Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

Disusun Oleh:

NAMA:MUHAMMAD SYAHRUL AZIZAN NIM : 23612052526

JURUSAN:MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “PENGARUH
KEBUDAYAAN TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT”. Penulisan makalah
merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu
Sosial Budaya Dasar (ISBD) di STAIN SULTAN ABDURRAHMAN.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan


baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Penulis:
MUHAMMAD SYAHRUL AZIZAN

ii
DAFTAR ISI
Sampul/cover ..............................................................................................................................i

Kata Pengantar ..........................................................................................................................ii

Daftar isi....................................................................................................................................iii

BAB 1 : PENDAHULUAN.......................................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................................1

C. Tujuan........................................................................................................................1

BAB 2 : PEMBAHASAN..........................................................................................................2

2.1 Kebudayaan..............................................................................................................2

2.1.1 Teori Kebudayaan.....................................................................................2

2.1.2 Unsur Kebudayaan....................................................................................3


2.2 Perilaku.....................................................................................................................4

2.2.1 Teori dan Konsep Perilaku........................................................................4

2.2.2 Proses Pembentukan Perilaku Menurut Para Ahli....................................5

2.2.3 Faktor-faktor Yang mempengarui Perilaku...............................................5

2.3 Pengaruh Kebudayaan Terhadap Perilaku...............................................................7

2.3.1 Pengaruh Kebudayaan Terhadap perilaku Masyarakat............................8

BAB 3 : PENUTUP..................................................................................................................10

A. Kesimpulan..............................................................................................................10

B. Saran........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara budaya adalah berbicara pada ranah sosial dan sekaligus ranah individual.
Pada ranah sosial karena budaya lahir ketika manusia bertemu dengan manusia lainnya dan
membangun kehidupan bersama . Dari kehidupan bersama tersebut diadakanlah aturan-
aturan, nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan sampai pada kepercayaan-kepercayaan transedental
yang semuanya berpengaruh sekaligus menjadi kerangka perilaku dari individu-individu yang
masuk dalam kehidupan bersama. Semua tata nilai, perilaku, dan kepercayaan yang dimiliki
sekelompok individu itulah yang disebut budaya. Budaya diawali ketika individu-individu
bertemu untuk membangun kehidupan bersama dimana individu-individu tersebut memiliki
keunikan masing-masing dan saling memberi pengaruh. Ketika budaya sudah terbentuk,
setiap individu merupakan agen-agen budaya yang memberi keunikan, membawa perubahan,
sekaligus penyebar. Individu-individu membawa budayanya pada setiap tempat dan situasi
kehidupannya sekaligus mengamati dan belajar budaya lain dari individu-individu lain yang
berinteraksi dengannya. Dari sini terlihat bahwa budaya sangat mempengaruhi perilaku
individu.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengaruh kebudayaan terhadap perilaku masyarakat ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah ISBD.
2. Untuk Mengetahui pengaruh kebudayaan terhadap perilaku masyarakat.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kebudayaan
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan
secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu
dipelajari.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan
sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian
disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung
keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual
dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Edward Burnett Tylor,
kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-
kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

2.1.1 Teori Kebudayaan


Secara umum kebudayaan banyak diartikan sebagai hasil karya manusia yang lahir dari
cipta, rasa dan karsa. Berikut ada empat teori dan pendekatan kebudayaan, yaitu:
1. Memandang kebudayaan sebagai kata benda: Dalam arti lewat produk budaya kita
mendenifisikan dan mengelola kebudayaan itu. Teori produk budaya ini juga penting
karena semua hasil budaya yang ada di muka bumi merupakan produk budaya
kolektif manusia. Identitas budaya dapat dilihat dari pendekatan ini.
2. Memandang kebudayaan sebagai kata kerja: Pendekatan ini dikemukakan oleh Pleh-
2
Van Peursen. Pendekatan ini juga penting untuk dipahami, karena akan mampu
menjelaskan kepada kita bagaimana proses-proses budaya itu terjadi di tengah
kehidupan kita. Produk-produk budaya yang kita pahami lewat pendekatan pertama di
atas ternyata juga menyiratkan adanya proses-proses budaya manusia yang oleh Van
Peursen disebut ada tiga terminal proses budaya. Kehidupan mistis dimana mitos
berkuasa, atau kuasa mitos mengemudikan arah kebudayaan suatu masyarakat,
dilanjutkan dengan hadirnya kehidupan ontologis dan yang terakhir adalah kehidupan
fungsional yang hari-hari ini lebih mendominasi kehidupan budaya kita.
3. Memandang kebudayaan sebagai kata kerja: Pendekatan ini dikemukakan oleh Pleh
Van Peursen. Pendekatan ini juga penting untuk dipahami, karena akan mampu
menjelaskan kepada kita bagaimana proses-proses budaya itu terjadi di tengah
kehidupan kita. Produk-produk budaya yang kita pahami lewat pendekatan pertama di
atas ternyata juga menyiratkan adanya proses-proses budaya manusia yang oleh Van
Peursen disebut ada tiga terminal proses budaya. Kehidupan mistis dimana mitos
berkuasa, atau kuasa mitos mengemudikan arah kebudayaan suatu masyarakat,
dilanjutkan dengan hadirnya kehidupan ontologis dan yang terakhir adalah kehidupan
fungsional yang hari-hari ini lebih mendominasi kehidupan budaya kita.
4. Memandang kabudayaan sebagai kata keadaan: Kondisi-kondisi budaya tertentu
menjadi menentukan wajah kebudayaan

