Allah.
Selawat dan Ucapan salam kita peruntukkan kepada baginda
Rasulullah SAW. Nabi dan Rasul sebagai suri teladan untuk di contohi
aspek prilakunya, sekaligus Rasul Rahmatan Lil alamin. Semoga
dengan Syafaat beliau kita terlindung dari tipu daya dunia, dan
selamat di akhirat nanti.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, perkenankan
saya menyampaikan sebuah ceramah yang berjudul: “Kerukunan
Ummat Beragama dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika Ditinjau dari
Sudut Pandang Ajaran Islam”
Hadirin sekalian yang dirahmati Allah swt.
Dunia maju dan berkembang dengan pesatnya sedang bergerak
berkompetisi mencari format dan tatanan baru untuk merawat
keberagaman agama, kepercayaan, suku, dan adat istiadat yang
mendiami beribu-ribu pulau untuk mempertahankan keutuhan
berbangsa dan bernegara di bawah naungan bingkai ke Bhinekaan
agar NKRI tetap tenteram, rukun dan damai.
Format dan tatanan penenteraman yang diajarkan Islam
terdapat dalam kitab suci Al-Qur’an pada Surah Al-Hujurat ayat 13.
َ َ‫ٰيٓاَيُّ َها النَّاس اِنَّا َخلَ ْق ٰنك ْم ِ ِّم ْن ذَك ٍَر َّوا ْن ٰثى َو َجعَ ْل ٰنك ْم شع ْوبًا َّوقَبَ ۤا ِٕى َل ِلتَع‬
‫ارف ْوا ۚ اِ َّن ا َ ْك َر َمك ْم ِع ْندَ ه‬
ِ‫ّٰللا‬
‫ع ِل ْي ٌم َخبِي ٌْر‬ َ ‫اَتْ ٰقىك ْم ِۗا َِّن ه‬
َ ‫ّٰللا‬
Artinya: “Hai Manusia! Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di
antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa
di antara kamu, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi
Maha Teliti”
Kalau kita mensinyalir ayat 13 dari surah al-Hujurat terdapat
kalimat
‫ ( َو َجعَ ْل ٰنك ْم شع ْوبًا َّوقَبَ ۤا ِٕى َل‬dan kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku untuk saling kenal-mengenal ) kata ‫ شع ْوبًا‬berarti
berbangsa-bangsa. Dalam kamus politik, berbangsa-bangsa berarti
national ( berasal dari Bahasa belanda ). Kalau kita mengkaji NKRI
secara teliti dan mendalam, kita dapati permasalahan-permasalahan
tersebut sebagai permasalahan global di negara yang berdaulat,
termasuk Indonesia yang didiami oleh beraneka ragam suku, dan
beragam corak budaya, agama serta kepercayaan yang terhimpun
dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.
Oleh sebab itu penduduk NKRI mayoritas mulsim secara
structural dan fungsional dalam memelihara kulturalisme, maka
dipandang perlu ada moderasi beragama yang menjadi media yang
bijaksana untuk menetralisir perbedaan budaya, agama dan
kepercayaan sehingga membangun perawatan keberagaman suku
bangsa melalui toleransi ummat beragama. Dan ide tersebut didukung
oleh Firman Allah SWT sebagaimana tercantum dalam surah AL-
Muntahana ayat 8
ۚ ‫ِين َولَ ْم ي ْخ ِرجوكم ِ ِّمن ِد ٰيَ ِرك ْم أَن تَبَ ُّروه ْم َوت ْقسِط ٓو ۟ا إِلَ ْي ِه ْم‬ ِ ِّ‫ع ِن ٱلَّذِينَ لَ ْم ي ٰقَتِلوك ْم فِى ٱلد‬ َّ ‫َّال يَ ْن َه ٰىكم‬
َ ‫ٱَلِل‬
َ‫ٱَلِلَ يحِ بُّ ٱ ْلم ْقسِطِ ين‬ َّ ‫ِإ َّن‬
Artinya: “Allah Tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil
terhadap orang – orang yang tidak memerangimu dalam
urusan agama, dan tidak mengusir kamu dari kampung
halamanmu, Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang
yang berlaku Adil.”
Hadirin sekalian yang dirahmati Allah swt.
Dalam tafsir At-Thabari, dijelaskan bahwa ummat Islam
tidak dilarang membangun kerukunan hubungan harmonisasi dalam
peradaban serta menegakkan keadilan ditengah-tengah yang berbeda
kulturalisme serta membangun Kasih Sayang, dan Cinta damai dengan
orang-orang diluar penganut ajaran Islam. Sehubungan dengan hal
tersebut seorang ahli tarich Prof. H.A.Gib dalam bukunya “We there
Islam”, beliau mengatakan “He Decreed Islam is indeed maeeh more
A System of Theologi it is Complite civilization” Artinya :“ Islam itu
Sesungguhnya tidak hanya satu sistem saja, melainkan dia adalah
suatu kebudayaan yang lengkap “
Oleh sebab itu, Islam hendaknya memberi contoh dalam
memelihara kearifan Lokal dan memeliara akhlak yang mulia, karena
yang paling berat timbangan amal perbuatan manusia adalah “ Ahlak
Yang mulia “ sebagaimana hadits Rasulullah SAW Riwayat Abu
Daud.
ِ ‫ان مِ ْن حس ِْن ا ْلخل‬
‫ق‬ ِ َ‫ىءٍ أَثْقَل مِ ْن مِيز‬ َ ‫َما ِم ْن‬
ْ ‫ش‬
Artinya: “Tidak ada amal perbuatan yang lebih berat di dalam
timbangan ( pada hari kiamat ) dari pada akhlak yang
mulia.”
Hadirin sekalian yang dirahmati Allah swt.
Untuk membangun akhlak keteladanan berbangsa dan
bernegara, maka negara membangun Toleransi sebagai mana
keputusan Menteri Agama RI NO 70 tahun 1978 bahwa Toleransi
terdiri dari
1. Toleransi interan umat beragama
2. Toleransi antar umat beragama
3. Toleransi antar umat beragama dengan pemerintah
Kemudian untuk memperkuat keputusan Menteri agama No
70 tersebut lahir SKB 2 meneteri yaitu Menteri dalam negeri dan
Menteri Agama RI. No 8 & 9 Tahun 2006 bab I Pasal I agara
kerukunan umat beragama di landasi toleransi saling pengertian,
saling menghormati dan saling menghargai kesetaraan dalam
pengamalan ajaran agama masing-masing Demikian pula Kerjasama
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Berdasarkan Falsafah negara Pancasila dan UUD Negara RI Tahun
1945.
Namun demikian ada tiga hal yang tidak diperbolehkan
untuk ditoleransi menurut ajaran Islam:
1. Mengemukakan persepsi keyakinan dengan Aqidah
2. Saling melaksanakan Ibadah Bersama
3. Mengadakan pernikahan silang agama.
Hadirin sekalian yang dirahmati Allah swt.
Sebagai kesimpulan, yang harus dipertahankan dan dijaga
kemurniannya agar stabilitas beragam tetap harmonis, dan berbangsa
pun tetap rukun damai dibawah Bingkai NKRI yaitu:
1. Allah menciptakan laki-laki dan perempuan berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku, untuk saling kenal mengenal dan memelihara
kerukunan.
2. Allah memerintahkan kapeda kaum muslimin untuk membangun
toleransi melalui kasih saying untuk merawat keberagaman dalam
NKRI
3. Dalam ajaran islam ada tiga hal yang tidak boleh ditoleransi yaitu
tentang aqida, tentang ibadah Bersama dan perkawinan silang.
Demikianlah ceramah yang sempat saya sampaikan. Terima
kasih atas segala perhatiannya dan mohon maaf atas segala
kekurangannya.
‫وباهلل التوفيق والسعادة‬
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
TANRA-TANRANNA TAU LISE SURUGA
Oleh : Aliyas, S. Ag

‫علَيْك ْم َو َرحْ َمة هللاِ َوبَ َركَاته‬ َ ‫سالَم‬ َّ ‫ال‬


َ
‫على‬ ْ َ ْ َ
َ ‫على أ ْش َرفِ األ ْنبِيَاءِ َوالم ْر‬
َ ‫ َو‬، َ‫س ِليْن‬ َ َ ‫سالَم‬ َّ ‫صالَة َوال‬ َّ ‫ َوال‬، َ‫ا ْل َح ْمد هلل َربِّ ِ ا ْلعَالَ ِميْن‬
‫ أ َ َّما بَ ْعد‬،‫ان ِإلَى يَ ْو ِم ال ِدِّي ِْن‬ ٍ ‫س‬َ ْ‫ص َحابِ ِه َو َم ْن تَبِعَه ْم بِإِح‬ ْ َ ‫أله َوأ‬
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah
Swt yang telah memberikan kita rahmat dan hidayahnya sehingga kita
dapat hadir berkumpul di tempat yang penuh mubarakah ini.
Sholawat serta salam kita curahkan kepada baginda Rasulullah
Muhammad saw, Nabi yang menjadi rahmatan lil’alamin dan jg
sebagai suri tauladan bagi kita semua, semoga karna kecintaan kita
kepada Rasulullah dan juga sholawat kita kepada beliau kita bisa
mendapatkan syafaat Rasulullah diakhirat kelak. Aamiin ya rabbal
‘aalamiin
Rilalenna akkorangnge narampei puang Allah ta’ala saisanna
tau engka mancaji calon-calon penghuni surga pada tona narampena
puang Allah ta’ala rilalenna Akkorangnge surah Al-angkabut ayat 58-
59 Menjelaskan bahwa calon penghuni surga dalam ayat ini adalah
‫َوالَّ ِذيْنَ ٰا َمن ْوا‬

1. Nennia wawang engkae mateppe


Mateppe lao ri puang Allah ta’ala de napadduai, lebbi-lebbi pa
nafattellui nasab saisanna rupatauwe mega mupa de namagessing
pahanna, naseng mupi engka mabbere dalle asogireng risaliwenna
puang Allah ta’ala
Kaum muslimin ygan berbahagia
ِ ٰ‫ص ِلح‬
‫ت‬ ‫عمِلوا ال ه‬
َ ‫َو‬
2. Tau engkae beramal shaleh
Bettuanna rilalenna tungke-tungke kedo-kedona senantiasa
dilandasi nasab appagurunna agamae, makkeda ada-ada malempu,
nainappa napadupai nasaba deceng nennia mappedeceng
gangkanna degaga pangkaukenna sangadinna decemmi bawang.
‫ص َبر ْوا‬ َ َ‫الَّ ِذيْن‬
3. Tau engkae simata sabbara
Sabar dalam setiap hal ye engkae nawerekki puang Allah ta’ala
nasab tau sabbara’e sitongenna sibawai puang Allah ta’ala. .......
naiya puang Allah taala sibawa tau sabbara’e. Nari
muakkuannanaro engka laloki sabbara ri tungke tungke paccoba
engkae tujuki. Nennia wedding jaji mancaji ujian yaregga paccoba
pole ri puang Allah ta’ala nasab idi atae pasti ricobaki yarega
diujiki
َ‫ع ٰلى َربِِّ ِه ْم يَت ََو َّكل ْون‬
َ ‫َو‬
4. Naiya tau engkae bertawakkal / berserah diri kepada Allah SWT
Tanra-tanranna tau engkae bertawakkal yanaritu engkai majjama
mattongeng tongeng nainappa wasselena ipalsui lao ri puang
Allah taala. Bukan lah orang yang bertawakkal yang tak pernah
mau bekerja, de nasappai dalle naikiya monromi bawang mellau
doang tajeng pammase tentu reski tidak datang dengan dengan
hanya mengangkat tangan saja, apalagi taniaki walli, nabi yarega
suro, jadi setelah bekerja keras hasilnya kita senantiasa
bertawakkal kepada Allah SWT.

Sebagai kesimpulan makkeda 4 tanra-tanranna to lise suruga

1. Tau engkae mateppe ri puang Allah ta’ala


2. Tau engkae makkamala madeceng
3. Tau engkae simata sabbara
4. Tau engkae simata berserah diri atau bertawakkal kepada Allah
swt

Mungkin inilah yang sempat sy sampaikan kepada Allah kita


berserah dan berharap untuk setiap aktifitas kita
‫وباهلل التوفيق والسعادة‬
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
PERANAN DAN TANTANGAN GENERASI MUDA DI ERA
MODERN
Oleh : KM. Syamsuddin Jafar, S. Ag., M. P.d. I

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


َ ‫علَى َخي ِْر اْالَن َِام‬
‫سيِِّ ِدنَا م َح َّم ٍد‬ َّ ‫ ال‬.‫ان َواْ ِالس َْال ِم‬
َ ‫ص َالة َوالس ََّالم‬ ِ ْ ‫ا ْل َح ْمد هلل الَّذِي ا َ ْنعَ َمنَا بِنِ ْع َم ِة‬
ِ ‫اال ْي َم‬
‫ أما بعد‬،‫ص َحا ِب ِه أ َ ْج َم ِعيْن‬ ْ َ ‫علَى ا َ ِل ِه َوا‬
َ ‫َو‬
Pertama tama, marilah senantiasa memanjatkan puji syukur
kehadiarat Allah SWT., atas Rahmat dan hidayahNya sehingga pada
kesempatan yang mubarokah ini, kita masih diberiakan oleh Allah
SWT berupa kesehatan, kesempatan, terutama kita diberikan oleh
Allah SWT nikmat iman untuk hadir di tempat ini. Shalawat dan
Salam kita kirimkan kepada nabiyullah Muhammad SAW., Nabi yang
menjadi Uswatun Hasanah dan Rahmatan Lilalamin.
Insya allah pada kesempatan yang mulia ini, saya akan
mengangkat suatu ceramah yang berjudul: “Peranan dan Tantangan
Generasi Muda di Era Modern”
Kaum Muslimin dan Muslimat Rahimakullah
Sering kita menonton di televisi, maraknya kita jumpai di
media massa, terlalu banyak pemuda Islam yang berkasus, mulai dari
tawuran disana sini, balapan liar dimana mana, bahkan yang paling
ironinya lagi, baru di tingkat SMP sudah bisa rekam-rekaman video
mesum, kenapa bisa terjadi demikian? Bukankah negara kita ini
mayoritas ummat islam. Namun kenapa justru pemuda islam itu
sendiri yang paling banyak melanggar aturan dan norma-norma
agama? Itu semua disebabkan karena pengaruh zaman di era modern
ini yang makin hari generasi muda kita disuguhi berbagai macam
problem di masa kini dan yang akan datang. Mulai dari praktek
pergaulan bebas, sampai kepada gaya kebarat-baratan, sehingga kita
tidak mampu lagi membedakan mana umat islam yang sejati, dengan
orang-orang Yahudi dan Nasrani.
Yang paling memperihatikan sebagai umat islam, orang orang
di masa kini, sudah tidak merasa malu lagi mempertontonkan hal-hal
yang tidak sesuai dengan ajaran islam. Di masa Rasulullah SAW., di
mana Rasulullah jalan-jalan sore, mengunjungi kaumnya, namun
tersingkap jubahnya merah mukanya Rasulullah, karena malu
kelihatan betisnya, padahal dalam ilmu fikih aurat laki laki hanya
berada antara lutut dan pusar. Yang menjadi pertanyaan sekarang ini
bagaimana dengan kita sebagai umat Rasulullah? Apakah kita mampu
mencontoh akhlak Rasulullah, terutama kita sebagai generasi muda
yang islami.
Kaum muslimin dan muslimat rahimakullah.
Di era sekarang ini, kita sebagai generasi muda, harus mampu
melawan arus perkembangan globalisasi, ilmu pengetahuan dan
teknologi. Kita jangan mau terpengaruh dari hal-hal yang negatif.
Salah satu cara untuk mengatasi hal demikian kita harus selalu
mendekatkan diri kepada Allah SWT., meningkatkan
iman,memperbanyak berzikir, dan amalan-amalan baik lainya.
Rasulullah SAW. bersabda di dalam hadisnya:
‫ع ِن اب ِْن ع َم َر أ َ َّن َرس ْو َل هللاِ صلى هللا عليه وسلم َم َّر بِ َرج ٍل َوه َو يَعِظ أَخَاه فِي ْال َحيَاءِ فَقَا َل‬ َ
‫ان‬ ْ َّ
ِ ‫ دَعْه فَإِ َّن ال َحيَا َء مِنَ اْ ِإل ْي َم‬: ‫ّٰللا علي ِه وسل َم‬ َّ
َّ ‫صلى‬ َّ ‫َرس ْول‬
َ ِ‫ّٰللا‬
Artinya: “Dari Ibnu Umar Rasulullah SAW melawati seorang laki-
laki dari kalangan Anshar yang sedang menasehati saudaranya,
daripada rasa malu, maka Rasulullah SAW bersabda kepadanya:
Biarkan dia, karena malu bagian dari pada iman”.
Orang orang Yahudi dan Nasrani tidak menyerang kita dengan
otot, namun mereka menggunakan otak. Mereka takut disebabkan
jumlah umat islam di seluruh dunia lebih dominan. Bahkan orang-
orang yang berada di sekitar Rasulullah merupakan orang-orang yang
keras terhadap orang-orang Kafir, yang rela mati-matian demi agama
ini, serta jihad demi agama Allah SWT, sebagaimana yang terdapat di
dalam QS. At-Taubah ayat 73 yang berbunyi:
ِ ‫ئس ۡال َم‬ ۡ َ ‫اغل ۡظ‬
ۡ ‫ار َو ۡالمنَافِق ِۡينَ َو‬
‫ص ۡير‬ َ ِ‫علَ ۡي ِه ۡم َو َمأ ٰوه ۡم َج َهنَّم َوب‬ َ َّ‫ي جٰ ِه ِد ۡالكف‬
ُّ ِ‫ٰياَيُّ َها النَّب‬
Artinya : “Hai Nabi, berjihadlah [melawan] orang-orang kafir dan
orang-orang munafiq itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka
tempat mereka ialah jahannam, dan itu adalah tempat kembali yang
seburuk buruknya”
Dari ayat tersebut, nampak jelas bagi kita bahwa orang-orang
Yahudi akan takut menyerang kita secara kasar, sehingga mereka
menyerang kita dengan lemah lembut, bahkan seorang muslim pun
rela berteriak: “saya memang tidak shalat namun siapapun yang
mengganggu agama ini”. Inilah yang ditakutkan oleh mereka,
sehingga mereka menyerang kita dengan “song” yaitu nyanyian. Maka
jangan salah ketika sering kita jumpai generasi muda kita sekarang
lebih senang nongkrong di jalan daripada masuk masjid, lebih happy
bernyanyi di jalan daripada masuk di masjid, bahkan yang lebih parah
mereka mengatakan bahwa masjid urusan orang tua, kita ‘kan masih
muda. Padahal di dalam agama, kita dianjurkan untuk menggunakan
masa muda ke arah yang lebih baik.
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah,
Bukan hanya itu, buat syair lagu juga sudah jauh dari nilai-
nilai agama. Katanya modern, sehingga dengan bangganya berteriak
sambal bernyanyi, “kuhamil duluan udah tiga bulan” Kenapa ada
orang hamil d iluar nikah bangga dan mereka tidak malu? inikah yang
disebut gaul? inikah yang disebut modern? Aib sendiripun diumbar
sana sini. Bagaimana nasib bangsa ini, 5 bahkan 10 tahun ke depan
jika pemuda pemudi kita begini modelnya yang hanya tau berfoya-
foya tidak memikirkan masa depan mereka, na’uzubillah mindzalik.
Kaum muslimin dan muslimat yang dimuliakan oleh allah swt,
Kalau bukan orang Islam yang membanggakan agama ini,
terus siapa lagi? Perlu kita ketahui bersama bahwa orang-orang non
muslim pun mempelajari Al-Qur’an , mengkaji isi kandungan Al-
Qur’an, sehingga mereka bisa dikenal sebagai adikuasa dunia.
Sementara kita malu anak-anak kita sekolah yang berbau agama,
katanya kalau tamat hanya jadi guru ngaji dan imam, tidak bisa jadi
pejabat. Yang menjadi pertanyaan bagi kita semua, siapa yang
memimpin negeri ini pada tahun 1999-2001? Beliau tidak lain adalah
sosok Presiden ke 4 yang merupakan Ulama besar, yang kita kenal
dengan sebutan Bapak Gusdur. Yang paling ironinya lagi, pondok
pesantren dikatakan sarang teroris, mau dibawa kemana agama islam
yang tercinta ini. Tanpa pondok pesantren bagaimana generasi muda
kita? oleh karena itu kaum muslimin dan muslimat terkhusus kepada
para generasi muda marilah kita membentengi diri kita dengan ilmu
dan keimanan dalam menghadapi perkembangan zaman yang modern
ini, semoga kita tetap dalam petunjuk dan ridho Allah SWT, Aamiin..
Ada tiga lingkungan yang sangat berpengaruh dalam
perkembangan remaja sekaramg ini, yaitu:
1. Pertama adalah linkungan keluarga. Peranan orang tua sangat
penting dan menentukan perkembangan psikologi anak, orang
tualah yang berperan aktif memberikan pembinaan awal kepada
anaknya.
2. Kedua adalah linkungan Pendidikan. Peranan seorang pendidik/
guru sangat penting dalam hal perkembangan jiwa dan karakter
anak didik.
3. Ketiga, lingkungan masyarakat. Disinilah generasi muda atau para
remaja bila mana tidak bisa mengontrol dirinya biasanya terbawa
arus, apakah itu hal positif atau negatif tergantung bagaimana
lingkungan masyarakat tersebut.
Kaum muslimin dan muslimah rahimakumullah
Adapun kesimpulan pada ceramah ini yaitu:
1. Kita sebagai pemuda dan pemudi diera sekarang ini harus menjadi
garda terdepan menyikapi hal hal yang negatif.
2. Jangan mudah terpengaruh dengan isu isu yang belum jelas,
menjauhi profokasi,adu domba diantara sesama sehingga bisa
menimbulkan perpecahan.
3. Kita harus selalu meningkatkan iman kepada Allah Swt.dan
menjauhi segala hal hal yang tdk baik dalamn kehidupan sehari
hari.
4. Generasi muda yang pemberani, jujur, disiplin dan tekun
pemberani, jujur, disiplin dan tekun adalah harapan bangsa dan
negara yang kita cintai.
Demikian ceramah yang sempat saya sampaikan pada kesempatan
yang mubarakah ini. Semoga ada manfaatnya kepada kita semua dan
dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari Aamiin
‫وباهلل التوفيق والسعادة‬
‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
KEUTAMAAN MEMBACA SHALAWAT NABI
Oleh : Ambo Upe Laju, S. Ag

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


ْ
‫سيِِّ ِدنَا م َح َّم ٍد َخي ِْراالَن َِام‬
َ ‫على‬ َ َ ‫سالَم‬ َّ ‫صالَة َوال‬ َّ ‫االس َْال ِم َوا‬ ِ ْ ‫ان َو‬ ْ ‫ا َ ْل َح ْمد هللِ الَّذ‬
ِ ‫ِي ا َ ْنعَ َمنَا بِنِ ْع َم ِة اْ ِال ْي َم‬
‫ َوا َ ْش َهد ا َ َّن‬, ‫ َو ْحدَه الَش َِر ْي َكلَه‬, ِ‫ ا َ ْش َهدا َ ْن الَ اِلَهَ اِالَّهللا‬, ‫لى الد ََّو ِام‬
َ ‫ع‬ َ ‫ص َحابِ ِه وت َابِ ِع ِه‬ ْ َ ‫علَى ا َ ِل ِه َوا‬َ ‫َو‬
(‫ي َب ْعدَه (ا َ َّما َب ْعده‬ َّ ‫عبْده َو َرس ْوله َالنَ ِب‬ َ ‫م َح َّمدًا‬
Pertama-tama marilah kita panjatkan dengan penuh
kerendahan hati dan keikhlasan yang mendalam, puji syukur kehadirat
ilahi dengan penuh kesadaran bahwa Dia telah membalas dosa-dosa
yang telah banyak kita lakukan dengan karunia nikmat yang jauh lebih
banyak lagi.
Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan pada
junjungan kita, kekasih kita, manusia paling mulia yang pernah ada di
dunia, Nabi Muhammad saw. Tentu saja beserta keluarganya yang
mulia, para sahabatnya yang agung, serta kita dan para pengikutnya
sampai akhir zaman nanti.
Hadirin hadirat rahimaukmullah,
Sebelum lebih jauh membahas dan mengupas tentang shalawat
marilah kita memahami lebih dahulu pengertian shalawat itu sendiri:
Menurut Mahmud Yunus dalam kamus Arab Indonesia yang
dikutip oleh Adrika Fithrotul Aini, menyatakan bahwa; ‘’Shalawat
berasal dari kata Shalat dan bentuk jama’nya menjadi shalawat yang
berarti doa untuk mengingat Allah secara terus-menerus.’’
Pengertian salawat menurut arti bahasa adalah doa,
Sedangkan menurut Isilah, shalawat adalah: shalawat Allah kepada
Rasulullah, berupa rahmat dan kemuliaan. Shalawat dari malaikat
kepada Nabi. Berupa permohonan rahmat dan kemuliaan kepada
Allah. Untuk Nabi Muhammad, sementara shalawat dari selain Nabi
berupa permohonan rahmat dan ampunan. Shalawat orang-orang
beriman (manusia dan jin) adalah permohonan rahmat dan kemuliaan
kepada Allah untuk Nabi, seperti Allahumma salli ‘ala sayyidina
Muhammad wa‘ala ‘ali sayyidina Muhammad.
Dengan demikian, shalawat merupakan pujian atau kemuliaan
kepada Nabi Muhammad Saw, yang siapa seperti halnya doa atau
dzikir kepada Allah SWT. Shalawat, jika datangnya dari Allah kepada-
Nya, bermakna rahmat dan keridhaan. Jika dari para malaikat, berarti
permohonan ampun. Dan bila dari umatnya, bermakna sanjungan dan
pengharapan, agar rahmat dan keridhaan Tuhan dikekalkan.
Hadirin hadirat rahimaukmullah,
Dasar hukum dan dalil tentang shalawat itu telah dijelaskan
dalam al-Qur’an dan Hadist Rasulullah Saw dalam Al-Qur’an
berbunyi :
‫س ِلِّموا ت َ ْسلِي ًما‬ َ ‫صلُّوا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫ي يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنوا‬ َ َ‫صلُّون‬
ِِّ ِ‫علَى النَّب‬ َّ ‫ِإ َّن‬
َ ‫ّٰللاَ َو َمالئِ َكت َه ي‬
Artinya; ‘’Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya
bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya. ‘’ (Q.S. Al-Ahzab; 56)
Betapa mulianya Nabi Muhammad Saw, bahkan Allah Swt dan
para malaikanya juga bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Ayat
diatas menunjukkan betapa isimewa-nya Nabi Muhammad Saw,
sehingga kita sebagai kaum beriman juga diwajibkan untuk
bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Sebagai rasa syukur
sebagai Nabi pencerah bagi seluruh Manusia dan rahmat sebagian
Alam. Tak ada nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad Saw, yang
dinyatakan sebagai perwujudan kasih sayang (rahmat) Allah Swt
kepada umat manusia sejagad, bahkan bagi seisi alam semesta.
Sebagai mana dalam firman Allah dalam QS. An-Anbiyaa aya 107,
yang berbunyi:
َ‫س ْلنَاكَ ِإال َرحْ َمةً ِل ْل َعالَمِ ين‬
َ ‫َو َما أ َ ْر‬
Artinya :Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk
(menjadi) rahmat bagi semesta alam.
Dalam hadist Rasulullah juga dijelaskan betapa mulia manusia
bila selalu membaca shalawat kepada nabi, akan mendapat pahala
yang berlipat ganda ,pada hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh
HR.muslim berbunyi :
َ ‫علَ ْي ِه‬
‫ع ْش ًرا‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّٰللا‬ َ ً ‫ى َواحِ دَة‬َّ َ‫عل‬َ ‫صلَّى‬ َ ‫َم ْن‬
“Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali, niscaya Allah
bersholawat kepadanya sepuluh kali” (HR. Muslim).
Bukan itu saja bahkan Allah akan menghapuskan dosa dan
mengangkat derajatnya yang rutin membaca salawat sebaigaimana
dalam hadits Rasulullah :
ٍ ‫ع ْشر خَطِ يئ َا‬
‫ت‬ َ ‫ع ْنه‬َ ‫ت‬ ْ ‫ط‬ َّ ‫ت َوح‬ ٍ ‫صلَ َوا‬
َ ‫ع ْش َر‬َ ‫علَ ْي ِه‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّٰللا‬ َ ً ‫صالَة ً َواحِ دَة‬
َ ‫ى‬ َ ‫صلَّى‬
َّ َ‫عل‬ َ ‫َم ْن‬
‫ت‬ٍ ‫ع ْشر دَ َر َجا‬ َ ‫ت لَه‬ْ َ‫َورفِع‬
“Barangsiapa bersholawat kepadaku satu kali, niscaya Allah
bershlawat kepadanya sepuluh Sholawat, menghapus darinya sepuluh
dosa dan mengangkat derajatnya sepuluh derajat.” (HR. An Nasa’i).
Mengapa kita harus mengucapkan shalawat bagi Nabi
Muhammad saw. dalam setiap shalat dan doa kita, padahal bukankah
beliau sudah dijamin pasti masuk surga? Sebenarnya shalawat itu
bukanlah suatu permohonan agar masuk surga dan juga ucapan
shalawat ini tidak hanya dilakukan oleh manusia saja bahkan Allah
dan Malaikat-malaikat-Nya juga mengucapkan shalawat kepada
Nabinya. Tentunya dengan makna yang berbeda-beda. Shalawat dari
Allah bermakna memberi rahmat, shalawat dari malaikat berarti
memintakan maghfiroh atau ampunan, sedangkan shalawat dari orang
mukmin memiliki makna doa agar ia diberi rakhmat.
Hadirin hadirat rahimaukmullah,
Pada kesempatan yang berharga dan mulia ini, saya akan
menyampaikan beberapa keutamaan atau keuntungan bagi orang yang
memperbanyak membaca shalawat, Setidaknya, Sayid Muhammad bin
Alawi bin Abbas al-Maliki al-Hasani dalam kitabnya yang berjudul
Ma Dza fi Sya’ban menyebut 10 fadilahnya Yaitu :

1. Mendapat Syafaat

‫اس ِبي َي ْو َم ا ْل ِق َيا َم ِة‬ ِ َّ‫ "أ َ ْولَى الن‬:َ‫سلَّ َم قَال‬


َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّٰللا‬ ِ َّ ‫ّٰللا ب ِْن َمسْعودٍ؛ أ َ َّن َرسو َل‬
َ ‫ّٰللا‬ َ ‫ع ْن‬
ِ َّ ‫ع ْب ِد‬ َ
ً ‫ص َالة‬
َ ‫ي‬ َّ ‫عل‬ َ َ ‫أَكثره ْم‬
َ ْ
Dari Abdullah ibnu Mas’ud, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Orang yang paling berhak mendapat syafaatku kelak di hari kiamat
adalah orang yang paling banyak membaca shalawat untukku.
2. Mendapat Keutamaan
ً ‫صالَة‬ َ ‫ي‬ َّ َ‫عل‬
َ ‫اس بِي يَ ْو َم ال ِقيَا َم ِة أ ْكثَره ْم‬ ِ َّ‫ {إ َّن ْأولَى الن‬:‫وقال صلى هللا عليه وسلم‬
Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda : "Sesungguhnya orang
yang lebih utama bersamaku di hari kiamat adalah orang yang paling
banyak bersholawat kepadaku".
Dalam riwayat lain disebutkan diangkat derajatnya.
ً ‫ص َالة ً َواحِ دَة‬ َ ‫ي‬ َّ َ‫عل‬ َ ‫صلَّى‬ َ ‫سلَّ َم َم ْن‬َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ‫ّٰللا‬َّ ‫صلَّى‬ َّ ‫َحدَّثَنَا أَنَس بْن َمالِكٍ قَا َل قَا َل َرسول‬
َ ِ‫ّٰللا‬
ٍ ‫ع ْشر دَ َر َجا‬
‫ت‬ َ ‫ت لَه‬ ْ ‫ت َورفِ َع‬ ٍ ‫ع ْشر خَطِ يئ َا‬ َ ‫ع ْنه‬َ ‫ت‬ َّ ‫ت َوح‬
ْ ‫ط‬ ٍ ‫صلَ َوا‬
َ ‫ع ْش َر‬ َ ‫علَ ْي ِه‬ َ ‫ّٰللا‬َّ ‫صلَّى‬ َ
Telah menceritakan kepada kami Anas bin Malik dia berkata;
Rasulullah Shalallah Alaihi Wa Sallam bersabda: "Barangsiapa
bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan mengucapkan
shalawat kepadanya sepuluh kali, dihapuskan darinya sepuluh
kesalahan, dan ia diangkat sepuluh derajat.untuknya."(HR..Nasai)

3. Penghancur dan Penghapus Dosa


ٌ‫ي َمحَّاقَة‬ َّ َ‫عل‬
َ ‫صالَتك ْم‬
َ { :‫وقال صلى هللا عليه وسلم‬
Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda : "Sholawat kalian
kepadaku itu pengahancur (dosa-dosa)".
‫أربَعِينَ َم َّرة ً َم َحا هللا ذنوبَه كلَّ َها‬
ْ ‫ي في ك ِِّل جمعَ ٍة‬ َّ َ‫عل‬َ ‫صلَّى‬َ ‫ { َم ْن‬:‫وقال صلى هللا عليه وسلم‬
Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda : "Barang siapa
bersholawat kepadaku di setiap hari jum`at sebanyak 40 kali maka
Allah menghapus semua dosa-dosanya".
4. Pembuka Pintu Doa
َّ َ‫عل‬
‫ فإذا‬، ‫ي‬ َ ِّ‫ص ِل‬
َ ‫ي‬ َ ‫ { َما ِم ْن دعاءٍ إال بَ ْينَه َوبَيْنَ السَّماءِ حِ َجابٌ َحتَّى ي‬:‫وقال صلى هللا عليه وسلم‬
‫عاء‬َ ُّ‫ي ا ْنخ ََرقَ ٰذلِكَ الحِ َجاب َورفِ َع الد‬ َ ‫صلَّى‬
َّ َ‫عل‬ َ
Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda : "Tiadalah sebuah do`a
terkecuali diantara do`a tersebut dan langit ada hijab hingga dibacakan
sholawat untukku. Ketika dibacakan sholawat untukku maka
terbukalah.hijab.tersebut.dan.diangkatlah.do`a

5. Hajatnya Dikabulkan
َ ‫ضى هللا لَه مائَةَ َحا َج ٍة‬
َ‫س ْبعِين‬ َ َ‫ي فِي يَ ْوم مائَةَ َم َّرةٍ ق‬ َ ‫صلَّى‬
َّ َ‫عل‬ َ ‫ { َم ْن‬:‫وقال صلى هللا عليه وسلم‬
‫مِ ْن َها آلخِ َرتِ ِه َوثَالثِينَ ِم ْن َها لِد ْنيَاه‬
Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda : "Barang siapa
bersholawat seratus kali dalam sehari maka Allah menunaikan seratus
hajatnya. Tujuh puluh untuk hajat akheratnya dan tiga puluh untuk
hajat dunianya."

6. Dijauhkan dari Kebakhilan


‫ي ِ ب ِْن أ َبِي‬
ِّ ‫ع ِل‬
َ ‫سي ِْن ب ِْن‬َ ‫ع ْن ح‬ َ ‫ع ْن أَبِي ِه‬ َ ‫ب‬ َ ‫ي ِ ب ِْن أَبِي‬
ٍ ‫طا ِل‬ ِّ ‫ع ِل‬
َ ‫سي ِْن ب ِْن‬
َ ‫ي ِ ب ِْن ح‬
ِّ ‫ع ِل‬َ ‫ّٰللا ب ِْن‬ َ ‫ع ْن‬
ِ َّ ‫ع ْب ِد‬ َ
َّ
‫سل َم البَخِ يل الذِي َم ْن ذك ِْرت‬ ْ َّ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلى‬
َ ‫ّٰللا‬ َّ َّ ‫ب قَا َل قَا َل َرسول‬
َ ِ‫ّٰللا‬ ٍ ‫طا ِل‬ َ
َ ‫ي ِ ب ِْن أبِي‬ َ ‫ع ْن‬
ِّ ‫ع ِل‬ َ ‫ب‬ َ
ٍ ‫طا ِل‬
َّ ‫ع َل‬
‫ي‬ َ ‫ص ِِّل‬ َ ‫ِع ْندَه َف َل ْم ي‬
Dari Abdullah bin Ali bin Husain bin Ali bin Abu Thalib dari ayahnya
dari Husain bin Ali bin Abu Thalib dari Ali bin Abu Thalib ia berkata;
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Orang yang bakhil
adalah orang yang apabila aku disebutkan di hadapannya maka ia
tidak mengucapkan shalawat kepadaku."(HR.Tirmidzi).

