RESUME
RESUME
NIM : 858566538
Model pembelajaran jaring laba-laba ini juga dikenal sebagai peta konsep atau peta
pikiran. Dalam model ini, guru dan siswa bekerja sama untuk menciptakan sebuah "jaring" atau
"peta" yang menggambarkan hubungan antara konsep-konsep yang dipelajari. Dalam paparan
ini, saya akan menjelaskan secara rinci tentang model pembelajaran jaring laba-laba dalam
konteks pembelajaran terpadu di Sekolah Dasar, termasuk definisi, prinsip, manfaat, langkah-
langkah implementasi, dan contoh aplikasinya.
2. Pembelajaran Aktif: Siswa diajak untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Mereka seringkali bekerja dalam kelompok, berkolaborasi, dan melakukan proyek-proyek yang
melibatkan penerapan berbagai keterampilan dan pengetahuan.
4. Peningkatan Pemahaman Holistik: Model ini fokus pada pengembangan pemahaman holistik,
di mana siswa belajar untuk melihat bagaimana semua konsep dan disiplin ilmu terkait dan
saling memengaruhi.
5. Pembelajaran Berpusat pada Siswa: Siswa memiliki peran aktif dalam menentukan arah
pembelajaran mereka dan mengambil tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.
6. Evaluasi yang Terintegrasi: Model ini menggunakan berbagai metode evaluasi yang
mengukur pemahaman siswa secara menyeluruh, bukan hanya sebatas pengetahuan fakta.
Model pembelajaran jaring laba-laba didasarkan pada beberapa prinsip dasar, antara lain:
1. Integrasi Mata Pelajaran: Model ini memungkinkan integrasi berbagai mata pelajaran atau
topik ke dalam satu peta konsep. Hal ini membantu siswa melihat bagaimana konsep-konsep
dari berbagai bidang pengetahuan saling terkait.
2. Konstruktivisme: Model ini menciptakan peluang bagi siswa untuk membangun pemahaman
mereka sendiri melalui pemikiran reflektif dan aktif. Mereka harus mengorganisasi konsep-
konsep tersebut dan membuat hubungan sendiri.
3. Keterlibatan Siswa: Siswa aktif terlibat dalam pembuatan peta konsep. Mereka tidak hanya
mengonsumsi informasi, tetapi juga menciptakan dan mengelola pengetahuan mereka sendiri.
4. Kemampuan Berpikir Kritis: Model ini mendorong siswa untuk berpikir kritis saat
menghubungkan konsep-konsep. Mereka harus mempertimbangkan bukti, perbandingan, dan
pemaknaan dari hubungan-hubungan yang mereka buat.
5. Koherensi dan Keterkaitan: Peta konsep menciptakan gambaran yang koheren dan
keterkaitan antara konsep-konsep yang dipelajari. Hal ini membantu siswa melihat gambaran
keseluruhan dan tidak hanya kumpulan informasi secara terpisah.
• Pilih topik atau konsep yang akan diajarkan dengan menggunakan model jaring laba-laba.
Pastikan topik ini relevan dengan tingkat SD dan kurikulum.
• Kumpulkan berbagai sumber daya pembelajaran, seperti buku teks, materi online, gambar,
rekaman video, permainan pendidikan, dan sumber daya manusia seperti guru, tutor, dan
spesialis.
• Buat struktur jaring laba-laba yang mencakup semua sumber daya dan metode yang akan
digunakan dalam pembelajaran. Susun bagian utama, sub-bagian, dan sumber daya yang
relevan dengan topik yang dipilih.
5. Integrasi Teknologi:
• Manfaatkan teknologi pendidikan yang sesuai dengan tingkat SD, seperti perangkat lunak
pembelajaran interaktif, platform dare, dan peralatan multimedia untuk mendukung model
jaring laba-laba.
6. Peran Guru:
• Guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran. Mereka membantu siswa mengakses sumber
daya, memberikan bimbingan, menjelaskan konsep yang sulit, dan memberikan dukungan
sesuai kebutuhan.
7. Aktivitas Pembelajaran:
• Desain berbagai jenis aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan tingkat SD. Ini bisa
mencakup cerita, permainan pendidikan, eksperimen sederhana, proyek mini, diskusi, dan
lainnya.
• Mendorong kolaborasi dan komunikasi antara siswa, guru, dan orang tua. Beri tahu orang tua
tentang kemajuan anak mereka dan melibatkan mereka dalam proses pembelajaran.
• Selalu pantau efektivitas model pembelajaran jaring laba-laba untuk siswa SD dan melakukan
penyesuaian jika diperlukan. Pastikan model ini tetap relevan dengan kebutuhan siswa dan
kurikulum yang berlaku.
Model pembelajaran jaring laba-laba dapat membantu siswa di tingkat SD belajar dengan cara
yang interaktif, berpusat pada siswa, dan mendalam. Peningkatan berkelanjutan dan
penyesuaian yang terus-menerus akan membantu meningkatkan kualitas pembelajaran.