2.1.2 Unsur Kebudayaan


Setiap kelompok masyarakat punya tradisi dan kebudayaan tersendiri, yang tentu saja
berbeda satu sama lainnya. Kebudayaan-kebudayaan yang lebih sempurna dari suatu
masyarakat yang nantinya akan dapat menjadi sebuah peradaban. Namun, walaupun masing-
masing mempunyai keunikan tersendiri, budaya terdiri dari unsur-unsur dan mempunyai
fungsi-fungsi tersendiri bagi masyarakatnya. Para ahli menunjuk pada adanya 7 unsur
kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universals, yaitu:
1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah
tangga, senjata, alat-alat produksi, transportasi, dan sebagainya).
2. Mata pencaharian hidup dan system-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, system
produksi, system distribusi dan sebagainya).
3. Sistem kemasyarakatan (system kekerabatan organisasi politik, system hokum,
system perkawinan).
3
4. Bahasa (lisan maupun tertulis).
5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya).
6. Sistem pengetahuan dan pendidikan.
7. Religi (system kepercayaan).

2.2. Perilaku
2.2.1 Teori Dan Konsep Perilaku
Perilaku adalah suatu kegiatan & aktifitas organisme yang bersangkutan, baik aktifitas
yang dapat diamati atau yang tidak dapat diamati oleh orang lain. Manusia berperilaku atau
beraktifitas karena adanya kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan / goal. Dengan adanya
kebutuhan akan muncul motivasi atau penggerak. Sehingga individu itu akan beraktifitas
untuk mencapai tujuan & mengalami kepuasan. Pada umumnya, perilaku dapat ditinjau
secara sosial yaitu : pengaruh hubungan antara organisasi dengan lingkungannya.
2.2.2 Proses Pembentukan Perilaku Menurut Para Ahli
SKINNER (1983)
Menurut Skinner, perilaku adalah respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus. Teori
Skinner disebut teori S-O-R (stimulus-organisme-respos).
Ada 2 jenis respons menurut teori S-O-R :
1. Respondent respon : respon yang ditimbulkan oleh stimulus tertentu & menimbulkan
respons yang relatif tetap.
2. Operant respon : respons yang timbul & berkembang kemudian diikuti oleh stimuli yang
lain.
Berdasarkan teori S-O-R, perilaku manusia dibagi 2 kelompok:
1. Perilaku tertutup, yaitu perilaku yang tidak dapat diamati oleh orang lain. Contoh :
perasaan, persepsi, perhatian.
2. Perilaku terbuka, yaitu perilaku yang dapat diamati oleh orang lain berupa tindakan atau
praktek.

BENYAMIN BLOOM (1908)


Menurutnya ada 3 tingkat ranah perilaku :
1. Pengetahuan (knowledge)
4
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap
objek melalui indera yang dimiliki.
2. Sikap (attitude)
Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang
sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan.
3. Tindakan atau praktek
Praktek terpimpin adalah melakukan sesuatu tetapi masih menggunakan panduan.
Sedangkan praktek secara mekanisme adalah melakukan sesuatu hal secara otomatis.
Adapapun adopsi adalah tindakan tidak hanya rutinitas tetapi sudah dilakukan modifikasi
perilaku yang berkualitas.