7. Diterima Amalnya Ibadah Sholat


‫ع ْن َرسو ِل‬ َ ،ِ‫ع ْن َج ِدِّه‬ َ ،ِ‫ع ْن أَبِيه‬ َ ،ِ‫ي‬ ِّ ‫س ْع ٍد السَّا ِع ِد‬
َ ‫س ْه ِل ب ِْن‬ َ ‫َّاس ب ِْن‬ِ ‫عب‬َ ‫عبْد ا ْلم َه ْيم ِِن بْن‬ َ ‫ِم ْن ِر َوايَ ِة‬
‫ َو َال وضو َء ِل َم ْن لَ ْم يَذْك ِر اس َْم‬،‫ص َالة َ ِل َم ْن َال وضو َء لَه‬ َ ‫"ال‬ َ
َ :َ‫سل َم أنَّه قَال‬ َّ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّٰللا‬ ِ َّ
َ ‫ّٰللا‬
‫ار‬َ ‫ص‬ َ ‫ص َالة َ ِل َم ْن لَ ْم يحِ بَّ ْاأل َ ْن‬
َ ‫ َو َال‬،ِ‫ي‬ِّ ‫علَى النَّ ِب‬َ ‫ص ِِّل‬َ ‫ص َالة َ ِل َم ْن لَ ْم ي‬
َ ‫ َو َال‬،ِ‫علَ ْيه‬ ِ َّ
َ ‫ّٰللا‬
Dari Abdul Muhaimin ibnu Abbas ibnu Sahl ibnu Sa'd As-Sa'idi, dari
ayahnya, dari kakeknya, dari Rasulullah Saw. yang telah besabda:
Tiada shalat bagi orang yang tidak berwudu, tiada wudu bagi orang
yang tidak menyebut nama Allah padanya, tiada shalat bagi orang
yang tidak membaca salawat untuk Nabi, dan tiada salat bagi orang
yang tidak mencintai sahabat Ansar. (HR.Ibnu.Majah)

8. Dimohonkan Ampun Malaikat


‫سمِ ْعت‬ َ :َ‫ع ْن أَبِي ِه قَال‬
َ ‫عام ِِر ب ِْن َربِيعَةَ ي َحدِِّث‬ ِ َّ َ‫ع ْبد‬
َ َ‫ّٰللا بْن‬ َ ‫س ِم ْعت‬َ :َ‫ّٰللا قَال‬ ِ َّ ‫اص ِم ب ِْن عبَ ْي ِد‬ ِ ‫ع‬ َ ‫ع ْن‬ َ
َّ
‫صلى‬ َ
َ ‫عل ْي ِه َما‬ َ ‫صلِي‬ ِّ ْ َ
َ ‫ص َالة ً ل ْم ت َزَ ِل ال َم َالئِكَة ت‬
َ ‫ي‬ َ
َّ ‫عل‬َ ‫صلى‬ َّ َ ‫ " َم ْن‬:‫سل َم يَقول‬ َّ َ ‫عل ْي ِه َو‬ َ َّ ‫صلى‬
َ ‫ّٰللا‬ َّ َ ‫ي‬ َّ ِ‫النَّب‬
َ
". ‫ع ْبدٌ ِم ْن ذَلِكَ أ ْو لِي ْكث ِْر‬ ْ
َ ‫ فَلي ِق َّل‬،‫ي‬ َّ َ‫عل‬ َ
Dari Abdullah ibnu Amir ibnu Rabi'ah menceritakan hadis berikut dari
ayahnya yang menceritakan bahwa ia pernah mendengar Nabi Saw
bersabda: Barang siapa yang mengucapkan sholawat untukku sekali,
maka para malaikat terus-menerus memohonkan ampunan buatnya
selama ia masih membaca salawat. Karena itu hendaklah seseorang
hamba membaca salawat baik banyak maupun sedikit.
9. Dihindarkan dari Kesusahan Dunia dan Akhirat
‫ص َالتِي كلَّ َها‬
َ ‫ أ َ َرأَيْتَ ِإ ْن جعلت‬،ِ‫ّٰللا‬ َّ ‫ يَا َرسو َل‬:ٌ‫ قَا َل َرجل‬:َ‫ع ْن أَبِي ِه قَال‬ َ ،ٍ‫ي‬ ِّ َ‫طفَ ْي ِل ب ِْن أب‬ ُّ ‫ع ِن ال‬ َ
َّ َ‫ " ِإذَ ْن َي ْكفِيك‬:َ‫علَيْكَ ؟ قَال‬
" َ‫ّٰللا َما أ َه َّمك ِم ْن د ْن َياكَ َوآخِ َرتَك‬ َ
Dari At-Tufail ibnu Ubay, dari ayahnya yang menceritakan bahwa
seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah Saw., "Wahai Rasulullah,
bagaimanakah pendapatmu jika kujadikan semua doaku untukmu?"
Rasulullah Saw. Menjawab : Kalau demikian Allah akan
menghindarkan dirimu dari kesusahan dunia dan akhirat “
10. Tidak Disentuh Api Neraka
َ ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه بِ َها‬
‫ َو َم ْن‬،‫ع ْشرا‬ َ ً ‫صالة ً واحِ دَة‬ َ ‫ي‬ َ ‫صلَّى‬
َّ ‫عل‬ َ ‫ { َم ْن‬:‫وقال صلى هللا عليه وسلم‬
ْ
‫ َو َم ْن‬،‫علَ ْي ِه بها ألفا‬
َ ‫صلى هللا‬ َّ ً
َ ‫ي مائَة‬
َّ ‫عل‬
َ ‫صلى‬ َّ ً
َ ‫ َو َم ْن‬،‫علَ ْي ِه بِها مائَة‬ َ ‫صلَّى هللا‬ َ ‫ع ْشرا‬ َ ‫ي‬ َّ ‫عل‬ َ ‫صلَّى‬ َ
. }‫ي أ ْلفا لم ت َمسَّه النَّار‬ َّ َ‫عل‬َ ‫صلَّى‬ َ
Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda : "Barang siapa
bersholawat kepadaku satu kali, maka karenanya Allah bersholawat
sepuluh kali baginya. Barang siapa bersholawat kepadaku sepuluh
kali, maka karenanya Allah bersholawat seratus kali baginya. dan
Barang siapa yang bersholawat 1.000 kali maka takkan disentuh api
neraka". Barang siapa bershalawat kepadaku.seratus kali, maka
karenanya Allah bershalawat kepadanya seribu kali.ka
karenanya.Allah bershalawat seibu kalinya.
Hadirin hadirat rahimaukmullah,
Dengan mengetahui dan menyimak beberapa keutamaan
membaca salawat yang telah diuraikan di atas ,maka marilah dengan
segera mebiasakan atau membudayakan dalam kehidupan sehari-hari
melafalkan kalimat Shalawat yang agung ini :
َ ‫علَى ا َ ِل‬
‫سيِِّ ِدنَا م َح َّم ٍد‬ َ ‫علَى‬
َ ‫سيِِّ ِدنَا م َح َّم ٍد َو‬ َ ‫ص ِِّل‬ َ ‫اَللَه َّم‬
Dibaca setiap saat dan diutamakan mambaca pada hari dan
malam jum’at maksimal 1000 kali, 300 kali dan paling sedikit 100
kali, sehabis melaksanakan sholat fardhu, selain itu disunnakhan juga
membaca shalawat dalam keadaan kondisi apapun, baik dalam
keadaan duduk, berdiri, hendak tidur, disaat berjalan, di atas
kendaraan, diwaktu senang, susah dan gelisah, di tempat kerja,
dipasar, dikebun dan tak terbatas diruang waktu, Insya Allah akan
dimudahkan segala urusan dan hajat kita.
Sebagai motivasi dalam rangka mewujudkan rasa cinta kita
kepada Nabi Besar Muhammad Saw, pada kesempatan ini akan
diuraikan kisah yang dapat memberi inspiratif dan semangat dalam
melantukan shalawat
Dikisahkan, seorang laki-laki yang terbelit utang, hidup dalam
tumpukan utang dan terancam dipenjara karena tak sanggup
membayar utangnya. Dulunya ia kaya raya, lalu jatuh bangkrut,
sehingga mempunyai utang yang amat banyak. Setiap hari, rumahnya
didatangi orang untuk menagih utang. Hingga suatu hari ia pergi ke
tempat salah seorang saudagar kaya untuk meminjam uang. Ia akan
meminjam uang sebanyak 500 dinar. Saking terkenalnya orang ini
banyak utang sampai-sampai saudagar ini bertanya: "Kira-kira kapan
anda akan melunasi pinjaman ini?" "Minggu depan tuan," jawabnya
singkat. Ia pun pulang dengan membawa 500 dinar digenggamannya.
Ia pun membayarkan utangnya kepada orang-orang yang setiap hari
datang menagih utang sampai tidak tersisa sama sekali. Hari demi hari
ia bertambah sulit dan kondisi ekonominya kian terpuruk, hingga
tempo pembayaran utangnya pun tiba. Saudagar kaya itu mendatangi
rumahnya dan mengatakan: "Tempo utang anda telah tiba". Si miskin
dengan suara lirih menjawab: "Demi Allah saya sudah tak punya apa-
apa". Saudagar itu merasa geram kepada si miskin dan
mengadukannya ke pengadilan. Setibanya di pengadilan, hakim
bertanya: "Mengapa anda tidak membayar utang anda?" Lagi-lagi si
miskin menjawab:"Demi.Allah.saya.tak.punya.apa-apa.tuan.Hakim".
Karena merasa ini adalah kesalahan si miskin, maka hakim
memvonisnya dengan hukuman penjara sampai ia bisa melunasi
utangnya. Kemudian si miskin bangkit dan berkata: "Wahai tuan
hakim, kalau memang itu hukumannya, tolong berilah saya waktu
untuk hari ini saja. Saya mau pulang ke rumah untuk berjumpa
keluarga dan mengabarkan hukuman ini sekalian berpamitan dengan
mereka, kemudian saya berjanji akan kembali untuk di penjara".
Hakim menyahuti si miskin dengan mengatakan: "Bagaimana
mungkin bisa dipercaya, apa jaminan kalau kamu bakal kembali
besok? Sedangkan hari ini aku telah memvonismu hukuman penjara?"
Lelaki itu terdiam, tapi seolah mendapat ilham di benaknya, dia
menjawab dengan yakin dan suara lirih: " Rasulullah SAW jaminanku
wahai tuan hakim. Jika besok aku tidak datang maka aku bukanlah
termasuk umat Rasulullah SAW!". Mendengar itu, si hakim tersentak
diam dan tersentuh hatinya, ia sadar betapa agungnya Rasulullah SAW
, tidak mungkin dia akan berdusta. Kemudian si hakim
mengizinkannya pulang hingga esok hari. Sesampainya di rumah, dia
mengabarkan kondisinya kepada istrinya bahwa besok dia akan di
penjara. Lalu istrinya bertanya: "Wahai suamiku lantas mengapa
sekarang engkau bebas?" “ Aku menaruh nama Rasulullah Saw.
Sebagai jamiananku“jawab suaminya “
Mata istrinya pun berkaca-kaca dan air matanya menetes
sembari berkata pada suaminya: "Selama Rasulullah masih menjadi
jaminan bagimu maka mari kita bersalawat untuknya". Dan mereka
pun bersalawat kepada Rasulullah dengan rasa cinta yang dalam.
Sampai akhirnya mereka tertidur. Dalam tidurnya laki-laki itu
bermimpi melihat Rasulullah SAW memanggilnya: "Hai fulan jika
besok telah terbit fajar maka pergilah ke tempat ulama fulan dan
sampaikan kepadanya bahwa aku menitipkan salam untuknya dan
suruhlah ia agar menyelesaikan utang-utangmu. Jika ulama itu tidak
percaya, sampaikan 2 bukti ini". Kemudian si miskin itu bertanya:
"Apa 2 bukti itu wahai Rasulullah? Rasulullah berkata: "Katakan
padanya bahwa di malam pertama ia sudah membaca salawat untukku
1000 kali dan di malam terakhir dia ragu dalam jumlah bilangan
salawat yang dibacanya. Sampaikan padanya bahwa ia telah
menyempurnakan bilangan salawatnya". Seketika lelaki miskin ini
terbangun dan pada pagi harinya ia pergi menuju ulama fulan dan
berjumpa dengannya. Tanpa buang waktu si miskin menyampaikan
apa yang dialaminya dalam mimpinya. "Wahai tuan, Rasulullah SAW
telah menitipkan salam untuk anda dan meminta anda agar
menyelesaikan utang-utangku “
Sang ulama bertanya: "Apa bisa dipercaya kebenaran
mimpimu itu?". Laki-laki miskin itu menyampaikan kedua bukti
sebagaimana yang dikatakan Rasulallah dalam mimpinya. "Di malam
pertama anda telah bersalawat kepada Rasulullah SAW sebanyak 1000
kali dan itu sudah Rasulullah terima dan dimalam kedua anda ragu
dengan jumlah bilangan salawat anda. Kata Rasulullah, bilangannya
sudah sempurna dan telah beliau terima
Mendengar itu, spontan ulama itu menangis karena berita yang
sangat menggembirakan bahwa salawatnya diterima oleh sosok
manusia paling agung Rasulullah di alam semesta. Maka ulama itu
memberi uang 500 dinar dari baitul mal (untuk melunasi utang si
miskin) dan 2500 dinar dari harta pribadinya untuk si miskin sebagai
tanda terima kasih atas berita gembira yang disampaikan. Tidak
berapa lama kemudian si miskin bergegas pergi ke hakim untuk
menyelesaikan perkaranya. Sesampainya di tempat hakim, tiba-tiba si
hakim bergerak ke arah si miskin seolah ia rindu ingin melihatnya dan
memanggilnya seraya berucap: "Kemarilah, berkat anda aku mimpi
berjumpa Rasulullah SAW . Rasulullah SAW telah berpesan kepadaku
bahwa jika aku menyelesaikan utangmu maka kelak Rasulullah SAW
akan menyelesaikan perkaraku di akhirat. Ini uang 500 dinar untuk
melunasi utang-utang anda". Belum sampai selesai dia bicara, tiba-tiba
pintu ada yang mengetuk. Ketika dibuka, ternyata saudagar penagih
utang yang datang. Dia langsung memeluk si miskin dan menciumnya
sembari berucap: "Berkat anda saya mimpi berjumpa Rasulullah SAW
. Beliau berkata padaku jika aku merelakan utangmu maka kelak di
hari kiamat Rasulullah akan merelakan segala tanggunganku. Ini uang
500 dinar hadiah untuk anda dan utang anda saya anggap sudah
lunas". Subhanallah,
Hadirin hadirat rahimakumullah
Kisah ini adalah sekelumit bukti betapa Rasulullah SAW selalu
memperhatikan umatnya baik urusan dunia maupun akhirat. Shalawat
dan cinta kepada Nabi Muhammad SAW bisa menghilangkan
kegundahan dan keresahan bahkan bencana sekalipun. Semoga kita
termasuk orang-orang yang senantiasa bershalawat kepada Baginda
Nabi SAW. Olehnya itu kami ajak kepada kita semua orang yang
beriman untuk bersungguh -sungguh dan menaruh perhatian dengan
penuh keikhlasan untuk melantunkan shalawat Nabi Muhammad
Saw. Di dalam kehidupan sehari-hari, setiap saat , setiap menit dan
setiap hari dan dalam kondisi apapun tak perna luput untuk membaca
shalawat , sehingga Allah dapat memberikan jalan dan solusi yang
terbaik dari problematika kehidupan yang kita hadapi saat ini baik
pada kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat, Shalawat yang
selalu terucap melalui lisan kita Juga dapat menyebabkan kita akan
dikumpulkan bersama-sama dan memperoleh syafaat dari Rasulullah
Saw diakhirat kelak Insya Allah amin a robbal alamin.
Sebagai penutup cerama pada kesempatan ini akan
disampaikan beberapa pantun :
Cermin kaca ada di serambi
Rapi ditata secara tingkat
Mari baca sholawat nabi
Agar kita mendapat syafaat

Sarapan pagi makan roti


Siangnya makan sushi
Jadikan sholawat sebagai obat hati
Penenang untuk redamkan emosi
Di hutan melihat singa
Memanjat pohon digigit semut rang rang
Sungguh indah lantunan sholawatnya
Membuat hati menjadi tenang

Demikianlah yang dapat saya sampaikan pada kesempatan


yang mulia ini, semoga bermanfaat mohon maaf atas segala
kekurangan dan kehilafan.
‫وباهلل التوفيق والسعادة‬
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
KEUTAMAAN SEDEKAH
Oleh : KM. Musdawi Nur Yasin, S. Ag

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫سيِِّ ِدنَا م َح َّم ٍد‬ ٰ
َ ‫على‬ َّ ‫ َوال‬،‫ا َ ْل َح ْمد هللِ َربِّ ِ ا ْلعَالَ ِميْنَ َح ْمدًا ي َوافِع نَ ِع َم ٗه َويكَافِع َم ِز ْيدَ ٗه‬
َ ‫صالَة َوالس ََّالم‬
َ ‫ع ٰلى ٰال ِٖه َو‬
.‫ ا َ َّما بَ ْعد‬. َ‫صحْ بِ ٖه ا َ ْج َم ِعيْن‬ َ ‫َو‬
Alhamdulillah, sukkuru’ki mappoji lao ri Puang Allah Ta’alaa,
nasaba engkata mopa simata nawereng adisid-disingeng, asalamakeng,
nenniya awatangeng. Lebbi-lebbi paha teppe, iya engka natarongekki
ri atitta. Shalawa’ nanniya pappasalama’, lao ri ale malebbina Nabitta
Muhammad SAW.
Sining tomatoa melebbikkeng engkae hadere.
Naiyamoa maelo riyala ada assiparenggerang yanaritu
“Keutamaan Sedekah”, yare’ga tomakkeda “PALLEBBIRENNA
PASSIDEKKAE”.
Massidekkae, tania pato’ pallebbirenna. Saisannai ri
makkedanai Puang Allah Ta’ala rilalenna Aqorang melebbie ri Surah
al-Hadid ayat 18,

- ‫سنًا يُّضٰ عَف لَه ْم َولَه ْم اَج ٌْر ك َِر ْي ٌم‬ ِ ‫ص ِد ِّٰق‬
َ ‫ت َوا َ ْق َرضوا ه‬
َ ‫ّٰللا قَ ْرضًا َح‬ َّ ‫ص ِدِّقِيْنَ َو ْالم‬
َّ ‫ِا َّن ْالم‬
"Mejeppunna burane pada-massidekkae nenniya makkunrai
pada-massidekkae nanniya pinrengiengngi Puang Allah
Ta’alah nasaba pappinreng makessing, ripalleccungengngi
appalanna mennanro, nenniya rekkoeritu pamale maserro
lebbie.”
Umma Selleng Malebbiku
Massidekkai taniana pato egana pallebbirenna. Seuwwai
urampengekki, pada-padanna; pappadupana Puang Allah Ta’alaa ri
pangulutta Ali bin Abi Thalib massilise bola.
Pangulutta Ali bin bi Thalib iyyewe, anurenai Nabitta.
Pangulutta Ali, engka nengka napole siarai Nabitta SAW. Aga nalisuna
lao ri bolana, gangkanna naruntu’i benena yanaritu pangulutta
Sayyidah Fatimah, mattengangngi mallullung wennang, iya nanre
gajie pole ri Salman Al Farisi, iya engkae mancaji pangusaha bulu-
bulu bembala rekkoeritu.
Engkaimero pangulutta Sayyidina Ali, takkappoi ri engkanai
malupu, aga natanaini bainena mekkadae, “Hai makkunrai
toripakalebbiku, engkagatu wedding riyanre”, aga naribalina
pangulutta Fathimah makkedae “degaga anre wedding riyanre,
sangadinna engkami bawang dui 5 dirham utarima saro mallullung-
wennangku pole ri Salman, namaelotomi ri elliang anre untuk ana’ta
Hasan sibawa Husain”.
Naengkalingana pappebalinna bainena, aga nakkattaini
Pangulutta Ali maelo lao melliangngi anre untuk pangulutta Hasan
nenniya Husain, nasaba dui ennengngi dirham rekkoerotu.
Aga najokkana. Na-mattengnga-lalengngi, takko runtu’i seddi
burane, iya maserro mapparellue. Mapparellui ri tau weddingnge
pinrengengngi dui untu’ mpaajai inrenna, nainappa nakkattai maelo
mellau doangiwi lao ri Puang Allah Ta’aala.
Pangulutta Ali, naitana rekkoero tauwwe, namessena
babuwana mitai, gangkanna nabbereangngi duine 5-e dirham
rekkoeritu burane mapparellue, narang lisu rigau engkana degaga anre
napoleng. Pangulutta Fatimah, riwettu naitana pangulutta Ali lisu
tettiwi anre, aga naterrina.
Aga naellua dampenna pangulutta Ali, nasaba duina 5 dirham,
napakei bantui tau mapparellue. Purana kajajiangnge rekkoero,
namelona lao sitangngi Surona Puang Allah ta’alaa ri bolana.
Namattengnga lalengngi pangulutta Ali, natakko siruntu’i seddie tau
marrimpa onta, rigau engkana maelo balu’i ritu, aga nanaperaini
pangulutta Ali nasaba ellinna 100 dirham. “E Ali, elli-laloi-kasi’
ontaku iyye, 100 dirham”, adanna tauwwero
Nanasitujuassisenni pangulutta Ali, desiseggaga duina-na. Aga
naiyeraisi paimeng untuk melliwi ontana, ri gau engkanai, de
namarigaga napinrengi bawammi Pangulutta Ali, monripi najai. Aga
nassitujui tongenni Pangulutta Ali, gangkanna nalani ontae inappa
nadenreng, akkatta maelo lisu bolana. Sikomoa nadenrenna untae,
natakko engka tongenna tau tawari ontana pangulutta Ali ritu untuk
maelo melliwi.
Aga natanaini pangulutta Ali, “siaga maelo tabalukengngi
ontata iyyatu”, aga natappa mappebalina pangulutta Ali makkeda 300
dirham. Aga natappa nelli-toni ontana Pangulutta Ali, rigau engkana
de namegatawa ritu, aga nakonta tongenni nasaba egana 300 dirham.
Aga namariona pangulutta Ali nasaba saro malleppi-leppinna.
Natterruna mpajai inrenna 100 dirham ri pabbalu mammulangnge.
Inappa natiwirenni pangulutta Fathimah sesana.
Naccaritana pangulutta Ali ri bainena, lao-laona ipasaro 200
dirham ri iyyaro essoe. Aga nallenal-lenanna wae matanna pangulutta
Fathimah mabberekkada. “Mulolongengngi taufiqe’na Puang Allah
Ta’aa”. Barakka’na massidekka 6 dirham rigau engkata ikhlas
nakarana Puang Allah Ta’alaa”.
Sining tomatoa melebbikkeng engkae hadere.
Makkoniro saisanna pabbirittana, iye kajajiangnge ri
pangulutta Ali, nalolongengngi pappakalebbina Puang Allah Ta’alaa.
Appalaoe nakarana Puang Allah Ta’aala. Iya engka maserro deceng
pappedecenna ri saisanna tau palao-engngi waramparanna. Nasaba
majeppunna ritu riwale’i nasaba pamale malleppi leppi. Maserro
deceng nenniya maserro egapi pole ri Puang Allah Ta’alaa.
Jaji idi engkae sawitta 6 hetto, tassidekkang manenni lao ri
sikola agamata, sarekko ammengngi weddingngi talolongeng 300
hetto. Ko de’to tamannoko noko. Yakkeppaha, tania bawang linota
maladde nakkegunai passidekkata, yakkeppa namuni akherata lebbi
ladde topa masenna maserro naggunai.
Makkoniro cedde wala pallise wettu, mammagi
napabbarakka’I Puang Allah Ta’alaah.
‫وباهلل التوفيق والسعادة‬
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
KEISTIMEWAANNA UMMA’NA NABI MUHAMMAD
Oleh : DM. Hasri, S. Pd. I

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫سيِِّ ِدنَا‬ َ
َ ‫على‬َ ‫صالَة َوالس ََّالم‬
َّ ‫ َوال‬،‫الراحِ َمة‬
َّ ‫ش ْه َر‬ َ َ‫ضان‬ َ ‫ش ْه َر َر َم‬ َ ‫ي َجعَ َل‬ ْ ‫ا َ ْل َح ْمد هللِ الَّ ِذ‬
.‫ ا َ َّما بَ ْعد‬،‫صحْ بِ ِه أ َ ْج َم ِعيْن‬َ ‫علَى ا َ ِل ِه َو‬ َ ‫م َح َّم ٍد َو‬

Sukkuru tenri gangka lao risese arajanna puang Allah Ta’ala,


narimukka engkata muanneng nawereng adisi. Disingeng gangkanna
to pada engkasiki maddeppu deppungeng ri lalenna iyae onrong
malebbi’e sikira-kira tuntu’I riona puang Allah Ta’ala rilalenna uleng
malebbi’e.
Salawa enrengge pappasalama masse ripangulakkeng nabitta
Muhammad SAW. Nabi engkae tampai rupataue pole rilalen
mapettangnge lao rilalen madecengge.
Rirampei rilalenna seddie haddise riwaya imam Thabrang
makkedae :
ْ ‫ي قَ ْب ِل‬
‫ى‬ َ ‫سا لَ ْم ي ْع‬
ٌّ ِ‫طه َّن نَب‬ ً ‫ضانَ َخ ْم‬َ ‫ش ْه ِر َر َم‬
َ ‫ى‬ ْ ِ‫ي ف‬ ْ َ‫اعْطِ ي‬
ْ ِ‫ت ا َّمت‬
“Riwerenggi umma’ku rilalenna uleng ramalang lima keistimewaan,
iya deepa naengkariwerengngi umma-umma rioloku”
Mula-mulanna :
ِّ ِ َ‫ظ َر هللا اِلَ ْي ِه لَ ْم يع‬
‫ظبْه‬ َ َ‫ َو َم ْن ن‬،‫ع َّز َو َج َّل اِلَ ْي ِه ْم‬ َ ‫ظ َر هللا‬ َ َ‫ضانَ ن‬ َ ‫فَ ِانَّه اِذَا َكانَ أ َ َّول لَ ْيلَ ٍة ِم ْن‬
َ ‫ش ْه ِر َر َم‬
‫أ َ َبدًا‬
“Majeppa narekko muttama’ni wenni mammulanna ramalang
mattangngani puang Allah Ta’ala riatanna.Nanigi-nigi ritangnga rip
uang Allah Ta’ala, pura De’na nari callai mannennung.”

Jaji sibole-boleta lalo lolongengngi pattanga’na puangnge rilalenna


iya ramalangnge. Nasaba parellui ripahang makkedae, de’ naiya
manenna atae ritangnga nasaba pattangnga pammase. Iyyakkeppaha
weddi jaji ritangngamua ri puangnge naiyakiya pattangnga
magellinnami puangnge nalolongeng. Napekkogani carana nawedding
rilolongeng pattangnga pammasena puangnge ? taparajai tobatta,
tapaegai ibadata, makao toparo amala-amala lainge nennia aja
kiallupai niniriwi pappesangkana agama.

Maduanna :

‫فَ ِا َّن ا ْل َم َالئِ َكةَ ت َ ْست َ ْغفِر لَه ْم فِى ك ِِّل يَ ْو ٍم َولَ ْيلَ ٍة‬
“Majeppa riellau doangengngi asalamakenna ri malaekae esso wenni”
Pura marissengenni riseseta maneng makkedae iyaro malaekae
todegaga dosana, gangkanna parellau doanna ritarima langsung rip
uang Allah Ta’ala. Jaji narekko engkaki naellau doangeng malaekae
makkibettuangngi makkedae engkani rita nacinaungi malaekae.

Matelluanna :

ِ ‫ي ِل ِع َبادِى أ َ ْوشَكَ أ َ ْن َي ْست َِرح ْوا ِم ْن ت َ ْع‬


‫ب الدُّ ْن َيا اِلَى‬ ْ ِّ‫هللا َيأْمر َجنَّت َه فَ َيق ْول لَ َها اِ ْست َ ِع ِد‬
ْ ِ‫ي َوت َزَ يَّن‬ َ ‫فَ ِا َّن‬
‫ي‬ْ ِ‫ي َوك ََرا َمت‬ْ ‫دَ ِار‬
“Majeppa puang Allah Ta’ala mapparentangngi lao ri surugana
makkeda belo-beloi alemu,nennia passadiai naonroi istiraha atakku
pappuasae pole ri tekkona lino nalao ri onrokku lolongengngi
alebbirekku.
Puang Allah Ta’ala mabbereni lampu hijau lao ri atanna,
engkae panrasa – rasai alena mappuasa rilalenna iye uleng ramalang
rigau engkana nasuroi suragana, belo – beloi ulang passadiai alena
masse riatanna pappuasae.

Maeppana :

ِ‫ْح اْلمِ سْك‬ ْ َ ‫فَ ِا َّن َرائِ َحةَ أ َ ْف َوا ِه ِه ْم حِ يْنَ يَ ْمس ْونَ ت َك ْون أ‬
ِ ‫طيَب م ِْن ِري‬
“majeppa baunna timunna riwettu mappegganna lebbi mawangipi
naiyya baunna minynya – minynya Kasturi e”
Jaji baunna timunna pappuasae masero mawangipi naiya
parfum kaminang mawangie rilino. Narimakkuannaro aja’na kimitau
narekko makebbongngi baunna timutta riwettutta mappuasa, nasaba
iyanatu matu, nasellei puang Allah Ta’ala mancaji bau kaminang
mawangi,iyadeepa gaga pada – padanna wangina ri lino.

Makkalimanna :

ً ‫غف ََر هللا لَه ْم َجميِ ْعا‬


َ ‫فَ ِانَّه اِذَا َكانَ أخِ ر لَ ْيلَ ٍة ِم ْنه‬
“majeppunna narekko narapini wenni paccappurenna uleng ramalang,
naddampengeng manenni Puang Allah Ta’ala dosana atanna. Iya
engkae pura panrasa rasai alena beribadah rilalengna uleng ramalang.
Sinin Umma selleng melebbi engkae hadare iyanaro limae
passaleng mancaji keistimewaanna umma’na Nabitta Muhammad
SAW. Iadee naengka riwerengngi masse riumma-umma risaliwenna
umma’na Nabi Muhammad. Jaji upe paha idi engkae mencaji umma
rinabitta, nari makkuannaro aja’lalo nakiengka pugaui jama jamang ia
naewae risala parentana nabitta.

Sinin umma selleng malebbi’ engkae hadere makkunie urapi


upalettu lao ridi’ maneng, mammuarei engkana napabbarakka puang
Allah Ta’ala, nasimata napatabbollo-bollo pammasena lao ridi
umma’na Nabitta Muhammad SAW. Sebagai umma yang Istimewa.

‫وباهلل التوفيق والسعادة‬


‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
GENGSI PENYAKIT ORANG JAMAN SEKARANG
Oleh : Ust. Muhammad Jafar

ِ َّ ‫علَيْك ْم َو َرحْ َمة‬


‫ّٰللا َوبَ َركَاته‬ َ ‫اَلس ََّالم‬
‫علَى آ ِل ِه َواَصْحْ ابِ ِه ا َ ْه ِل‬ َ ‫ َو‬،‫طفَى‬ َ ‫ص‬ْ ‫علَى َرس ْو ِل ِه ا ْلم‬ َ ‫ص َالة َوالس ََّالم‬ َّ ‫ َوال‬،‫ا ْل َح ْمد هللِ َو َكفَى‬
‫ يَ ْفقَهوا‬،‫سانِي‬ َ ِّ‫ َواحْل ْل ع ْقدَة ً ِ ِّمن ِل‬،‫ َويَ ِس ِّْر لِي أ َ ْم ِري‬،‫صد ِْري‬َ ‫ب ا ْش َر ْح لِي‬ ِ ِّ ‫ َر‬،‫ق َوا ْل َوفَى‬ ِ ْ‫صد‬
ِّ ِ ‫ال‬
‫ أ َ َّما َب ْعد‬.‫قَ ْولِي‬

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah


Alhamdulillah sininna pappojie rilaleng parekenna Puang
Allah Ta’ala, Puang iyamperekki awatangeng, adisingeng, hidayah,
apanginringeng natopada engkasi hadere rilalenna iyyae onrong
mabbarakkae, de lain akkatta tuntu’i riona Puang Allah Ta’ala.
Namuare’i sininna akkatta madecetta nawerekki Puang Allah Ta’ala
nasaba siagae egana pappedeceng naripulabang linota nenniya
akheratta’ matti Insyaa Allah SWT, Aamiin.
Makotoparo paimeng tenriyallupai massalawa’ nenniya
mappasalama’ lao ri Nabitta Muhammad SAW. Nabi iyya mancajie
Rahmatan Lil Aalamiin, pammase lalo ri sininna alangnge.

Umma selleng malebbie engkae hadir


Salah satu penyakit orang jaman sekarang adalah terlalu tinggi
gengsi, akhirnya lupa diri. Salah satu contoh kalau musim lebaran
ngutangnya ke warung, cash-nya ke mall. Hidup terlalu memaksakan
diri akhirnya timbul penyakit hati, hidup merugi gara-gara gengsi
apalagi gengsi untuk berterima kasih. Sebagaimana gambaran begini,
terkadang kita sering menyepelekan yang namanya ‘daun pisang’,
padahal kalau lagi kepepet lagi turun hujan kebetulan nggak bawa
mantel, nggak bawa jas hujan, nggak bawa payung. Kita sulaplah
daun pisang itu untuk meneduhi badan kita dari guyuran hujan, kita
pegang kencang, kita jaga dengan sangat hati-hati jangan sampai
robek. Namun, ketika setelah sampai di tempat tujuan, kita langsung
seenaknya buang daun pisang itu begitu saja. Bahkan kita punya
anggapan bahwa apalah arti daun pisang, daun ya hanyalah daun.
Padahal andai saja daun pisang itu dapat berbicara pasti bilang “dasar
kebangetan, katanya manusia punya hati, punya rasa, sudah saya
tolong boro-boro ngucapin terima kasih, nengok aja nggak.”
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Maka Allah SWT menciptakan sesuatu di dunia ini tidak ada
yang sia-sia. Bahkan cacing pun diciptakan Allah SWT ada
maksudnya. Ketika cacing tidak ada di dunia ini, rusaklah ekosistem,
rusaklah rantai makanan. Kalau cacing saja bermanfaat bagi
lingkungan, apalagi kita manusia yang bentuknya paling sempurna?
Sampai Allah SWT berfirman dalam QS. At-Tin ayat 4 yang berbunyi:
‫س ِن ت َ ْق ِوي ٍْۖم‬
َ ‫ي ا َ ْح‬ ِ ْ ‫لَقَدْ َخلَ ْقنَا‬
َ ‫اال ْن‬
ْٓ ِ‫سانَ ف‬
Artinya : “Sungguh, kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
sebaik-baiknya”
Bahkan Allah SWT mengatakan dalam Qs. Qiyamah ayat 36 :
‫سان ا َ ْن يُّتْ َركَ سد ًِۗى‬ ِ ْ ‫سب‬
َ ‫اال ْن‬ َ ْ‫ا َ َيح‬

Artinya : “Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu saja


(tanpa pertanggung jawaban)?”

Jawabannya Tidak!, kita ini punya tanggung jawab, tanggung


jawab kepada Allah SWT , tanggung jawab kepada diri sendiri,
tanggung jawab kepada oarang lain. Seberapa beratnya kita menolong
dan seberapa beratnya kita mengucapkan terima kasih, memberi
penghargaan pada orang lain.
Nah, penyakit jaman sekarang itu kita sebagai manusia boro-
boro mau mengapresiasi, boro-boro mau membantu, ehh malah pada
nyinyir sampai nyonyor. Minta somay dikasi batagor, kalau ditegur
malah marah, baru tau rasa kalau Malaikat yang nyosor!. Pantas kata
Wali Band :

Disuruh taubat galakan situ


Diajak bener marahan situ
Sirik, iri, dengki melulu
Hari gini kok masih gitu

Bocah ngapa yak?


Bocah ngapa yak?
Bocah ngapa yak?
Bocah ngapa yak?

Udah tua masih aja numpuk dosa


Lah bocah ngapa yak
Udah tua masih aja hura-hura
Lah bocah ngapa yak
Udah tua nyinyir sana nyinyir sini
Lah bocah ngapa yak
Udah tua masih aja kayak bocah
Lah bocah ngapa yak

Bocah makan pepaya


Lah bocah ngapa yak?

Umma selleng malebbie engkae hadir


Sikomiro urapi rampengekki, mudah-mudahan mabbarakkai
lao ri idi’ maneng, lebbi-lebbi’piha lao ri tau mabbicarae, Aamiin.
‫سعَادَة‬ ‫َوبِاهللِ الت َّ ْوفِيْق َوال َّ‬
‫علَيْك ْم َو َرحْ َمة َّ ِ‬
‫ّٰللا َوبَ َركَاته‬ ‫سالَم َ‬‫ال َّ‬
TIGA AMALAN TIDAK TERPUTUS WALAU MENINGGAL
Oleh : KM. Abd. Rafiq, S. Pd. I

Air beriak tanda tak dalam, air tenang seperti berlian.


Izinkan saya ucapkan salam, untuk para hadirin sekalian.
ِ َّ ٰ ‫علَيْك ْم َو َرحْ َمة‬
‫ٱَلِل َوبَ َركَاته‬ َ ‫ٱلس ََّالم‬
‫ أ َ َّما َب ْعد‬، ‫صحْ ِب ِه َو َم ْن َو َاال َه‬
َ ‫علَى آ ِل ِه َو‬ ِ ‫علَى َرس ْو ِل‬
َ ‫هللا َو‬ َ ‫ص َالة َوالس ََّالم‬َّ ‫هلل َوال‬ِ ‫الـ َح ْمد‬
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah Swt, atas berkat
rahmat, taufik, hidayah serta inayahnya kepada kita semua sehingga
dapat berkumpul ditempat yang mulia ini dalam keadaan sehat wal
afiyat. sholawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad saw, yang telah membimbing
kita dari zaman jahiliah menuju zaman zakiyyah. Yaitu addinul islam
wal iman agama Islam dan Iman.
Ketika manusia sudah meninggal,sudah pasti akan terputus
amalnya,akan tetapi dalam ajaran agama islam menjelaskan bahwa
ada tiga amalan yang tidak akan terputus pahalanya meskipun kita
sudah meninggalkan kehidupan dunia ini.
Sebelum saya lanjut, saya mau tanya dulu pak/bu...mauki tetap
dapat pahala meskipun kita sudah meninggal? mauki pak? pasti kita
semua mau, betul pak? namo pacceramae meloto.
Maka dari itu saya ingin membawakan sebuah judul ceramah
pada malam hari ini yaitu 3 amalan yang tidak terputus meskipun sdh
meninggal. Engka tellu pangkauken denapettu appalanna namo
rimonri mateta
Sebagaimana Sabda rasulullah saw :
‫ِح َيدْعو‬ َ ‫ار َي ٍة َو ِع ْل ٍم ي ْنتَفَع ِب ِه َو َولَ ٍد‬
ٍ ‫صال‬ َ ‫ع َمله ِإ َّال ِم ْن ث َ َالث َ ٍة ِم ْن‬
ِ ‫صدَقَ ٍة َج‬ َ ‫ط َع‬َ َ‫سان ا ْنق‬ ِ ْ َ‫ِإذَا َمات‬
َ ‫اإل ْن‬
‫لَه‬
Artinya : Apabila manusia meninggal maka terputuslah seluruh
amalnya
Dulu rajin sholat setelah mati tidak sholat lagi
Dulu rajin puasa setelah mati tidak puasa lagi
Dulu rajin haji setelah mati tidak haji lagi...
Kenapa, Nabi katakan jika manusia itu mati maka putuslah
seluruh amalnya ‫ إِ َّال ِم ْن ث َ َالث َ ٍة‬kecuali tiga,engka tellu dennapettu
appalanna pak bu yaitu :

• ‫اريَ ٍة‬
ِ ‫صدَقَ ٍة َج‬
َ /Shodaqah jariyya
Passidekka mallari ,apa itu sedekah jariyya hadirin yang
dimaksud sedeqah jariyyah yanaritu passidekka denengka
nappettu appalanna pada-padanna mabbangungki
masiji.massumbangki al-qur’an komasijie massumbangki tama sikolae
pesantrengge,membangun jalanan yaregga mabbanngunki jambatan
dll.meskipun kita sudah meniggal dunia selama masih dipake untuk
beribadah dan menutut ilmu majeppu tettekki lolongen appalang
mallari.saya mau tanya lagi pak/bu melokki macakka kibburutta matu
,melokkki? komelokki takkiringengngi panggngelli lampu
komasjie.melokki macekke kibburuta matu pak,takkiringengngi
pangngelli kipas angin komasijie insya allah
Hadirin wal hadirot rahimakumulloh.

