1. Tujuan
Prosedur ini memberikan pedoman untuk estimasi ketidakpastian pengujian
kadar air tanah.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini digunakan untuk estimasi ketidakpastian pengujian kadar air
dengan pembahasan prosedur penetapan estimasi ketidakpastian pengujian kadar
air tanah.
3. Penanggung Jawab
a. Penanggung Jawab Teknis
b. Penyelia Laboratorium
4. Referensi
Eurachem Guide Quantifying Uncertainty in Analytical Measurement
6. Prosedur
6.1 Penentuan model pengujian (measurand)
1) Tentukan suatu fungsi yang menghubungkan besaran yang diukur dengan
besaran masukan melalui hubungan fungsional matematis yaitu:
Y = f(X1, X2, …, Xn)
2) Bila pengambilan sampel merupakan bagian dari suatu pengujian, maka hal
tersebut termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi measurand;
3) Masing-masing measurand dapat dituangkan dalam bentuk diagram alir.
6.2 Identifikasi sumber-sumber ketidakpastian
1) Identifikasi sumber-sumber ketidakpastian yang melibatkan banyak besaran
masukan maupun besaran berpengaruh dapat digunakan cause and effect
diagram atau fish bonediagram dengan cara:
i. Tulis persamaan matematis lengkap yang mewakili proses pengujian
berdasarkan hasil pemodelan pengukuran;
ii. Parameter yang terdapat dalam persamaan tersebut digunakan untuk
membentuk cabang utama dari diagram;
Contoh : pengukuran Kadar air menggunakan metode penimbangan, maka
model matematisnya adalah sebagai berikut:
M 2 −M 3
= x 100 %
w M 3 −M 1
Keterangan :
M1 = masa cawan kosong dari pembacaan timbangan
M2 = masa cawan kosong + tanah basah dari pembacaan timbangan
M3 = masa cawan kosong + tanah kering oven dari pembacaan
timbangan
w = Kadar air
oven timbangan
kadar air
presisi metode
UNIVERSITAS RIAU Edisi/Revisi : 01/00
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS Tanggal
: 1 April 2022
TEKNIK Terbit
LABORATORIUM MEKANIKA
Halaman : 3/6
TANAH
INSTRUKSI KERJA
No. Dok. : 09/FR/LMT/04/22
ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUJIAN
2) Perhatikan setiap langkah dalam metode dan tambahkan faktor lain yang
mempengaruhi pengukuran ke dalam diagram yang membentuk cabang dari
cabang utama diagram;
Catatan : dalam proses pengukuran densitas cairan ini digunakan timbangan
dan labu ukur yang telah dikalibrasi dan pengukuran dilakukan sebanyak n-
kali, maka kontribusi ketidakpastian yang harus diperhatikan adalah:
i. Kalibrasi timbangan;
ii. Repeatability penimbangan;
iii. Kalibrasi picnometer;
iv. Repeatability pengukuran volume;
v.Pengaruh temperatur terhadap kapasitas labu ukur.
3) Dengan menambahkan faktor diatas pada cause and effect diagram
diperoleh:
n
1
x= ∑x
n i i
Keterangan :
xi = x1, x2, ………. xn hasil pengujian atau pengukuran
x = nilai rata-rata
n = banyaknya pengulangan
√ ( xi −x)2
n
s( x i )= ∑ n−1
i=1
Keterangan :
s( x i ) = standar deviasi
xi = x1, x2, ………. xn hasil pengujian atau pengukuran
x = nilai rata-rata
n = banyaknya pengulangan
Setelah melakukan n pengamatan berulang, maka dapat dihitung sebagai
simpangan baku rata-rata eksperimental (ESDM), adalah sebagai berikut:
s( x i )
s( x )=
√n
Keterangan :
u(xi) = s( x )
ii. Evaluasi Tipe B
Evaluasi Tipe B diperoleh dengan cara selain analisis statistik dari
serangkaian pengamatan yang biasanya didasarkan pada justifikasi ilmiah
menggunakan semua informasi relevan yang tersedia, yang dapat meliputi:
a. Data pengukuran sebelumnya;
b. Pengalaman dengan, atau pengetahuan umum tentang tingkah laku dan sifat
instrumen dan bahan yang relevan;
c. Spesifikasi pabrik;
d. Data yang diberikan dalam sertifikat atau laporan lainnya;
UNIVERSITAS RIAU Edisi/Revisi : 01/00
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS Tanggal
: 1 April 2022
TEKNIK Terbit
LABORATORIUM MEKANIKA
Halaman : 5/6
TANAH
INSTRUKSI KERJA
No. Dok. : 09/FR/LMT/04/22
ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUJIAN
e. Ketidakpastian yang diberikan untuk data acuan yang diambil dari data
reference;
f. Bila ketidakpastian diberikan dalam batas tertentu ± a, maka:
Ketidakpastian yang dilaporlan dalam sertifikat standar
Untuk memperoleh ketidakpastian baku, maka ketidakpastian
bentangan dibagi dengan faktor cakupan yang diberikan dalam
sertifikat tersebut. Faktor cakupan sama dengan 2 dapat digunakan
jika ketidakpastian bentangan mempunyai tingkat kepercayaan 95%,
maka nilai ketidakpastian, yaitu: u = a/2
Distribusi Rectangular
Hal ini bila batas dapat ditentukan namun nilai besaran ukur tampak
berada di semua tempat dalam rentang tersebut. Distribusi ini biasa
digunakan untuk ketidakpastian alat gelas yang tidak memiliki sertifikat
kalibrasi namun memiliki nilai ketidakpastian dari pabrikan.
Ketidakpastian baku diperoleh dengan membagi semi-range “a”
√
uc ( y )= u2( a)+u(2b )+u2(c )+.. . .. .
b. Aturan 2 (perkalian atau pembagian)
Model : : y = abc atau y = a/bc atau y = ab/c
√( )( )( )
2 2 2
u( a) u( b) u( c )
uc ( y )= y + + +. .. .. .
a b c
c. Aturan 3 (pangkat)
Model : y = a.a.a…. atau y = an
nyu (a)
uc ( y )=
a
d. Aturan kombinasi penjumlahan atau penambahan dengan pembagian
JIka model mencakup penjumlahan atau penambahan dengan
pembagian besaran yang berbeda, model matematika: y = (a-b)/c maka
ketidakpastian gabungan:
√( ua 2
)( ) ( )
ub 2 uc 2
uc ( y )= y + +
a−b a−b c
ii. Seluruh perhitungan dilakukan dapat menggunakan komputer dalam bentuk
spread sheet program Microsoft excel;
4) Penentuan Ketidakpastian Diperluas
Penentuan ketidakpastian yang diperluas diperoleh dengan mengalikan
ketidakpastian gabungan uc (y) dengan faktor cakupan yang dinyatakan
dengan simbol k yang pada umumnya dinyatakan 2 untuk tingkat
kepercayaan 95%. Nilai ketidakpastian yang diperluas, yaitu:
U = 2.uc (y)