2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku


A. Faktor Internal
Tingkah laku manusia adalah corak kegiatan yang sangat dipengaruhi oleh
faktor yang ada dalam dirinya. Faktor-faktor intern yang dimaksud antara lain jenis
ras/keturunan, jenis kelamin, sifat fisik, kepribadian, bakat, dan intelegensia.
Faktorfaktor tersebut akan dijelaskan secara lebih rinci seperti di bawah ini.
1. Jenis Ras/ Keturunan
Setiap ras yang ada di dunia memperlihatkan tingkah laku yang khas. Tingkah
laku khas ini berbeda pada setiap ras, karena memiliki ciri-ciri tersendiri. Ciri perilaku
ras Negroid antara lain bertemperamen keras, tahan menderita, menonjol dalam
kegiatan olah raga. Ras Mongolid mempunyai ciri ramah, senang bergotong royong,
agak tertutup/pemalu dan sering mengadakan upacara ritual. Demikian pula beberapa
ras lain memiliki ciri perilaku yang berbeda pula.
2. Jenis Kelamin
Perbedaan perilaku berdasarkan jenis kelamin antara lain cara berpakaian,
melakukan pekerjaan sehari-hari, dan pembagian tugas pekerjaan. Perbedaan ini bisa
dimungkikan karena faktor hormonal, struktur fisik maupun norma pembagian tugas.
Wanita seringkali berperilaku berdasarkan perasaan, sedangkan orang laki-laki
cenderug berperilaku atau bertindak atas pertimbangan rasional.
3. Sifat Fisik
Kretschmer Sheldon membuat tipologi perilaku seseorang berdasarkan tipe
5
fisiknya. Misalnya, orang yang pendek, bulat, gendut, wajah berlemak adalah tipe
piknis. Orang dengan ciri demikian dikatakan senang bergaul, humoris, ramah dan
banyak teman.
4. Kepribadian.
Kepribadian adalah segala corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam
dirinya yang digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala
rangsang baik yang datang dari dalam dirinya maupun dari lingkungannya, sehingga
corak dan kebiasaan itu merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas untuk
manusia itu. Dari pengertian tersebut, kepribadian seseorang jelas sangat berpengaruh
terhadap perilaku sehari-harinya
5. Intelegensia
Intelegensia adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan
bertindak secara terarah dan efektif. Bertitik tolak dari pengertian tersebut, tingkah
laku individu sangat dipengaruhi oleh intelegensia. Tingkah laku yang dipengaruhi
oleh intelegensia adalah tingkah laku intelegen di mana seseorang dapat bertindak
secara cepat, tepat, dan mudah terutama dalam mengambil keputusan.
6. Bakat
Bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang memungkinkannya dengan
suatu latihan khusus mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan
khusus, misalnya berupa kemampuan memainkan musik, melukis, olah raga, dan
sebagainya
B. Faktor Eksternal
1) Pendidikan
Inti dari kegiatan pendidikan adalah proses belajar mengajar. Hasil dari proses
belajar mengajar adalah seperangkat perubahan perilaku. Dengan demikian
pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku seseorang. Seseorang yang
berpendidikan tinggi akan berbeda perilakunya dengan orang yang berpendidikan
rendah.
2) Agama
Agama akan menjadikan individu bertingkah laku sesuai dengan norma dan
nilai yang diajarkan oleh agama yang diyakininya.
3) Kebudayaan.
Kebudayaan diartikan sebagai kesenian, adat istiadat atau peradaban manusia.
6
Tingkah laku seseorang dalam kebudayaan tertentu akan berbeda dengan
orang yang hidup pada kebudayaan lainnya, misalnya tingkah laku orang Jawa dengan
tingkah laku orang Papua.
4) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh untuk mengubah
sifat dan perilaku individu karena lingkungan itu dapat merupakan lawan atau
tantangan bagi individu untuk mengatasinya. Individu terus berusaha menaklukkan
lingkungan sehingga menjadi jinak dan dapat dikuasainya.
5) Sosial Ekonomi.
Status sosial ekonomi seseorang akan menentukan tersedianya suatu fasilitas
yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan
mempengaruhi perilaku seseorang.
2.3 Pengaruh Kebudayaan Terhadap Perilaku.
Berbicara mengenai perilaku dan kebudayaan, tidak terlepas dari hubungan antara
masyarakat dan kebudayaan. Masyarakat dan kebudayaan merupakan perwujudan atau
abstraksi perilaku manusia. Kepribadian mewujudkan perilaku manusia. Perilaku manusia
dapat dibedakan dengan kepribadiannya, karena kepribadian merupakan latar belakang
perilaku yang ada dalam diri seorang individu.
Perilaku mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap, dan lain-lain sifat ynag khas dimiliki
seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain. Perilaku
sebenarnya merupakan organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang
mendasari perilaku individu. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi suatu individu baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Dalam menelaah pengaruh kebudayaan terhadap perilaku masyarakat, sebaiknya
dibatasi pada bagian kebudayaan yang secara langsung mempengaruhi perilaku. Berikut tipe-
tipe kebudayaan khusus yang nyata mempengaruhi bentuk perilaku yakni:
1. Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar factor kedaerahan.
Di sini dijumpai kepribadian yang saling berbeda antara individu-individu yang
merupakan anggota suatu masyarakat tertentu, karena masing-masing tinggal di
daerah yang tidak sama dan dengan kebudayaan-kebudayaan khusus yang tidak sama
pula. Contoh adat-istiadat melamar mempelai di Jawa berbeda dengan Toraja.
7
2. Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda (urban dan rural ways of life).
Contoh perbedaan antara anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang
dibesarkan di desa. Anak kota terlihat lebih berani untuk menonjolkan diri di antara
teman-temannya dan sikapnya lebih terbuka untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan sosial dan kebudayaan tertentu. Sedangkan seorang anak yang dibesarkan
di desa lebih mempunyai sikap percaya diri sendiri dan lebih banyak mempunyai
sikap menilai (sense of value).
3. Kebudayaan khusus kelas sosial.
Di dalam setiap masyarakat akan dijumpai lapisan sosial karena setiap masyarakat
mempunyai sikap menghargai yang tertentu pula.
4. Kebudayaan khusus atas asar agama.
Agama juga mempunyai pengaruh besar di dalam membentuk kepribadian seorang
individu. Bahkan adanya berbagai madzhab di dalam satu agama pun melahirkan
kepribadian yang berbeda-beda pula di kalangan umatnya.
5. Kebudayaan berdasarkan profesi. Pekerjaan atau keahlian juga memberi pengaruh
besar pada kepribadian seseorang. Kepribadian seorang dokter, misalnya, berbeda
dengan kepribadian seorang pengacara, dan itu semua berpengaruh pada suasana
kekeluargaan dan cara-cara mereka bergaul.