• ‫ َو ِع ْل ٍم ي ْنتَفَع بِ ِه‬/ilmu yang bermanfaat


Punnaiki paddisengan makkeguna lao ripadatta rupau ,Ilmu
yang bermanfaat inilah yang membuat amal kita tidak terputus, kita
rajin sholat setelah mati maka terputuslah amalnya rajin puasa
setelah mati terputuslah amalnya tapi ilmu yang sudah pernah kita
ajarkan kepada keluarga,anak –anak murid-murid yaregga ada buku
yang pernah kita tulis selama dia amalkan maka kita tetap
mendapatkan pahala ,dalam tanda kutip ilmu yang bermanfaat
.tennia paddissengen mappaddongo- dongo yaregga paddissengan
yang bertentangan dengan agamata yanaritu agama islam.
Hadirin wal-hadirot rahimakumulloh

• ‫صالِحٍ يَدْعو لَه‬


َ ‫ َو َولَ ٍد‬/anak sholeh yanng
mendoakan orang tuanya.
Wija-wija makanja wija masholeh nennia sholeha,Jadi
tinggalkan anak yang sholeh /sholeha jangan sampai anak-anak yang
kita lahirkan justru menjadi malapetaka buat kita nanti di
akhirat.sebagimna firman allah quu anfusakum wa ahliikum naara.
jagalah diri dan keluargamu dari api neraka ,jaji matti riakhera engka
tomatoa ipattama rilalenna ranaka nasabbari wija-wijanna/anak-
anaknya,jaji parelluki atike pak/bu karena salah satu kewajibna orang
tua adalah mengajarkan agama dan al-Qur’an kepada anak-anak kita
.tapaggurui wija-wijatta paddisengan agama ,nasaba magai bapak ibu
?Kenapa kita perlu mengajarkan agama kepada anak-anak kita.
Coba kita lihat sekarang banyak anak-anak pandai matematika
tapi tidak diajarkan agama ahirnya orang tuanya nakali kali alias
nabodo-bodohi.pandai dibidan politik tapi tidak diajarkan agama
akhirnya napolitiki pawarungnge 10 namakan jalankote baru tigaji
nabayar.tama pasae nacoba rambutanna pabbalue sitannga kilo nappa
denajaji melli, makkeda macukka padahal sitangga kiloni nanre
nappai makkada macukka ,banyak anak pandai bahasa inggris tapi
tidak diajarkan agama ahirnya orang tuanyapun nabahasa inggris i ,dia
telfon pak tolong kirimkan saya uang ada mau saya beli ,nabilang
bapaknya apa mau dibeli anak, nabilang anaknya mau beli smooking,
ahirnya dikirimkan uang ,padahal smooking itu artinya adalah
roko,pelo alias tole .hari ini banyak anak-anak orang tuanya
meninggal bukan mengaji dan mendoakan tapi ambil hp main fifayer
main tiktok main game dll.banyak anak orang tuanya meninggal
bukan mengaji dan membaca al-Quran tapi ambil HP lalu foto
kemudian tulis status ahirnya mamaku meninggal juga,sangat miris
sekali hadirin, tapi tidak adaji disini, dikampung lainji, kalu disni
wajah-wajah anak sholeh dan sholeha, wajah-wajah anak sabar semua
kalau tidur.
seharusnya sebagai anak ambil al quran kemudian mengaji dan
mendoakan atas kesalamatan orang tuanya .oleh karena itu hadirin
tingalkanlah anak anak yang sholeh/sholeha.Mauki anak anakta
menjadi anak sholeh pk. Mauki kalau mauki kitami dulu orang tuanya
yang sholeh .bagmna anakanya mau sholeh kalau bapaknya tidak
sholeh, nasuru anaknya sembahyang baru dia tidak sembahyang,
nasuru anaknya puasa tapi dia tidak puasa. Bagimana caranya
harusnya kita orang dulu memperlihatkan contoh yang baik kepada
anakta.
Oleh karena itu bapak ibu ,narekko melokki lolongen appalang
mallari maka jadikan anak anak kita menjadi anak anak yang
sholeh/sholeha.ajarkan agama ajarkan al-Quran. Kodetaissengi
mangaji .tapattamai anakta kosekolah pesantrenge, sekolah agamae
insya allah iyanaro matu anakta tolongki rimonri mateta insyallah.
“Robbigfirlii wali walidaayya warhamhuma kamaa rabbayanii
shogiira, ya allah ampunilah dosa-dosaku dan dosa kedua orang tuaku
dan sayangilah mereka sebagamana mereka menyayangi diwaktu
kecilku’’amin amain ya rabbal alaminnn

Hadirin walhadirat rahimakumulloh


Mungkim hanya ini yang sempat saya samapikan mudah-
mudahan bermanfaat bagi kita semua ,terima kasih atas segala
perhatian dan mohon maaf atas segala kekurangan
Burung iriang burung cendrawasih, cukup sekian dan terima kasih.
Ikan bolu ikan cakalang ikan mujair ikan hiu itulah nama-nama
ikan....

‫وباهلل التوفيق والسعادة‬


‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
FAEDAHNYA ILMU PENGETAHUAN
Oleh : Alimuddin, S. Sos

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


ْ
‫سيِِّ ِدنَا م َح َّم ٍد َخي ِْراالَن َِام‬َ ‫على‬ َ َ ‫سالَم‬ َّ ‫صالَة َوال‬ َّ ‫االس َْال ِم َوا‬ِ ْ ‫ان َو‬ ْ ‫ا َ ْل َح ْمد هللِ الَّ ِذ‬
ِ ‫ي ا َ ْنعَ َمنَا بِنِ ْع َم ِة اْ ِال ْي َم‬
‫ َوا َ ْش َهد ا َ َّن‬, ‫ َوحْ دَه الَش َِر ْي َك َله‬, ِ‫ ا َ ْش َهدا َ ْن الَ اِلَهَ اِالَّهللا‬, ‫لى الد ََّو ِام‬
َ ‫ع‬ َ ‫ص َحابِ ِه وت َابِ ِع ِه‬ ْ َ ‫علَى ا َ ِل ِه َوا‬ َ ‫َو‬
‫ي َب ْعدَه ا َ َّما َب ْعده‬َّ ‫عبْده َو َرس ْوله َالنَ ِب‬ َ ‫م َح َّمدًا‬

Sininna tau melebbikeng engkae hadere


Alhamdulillah. Sukkuruki mappoji risese arajanna puang Allah
Ta’ala rimukka natiroakki pada hadere ri lalenna iyyae onrong
mabbarakkae akkatta siparengngerangi ri tujunna agamata.
Rilalenna iyae wettu mabarakkae Insya Allah iyya maeloe
riyala ada assiparengngerangeng ri pada idi maneng iyyanaritu
ritujunna Alebbirenna Riyasengnge Paddissengeng.
Sininna tau melebbikeng engkae hadere
Pada marissengeng reseseta makkeda iyaro paddissengengnge
maladde riyapparelluang rilaleng atuo-tuongeng linota. Nasaba naiyya
paddissengengnge engkairitu seddi angke Masoli namalebbi
natemmaka raja onronna nenniya paedana. Paddisengengnge
mancajiwiritu lampu pappecakka rilino, pappepaccing ri atie nenniya
mancajitoi laleng mappalettu riatuong- tuongengnge rilino
makkotoparo laleng lao ri suruga ritu.Na karena iyaro
paddisengengnge napapahangiki re sesena gau majae nenniya
madecengnge. Kuettoparo napaissengiki anu manessae sibawa anu
teng essae. Nulle engka ripallawangetta,makkutana makkeda, magiro
pale namaega tau matanre sikolana, natuli pegau dosa pada-padanna
pajaba-pajabae pegau riyasengnge korupsi. Jaji narekko engka tau
matanre paddissengenna, natuli pigau anu masalah, de nasituru
agamana puang Allah Ta’ala, berarti seddi tanra makkeda
paddissengeng naruntue de nabbarakka lao ri alena makkotoparo ri tau
laingnge.
Jaji pole koniro nassabari atanrengenna onronna topanritae
iyarega to engka paddissengenna nasaba engkanna ritu tiwi anu
malebbi iyanaritu paddissengengnge. Saisannaritu tanra alebbirenna
paddissengengnge terutama paddissengeng agama iyanaritu
napancajiki simata mitau ripuang Allah Ta’alah ( bertakwa kepada
Allah Swt). Degaga alebbireng pada-pada tanrena angke’na nenniya
ongronna narekko nabolaini sifa taqwa laoripuang Allah Ta’ala.
Makkedai Puang Allah Ta’ala :
‫ّٰللا ِم ْن ِع َبا ِد ِه ا ْلعلَمٰۤ ؤا‬
َ ‫اِنَّ َما َي ْخشَى ه‬
Bettuanna : “Majeppu tau kaminang metau’e ri puang Allah Ta’ala
iyanaritu tau panritae ( tauengkae paddissengenna )”
Sininna tau melebbikeng engkae hadere
Nasaisa topi tanra majello ri arajangenna paedana
paddissengengnge iyanaritu napatanre’i tauwe mancaji tau mammana
ri nabie nainappani riellau addampengeng topi ri sininna bale engkae
ri tasie.
Pada toha makkedana Nabittta Muhammad Saw :
‫العلما ورثة االنبياء يحبهم اهل السماء و يستغفر لهم الحيتان في البحر اذا ماتوا الي يوم‬
‫القيامة‬
Bettuanna : “Naiyya topanritae tomammanai nabie, ripujiwi
mennangro ri sininna malaikae nenniya riellau addampengettoi ri
sininna balewe iya engkae ritasie narekko matelettu esso kiyame.”
Sininna tau melebbikeng engkae hadere
Engka eppa rupanna atettongeng nenniya sanreseng nasanresi
rupataue, tuo rilino nassabari nakkulle naripakalebbi ri padanna
rupatau, iyanaritu : 1). Asogirenna. 2). Awaraningenna. 3).
Abbatirenna. 4). Paddissengenna.
Naekiya atettongen nenniya sanresengnge nasaba asogireng nenniya
awaraningeng kuettopa abbatireng majeppu mabiasa mua ritu
pabelleang. Tetapi paddissengengnge de naengka natabbuang narekko
engka muki pakkegunai sibawa madeceng.
Aga narimakkuannanaro narekko teyyaki nasalai atettongeng
madecetta enrengnge metauki nabelleang sanresetta majeppu sibole-
boleta lalo maggangka ullengi bolaiwi riyasengnge paddissengeng.
Kaum muslimin dan maslimat yang berbahagia.
Sininna tau melebbikeng engkae hadere
Makkuniro yala ada-ada assiparengngerangeng ri wetttu
mabbarakkae mammuare Puang Allah Ta’ala simata ninringngi pegau
amala madeceng terutama ritujunna mattuntu paddissengeng. Lebih
khusus idi tomatoae ajalaloki naengka mita-itai wijatta de nattuntu
paddissengeng terutama paddissengeng agama. Nasaba narekko
degage Paddissengeng agamana wija-wijatta, maka marejjingngi ritu
runtu anak shaleh iya engkae simata mellodoangengngi tau duwae
pajajianna.
‫وباهللا التوفيق والسعادة‬
‫والسلم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
MEWASPADAI BERITA HOAKS ATAU BOHONG
Oleh : KM. Muh. Rizal, S. Ag

ِ َّ ‫علَيْك ْم َو َرحْ َمة‬


‫ّٰللا َوبَ َركَاته‬ َ ‫اَلس ََّالم‬
‫لى‬ َ ‫سالَم‬
َ ‫ع‬ َّ ‫ى لَ ْو َال أ َ ْن َهدَانَ هَلِل َوال‬
َّ ‫صالَة َوال‬ َ ‫َلِل الِّذِى َهدَانَا ِل َهذَا َو َما كنَّا ِلنَ ْهت َ ِد‬
ِ ‫ال َح ْمد ه‬
َ َ
‫ أ َّما بَ ْعد‬، َ‫ص َحابِ ِه أجْـ َمـعِين‬ َ
ْ ‫لى آ ِل ِه َوأ‬َ ‫ع‬ َ ‫أ َ ْش َرفِ األ َ ْنبِيَاءِ َوالـم ْر‬
َ ‫سلِينَ َو‬
Ma’asiral Muslimin rahimakumullah
Syukur alhamdulillah kita haturkan kehadirat allah, sang
pemberi petunjuk, yang menguasai dan mengendalikan hati seluruh
manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada allah, karena dengan
rahmat dan hidayah-nya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan
ketaatan kepadanya.
Ucapan shalawat dan salam, selalu membasahi lidah kita, yang
membisik dari lubuk batin terdalam sebagai rasa cinta dan kerinduan
kepada baginda rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Ma’asiral Muslimin rahimakumullah.
Dalam kesempatan ini, izinkan kami menyampaikan sesuatu
yang dapat yang dapat menjadi bahan renungan bagi kita semua dalam
menjalani kehidupan yaitu "Mewaspadai berita Hoaks atau bohong"
Sebagai konsekuensi tugas kekhalifahan kita di muka
bumi/khalifatullah fil ardh, maka di satu sisi kita dituntut untuk
menjaga kualitas keimanan dan ketundukan kita kepada Allah, di sisi
yang lain kita juga dituntut untuk berinteraksi sosial yang baik dengan
masyarakat dan mengajak masyarakat untuk selalu menjaga nilai-nilai
ketuhanan yang diturunkan untuk menjaga kualitas dan stabilitas
kenyamanan hamba-hambanya dalam berinteraksi sosial.
Ma’asiral Muslimin rahimakumullah.
Akhir-akhir ini kita diresahkan dengan berkembangnya berita-
berita yang tidak jelas sumber dan kebenarannya. Berita-berita atau
informasi yang cenderung bohong dan mengandung unsur fitnah
kepada pihak tertentu yang akhirnya menjadikan kenyamanan kita
dalam berinteraksi sosial menjadi terganggu.
Penyebaran informasi hoaks itu berkembang sangat kuat di
ranah media sosial yang sekarang sudah menjadi bagian dari
kehidupan kita. Kalau dulu informasi-informasi negatif dan fitnah itu
berkembang dari mulut ke mulut dan menjadi perbincangan
masyarakat pada wilayah teritorial tertentu, akan tetapi hari ini akibat
perkembangan zaman dan teknologi, berita-berita dan informasi
negatif itu menyebar lebih cepat dan menjangkau masyarakat yang
lebih luas melalui media-media sosial. Maka kita sebagai orang yang
beriman kepada Allah swt dituntut untuk bisa menyikapi dengan baik
sebagaimana yang telah diatur oleh ajaran-ajaran agama kita. Hal ini
juga untuk membentengi kualitas keimanan kita dengan menghindari
perbuatan-perbuatan maksiat yang dilarang oleh Allah swt dengan
menjaga sikap kita untuk selalu dalam kebaikan dan ketaatan kepada-
Nya. Sabda Rasulullah saw:
‫ع ْن ُه‬ ِ ‫سانِ ِه َويَ ِد ِه َوا ْلم َه‬
َ ‫اجر َم ْن هَا َج َر َما نَ َهى هللا‬ َ ‫سل َِم اْلم ْسلِم ْونَ ِم ْن ِل‬
َ ‫الم ْسلِم َم ْن‬
Artinya : Orang Islam yang sebenarnya adalah orang yang orang-
orang Muslim lainnya selamat dari kejahatan yang ditimbulkan oleh
lisan dan tangannya. Dan orang yang berhijrah adalah orang yang
meninggalkan larangan Allah swt. (HR. Bukhari, Abu Dawud dan
Nasa’i).

Ma’asiral Muslimin rahimakumullah.


Berbicara tentang berita bohong dan hoaks yang mengganggu
ketenteraman dalam bermasyarakat, sebenarnya sudah pernah terjadi
pada masa Rasulullah Saw.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra, bahwa suatu ketika Al Walid
bin Uqbah bin Abi Muaid diutus oleh Rasulullah untuk memungut
pajak kepada kabilah bani Mustholiq. Mendengar ada utusan nabi
yang diutus kepada mereka, maka kabilah bani Mustholiq itu
bergembira dan ramai-ramai keluar kampung untuk menjemput utusan
Rasulullah. Tetapi di tengah jalan sebelum utusan Rasulullah itu
sampai di kampung kabilah bani Mustholiq, tiba-tiba utusan itu
dicegat oleh seseorang dan diberitahu informasi bahwa kabilah bani
Mustholiq telah murtad, mereka menolak dan tidak mau membayar
zakat. Bahkan mereka berdemonstrasi mencegat kedatangan Al Walid
utusan Rasulullah itu di depan perkampungan mereka.
Mendengar berita seperti itu maka Al Walid kemudian kembali
ke Madinah dan melaporkan kepada Rasulullah Saw. Kemudian
Rasulullah marah dan menyiapkan pasukan untuk memerangi kabilah
bani Mustholiq yang membangkang.
Dari sini bisa kita lihat, bagaimana efek dari berita dan
informasi bohong yang berkembang dan dipercaya oleh masyarakat.
Maka daya rusak informasi bohong atau berita hoaks itu sangat luar
biasa dalam menghancurkan ketentraman masyarakat.
Dalam lanjutan cerita di atas kemudian sebelum pasukan
Rasulullah diberangkatkan menuju kampung kabilah bani Mustholiq,
tiba-tiba ada utusan bani Mustholiq datang menemui Rasulullah dan
menanyakan kenapa utusan Rasulullah tidak jadi datang ke kampung
mereka untuk mengambil zakat. Padahal utusan itu sangat dinanti oleh
mereka.
Melihat kedatangan utusan bani Mustholiq kemudian
Rasulullah tersadar bahwa ada informasi hoaks yang telah sampai
kepada Rasulullah dan kaum Muslimin di Madinah tentang kabilah
bani Mustholiq. Dengan kedatangan mereka pada waktu yang tepat
akhirnya bisa menghindarkan mereka dari akibat buruk informasi
sesat dan hoaks itu. Setelah peristiwa itu kemudian turunlah ayat 6 al-
Hujurat :
‫ع ٰلى َما فَعَ ْلت ْم‬ ِ ‫ٰيٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمن ْٓوا ا ِْن َج ۤا َءك ْم فَا ِس ٌۢ ٌق بِنَبَ ٍا فَتَبَيَّن ْٓوا ا َ ْن ت‬
ْ ‫صيْب ْوا قَ ْو ًم ٌۢا بِ َج َهالَ ٍة فَت‬
َ ‫صبِح ْوا‬
َ‫ٰن ِد ِميْن‬
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jika datang
kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan
teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum
tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu”

Ma’asiral Muslimin rahimakumullah.


Belajar dari peristiwa di atas, maka perlu kita mewaspadai
setiap berita dan informasi-informasi yang menjurus pada fitnah, atau
berisi cacian kepada satu kelompok tertentu. Kita perlu
mengkonfirmasi kebenaran berita itu atau bertabayyun. Karena jika
tidak waspada dan langsung percaya, maka bisa jadi akan berakibat
fatal, bahkan kedamaian di masyarakat pasti akan terganggu karena
permusuhan di antara masyarakat niscaya akan terjadi yang semuanya
akan kita sesali karena kita menjadi korban informasi negatif.
Dalam QS. An Nur : 15 disebutkan bahwa penyebaran
informasi bohong/hoaks itu melalui 3 cara :
Pertama, mereka menerima berita hoaks itu dari mulut ke
mulut, kemudian memperbincangkannya dan dilanjutkan dengan ikut
menyebar luaskan berita hoaks tersebut.
Kedua, mereka memperbincangkannya tanpa mengkonfirmasi
kebenaran dan asal usul berita hoaks itu.
Ketiga, menganggap sepele berita hoaks itu seakan-akan tidak
berarti baginya, padahal akibat berita hoaks yang menyebar luas itu
sangat bahaya merusaknya.
Ayat tersebut berbunyi:
ۚ ‫عظِ ْي ٌم‬ َ ْ‫ْس لَك ْم بِ ٖه ِع ْل ٌم َّوت َح‬
ِ ‫سب ْونَهٗ َهيِِّنًا َّوه َو ِع ْندَ ه‬
َ ‫ّٰللا‬ َ ‫اِذْ تَلَقَّ ْونَ ٗه بِا َ ْل ِسنَتِك ْم َوت َق ْول ْونَ بِا َ ْف َواهِك ْم َّما لَي‬
Artinya : “(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong
itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang
tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang
ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar”
Oleh karena itu, untuk menghadapi kondisi sekarang, apalagi
tahun-tahun di mana kondisi politik negara sedang bersiap-siap
menghadapi pemilu, akan terjadi kebebasan berekspresi dengan
menyebarkan informasi yang bisa menimbulkan efek destruktif, maka
kita sebagai orang yang beriman kepada Allah dan rasulnya, harus
menjaga diri jangan sampai kita menjadi korban informasi-informasi
hoaks/bohong yang kemudian kita mempercayainya dan timbul
kebencian bahkan memerangi kelompok lain akibat percaya informasi
hoaks tersebut.
Untuk menghadapi informasi yang cenderung mengandung
unsur fitnah, caci maki dan kebohongan itu, maka sebagai seorang
Muslim yang perlu kita perhatikan adalah:
Pertama, siapa pembawa berita itu, apakah orang-orang yang
kredibilitasnya tinggi dan layak untuk dipercaya, dengan demikian
kita bisa bertabayyun dan kroscek kebenaran beritanya.
Kedua, kita tidak perlu ikut memperbincangkan informasi
tersebut kalau sudah terindikasi kebohongannya, karena berita bohong
yang terus menerus dibicarakan akan menjadi dipercaya oleh
masyarakat..
Ketiga, kita tidak perlu menyebarkan informasi tersebut. Andai
informasi itu benar, maka akan menimbulkan keresahan masyarakat,
efek positifnya lebih sedikit dari efek negatif yang akan ditimbulkan.
Apalagi kalao berita itu hoaks.
Keempat, jangan anggap ringan efek negatif dari informasi
hoaks yang beredar di masyarakat. Karena efek negatifnya bisa di luar
dugaan kita, seperti peperangaan yang terjadi di negara-negara timut
tengah saat ini juga akibat dari tersebarnya informasi hoaks secara
massif.
Hal ini Karena Allah SWT. telah berfirman dalam QS. An-Nur : 11
‫ئ ِ ِّم ْنه ْم َّما‬ ْ ‫سب ْوه ش ًَّرا لَّك ِۗ ْم بَ ْل ه َو َخي ٌْر لَّك ِۗ ْم لِك ِِّل‬
ٍ ‫ام ِر‬ َ ‫صبَةٌ ِ ِّم ْنك ِۗ ْم َال ت َ ْح‬
ْ ‫اال ْفكِ ع‬ِ ْ ِ‫اِ َّن الَّ ِذيْنَ َج ۤاء ْو ب‬
َ ٌ‫عذَاب‬
‫عظِ ْي ٌم‬ ْ ‫االثْ ِۚم َوالَّ ِذ‬
َ ‫ي ت ََولهى ِكب َْر ٗه مِ ْنه ْم لَ ٗه‬ ِ ْ َ‫ب مِ ن‬
َ ‫س‬ َ َ ‫ا ْكت‬
Artinya : "Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong
itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita
bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-
tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang
dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian
yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang
besar”
Oleh karena itu kita perlu bijaksana dalam menghadapi
kebebasan yang menimbulkan tersebarnya informasi-informasi hoaks
yang tidak jelas sumber dan kebenarannya, khususnya yang tersebar di
media-media sosial, agar kita menjadi hamba-hamba Allah dan umat
Rasulullah yang baik. Umat Islam yang bisa menjaga lisan dan
tangannya sehingga orang lain tidak menjadi korban kejahatan dari
lisan dan tangan kita.
‫وباهللا التوفيق والسعادة‬
‫والسلم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
MUHASABAH DIRI
Oleh : KM. Hasriah, S. Pd

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫ الصالة والسالم على‬.‫ وبه نستعين على امور الدنيا والدين‬.‫الحمد هلل رب العالمين‬
‫ اما بعد‬.‫أشرف االنبياء والمرسلين سيدنا محمد وعلى اله واصحابه اجمعين‬
Tiada kata yang pantas kita ucapkan selain ungkapan syukur
kepada Allah swt. Berkat segala nikmat yang diberikanNya, kita
semua bisa hadir berkumpul di tempat ini. Selanjutnya shalawat
berangkai salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad saw. Beliau merupakan insan pilihan, pembawa
kedamaian dan rahmat bagi seluruh alam.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, perkenankan saya
menyampaikan sebuah ceramah yang berjudul: “Muhasabah Diri”
Hadirin sekalian yang dirahmati Allah swt.
Muhasabah diri merupakan suatu hal yang penting dalam
agama Islam dan hendaknya setiap manusia menjadikan muhasabah
sebagai kebutuhan pokok di dalam kesehariannya. Orang mukmin
yang bertakwa kepada Rabbnya senantiasa melakukan muhasabah
terhadap dirinya sendiri. Dia mengetahui dalam jiwa itu ada bahaya
yang besar dan penyakit yang berbahaya, karena jiwa itu senantiasa
menyuruh kepada keburukan, cenderung kepada hawa nafsu,
mengajak kepada kebodohan, mengantarkan kepada kebinasaan,
sangat suka kepada permainan, kecuali jiwa yang dirahmati oleh
Allah.
Oleh karena itu, seorang hamba semestinya senantiasa
melakukan muhasabah terhadap dirinya sendiri. Namun sebelumnya,
kita harus terlebih dahulu memahami dengan baik apa yang dimaksud
dengan muhasabah. Sebab tidak mungkin kita bisa melakukan sesuatu
tanpa mengetahui persis apa yang dimaksud dengan muhasabah.
Menurut Syaikh Al-Munajjid, yang dimaksud dengan muhasabah
adalah menghitung-hitung keburukan dan kekurangan, meneliti
perbuatan-perbuatan diri ini, mengoreksi yang salah dan terus
melanjutkan amal-amal shalih. Jadi, muhasabah diri disebut juga
dengan introspeksi atau evaluasi diri.
Muhasabah diri mencakup seluruh amalan keseharian kita,
baik hubungan kita sebagai seorang hamba kepada Allah maupun
hubungan kepada sesama makhluk. Seperti, pelaksanaan salat lima
waktu kita dalam sehari. Apakah kita sudah ikhlas karena Allah
semata? Khusyuk dan sudah sesuai tuntunan Rasulullaah? Apakah
sudah tepat waktu dan tidak tertunda? Atau malah sebaliknya. Apabila
didapati beberapa kekurangan kita dalam ibadah kita, maka kita harus
segera beristighfar memohon ampunan-Nya dan berusaha untuk
memperbaikinya dari hari ke hari, dan terus senantiasa memohon
petunjuk dari-Nya.
Itulah pentingnya kita bermuhasabah dalam keseharian kita.
Dengan bermuhasabah, Allah akan tuntun hati kita untuk selalu
berbuat taat. Bila suatu kali kita tergelincir, maka dengan
bermuhasabah insya-Allah akan menjadikan hati kita lebih sensitif dan
waspada. Sebab, hati yang bernoda karena dosa dan kesalahan akan
membuat pemiliknya merasa gelisah dan tidak tenang. Maka dengan
introspeksi diri insya-Allah hati akan kembali jernih dengan taubat
kita kepada Allah dengan semurni-murninya taubat.
Karena demikian pentingnya persoalan muhasabah ini maka
Allah Subhanahu wa Ta’ala langsung memerintahkan kepada orang-
orang mukmin agar melakukannya. Allah swt. berfirman di dalam
surah Al-Hasyr ayat 18 :
‫ت ِلغَ ٍۚد َواتَّقوا ه‬
‫ّٰللاَ ِۗا َِّن ه‬
َ‫ّٰللاَ َخبِي ٌْر ٌۢبِ َما ت َ ْع َمل ْون‬ ْ ‫س َّما قَدَّ َم‬ ‫ٰيٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنوا اتَّقوا ه‬
ٌ ‫ّٰللاَ َو ْلت َ ْنظ ْر نَ ْف‬
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Hadirin sekalian yang dirahmati Allah swt.
Ada sebuah kisah, hiduplah seorang Tabi’in shaleh yang
bernama ‘Atha as-Salami. Suatu hari Atha bermaksud menjual kain
yang telah ditenunnya. Setelah diamati dan diteliti secara seksama
oleh si penjual kain, kemudian penjual kain itu berkata, “Wahai Atha,
sesungguhnya yang engkau tenun ini cukup bagus, tetapi sayang ada
cacatnya sehingga aku tidak dapat membelinya.” Begitu mendengar
bahwa kain yang telah ditenunnya ada cacat, Atha termenung lalu
menangis. Karena menurut ‘Atha kain itu sudah ia tenun dengan baik
dan bagus serta tidak ada cacatnya.
Melihat Atha menangis, penjual kain itu berkata, “Wahai Atha
sahabatku, aku mengatakan yang sebenarnya bahwa memang kainmu
ada cacatnya sehingga aku tidak jadi membelinya. Kalaulah karena itu
(cacatnya kain tenunan) engkau menangis, maka biarlah aku akan
tetap membeli kainmu itu dan membayarnya dengan harga yang pas.”
Tetapi tawaran itu dijawab Atha, “Wahai sahabatku, engkau
menyangka aku menangis dikarenakan kainku ada cacatnya?
Ketahuilah, sesungguhnya aku menangis bukan karena kain itu. Aku
menangis karena menyangka bahwa kain yang telah kubuat berbulan-
bulan ini tidak ada cacatnya, tetapi dimatamu sebagai ahli tenun
terlihat ada cacatnya. Begitulah aku menangis kepada Allah,
dikarenakan aku menyangka bahwa ibadah yang kulakukan selama
bertahun-tahun ini tidak ada cacatnya. Tetapi, mungkin dalam
pandangan Allah sebagai ahlinya ada cacatnya, itulah yang
menyebabkan aku menangis.
Ada dua hikmah yang dapat kita ambil dari kisah di atas, yaitu:
Pertama, kita harus sering melakukan muhasabah terhadap
segala amal kebaikan yang telah kita kerjakan. Karena boleh jadi
amalan yang selama ini kita anggap baik justru tidak ada artinya di sisi
Allah swt.
Kedua, jangan bersandar kepada amal yang telah kita lakukan
untuk dapat masuk ke surga Allah swt. Kita harus bersandar kepada
rahmat dan ampunan Allah swt. Oleh karena itu, selayaknya jika kita
harus selalu merasa rendah dan menganggap bahwa ibadah kita masih
jauh dari kesempurnaan. Sebab bisa jadi amalan yang kita lakukan
selama ini tidak berarti apa-apa di sisi Allah karena kesombongan dan
kelalaian hati kita. Sehingga kita bisa melakukan ibadah dengan
semaksimal mungkin dengan niat yang tulus untuk mencapai ridha
Allah Swt.
Hadirin sekalian yang dirahmati Allah Swt.
Demikianlah ceramah yang sempat saya sampaikan. Terima
kasih atas segala perhatiannya dan mohon maaf atas segala
kekurangannya.
Mencari peniti di dalam jerami,
Dari malam hingga pagi
Sudah habis waktu kita kali ini,
Semoga bisa berjumpa lagi
‫وباهلل التوفيق والسعادة‬
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
MENGADU DOMBA
Oleh : Grt. Drs. KH. Sulaiman Abdullah

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫ الصالة والسالم علي أشرف األنبياء والمرسلين سيدنا محمد‬,‫ الحمد هلل رب العالمين‬,‫الحمد هلل‬
‫و علي آله وأصحابه أجمعين عما بعد‬
Hadirin yang dirahmati Allah
ٌ‫ َال يَدْخل ا َ ْل َجنَّةَ قَتَّات‬,‫ّٰللا – صلى هللا عليه وسلم‬
ِ َّ َ ‫ قَا َل َرسول‬:َ‫ع ْن حذَ ْيفَةَ رضى هللا عنه – قَال‬
َ
“Bersumebr dari Hudzaifah ia berkata : “Aku mendengar Nabi
Muhammad s.a.w. bersabda, Tidak akan dapat masuk surga tukang
adu domba.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Salah satu yang tidak kurang-kurang bahayanya dalam
pergaulan sehari-hari yaitu “Mengadu domba”.
Mengadu domba adalah perbuatan yang sangat tercela. Sebab
perbuatan ini dapat menimbulkan permusuhan antara seseorang
dengan orang lain bisa mengakibatkan perpecahan dan memutuskan
tali persaudaraan. Oleh karena itu wajarlah kalau orang yang senang
mengadu domba tidak masuk surga, sebagaimana sabda Nabi saw :

‫الَ يَدْخل ْال َجنَّةَ نَ َّما ٌم‬

“Tidak masuk surga orang-orang pengadu domba.” (H.R. al-Jama’ah


dari Ibnu Abbas).
Bagi orang Islam, dilarang keras mengadu domba. Bahkan
mengikuti atau ta’at kepada pengadu domba pun tidak boleh. Allah
telah berfirman:
‫ش ۤا ٌۢ ٍء ِبنَ ِمي ٍْم‬ ٍ ‫ َه َّم‬.‫َو َال تطِ ْع ك َّل َح َّالفٍ َّم ِه ْينٍل‬
َّ ‫از َّم‬
Artinya : “Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak
bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian kemari
menghambur fitnah.” (Q.S. al-Kalam : 10-11)
Hadirin yang dirahmati Allah
Pengadu domba akan di azab dalam kuburnya dengan azab
yang istimewa beratnya. Sesuai dengan perbuatannya dalam dunia,
sebagaimana sabda Nabi s.a.w. :
‫َين في‬ ِ ‫سا ن‬َ ‫الو ْج َهي ِْن الَّذِي يَأْتي هؤالء بوجه َوهؤالء بِ َوجْ ِه َو َمن َكانَ ذَا ِل‬ َ ‫اس ذَا‬ ِ َّ‫ت َِجدونَ ش ََر الن‬
‫َار يَ ْو َم ا ْل ِقيَا َم ِة‬
ِ ‫َين مِ ْن ن‬ ِ ‫سا ن‬َ ‫الدُّ ْنيَا فَإِ َّن هللا يَ ْجعَل لَه ِل‬
Artinya : Akan kamu dapatkan sejahat-jahat manusia yang punya dua
muka, yang mereka datang dengan satu muka (yang membawa berita)
dan terhadap mereka lain dengan satu muka (dengan berita lagi),
barang siapa punya dua lidah diatas dunia, sebenarnya Allah akan
menjadikan baginya punya dua lidah dari api neraka pada hari
Kiamat.” (H.R. Imam Bukhari).
Dari itu, setiap berita harus diselidiki terlebih dahulu, karena
dimungkinkan berita itu hanya pura-pura saja, atau hanya fitnah
kepalsuan yang datangnya dari orang-orang fasiq. Allah telah
berfirman:
‫ع ٰلى َما فَعَ ْلت ْم‬َ ‫صبِح ْوا‬ ِ ‫ٰيٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمن ْٓوا ا ِْن َج ۤا َءك ْم فَا ِس ٌۢ ٌق بِنَبَ ٍا فَتَبَيَّن ْٓوا ا َ ْن ت‬
ْ ‫صيْب ْوا قَ ْو ًم ٌۢا بِ َج َهالَ ٍة فَت‬
َ‫ٰن ِد ِميْن‬
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu
orang fasiq membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar
kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu.” (Q.S. al-Hujuraat : 6).
‫وباهللا التوفيق والسعادة‬
‫والسلم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
MANUSIA TERBAIK
Oleh : KM. Muhammad Basri A., M. H

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫ الصالة والسالم علي أشرف األنبياء والمرسلين سيدنا‬,‫ الحمد هلل رب العالمين‬,‫الحمد هلل‬
‫محمد و علي آله وأصحابه أجمعين عما بعد‬
Sining tau malebbiki iyya engkae ri amasei puang Allaa taala
Alhamdulillah, alhamdulillahi rabbil aalamin, sukkuru tenri
gangka lao risesena Puang Allaa taala, rigau engkana temmaka
napassukuna ancajingetta nenniya pappenyameng masaro sitinro I
koritu ri ancajingetta, degage nappasangadi ri atanna engkatogi
matturu iyyaregga na de, engkamaneng namasei puang Alla taala
nasaba pappenyameng teng maggangka.
Salawa nenniya mappasalama sukkuu masse’ ri nabitta
Muhammad saw. Nabi iyya engkae pitakki laleng asalamakeng
iyyanirutu agama asellengeng sehingga weddiki salama ri lino lebbi-
lebbipa ri akhera inysaa Allah.
Sining tau malebbiki iyya engkae ri amasei puang Allaa taala
Sininna rupa tau e tentu melo’ maneng i riyaseng tau
makessing, tau madeceng ri sesena padanna rupa taue, l. lebbi-lebipa
narekko riyaseng I madeceng sisesena Puang Alla taala, naekiya
mompo pakkutana pekkucarana akku meloki mancaji rupa tau
kaminang makessing riolona puang Allaa taala, tentu engka fa
assabarenna nanilaiki puang Alla taala aata kaminang madeceng
risesena, iyyaregga bahasana makkada Khairunnas.
Narimakkuanna naro, to rewe timpa-timpa I haddesesana
nabitta, ternyata dua tellu haddesana nabitta mabbicara ritujunna seddi
rupa tau rekko melo I mancaji manusia terbaik
1. ‫اس‬ ِ َّ‫اس أ َ ْنفَعه ْم لِلن‬ ِ َّ‫َخيْر الن‬
Manusia terbaik adalah manusia yang paling banyak
manfaatnya kepada manusia yang lain. Sikessing-kessinna rupa taue
iyyanaritu kaminang mega akkegunana ri pallawangenna rupa tahu.
Jaji lao ni mai tapada pamegai pappedecetta ripadatta rupa tau,
nasaba ternyata mega eppedecetta ripadatta rupa tau nanilaiki puang
Allaa taala manusia terbaik resesena. Mappedeceng iyya regga
makkeguna rigau aga iyya malomoe iyya engkae riseseta de
nammakada megafa de nakkeda maloppo fa, engka warang paratta
yakkegunangeng I, engka jabatatta yakke gunangeng I, engka
paddisengetta yakke gunangeng I, engka ide atau pikiran
yakkegunangeng i. poncona ada yakkegunangeng I iyya pura
napakkidalekkekkii puang E, pada toha makkedana Puang Alla taala
ri Q.S. Al-Munafiqun ayat 10:
ْ
ٍ ‫ال أ َ َّخ ْرتَن ِٓى ِإلَ ٰ ٓى أ َ َج ٍل قَ ِري‬
‫ب‬ َ ‫وا مِ ن َّما َرزَ ْق ٰنَكم ِّمِن قَ ْب ِل أَن َيأت‬
ٓ َ ‫ِى أ َ َحدَكم ٱ ْل َم ْوت فَ َيقو َل َربِّ ِ لَ ْو‬ ۟ ‫َوأَنفِق‬
َّ ٰ ‫صدَّقَ َوأَكن ِّمِنَ ٱل‬
َ‫صلِحِ ين‬ َّ َ ‫فَأ‬
Artinya : Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami
berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di
antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak
menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang
menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku Termasuk orang-orang
yang saleh?"
Sining tau malebbiki iyya engkae ri amasei puang Allaa taala
Pole ri aya e ripahang makkeda nasuro memekki Puang Allaa
taala makkegunangen I aga pura napakkidalekkekki riolo tenna poleita
amatengeng nasaba tau mate silalona mate naelloi ri Puang e ipalesu ri
lino sarekkuammngi wedding lesu massidekka nenniya mancaji tau
masaleh, dalam hal ini massidekka adalah amal yang bermangfaat
kepada sesama. Dalam hal ini muncul petanyaan magiro lapong to
mate nelloi rewe ri lino melo massideka de naelloi melo menre umrah,
melo pamegai puasa sunnana, melo pamegai sempajang sunnana
nbaekiya melomi rewe massideka, makkedai Anregurutta pattafsere e :
nasaba iyyaro la pong tomate silalona mate narasakanni pamalenna
pura masiidekka wettunna tuo ri lino
2. ‫عمله‬ َ َ‫طا َل ع ْمره َو َحسن‬ َ ‫اس َم ْن‬
ِ َّ‫َخيْر الن‬
Manusia terbaik adalah manusia yang panjang umurnya, bagus
pula amalnya/ Sikessing-kessinna rupa taue iyyanaritu malampe
umuruna makessing topa amala’na
Sining tau malebbiki iyya engkae ri amasei puang Allaa taala
Umuru nawerekki Puang Allaa taala merupakan sesuatu yang
diberikan secara Cuma-Cuma dan pakainya suka-suka, naikiya ada
laporan pertanggung jawabanna, jadi loni mai pakkeguna umuru
nawerekki Puang Allaa taala nasaba amala’ madeceng nasaba iyya
miro mancaji saro ta pole ri umuru nawerekki puang Allaa taala.
Jamaah sekalian tentu madeceng narekkko riyulle pegau sininna
parentana Puang Allaa taala, Naekiya rekko depa riyule pegau maneng
I minimal parenta waji’ e de’ na itettang, terutama sempajang lima
wettu tta rekko depa yulle pegau sempajang sunna e minimala
sempajang 5 wettutta yalitutui, nasaba iyyanaro amala kaminang
mammulang iparessa
‫إن أول يحاسب به العبد يوم القيامة الصالة‬
Sesungguhnya amal yang pertama diperiksa setiap hamba adalah salat
Jaji lo ni mai pakkegunai umuru iyya nawerekki Puang Allaa
taala nasaba amala madeceng
3. َ ْ‫اس أَح‬
‫سنه ْم خلقًا‬ ِ َّ‫َخيْر الن‬
Manusia terbaik adalah manusia yang bagus akhlaknya/
Sikessing-kessinna rupa taue iyyanaritu kaminang madeceng e
ampekedona
Sining tau malebbiki iyya engkae ri amasei puang Allaa taala
Idi rupa tau e ripahang madeceng makkeda idi natu
ancajingeng napancaji puang Allaa taala sebagai ciptaan terbaik
diantara semua ciptaan naekiya iyyaro ancajingetta wedding berubah
dari tempat teratas menjadi tempat terbawah jika tidak d ibarengi
akhlak yang terbaik pula. Akhlak bertetangga, akhlak di dalam
keluarga artinya akhalak sesama makhluk ciptaan Allah.
Sining tau malebbiki iyya engkae ri amasei puang Allaa taala
Sebagai kesimpulan rekko meloki mancaji manusia terbaik ada
tiga syarat yang perlu dipenuhi yang pertama bermanfaat kepada
sesama, kedua, waktu yang diberikan digunakan untuk beramal dan
yang ketiga harus berakhlak baik. Tentu ketiganya harus dipenuhi
bukan hanya bermanfaat akan tetapi tidak beramal dan begitupula
beramal namun tidak disertai dengan akhlak yang baik. Jaji musti
ipasitonra tellu.
Nulle iyyena uwala ada assiparengngerangen, jika ada
kesalahan datangnya dari saya dan semua kebenaran hanyalah milik
Allah.
‫وباهللا التوفيق والسعادة‬
‫والسلم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
KEUTAMAAN SABAR DALAM BERBAGAI COBAAN UJIAN
DARI ALLAH SWT.
Oleh : Manggazali, S. Hi

