Anda di halaman 1dari 3

Perhatikan contoh kasus berikut ini :

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) mencatat pada
tahun 2022 hingga tahun 2023 ada 8.111 kasus pertanahan yang belum terselesaikan di
Indonesia.Dipaparkan dari total8.111 konflik pertanahanyang ada di antaranyaterdiri dari
4.211 kasus sengketa, kasus konflik ada 550 dan perkara di pengadilan terdapat3.290 kasus.
Menurutnya, kasus yang paling dominan menurut catatan Kementerian ATR/BPN adalah
sengketa penguasaan kepemilikan tanah.

"Misalnya satu bidang tanah yang sudah dimiliki dengan hak tertentu diklaim oleh pihak lain
dengan alasan yang sama atau bisa juga berbeda. Misalnya sertifikat tadi diklaim, misalnya
ada girik lain bisa saja satu girik atau dua girik atau lebih dari dua girik yang mengklaim atau
juga diklaim bahwa itu adalah tanah pihak lain berdasarkan pihak lama," jelasnya.

Sumber : https://ekbis.sindonews.com/read/1025417/34/8111-kasus-pertanahan-belum-
selesai-kementerian-atrbpn-permasalahan-di-tanah-air-kita-1676617339

Sebut dan jelaskan jenis hak atas tanah !


Jelaskan tatacara perolehan hak atas tanah dengan tipe hak milik !

Kategori jawaban dengan skor maksimal adalah jawaban yang original (menggunakan bahasa
sendiri) yang merupakan hasil analisis dari berbagai sumber BMP, berdasarkan teori, dasar
hukum, materi pendukung atau artikel ilmiah yang tersedia dengan mencantumkan sumber
referensinya.

Hak atas tanah merujuk pada berbagai hak yang dapat dimiliki atau diperoleh seseorang atas
tanah atau properti. Berikut adalah beberapa jenis hak atas tanah yang umum:

1. Hak Milik : Hak milik adalah hak paling kuat atas tanah, memberikan pemilik tanah
kekuasaan penuh atas penggunaan, pengalihan, dan pemilikan tanah tersebut.
2. Hak Guna Bangunan : Hak guna bangunan memberikan izin kepada pemegang hak
untuk membangun dan memiliki struktur bangunan di atas tanah yang bukan
miliknya. Hak ini bersifat terbatas dalam jangka waktu tertentu.
3. Hak Pakai : Hak pakai memberikan seseorang hak untuk menggunakan tanah milik
orang lain sesuai dengan persetujuan pemberi hak, biasanya untuk jangka waktu
tertentu.
4. Hak Sewa : Ini adalah hak untuk menggunakan tanah atau properti orang lain dalam
pertukaran pembayaran sewa atau biaya sewa.
5. Hak Menyewa : Hak menyewa adalah hak yang diberikan kepada penyewa atau
pengontrak untuk menggunakan tanah atau properti dalam jangka waktu tertentu
sesuai dengan perjanjian kontrak.
6. Hak Membeli Kembali (Right of First Refusal) : Ini adalah hak di mana pemilik
tanah atau properti memberikan kesempatan kepada pihak tertentu untuk membeli
kembali properti tersebut sebelum penawaran diberikan kepada pihak lain.
7. Hak Warga Negara Asing : Beberapa negara memiliki peraturan khusus yang
mengatur hak kepemilikan tanah bagi warga negara asing, sering kali dalam bentuk
pembatasan atau persyaratan khusus.
8. Hak Jaminan (Mortgage) : Hak jaminan adalah hak yang diberikan kepada kreditur
sebagai jaminan atas pinjaman yang diberikan kepada pemilik tanah dengan
menggunakan properti sebagai agunan.
9. Hak Waris : Hak waris adalah hak yang diberikan kepada ahli waris untuk mewarisi
atau menerima kepemilikan tanah dari pemilik sebelumnya.

Tata cara perolehan hak atas tanah dengan tipe hak milik bergantung pada hukum properti
yang berlaku di suatu negara. Secara umum, untuk memperoleh hak milik atas tanah,
langkah-langkahnya bisa sebagai berikut:

1. Pembelian Langsung : Sebagian besar perolehan hak milik dilakukan melalui


pembelian dari pemilik sebelumnya. Prosedur ini melibatkan kesepakatan antara
pembeli dan penjual. Perjanjian jual beli tanah dituangkan dalam suatu kontrak atau
akta jual beli yang harus memenuhi persyaratan hukum yang berlaku di wilayah
tersebut.
2. Pemindahan Hak Melalui Akta Notaris : Proses pembelian tanah untuk hak milik
sering kali memerlukan penggunaan notaris atau pejabat yang berwenang untuk
menyusun akta jual beli. Dokumen ini mencatat perjanjian antara pembeli dan penjual
serta rincian properti yang dijual. Setelah itu, akta notaris tersebut harus didaftarkan
pada lembaga pendaftaran tanah yang bertanggung jawab di wilayah tersebut.
3. Pembayaran Pajak dan Biaya Transfer : Setelah proses jual beli selesai, biasanya
pembeli harus membayar pajak dan biaya administrasi lainnya yang berkaitan dengan
transfer kepemilikan tanah.
4. Pendaftaran Kepemilikan Tanah : Langkah terakhir adalah mendaftarkan kepemilikan
tanah pada lembaga yang berwenang, seperti kantor pertanahan atau kantor catatan
tanah di wilayah yang bersangkutan. Ini adalah langkah krusial karena tanah secara
resmi akan menjadi milik baru pembeli setelah pendaftaran selesai.
5. Verifikasi dan Validasi Hukum : Selama proses perolehan hak milik, biasanya
dilakukan verifikasi legalitas tanah dan keabsahan dokumen-dokumen yang terkait.
Hal ini untuk memastikan tidak ada konflik hukum atau klaim atas kepemilikan tanah
yang bersangkutan.

Sumber :
Delianoor, Nandang A, Dkk. Administrasi Pertanahan. BMP ADPU4335. 3 SKS / Modul 1-9.
Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.
Widodo, Josef H. 2022. Hak-Hak Atas Tanah yang Dapat Dimiliki Warga Negara Asing atau
Badan Hukum Asing di Indoesia. Diakses pada 30 Oktober 2023
https://lbhpengayoman.unpar.ac.id/hak-hak-atas-tanah-yang-dapat-dimiliki-warga-negara-
asing-atau-badan-hukum-asing-di-indonesia/
https://www.hukumonline.com/klinik/a/jenis-jenis-hak-atas-tanah-dan-yang-dapat-menjadi-
pemegangnya-lt5eeb3b383296d/
https://fahum.umsu.ac.id/hak-hak-atas-tanah-menurut-hukum-agraria/
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas tanah beserta benda-
benda yang berkaitan dengan tanah.
Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna
Bangunan (HGB) dan Hak Pakai atas Tanah.

Anda mungkin juga menyukai