2.3.1 Pengaruh Kebudayaan Barat Terhadap Perilaku Masyarakat Indonesia.

Dari semua yang sudah dibahas diatas, kita tahu bahwa pengaruh interaksi dengan
budaya barat mewarnai kehidupan bangsa indonesia. Karena budaya barat dianggap sebagai
ciri khas kemajuan dalam ekspresi kebudayaan indonesia. Padahal belum tentu sesuai dengan
kebutuhan situasi dan kondisi masyarakatnya sendiri. Misalanya saja kebudayaan yang tidak
baik terhadap kepribadian, contohnya budaya pergaulan bebas gaya barat yang
mempengaruhi kepribadian kita menjadi liar dan susah diatur, selalu saja ingin hidup bebas
tanpa aturan, serta gaya hidup malam yang sangat disenangi oleh kaum pria maupun wanita.
Jadi inilah efek dari kebudayaan barat yang telah masuk dalam suatu bangsa Indonesia yang
mayoritas dicontoh oleh para kaum remaja.
Jadi pada intinya kita tidak bisa menutup berbagai sumber kebudayaan dari luar, oleh
karena itu sebaiknya kita filter yang ada dalam diri kita sendiri. Baik buruknya suatu budaya
tergantung dari diri kita untuk menyikapinya. Karena kebebasan dan kesenangan hidup
masyarakat barat tidak selamanya positif. Banyak kalangan remaja yang sedang mencari jati
8
diri tergusur oleh tren-tren yang tak pernah berhenti diiklankan sebagai suatu gaya hidup
yang menyenangkan dan mendunia. Serta banyak norma-norma masyarakat pribumi di
Indonesia yang terkikis dalam generasi mudanya.
Disini saya akan menjelaskan sisi negatif dari pengaruh budaya barat yang juga
sebagai penyebab turunnya moral atau akhlak para remaja di Indonesia .
1. Kurangnya pendidikan agama atau akhlak, yang sebagai kunci kontrol diri remaja dalam
menghadapi sikap negatif dilingkungan sekitar.
2. Minimnya sumber pengetahuan yang diterima dari pendidikan yang layak.
3. Kurangnya rasa percaya diri dalam pergaulan sehingga mudah terpengaruh oleh
lingkungan yang buruk, dan juga ditambah minimnya ketrampilan untuk mengembangkan
potensi diri kearah yang lebih baik.