‫الرحِ ْي ْم‬
َّ ‫الر ْح َم ِن‬
َّ ِ‫بِس ِْم هللا‬
ِ ‫علَيْك ْم َو َرحْ َمة‬
‫هللا َو َب َر كَا ته‬ َ ‫سالَم‬
َّ ‫أا‬
‫ الصالة والسالم على أشرف‬.‫ وبه نستعين على امور الدنيا والدين‬.‫الحمد هلل رب العالمين‬
‫ اما بعد‬.‫االنبياء والمرسلين سيدنا محمد وعلى اله واصحابه اجمعين‬
Puji syukur tak terhingga kita panjatkan kepada Allah Swt.
Yang telah memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga
kita masih sempat berkumpul di tempat yang penuh berkah ini. Tak
lupa pula kita kirimkan shalawat serta salam kepada sang Habibillah
Muhammad SAW.yang senantiasa dirindukan syafaatnya oleh kita
semua.
Hadirin yang dirahmati Allah SWT.
Insya Allah pada kesempatan yang berbahagia ini saya akan
menyampaikan suatu ceramah yaitu Keutamaan Sabar dalam Berbagai
Cobaan Dan Ujian Dari Allah SWT.
Hadirin jamaah yang dirahmati dan dimuliakan oleh Allah Swt.
Beberapa bulan terakhir ini daerah kita khususnya di
Kab.Luwu Utara ini, dan lebih khusus lagi kec. Malangke dan
Malangke Barat ini selalau mendapat cobaan dari Allah swt berupa
banjir yang seakan tak berkesudahan. Dengan kondisi seperti ini
secara langsung sangat berdampak pada pendapatan masyarakat kita
yang notabene sebahagian besar adalah menggantungkan hidup dari
pada pertanian.
Persoalan dengan adanya bencana ini adalah sebab perbuatan
tangan manusia itu sendiri. Justru Allah sudah memperbaiki bumi
untuk mencocokkan dalam kehidupan kita lalu Allah Swt jauh-jauh
sebelumnya sudah mengingatkan kita sebagaimana dalam Al-Qur’an
surah al-A’raf ayat 56
َ ‫صالَ حِ ها‬ ْ ِ‫ض َب ْعدَ ا‬ ِ ‫َوآل ت ْفسِد ْوافِى اْالَ ْر‬
Artinya: “Dan jangan membuat kerusakan di bumi setelah diciptakan
dengan baik”.
Allah sudah memberikan yang terbaik, tetapi manusia tidak
bisa bersyukur dengan apa adanya padahal Allah SWT. berjanji
dalam surah ibrahim ayat 7
ٌ‫ش ِد ْيد‬َ َ‫ي ل‬
ْ ِ‫عذَاب‬َ ‫ال ِز ْيدَنَّك ْم َو َ ِال ْن َكف َْرت ْم اِ َّن‬
َ َ ‫شك َْرت ْم‬
َ ‫َ ِال ْن‬
Artinya: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur niscaya aku akan
menambah (nikmat) kepadamu,tetapi jika kamu
mengingkari (nikmatAllah), maka pasti azabku amat berat.”
Jamaah sekalian yang rahmati Allah Swt.
Karna kita tidak terbiasa mensyukuri apa yang ada, bahkan
kita meminta lagi kepada Allah Swt.sesuatu yang belum ada. Adanya
ujian dan cobaan itu sebab perbuatan kita sendiri. Tapi Allah swt.
memaafkan dosa dan kesalahan kita yang begitu banyak. Kalau
sekiranya Allah tidak memaafkan dosa-dosa kita, artinya setiap kita
berbuat dosa wajib di hukum karena sistem adilnya yang berlaku
maka niscaya tidak akan ada makhluk yang bisa hidup di dunia ini.
Sesuai firman Allah Swt. dalam surah Fatir ayat 45
َ ‫ظ ْه ِرهَا ِم ْن دَابَّ ٍة َولك ِْن ي َؤ ِ ِّخره ْم اِلَى ا َ َج ٍل م‬
‫س ًّمى‬ َ ‫علَى‬ َ َ‫سب ْوا َما ت ََرك‬ َ َّ‫َولَ ْو يؤَاخِ ذ هللا الن‬
َ ‫اس بِ َما َك‬
‫صي ًْرا‬ َ ‫فَ ِاذَا َجا َء ا َ َجله ْم فَ ِا َّن‬
ِ ‫هللا َكانَ ِب ِع َبا ِد ِه َب‬
Artinya : "Dan sekiranya Allah menghukum manusia disebabkan
kesalahan yang telah kita perbuat, niscaya dia tidak akan menyisakan
satupun makluk bergerak yang bernyawa dibumi ini tetapi dia
menangguhkan (hukumannya) sampai waktu yang ditentukan. Nanti
apabila ajal mereka tiba,maka Allah maha melihat (keadaan)
hambanya-hambanya."
Tapi Allah masih memberikan kesempatan, Allah masih
membuka pintu taubat sehinggan masih diberikan ujian supaya kita
sadar dan kembali ke jalan yang benar. Itu berarti salah dan dosa kita
bukan sistem adilnya yang berlaku, akan tetapi yang berlaku adalah
kasih sayang dan rahmat Allah swt. Allah masih sayang kepada kita
,karena Allah memaafkan begitu banyak kesalah kita. Tapi terkadang
manusia belum sadar.
Allah menciptakan kita mati dan hidup dalam keadaan diuji.
Barang siapa yang ingin menikmati surga Allah di akhirat maka
nikmatilah surga Allah di dunia. Apa itu surga Allah di dunia? Yaitu
majelis ilmu, majelis zikir, bersilaturrahim menjaga kebaikan dan
amanah barulah kita bisa menikmati kehidupan kita. Sebagaimana
firman Allah swt. dalam surah al- Mulk ayat 2 :
‫ع َم ًال َوه َو ا ْلعَ ِزيْز الغَف ْور‬ ْ ‫الَّ ِذ‬
َ ‫ي َخلَقَ اْل َم ْوتَ َواْل َحيَوة َ ِليَبْل َوك ْم اَيُّك ْم ا َ ْح‬
َ ‫سن‬
Artinya : “Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu,
siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa
Lagi Maha Pengampun.”
Tidak ada dunia tanpa ujian, kalau seorang hamba ingin
menempati suatu tempat tanpa diuji itu namanya surga, bukan di
dunia. Tanda semakin tinggi iman seseorang adalah semakin tinggi
ujian yang diberikan oleh Allah Swt kepadanya.
Bala dan ujian akan terus menerus kita hadapi, karena itu
adalah tanda iman. Setinggi-tingginya iman adalah iman Nabi
Muhammad Saw. dan seberat-berantnya ujian adalah ujian yang
dialami Nabi Muhammad Saw. Berarti sebelum kita diuji sudah di uji
dulu hamba yang tercinta oleh Allah, yang tersayang oleh Allah, dan
yang paling mulia di sisi Allah Swt. Apalagi kita sebagai manusia
biasa yang tentunya takkan luput dari berbagai ujian dan cobaan.
Hadirin jamaah yang di muliakan oleh Allah SWT.
Adanya ujian kita sebagai manusia biasa pasti dibelakangnya
ada prilaku dosa dan maksiat, dan alhamdulillah masih menjadi
sebatas ujian bukan menajadi semacam azab atau hukuman, karena
Allah masih sayang kepada umat nabi Muhammad saw. Allah SWT.
Menguji kita tanpa dihukum supaya lewat ujian umat islam bisa
segera sadar dan taubat memperbaiki diri dan kembali ke jalan yang
diridhai oleh Allah Swt. Keadaan yang kita hadapi sekarang ini hanya
ada dua sebab, yaitu hubungan kita kepada Allah swt belum beres dan
akhlak kita kepada sesama manusia belum sempurna.
Kenapa orang shaleh dahulu bukan hanya bersyukur terhadap
nikmat yang diberikan, akan tetapi bersyukur atas ujian yang
diberikan oleh Allah, sebab ada tiga hal

1. Dia melihat ujian ini belum separah ujian orang lain


2. Menerima ujian itu dengan penuh kesabaran, Allah akan
menghapus dosa-dosa kita yang begitu banyak.
3. Allah akan menaikan derajat kita. Bahkan kata ulama kita ada satu
derajat dalam surga dimana kita tidak menadapakan derajat itu
dengan pahala shalat malam kita, atau shalat jamaah
dimasjid,belajar ilmu atau amalan-alaman yang begitu banyak,
tapi kapan kita bisa menadapakan derajat itu, yakni kalau kita di
uji dan menghadapi ujian itu dengan penuh kesabaran.

Hadirin jamaah yang dimuliakan oleh Allah SWT.


Rasulullah saw. Diuji kehabisan keluarga, anak-anak
Rasulullah saw. baik laki-laki maupun perempuan semua meninggal
ketika Rasullah masih hidup kecuali St. Fatimah yang meninggal 6
bulan setelah meninggalnya Rasulullah Saw.
Rasulullah saw. Melihat dengan mata kelapa sendiri
bagaimana Para Kafir Quraisy menyiksa para sahabat. Sahabat
berkata: “Ya Rasulullah angkat tanganmu berdo’a supaya Allah
menghabiskan Kafir Quraisy sehingga kota mekkah menjadi kota
ummat islam, tapi apa kata Rasulullah Saw. “Aku memilih bersabar”
Apakah kita sudah pernah kehabisan keluarga saat kita dapat
musibah ? Kalau tidak, berarti kita belum diuji. Kita masih dapat
bangun di subuh hari dapat menghirup udara segar dan dalam
keadaan sehat wal-afiat dan masih bisa bertahan iman dan islam
berarti kita belum diuji.
Lihatlah ujian yang dialami oleh Rasulullah, baru kita bisa
mengukur dengan ujian yang kita alami. Karna mukmin yang kuat
lebih baik dari pada mukmin yang lemah. Bahkan orang shaleh bisa
bersedih dan menangis sambil berkata: “Kenapa saya lama tidak
diuji? Malah kita terbalik, kenapa saya diuji oleh Allah Swt?. Orang
shaleh mengharapkan ujian, bukan ujiannya tapi kerena mereka tahu
dibalik ujian akan mendapakan keberkahan.
Hadirin jamaah yang dimulaiakan Allah swt.
Demikianlah ceramah yang sempat saya sampaikan. Terima
kasih atas segala perhatiannya dan mohon maaf atas segala
kekurangannya.
‫وباهلل التوفيق والسعادة‬
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
IKHTIAR DAN DOA
Oleh : KM. Andi Wahyuddin, S. Ag

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


َ
‫على أله‬ َ ‫علَى أ َ ْش َرفِ ْاأل ْنبِيَاءِ َوالم ْر‬
َ ‫ َو‬، َ‫س ِليْن‬ ْ َ َ ‫سالَم‬ َّ ‫صالَة َوال‬ َّ ‫ َوال‬، َ‫ا ْل َح ْمد هلل َربِّ ِ ا ْلعَالَ ِميْن‬
‫ أ َ َّما بَ ْعد‬،‫ان ِإلَى يَ ْو ِم ال ِدِّي ِْن‬ ْ َ ‫َوأ‬
َ ‫ص َحابِ ِه َو َم ْن تَبِعَه ْم بِإِ ْح‬
ٍ ‫س‬
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah
Swt yang telah memberikan kita rahmat dan hidayahnya sehingga kita
dapat hadir berkumpul di tempat yang penuh mubarakah ini
Shalawat serta salam kita curahkan kepada baginda Rasulullah
Muhammad saw, Nabi yang menjadi rahmatan lil’alamin dan jg
sebagai suri tauladan bagi kita semua, semoga karna kecintaan kita
kepada Rasulullah dan juga sholawat kita kepada beliau kita bisa
mendapatkan syafaat Rasulullah diakhirat kelak. Aamiin ya rabbal
‘aalamiin
Dalam kehidupan ini kita tak luput dari yang namanya ikhtiar
dan doa karna apabila kita ingin merubah hidup jadi lebih baik perlu
yg namanya ikhtiar dan doa. Allah berfirman dalam surah Ar-Ra’d,
ayat 11,
‫إِ َّن هللاَ ال يغَيِِّر َما بِقَ ْو ٍم َحتَّى يغَيِِّروا َما بِأ َ ْنف ِس ِه ْم‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu
kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri.”
Ayat ini menegaskan bahwa jika seseorang menginginkan
sesuatu, misalnya perubahan nasib, mendapatkan rezeki, ilmu,
kelulusan ujian, kesehatan, dan sebagainya, maka ia harus melakukan
suatu usaha secara aktif dan nyata, dan inilah yang disebut dengan
ikhtiar atau usaha lahiriah.
Jadi seseorang akan tetap bodoh kalau ia tidak berusaha mengatasi
kebodohannya dengan cara mencari ilmu. Seseorang akan tetap hidup
sengsara jika ia tidak berikhtiar untuk lepas dari kesengsaraanya,
misalnya dengan bekerja keras. Seseorang akan tetap pada watak dan
kebiasaannya, seperti pelit, suka iri, malas, pendendam, dan
sebagainya, sampai ia berusaha mengubah watak dan kebiasaan
tersebut. Seseorang akan tetap sakit sampai ia berusaha mencari
kesembuhan dengan cara berobat.
Berikhtiar adalah wajib. Maka barang siapa mau berikhtiar,
ikhtiarnya akan dicatat sebagai ibadah. Jika ikhtiarnya membuahkan
hasil, maka setidaknya ia akan mendapat 2 (dua) keuntungan.
Pertama, ia akan memperoleh pahala dari Allah SWT. Kedua, ia akan
mendapat keberhasilan atau manfaat dari apa yang telah ia usahakan.
Tetapi jika ikhtiarnya belum berhasil, maka setidaknya ia akan
mendapat pahala dari Allah SWT. Jika ia sabar, maka ia akan
mendapatkan pahala yang berlipat.
Untuk memperlancar atau mempermudah ikhtiar kita mencapai
keberhasilan, kita perlu dan bahkan harus melakukan doa sebagai
usaha batiniah. Allah SWT berfirman dalam Surat Al Mukmin, ayat
60:
‫ادْعونِي أ َ ْست َِجبْ لَك ْم‬
Artinya: “Berdoalah kepada-Ku, Aku akan mengabulkannnya”
Allah SWT akan memberikan jawaban atau merespons apa
yang menjadi keinginan atau usaha kita, kalau kita berdoa kepada-
Nya. Hikmah berdoa kepada Allah SWT dalam kaitannnya dengan
ikhtiar adalah bahwa doa akan mendekatkan kita kepada Allah SWT,
dan karenanya akan memperlancar tercapainya apa yang kita
usahakan.
Hikmah lain adalah bahwa dengan berdoa, kita akan terhindar
dari klaim bahwa keberhasilan kita semata-mata karena ikhtiar kita
sendiri tanpa campur tangan dari Allah SWT. Tentu ini akan mejadi
kesombongan yang luar biasa sebagaimana disebutkan dalam ayat
berikutnya,
َ‫س َيدْخلونَ َج َهنَّ َم دَاخِ ِرين‬ َ َ‫ِإ َّن الَّذِينَ َي ْست َ ْك ِبرون‬
َ ‫ع ْن ِع َبادَتِي‬
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari
menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina.”
(QS al-Mu’min: 60)
Maka dari itu, tidak sepatutnya kita lupa berdoa kepada Allah
SWT dalam setiap usaha kita meraih sesuatu. Semakin banyak kita
berdoa dalam kehidupan kita sehar-hari, semakin dekatlah kita kepada
Allah SWT dan tentu ini menjadi hal yang terpuji karena dengan
berdoa kita menunjukkan kerendahan dan pengakuan betapa kecil dan
lemahnya kita di depan Allah SWT.
Oleh karena itu kita sebagai manusia untuk meraih segala
sesuatu perlu adanya ikhtiar dan doa karena apabila Ikhtiar tanpa doa
adalah kesombongan, begitupun Doa tanpa ikhtiar adalah sia sia jika
ikhtiar dan doa sudah kita lakukan tinggal kita bertawakkal kepada
Allah Swt dan Insyaallah akan menghasilkan hasil yang terbaik.
Cukup sekian yang saya sampaikan mohon maaf apabia ada
kekurangan.
‫وباهللا التوفيق والسعادة‬
‫والسلم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
IKHLAS DAN MENJAGA HATI
Oleh : KM. Arya Dekhan, S. Ag

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


َ
ِ‫ى أ ْش َرف‬ َ ‫سالَم‬
َ ‫عل‬ َّ ‫صالَة َوال‬َّ ‫ َوال‬،‫ِّين‬ ِ ‫ور الدُّ ْنيَا َوال ِد‬ ِ ‫علَى أم‬ َ ‫ َوبِ ِه نَ ْست َ ِعيْن‬، َ‫ب ا ْلعَالَ ِمين‬ ِ ِّ ‫ا ْل َح ْمد ِ ََّلِلِ َر‬
‫ أ َ َّما بَ ْعد‬، َ‫ص ْحبِ ِه أَجْـ َمـعِين‬َ ‫لى آ ِل ِه َو‬
َ ‫ع‬ َ ‫سلِينَ َو‬ َ ‫الـم ْر‬
Alhamdulillah, segala puji kita panjatkan kepada Allah Swt,
atas segala nikmat yang senantiasa diberikan kepada kita. Shalawat
beserta salam kita kirimkan kepada Nabi saw yang manjadi utusan
mulia dan membawa rahmat untuk seluruh alam.
Jamaah yang dirahmati Allah
Umat Islam dituntun untuk senantiasa melakukan perbuatan
baik. Tentu sikap baik ini juga termasuk dalam pandangan Allah Swt,
bukan hanya manusia. Jika ditelaah bahwasanya, semua ayat dalam
Al-Qur’an dan tuntunan Nabi saw adalah berisi kebaikan. Salah satu
ayat Al-Qur’an, Allah Swt memerintahkan umat Islam untuk berbuat
baik.
َّ ‫وا بِأ َ ْيدِيك ْم ِإلَى ٱلت َّ ْهل َك ِة ۛ َوأ َ ْحسِن ٓو ۟ا ۛ ِإ َّن‬
َ‫ٱَلِلَ يحِ بُّ ٱ ْلمحْ ِسنِين‬ ۟ ‫ٱَلِل َو َال ت ْلق‬
ِ َّ ‫سبِي ِل‬َ ‫وا فِى‬ ۟ ‫َوأَنفِق‬
(Artinya: ‘Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan
janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan; dan
berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berbuat baik.’ (QS Al Baqarah: 195).
Jamaah yang dirahmati Allah
Kebaikan saja tidak cukup dalam menjadikan amal perbuatan
kita diterima. Bahwasanya Islam tidak hanya menuntut untuk berbuat
baik, tapi juga harus berbarengan dengan perasaan yang ikhlas. Ikhlas
menjadi salah satu hal yang dipandang dan dianjurkan dalam
pelaksanaan ajaran agama. Meski cenderung sederhana dan ringan,
namun pada prakteknya, perasaan ikhlas dalam kebaikan seringkali
terabaikan.
Tindakan ikhlas menjadi salah satu perbuatan atau hal yang
sangat dicintai oleh Allah. Ikhlas dalam berbuat baik atau beribadah,
berarti melakukannya semata-mata mengharap rida Allah Swt, bukan
yang lain. Orang-orang yang ikhlas tidak mengharapkan pujian dari
manusia dan tidak merasa riya, karena perbuatan amalnya hanya untuk
Allah Swt.
Umat Islam mendapat perintah untuk melakukan semua amal
perbuatan baik dengan ikhlas. Sebab orang akan sibuk memikirkan
kepentingan diri mereka sendiri tanpa menempatkan agama dalam
kebaikan sebagai prioritas di hidupnya. Ikhlas dalam beragama jadi
amat utama dan penting untuk kita sama-sama pupuk dalam diri dan
hati kita, karena ketika kita ikhlas, maka semua urusan akan menjadi
lebih terang dan mudah saat dijalankan.
Ikhlas dalam mengerjakan kebaikan tentu tak dapat dipisahkan
dari perasaan yang baik, perasaan yang baik berasal dari hati yang
murni dan terjaga dalam perbuatannya. Marilah kita semua berlindung
kepada Allah Swt untuk hati yang tidak baik. Tanpa disadari berapa
banyak penyakit hati yang kita miliki, meskipun begitu berusahalah
membersihkannya dengan jalan mendekatkan diri kepada Allah
semata.
Memang benar bahwa menjaga hati tidak mudah dalam setiap
perbuatan manusia, yang tak luput dari kesalahan. Namun bukan
berarti bahwa kita membiarkan perasaan larut menghitam tanpa
membersihkan dan menjaganya. Jika diibaratkan bahwa hati kita itu
sebagai rumah, maka perlu untuk senantiasa membersihkan dari
berbagai debu yang berjelaga agar tetap bersih.
Dalam Al-Qur'an, Allah Swt berfirman yang artinya: ''Maka
tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, sehingga hati (akal) mereka
dapat memahami, telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya
bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam
dada.'' (QS. Al Hajj: 46)
Jadi bisa dikatakan bahwa jika hati kita baik maka seluruh
anggota badan kita sehat dan baik. Begitu kebalikannya, jika hati kita
buruk dan tak terjaga maka anggota badan lainnya pun demikian.
Jamaah yang dirahmati Allah
Marilah kita senantiasa menjaga hati dalam kondisi yang baik
dalam menjalankan kebaikan dan perintah Allah. Karena
keberuntungan seseorang berasal darikebersihan dan kesucian hati
nya. Allah swt berfirman :
َ ‫قَدْ أ َ ْفلَ َح َمن زَ َّك ٰى َها َوقَدْ خ‬
‫َاب َمن دَس َّٰى َها‬
Artinya: Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu);
dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.
Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa orang yang
menyucikan hatinya adalah orang yang beruntung juga menang.
Kemudian cara seseorang dalam menjaga dan mebersihkan hatinya
adalah dengan mentaati Allah dan juga Rasul-Nya.
Semoga Allah senantiasa memberikan kita kekuatan dan
kesabaran dalam menjaga hati serta perasaan untuk beribadah dan taat
kepada Allah. Sehingga amal perbuatan kita senantiasa didasari
dengan perbuatan yang ikhas semata mata karena-Nya.
Cukup sekian yang saya sampaikan, semoga bermanfaat untuk
kita semua. Mohon maaf jika ada kesalahan.
‫وباهللا التوفيق والسعادة‬
‫والسلم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
ALLAH SANG PENULIS SKENARIO TERBAIK
Oleh : KM. Agustina A., S. Pd

‫الرحِ ي ِْم‬
َّ ‫الر ْح َم ِن‬ َّ ‫ّٰللا‬ِ َّ ‫بِس ِْم‬
‫ّٰللا َوبَ َركَاته‬ِ َّ ‫علَيْك ْم َو َرحْ َمة‬ َ ‫اَلس ََّالم‬
ْ َ ْ
َ ‫علَى ا َ ْش َرفِ الأل ْنبِيَاءِ َوالم ْر‬
َ‫س ِليْن‬ َ ‫سالَم‬ َّ ‫ َوال‬،‫ان َو ْاإلس َْال ِم‬ َ ‫ال َح ْمد هللِ الَّذِي أ َ ْنعَ َم‬
ِ ‫علَ ْينَا بِنِ ْع َم ِة ْاإل ْي َم‬
‫ أ َ َّما َب ْعد‬. َ‫ص َحا ِب ِه ا َ ْج َم ِعيْن‬
ْ َ ‫علَى آ ِل ِه َوأ‬ َ ‫سيَّ ِدنَا م َح َّم ٍد َو‬
َ
Hadirin dan hadirat yang in syaa Allah dirahmati oleh Allah swt.
Tiada kata yang pantas kita ucapkan selain kata Alhamdulillah,
karena sampai detik ini Allah masih memberi kita berbagai macam
nikmat yang tak mampu kita hitung satu per satu. Diantara nikmat
terbesar yang wajib kita syukuri adalah nikmat hidup, nikmat sehat,
terlebih lagi nikmat iman dan takwa kepada-Nya.
Shalawat serta salam tak lupa pula kita kirimkan kepada
baginda Rasulullah saw. beliau adalah sang idola kita sesungguhnya
yang kita jadikan sebagai panutan hidup agar selamat di dunia dan di
akhirat.
Hadirin yang dirahmati oleh Allah swt.
Allah swt. berfirman di dalam Al-Qur’an surah AL-An’am: 59
:
‫ب َال يَ ْعلَم َها ٓ ا َِّال ه ِۗ َو َويَ ْعلَم َما فِى ْالبَ ِ ِّر َو ْالبَح ِۗ ِْر َو َما تَسْقط مِ ْن َّو َرقَ ٍة ا َِّال يَ ْعلَم َها‬ ِ ‫َو ِع ْندَ ٗه َمفَاتِح ْالغَ ْي‬
‫ب ُّمبِي ٍْن‬ٍ ‫ي ِك ٰت‬ ْ ِ‫ب َّو َال يَابِ ٍس ا َِّال ف‬ ٍ ‫ط‬ ْ ‫ض َو َال َر‬ ِ ‫اال ْر‬ َْ ‫ت‬ ِ ٰ‫ي ظلم‬ ْ ِ‫َو َال َحبَّ ٍة ف‬
Artinya : “Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada
yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat
dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak
diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan
tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis
dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)”. (QS. Al-An’am: 59)
Dari ayat ini dapat kita pahami bahwa, segala sesuatu yang
terjadi di dunia ini semuanya telah diatur oleh Allah sebagai Khaliq
atau pencipta alam semesta beserta isinya. Tidak ada yang namanya
kebetulan atau hasil rekayasa, akan tetapi semuanya telah diatur
sedemikian rupa oleh Allah swt. Jauh sebelum kita dilahirkan, semua
peristiwa sudah Allah tuliskan di Lauh Mahfuzh. Bahkan daun
sekalipun yang jatuh dari pohonnya sudah menjadi ketetapan Allah.
Jika kita mengimani hal ini, maka ketika kita menghadapi
sebuah musibah atau peristiwa yang tidak kita sukai, seperti
kehilangan harta benda, jabatan, bahkan keluarga yang kita cintai, kita
akan menerima semua itu dengan lapang dada dan hati yang tenang.
Tidak ada yang akan kita salahkan, tidak ada yang akan kita kambing
hitamkan, tidak akan ada perasaan sedih yang berlebihan. Mengapa
demikian? Karena kita sudah yakin dan mengimani bahwa segala
sesuatu yang terjadi di dunia ini, sudah menjadi izin-Nya Allah swt.
Mari kita renungkan ayat di bawah ini :
‫ع ِل ْي ٌم‬
َ ٍ‫يء‬
ْ ‫ش‬ ‫اَلِل َي ْه ِد قَ ْل َب ٗه َِۗو ه‬
َ ‫ّٰللا ِبك ِِّل‬ ْ ٌۢ ْ‫ّٰللا َِۗو َم ْن يُّؤ‬
ِ ‫مِن ِب ه‬ ِ ‫ص ْي َب ٍة ا َِّال ِب ِاذْ ِن ه‬ ْ ‫اب‬
ِ ‫مِن ُّم‬ َ َ ‫َما ٓ ا‬
َ ‫ص‬
Artinya : “Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa (seseorang),
kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa beriman kepada Allah,
niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. At-Taghabun: 11)
Dari ayat ini bisa kita pahami bahwa jika ingin diberi petunjuk
atau solusi atas masalah yang menimpa kita, tugas kita hanya 1 yaitu
mengimani bahwa musibah yang terjadi ini sudah menjadi ketetapan
Allah. Jadi, terima saja dulu apa yang menjadi kehendak-Nya Allah.
Kita mau protes, mau protes ke siapa? Mau protes ke Allah atas
musibah yang terjadi? Itu tidak mungkin, karena kita hanyalah
makhluk ciptaan-Nya sementara Allah adalah sang Khalik atau
pencipta.
Hadirin wal hadirat rahimakumullah
Jadi sebagai hamba, kita harus patuh kepada Allah. Ibaratnya
hubungan antara direktur dan karyawan, karyawan harus mengikuti
semua aturan yang telah ditetapkan oleh direktur. Jika tidak, maka
siap-siap menerima konsekuensi yang telah disiapkan. Konsekuensi
yang paling fatal yaitu dipecat atau dikeluarkan dari perusahaan. Akan
tetapi, jika menjadi karyawan yang berprestasi maka akan
mendapatkan penghargaan. Seperti: naik jabatan, dinaikkan gajinya,
dan disegani oleh karyawan lain.
Begitu juga dengan kita sebagai hamba, wajib mentaati segala
perintah dan menjauhi segala larangan yang telah ditetapkan Allah.
Jika kita melanggar aturan Allah, konsekuensinya adalah siksa dunia,
kubur, bahkan siksa neraka. Akan tetapi ketika kita menjadi hamba
yang taat, maka janji Allah akan memberikan kita kebahagian hidup di
dunia dan di akhirat. Tentunya kebahagiaan abadi yakni ketika
bertemu dengan sang Khaliq di surga-Nya in syaa Allah.
Maka dari itu, sepatutnya kita sebagai hamba menyerahkan
segala urusan kita kepada Allah. Jika ada masalah, cukup minta
tolongnya kepada Allah. Sebagaimana firmannya dalam QS. Al-
Baqarah : 153 yang berbunyi:
َ‫صبِ ِريْن‬ ‫ص ٰلوةِ ِۗ اِ َّن ه‬
‫ّٰللاَ َم َع ال ه‬ َّ ‫ٰيٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنوا ا ْست َ ِعيْن ْوا بِال‬
َّ ‫صب ِْر َوال‬
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan
(kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-
orang yang sabar”.
Ayat ini pendek, akan tetapi mempunyai makna yang luar
biasa. Dari ayat ini, kita bisa menyimpulkan bahwa jika ingin ditolong
oleh Allah, kita harus melakukan 3 hal:

1. Beriman
Allah hanya memanggil orang yang beriman dalam ayat ini.
Itu membuktikan bahwa hal yang harus kita lakukan pertama
adalah beriman, meyakini dengan sebenar-benarnya keyakinan
bahwa Allah itu ada. Allah maha diatas segala-galanya. Allah
yang menciptakan kita dan segala yang ada di langit dan di
bumi. Termasuk masalah atau ujian hidup yang kita alami,
semua sudah menjadi kehendak-Nya.
2. Sabar
Setelah beriman, seharusnya kita bersabar atas segala sesuatu
yang menimpa kita. Seberat apapun masalah itu, kita harus
menjadikan sabar sebagai senjata utama kita. Karena orang
yang bersabar pasti akan dibersamai oleh Allah. Sebagaimana
dari penutup ayat ini
َ‫صبِ ِريْن‬ ‫ إِ َّن ه‬sungguh Allah bersama orang-orang yang
‫ّٰللاَ َم َع ال ه‬
sabar. Jika Allah sudah bersama kita, yakin dan percaya
masalah yang kita hadapi akan mendapat pertolongan dari
Allah.
3. Shalat
Nah, ini yang menjadi kunci utama jika ingin mendapatkan
pertolongan Allah yaitu mendirikan shalat. Shalat ini adalah
kewajiban yang wajib kita tunaikan 5 kali dalam sehari
semalam. Shalat menjadi penentu kesuksesan seseorang baik
di dunia maupun di akhirat. Jika shalat seseorang sudah baik,
in syaa Allah hidupnya akan tenang. Meskipun di mata
manusia orang tersebut terlihat kekurangan, akan tetapi ketika
ia ditimpa masalah/ujian hidup ia tetap tenang dan merasa
bahagia.

Hadirin yang dirahmati oleh Allah swt.


Sebagai kesimpulan, janganlah risau atau terlalu memusingkan
permasalahan hidup yang menimpa kita. Karena semua yang terjadi
sudah menjadi ketetapan Allah. Serahkan semua urusan kepada Allah,
nantilah Allah yang akan menyelesaikan permasalahan hidup kita. Jika
kita sudah melibatkan Allah, maka in syaa Allah kita akan
mendapatkan kebahagian di dunia dan di akhirat.
Demikian yang sempat saya sampaikan, mohon maaf atas
segala kekurangan.
‫وباهللا التوفيق والسعادة‬
‫والسلم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
MEMBANGUN KETAATAN DAN KEDAMAIAN UMAT
Oleh : Anjasmara, S. Pd

‫ّٰللا َوبَ َركَاته‬ ِ َّ ‫علَيْك ْم َو َرحْ َمة‬ َ ‫اَلس ََّالم‬


‫علَى آ ِل ِه‬ َ ‫علَى أ َ ْش َرفِ ْاأل َ ْنبِيَاءِ َوا ْلم ْر‬
َ ‫ َو‬، َ‫س ِليْن‬ َ ‫سالَم‬ َّ ‫صالَة َوال‬ َّ ‫ َوال‬، َ‫ا ْل َح ْمد هلل َربِّ ِ ا ْلعَالَ ِميْن‬
‫ أ َ َّما بَ ْعد‬،‫ان ِإلَى يَ ْو ِم ال ِدِّي ِْن‬ ْ َ ‫َوأ‬
َ ْ‫ص َحابِ ِه َو َم ْن تَبِعَه ْم بِإِح‬
ٍ ‫س‬
Hadirin yang di rahmati oleh Allah Swt
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah
memberikan kepada kita beribu-ribu Nikmat terutama nikmat iman,
islam, dan sehat wal’afiat sehingga kita masi sempat hadir di tempat
yang insyaAllah di muliakan oleh Allah.
Shalawat dan salam mari kita kirimkan kepada baginda
Rasulullah saw, sang pemimpin ulum diatas jagat persada bumi
ini,jangankan orang islam, non muslim pun lupuk atas kepemerintahan
rasul, bahkan menempatkan rasulullah sebagai pemimpin yang paling
berpengaruh diatas bumi ini. Yaa rasul kami rindu suasana
zamanmu....
hadirin yang berbahagia.....
Memang susah untuk mengulang waktu yang telah
berlalu,apalagi mengiginkan zaman yang telah di huni oleh
Rasulullah, zaman yang makmur,zaman yamg penuh kasi sayang,
penuh dangan keadilan, penuh dengan pengayoman terhadap kaum
yang tertindas,cerdas juga berakhlak, abid juga berilmu. Itulah zaman
yang telah meninggalkan cerita untuk umat islam, apakah hari ini itu
yang kita rasakan di negri kita ini cerdas tidak mengambil hak ornag
lain. berangakat dari statemen tersebut adapun judul ceramah yang
akan saya bawakan yaitu “Membangun Ketaatan dan Kedamaian
Umat”
Berkaitan dengan hal ini allah SWT berfirman dalam Qur’an
surah An-Nisa: 59 yang berbunyi:
َ ْ ‫الرس ْو َل َواولِى‬
ْ ‫اال ْم ِر ِم ْنك ۚ ْم فَا ِْن تَنَازَ عْت ْم ِف‬
‫ي‬ َّ ‫ّٰللا َواَطِ يْعوا‬َ ‫ٰيٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمن ْٓوا اَطِ يْعوا ه‬
‫سن‬َ ْ‫االخِ ِۗ ِر ٰذلِكَ َخي ٌْر َّوا َح‬ٰ ْ ‫اَلِل َوا ْليَ ْو ِم‬
ِ ‫الرس ْو ِل ا ِْن ك ْنت ْم تؤْ مِن ْونَ بِ ه‬ ِ ‫يءٍ فَرد ُّْوه اِلَى ه‬
َّ ‫ّٰللا َو‬ ْ ‫ش‬ َ
ࣖ ‫ت َأ ْ ِوي ًْال‬
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan
taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di
antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.

