Anda di halaman 1dari 50

KAJIAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH PENGEMBANGAN I

KABUPATEN PANGANDARAN
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studio 3 Perencanaan
Tahun Akademik 2019/2020

Disusun oleh :
Kelompok 8

Fajar Azam Akhsani J 10070317025


Luthfi Abdul Wahid 10070317031
Sabine Fatimah S 10070317047
M Lutfi Wijoyo 10070317070
Rahma Siti Fatimah 10070317071
Muhammad Fadhil N 10070317073
Shalih Abrar Fayruzi 10070317089

PROGRAM STUDI TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2019

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................iv
BAB V KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH ................................................................. 1
5.1 Konsep Pengembangan ......................................................................................1
5.2 Kebijakan dan Strategi Pengembangan ...........................................................2
BAB VI TUJUAN PENGEMBANGAN WILAYAH ................................................................. 4
BAB VII RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH............................................................. 5
7.1 Rencana Pusat – Pusat Pelayanan .....................................................................5
7.1.1 Dasar Pertimbangan Pusat Pelayanan ...........................................................5
7.1.2 Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan .................................................5
7.2 Rencana Sistem Jaringan ....................................................................................8
7.2.1 Rencana Sistem Transportasi ............................................................................8
7.2.2 Rencana Jaringan Air Bersih...........................................................................10
7.2.3 Rencana Jaringan Air Limbah........................................................................12
7.2.4 Rencana Jaringan Telekomunikasi ................................................................14
7.2.5 Rencana Sistem Persampahan ......................................................................14
BAB VIII RENCANA POLA RUANG..................................................................................17
8.1. Rencana Kawasan Lindung...............................................................................17
8.2. Rencana Kawasan Budidaya ............................................................................19
BAB IX RENCANA PEMANFAATAN RUANG ...................................................................23
9.1 Program Prioritas .................................................................................................23
9.2 Indikasi Program ..................................................................................................23
BAB X KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI ............................................................37
10.1 Ketentuan Umum Penjabaran Fungsi Kawasan...............................................37
10.2 Ketentuan Umum Peruntukan Zonasi ................................................................40
BAB XI KAWASAN PRIORITAS .........................................................................................45
11.1 Rencana Kawasan Prioritas ...............................................................................45
11.2 Dasar Pertimbangan ..........................................................................................45

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Konsep Pengembangan Growth Center ................................................1


Gambar 7.1 Peta Rencana Struktur Ruang...................................................................7
Gambar 7.2 Peta Rencana Jaringan Jalan ..................................................................9
Gambar 7.3 Peta Rencana Air Bersih ..........................................................................11
Gambar 7.4 Peta Rencana Jaringan Air Limbah .......................................................13
Gambar 7.5 Peta Rencana Telekomunikasi ................................................................15
Gambar 7.6 Peta Rencana Persampahan .................................................................16
Gambar 8.1 Peta Rencana Pola Ruang .....................................................................22
Gambar 11.1 Area pesawahan ketika tidak terjadi hujan ........................................46
Gambar 11.2 Area pesawahan ketika terjadi hujan ..................................................46
Gambar 11.3 Area pesawahan ketika terjadi hujan ..................................................46

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Kebijakan Strategis ..........................................................................................2


Tabel 7.1 Rencana Sistem Pusat Pelayanan Wilayah Pengembangan I ...................6
Tabel 7.2 Hasil Proyeksi Tingkat Pelayanan Jaringan Jalan .........................................8
Tabel 8.1 Rencana Kawasan Lindung Wilayah Pengembangan I ...........................18
Tabel 8.2 Rencana Kawasan Budidaya Wilayah Pengembangan I ........................19
Tabel 10.1 Ketentuan Umum Peruntukan Zonasi Wilayah Pengembangan I..........40