Jadi cara untuk mengatasi berbagai dampak pengaruh budaya global dibutuhkan dukungan
dari pemerintah, tokoh masyarakat serta masyarakat indonesia untuk mengendalikan kondisi
moral agar tetap berada pada nilai-nilai agama dan kebudayaan bangsa Indonesia ( budaya
timur).

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Budaya diwariskan melalui bahasa dan bermacam – macam prilaku dan dapat
dimungkinkan manusia berinteraksi dalam bahasa yang sama dan hidup di zaman yang sama.
Setiap individu baru yang muncul akan mengikuti tatanan kebudayaan yang telah ada. Dan
kepribadian sangat di tentukan oleh faktor kebudayaan yang terjadi pada lingkungan di
sekitarnya.
Pendidikan tiada lain adalah wahana pembelajaran segala bentuk kemampuan bagi sang
pembelajar agar menjadi manusia dewasa. Antara pendidikan dan kebudayaan terdapat
hubungan yang sangat erat dalam arti keduanya berkenaan dengan suatu hal yang sama yakni
nilai-nilai.
Dalam konteks kebudayaan justru pendidikan memiliki peranan sebagai agen pengajaran
nilai-nilai budaya, pada dasarnya pendidikan yang berlangsung adalah suatu proses
pembentukan kualitas manusia sesuai dengan kodrat budaya yang dimiliki.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempermudah masuknya informasi-informasi yang
bedampak pada kebudayaan, memperkaya atau pun menumbuhkan budaya baru yang
mempengaruhi perkembangan kepribadian.
Individu adalah kreator dan sekaligus manipulator kebudayaannya, yang berarti bahwa
antara kepribadian dan kebudayaan terdapat suatu interaksi yang saling menguntungkan. Di
dalam perkembangan kepribadian diperlukan kebudayaan dan seterusnya kebudayaan akan
dapat berkembang melalui kepribadian–kepribadian tersebut. Inilah yang disebut sebab-
akibat sirkuler antara kepribadian dan kebudayaan.

B. Saran
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan terkecil yang berpengaruh sangat besar
terhadap pembentukan kepribadian seseorang, kebiasaan dan pengalaman sejak kecil menjadi
karakter yang membedakannya dengan pribadi yang lain, tidak mungkin identik sama walau
dalam satu keluarga.
Pendidikan menjadi instrumen kekuatan sosial masyarakat untuk mengembangkan suatu
sistem pembinaan anggota masyarakat yang relevan dengan tuntutan perubahan zaman. Abad
10
globalisasi telah menyajikan nilai-nilai baru, pengertian – pengertian baru serta perubahan –
perubahan di seluruh ruang lingkup kehidupan manusia yang waktu kedatangannya tidak bisa
diduga-duga. Sehingga dunia pendidikan perlu untuk membekali diri dengan perangkat
pembelajaran yang dapat melahirkan manusia zaman sesuai dengan atmosfir tuntutan global.
Pendidikan Agama memiliki peranan yang sangat penting yang harus ditanamkan sejak dini,
keteguhan untuk selalu dijalan Allah SWT menjadi benteng terhadap serangan budaya yang tidak
sesuai dengan aqidah.
Menerima ataupun menolak suatu kebudayaan merupakan pilihan setiap individu, Reward
and Punishment dalam norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat dapat memberikan
batasan atau filter terhadap kebudayaan tersebut. Implementasi dari Peraturan Perundang-
undangan tentang Teknologi Informasi, misalnya: pembatasan/pemblokiran terhadap kontent-
kontent yang dapat membawa pengaruh negative bagi masyarakat.
11

DAFTAR PUSTAKA

Kariyoso. 1994. Pengantar Komunikasi Bagi Siswa Perawat. Jakarta: Penerbit EGC
Kusmiati, Sri. 1990. Dasar-dasar Perilaku. Jakarta: Penerbit Depkes RI
Purwanto, Heri. 1999. Pengantar Perilaku Manusia, Untuk Keperawatan. Jakarta:
Penerbit EGC.
http://elsetriana.blogspot.co.id/2012/08/teori-dan-konsep-perilaku.html
http://ugmyfirmansyah13.blogspot.co.id/2015/03/pengaruh-kebudayaan-terhadap-
kehidupan.html

Anda mungkin juga menyukai