Tak diragukan lagi bahwa sanya ayat ini menjelaskan kepada


kita bahwa hidup bermasyarakat merupakan suatu keniscayaan bagi
setiap manusia. Diciptakan sebagai makhluk interdependensi atau
makhluk sosial, membuat setiap manusia saling bergantung dengan
manusia lainnya. Hakikatnya, setiap manusia membutuhkan partner
atau orang lain untuk pemenuhan kebutuhan hidup, walaupun ada
kebutuhan-kebutuhan yang dapat dipenuhi sendiri.
Realitas di atas senada dengan teori yang telah disampaikan
oleh Ibnu Khaldun, bapak sosiologi dunia, dalam magnum opusnya al-
Muqaddimah, ia menyampaikan bahwasanya, "al-insanu madaniyyun
bi al-thab'i", yang berarti setiap manusia membutuhkan manusia yang
lain.
Saling ketergantungan antar sesama manusia pun menjadi
bukti bahwa tidak semua manusia memiliki keberfungsian sosial
dalam memenuhi kebutuhannya. Faktanya, kita dapat menemukan
individu atau kelompok masyarakat yang menyandang masalah sosial.
Sehingga, bukan suatu kebetulan jika Allah Swt. menciptakan
manusia berpasang-pasangan, terdiri atas laki-laki dan perempuan,
hidup bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, melainkan agar mereka
saling mengenal, saling melengkapi satu sama lain, dan bahu
membahu dalam membangun kehidupan yang damai di bumi.
Oleh karena itu saya ingin sampaikan kebutuhan utama yang
melanda masyarakat dunia adalah kebutuhan akan rasa aman. Yang
termasuk dalam kebutuhan ini antara lain adalah keamanan dan
perlindungan.
Akan tetapi, dewasa ini khususnya di Indonesia, perselisihan
antar individu maupun kelompok kerap terjadi. Permulaan yang
membuat pertikaian itu terjadi biasanya karena kedua belah pihak
saling melontarkan narasi kebencian. Terlebih di era media sosial
seperti sekarang, walaupun terhalang oleh jauhnya jarak, hanya
dengan saling memberikan komentar atau salah dalam berkomunikasi
pun dapat dengan mudah melahirkan pertengkaran.
Tidak sedikit kasus kematian mengerikan yang dipicu oleh
media sosial. Melalui media sosial juga, tindak kejahatan seperti
penipuan, fitnah, dan adu domba semakin mudah terjadi. Oleh
karenanya, sebagai seorang muslim seharusnya kita harus hati-hati
dalam bertindak. Pastikan kita senantiasa menjaga diri agar tidak
terjerumus ke dalam jurang perselisihan untuk menggapai kehidupan
yang aman dan damai.
Hadirin yang berbahagia
Untuk memenuhi kebutuhan di atas, setiap manusia dituntut
agar melangkahkan kaki untuk meraihnya. Pun dalam meraih
kedamaian hidup yang didambakan, setiap manusia harus berperan
aktif dalam menjaga keharmonisan, tidak saling membenci, dan
membangun kasih sayang antar sesama. Maka, tak heran jika Ibn
'Asyur, Tokoh Pembaharu Kontemporer dari Tunisia dalam kitabnya
Ushul al-Nizham al-Ijtima'i fi al-Islam, ia menyampaikan bahwa hal
pertama dan utama yang harus diperbaiki dalam membangun
masyarakat yang aman dan damai adalah dimulai dari islahul ifrad
atau memperbaiki individunya terlebih dahulu. Jika setiap individu
dapat memperbaiki pola pikir (mindset), dan membangun semangat
dalam dirinya untuk berbuat baik. Maka niscaya dalam skala besar
pun dapat diwujudkan.
Hadirin yang berbahagia
Jadi untuk merahi keta’atan dan kedamaian umat langkah yang
harus dilakukan adalah

1. Athii’ullaaha wa Athii’ur rasuula (taatilah Allah dan taatilah


rasulnya Muhammad SAW)

Orang yang memiliki imam di hati di perintahkan untuk mentaati


allah dan nabi Muhammad SAW. Ketaatan ini mutlak dilakukan
tak bisa ditawar. Orang yang taat kepada Rasullah pada hakikatnya
taat kepada Allah. Sebab tidak ada satupun perintah Rasullah
yang bertentangan dengan perintah allah. Ibnu katsir menjelaskan
taat kepada Allah mengikuti ajaran Al-Quran, sedangkan taat
kepada rasulullah adalah dengan mengamalkan sunnahnya. Sayyid
Qutub dalam tafsir fi Zhilail Quran menjelaskan Allah wajib
ditaati. Oleh karena itu sebagai orang beriman untuk merahi
ketaatan dan kedamaian kita harus taat kepada Allah dan taat
kepada rasulullah.

2. Wa ulill amri minkum ( pemegang kekuasan / pemerintah)


Redaksi firman Allah ini tidak mengulang kata athii’u
sebagaimana perintah saat pada Allah dan rasulullah. Artinya
ketaatan kepada para pemimpin hanya ketika perintahnya tidak
bertentangan dengan Allah dan Rasulullah. Menurut Syaikh
Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Munir menjelaskan bahwa ulil
amri adalah pemimpin dan para ulama. Ketaatan kepada pemimpin
harus dibingkai dengan ketaatan kepada allah dan Nabi SAW.
Tidak boleh dalam kemaksiatan dan kemungaran. “ Sesunggunya
ketaatan itu hanyalah dalam masalah kebaikan.” (HR. bukhari dan
muslim)

Sebagai kesimpulan, bahwa sebagai sesama makhluk di bumi, setiap


kita harus saling mengulurkan tangan, membantu saudara-saudara
yang membutuhkan, berempati, serta menciptakan kehidupan yang
harmonis sehingga, untuk mewujudkan dan menghidupkan cita-cita
al-Quran dan Negara kita tercinta dalam menggapai kedamaian umat
yang didambakan oleh seluruh manusia di muka bumi ini pun dapat
ditunaikan dan ditegakkan dengan baik.
Hadirin hadirat yg sy hormati
Demikianlah ceramah yang sempat saya bawakan kurang dan
lebihnya mohon di maafkan karna saya hanya lah manusia biasa yang
tak lupuk dari kesalahan seperti pepatah mengatakan “TIADA
GUNUNG TANPA PUNCAK, TIADA MANUSIA TANPA
KESALAHAN” Olehnya itu mohon di maafkan...Akhir kata
‫وباهللا التوفيق والسعادة‬
‫والسلم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
ADA TIGA HAL YANG MERUSAK SYAHADATAIN
Oleh : Drs. Syamsu Alam

ِ َّ ٰ ‫علَيْك ْم َو َر ْح َمة‬
‫ٱَلِل َوبَ َركَاته‬ َ ‫ٱلس ََّالم‬
‫ضنَا بِا ْ ِإل ْي َما ِن َوالت ُّ ٰقى‬ َ ‫َلِلالَّذِىا َ ْك َم َل لَنَا ِد ْينَنَا ْاإلس َْال َم َواَت ََم‬
َ ‫علَ ْينَا نِ ْع َمت َه َو ِر‬ ِ َّ ِ ‫ا َ ْل َح ْمد‬
‫ص َحا بِ ِه اَجْ َم ِعيْنَ ـ ا َ َّما بَ ْعد‬ْ َ ‫علَى ٰا ِل ِه َوا‬ َ ‫علَى‬
َ ‫سيِِّ ِدنَا َو َحبِ ْيبِنَا م َح َّمد ٍَو‬ َ ‫ص َالة َوالس ََّالم‬ َّ ‫َوال‬
Puji syukur yang tak terukur kita hadapkan kehadirat Allah
SWT yang penuh kasih sayang Yang Maha Rahman pada makhluk-
Nya. Semoga kita tetap mendapat Rahman dan Rohimnya, insya
Allah.
Sholawat dan salam kita peruntukan kepada Baginda
Rasulullah SAW. Rasul suri teladan dalam segala aspek kehidupan,
sekaligus rahmatan lil ‘alamin. Semoga kita mendapatkan syafaat
beliau untuk mendapatkan bahagia di dunia dan selamat di akhirat,
insya Allah.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, perkenankan saya
menyampaikan sebuah ceramah yang berjudul: “Ada Tiga Hal yang
Merusak Syahadatain”
Hadirin sekalian yang saya hormati
Setiap insan yang telah menyandang predikat muslim dan
muslimah telah melafazkan ikrar syahadat yang dikenal dengan
syahadatain sebagai pengakuan aqidah terhadap Allah SWT dan
pengakuan Muhammad adalah Rasulullah. Setiap muslim yang telah
bersyahadat berarti siap bertanggung jawab terhadap apa yang
diikrarkan melalui lafaz syahadatain tersebut yang merupakan
pengokohan aqidah dalam hati sebagai pondasi keimanan.
Syahadatain merupakan pernyataan batin yang harus
diwujudkan dengan pembuktian amal ibadah, baik ibadah fardhu
maupun ibadah sunnah, baik aktivitas pribadi maupun aktivitas sosial
kemasyarakatan agar syahadatain menjadi pondasi pokok dalam
memahami bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT yang disembah
dan tempat memohon pertolongan segala kebutuhan.
Dalam Al Quran Surah Muhammad ayat 19 Allah berfirman :
‫ٱَلِل يَ ْعلَم متَقَلَّبَك ْم‬
َّ ‫ت ِۗ َو‬ َّ ‫فَٱ ْعلَ ْم أَنَّهۥ َالٓ إِ ٰلَهَ إِ َّال‬
ِ َ‫ٱَلِل َوٱ ْست َ ْغف ِْر ِلذَ ٌۢنبِكَ َو ِل ْلمؤْ مِ نِينَ َوٱ ْلمؤْ مِ ٰن‬
‫َو َمثْ َو ٰىك ْم‬
Artinya: “Maka ketahuilah bahwa tidak ada Tuhan yang patut
disembah selain Allah dan mohonlah ampunan atas dosamu
dan atas dosa orang-orang mukmin laki-laki dan
perempuan. Dan Allah mengetahui tempat usaha dan tempat
tinggalmu.”
Hadirin sekalian yang saya hormati
Syahadatain yang kita ikrarkan tidak hanya ibadah lisan tetapi
hendaknya mencakup sikap istiqomah dalam amal perbuatan yang
menuntut kita untuk menyertakan ikrar syahadatain dalam keyakinan
‫ ( ق ۡل ه َو ه‬katakanlah dia Allah itu ahad ) dan ‫ص َمد‬
bahwa ٌ‫ّٰللا ا َ َحد‬ َّ ‫ّٰللا ال‬ ‫َه‬
Allah tempat meminta pertolongan. Dia Allah ‫ ( َالش َِريْكَ لَه‬tidak ada
sekutu bagi-Nya ) bahkan Allah SWT. diyakini dalam ikrar
syahadatain memiliki sifat ‫ ( ٳلالَهَ ا َِّال ه َواالَّطِ يْف ا ْل َخبِيْر‬tidak ada Tuhan
kecuali Dia Yang Maha Lembut dan Maha Teliti )
Namun demikian perlu berhati-hati tentang tiga hal yang dapat
membatalkan syahadatain yang disebut ‫ش َها دَتَي ِْن‬ َّ ‫ ن ََواقِص ال‬yang merusak
kemurnian ketauhidan. Ketiga hal tersebut yaitu:

َ ‫اِ َّن الش ِْركَ لَظ ْل ٌم‬


1. ‫عظِ ْي ٌم ـ‬

Artinya “Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah kezaliman


yang besar.”
Perbuatan syirik bagi orang yang melakukannya berarti dia
memperhambakan dirinya kepada sesama makhluk Allah SWT.
sekaligus dia merendahkan martabat kemanusiaan dia membalikkan
kesempurnaan dan kemuliaan manusia dari apa yang diperbuatnya,
serta meremehkan kebesaran dan kekuasaanAllah SWT.

2. ‫( ا َ ْ ِال ْل َحاد‬Penyimpangan dari kebenaran)

Menurut ajaran aqidah dan syariat, Al-Ilhad adalah suatu


kegiatan yang menyimpang dari kebenaran, baik kebenaran keyakinan
aqidah, maupun kebenaran fiqih Syariah. Iman Ash falani dalam
bukunya “Mufradat Alfathul Quran” beliau menulis kata Al-Ilhad
berarti penyimpangan dari kebenaran, terutama penamaan zat Allah
SWT keluar dari Asmaul Husna yang 99 tersebut demikian pada sifat -
sifat serta keagungan Allah SWT dalam setiap perbuatannya.

3. ‫ ( النِفاَق‬Munafik ) artinya berwajah islam tetapi dalam hatinya


berhati kafir
ِ َّ‫إِ َّن ٱ ْلم ٰنَ ِفقِينَ فِى ٱلد َّْركِ ْٱأل َ ْسفَ ِل ِمنَ ٱلن‬
‫ار‬

Artinya: “Sesungguhnya orang munafik itu tempat kembalinya paling


di bawah di neraka”
An-Nifaq Artinya orang yang lain di mulut dan lain di hati,
karena dalam hatinya ada penyakit ketidakjujuran. Orang yang
memiliki sifat an-nifaq digambarkan sebagai orang bermuka dua.
Dalam hadits Rasulullah SAW. yang diriwayatkan Imam Bukhari Dan
Abi Dunya.
‫ت َِجد ْونَ ش ََّرالنَّا ِس ذَاا ْل َو ْج َهي ِْن الَّذِى َيأ ْ تِى هَؤ َالءِ ِب َو ْج ٍه َوهٓؤ ٓالءِ ِب َوجْ ٍه ٰاخ َِر(روه البحارى‬
)‫وابى الدنيا‬
Artinya : “Engkau akan dapati sejahat-jahat manusia yaitu yang
bermuka dua. Datang kemari dengan satu muka. Dan datang
ke sana dengan muka yang lain.” (HR Bukhari dan Abi
Dunya)
Hadirin sekalian yang saya hormati
Kalau kita meresapi ketika ‫ش َها دتَي ِْن‬ َّ ‫ ن ََوا قِص ال‬telah bergelora
dalam kehidupan seseorang, niscaya telah hilang martabat
kemanusiaan di sisi Allah SWT, butir syirik menguasai hawa nafsu,
sifat penyimpangan dari kebenaran dijadikan kebiasaan serta
peradaban dari kemasyarakatan disebutkan dengan sifat bermuka dua
sebagai kebanggaan hidup maka melekatlah dalam jiwa mereka
sebagai ‫ النِفَق‬oleh sebab itu mari menjauhkan diri dari ketiga sifat yang
َّ ‫ ال‬karena akan hilang martabat keimanan
bisa membatalkan nilai ‫ش َهدتَي ِْن‬
di sisi Allah SWT serta kepercayaan dan kehormatan telah pudar dari
pandangan sesama manusia Mari tanamkan dalam hati firman Allah
SWT :
َ‫َو َال ت َم ْوت َّن ا َِّال َوا َ ْنت ْم م ْسلِم ْون‬
Artinya : “Jangan mati kecuali dalam keadaan selamat (muslim)”
Hadirin sekalian yang saya hormati
Tanamkan dalam sanubari kita secara mendalam hal-hal
berikut:

✓ Penuhi rongga dada dengan bibit taqwa kepada Allah SWT


agar jangan dihinggapi noda syirik dalam hati.
✓ Pagari tiang istiqomah dalam kalbu agar jangan diterobos oleh
sifat-sifat penyimpangan dari pedoman kebenaran sejati.
✓ Tanami terapi kejujuran dalam jiwa, agar jangan lahir berwajah
2 dalam kehidupan yang berisi kepalsuan sehingga
menyandang gelar Al – Munafiqun
✓ Peliharalah kalimat syahadatain dengan teguh dan istiqomah
َّ ‫ن ََوا قِص ال‬
agar jangan diserang penyakit ‫ش َها دتَي ِْن‬

Hadirin sekalian yang saya hormati.


Demikianlah ceramah yang sempat saya sampaikan. Terima
kasih atas segala perhatiannya dan mohon maaf atas segala
kekurangannya.
‫وباهلل التوفيق والسعادة‬
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
MENSYUKURI NIKMAT ALLAH
Oleh : Aripin B., S. Pd. I

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫ الصالة والسالم على أشرف‬.‫ وبه نستعين على امور الدنيا والدين‬.‫الحمد هلل رب العالمين‬
‫ اما بعد‬.‫االنبياء والمرسلين سيدنا محمد وعلى اله واصحابه اجمعين‬
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat
Allah swt. yaitu Allah Yang Maha Kuasa, Allah yang telah
menciptakan alam semesta dan seisinya, termasuk di dalamnya ada
manusia dari ibu-ibu dan bapak-bapak, para pemuda pemudi, dari
tukang tahu sampai tukang jahit. Allah Yang Maha Agung, telah
menciptakan manusia mulai dari orang kota sampai orang kampung,
dari orang yang pesek sampai orang mancung, orang pendek dan
orang jangkung, serta orang gendut dan orang kurus.
Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada
baginda alam, yang senantiasa menjadi rahmatan lil ‘alamin dan
cahaya bagi seluruh alam, yakni Nabi Muhammad saw.
Hadirin, kaum muslimin dan muslimah
Semenjak kita dalam kandungan Ibu sampai kita lahir bahkan
sampai hari akhirat nantinya surga atau neraka Allah, yang namanya
manusia tak luput dari nikmat Allah swt. Kalau kita bicara tentang
nikmat Allah swt. berarti kita tidak terlepas dari empat perkara yang
harus kita ketahui selaku hamba Allah swt, yaitu:

1. Siapa yang memberi nikmat


2. Nikmat yang diberikan
3. Orang yang menerima nikmat
4. Ucapan syukur terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah

Hadirin, kaum muslimin dan muslimah


Pertama, pemberi nikmat. Siapa yang memberikan nikmat?
Yang memberi nikmat itu adalah Allah swt. Dialah yang berkuasa
menambah dan mengurangkan nikmat yang ada pada diri insan. Kalau
Allah yang berkehendak untuk menambahnya maka tak seorangpun
yang dapat menolaknya dan begitu sebaliknya. Kalau Allah
berkehendak untuk mencabut nikmat yang ada pada manusia juga tak
seorangpun yang mampu mempertahankannya. Kenapa demikian?
Karena iraadatullah fauqa kulli iraadah (kehendak Allah di atas segala
kehendak). Manusia hanya bisa berencana ini dan itu, namun
terlaksana atas keputusan dan kehendak Allah swt.
Betapa banyak kita lihat orang tua ingin anaknya mendapatkan
pendidikan yang tinggi, tapi tak semua orang tua mendapatkan
keinginannya, bahkan terkadang sang anak tidak sadar bahwa orang
tuanya telah bersusah payah mencarikan nafkah demi keberhasilan
anaknya, tapi semua itu merupakan kehendak sang pemberi Nikmat.
Kedua, nikmat yang diberikan Allah. Secara garis besar,
nikmat yang diberikan oleh Allah kepada manusia terbagi dua, yatiu

1. Nikmat ijad, artinya mengadakan suatu nikmat yang belum ada


2. Nikmat imdad, artinya nikmat yang diberikan Allah ada
kelanjutannya. Nikmat yang paling utama diantara nikmat
yang diberikan Allah adalah nikmat iman dan kesehatan.

Kalaulah manusia menghitung nikmat Allah yang ada,


meskipun dibantu oleh computer dan alat teknologi canggih lainnya
tak seorang pun yang sanggup menghitungnya. Ranting-ranting
dijadikan pena, daun-daun sebagai bukunya dan lautan sebagai
tintanya tentu belum cukup untuk menuliskan nikmat Allah yang
diberikan kepada manusia.
Ketiga, orang yang menerima nikmat Allah. Sikap manusia
dalam menerima nikmat Allah tidaklah sama. Ada orang yang
menerima nikmat Allah, lalu dia tidak ingat siapa yang memberi
nikmat itu. Adapula orang yang ketika menerima nikmat Allah, dia
ingat siapa yang memberi nikmat kepadanya sehingga akan
terlancarlah dimulutnya kalimat-kalimat baik dan bernilai ibadah di
sisi Allah swt. Orang yang seperti ini akan ditambah nikmatnya oleh
Allah swt. Sebagaimana Allah berfirman dalam surah Ibrahim ayat 7
َ َ‫ي ل‬
ٌ‫ش ِد ْيد‬ ْ ‫عذَا ِب‬
َ ‫ال ِز ْيدَنَّك ْم َو َ ِال ْن َكف َْرت ْم اِ َّن‬
َ َ ‫شك َْرت ْم‬
َ ‫َ ِال ْن‬
Artinya: “Jika kamu mensyukuri nikmatKu, akan ku tambah nikmat
yang Kuberikan kepadamu dan jika kamu kufur terhadap
nikmat yang Kuberikan niscaya azabKu sangat pedih”
Hadirin, kaum muslimin dan muslimah
Keempat, adanya ucapan syukur terhadap nikmat Allah.
Kewajiban kita selaku orang mukmin berdasarkan ayat di atas adalah
mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepada kita dan salah satu
tanda orang yang mensyukuri nikmat Allah adlah lahirnya ucapan-
ucapan baik pada mulutnya, contohnya saja ketika kita makan diawali
dengan bismillah dan ketika telah selesai makan atau minum diakhiri
dengan alhamdulillah. Ini adalah satu contoh sikap orang yang
mensyukuri nikmat Allah swt.
Lafadz yang menyatakan syukur kepada Allah sangatlah
banyak. Salah satunya yang paling baik adalah lafadz pujian yakni
alhamdulillah. Contoh lainnya yang menjadi tanda orang yang
bersyukur adalah dia mau berterima kasih kepada sesama manusia
ketika orang lain memberikan sesuatu yang bermanfaat baginya
apakah itu perkara dunia ataupun akhirat. Rasulullah saw bersabda:
‫َال يَ ْشكر هللا َم ْن َال يَ ْشكر النِّاس‬
Artinya: “tidaklah dinamakan bersyukur kepada Allah orang yang
tidak berterima kasih kepada sesama manusia”
Hadirin, kaum muslimin dan muslimah
Sepanjang uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Hendaknya kita mensyukuri nikmat Allah yang telah
diberikan kepada kita dengan jalan mentaati segala
perintahNya dan meninggalkan segala laranganNya.
Dengan itulah seorang manusia akan memperoleh derajat
yang paling mulia di sisi Allah swt.
2. Berdasarkan surah Ibrahim ayat 7, manusia akan diazab
apabila dia meninggalkan syukur kepada Allah

Demikianlah ceramah yang sempat saya sampaikan. Mudah-mudahan


bermanfaat bagi kita semua. Mohon maaf atas segala kekurangannya.
‫وباهلل التوفيق والسعادة‬
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
PENTINGNYA KEBERSIHAN LAHIR BATIN
Oleh : Aliyas S. Ag

‫علَيْك ْم َو َرحْ َمة هللاِ َوبَ َركَاته‬ َ ‫سالَم‬ َّ ‫ال‬


َ
‫على أله‬ ْ َ ْ َ
َ ‫على أ ْش َرفِ األ ْنبِيَاءِ َوالم ْر‬
َ ‫ َو‬، َ‫س ِليْن‬ َ َ ‫سالَم‬ َّ ‫صالَة َوال‬ َّ ‫ َوال‬، َ‫ا ْل َح ْمد هلل َربِّ ِ ا ْلعَالَ ِميْن‬
‫ أ َ َّما بَ ْعد‬،‫ان ِإلَى يَ ْو ِم ال ِدِّي ِْن‬ ٍ ‫س‬َ ْ‫ص َحابِ ِه َو َم ْن تَبِعَه ْم بِإِح‬ْ َ ‫َوأ‬
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah
Swt yang telah memberikan kita rahmat dan hidayahnya sehingga kita
dapat hadir berkumpul di tempat yang penuh mubarakah ini.
Sholawat serta salam kita curahkan kepada baginda Rasulullah
Muhammad saw, Nabi yang menjadi rahmatan lil’alamin dan jg
sebagai suri tauladan bagi kita semua, semoga karna kecintaan kita
kepada Rasulullah dan juga sholawat kita kepada beliau kita bisa
mendapatkan syafaat Rasulullah diakhirat kelak. Aamiin ya rabbal
‘aalamiin
Pentingnya ripahang aga riyaseng mappepaccing, naiya
riyasengnge lahereng yanaritu appefaccing titujunna anu nitae mata
pada padanna najisi’e, darae, nanae dll. Iyaro parellu maneng
ipaccingi pole ri lanro aleta, pakaiyatta nennia onrotta narekko meloki
masempajang nasaba upanna denamapaccing de naessa sempajatta.
Naiya tosi riaseng appepaccingeng batin iyanaritu
appepaccingeng de naitae mata, iyanae marejjing, mabiasa engka tau
mabaru wajunna, lifa’na dll. Akan tetapi nangelliangnge wassele
haram narekko jokka massempajang essa essana sempajanna akan
tetapi degaga appalanna. Narimuakkuannanaro iyyae dua rota parellu
maneng ripaccingi nasaba makkasolangngi lao rialeta makkotoparo
riamala’ta.
Narampei puang Allah ta’ala rilalenna akkorangb malebbi’e
surah Al-baqarah : 222
َ َ ‫ّٰللاَ يحِ بُّ الت َّ َّوا ِبيْنَ َويحِ بُّ ا ْلمت‬
َ‫ط ِ ِّه ِريْن‬ ‫اِ َّن ه‬
Bettuanna :
“majeppunna puang Allah ta’ala masero napoji tau maraja toba
nennia tau mappepaccingnge”.
Rilalenna iye aya’e napagguruki puang Allah ta’ala caran paccingi
rota’e lahereng nennia batingnge narekko masalai batingnge
ipamengai toba’ta lao ri puang allah ta’ala, nennia narekko masalah
laherengnge ibissai nasab appefaccing
Umma selleng engkae hadir
Sihubungengi sibawa appepaccingnge makkedai panrta
ma’rifae
‫ اِ ْغسِل ْوا ا َ ْر َب ًعا ِبا َ ْر َب ٍع‬: ‫قَ َل ا َ ْهل ا ْل َم ْع ِرفَ ِة‬
Bettuanna bissai eppa sewwa nasaba eppa sewwa

‫اِ ْغسِل ْوا قل ْو َبك ْم ِب َخ ْش َي ِة اِلَى َم ْو َالك ْم‬ •

1. Bissai atimmu nasaba tau lao riPuang mu


Jaji nasuroki bissaiwi atitta nasaba. Iyaro atie pada laona
camminna jendelae, narekko rilalenna tassiessoe denengka
risussu pasti makkawui apalagi narekko tassiminggu yarega
tassitaung pasti makkumpe ni rainna makkotoniro atie narekko
denengka ibissai pasti marotai gangkanna malasa, narekko
malasai atie maccue toni malasa lanro alewe, iyanaro parellu
ibissai atie, aga pabbissana? Dega lain sangadinna taue lao ri
Puang Allah ta’ala.

َ ‫اِ ْغسِل ْوا ذن ْوبَك ْم بِالت َّ ْوبَ ِة اِلَى َم‬


‫والك ْم‬ •

2. Bissai dosamu nasaba toba lao ripuangmu


Idi rupatauwe dena leppe’ki pole perbuatan dosa nennia
atassalangnge, mellanna matae mitana dosa, marengkalingana
doccilie marengkalingana dosa, mette’na lilae, mette’na dosa,
kedona jarie nennia ajewe pogauna dosa. Narimuakkuannanaro
engka laloki tuli bissai dosata nasaba ipameganna tobata lao ri
puang Allah ta’ala.

‫اِ ْغسِل ْوا ا َ ْل ِسنَت َك ْم بِ ِذ ْك ِر اِلَى َم ْو َالك ْم‬ •

3. Bissai lilamu nasaba sikkiri lao ri Puang mu


Narekko iritai lilae becumi namalemma’ naekiya narekko
makkasolangngi maraja akkasolanna, maega tau madeceng
nakarena lilana makkotoparo megatau masolang nakarena
lilana, Narimuakkuannanaro allitutui lilata aja’ nasembarang
ripuada, ipikkiriki jolo nasaba iya ammanaro adatta nassabari
namapeddi atinna taue. Jaji narekko meloki salama pole
riakkasonna lilae napagguruki anre gurutta sarekkoammengngi
ripamegai sikkiri’ta

‫اِ ْغسِل ْوا وج ْوهَك ْم بِدم ْوعِ عي ْونِك ْم‬ •

4. Bissai rupammu nasab wae mata


Nasuroki anre gurutta sarekko ammengi tuli ibissai rupatta,
aga pabbissana iyanaritu wae mata nasaba parentana puang
Allah ta’ala rilalenna surah at-Taubah ayat 82
‫ض َحك ْوا قَ ِلي ًْال َّو ْل َيبْك ْوا َكثِي ًْر ۚا‬
ْ ‫فَ ْل َي‬
Bettuanna:
“taro laloi pada mupaceddeki cawana nennia pamegai
terrinna”.

Jaji ipamegai memenni territa nasaba nigi-nigi mega terrinna


rilino mega cawana riahera na nigi-nigi mega cawana rilino
maega terrinna riahera.
Tentu terri ipakkelorie iyanaritu terri nakarena metau Puang
Allah ta’ala yarega terri nakarena natobakengngi dosata.
Kaum musmin rahima kumullah
Sebagai pappaseng lao riidi maneng engkalaloki
paccingiwi sininna rota engkae riwatakkaleku baik iyya
mallaherengnge makkotoparo mallenrungnge.
Mamuare mabbarakka lao ri idi maneng terutama tau
mabbicarae.
‫وباهلل التوفيق والسعادة‬
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
KRISIS MORAL DI ERA REFORMASI
DAN CARA MENGATASINYA
Oleh : KM. Syamsuddin Jafar, S. Ag., M. Pd. I

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


.‫ ليظهره على الدين كله وكفى باهلل شهيدا‬،‫الحمد هلل الذي ارسل رسوله بالهدي ودين الحق‬
‫ اللهم صل على سيدنا محمد وعلى اله‬.‫اشهد ان ال اله اال هللا واشهد ان محمدا رسول هللا‬
‫ اما بعد‬.‫وصحبه اجمعين‬
Pertama tama marilah senantiasa kita memanjatkan puji syukur
kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan hidayahNya kepada kita
semua, sehingga pada kesempatan yang mubarakah ini kita masih
diberikan berupa kesehatan, kesempatan, kekuatan dan nikmat iman
untuk hadir di tempat ini. Shalawat dan salam kita kirimkan kepada
nabiyullah Muhammad SAW, nabi menjadi rahmatan lilalamin kepada
seluruh alam, nabi yang membawa manusia dari kegelapan menuju
kelam yang terang benderang.
Insyaallah pada kesempatan yang mulia ini, saya akan
menyampaikan suatu ceramah yang berjudul: “Krisis Moral di Era
Reformasi dan Cara Mengatasinya”
Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia
Bangsa kita yang mayoritas penduduknya beragama islam,
dikenal dengan sebutan masyarakat yang religius dan beradab. Suatu
sebutan yang menggambarkan bahwa masyarakat kita itu dalam
bersikap dan berperilaku selalu berpedoman nilai-nilai Islam, namun
beberapa tahun terakhir ini, terjadi pergeseran nilai yang
mengkhawatirkan. Sebagai contoh, korupsi terjadi dimana-mana,
perzinaan, pergaulan bebas, narkoba semakin merajalela, tawuran di
antara sesama mereka yang mengakibatkan terganggunya aktifitas
belajarnya dan juga tidak sedikit dari mereka tewas, serta beberapa
dari mereka cedera, dan masih banyak lagi deretan panjang gambaran
dari kerusakan moral dan akhlak masyarakat.
Akhirnya karena begitu banyaknya kejadian kerusakan akhlak
atau moral, yang semakin menghawatirkan maka allah swt
memberikan teguran, secara langsung atau tidak langsung yaitu
dengan banyaknya terjadi bencana, mulai dari banjir,
gempa,kebakaran, dan sebagainya semuanya itu tidak lepas dari
perilaku manusia itu sendiri,
Allah SWT berfirman dalam QS. Ar-Rum ayat 41
َ‫عمِل ۡوا لَعَلَّه ۡم يَ ۡر ِجع ۡون‬
َ ‫بعض الَّذ ِۡي‬
َ ‫اس لِيذ ِۡيقه ۡم‬
ِ ِّ‫ی الن‬ ۡ ‫س‬
ْ ‫بت ا َ ۡي ِد‬ َ ‫ساد فِی ۡالبَ ِ ِّر َو ۡالبَحۡ ِر بِ َما ك‬
َ َ‫ظ َه َر ۡالف‬
َ
Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut, disebabkan
kerena berbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan kepada
mereka, sebahagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka
kembali ke jalan yang benar”
Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia
Yang menjadi persoalan kita sekarang ini adalah mengapa
semua itu terjadi dan apa penyebabnya? Dalam kesempatan yang
berbahagia ini, saya akan membahas tiga penyebab rusaknya akhlak
masyarakat dan bagaimana jalan keluar untuk mengatasinya, sebab
kita tidak ingin membiarkan kerusakan moral dan akhlak itu terus
berlangsung, yang akibatnya bukan hanya mereka yang berlaku buruk,
tetapi orang-orang yang berlaku baik juga bisa merasakan akibat
buruknya. Adapun ketiga hal tersebut yaitu:
Pertama, yang menyebabkan rusaknya akhlak masyarakat kita adalah
lemahnya iman.
Iman yang mantap membuat seseorang terikat kepada segala
bentuk ketentuan Allah SWT, dan tidak berani menyimpang. Oleh
karena itu, bilamana seseorang mempunyai iman yang mantap dan
sempurna niscaya dia akan memiliki akhlak yang mulia, Rasulullah
saw bersabda,
)‫سنه ۡم خلقًا (رواه الت ِّ ِۡر ِمذِي‬ َ ‫ا َ ۡك َمل ۡالم ۡؤمِ ن ِۡينَ ا ِۡي َمانًا ا َ ۡح‬
Artinya : “Orang yang paling sempurna imannya adalah orang yang
paling baik akhlaknya”
Dengan demikian kekuatan imanlah yang bisa menjadi
penentu bagi kebaikan akhlak seseorang, disamping itu didalam islam
seseorang dianggap tidak beriman jika dia belum menyesuaikan diri
dengan ketentua ajaran ajaran islam dalam kehidupan sehari hari.
Kedua, penyebab rusaknya moral atau akhlak masyarakat adalah
lingkungan yang buruk
Hal ini memang kita rasakan bahwa lingkungan itu sangat
besar pengaruhnya bagi manusia. Lingkungan yang buruk sangat
berpotensi mengubah orang menjadi orang yang buruk, dan demikian
juga sebaliknya. Salah satu bagian dari lingkungan kehidupan manusia
adalah televisi. Kita tentu tidak anti televisi, akan tetapi kita
seharusnya membenci tayangan-tayangan yang tidak mendidik ke arah
yang benar sehingga dapat meruasak pemirsanya, seperti kasus
narkoba, sabu-sabu, perkelahian, pembunuhan, dan lain-lain.
Disamping televisi, yang menjadi bagian dari lingkungan
manusia adalah teman pergaulan, oleh karena itu kita dituntut untuk
bergaul kepada orang yang lebih baik dari kita guna mendapatkan
kebaikan dari sahabat, begitu pula sebaliknya bila kita bergaul dengan
orang yang tidak baik maka kita bisa terpengaruh dari hal hal yang
tidak baik. Di dalam QS. Al-Furqan ayat 28, Allah SWT berfirman:
‫ي لَ ْم اَتَّخِ ذْ ف َالنًا َخ ِلي ًْال‬ ْ ِ‫ٰي َو ْيلَ ٰتى لَ ْيتَن‬
Artinya: “Kecelakaan besarlah bagiku kiranya aku [dulu] tidak
menjadikan sifulan itu teman akrabku”
Disamping itu, yang juga harus menjadi perhatian dan sangat
besar pengaruhnya adalah lingkungan keluarga, tidak sedikit orang
menjadi rusak akhlaknya karena pengaruh dari keluarga yang
berantakan.
Ketiga, yang menyebabkan kerusakan akhlak masyarakat adalah
lemahnya kontrol baik dari diri sendiri, keluarga maupun sesama
masyarakat,
Anak yang nakal adalah salah satu penyebab kurangnya
kontrol dari orang tua dan masyarakat serta tidak malu-malu lagi
melakukan berbagai kemaksiatan bahkan dilakukan didepan umum,
dimana kita cenderung membiarkan kemaksiatan yang dilakukan
orang dan berani melakukan karena mereka tidak mempunyai lagi rasa
malu dan rasa takut baik kepada manusia terlebih lebih kepada Allah
Swt.
Kerusakan moral tentu saja tidak boleh kita biarkan terus
berlangsung harus ada upaya yang dilakukan guna mengatasinya, di
antara upaya yang harus kita lakukan untuk mengatasi krisis moral itu
adalah :

1. Memperkokoh keimanan atau Aqidah kepada Allah SWT, dengan


jalan memberikan wejangan-wejangan agama baik yang dilakukan
di rumah, sekolah atau masyarakat sehingga selalu terikat dan
mau menyesuaikan diri dengan ketentuan Allah Swt.
2. Menanamkan perasaan dekat kepada Allah Swt., sehingga di
manapun dia berada kemanapun dia pergi dan bagaimanapun
situasi dan kondisinya dia akan selalu merasa diawasi oleh Allah
Swt., yang membuatnya tidak berani menyimpang dari jalan Allah
Swt., Allah sendiri menegaskan bahwa Dia dekat kepada
hambaNya, hanya saja manusia yang merasa jauh dari Allah Swt.
3. Mewujudkan lingkungan yang islami baik melalui bahan bacaan,
tontonan maupun lingkungan pergaulan sehingga pengaruh dari
lingkunagan yang islami ini membuat manusia terbentuk menjadi
orang yang memiliki kepribadian yang islami.
4. Menumbuhkan tanggung jawab pengemban Amanah dakwah
dengan terus berusaha untuk menjadi yang terbaik dalam bersikap
dan berperilaku dalam berbagai sisi kehidupan berbangsa
berkeluarga dan bermasyarakat.

Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah


Sebagai kesimpulan dalam ceramah ini yaitu:

1. Dalam mengatasi krisis moral di era sekarang ini kita harus


selalu meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah Swt.
2. Kita harus selalu bergaul dengan orang orang shaleh/ baik di
lingkungan sehari-hari agar kita tidak mudah terpengaruh dari
hal-hal negatif.
3. Memperbanyak amalan-amalan shaleh, berzikir, membaca al-
Qur’an dan lain-lain.

