Anda di halaman 1dari 6

UNIVERSITAS RIAU Edisi/Revisi : 01/00

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS Tanggal


: 1 April 2022
TEKNIK Terbit
LABORATORIUM MEKANIKA
Halaman : 1/6
TANAH
INSTRUKSI KERJA
No. Dok. : 09/FR/LMT/04/22
ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUJIAN

1. Tujuan
Prosedur ini memberikan pedoman untuk estimasi ketidakpastian pengujian
kadar air tanah.

2. Ruang Lingkup
Prosedur ini digunakan untuk estimasi ketidakpastian pengujian kadar air
dengan pembahasan prosedur penetapan estimasi ketidakpastian pengujian kadar
air tanah.

3. Penanggung Jawab
a. Penanggung Jawab Teknis
b. Penyelia Laboratorium

4. Referensi
Eurachem Guide Quantifying Uncertainty in Analytical Measurement

5. Istilah dan definisi


5.1 Ketidakpastian adalah parameter yang berhubungan dengan hasil suatu
pengujian, yang memberikan gambaran penyebaran dari nilai-nilai
pengujian
5.2 Ketidakpastian tipe A adalah ketidakpastian yang dievaluasi berdasarkan
metode statistik
5.3 Ketidakpastian tipe B adalah ketidakpastian yang dievaluasi tidak dengan
metode statistik melainkan dengan cara lain yang mencakup antara lain
penerapan pengetahuan atau pengalaman
5.4 Ketidakpastian baku adalah ketidakpastian yang merupakan hasil
perkiraan dari simpangan baku
5.5 Ketidakpastian gabungan adalah ketidakpastian yang merupakan hasil
dari penggabungan komponen-komponen ketidakpastian baku
5.6 Ketidakpastian diperluas adalah ketidakpastian yang didapat dengan cara
mengkalikan harga ketidakpastian baku gabungan terhadap faktor
cakupan
5.7 Faktor cakupan adalah sebuah angka yang bila dikalikan dengan
ketidakpastian baku gabungan menghasilkan sebuah kisaran
(ketidakpastian yang diperluas) hasil pengujian yang diharapkan
UNIVERSITAS RIAU Edisi/Revisi : 01/00
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS Tanggal
: 1 April 2022
TEKNIK Terbit
LABORATORIUM MEKANIKA
Halaman : 2/6
TANAH
INSTRUKSI KERJA
No. Dok. : 09/FR/LMT/04/22
ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUJIAN

mencakup tingkat kepercayaan (95%) dari nilai-nilai distribusi yang


dapat berhubungan dengan sesuatu yang diuji
5.8 Measurand adalah nilai tertentu yang berhubungan dengan pengujian

6. Prosedur
6.1 Penentuan model pengujian (measurand)
1) Tentukan suatu fungsi yang menghubungkan besaran yang diukur dengan
besaran masukan melalui hubungan fungsional matematis yaitu:
Y = f(X1, X2, …, Xn)
2) Bila pengambilan sampel merupakan bagian dari suatu pengujian, maka hal
tersebut termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi measurand;
3) Masing-masing measurand dapat dituangkan dalam bentuk diagram alir.
6.2 Identifikasi sumber-sumber ketidakpastian
1) Identifikasi sumber-sumber ketidakpastian yang melibatkan banyak besaran
masukan maupun besaran berpengaruh dapat digunakan cause and effect
diagram atau fish bonediagram dengan cara:
i. Tulis persamaan matematis lengkap yang mewakili proses pengujian
berdasarkan hasil pemodelan pengukuran;
ii. Parameter yang terdapat dalam persamaan tersebut digunakan untuk
membentuk cabang utama dari diagram;
Contoh : pengukuran Kadar air menggunakan metode penimbangan, maka
model matematisnya adalah sebagai berikut:
M 2 −M 3
= x 100 %
w M 3 −M 1
Keterangan :
M1 = masa cawan kosong dari pembacaan timbangan
M2 = masa cawan kosong + tanah basah dari pembacaan timbangan
M3 = masa cawan kosong + tanah kering oven dari pembacaan
timbangan
w = Kadar air

oven timbangan

kadar air
presisi metode
UNIVERSITAS RIAU Edisi/Revisi : 01/00
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS Tanggal
: 1 April 2022
TEKNIK Terbit
LABORATORIUM MEKANIKA
Halaman : 3/6
TANAH
INSTRUKSI KERJA
No. Dok. : 09/FR/LMT/04/22
ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUJIAN

2) Perhatikan setiap langkah dalam metode dan tambahkan faktor lain yang
mempengaruhi pengukuran ke dalam diagram yang membentuk cabang dari
cabang utama diagram;
Catatan : dalam proses pengukuran densitas cairan ini digunakan timbangan
dan labu ukur yang telah dikalibrasi dan pengukuran dilakukan sebanyak n-
kali, maka kontribusi ketidakpastian yang harus diperhatikan adalah:
i. Kalibrasi timbangan;
ii. Repeatability penimbangan;
iii. Kalibrasi picnometer;
iv. Repeatability pengukuran volume;
v.Pengaruh temperatur terhadap kapasitas labu ukur.
3) Dengan menambahkan faktor diatas pada cause and effect diagram
diperoleh:

4) Untuk setiap cabang, tambahkan faktor lain yang memberikan kontribusi


sampai semua faktor yang mempunyai kontribusi cukup signifikan telah
tercakup dalam diagram;

6.3 Pengkategorian komponen-komponen ketidakpastian


1) Diagram sebab akibat yang dibuat sesuai 6.2 . dikelompokkan sesuai kategori
yang sejenis serta pembatalan sumber-sumber ketidakpastian yang tidak
mempunyai kontribusi signifikan;
2) Sebelum perhitungan dilakukan, maka perlu mempertimbangkan jenis
ketidakpastian tipe A atau tipe B yang akan digunakan;
i. Evaluasi tipe A
Evaluasi ketidakpasstian tipe A menggunakan perhitungan statistik dengan
ketentuan:
 Bila pengukuran diulangi beberapa kali, maka nilai rerata dan simpangan
bakunya dapat dihitung sebagi berikut:
UNIVERSITAS RIAU Edisi/Revisi : 01/00
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS Tanggal
: 1 April 2022
TEKNIK Terbit
LABORATORIUM MEKANIKA
Halaman : 4/6
TANAH
INSTRUKSI KERJA
No. Dok. : 09/FR/LMT/04/22
ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUJIAN

n
1
x= ∑x
n i i
Keterangan :
xi = x1, x2, ………. xn hasil pengujian atau pengukuran
x = nilai rata-rata
n = banyaknya pengulangan

√ ( xi −x)2
n
s( x i )= ∑ n−1
i=1

Keterangan :
s( x i ) = standar deviasi
xi = x1, x2, ………. xn hasil pengujian atau pengukuran
x = nilai rata-rata
n = banyaknya pengulangan
 Setelah melakukan n pengamatan berulang, maka dapat dihitung sebagai
simpangan baku rata-rata eksperimental (ESDM), adalah sebagai berikut:
s( x i )
s( x )=
√n
Keterangan :

s( x ) =simpangan baku rata-rata eksperimen


s( x i ) = standar deviasi;
n = banyaknya pengulangan
 Ketidakpastian baku tipe A, u(xi) dari besaran yang ditentukan dari n
pengamatan berulang yang saling bebas adalah nilai ESDM:

u(xi) = s( x )
ii. Evaluasi Tipe B
Evaluasi Tipe B diperoleh dengan cara selain analisis statistik dari
serangkaian pengamatan yang biasanya didasarkan pada justifikasi ilmiah
menggunakan semua informasi relevan yang tersedia, yang dapat meliputi:
a. Data pengukuran sebelumnya;
b. Pengalaman dengan, atau pengetahuan umum tentang tingkah laku dan sifat
instrumen dan bahan yang relevan;
c. Spesifikasi pabrik;
d. Data yang diberikan dalam sertifikat atau laporan lainnya;
UNIVERSITAS RIAU Edisi/Revisi : 01/00
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS Tanggal
: 1 April 2022
TEKNIK Terbit
LABORATORIUM MEKANIKA
Halaman : 5/6
TANAH
INSTRUKSI KERJA
No. Dok. : 09/FR/LMT/04/22
ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUJIAN

e. Ketidakpastian yang diberikan untuk data acuan yang diambil dari data
reference;
f. Bila ketidakpastian diberikan dalam batas tertentu ± a, maka:
 Ketidakpastian yang dilaporlan dalam sertifikat standar
Untuk memperoleh ketidakpastian baku, maka ketidakpastian
bentangan dibagi dengan faktor cakupan yang diberikan dalam
sertifikat tersebut. Faktor cakupan sama dengan 2 dapat digunakan
jika ketidakpastian bentangan mempunyai tingkat kepercayaan 95%,
maka nilai ketidakpastian, yaitu: u = a/2
 Distribusi Rectangular
Hal ini bila batas dapat ditentukan namun nilai besaran ukur tampak
berada di semua tempat dalam rentang tersebut. Distribusi ini biasa
digunakan untuk ketidakpastian alat gelas yang tidak memiliki sertifikat
kalibrasi namun memiliki nilai ketidakpastian dari pabrikan.
Ketidakpastian baku diperoleh dengan membagi semi-range “a”

dengan √ 3 , maka nilai ketidakpastian,


yaitu: u = a/√ 3 ;
 Distribusi triangular
Hal ini digunakan bila terdapat bukti bahwa nilai yang paling mungkin
adalah nilai yang dekat dengan rerata, lebih dekat dengan batas
rentang, kemungkinannya berkurang menuju “nol”. Distribusi ini biasa
digunakan untuk perhitungan ketidakpastian dari alat yang
menunjukkan satuan yang sangat kecil, seperti mikropipet.
Ketidakpastian baku diperoleh dengan membagi semi-range “a”

dengan √ 6 , maka nilai ketidakpastian, yaitu : u = a/√ 6 ;


 Distribusi Gaussian atau Normal
Distribusi ini dapat digunakan bila diasumsikan untuk ketidakpastian
yang menyatakan tingkat kepercayaan tertentu, 95% atau 99%.
Distribusi ini biasa digunakan untuk ketidakpastian dari sertifikat
kalibrasi suatu alat. Ketidakpastian baku diperoleh dengan membagi
ketidakpastian tersebut dengan faktor cakupan yang tepat
berdasarkan table-t distribusi, yaitu:
U
u=
k
dimana:
UNIVERSITAS RIAU Edisi/Revisi : 01/00
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS Tanggal
: 1 April 2022
TEKNIK Terbit
LABORATORIUM MEKANIKA
Halaman : 6/6
TANAH
INSTRUKSI KERJA
No. Dok. : 09/FR/LMT/04/22
ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUJIAN

U = ketidakpastian bentangan untuk tingkat kepercayaan


tertentu
k = faktor cakupan
3) Perhitungan Ketidakpastian Baku Gabungan
i. Gabungkan semua ketidakpastian baku yang diperoleh dengan mengikuti
aturan sebagai berikut:
a. Aturan 1 (penjumlahan dan pengurangan)
Model : y = a + b + c +……….. (a, b , c dapat positif atau negatif), maka
ketidakpastian gabungan:


uc ( y )= u2( a)+u(2b )+u2(c )+.. . .. .
b. Aturan 2 (perkalian atau pembagian)
Model : : y = abc atau y = a/bc atau y = ab/c

√( )( )( )
2 2 2
u( a) u( b) u( c )
uc ( y )= y + + +. .. .. .
a b c
c. Aturan 3 (pangkat)
Model : y = a.a.a…. atau y = an
nyu (a)
uc ( y )=
a
d. Aturan kombinasi penjumlahan atau penambahan dengan pembagian
JIka model mencakup penjumlahan atau penambahan dengan
pembagian besaran yang berbeda, model matematika: y = (a-b)/c maka
ketidakpastian gabungan:

√( ua 2
)( ) ( )
ub 2 uc 2
uc ( y )= y + +
a−b a−b c
ii. Seluruh perhitungan dilakukan dapat menggunakan komputer dalam bentuk
spread sheet program Microsoft excel;
4) Penentuan Ketidakpastian Diperluas
Penentuan ketidakpastian yang diperluas diperoleh dengan mengalikan
ketidakpastian gabungan uc (y) dengan faktor cakupan yang dinyatakan
dengan simbol k yang pada umumnya dinyatakan 2 untuk tingkat
kepercayaan 95%. Nilai ketidakpastian yang diperluas, yaitu:
U = 2.uc (y)

Anda mungkin juga menyukai