iv
BAB V
KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH
5.1 Konsep Pengembangan
Pengembangan merupakan suatu proses dalam mengembangkan atau
menyempurnakan suatu produk baru atau produk yang telah ada.
Pengembangan yang terjadi pada suatu wilayah memiliki fungsi sebagai
pendorong pertumbuhan atau menyempurnakan produk yang ada pada
wilayah tersebut dalam segala aspek yang telah ditentukan sesuai dengan
potensi dan masalah yang dimiliki suatu wilayah tersebut. Tujuan Pengembangan
Wilayah Pengembangan I yaitu sebagai pusat pertaian. Tujuan pengembangan
tersebut digunakan sebagai dasar dalam penyusunan konsep pengembangan
dan strategi dasar untuk mencapai tujuan dari rencana pengembangan. Konsep
pengembangan Wilayah Pengembangan I disusun dengan tujuan untuk
mencapai suatu pengembangan yang berjalan dengan efektif dan efisien
secara terpadu dan berkelanjutan.
Konsep pengembangan yang digunakanan di Wilayah Pengembangan I
adalah konsep Pengembangan Growth Center. Dengan penggunaan konsep
pengembangan tersebut pembangunan pada sebuah wilayah merupakan hasil
proses dan tidak terjadi secara serentak, melainkan muncul di tempat-tempat
tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda. Konsep
pengembangan ini berujuan untuk meningkatkan investasi pada suatu kota
tertentu yang diharapkan meningkatkan aktivitas kota sehingga akan semakin
lebih banyak dalam melibatkan penduduk dan akan berpengaruh terhadap
perekonomian wilayah tersebut.

Gambar 5.1
Konsep Pengembangan Growth Center
Sum ber : Google.com
Konsep pengembangan tersebut disesuaikan dengan tujuan
pengembangan Wilayah Pengembangan I yaitu “Mewujudkan Wilayah
Pengembangan I Sebagai Pusat Pertanian Berkelanjutan di Kabupaten
Pangandaran di Dukung dengan Infrastruktur dan Sumberdaya yang Memadai”.
Hasil dari analisis lokasi yang akan dijadikan pusat pertanian, dengan fokus utama
adalah kegiatan koleksi dan distribusi adalah Desa Karangpawitan dan Desa
Padaherang Kecamatan Padaherang dengan memperhatikan pertimbangan
faktor pendukung pertanian. Dengan pemilihan konsep tersebut pengembangan
pusat pertanian yang akan dilakukan di Desa Karangpawitan dan Desa

1
2

Padaherang Kecamatan Padaherang diharapkan mengalami perkembangan


kegiatan pertanian ke arah yang lebih baik. Pengembangan Pusat Pertanian di
Desa Karangpawitan dan Desa Padaherang Kecamatan Padaherang akan
saling mempengaruhi sektor-sektor lainnya yang mendorong kemajuan wilayah
pengembangan baik dari Wilayah Pengembangan I maupun luar Wilayah
Pengembangan I.
Dengan fungsi sebagai pusat pertanian di Desa Karangpawitan dan Desa
Padaherang Kecamatan Padaherang, desa-desa yang berada di Wilayah
Pengembangan I menjadi pendukung fungsi di desa pusat pertanian. Desa-desa
tersebut akan berfungsi sebagai sektor pengembangan kegiatan pertanian dan
sektor bahan baku. Setiap sektor satu sama lain memiliki keterkaitan dan memiliki
peran sebagai pelengkap dalam pengembangan.

5.2 Kebijakan dan Strategi Pengembangan


Kebijakan merupakan proses pembuatan keputusan dalam menentukan
tujuan dan cara atau alternatif terbaik dalam mencapai tujuan dari suatu
pengembangan wilayah. Dalam mewujudkan kebijakan tersebut pulu
dilakukannya strategis yang dimaknai sebagai upaya yang dijalankan menurut
rencana. Strategi kebijakan perlu dijalankan dilihat banyak faktor yang harus
diperhatikan dan berpengaruh terhadap produk akhir dari kebijakan tersebut.
Dari hasil analisis yang telah dilakukan tujuan pengembangan wilayah di
Wilayah Pengembangan I sebagai pusat pertanian Kabupaten Pangandaran
yaitu “Mewujudkan Wilayah Pengembangan I Sebagai Pusat Pertanian
Berkelanjutan di Kabupaten Pangandaran di Dukung dengan Infrastruktur dan
Sumberdaya yang Memadai”. Tujuan tersebut akan dijadikan landasan dalam
melakukan rencana pengembangan wilayah di Wilayah Pengembangan I.