Demikian ceramah yang sempat saya sampaikan, semoga ada


manfaatnya kepada kita semua dan semoga Allah swt selalu
memberikan kepada kita semua hidayah dan bimbingan dalam
kehidupan sehari-hari, Aamiin.
‫وباهلل التوفيق والسعادة‬
‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
TIGA AMANAH YANG DITANGGUNG MANUSIA
DI DUNIA
Oleh : Muh. Justang, S. E

‫الرحِ ي ِْم‬ َّ ‫الر ْح َم ِن‬ ِ َّ ‫بِس ِْم‬


َّ ‫ّٰللا‬
‫ّٰللا َوبَ َركَاته‬ ِ َّ ‫علَيْك ْم َو َرحْ َمة‬
َ ‫اَلس ََّالم‬
‫علَى‬ َ ‫سيَّ ِدنَا م َح َّم ٍد َو‬ َ ‫علَى ا َ ْش َرفِ ا ْلأل َ ْن ِب َياءِ َوا ْلم ْر‬
َ َ‫س ِليْن‬ َ ‫سالَم‬ َّ ‫ا َ ْل َح ْمد ِ ََّلِلِ َربِّ ِ ا ْل َعلَ ِميْنَ َوال‬
َّ ‫صالَة َوال‬
ْ َ ‫آ ِل ِه َوأ‬
‫ص َحابِ ِه‬
‫ أ َ َّما بَ ْعد‬. َ‫اَجْ َم ِعيْن‬
Sining Umma Selleng Malebbii pada engkae riamasei ri puang Allah
ta’ala ….
Sukkuru mappoji lao ri sese arajanna puang Allah ta’ala,
nasaba ri lalenna iyewe wettue, engka mui puang Allah ta’ala
painringekki umuru malampe, tubuh majjappa, enrengnge topa teppe
mattugengkeng, na to pada engkasi hadere ri lalenna iyae onrong
mabbarakka’e, dega lain akkatta sangadinna maelo runtu’I riona
puang Allah ta’ala, nasaba pura marissengeng ri sese ta makkeda riona
puang Allah ta’ala, lebbi malebbi’i naiya lino lollong lise’.
Makkotoparo paimeng tenriallupai makkiring salawa nenniya
mappassalama’ masse lao ri Nabitta Muhammad SAW, Nabi iya
jellokekki laleng malempu untuk asalamakeng ri Lino lebbi-lebbipa
asalamakeng ri esso rimunrinna puang Allah ta’ala matti insya Allah.
Jama’ah yang dirahmati oleh Allah Swt
Pada kesempatan ini, saya mengangkat judul ceramah yakni
“Tiga Amanah yang Ditanggung Manusia di Dunia” Sebagai manusia
kita harus senantiasa menjaga dan memelihara iman dan taqwa, yaitu
iman dalam pengertian yang sebenar-benarnya dan taqwa dalam
pengertian yang sebenar-benarnya dengan menyeimbangkan ِ‫ّٰللا‬ َّ َ‫َح ْب ٌل ِمن‬
ِ َّ‫َو َح ْب ٌل مِ نَ الن‬
‫اس‬
Idi rupa tauwe, ripancaji ki ri puang Allah ta’ala ri lebo’na iyae
Lino, engka memeng nawerengki puang Allah taalah amanah atau
tugas yang besar untuk dilaksanakan. Di balik itu semua amanah itu
sangatlah berat dilakukan, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-
Qur’an Surah Al-Ahzab : 72
‫ض َوا ْل ِجبَا ِل فَاَبَيْنَ ا َ ْن يَّحْ ِم ْلنَ َها َوا َ ْشفَ ْقنَ ِم ْن َها َو َح َملَ َها‬ َ ْ ‫ت َو‬
ِ ‫اال ْر‬ ِ ‫علَى السَّمٰ ٰو‬ َ ْ ‫ضنَا‬
َ َ‫اال َمانَة‬ ْ ‫ع َر‬َ ‫اِنَّا‬
‫ظل ْو ًما َجه ْو ًال‬ ِۗ
َ َ‫سان اِنَّ ٗه َكان‬ ِْ
َ ‫اال ْن‬
Artinya : “Sesungguhnya kami telah menawarkan amanat
kepada langit, bumi dan gunung-gunung. Tetapi semuanya enggan
untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan
melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh.” (QS. Al-Ahzab
: 72)
Sining tomatoa malebbi ki enrengnge silessureng malebbi ki engkae
riamasei ri puang Allah ta’ala
Pada ayat di atas, ada tiga poin penting tentang amanah yang harus
ditanggung manusia di dunia ini, di antaranya :
1. Sebagai Khalifah
Dalam kehidupan ini Allah menjadikan manusia sebagai wakilnya di
muka bumi ini untuk mengelolah seluruh alam raya ini, menjadi
pemimpin bagi umat manusia, menjadi pemimpin bagi Negara,
pemimpin bagi keluarga, dan diri sendiri. Allah berfirman kepada
Nabi Daud :

َ َ‫ضلَّك‬
‫ع ْن‬ ِ ‫ق َو َال تَتَّبِ ِع ا ْل َه ٰوى فَي‬
ِ ِّ ‫اس بِا ْل َح‬
ِ َّ‫ض فَا ْحك ْم بَيْنَ الن‬ َ ْ ‫ٰيدَ ٗاود اِنَّا َجعَ ْل ٰنكَ َخ ِل ْيفَةً فِى‬
ِ ‫اال ْر‬
ࣖ ‫ب‬ َ ِ‫ش ِد ْيدٌ ٌۢبِ َما نَس ْوا يَ ْو َم ا ْلح‬
ِ ‫سا‬ َ ٌ‫عذَاب‬ َ ‫ّٰللا لَه ْم‬ َ ‫ع ْن‬
ِ ‫سبِ ْي ِل ه‬ َ َ‫ضلُّ ْون‬
ِ َ‫ّٰللا ِۗاِ َّن الَّ ِذيْنَ ي‬
ِ ‫سبِ ْي ِل ه‬
َ

Artinya : “Wahai Daud, sesungguhnya engkau Kami jadikan


khalifah (penguasa) di bumi, maka berilah keputusan (perkara) di
antara manusia dengan adil dan janganlah engkau mengikuti hawa
nafsu, karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sungguh,
orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang
berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” (QS. Sad : 26)
Dari ayat ini menjelaskan kata “Khalifah” adalah ia yang
diberikan kekuasaan untuk mengelolah wilayah masing-masing, dan
diharapkan agar berbuat kebajikan, jangan sampai terpengaruh oleh
hawa nafsu yang bisa mencelakakan diri sendiri. Maka sebagai
khalifah, sudah semestinya manusia menjaga bumi seisinya serta
bertanggung jawab penuh terhadapnya.
Jaji itellaa’e pemimpin, khalifah atau penguasa, mempunyai
peranan penting dalam pembangunan dan kemakmuran suatu daerah,
iyaro idi pemimpinnge dessa to memimpin bawang, harus ki amanah,
carata maparenta harus sesuai dengan ajaran agama, aja ta mapparenta
bawang, idi bawang taseng aleta tau madeceng, maelo yengkalinga
adanna, cia mengkalinga adanna padanna rupa tau, maceko-ceko ri
laleng putuskan perkara, yang salah dibenarkan, yang benar
disalahkan, hanya gara-gara materi, sogokan atau mendapatkan
kenaikan pangkat. Wedding ki pada matiike’ nasaba sininna
pangkauketta idi rupa tauwe ri lebo’na iyewe Lino, jaa deeceng engka
maneng pamale’na, deceng ri pegau maka nawale’ki appalang
asaungeng kininnawa puang Allah ta’ala, jaa ripegau maka
paccallanna puang Allah ri lolongeng koritu.

2. Sebagai Hambah
Selain sebagai khalifah, manusia juga memiliki tugas sebagai hamba
kepada Allah SWT. Hamba dalam artian bahwa merendahkan diri
kepada Sang Pencipta yang menguasai seluruh kerajaan alam jagat
raya ini. Perintah sebagi hamba Allah, kemudian Allah pertegas dalam
Al-Qur’an Surah Adz-Dzariyat : 56
‫س ا َِّال ِليَ ْعبد ْو ِن‬ ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقت ا ْل ِج َّن َو‬
َ ‫اال ْن‬
Artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat : 56)
Kata “Menyembah” diartikan sebagai beribadah kepada Allah.
Selain mengerjakan ibadah yang wajib mahdah, manusia juga harus
melaksanakan ibadah yang sifatnya gairuh mahdah yaitu kegiatan
manusia sebagai manusia sosial. Salah satunya mengerjakan kegiatan
keduniawian dalam rangka mendapatkan ridha Allah Swt.
Rupa tauwe ripancaji ri lino untuk massompa lao ri sese
arajanna puang Allah ta’ala, nasaba atuwongetta ri lino onrong ujian
idi rupa tauwe, ujian untuk pegau amala madeceng yaregi na dee,
narekko makessingngi amala madecengnge majeppu pahala nenniya
asaungeng kininnawa matti ri duppa ri esso ri monrinna puang Allah
ta’ala, naikiya narekko dee namakessing amala madecengnge, justru
jaa mi nenniya adosangeng simata tuli ipegau, majeppu paccallanna
puang Allah ta’ala sangatlah pedih.
“Lellungngi Lino seakan-akan tuwoki mannennungeng, nenniya
lellungngi akhera ta seakan-akan mateki baja.”

3. Sebagai Wadii’ah (Titipan)


Wadii’ah atau titipan Allah harus dijaga dan dikerjakan dengan sebaik
mungkin. Contohnya: jabatan, kekayaan, rumah yang mewah, umur
yang panjang, istri yang cantik dan lain sebagainya. Itu adalah titipan
Allah yang kelak dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah
Swt. Pada toha narampewe Nabitta Muhammad saw ri laleng
Haddese’na :
َ ‫ع ْن ِع ْلمِ ِه فِي َْم فَعَ َل َو‬
ْ ‫ع ْن َما ِل ِه‬
‫مِن‬ َ ‫ع ْن عم ِر ِه فِ ْي َما أ َ ْفنَاه َو‬َ ‫ع ْب ٍد يَ ْو َم ا ْل ِقيَا َم ِة َحتَّى ي ْسأ َ َل‬
َ ‫َالت َز ْول قَدَ َما‬
‫ع ْن ِج ْس ِم ِه فِي َْم أ َ ْبالَه‬
َ ‫س َبه َوفِي َْم أ َ ْنفَقَه َو‬
َ َ ‫اَيْنَ ا ْكت‬
Artinya : “Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang
hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggung
jawaban) tentang umurnya kemana dihabiskan, tentang ilmunya
bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya, dari mana
diperolehnya dan kemana dibelanjakannya, serta tubuhnya untuk apa
digunakannya.”(HR. Tirmidzi)
Jaji idi rupa tauwe, detto na wedding to mabangka gara-gara
jabatan, asogireng, bola makessing, umuru malampe, bene makessing,
nenniya lainnae nasaba ujian maneng mi iyaro, detto na wedding
yappammatang, nasaba mancaji bali ladde matti ri esso ri monrinna
puang Allah ta’ala, zaman sekarang banyak orang bangga karena
pangkat jabatan, harta dan lain sebagainya yang bisa membuatnya
berbuat semena-mena terhadap sesama, mereka tidak pikir bahwa
yang berhak atas segalanya hanya Allah Swt.
Semoga kita semua mampu menjadi manusia yang amanah,
menjaga amanah yang telah dititipkan oleh Allah SWT, terutama
adalah bumi tempat kita berpijar, menjaganya dan melestarikannya
adalah bentuk pertanggung jawaban terbaik hamba kepada Allah atas
bumi yang sudah dihadiahkan untuk manusia.
Cukup sekian
َّ ‫َوبِاهللِ الت َّ ْوفِيْق َوال‬
‫سعَادَة‬
‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
ALEBBIRENNA ULENG RAMALANG
Oleh : DM. Hasri, S. Pd. I

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


َ
‫على ا َ ِل ِه‬َ ‫سيِِّ ِدنَا م َح َّم ٍد َو‬ َ
َ ‫على‬َ ‫صالَة َوالس ََّالم‬
َّ ‫ َوال‬،‫الراحِ َمة‬
َّ ‫ش ْه َر‬
َ َ‫ضان‬
َ ‫ش ْه َر َر َم‬
َ ‫ي َجعَ َل‬ ْ ‫ا َ ْل َح ْمد هللِ الَّ ِذ‬
.‫ ا َ َّما بَ ْعد‬،‫ص ْحبِ ِه أ َ ْج َم ِعيْن‬
َ ‫َو‬

‫َمعَاش َِر ا ْلم ْسلِمِ يْن َرحِ َمكم هللا‬


Syukkuru nennia mappoji tenri jangka lao risese arajanna
Puang Allah Ta’ala narimuka engkata muanneng nawereng adisi
disingeng, gangkana topada engkasiki rattei iyawe’e uleng
mabbarakkae, iyanaritu uleng ramalang. Makkotoparo salawa
enrengnge pappassalama masse’ ri pangulukkeng Muhammad SAW,
Nabi purae ri wereng keistimewaan sibawa umma’na, nasaba
alebbirenna uleng ramalang.
Sining tomatoa enrengnge silessureng malebbiku engkae
hadere.
Iyamanenna essoe malebbi manengmua, naiyakiya engka esso
kaminang melebbi, iyanaritu esso juma’e. makkotopa ulengnge,
iyamanenna ulengnge malebbi maneng, nailiya engka uleng kaminang
melebbi, iyanaritu uleng ramalang. Makkedai nabitta Muhammad
SAW:
ِ ‫علَى ال ِنِّي َْر‬
‫ان‬ َ ‫سدَه‬
َ ‫ضانَ َح َّر َم هللا َج‬َ ‫َم ْن فَ ِر َح بِدخ ْو ِل َر َم‬
“Nigi – nigi tau purennui, nasaba uttamana uleng ramalang majeppu
riharangennitu tubunna pole ria pi ranakae.”
Jaji nappaki marennu, nasaba engkana uleng ramalang, naharangeng
memenni puang Allah Ta’ala watakkaleta muttama ri ranaka. Naikiya
kegae ripakkelori tau purennui uleng ramalang? Naiya riasengnge
ripurennui uleng ramalang iyanaritu : riappuasangngi essona nennia
ritettongi sempajang tarawe riwenninna uleng ramalang. Ripogani
koromai siagaegana parentana puangnge naritettang koromai
iyamanenna pappesangkana.
Marennui nasaba tappolei uleng malebbie, uleng ripalliccun – liccunnai
koromaiamala’e. Taniya marennu karana maegana beppa nasekko bukai
tane
‫َمعَاش َِر ا ْلم ْسلِمِ يْن َرحِ َمكم هللا‬

Puang Allah Ta’ala napatabollo – bollo pammasena rilalenna


uleng ramalang lao riatanna iya engkae simata matturu’ lao rialena.
Nasaba alebbirenna uleng ramalang gangkanna
narekko muttama’ni wenni mammulanna uleng ramalang
makkedai Puang Allah Ta’alarilalenna haddese Qudzi e :
ْ ‫طلبنَا فَن‬
‫َطلبه َو َم ْن ذَا الَّذِى يَ ْست َ ْغفِرنَا فَنَ ْغفِرلَه‬ ْ َ‫َم ْن ذَا الَّذِى يحِ بُّنَا فَنحِ بُّه َو َم ْن ذَا الَّذِى ي‬
“Nigi – nigi atakku pojika, majeppu masero upojiwi, nigi – nigi sappaka
msjeppu usappa toi, nigi – nigi Millau addampengeng, majeppu
uaddapengengngi dosana, nasaba alebbirenna uleng ramalang.”
Sininna ata ripancajinna puang Allah Ta’ala marillau doang maneng lao
ri umma’na nabitta engkae rattei uleng ramalang. Malaikae ri langie,
olokkolo’e, taneng – tanengnge, makkotaparo balewe ri tasi’e pada
engka manengngi marillau doang masse risalamakenna umma’na
Nabitta Muhamma SAW.
Sining tomatoa enrengnge silessureng malebbiku engkae hadere
Puang Allah Ta’ala purai makkada ri Nabitta Musa
alahissalam, “E musa ! majeppu pura uarengngi umma’na Nabi
Muhammad dua tajang. Makkadai Nabi Musa, “Kegaro dua tajang
Puang ? Makkadai Puang Allah Ta’ala
‫ضانَ َون ْور اْلق ْران‬ َ ‫ن ْور َر َم‬
“Tajanna ramalang nennia tajanna akorangnge.”
Riwettunna Nabi Musa purana ri poadang ri Puang Allah
Ta’ala alebbirenna ramalang, gangkanna naellaui ri Puang Allah Ta’ala
mancaji umma ri nabitta Muhammad SAW. Nasaba Umma’na Nabi
Musa engka narapi sisebbu taung (1000 th) umuru’na beribadah lao ri
Puang Allah Ta’ala. Naikiya ripodangngi ri Puang Allah Ta’ala
makkeda engka sewwa wenni pole ri wenninna uleng ramalang, naiya
pakkasianna umma’na Nabi Muhammad SAW. Masero lebbi’I naiya
pakkasianna umma’mu pole ri sisebbu uleng iyanaritu ripuasengnge
wenninna Lailatul Qadr
‫َم َعاش َِر ا ْلم ْسلِمِ يْن َرحِ َمكم هللا‬
Sikuni’e upaggangka, mammuarekki engka pada lolongengngi
alebbirenna nenniabaraka ramalang iyae taungnge
‫وباهللا التوفيق والسعادة‬
‫والسلم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
EMPAT PERMATA YANG HARUS DIJAGA
Oleh : Rustam, S. Pd

ِ َّ ‫علَيْك ْم َو َرحْ َمة‬


‫ّٰللا َوبَ َركَاته‬ َ ‫اَلس ََّالم‬
،‫ش ِه ْيدًا‬َ ‫علَى ال ِدِّي ِْن ك ِلِّ ِه َو َكفَى بِاهلل‬ َ ‫ظ ِه َره‬ ْ ‫ لِي‬،‫ق‬ ِ ِّ ‫س َل َرس ْولَه بِا ْلهدَى َو ِدي ِْن ا ْل َح‬ َ ‫ي أ َ ْر‬ْ ‫ا َ ْل َح ْمد هلل الَّ ِذ‬
‫علَى آ ِل ِه‬ َ ‫علَى‬
َ ‫سيِِّ ِدنَا م َح َّم ٍد َو‬ َ ‫ص ِِّل‬َ ‫ اَللَّه َّم‬,ِ‫أ َ ْش َهد أ َ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللا َوأ َ ْش َهد أ َ َّن م َح َّمدًا َرس ْول هللا‬
‫ أ َ َّما َب ْعد‬, َ‫ص ْح ِب ِه ا َ ْج َم ِعيْن‬
َ ‫َو‬
Alhamdulillah merupakan kalimat yang paling istimewa
diucapkan pada kesempatan ini, dikarenakan Allah SWT. tiada
hentinya memberikan kepada kita kenikmatan berupa kesehatan,
kesempatan, dan yang paling istimewa adalah kenikmatan iman.
Shalawat dan taslim senantiasa kita kirimkan kepada baginda
Nabiyullah Muhammad SAW. beserta keluarga dan para sahabatnya
yang rela meneteskan darahnya demi mempertahankan agama Allah,
yakni agama Islam yang telah kita anut ini.
Hadirin wal Hadirat yang dirahmati Allah SWT.
Allah SWT. memberikan kepada kita empat permata yang harus selalu
kita jaga dalam muka bumi ini:
1. Akal
• Ada sebuah hadis seperti dikutip dalam kitab al-Awsath.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya, "Ciptaan Allah
pertama adalah akal. Lalu, Allah memerintah kepada akal,
'Menghadaplah', akal itu pun menghadap. Lalu Allah
memerintahkan, 'Renungkanlah', maka akal itu pun
merenung. Kemudian, Allah berfirman kepada akal, 'Demi
keagungan dan kebesaran-Ku, Aku tak pernah mencipta
makhluk yang lebih mulia bagi-Ku daripada engkau.
Lantaran engkau, Aku merampas. Lantaran engkau, Aku
memberi. Lantaran engkau, Aku mengganjar. Dan lantaran
engkau, Aku menyiksa."
• Dengan akal, seorang insan dapat membedakan mana yang
baik dan yang buruk, untuk kehidupan duniawi dan
ukhrawi. Apalagi bagi seorang yang beriman. Akal seorang
mu`min akan dituntun oleh ajaran agama Islam, sehingga
dapat selamat di dunia dan akhirat bila mengharap ridha
Allah.
2. Agama
‫ب ا َِّال ِم ٌۢ ْن بَ ْع ِد َما َج ۤا َءهم ا ْل ِع ْلم‬
َ ‫ف الَّ ِذيْنَ ا ْوتوا ا ْل ِك ٰت‬
َ َ‫االس َْالم ِۗ َو َما ا ْختَل‬ ِ ْ ‫ّٰللا‬
ِ ‫اِ َّن ال ِدِّيْنَ ِع ْندَ ه‬
‫ب‬
ِ ‫سا‬ َ ِ‫س ِريْع ا ْلح‬ ‫ّٰللاِ فَ ِا َّن ه‬
َ َ‫ّٰللا‬ ‫ت ه‬ ِ ‫بَ ْغي ًٌۢا بَ ْينَه ْم َِۗو َم ْن يَّ ْكف ْر بِ ٰا ٰي‬
Artinya:
Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah
berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah
mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara
mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka
sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya. (Ali ‘Imran:19)
Agama yang diakui Allah hanyalah agama Islam,
agama tauhid, agama yang mengesakan Allah. Dia
menerangkan bahwasanya agama yang sah di sisi Allah
hanyalah Islam. Semua agama dan syariat yang dibawa nabi-
nabi terdahulu intinya satu, ialah "Islam", yaitu berserah diri
kepada Allah Yang Maha Esa, menjunjung tinggi perintah-
perintah-Nya dan berendah diri kepada-Nya, walaupun syariat-
syariat itu berbeda di dalam beberapa kewajiban ibadah dan
lain-lain.
Muslim yang benar ialah orang yang ikhlas dalam
melaksanakan segala amalnya, serta kuat imannya dan bersih
dari syirik.
Allah mensyariatkan agama untuk dua macam tujuan:
1. Membersihkan jiwa manusia dan akalnya dari kepercayaan
yang tidak benar.
2. Memperbaiki jiwa manusia dengan amal perbuatan yang
baik dan memurnikan keikhlasan kepada Allah.
Kemudian Allah menggambarkan perselisihan para
Ahli Kitab tentang agama yang sebenarnya. Sebenarnya
mereka tidaklah keluar dari agama Islam, agama tauhid yang
dibawa oleh para nabi, seandainya pemimpin-pemimpin
mereka tidak berbuat aniaya dan melampaui batas sehingga
mereka berpecah belah menjadi sekian sekte serta membunuh
nabi-nabi. Perpecahan dan peperangan di antara mereka tidak
patut terjadi karena mereka adalah satu agama. Tetapi karena
kedengkian di antara pemimpin-pemimpin mereka, dan
dukungan mereka terhadap satu mazhab untuk mengalahkan
mazhab yang lain, timbullah perpecahan itu. Perpecahan itu
bertambah sengit setelah pemimpin-pemimpin itu
menyesatkan lawannya dengan jalan menafsirkan nas-nas
agama menurut hawa nafsu mereka.
Di akhir ayat ini, dikemukakan peringatan kepada
orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah dengan
menandaskan hukuman yang akan ditimpakan kepada mereka.
Dalam salah satu hadits dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash
bahwa Rasulullah SAW bersabda:
َّ ‫قَدْ أ َ ْفلَ َح َم ْن أ َ ْسلَ َم َور ِزقَ َكفَافًا َوقَنَّعَه‬
‫ّٰللا بِ َما آت َا‬
Artinya:
“Sungguh sangat beruntung seorang yang masuk Islam,
kemudian mendapatkan rizki yang secukupnya dan
Allah menganugrahkan kepadanya sifat qana’ah
(merasa cukup dan puas) dengan rezki yang Allah
berikan kepadanya”
3. Malu
Malu merupakan landasan akhlak mulia dan selalu
bermuara kepada kebaikan. Siapa yang banyak malunya lebih
banyak kebaikannya, dan siapa yang sedikit rasa malunya
semakin sedikit kebaikannya.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al Hakim, ia
berkata:
‫ فَإِذَا رفِ َع أ َ َحده َما رفِ َع اْالَ خَر‬،‫ا َ ْلـ َحيَاء َو اْ ِإل ْي َمان ق ِرنَا َجمِـ ْيعًا‬
Artinya:
"Iman dan malu merupakan pasangan dalam segala
situasi dan kondisi. Apabila rasa malu sudah tidak ada,
maka iman pun sirna." (HR. Al Hakim).
Sebagai ciptaan Allah, kita harus menjaga empat malu berikut
ini
• Malu kepada Allah SWT.
• Malu kepada Nabi
• Malu kepada sesama ciptaan Allah
• Malu kepada diri sendiri
4. Amalan Shaleh
Hadirin wal hadirat yang dimuliakan Allah SWT.
Siapa yang tidak ingin mendapatkan amal shaleh? Amal shaleh
bagi kita selaku ciptaan Allah merupakan hal yang tiada
banding, karena hidup kita di dunia hanya sementara dan akan
berpindah tempat ke tempat ke tempat kekal (akhirat).
ً‫طيِِّبَ ۚة‬
َ ً ‫صا ِل ًحا ِّم ِْن ذَك ٍَر ا َ ْو ا ْن ٰثى َوه َو مؤْ ِم ٌن فَلَن ْحيِيَنَّهٗ َح ٰيوة‬ َ ‫ع ِم َل‬ َ ‫َم ْن‬
َ ‫َولَنَج ِْزيَنَّه ْم اَج َْره ْم بِا َ ْح‬
َ‫س ِن َما كَان ْوا يَ ْع َمل ْون‬
Artinya:
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-
laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka
sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik dan sesungguhnya Kami beri
balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl: 97).
• Syarat diterimanya amal shaleh
1. iman
2. Niat
3. Ikhlas dalam berbuat
4. bersabar
5. menjaga kualitas shalat maupun setelah Shalat
Demikian ceramah agama yang dapat saya tuturkan, apabila ada salah
ucap mohon dimaafkan.

Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamit-Thariiq


‫وباهللا التوفيق والسعادة‬
‫والسلم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
KEWAJIBAN ORANG TUA TERHADAP ANAK
Oleh : Alimuddin, S. Sos

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫سيِِّ ِدنَا م َح َّم ٍد َخي ِْر ْاالَن َِام‬
َ ‫علَى‬
َ ‫سالَم‬ َّ ‫صالَة َوال‬ َّ ‫االس َْال ِم َوا‬ ِ ْ ‫ان َو‬ ْ ‫ا َ ْل َح ْمد هللِ الَّ ِذ‬
ِ ‫ي ا َ ْنعَ َمنَا بِنِ ْع َم ِة اْ ِال ْي َم‬
‫ َوا َ ْش َهد ا َ َّن‬, ‫ َو ْحدَه الَش َِر ْي َكلَه‬, ِ‫ ا َ ْش َهدا َ ْن الَ اِلَهَ اِالَّهللا‬, ‫لى الد ََّو ِام‬َ ‫ع‬ َ ‫ص َحابِ ِه وت َابِ ِع ِه‬ ْ َ ‫علَى ا َ ِل ِه َوا‬ َ ‫َو‬
‫ي بَ ْعدَه ا َ َّما بَ ْعده‬ َّ ِ‫عبْده َو َرس ْوله َالنَب‬ َ ‫م َح َّمدًا‬
Sininna umma selleng malebbie engkae hadere
Teppaja ri patarakka usukkuruketta nenniya pappojitta tenri
gangka lao ri sese arajanna puang Allah Ta’ala. Namuka engkana
nawerekki umuru malampe nenniya tubu majjappa, natopada engkaki
hadere ri onrong malebbie. Sikir-kira maelokki tuntui riona puang
Allah Ta’ala. Enrengnge assalawa sukku ritoriyamasaiyye
pangulukkeng Nabitta Muhammad SAW. Rilalenna iyyae
kesempatangnge / wettue malebbie kupurennui Insyah Allah, Majeppu
bicarai Cedde koromai annessana “ KEWAJIBANNA
TOPAJAJIYANGNGE LAO RIANA’NA .” sarekkoammangngi
naripahang madeceng appunna-punnatta, natoleppe pole
riassipubalingngemarana matti riesso rimunrinna puang Allah Ta’ala
Sininna umma selleng malebbie engkae hadere
Majeppu pada ripahannatu makkedae iyyaro tau pajajiyangnge
(Tomatuwae) degaga pada-pada napojinna wija-wijanna. Aga
narimakkowannanaro nawajikiwi sininna topajajiyangnge majeppu
berusaha sekuat tenaga dan pikiran, pekkogi cara nakkulle mattette
pappojinna riana’na. nasaba pappoji iya weddingnge papole rampe-
rampe madeceng ripallawangenna masyaraka’e, nenniya pappoji
makkullewe paleppei pole ritanggung jawa’na matti riesso rimunri.
Iyaro idi tomatuwae makkokkoe parelluki pada makkalitutu
hadapi ananatta, nasaba pangarunna ananae makkokoe luar biasa.
Dengan kemajuanna teknologi’e, iyya weddingnge pengarui akidahna
ananatta makkita pakedoang de nasi coco agama sellengnge
Pada-padanna menggunakan obat-obat narkotika, iyya
weddingnge palenynyei parengngeranna. Narekko makkoniro
keadaanna anana’e majeppu degaga laleng wedding riola untuk
padecengiwi mennanro sangadinna ripennoipi arona nasaba
paddisengeng agama
(Pendidikan agama) yang cukup mantap. Iyyae gau’e maladde ritu
napparengngerranna puang Allah Ta’ala ritau punnaiyye ana’. Pada
toha rimakkedanna puang Allah Ta’ala rilalenna akorang malebbie :
‫عد ًّوا لَّك ْم فَاحْ ذَر ْوه ْم‬ ِ ‫ٰيٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمن ْٓوا اِ َّن ِم ْن ا َ ْز َو‬
َ ‫اجك ْم َوا َ ْو َالدِك ْم‬
Bettuanna : E…. sininna tomateppe’e majeppu saisanna bainemu
nenniya ana-ana’mu, engka koritu mencaji bali ri iko, jaji sibole
bolemu pada matike ( hati-hati atau waspada ) mennanro. (QS. At
Tagabun : 14)
Sininna umma selleng malebbie engkae hadere
Adecengenna nenniya ja’na seddie anana taggatungngi pole
carana tomatuwanna piarai. Narekko melokki mitai annatta mattuju
ridecengnge mappamula baeccu riliseriwi arona nasaba paddisengeng
agama, nasaba riliserinna ana’e aggurung agama majeppu
makkebettuwangngi makkedae ripaleppei aleta pole ri tanggung
jawa’ta, nakarena narekko nasalai pendidikanna seddi’e ana’ mau tak
mau musti lisui tanggung jawa’na lao ritau matuwanna.
Jaji idi engka’e ripakkidalleki ripuang Allah Ta’alah wija-wija,
sibole-boleta lalo pada padecengiwi wija-wijatta, nakarena makessinna
iyyare’ga maja’na ampe-ampena anatta majeppu idi matotu riolo
lolongengngi birittana. Nari makkowannanaro namaladde
napparengngerangeng Nabitta makkedae :
‫اَدِِّب ْوا ا َ ْو َالدَك ْم حسنوا اخالقهم‬
Bettuanna : “Pada piara madecengngi mennang ana’- ana’mu napada
mupakkessingi toi ampe ampena mannangro.”
Sininna umma selleng malebbie engkae hadere
Makkoniro yala ada assiparingngerangeng, mammuware engkai
mabbarakka lao ri pada idi’ maneng Nawerekki Puang Allah Ta’alah
anana’ madeceng. Amin

‫وباهللا التوفيق والسعادة‬


‫والسلم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
MAKNA BALA' DALAM SURAH AL-ANBIYA’ AYAT 35
Oleh : KM. Indri Nirmalasari, S. Ag

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫ الصالة والسالم على‬.‫ وبه نستعين على امور الدنيا والدين‬.‫الحمد هلل رب العالمين‬
‫ اما بعد‬.‫أشرف االنبياء والمرسلين سيدنا محمد وعلى اله واصحابه اجمعين‬
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan atas kehadirat Allah
swt. Berkat segala nikmat yang diberikanNya, sehingga kita semua
bisa hadir berkumpul di tempat ini. Shalawat dan salam tak lupa kita
kirimkan kepada Nabi Muhammad saw. Nabi yang menjadi sebaik-
baiknya teladan bagi kita semua.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, Yang akan menjadi
tema pembahasan yakni: “Makna Bala' dalam surah al-anbiya ayat 35"
Hadirin sekalian yang dirahmati Allah swt.

‫اعوذ باهللا من الشيطان الرجيم‬


‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
ً ْ
َ‫ش ِ ِّر َوال َخي ِْر فِتْنَة َِۗواِلَ ْينَا ت ْر َجع ْون‬ ِ ِۗ ‫ك ُّل نَ ْف ٍس ذَ ۤا ِٕىقَة ا ْل َم ْو‬
َّ ‫ت َونَبْل ْوك ْم بِال‬
Artinya : Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan
menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang
sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.
(Al Anbiyaa' 21:35)
Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita menyamakan
antara bala' (ujian) dan musibah. Akan tetapi, perlu kita ketahui
bersama bahwa dalam bahasa Al-Qur'an, bala (ujian) dan musibah itu
adalah sesuatu yang berbeda.
Sebagaimana prof Quraish Shihab menjelaskan bahwa
musibah itu adalah sesuatu yang tidak kita senangi yang lahir akibat
ulah kita sendiri. Sedangkan bala' (ujian) di dalam tafsir beliau, tafsir
al-misbah, bala' (ujian) adalah sesuatu yang boleh jadi kita senangi,
yang tidak ada keterlibatan kita di dalam nya. Maksudnya apa? Semua
dari kita kena yang namanya bala'(ujian). Hidup ini bala'(ujian). Jadi
bisa jadi kita tidak bersalah tapi kita mendapatkan bala' (ujian).

‫* ونبلوكم‬Bala' (ujian)*
"Kami memberi bala' kepada kamu"
Jadi ada rahasia Tuhan di dalamnya. Ketika kita tidak bersalah
kemudian terkena sesuatu yang kita namai musibah dalam bahasa
agama adalah bala' (ujian), kita dijadikan alat oleh Allah untuk
mengingatkan orang lain. Apa salahnya korban jatuhnya pesawat?
Tidak ada salahnya kan? Tuhan jadikan dia alat untuk mengingatkan
orang lain bahwa kematian sewaktu-waktu bisa datang.

Hadirin sekalian yang dirahmati Allah swt.


Perlu kita ketahui bahwa di dalam hidup ini terdapat dua sisi
yang saling berkaitan, ada kesenangan dan kesedihan, ada
kemenangan dan kekalahan, ada positif dan negatif
Dan tentunya manusia tidak pernah bisa berada dalam sisi tertentu
melainkan secara bergantian, kadang positif dan kadang negatif
َ‫ش ِ ِّر َو ْال َخي ِْر فِتْنَةً َِۗواِلَ ْينَا ت ْر َجع ْون‬ ِ ِۗ ‫ك ُّل نَ ْف ٍس ذَ ۤا ِٕىقَة ْال َم ْو‬
َّ ‫ت َونَبْل ْوك ْم بِال‬
Menurut imam ar-Razi dalam tafsir mafatih al-qhaib bahwa
dalam kehidupan dunia, Allah menguji kepada manusia dengan
berbagai ujian baik berupa kenikmatan, kelapangan rezeki, mudah
menjalankan ketaatan, ataupun berupa musibah yang menyengsarakan
seperti sakit, kekurangan harta benda, kematian dan lainnya. Dua sisi
keadaan manusia di dunia baik kesenangan maupun kesusahan adalah
ujian dari Allah. Maka dari itu tidak boleh untuk berfikir dari satu sisi
saja.Jika kita berpikir hanya satu sisi saja, maka manusia akan terlena
dan bisa membawa kepada kebinasaan. Sebagaimana contoh orang
yang mendapatkan kesusahan tentu sedang Allah uji. Namun secara
hakikatnya melalui ujian berupa kesusahan tersebut akan muncul
suatu kemenangan yaitu merupakan nikmat dari Allah SWT.
Begitupun setiap orang yang diberikan kemudahan dalam hidupnya
merupakan suatu nikmat. Meskipun demikian, dalam nikmat tersebut
terdapat ujian. Apakah dengan nikmat itu manusia bersyukur atau
makin terlena dengan kenikmatan tersebut yang akhirnya membawa
kepada jurang kenistaan.Oleh karena itu, apapun keadaan manusia di
dunia, itu merupakan ujian.
- diberi kenikmatan hidup merupakan ujian
- diberi kesusahan juga merupakan ujian

Hadirin sekalian yang dirahmati Allah swt.


Kemudian di akhiri dengan ‫“ والينا ترجعون‬Hanya kepada
Kamilah kamu dikembalikan”, dengan demikian kembali kepada
tujuan kehadiran Alquran bahwa kita harus percaya bahwa ada hari
pembalasan. Dan manusia yang akan berhasil dalam kehidupan di
dunia tentu mereka yang mampu melihat satu keadaan dengan dua
tinjauan sehingga mereka akan lebih berhati-hati dalam menjalani
kehidupan.

Hadirin sekalian yang dirahmati Allah swt.


Demikianlah ceramah yang sempat saya sampaikan. Terima kasih atas
segala perhatiannya dan mohon maaf atas segala kekurangannya.
‫وباهللا التوفيق والسعادة‬
‫والسلم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
WARANG PARANG (HARTA BENDA)
Oleh: Risman, S. H

ِ َّ ‫علَيْك ْم َو َرحْ َمة‬


‫ّٰللا َوبَ َركَاته‬ َ ‫اَلس ََّالم‬
JALANGKOTE PANADA
ES BUAH ES CAMPUR…
YENGKALINGAI BALINNA BERESSELENG E.
SAMANNA NAJINNA MANENGKI JALANGKOTE.
IBUUUU… OH IBUUUUU…. ALHAMDU LILLAH…
ASTAGFIRULLAH ROBBAL BAROYAA ASTAGFIRULLAH
MINAL HATOYA..

َ ‫علَى ال ِدِّي ِْن ك ِلِّ ِه َو َكفَى بِاهلل‬


،‫ش ِه ْيدًا‬ َ ‫ظ ِه َره‬ ْ ‫ لِي‬،‫ق‬ِ ِّ ‫س َل َرس ْولَه بِا ْلهدَى َو ِدي ِْن ا ْل َح‬ َ ‫ي أ َ ْر‬ ْ ‫ا َ ْل َح ْمد هلل الَّ ِذ‬
‫علَى آ ِل ِه‬ َ ‫علَى‬
َ ‫سيِِّ ِدنَا م َح َّم ٍد َو‬ َ ‫ اَللَّه َّم‬,ِ‫ َوأ َ ْش َهد أ َ َّن م َح َّمدًا َرس ْول هللا‬,‫أ َ ْش َهد أ َ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللا‬
َ ‫ص ِِّل‬
‫ أ َ َّما َب ْعد‬. َ‫ص ْح ِب ِه ا َ ْج َم ِعيْن‬
َ ‫َو‬
Sininna tomatoa malebbikku engkae hadere …
Pada loni mai napada isukkuri pammasena fung allahu ta’ala,
nasaba pada engkana nawerekki apatiroang, nawerengi adisingeng,
gangkanna iyanaro mancaji saba, tosita rupa rilalenna iyye onrong
mabbarakka’e, iyyetonaro adisingeng e ro sibawa apatiroang e
merupakang i pammase nomoro siddinna nenniya nomoro duanna
fung allahu ta’la, nasaba iyyatu pammasena fung allah ta’ala wedding
irengking, engka rengking seddi pammasena fung allah ta’ala, iyye
rengking seddie pammasena fung allah ta’ala iyyanatu apatiroang e
nomoro dua adisingeng e, tapi biasa mi tuh engka tau salah pahang,
tapi malebbi moi salah pahang e daripada mappahang salah e, yekko
tau salah pahang wedding mopa ipattuju, iyyemi nakko mappahang
salah ni tauwwe, salanihatu naseng mopi alena de nasalah, jadi
makanja kanja motu salah pahang e daripada mappahang salah e, pada
pada iyyatuh makessing-kessing moi cedde salah kedoe, dari pada
kedo salah e
Biasa engka tau salah pahang, samanna irita napanomoro siddi
ero warang parang e padahal yekko me ipasiangke apatiroang e,
sibawa adisingeng e, sibawa warang parang e, degaga angkena warang
parang e
Bapak/ibu yang di muliakan allah swt
Yetonaro adisingeng e sibawa apatiroang e mancaji saba
natositarupa rilalenna iyye onroang mabbarakkae
Taitanigare biasa engka tau makadising, makadising irita, lettu
kega jokka, laoni galung na, laoni tokona, laoni dare’na, laoni luar
negeri maccenne cenne jokkana, tapi bang i tauwwe rimasigi’e ,
demana gaga iritta pattujunna sellu’ ri babanna masigi’e, siddi tanra
engka tau iwereng adisingeng tapi dena iwereng apatiroang..
Sibalikenna engka to tau iwereng apatiroang, yekko ramalang i
pada-pada iyye lari seratu cinna na lao mabbere jama’ lao mattarawe,
melo ladde mappuasa, tetapi laing i elona fung allah ta’ala, engka
okko rumah sakit lai opname, engkai apatiroang e degagai adisingeng
e, tetapi idi makkokoe engka maneng tapolaiye, nawerengki fung allah
ta’ala apatiroang laoki mattarawe, nawereng i fung allah ta’ala
apatiroang mangkalingaki ceramah,, tapi makatoje tuh ega tau sappa
masigi dega ga paccaramanah, istilah na anak muda e makkokoe,
makkada masigi lempa kosong mije idi isappa ustad, heh agasih
yaseng masigi lempa kosong, makkadai iyye degaga paccaramanah,
nauzubillahi min zalik.
Makkada denre yekko ipasibali apatiroang e sibawa adisingeng
e sibawa warangparang e degaga angke’na warang parang e, dega
angke’na, yekko engka taruntu tau makaega gaganna iyye na engka
btn tabbukka melli sih bola, ye engka oto keluaran baru nelli sih,
nadegaga apatiroang, aja takkada manyameng ero tauwwe.
Pakkitattami mitai manyameng degaga nyameng akkotu..
Pada-pada moi narekko engka tau mega gaganna sogi, nakenna
lasa ee bara’na stroke lettu kegaro mabbura ladde’, nacappuri ladde
duina, pene maladde mi lasanna, cobanna wedding i nabbereng
maneng e ero gaganna ro na wedding madising na paja stroke,
nabbereng maneng ero begitu sungguh tidak ada nilainya harta
dibanding kesehatan,
Jadi syukkuru laddeki nawereng fung allah ta’ala apatiroang
sibawa adisingeng yetona ro toma toa malebbiku engkae hadere,
narampe fung allah ta’ala rilalenna surah ibrahim ayat 7 :
َ َ‫ي ل‬
ٌ‫ش ِد ْيد‬ َ ‫َواِذْ تَاَذَّنَ َربُّك ْم لَ ِٕى ْن‬
َ ‫شك َْرت ْم َالَ ِز ْيدَنَّك ْم َولَ ِٕى ْن َكف َْرت ْم اِ َّن‬
ْ ِ‫عذَاب‬
Bettuanna:
“Taingerrangi wetunna narampe fung allah ta’ala makkada
nigi-nigi syukuuruki pammaseku utambaiangi, na nigi-nigi de
nasukkuruki pamasseku majeppunna paccallaku liwe peddina”
Tau malebiku engkae hadere
Engka anregurutta tau panrita tafsere iyyewe ayat ee, yekko
meloki maningkat kehidupanta, meloki meningkat kesejahteraanta..
Maccaki syukkuruki pammasena fung allah ta’ala.
Engka siddi riwayat rampei makkada iyyaro pangulutta nabi
musa as, iye matoro napagguruang i umma’na, gangkanna engka
nengka seddi wettu, rilalenna seddie riwayat, iyyaro nabi musa
tudang-tudang i takkajenne pikkiriki umma’na, apa iyyatu umma’na
nabi musa maka kalelleng, onro kalellengna umma’na nabi musa biasa
engka narampe nabitta rilalenna haddese’na
َ ‫فَإِنَّ َما أ َ ْهلَكَ الَّ ِذيْنَ ِم ْن قَ ْبلِك ْم َكثْ َرة َم‬
‫سائِ ِل ِه‬
Passabarenna namacilaka umma-umma maddioloe, nasaba
mega ladde caritana termasuk salah seddinna umma’na nabi musa as.
Jaji wettunna tudang-tudang nabi musa pikkiriki umma’na
liwe’ kalelleng lengna, magi takko engka tau kasi asi maddeppe,
madeppe ero tau kasi asi e napodang i nabi musa makkadai ee nabi
musa nabiko je gare? Nakkada nabi musa manengka makkoro bateta
mabbicara? Makkadai nasaba nabiko iyatuh nabie itarimai
paddoangenna ri fung allahu ta’ala, yekko manessako nabi tulungnga
cedde podangi fung allah ta’ala na pasogika, makkada nabi musa,
nasaba nauji i nange ero tau kasi’ asie.. Makkada magai melo
musogi?, makkadai ero tau kasi asi’e, e de natu musalai narekko tau
kasi-asi terbatas kemampuang e, najello i nabi musa makkada nabi
musa ee mangingika napandang enteng tau sogi’e jaji tulung saika
cedde podangi fung allah ta’ala napasogika aja’na napandang
entengka tau sogi’e.
Makkadai nabi musa yekko iyyetu melo maladde tacinnai
sogi’e namo dewillaudoangengki’ jaji toh, yekko tulle mo pegaui
syara’na, makkadai aga syara’na. Makkadai nabi musa agguruki jolo
syukkuruki pammasena fung allah ta’ala.
Mette’i ero tau kasi asie makkada ee nabi musa salai kapang.
Makkadai nabi musa manengka salah?, tania je bansanaku wedding
sukkuruki pammasena fung allah ta’ala.nakkada nabi musa niga pale?,
nakkada tau sogie mi, najelloni makkada nabi musa pekkoje caraku
melo sukkuruki pammasena fung allah ta’ala, naiyye je bawang
wajaju silampae wappunnai, iyyena upake esso esso, tania je bansaku
wedding sukkuruki pammasena fung allah ta’ala, nakkada na nabi
musa iyemiro bawang upasengekki yekko meloki meningkat
kehidupanta, meloki meningkat kesejahteraanta agguruki sukkuruki
pammasena fung allah ta’ala.
Mette i ero tau kasi asie. Makkada, ee desedding nala
akkalekku. Maddei nasalei nabi musa. Wettunna nange madde ero tau
sogie mannawa nawai nabi musa makkada we kasi ummaku. Sogi
tauwwe mace gau naccecca fung allah ta’ala, lebbi lebbipa ko to kasi
asi macegau.
Hadirin dan hadirat yang dimuliakan allah swt…
Denametta mattengangi mannawa nawa nabi musa pikkiriki
umma’na yero kasi asie makae kalelleng e, magi takko engka tau sogi
maddeppe, e maddeppe ero tau sogie makkada, nabi musa?
Nabiki’tuh. Idi na nabi pura ilanti ri fung allah ta’ala, idi to nabi
iwereng kesempatan mabbicara langsung fung allah ta’ala tulunga
cedde, nakkada nabi musa aga utulungeng i makkada tatulunga kasi
tapodang i fung allah ta’ala nallegga asogirekku, makkada nabi musa
tau paga kalellengna iyyewe. Silalona engka okkowe tau kasi asie
melo asogireng ko fung allahu ta’ala, pekko tosi carana idi sogiki ta
melo kasi asi?
Makkadai ero tau sogi e, ee nabi musa ero iya sukkuruuu
marajaka nawereng warangparang fung allah ta’ala, maega ladde,
dena wanre maneng i warangparakku u mate. Yakkeppaha
makasawala namanari wja-wijakku. Tapi engka seddi persoalan,
nakkada agaro. Biasa gara2 warangprakku wurusu, wallupai
makkasiwiang lao ri fung allah ta’ala. Jaji tatulunga cedde tapodang i
fung allah ta’ala nalegga asogirekku, aja’ napakkalialika
makkasiwiang.
Makkadai nabi musa yekko itu tacinnai melo kasi asi asie,
namo de ufodangi fung allah ta’ala jaji to yekko melo mokki pegau i
syara’na, nakkada aga syara’na, nakkada nabi musa. Tacoba cobai jolo
pappesaui sukkuruki pammasena fung allah ta’ala.
Mettei ero tau sogie makkada e nabi musa. Dena coco de na
isukkuruki pammasena fung allah ta’ala, nakkada nabi musa
makkotongeng apoatuh, tapi aga alasanta idi? Makkada nabi musa
dua lice mata nawerenga mata fung allah ta’alaa upake makkita,
egannana pappenyamennna fung allah ta’ala urasakang gara-gara
pakkitakku, magaro pale tau kasi melo mopi makkitaa i lleggani
pakkittanna ko fung allah ta’ala. Sukkuruka iyya makkita mopa, nabi
musa dua lice aje nawerekka fung allah ta’ala. Lettu kegaka jokka,
belaku jokka egana kampong ujokkai. Eganna pappenyamenna fung
allah ta’ala urasakan gara-gara jokkaku, magai je ro tau e kasi melo
mopa jokka lai keponi ko fung allah ta’ala. E nabi musa dua lice lima
nawerekka fung allah ta’ala, iyyena upake nasabbari namaega
warangparaku , jaji nabi musa desiseng nawedding de isukkuri
pammasena fung allah ta’ala, makkadai nabi musa yekko makkoitu
pahangta yesisengna makkoetu napoji fung allah ta’ala, tappatteruni
yetu.
Jamaah yang dirahmati oleh allah swt…
Jaji singkat cerita denametta purana terjadi iyyewe peristiwa e
siruntu i pemeng nabi musa tau kasi asi e. Sibawa tau sogi e dalam
satu tempat bersamaan, maga keadaanna tau kasi asi e denamelo
sukkuru, sope sope wajajunna, nateppang teppang napake mopa, pene
kasi asi mi. Tapi tau sogie nasaba maccai sukkuruki pammasaena fung
allah ta’ala pene tatambami asogirenna.Jaji narekko fung allah ta’ala
majjanci pak “lainsyakartum laazidannaku” nigi2 sukkuruki
pammaseku utambaiang i. Denengka najjanci salah fung allah ta’ala,
de napa tau e sesa majjanci., istilahna janji mutale e. Jaji narekko
meloki maningkat kesejahteraanta meloki maningkat kehidupanta
maccaki sukkuruki pammasena fung allah ta’ala
Jamaah yang dimuliakan oleh allah swt
Sikoniro kapang narapi urampengekki ada-ada assiparingerrangeng
rilalenna iyye wettu mabbarakka’e.
‫وباهللا التوفيق والسعادة‬
‫والسلم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
TAWAKKAL KEPADA ALLAH
Oleh : Munawati, S. Pd. I

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


َ‫ت ا َ ْع َما ِلنَا َم ْن يَ ْه ِد هللاِ فَال‬
ِ ‫سيَّئ َا‬ ِ َّ ِ ‫ا َ ْل َح ْمد‬
َ ‫َلِل نَ ْست َ ِعيْنه َونَ ْست َ ْغف ِْره َونَع ْوذ بِاهللِ ِم ْن شر ْو ِر ا َ ْنف ِسنَا َومِ ْن‬
‫ َوا َ ْش َهد ا َ ْن م َح َّمدًا‬,‫ ا َ ْش َهد ا َ ْنالَ اِلَهَ اِالَّ هللاِ َو ْحدَه الَش َِريْكَ لَه‬, ‫ي لَه‬
َ َ‫ض ِل ْل فَالَهَاد‬ ْ ‫ض َّل لَه َو َم ْن ي‬ ِ ‫م‬
َّ ‫عبْده َو َرس ْولَه الَ نَ ِب‬
‫ي َب ْعدَه‬ َ
Pada pertemuan mulia ini, marilah kita panjatkan pujian dan
syukur kepada Allah Swt. atas nikmat yang tidak terhitung kepada kita
semua.
Sholawat serta salam, marilah kita haturkan kepada nabi besar
Muhammad saw., keluarga, sahabat dan pengikut beliau yang
bersungguh sungguh.
Insyaallah, saya akan menyampaikan suatu tema menarik yang
berguna bagi kehidupan kita semua
yaitu Bertawakal kepada Allah Swt.
Kaum Muslimin dan Muslimat rahimakumullah
Kita perlu mengetahui lebih dalam perihal tawakal karena
tawakal merupakan bagian ajaran Islam yang penting. Tawakal
merupakan satu diantara sikap terpuji yang sebaiknya dimiliki umat
muslim.
Dalam agama Islam, pengertian tawakal berarti berserah diri
sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil
suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan.
Sementara mengacu Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Daring, tawakal ialah pasrah diri kepada kehendak Allah Swt.;
percaya dengan sepenuh hati kepada Allah Swt. (dalam penderitaan
dan sebagainya).
Sikap tawakal menjadi satu di antara penilaian tingkat
keimanan seorang Muslim. Tak bisa dimungkiri di berbagai situasi,
tawakal mungkin jadi hal yang terasa berat dilakukan. Alih-alih pasrah
diri kepada Allah Swt., kita justru mengandalkan kekuatan sendiri
maupun bergantung pada orang lain.
Kata tawakal berasal dari bahasa Arab dengan kata dasarnya,
'wakilun'. Dalam kamus-kamus bahasa, seperti kamus Al-Munjid
disebutkan, kata wakil/wakilun diartikan sebagai menyerahkan,
membiarkan, serta merasa cukup.
Pengertian tawakal menurut ulama, di antaranya:
Imam Al Ghazali mendefinisikan pengertian tawakal sebagai
penyandaran diri kepada Allah Swt. sebagai satu-satunya al-wakiil
(tempat bersandar) dalam menghadapi setiap kepentingan, bersandar
kepada-Nya saat menghadapi kesukaran, teguh hati ketika ditimpa
bencana, dengan jiwa yang tenang dan hati yang tentram.
Menurut Imam Ahmad bin Hambal, pengertian tawakal adalah
perbuatan yang dilakukan oleh hati bukan sesuatu yang diucapkan
oleh lisan. Bukan juga sesuatu yang dilakukan oleh anggota tubuh.
Tawakal juga bukan merupakan sebuah keilmuan dan pengetahuan.
Imam Ahmad bin Hambal menambahkan, tawakal bukan hanya berdia
diri tanpa usaha, bukan juga kepasrahan tanpa upaya.
Menurut Ibnu Qoyim Al Jauzi, pengertian tawakal adalah
amalan dan ubudiyah (penghambaan) hati dengan menyandarkan
segala sesuatu hanya kepada Allah, tsiqah terhadap-Nya, berlindung
hanya kepada-Nya dan rida atas sesuatu yang menimpa diri Anda.
Kaum Muslimin dan Muslimat rahimakumullah
Puncak dari peribadatan kepada Allah ‫ ﷻ‬adalah tawakal. Ibnul
Qayyim rahimahullah berkata,
ِ ِّ‫صف الد‬
‫ِين‬ ْ ِ‫الت َّ َو ُّكل ن‬
“Tawakal adalah setengah dari agama.”
Allah Swt. berfirman,
‫علَ ْي ِه‬
َ ‫فَاعْبدْه َوت ََو َّك ْل‬
“Maka sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya.” (QS. Hud :
123)
Ada bagian ibadah dan ada bagian tawakal secara terpisah.
Seakan-akan ibadah ini dibangun di atas ibadah dan tawakal. Itulah
yang sejatinya kita sebutkan setiap hari di dalam shalat,
‫ِإيَّاكَ نَ ْعبد َو ِإيَّاكَ نَ ْستَعِين‬
“Hanya kepada Engkaulah kami beribadah, dan hanya kepada
Engkaulah kami memohon pertolongan (tawakal).” (QS. Al-Fatihah:
5)
Oleh karenanya, sebagian salaf mengatakan bahwa tawakal
adalah setengah dari agama.
Saking agungnya tawakal, Nabi Muhammad saw.
menyebutkan tentang golongan yang masuk surga tanpa hisab, di
antara mereka adalah orang-orang yang bertawakal kepada Allah,
yaitu ketika Nabi Muhammad saw. bersabda,
‫ب‬ٍ ‫سا‬َ ِ‫سبْع ْونَ أ َ ْلفًا يَدْخل ْونَ ا ْل َجنَّةَ بِغَي ِْر ح‬
َ ‫ َو َمعَه ْم‬، َ‫ َه ِذ ِه أ َّمتك‬:‫ي‬ْ ‫ فَ ِق ْي َل ِل‬،‫عظِ ْي ٌم‬ َ ٌ‫س َواد‬ َ ‫ظ ْرت فَإِذَا‬ َ َ‫فَن‬
ْ ‫ فَلَعَلَّهم الَّذ‬:‫ فَقَا َل بَ ْعضه ْم‬، َ‫ي أ ْولَئِك‬
‫ِي‬ ْ ِ‫َاض النَّاس ف‬ َ ‫ فَخ‬،‫ض فَدَ َخ َل َم ْن ِزلَه‬ ٍ ‫عذَا‬
َ ‫ ث َّم نَ َه‬،‫ب‬ َ َ‫َوال‬
ِ‫صحِ ب ْوا َرس ْو َل هللا‬ َ r ،‫ش ْيئًا‬َ ِ‫اإل ْسالَ ِم فَلَ ْم ي ْش ِرك ْوا بِاهلل‬ ِ ‫ي‬ َّ َّ
ْ ِ‫ فَلَعَله ْم ال ِذيْنَ ولِد ْوا ف‬:‫ َوقَا َل بَ ْعضه ْم‬،
ِ ‫علَ ْي ِه ْم َرس ْول‬
‫هللا‬ َ ‫ فَخ ََر َج‬،‫وذَكَر ْوا أ َ ْش َيا َء‬r َ َ‫طيَّر ْون‬ َ َ ‫ هم الَّ ِذيْنَ الَ َي ْست َْرق ْونَ َوالَ َيت‬:َ‫ فَقَال‬،‫فَأ َ ْخ َبر ْوه‬
َ‫علَى َربِِّ ِه ْم يَت ََو َّكلون‬ َ ‫َوالَ يَ ْكت َو ْونَ َو‬
“Tiba-tiba aku melihat lagi sekelompok orang yang lain yang
jumlahnya sangat besar, maka dikatakan kepadaku, ‘Mereka itu adalah
umatmu, dan bersama mereka ada 70.000 (tujuh puluh ribu)
orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa disiksa lebih
dahulu’. Kemudian beliau bangkit dan masuk ke dalam rumahnya,
maka orang- orang pun memperbincangkan tentang siapakah mereka
itu? Ada di antara mereka yang berkata, ‘Barangkali mereka itu orang-
orang yang telah menyertai Rasulullah saw. di dalam hidupnya’, dan
ada lagi yang berkata, ‘Barangkali mereka itu orang-orang yang
dilahirkan dalam lingkungan Islam hingga tidak pernah menyekutukan
Allah dengan sesuatupun, dan yang lainnya menyebutkan yang lain
pula’. Kemudian Rasulullah keluar dan mereka pun memberitahukan
hal tersebut kepada beliau. Maka beliau bersabda, ‘Mereka itu adalah
orang-orang yang tidak pernah minta rukyah, tidak melakukan
tathayyur dan tidak pernah meminta lukanya ditempeli besi yang
dipanaskan, dan mereka pun bertawakal kepada Tuhan mereka’.”
Tawakal inilah yang menjadikan mereka tidak meminta untuk
dirukyah. Kesempurnaan tawakal mereka menjadikan mereka tidak
minta untuk dirukyah, tidak meminta untuk diobati dengan kayu (besi
yang dipanaskan) dan karena kesempurnaan tawakal mereka, mereka
tidak bertathayyur. Sehingga jadilah sifat utama orang-orang yang
masuk ke dalam surga tanpa azab dan tanpa hisab adalah tawakal
kepada Allah.
Tidaklah seseorang memiliki tawakal yang tinggi, kecuali
hatinya sudah dipenuhi dengan tauhid, ibadah yang kuat, meyakini
bahwa Allah yang Maha Pengatur alam semesta ini. Allah berfirman,
‫ش ْيئًا أ َ ْن يَقو َل لَه ك ْن فَيَكون‬
َ َ‫إِنَّ َما أ َ ْمره إِذَا أ َ َراد‬
“Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia
hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.” (QS.
Yasin : 82)
Orang yang bertawakal itu tahu bahwa segala urusan di bawah
kendali Allah. Dia tahu segala yang terjadi atas kehendak Allah. Dia
yakin dan tahu bahwa apa yang Allah kehendaki, pasti terjadi dan apa
saja yang tidak Allah kehendaki, maka tidak akan terjadi. Dia tahu
bahwa Allah mampu mengubah segala kondisi sesuai atas kehendak-
Nya. Maka, dia pun menyerahkan segala urusannya kepada Allah.
Oleh karenanya, hendaknya seorang mukmin mengisi hari-
harinya dengan tawakal. Paling tidak, setiap kali dia melakukan suatu
perbuatan, maka dia mengucapkan basmalah, yaitu ucapan ‫ّٰللا‬ َّ ‫ بِس ِْم‬.
Basmalah adalah kalimat tawakal. Dengan nama Allah dia bertawakal
kepada Allah. Sejak dia keluar dari rumahnya sampai tidur, dia
bertawakal kepada Allah. Ketika dia keluar dari rumahnya dia berdoa,
ِ َّ ‫ َال َح ْو َل َو َال ق َّوة َ ِإ َّال ِب‬،‫ّٰللا‬
‫اَلِل‬ ِ َّ ‫علَى‬ َ ‫ّٰللا ت ََو َّك ْلت‬
ِ َّ ‫ِبس ِْم‬
“Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tiada daya dan
kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.”
Begitu juga saat hendak tidur, Rasulullah mengajarkan untuk berdoa,
‫س ْلت َ َها‬
َ ‫ َو ِإ ْن أ َ ْر‬،‫ فَا ْغف ِْر لَ َها‬،‫س ْكتَ نَ ْفسِي‬ َ ‫ ِإ ْن أ َ ْم‬،‫ َو ِبكَ أ َ ْرفَعه‬،‫ض ْعت َج ْن ِبي‬ َ ‫س ْب َحانَكَ الله َّم َر ِبِّي ِبكَ َو‬
َّ ‫َظ َها بِ َما ت َ ْحفَظ بِ ِه ِعبَادَكَ ال‬
َ‫صالِحِ ين‬ ْ ‫فَاحْ ف‬
“Maha suci Engkau Ya Allah Rabb-ku, dengan-Mu aku meletakkan
lambungku, karena Engkau-lah aku bisa mengangkatnya, jika Engkau
telah memegang ruhku, maka ampunilah diriku dan jika Engkau
mengembalikan ruhku, maka jagalah jiwaku sebagaimana Engkau
menjaga hamba-hamba-Mu yang saleh.”
Begitu juga dengan doa yang diriwayatkan oleh Al-Barra’ bin
‘Azib radhiyallahu ‘anhu untuk berdoa,
َ ‫ َوأ َ ْل َجأْت‬، َ‫ َوفَ َّوضْت أ َ ْم ِري إِلَيْك‬، َ‫اللَّه َّم أ َ ْسلَ ْمت َو ْج ِهي إِلَيْك‬
َ‫ظ ْه ِري إِلَيْك‬
“Ya Allah aku serahkan jiwaku kepada-Mu, aku pasrahkan urusanku
kepada-Mu, aku sandarkan punggungku kepada-Mu.”
Sejatinya tawakal bukan hanya di dalam perkara-perkara
duniawi saja. Namun, kebanyakan orang bertawakal dalam perkara-
perkara duniawi. Di dalam mencari rezeki dia bertawakal, mencari
jodoh juga bertawakal, setiap kali ada permasalahan
bertawakal.Tawakal juga berkaitan dengan ibadah. Seseorang ketika
beribadah, hendaknya dia bertawakal kepada Allah. Berdasarkan
firman Allah ,
‫علَ ْي ِه‬
َ ‫فَاعْبدْه َوت ََو َّك ْل‬
“Maka sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya.” (QS. Hud :
123)
Maka, ketika seseorang menunaikan haji, dia bertawakal
kepada Allah. Ketika umrah dia bertawakal kepada Allah. Bahkan,
ketika dia mendirikan shalat pun, dia bertawakal kepada Allah. Allah
berfirman,
‫ ِإنَّه ه َو السَّمِ يع ا ْل َعلِيم‬، َ‫َّاجدِين‬ ِ ‫ َوتَقَلُّ َبكَ فِي الس‬،‫ الَّذِي َي َراكَ حِ ينَ ت َقوم‬،‫الرحِ ِيم‬ َّ ‫يز‬ِ ‫علَى ا ْل َع ِز‬
َ ‫َوت ََو َّك ْل‬
“Dan bertawakallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa, Maha
Penyayang. Yang melihat engkau ketika engkau berdiri (untuk shalat),
dan (melihat) perubahan gerakan badanmu di antara orang-orang yang
sujud. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. Asy-
Syu’ara : 217-220)
Oleh karenanya, hendaknya setiap muslim berusaha melatih
dirinya untuk mencapai tawakal. Kita tahu bahwa tawakal itu
bertingkat-tingkat. Semakin tinggi tawakalnya, maka akan semakin
mudah baginya untuk masuk surga tanpa azab dan hisab
Kaum Muslimin dan Muslimat rahimakumullah
Pada kesempatan yang mulia ini saya akan menyampaikan
tentang keutamaan tawakkal itu.
Adapun beberapa keutamaan tawakal menurut pandangan Islam:
1. Memperoleh kecukupan dari Allah
Orang yang bertawakal dijamin mendapatkan rasa cukup dari
Allah Swt. Hal ini lantaran orang yang bertawakal telah menyerahkan
diri kepada Allah sehingga dia akan meyakini bahwa Allah telah
menjamin rezeki untuk umat-Nya. Keutamaan ini tercantum dalam
surah At Talaq ayat 3 yang berbunyi:
َّ ‫ّٰللا َبالِغ أ َ ْم ِر ِه قَدْ َج َع َل‬
‫ّٰللا لِك ِِّل‬ َ ‫َو َي ْرز ْقه ِم ْن َحيْث ال َي ْحتَسِب َو َم ْن َيت ََو َّك ْل‬
ِ َّ ‫علَى‬
َ َّ ‫ّٰللا فَه َو َحسْبه ِإ َّن‬
‫يءٍ قَد ًْرا‬
ْ ‫ش‬ َ
"Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-
sangkanya. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah
akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah
melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan
ketentuan bagi setiap sesuatu"
2. Meningkatkan keimanan
Tawakal menjadi satu di antara bagian dari keimanan seorang
Muslim. Hal ini seperti yang tercantum dalam surah Al Maidah ayat
23 yang berbunyi:
َ‫اب فَإِذَا دَ َخ ْلتموه فَإِنَّك ْم غَالِبون‬
َ َ‫علَ ْي ِهم ا ْلب‬
َ ‫علَ ْي ِه َما ادْخلوا‬ َّ ‫الن ِمنَ الَّذِينَ يَخَافونَ أ َ ْنعَ َم‬
َ ‫ّٰللا‬ ِ ‫قَا َل َرج‬
َ‫ّٰللا فَت ََو َّكلوا إِ ْن ك ْنت ْم مؤْ ِمنِين‬
ِ َّ ‫علَى‬ َ ‫َو‬
"Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, yang
telah diberi nikmat oleh Allah, 'Serbulah mereka melalui pintu
gerbang (negeri) itu. Jika kamu memasukinya niscaya kamu akan
menang. Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu
orang-orang beriman'."
3. Mendapatkan kebaikan dunia akhirat
Keutamaan tawakal selanjutnya bagi Muslim adalah akan
mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat. Hal ini seperti yang
difirmankan Allah Swt. dalam surah Nahl ayat 41-42 yang artinya
berbunyi:
‫سنَةً َوألجْر اآلخِ َرةِ أ َ ْكبَر لَ ْو كَانوا‬ ِ َّ ‫َوالَّذِينَ هَا َجروا فِي‬
َ ‫ّٰللا ِم ْن بَ ْع ِد َما ظلِموا لَنبَ ِّ ِوئَنَّه ْم فِي الدُّ ْنيَا َح‬
)42( َ‫علَى َربِِّ ِه ْم يَت ََو َّكلون‬ َ ‫صبَروا َو‬ َ َ‫ ) الَّذِين‬41( َ‫يَ ْعلَمون‬
"Dan orang yang berhijrah karena Allah setelah mereka dizalimi, pasti
Kami akan memberikan tempat yang baik kepada mereka di dunia.
Dan pahala di akhirat pasti lebih besar, sekiranya mereka mengetahui,
(yaitu) orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan mereka
bertawakal."
4. Terhindar dari godaan setan
Keutamaan lain dari bertawakal adalah membuat seorang
Muslim terhindar dari godaan setan. Sebab, Allah Swt. tidak akan
membiarkan setan mendekati manusia yang beriman dan berserah
kepada-Nya. Keutamaan ini terdapat dalam surah An Nahl ayat 99
yang artinya berbunyi:
َ ‫علَى الَّذِينَ آ َمنوا َو‬
َ‫علَى َربِِّ ِه ْم يَت ََو َّكلون‬ َ ‫ْس لَه س ْل‬
َ ‫طا ٌن‬ َ ‫إِنَّه لَي‬
"Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang
beriman dan bertawakal kepada Tuhan."
Kaum Muslimin dan Muslimat rahimakumullah
Agar lebih memahami perihal tawakal, di bawah ini beberapa
contoh tawakal yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari:

1. Selalu bersyukur jika mendapatkan nikmat dari Allah Swt. dan


bersabar apabila mendapatkan musibah.
2. Selalu berdoa dan menyerahkan diri atas apa yang kita
usahakan sebelumnya.
3. Selalu berprasangka baik terhadap Allah Swt. atas kejadian
atau apa yang kita terima.
4. Tidak berkeluh kesah dan gelisah ketika berusaha dan
berikhtiar.
5. Menyerahkan segala sesuatu hal terhadap Allah Swt. setelah
berusaha keras.
6. Selalu berusaha dan berikhtiar dengan maksimal, selanjutnya
bertawakal kepada Allah Swt.
7. Tidak mudah berputus asa dalam berusaha.
8. Menerima semua ketentuan Allah Swt. dengan rasa ikhlas dan
rida.
9. Ketika kita meninggalkan rumah, kita bertawakal kepada Allah
Swt atas rumah yang kita tinggalkan.
10. Ketika kita mendapatkan suatu masalah, kita berserah diri
kepada Allah Swt. dan berdoa agar segera mendapatkan jalan
keluar dari permasalahan tersebut.
11. Berusaha memperoleh sesuatu yang dapat memberikan
manfaat kepada orang lain.Sebelum dan setelah kita ujian,
diiringi dengan berdoa dan menyerahkan semua kepada Allah
Swt.
12. Ketika kita berobat ke rumah sakit, kita berserah diri dan
memohon kepada Allah agar diberi kesembuhan.

Kaum muslimin dan muslimat Rahimakumullah


Pada kesempatan yang berharga ini akan, saya akan uraikan
kisah yang dapat memberi spirit dalam mewujudkan sifat tawakkal
kita kepada Allah, kisah yang menarik tentang cerita dua orang yang
bertawakal. Sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Al-Bukhari di
dalam Shahihnya, di antaranya adalah bab tentang Al-Kafalah, Al-
Luqathah, dan bab-bab yang lain, di mana beliau menyebutkannya
secara berulang-ulang. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad.
Al-Laits berkata, Ja’far bin Rabi’ah mengabarkanku, dari
Abdurrahman bin Hurmuz, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari
Rasulullah bersabda yang artinya :
“Sungguh pada suatu hari beliau mengisahkan seorang lelaki dari
Bani Israil yang meminta kepada sebagian dari mereka agar
mengutanginya uang sejumlah seribu dinar (4250 gram/4,25 Kg
emas). Pemilik uang itu berkata kepadanya, ‘Datangkanlah para saksi
agar aku dapat mempersaksikan piutang ini kepada mereka!’. Dia
menjawab, ‘Cukuplah Allah sebagai saksi.’ Pemilik uang kembali
berkata, ‘Jika demikian, datangkanlah penjamin piutangmu?’ Dia
kembali menjawab, ‘Cukuplah Allah sebagai penjamin.’ Mendengar
jawaban itu, pemilik uangpun menimpalinya dengan berkata, ‘Engkau
telah benar’. Setelah itu, dia pun memberikan piutang seribu dinar
hingga tempo waktu yang disepakati. Setelah itu, lelaki itu pergi
hendak melakukan perjalanan di laut hingga dia dapat menuntaskan
keperluannya. Kemudian dia mencari kapal yang dapat
mengantarkannya agar dapat menunaikan utangnya tepat waktu pada
tempo yang telah disepakati, tetapi ia tidak mendapatkan sama sekali
satu kapalpun. Maka, dia pun mengambil sebatang kayu, dan
melubanginya, lalu dia pun memasukkan uang 1000 dinar beserta
secarik surat ke dalam kayu itu, kemudian dia meratakan bagian kayu
yang telah dia lubangi hingga rapat, kemudian pergi membawanya
menuju ke laut. Sesampainya di pantai dia pun berdoa, ‘Ya Allah,
sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa aku telah berutang kepada
si fulan uang sejumlah seribu dinar. Tatkala ia meminta agar aku
mendatangkan seorang penjamin, maka aku menjawabnya, Cukuplah
Allah sebagai penjamin, dan dia pun rida Engkau sebagai penjamin.
Tatkala dia meminta agar aku mendatangkan saksi, aku menjawabnya,
Cukuplah Allah sebagai saksi, dan dia pun rida Engkau sebagai saksi.
Sesungguhnya aku telah berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan
kapal guna menitipkan haknya, akan tetapi aku tidak mendapatkannya.
Sesungguhnya, sekarang ini aku titipkan uang ini kepada-Mu.’ Lelaki
tersebut melemparkan kayu tersebut ke laut, hingga tenggelam.
Kemudian dia pergi dan tanpa menanti lebih lama, dia bergegas tidak
kunjung hentinya mencari kapal yang berlayar agar dapat pulang ke
negerinya. Pada suatu hari orang pemberi piutang keluar rumah
melihat ke arah pantai, siapa tahu ia mendapatkan kapal yang
membawa (dititipi) uang yang telah ia utangkan. Tiba-tiba ia
menemukan sebatang kayu yang di dalamnya tersimpan uangnya. Dia
pun segera memungut kayu tersebut untuk dijadikan kayu bakar.
Setibanya di rumah, dia segera membelah kayu itu. Betapa
terkejutnya, dia mendapatkan uangnya beserta secarik surat. Tak
selang berapa lama, lelaki (pengutang) tiba dari kepergiannya, dan dia
segera mendatangi orang yang telah meminjamkan uang kepadanya
dengan membawa uang seribu dinar yang lain. Dengan penuh rasa
sungkan, dia berkata kepadanya, ‘Aku telah berusaha sekuat tenaga
untuk mendapatkan kapal, untuk memenuhi janjiku dan menyerahkan
uangmu, akan tetapi aku tidak mendapatkan satu kapal pun selain
kapal yang aku tumpangi ini.’ Sahabatnya pun segera berkata,
‘Apakah engkau telah mengirimkan sesuatu kepadaku?’. (Karena
merasa kawatir uangnya tidak sampai kepadanya), maka dia
menjawab, ‘Aku katakan bahwa aku tidak mendapatkan kapal selain
kapal yang baru saja saya tumpangi ini.’ Sahabatnya pun berkata
kepadanya, ‘Sesungguhnya Allah telah menyampaikan uang yang
telah engkau sisipkan ke dalam sebatang kayu, maka silahkan anda
bawa kembali uang seribu dinar yang engkau bawa ini’.”
Di dalam riwayat lain disebutkan bahwa setelah
menyampaikan kisah ini, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata,
‫سلَّ َم بَ ْينَنَا أَيُّه َما آ َمن‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّٰللا‬ َّ ‫فَلَقَدْ َرأَيْتنَا يَ ْكثر م َِراؤنَا َولَغَظنَا ِع ْندَ َرسو ِل‬
َ ِ‫ّٰللا‬
“Sungguh aku melihat kami (para sahabat) banyak berdiskusi dan
bergemuruh suara di antara kami di sisi Rasulullah manakah di antara
keduanya yang lebih amanah.”
Oleh karenanya, tujuan Allah menceritakan tentang kisah-
kisah para nabi adalah agar semua orang bisa meniru mereka. Syariat
mereka menjadi syariat kita, kecuali jika ada dalil yang
memansukhkan. Contohnya adalah seperti kisah Nabi Sulaiman
‘alaihissalam di dalam firman Allah
َ‫ت ا ْع َملوا آ َل دَاوود‬ ٍ ‫ور َرا ِسيَا‬ ٍ ‫ب َوقد‬ ِ ‫َان كَا ْل َج َوا‬
ٍ ‫يب َوت َ َماثِي َل َو ِجف‬
َ ‫ار‬ ْ ‫يَ ْع َملونَ لَه َما يَشَاء‬
ِ ‫مِن َم َح‬
‫شكور‬ َ ‫ش ْك ًرا َوقَلِي ٌل ِم ْن ِع َباد‬
َّ ‫ِي ال‬
“Mereka (para jin itu) bekerja untuk Sulaiman sesuai dengan apa yang
dikehendakinya di antaranya (membuat) gedung-gedung yang tinggi,
patung-patung, piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan
periuk-periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah wahai
keluarga Dawud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali
dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.” (QS. As-Saba’: 13)
Nabi Sulaiman a.s. memiliki jin-jin yang bekerja untuk beliau.
Di antara pekerjaan mereka adalah membuat patung-patung,
sedangkan di syariat kita tidak diperbolehkan membuat patung. Inilah
termasuk contoh bahwasanya bisa jadi ada di antara syariat kita yang
telah memansukhkan syariat nabi terdahulu, sehingga syariat kita
tidak membolehkan hal tersebut.
Kaum Muslimin dan Muslimat rahimakumullah
Pada kisah tersebut disebutkan di atas bahwa lelaki dari bani Israil itu
merasa sangat gelisah, karena dia merasa sangat ingin membayar
utang pada waktunya. Dia telah berusaha menepati janjinya. Inilah
yang disebut dengan tawakal. Dia telah berusaha mencari kapal untuk
menunaikan janjinya.Tawakal adalah dengan menggabungkan antara
dua hal, yaitu:
ِ ‫ّٰللا َم َع ْاأل َ ْخ ِذ بِ ْاأل َ ْسبَا‬
‫ب‬ ِ َّ ‫علَى‬ ِ ‫ا ْعتِ َماد ا ْلقَ ْل‬
َ ‫ب‬
“Menyandarkan hati kepada Allah disertai dengan mengambil sebab
(ikhtiar).”
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad
َ ِ‫صا َوت َروح ب‬
‫طانًا‬ َّ ‫ لَ َرزَ قَك ْم َك َما يَ ْرزق ال‬،ِ‫ّٰللا َح َّق ت ََو ُّك ِله‬
ً ‫طي َْر ت َ ْغدو خِ َما‬ ِ َّ ‫علَى‬ َ َ‫لَ ْو أَنَّك ْم تَت ََو َّكلون‬
“Jika kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya
tawakal, niscaya Dia akan memberikan rezeki kepada kalian,
sebagaimana Dia telah memberikan rezeki kepada burung yang
berangkat di pagi hari dalam keadaan perut kosong dan kembali dalam
keadaan perut kenyang.”
Hendaknya setiap orang selalu berusaha di dalam hal apa pun.
Burung saja yang tidak mempunyai akal tahu bahwa dia harus
berusaha. Bukan layaknya sebagian orang yang mengaku bertawakal,
tetapi dia tidak berusaha, yang penting duduk berzikir saja. Tentu saja,
tidak demikian. Tawakal itu harus berusaha.
Oleh karenanya, setiap pagi hari burung telah bertengger di
pohon dan mulai berkicau, loncat dari dahan pohon ke dahan pohon
yang lain atau terbang ke sana ke mari. Namun, kenyataannya
sebagian orang ketika di waktu pagi hari masih mendengkur nyenyak
di dalam tidurnya. Ketika melaksanakan shalat pun menunaikannya
dengan kemalasan, apalagi saat imam shalat membaca bacaan ayat
yang panjang, maka dia akan merasa kepanasan.
Tawakalnya masih kalah dengan tawakalnya burung, di mana
sejak pagi sudah berkicau dan terbang ke sana ke mari, karena dia tahu
bahwa untuk mencari rezeki, dia harus berusaha.
Lelaki dari bani Israil tersebut berusaha dengan bekerja dan
mengumpulkan uang. Untuk melunasi utangnya, dia berusaha mencari
kapal untuk mengantarkan uang tersebut. Maka, dia berusaha
semaksimal mungkin.Dia tidak mendapati kapal yang hendak
mengantarkannya, sedangkan waktu pelunasan utang telah datang. Dia
tidak ingin melakukan dosa. Apa yang dia lakukan? Dia bertawakal
kepada Allah dengan mencari kayu. Dengan perbuatannya tersebut,
dia ingin berhujah di hadapan Allah ‘Ya Allah, saya sudah berusaha’.
Dia sudah berusaha untuk menepati janjinya, namun dia tidak
mendapatkan kapal untuk mengantarkannya. Akhirnya dia meletakkan
uang yang hendak dibayarkan kepada orang yang memberikan
pinjaman uang kepadanya di kayu tersebut dan menyerahkan
segalanya kepada Allah .Para ulama menjelaskan bahwa ketika
seseorang bertawakal kepada Allah, maka dia akan berusaha
mengambil sebab, tetapi hatinya jangan bersandar kepada sebab.
Hendaknya hatinya bersandar kepada Yang menciptakan sebab-akibat
Sebagaimana jika kita sedang sakit, maka kita akan bertawakal
dengan berobat atau pergi ke dokter. Maka, jangan sampai tawakal
kita kepada dokter. Dokter hanya sebab. Yang menyembuhkan adalah
Allah. Ini sangat rawan.
Betapa sering seseorang terjerumus di dalam hal ini. Dia
berikhtiar, tetapi hatinya bertawakal kepada sebab/wasilah, bukan
kepada Allah. Sehingga ketika dia bekerja, dia merasa bahwasanya
rezekinya dari bosnya, bukan dari Allah. Ketika dia berobat, dia
merasa bahwa kesembuhannya dari dokter tersebut.
Ini adalah perbuatan yang salah. Hendaknya seseorang selalu
mengatur hatinya bahwasanya kesembuhan dan rezekinya dari Allah.
Dokter dan pimpinannya hanyalah sebab. Namun, hendaknya dia tidak
lupa untuk selalu bertawakal kepada Allah dan berikhtiar.
Ketika seseorang sudah tidak menemukan sebab sama sekali,
maka janganlah dia putus asa. Bisa jadi Allah ciptakan akibat tanpa
sebab, atau dengan sebab yang sangat kecil, tiba-tiba Allah
menciptakan akibat yang besar. Contohnya sangat banyak, di
antaranya adalah seperti kisah Maryam ‘alaihassalam. Ketika dia
sudah tidak mampu untuk berusaha, sementara telah tiba waktunya
untuk melahirkan Nabi ‘Isa ‘alaihissalam, seorang wanita yang
hendak melahirkan dalam kondisi yang sangat lemah, kehausan dan
kelaparan. Maka, dia pun bersandar di sebuah batang pohon kurma,
dan Allah berfirman,
ْ ‫ساق‬
َ ‫علَيْكِ ر‬
‫طبًا َجنِيًّا‬ َ ‫ِط‬ ِ ْ‫َوه ِ ِّزي ِإلَيْكِ ِب ِجذ‬
َ ‫ع النَّ ْخلَ ِة ت‬
“Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon)
itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.” (QS.
Maryam: 25)
Maryam ‘alaihissalam tidaklah menggoyangkannya, tetapi
hanya menyentuhnya saja. Tidak mungkin, dia bisa menggoyangkan
batang pohon kurma tersebut. Ternyata kurma berjatuhan dari pohon
tersebut.
Allah telah mengajarkan manusia untuk berusaha. Tatkala
tidak ada usaha pun, Allah bisa memberikan akibat. Lihatlah, ketika
Maryam ‘alaihissalam hanya berada di dalam mihrab (tempatnya
beribadah kepada Allah). Seorang perempuan yang hanya berdiam diri
di rumahnya dan tidak pergi ke mana-mana. Yang menanggung
dirinya adalah Nabi Zakariya a.s. Ternyata, Allah memberikan akibat
kepadanya tanpa sebab. Allah berfirman,
ْ َ‫اب َو َجدَ ِع ْندَهَا ِر ْزقًا قَا َل يَا َم ْريَم أَنَّى لَكِ َهذَا قَال‬
‫ت ه َو مِ ْن ِع ْن ِد‬ َ ‫حْر‬َ ‫علَ ْي َها زَ ك َِريَّا ا ْل ِم‬
َ ‫كلَّ َما دَ َخ َل‬
‫ب‬
ٍ ‫سا‬ َ ِ‫ّٰللا يَ ْرزق َم ْن يَشَاء بِغَي ِْر ح‬ َ َّ ‫ّٰللا ِإ َّن‬
ِ َّ
“Setiap kali Zakaria masuk menemuinya di mihrab (kamar khusus
ibadah), dia dapati makanan di sisinya. Dia berkata, “Wahai Maryam!
Dari mana ini engkau peroleh?” Dia (Maryam) menjawab, “Itu dari
Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia
kehendaki tanpa perhitungan.” (QS. Ali ‘Imran: 37)
Inilah contoh akibat tanpa sebab. Nabi Zakariya ‘alaihissalam
ketika hendak mengantarkan makanan kepada Maryam, dia selalu
melihat ada makanan yang sudah ada di hadapan Maryam a.s. Para
ulama menjelaskan bahwa makanan tersebut adalah makanan yang
menakjubkan, makanan yang buah-buahan yang harusnya tumbuh di
musim panas, tetapi juga tumbuh pada musim dingin atau buah-
buahan yang tumbuh pada musim dingin, tetapi tumbuh juga di musim
panas. Makanan tersebut Allah Swt. telah menghidangkannya kepada
Maryam.
Ini termasuk contoh bahwa sejatinya Maryam tidak melakukan
sebab. Karena dia adalah seorang wanita yang hanya diam di
tempatnya, berzikir dan beribadah kepada Allah Swt. maka Allah
memberikan kepadanya akibat tanpa sebab. Di dalam Al-Quran, kisah
Maryam memberikan dua contoh kepada kita, yaitu:

• Adanya akibat karena melakukan sebab/usaha yang ringan

Maryam melakukan sebab yang ringan Ketika dia hendak


melahirkan, Allah memerintahkannya untuk melakukan ikhtiar/sebab.
Meskipun dengan hal yang kecil, yaitu dengan menggoyangkan pohon
kurma. Siapa yang mampu menggoyangkan pohon kurma? Terlebih
lagi Maryam saat itu dalam keadaan hendak melahirkan. Namun, dia
berusaha menggoyangkan pohon tersebut, dan tiba-tiba buah kurma
berjatuhan dari pohon tersebut.
• Adanya akibat tanpa ada usaha sama sekali.

Terkadang Allah memberikan akibat tanpa usaha sama sekali,


seperti ketika Maryam berada di Mihrab dalam keadaan berzikir, dan
tiba-tiba Allah mendatangkan makanan kepadanya.
Bahkan, terkadang Allah bisa menciptakan akibat yang berbalik
dengan akibat yang seharusnya. Contohnya adalah ketika Nabi
Ibrahim ‘alaihissalam hendak ditangkap oleh kaumnya. Seluruh
kaumnya kafir, kecuali Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Mereka
mengumpulkan kayu bakar sebanyak-banyaknya untuk menyalakan
api.
Mereka menyalakan api yang sangat besar, tidak pernah ada api
yang menyala sebesar itu di zamannya. Sampai banyaknya kayu bakar
yang terkumpul, membuat sebagian wanita bernazar, ‘Jika saya begini,
maka saya akan membawakan kayu bakar untuk membakar Ibrahim’.
Dibutuhkan waktu yang lama untuk mengumpulkan kayu bakar
tersebut.
Nabi Ibrahim ‘alaihissalam ditahan. Setelah itu, api yang besar
dinyalakan dari kayu bakar itu dan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam
dilemparkan di tengah lautan api. Mau sebab apa lagi yang bisa
dilakukan oleh Nabi Ibrahim ‘alaihissalam? Tidak ada usaha lagi.
Namun, ada tawakal,
‫ّٰللا َونِ ْع َم ا ْل َوكِيل‬
َّ ‫َحسْبنَا‬
“Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik
pelindung.” (QS. Ali ‘Imran : 173)
Maka, Allah berfirman kepada api,
َ ‫علَى ِإب َْراه‬
‫ِيم‬ َ ‫س َال ًما‬
َ ‫يَا نَار كونِي بَ ْردًا َو‬
“Wahai api, Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim.” (QS.
Al-Anbiya’ : 69)
Lihatlah, api merupakan sebab untuk membakar, tetapi Allah ‫ﷻ‬
mampu membalik sebab tersebut, dari sebab membakar menjadi sebab
menjadikan dingin. Artinya ketika seseorang dalam bertawakal,
hendaknya dia tetap berikhtiar. Jika semua jalan sebab tidak ada, maka
masih ada doa. Ini termasuk bagian dari ikhtiar.
Inilah kisah menakjubkan yang menggambarkan tentang kisah
tawakal dan amanah yang telah dia dirauikan di atas . Maka, pelajaran
bagi kita adalah setiap kali kita menghadapi apapun, hendaknya selalu
bertawakal kepada Allah. Allah berfirman,
ِ َّ ‫علَى‬
‫ّٰللا فَه َو َحسْبه‬ َ ‫َو َم ْن يَت ََو َّك ْل‬
“Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah cukup
baginya.” (QS. Ath-Thalaq : 3)
‫ّٰللا فَت ََو َّكلوا ِإ ْن ك ْنت ْم مؤْ ِم ِن‬
ِ َّ ‫علَى‬ َ ‫َو‬
“Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu
orang-orang beriman.” (QS. Al-Maidah : 23)
Hendaknya hati kita selalu bertawakal kepada Allah. Oleh
karenanya, Nabi Muhammad mengajarkan kepada umatnya untuk
selalu berdoa, agar ketika kita dalam kondisi apapun, di manapun dan
kapanpun selalu bertawakal kepada Allah. Sehingga hati kita
senantiasa terikat dengan Allah
Jangan menggantungkan hati kita kepada manusia. Manusia
tercipta dari tanah dan mereka akan berakhir menjadi bangkai yang
busuk. Namun, hendaknya selalu bertawakal kepada Dzat yang ada di
langit, Allah. Allah yang telah menciptakan sebab dan akibat. Seluruh
pintu tertutup, kecuali pintu langit, tidak pernah tertutup dan
senantiasa terbuka. Oleh karenanya, hendaknya kita selalu
mengikatkan hati kita kepada Allah.
Allah Swt. berfirman dalam surah Ali 'Imran ayat 102 yang berbunyi:
َ ‫ٰ ٓياَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنوا اتَّقوا ه‬
َ‫ّٰللا َح َّق ت ٰقىت ِٖه َو َال ت َم ْوت َّن ا َِّال َوا َ ْنت ْم ُّم ْسلِم ْون‬
Artinya: Wahai orang orang yang beriman bertakwalah
kepada Allah sebenar benar takwa kepadaNya dan janganlah kamu
mati kecuali dalam kedaan muslim.
Apakah bertawakal itu berat? bila tidak dilandasi iman tentu
terasa berat namun juga bisa dilatih dengan memperbaiki iman.
Lalu apakah balasan bagi orang orang
yang bertawakal? Allah SWT berfirman:
َّ ‫علَى‬
‫ّٰللاِ فَه َو َحسْبه‬ َ ‫َم ْن يَت ََو َّك ْل‬
Artinya: "dan barangsiapa
yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupi
(keperluan)nya"
Tugas manusia hanyalah berusaha disertai doa, lakukan sebaik
baiknya apapun peran yang kita pegang lalu panjatkan hajat dan
kebutuhan kita.Sisanya, biarkanlah Allah yang menentukan apa yang
terbaik untuk kita, bertawakalah karena tawakal semakin mendekatkan
kita kepada Allah. Tawakal akan menebalkan iman kita karena saat
kita bertawakal kepada Allah berarti hati kita yakin ada kekuatan yang
lebih besar mengatur diri kita.Kekuasaan dan kekuatan besar itu
hanyalah milik Allah makabetapa Dia sangat mencintai orang orang
bertakwa dengan memberikan jalan keluar terbaik.Dari itu, marilah
kita sama sama berusaha dengan baik, berdoa lalu serahkan dan
wakilkan segala usaha dan doa kita kepada Allah dengan tawakal.
Kaum Muslimin dan Muslimat rahimakumullah
Semoga Allah selalu membimbing kehidupan kita menjadi
selalu lebih baik dari segi kualitas dan kuantitas dan menjadi hamba
yang beruntung.Inilah sekilas tausiyah tentang tawakal hanya
kepada Allah.
Sebagai penutup ceramah pada kesempatan ini akan
disampaikan beberapa syair pantun Tawakkal :
Sebab itu allah sampaikan
Tawakkal Allah untuk pegangan
Jalani hidup yang disuruhkan
Jauhi larangan yang disebutkan
Tawakkal, obat bagi yang kecewa agar berlapang dada
Ikhlas, obat bagi yang berharap agar meluas hatinya
Sabar , obat nagi yang tegesa agar jerni hati dan pikiranya

Madahku ini tentang tawakkal


Yang sering tiada masuk akal
Untuk dibuat sebagai bekal
Menghadap Allah yang maha Kekal
Demikianlah yang dapat saya sampaikan pada kesempatan
yang mulia ini, semoga bermanfaat mohon maaf atas segala
kekurangan dan kehilafan.
‫وباهللا التوفيق والسعادة‬
‫والسلم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
KIAT-KIAT MENDAPATKAN REZEKI YANG BANYAK
DAN BERKAH
Oleh : KM. Abd. Rafiq, S. Pd. I

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


َ
ِ‫ى أ ْش َرف‬ َ ‫سالَم‬
َ ‫عل‬ َّ ‫صالَة َوال‬ ِ ‫ور الدُّ ْنيَا َوال ِد‬
َّ ‫ َوال‬،‫ِّين‬ ِ ‫علَى أم‬ َ ‫ َوبِ ِه نَ ْست َ ِعيْن‬، َ‫ب ا ْلعَالَ ِمين‬
ِ ِّ ‫ا ْل َح ْمد ِ ََّلِلِ َر‬
‫ أ َ َّما َب ْع ُد‬، َ‫ص ْح ِب ِه أَجْـ َمـعِين‬
َ ‫لى آ ِل ِه َو‬
َ ‫ع‬ َ ‫سلِينَ َو‬ َ ‫الـم ْر‬
Hadirin sekalian yang sedang berbahagia
Sebagai hamba yang taat kepada Allah SWT maka semestinya
kita bersyukur kepadanya. Oleh karena itu marilah membuktikan rasa
syukur kita dengan mengucapkan kata alhamdulillah karena nikmat
Allah tiada henti hentinya dia berikan kepada kita semua.
Shalawat dan salam senantiasa kita kirimkan kepada Nabi
muhammad saw yang menjadi panutan bagi umat manusia untuk
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat Jama'ah yang dirahmati oleh
allah Swt.
Kalau kita berbicara tentang rezki, maka setiap manusia tiap
hari lalu lalang kesana kemari untuk mencari rezki demi
kelangsungan hidupnya. Karena memang rezki itu harus dicari
karena tidaklah suatu makhluk diciptakan oleh Allah melainkan telah
disediakan rezkinya tersendiri, jadi seseorang tidak akan meninggal
kecuali semua rezekinya telah didapatkan. Tetapi harus disertai
dengan usaha untuk mendapatkannya. Sebagaimana firman Allah:

‫ّٰللا َكثِي ًْرا لَّعَلَّك ْم‬


َ ‫ّٰللا َواذْكروا ه‬ ْ َ‫ض َوا ْبت َغ ْوا ِم ْن ف‬
ِ ‫ض ِل ه‬ َ ْ ‫ص ٰلوة فَا ْنتَشِر ْوا فِى‬
ِ ‫اال ْر‬ َّ ‫ت ال‬ ِ ‫فَ ِاذَا ق‬
ِ َ‫ضي‬
‫َت ْفلِح ْون‬

Artinya : "apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah


kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak -
banyak agar kamu beruntung"(QS. Al- jumuah : 10)
Ayat diatas menjadi dalil bahwa hendaklah kita berusaha
untuk mencari rezki jangan cuma tinggal berpangku tangan. Karena
rezki itu ibarat air, tinggal bagaimana kita membuatkan parit hingga
air itu menagalir. Begitu juga rezki meski setiap makhluk memiliki
rezki tersendiri tetapi juga harus ada usaha untuk mendapatkannya.
Karena memang dunia ini Allah ciptakan untuk tempat berusaha.
Sebagaimana Firman Allah dalam surah An Naba' ayat 11:
َ ‫َّو َجعَ ْلنَا النَّ َه‬
ً ‫ار َمعَا‬
‫شا‬
Artinya : "Dan kami ciptakan siang untuk mencari penghidupan" (An
Naba' ayat : 11)
Namun yang menjadi catatan bagi kita adalah bagaimana kita
mencari rezki itu dengan jalan yang diridhai oleh Allah SWT
sehingga rezki yang didapatkan itu berberkah. Itulah yang menjadi
problem dalam kehidupan sehari hari kita banyak orang yang punya
finasial lebih tetapi dia tidak pernah merasa cukup karena rezki yang
didapatkan tidak berberkah. Mungkin karena jalan yang dilalui untuk
mendapat rezki itu banyak menyimpang dari ajaran islam. Bisa saja
hasil menipu, merampas, dan lain sebagainya.
Jama'ah yang dirahmati oleh Allah Swt
Mencari rezeki perlu diketahui yang sesuai dengan ajaran
agama kita, nah berikut ada beberapa kunci kunci untuk mendapat
rezki yang banyak dan berkah yarega tomakkada cara-carana sappa
dalle hallala mega nabbarakka.
1. Memantapkan iman dan taqwa
Karena apabila seseorang mantap imannya. Maka Allah akan
membukakan berkah yang ada di langit dan di bumi sebagaimana
firmannya dalam surah Al-A'Raf ayat 96;

َ ۡ ‫س َمآءِ َو‬
‫اال ۡرض‬ َ ‫َِولَ ۡو ا َ َّن ا َ ۡه َل ۡالق ٰ ٓرى ٰا َمن ۡوا َواتَّقَ ۡوا لَـفَت َۡحنَا‬
ٍ ‫علَ ۡي ِه ۡم بَ َر ٰك‬
َّ ‫ت ِّمِنَ ال‬
Artinya : "Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa,
pasti kami akan melimpahkan berkah dari langit dan bumi.(QS. Al-
A'Raf :96:).
Jadi, apabila kita ingin mendapatkan kunci rezki yaitu dengan
iman dan takwa. Karena banyak orang sekarang selalu mencari rezki
tetapi tidak dibukakan pintu rezkinya ataukah rezki yang didapatkan
tidak disertai dengan keberkahan karena ia lupa atas kewajibannya
terhadap sang khalik. Kita tidak bisa menutup mata dalam kehidupan
sehari hari banyak terjadi seperti ini.

Dan dalam surah At Talaq ayat 2-3 Allah berfirman

ُ ‫اويَ ْرز ْقه م ِْن َحيْث َال يَحْ تَس‬


‫ِب‬ َ ‫ٱَلِل يَ ْجعَل لَّهۥ َم ْخ َر ًج‬
َ َّ ‫ق‬ ِ َّ ‫َو َمن يَت‬
Artinya : barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan
mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah
yang tiada disangka sangka. (QS. At Talaq ayat 2-3)
Ayat ini menerangkan bahwa barangsiapa bertaqwa kepada
Allah dengan melakukan apa yang diperintahkan-Nya dan
meninggalkan apa yang dilarang-Nya, niscaya Allah akan memberi-
nya jalan keluar serta rizki dari arah yang tidak disangka-sangka,
yakni dari arah yang tidak pernah terlintas dalam benaknya.
Sidang jama’ah yang berbahagia
2. Menyisihkan sebahagian rezeki yang kita peroleh
Salah satu kunci rezki adalah kita menyisihkan sebahagian
harta yang kita peroleh,
‫ َويَقول‬.‫ اللَّه َّم أَعْطِ م ْن ِفقًا َخلَفًا‬:‫َان يَ ْن ِز َال ِن فَيَقول أ َ َحده َما‬
ِ ‫صبِح ا ْل ِعبَاد فِي ِه ِإ َّال َملَك‬ ْ ‫َما م ِْن يَ ْو ٍم ي‬
‫ُاللَّه َّم أَعْطِ م ْم ِس ًكا تَلَفًا‬: ‫ْاآلخَر‬
"Tiada hari melainkan pada pagi harinya ada dua Malaikat yang
turun. Lalu salah satunya berucap (berdoa): Ya Allah, berilah ganti
untuk orang yang berinfaq. Sedangkan yang lain berdoa: Ya Allah
timpakanlah kehancuran kepada orang yang kikir (tidak berinfaq )
Dari hadits ini dapat kita pahami bahwa berinfak atau
bersedekah akan memurahkan rezki seseorang. Kenapa banyak orang
sekarang tidak mau bersedekah karena yang ada dalam benak
fikirannya hartanya akan berkurang padahal malah sebaliknya yakni
akan semakin bertambah. Dan dalam hadits ini dijelaskan pula orang
yang tidak mau menyisihkan sebahagian harta yang dimilki akan
disempitkan rezkinya.
Sidang jama’ah yang berbahagia
3.Bertawakkal kepada Allah
Mengenai tawakkal merupakan salah satu kunci rezki ini
sesuai firman Allah dalam surah At Talaq ayat 3
ِ ‫علَى ه‬
‫ّٰللا فَه َو َحسْبه‬ َ ‫َو َم ْن يَّت ََو َّك ْل‬
Artinya : Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah
akan mencukupkan (keperluan)nya.
Orang yang bertawakkal kepada allah dengan sebenar-
benarnya tawakkal niscaya dia kan diberi rezeky oleh allah
sebagaimana burung-burng diberinya rezeki karena dia bertawakkal
kepada allah.tawakkal tidaklah berarti meninggalkan usaha dan tidak
berusaha ,monro bawang bola tudang-tudang maattole denajama.akan
tetapi yasengnge tawakkal tette matokki makkareso majjama akan
tetapi kopirani majjama selebihnya kita serahkan kepada Allah
SWT.apapun hasilnya ceddetogi yarega namega kita serahkan kepada
Allah.

Hadirin sidang jama’ah yang berbahagia


4. Silaturrahim
Sebagaimana sabda Nabi
ِ َ‫سأ َ لَه فِي أَث َ ِر ِه فَ ْلي‬
‫ص ْل َرحِ َمه‬ َ ‫ط لَه فِي ِر ْزقِ ِه َوي ْن‬ َ ‫َم ْن أ َ َحبَّ أ َ ْن ي ْب‬
َ ‫س‬
Artinya : "Barangsiapa ingin dibentangkan pintu rizki untuknya dan
dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali
silaturrahmi."(HR. Bukhari)
Apa kira-kira hubungan antara silaturrahim dan rezeki ?
Hubungannya sangat kuat dan masuk akal. Rezeki yang datang
kepada kita memang berasal dari Allah, tapi cara yang digunakan-
Nya sering kali melalui tangan orang lain. Jadi apabila kita tidak
memiliki hubungan baik dengan orang lain maka rezeki kita yang
datang melalui orang lain akan terputus. Dan Silaturrahim adalah
kunci terbukanya rahmat dan pertolongan Allah SWT.
Dengan terhubungnya silaturrahim, maka tali persaudaraan
akan terjalin dengan baik. Bagaimana pun besarnya umat Islam
secara kuantitatif, sama sekali tidak ada artinya bila di dalamnya
tidak ada persatuan dan kerjasama untuk taat kepada Allah.
Perhatikan keluarga kita, kaum yang paling kecil di
masyarakat. jika di dalamnya ada beberapa orang saja yang sudah
tidak saling tegur-sapa, saling menjauhi, apalagi kalau di belakang
sudah saling menohok, menggunjing, dan memfitnah,
Maka rahmat allah akan dijauhkan dari rumah tersebut.
Perlu diketahui bahwa rezeki seseorang bukan diukur dari
segi banyak atau sedikitnya akan tetapi diukur dari
kebrkahannya,biar sedikit yang penting berkah tapi akan lebih baik
kalu banyak dan berkah.dan bagaimana kita mampu mensyukuri apa
yang diberikan allah kepada kita.
Demikianlah yang sempat saya sampaikan, mudahmudahan
berfmanfaat kepada kita semua.
‫وباهللا التوفيق والسعادة‬
‫والسلم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
TAKDIR ALLAH SWT
Oleh : KM. Widiawati, S. Ag

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫لى‬
َ ‫ع‬ ِّ َ ‫ص ِِّل َو‬
َ ‫س ِل ْم‬ َّ
َ ‫ الله َّم‬،‫ى نِعَ َمه َويكَافِئ َم ِز ْيدَه‬ ِ َّ ِ ‫ال َح ْمد‬
ْ ِ‫َلِل َح ْمدًا شَاك ِِريْنَ َح ْمدًا نَا ِع ِميْنَ َح ْمدًا ي َواف‬
َ
َ‫صحْ بِ ِه أجْـ َمـعِين‬
َ ‫لى آ ِل ِه َو‬
َ ‫ع‬ َ ‫نَبِيِِّنَا م َح َّم ٍد ﷺ َو‬
Segala puji bagi Allah dengan pujian orang-orang yang
bersyukur atas segala nikmat, pujian yang mencakup atas semua
nikmat-nikmat-Nya dan setara dengan tambahan-Nya. Shalawat serta
salam kita kirimkan kepada nabi besar kita Muhammad saw. Nabi
sebagai uswatun hasanah bagi kita semua.
Hadirin dan hadirat yang di Rahmati Allah
Pada kesempatan hari ini saya akan membahas tentang Takdir
Allah adalah yang terbaik. Berbicara soal takdir Allah atau qadha dan
qadar adalah hal yang menarik, banyak sekali orang yang salah dalam
mengartikan qadha dan qadar. Apa yang terjadi pada diri kita adalah
ketetapan atau scenario yang sudah Allah atur sedemikian rupa. Jadi,
jangan menyesali apa yang sudah terjadi dan jangan bangga denga
napa yang sudah kita capai dalam hidup ini. Karena semuanya sudah
ditetapkan oleh Allah dan sudah seharusnya kita mengalami hal itu.
Hadirin dan hadirat yang dirahmati Allah
Soal takdir, maka nabi pernah menganalisis sesuatu dengan
qadha dan qadar, dan ada saatnya juga nabi melarang orang untuk
membicarakan qadha dan qadar. Misalnya ada seseorangyang
melakukan dosa dan merasa dosa tersebut adalah takdir Allah,
kemudian orang tersebut bertaubat. Maka jadikan dosa tersebut adalah
masa lalu dan bertaubat adalah syariat islam yang harus dijalankan.
Jangan sampai karena kita menganggap bahwa dosa yang telah kita
perbuat adalah qadha dan qadar Allah, maka tidak ada keinginan
untuk bertaubat..
Allah swt telah berfirman dalam surah al-Furqan ayat 2 :
ٍ‫يء‬ َ ‫ض َولَ ْم يَتَّخِ ذْ َولَدًا َّولَ ْم يَك ْن لَّهٗ ش َِريْكٌ فِى ا ْلم ْلكِ َو َخلَقَ ك َّل‬
ْ ‫ش‬ ِ ‫ي لَ ٗه م ْلك السَّمٰ ٰو‬
َ ْ ‫ت َو‬
ِ ‫اال ْر‬ ْ ‫الَّ ِذ‬
‫فَقَد ََّر ٗه ت َ ْق ِدي ًْر‬

Artinya: Yang memiliki kerajaan langit dan bumi, tidak mempunyai


anak, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(-Nya), dan Dia
menciptakan segala sesuatu, lalu menetapkan ukuran-ukurannya
dengan tepat
Melalui ayat ini, Allah SWT telah menciptakan dan
menetapkan semua yang ada di alam semesta sudah sesuai
sebagaimana mestinya. Penciptaan bumi dan langit serta segala isinya
adalah takdir yang telah Allah buat dan tidak dapat diubah oleh siapa
pun. Allah tidak pernah salah dalam memilih takdir, Allah tidak akan
salah dalam memilih pundak siapa yang akan diberi ujian dan Allah
maha tahu kapasitas kemampuan hambanya, jadi tenang saja dalam
menghadapi takdir karena kita harus yakin takdir Allah adalah
ketetapan yang terbaik baik hambanya.
Orang yang ridho dengan ketentuan Allah swt. Maka hatinya
akan lapang, dan kelapangan hati itu merupakan suatu nikmat yang
besar. Dan kelapangan hati itu akan menimbulkan berbagai macam
kebaikan dalam diri kita. Seorang yang lapang hatinya akan menjadi
hamba yang senantiasa ridho dengan takdir Allah Swt. Hatinya akan
tentram dan tenang. Orang yang ridho kepada takdir yang Allah
berikan kepadanya, maka hatinya akan bening, dia tidak akan
merasakan kedengkian kepada siapapun dari kaum muslimin. Dia
tidak akan dengki Ketika teman dan saudaranya diberikan
kenikmatan, karena ia tahu itu semua sudah takdir Allah swt.
Iman ibnu Qayyim mengatakan “orang yang dengki kepada
manusia, hakikatnya dia kurang beriman kepada takdir Allah Swt.”
Hadirin dan hadirat yang dirahmati Allah
Jadi jangan khawatir soal takdir yakinlah itu semua sudah
menjadi ketetapan Allah Swt, kalaupun kita disuruh memilih takdir
yang mana kita inginkan, pada akhirnya kita akan memilih takdir yang
sekarang kita jalani.
Demikian ceramah singkat tengtang takdir ini, semoga kita
semua menjadi orang yang senantiasa ridho dengan ketetapan Allah
Swt.
‫وباهللا التوفيق والسعادة‬
‫والسلم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
BIJAK BERMEDIA SOSIAL
Oleh : KM. Muh. Rizal, S. Ag

ِ َّ ‫علَيْك ْم َو َر ْح َمة‬
‫ّٰللا َوبَ َركَاته‬ َ ‫اَلس ََّالم‬
‫لى‬
َ ‫ع‬َ ‫سالَم‬ َّ ‫ى لَ ْو َال أ َ ْن َهدَانَ هَلِل َوال‬
َّ ‫صالَة َوال‬ َ ‫َلِل الِّذِى َهدَانَا ِل َهذَا َو َما كنَّا ِلنَ ْهت َ ِد‬
ِ ‫ال َح ْمد ه‬
َ َ
‫ أ َّما بَ ْعد‬، َ‫ص َحابِ ِه أجْـ َمـعِين‬ َ
ْ ‫لى آ ِل ِه َوأ‬َ ‫ع‬ َ ‫أ َ ْش َرفِ األ َ ْنبِيَاءِ َوالـم ْر‬
َ ‫سلِينَ َو‬
Syukur alhamdulillah kita haturkan kehadirat allah, sang
pemberi petunjuk, yang menguasai dan mengendalikan hati seluruh
manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada allah, karena dengan
rahmat dan hidayah-nya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan
ketaatan kepadanya.
Ucapan shalawat dan salam, selalu membasahi lidah kita, yang
membisik dari lubuk batin terdalam sebagai rasa cinta dan kerinduan
kepada baginda rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Hadirin dan hadirat yang berbahagia…


Dalam kesempatan ini, izinkan kami menyampaikan sesuatu
yang dapat yang dapat menjadi bahan renungan bagi kita semua dalam
menjalani kehidupan yaitu "Bijak Bermedia Sosial"

Hadirin dan hadirat yang berbahagia…


Dunia terus berkembang, termasuk cara berkomunikasi kita.
Dulu banyak orang harus menempuh jarak yang jauh untuk bisa
bercakap-cakap dengan orang lain di luar daerah. Sekarang, teknologi
memfasilitasi umat manusia untuk kian mudah menjalin komunikasi
hanya melalui perangkat di genggaman tangan, yakni handphone.
Situasi ini melanda hampir semua orang di berbagai belahan dunia,
tidak pandang agama, wilayah geografis, suku, ras, dan etnis.
Kehadiran media sosial kian mempermudah lagi. Dalam hitungan
detik kita sudah bisa berinteraksi dan berkirim pesan melalui tulisan,
suara, gambar, bahkan video ke orang di belahan dunia lain.

Luas bumi yang mencapai lebih dari setengah miliar kilometer


persegi seolah mengkerut. Informasi beredar secara instan, kehidupan
sosial banyak bergeser ke dunia maya, dan sebagian orang bahkan rela
menghabiskan separuh waktunya untuk berselancar di internet atau
media sosial (Medsos).

Hadirin dan hadirat yang berbahagia


Islam bukan agama yang anti perubahan. Namun demikian
memiliki prinsip-prinsip yang tidak boleh dilanggar. Kita seyogianya
memosisikan media sosial tak lebih dari sekadar alat, bukan tujuan.
Medsos sebagai wasîlah, bukan ghâyah. Kenapa? Sebagaimana pisau
yang bermanfaat bila digunakan memasak dan merugikan bila dipakai
melukai orang lain, begitu pula media sosial. Dalam dirinya
terkandung potensi positif tapi sekaligus negatif. Semakin
meningkatnya pengguna media sosial dari hari ke hari tidak menjamin
semakin berkualitas dari segi pemanfaatannya.

Banyak kita jumpai Medsos menjadi ajang pamer (riya) amal


kebaikan, usaha mencari citra keshalehan di mata masyarakat. Dari
sini kita secara tidak langsung menggeser maksud ibadah yang
semestinya untuk Allah SWT menjadi untuk popularitas dan
kebanggaan diri. Medsos juga kerap menjadi arena caci-maki antar
kelompok yang berbeda agama, aliran, pandangan politik, dan
sejenisnya. Tak jarang Medsos disesaki debat kusir saling
menjatuhkan, ghibah (gosip), fitnah, berita bohong, hingga
peningkatan jumlah musuh-musuh baru.
Hanya berbekal jari tangan dan pikiran keruh dalam sekejap kita
sudah membuat mudarat bagi pihak lain. Padahal dalam hadits shahih
disebutkan bahwa di antara karakter seorang muslim adalah mampu
menjamin saudaranya dari malapetaka tangan dan lisannya.

َ ‫سل َِم الم ْسلِمونَ ِم ْن ِل‬


‫سانِ ِه َويَد ِِه‬ َ ‫الم ْسلِم َم ْن‬

Artinya:
Seorang muslim adalah orang yang tidak melukai saudara
muslim lainnya baik dengan lisan dan tangannya.

Imam Abu Hamid bin Muhammad al-Ghazali dalam kitab


Bidayatul Hidayah menjelaskan bahwa lisan manusia terdiri dari dua
jenis, yakni lidah yang berada di dalam mulut dan lidah berupa qalam
(pena). Tulisan memiliki fungsi yang mirip dengan pembicaraan.

Qalam dalam konteks hari ini bisa diidentikkan dengan


Medsos yang memiliki peran sama, yakni memproduksi tulisan yang
pengaruhnya bisa negatif maupun positif. Dengan demikian, sikap
bijak kita terhadap Medsos termasuk ikhtiar kita untuk menjadi
muslim yang baik sebagaimana hadits di atas.

Yang paling rentan dilupakan saat bermedsos adalah betapa


berharganya waktu. Berbagai kemudahan yang disediakan sering
membuat pengguna berselancar berjam-jam melewati batas kebutuhan
semestinya. Orang kadang tidak hanya bertegur sapa dengan sesama
atau publikasi aktivitas di Medsos, tapi juga sampai pada kegiatan-
kegiatan mubazir bahkan maksiat. Saat seseorang terlalu tergantung
pada Medsos, pertanyaan penting yang perlu disodorkan adalah siapa
yang sesungguhnya lebih berkuasa: Medsos atau manusianya?
Manusia dianugerahi akal sehat, hati nurani, yang
memungkinkan dia berlaku bijaksana. Sebagaimana perangkat dunia
lainnya, tidak seharusnya manusia diperbudak Medsos, justru
semestinya ia mengendalikannya.

Hadirin dan hadirat yang berbahagia


Sebagai wasîlah, Medsos juga merupakan perantara bagi
banyak sekali hal baik. Melalui Medsos, seseorang dengan mudah
bersilaturahim dengan orang lain yang di dunia nyata terkendala jarak
geografis. Media sosial punya fungsi mempersatukan yang semula
terpisah, memberi ruang komunikasi yang semula tanpa kabar. Fungsi
positif lain dari media sosial adalah menjadi alat yang bagus untuk
mendistribusikan pesan kebaikan secara luas dengan mudah. Kita
dengan mudah membagikan informasi, misalnya, soal cara mendidik
buah hati, tips hidup sehat, atau wawasan bermanfaat lain, hingga
menjadikan media sosial sebagai media syiar yang memberi
pendidikan kepada publik tentang nilai-nilai Islam yang mencerahkan,
rahmatan lil alamin.

Surat al Maidah ayat 35 menyebutkan:


َ‫سبِ ْيل ِٖه لَعَلَّك ْم ت ْفلِح ْون‬ َ ‫ٰيٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنوا اتَّقوا ه‬
ْ ِ‫ّٰللا َوا ْبت َغ ْٓوا اِلَ ْي ِه ا ْل َو ِس ْيلَةَ َو َجاهِد ْوا ف‬
َ ‫ي‬
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada
Allah dan carilah wasîlah yang mendekatkan diri kepada-Nya
dan berjihadlah pada jalan-Nya supaya kalian mendapat
keberuntungan.

Wasîlah dalam konteks ini bisa kita perluas pengertiannya


mencakup berbagai jalan, mekanisme, atau sarana yang bermanfaat
bagi kebaikan, terutama untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah
SWT. Jika Medsos adalah wasilah, maka (tujuan) ghayah-nya adalah
Allah SWT. Sekali lagi, fungsi positif Medsos tersebut bisa maksimal
kita realisasikan ketika kitalah yang benar-benar menguasai, bukan
dikuasai. Medsos hanya menjadi elemen sekunder bagi aktivitas
kebaikan, bukan sebaliknya mendorong kita untuk terperosok pada
perbuatan sia-sia, atau bahkan merugikan.

Hadirin dan hadirat yang berbahagia


Melalui paparan ceramah ini, bisa disimpulkan bahwa
setidaknya ada dua sikap dalam merespon kehadiran Medsos.
Pertama, menyadari betul bahwa ia tidak lebih dari sebatas wasîlah,
perantara atau alat. Kesadaran ini akan mendorong kita untuk tidak
terbuai dengan Medsos itu sendiri, melainkan pada apa tujuan pokok
penggunaan perangkat dunia maya ini.

Kedua, menjadikannya sebagai sarana yang tidak hanya baik


tapi juga bermanfaat. Tak menimbulkan kemudaratan kepada pihak
lain melalui media sosial adalah sesuatu yang baik. Tapi akan lebih
baik lagi bila Medsos memberikan faedah bagi orang lain lewat
konten-konten yang kita suguhkan. Bukankah khairunnas anfauhum
lin nas bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat
bagi manusia lainnya?

Semoga kita semua teguh dalam iman dan Islam, sehingga


mampu mendudukkan diri secara proporsional dan menebar
kemanfaat bagi manusia dan alam sekitar.
‫وباهللا التوفيق والسعادة‬
‫والسلم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Anda mungkin juga menyukai