Tabel 5.1
Kebijakan Strategis
No Kebijakan Pengembangan Strategi Pengembangan
1. Pengembangan pusat pertanian yang a) Optimalisasi pengairan melalui pembangunan
dilengkapi infrastruktur dan sumber daya bendungan, system drainase dan saluran
memadai irigasi
b) Optimalisasi lahan sawah dengan revitalisasi
dan rehabilitasi jaringan irigasi
c) Pembagian kewenangan dalam pengelolaan
irigasi dari pemerintah hingga ke desa
d) Membangun Pasar Regional
e) Mengembangkan sarana dan prasarana
pendukung pertanian seperti Kredit Usaha Tani
(KUT) digunakan untuk kelembagaan
perkreditan di desa sebagai sumber dana,
modal investasi dan modal kerja bagi
kelembagaan petani yang aktif pada
kelompok tani
f) Membangun pusat penelitian pertanian, pusat
pembenihan, serta pembibitan
g) Meningkatkan penggunaan ALSINTAN
2. Pengembangan pusat pelayanan yang a) Peningkatan aksesibilitas dan kualitas jalan
3

No Kebijakan Pengembangan Strategi Pengembangan


dilengkapi sarana dan prasarana antar desa dan kecamatan
wilayah b) Peningkatan kualitas dan penambahan jalan
pertanian (jalan distribusi, jalan produksi dan
jalan usaha tani)
c) Penyediaan gudang penyimpanan dan
distribusi pertanian
d) Penyediaan sarana produksi pertanian
e) Membangun sumberdaya manusia yang
gotong royong
3. Peningkatan kualitas SDM petani di a) Membangun pendidikan dan pelatihan vokasi
Wilayah Pengembangan 1 b) Peningkatan pelayanan kesehatan
c) Peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan
d) Pelatihan oleh Dinas Pertanian mengenai
pengolahan hasil tani yang inovatif
4. Peningkatan mitigasi bencana dalam a) Penyuluhan mengenai mitigasi bencana
pengembangan dan pengelolaan b) Perencanaan partisipatif mengenai mitigasi
kawasan pertanian bencana
c) Pengaturan dan penataan kawasan rawan
bencana
d) Mengembangkan penggunaan teknologi
mitigasi bencana
e) Menyiapkan lahan alternatif untuk tempat
relokasi pra bencana dan pasca bencana
f) Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam
mitigasi bencana
g) Mengendalikan kegiatan budi daya pada
kawasan rawan bencana.
5. Penguatan daya saing dan eskpor a) Peningkatan inovasi pengelolaan lahan
pangan pertanian
b) Peningkatan ketahanan pangan
(menyediakan benih unggul, pupuk, dan
pestisida)
c) Peningkatan Kemampuan penguasaan iptek
d) Mengembangkan sektor komplemen
pertanian (agroindustri, penyediaan kredit,
teknologi melalui penyuluhan, toko bibit, dan
pasar)
e) Penyuluhan mengenai pengelolaan lahan
pertanian yang baik
f) Peningkatan efisiensi produksi dan kualitas
pangan
Sumber : Hasil Analisis Kelompok, 2019
BAB VI
TUJUAN PENGEMBANGAN WILAYAH
Tujuan pengembangan merupakan nilai dan kualitas terukur yang akan
dicapai sesuai dengan arahan pencapaian dan merupakan alasan disusunnya
rencana pengembangan Kecamatan Sumber. Tujuan pengembangan yang
dibentuk ini akan menjadi dasar dalam penyusunan konsep pengembangan dan
strategi dasar untuk mencapai tujuan dalam rencana pengembangan.
Tujuan pengembangan yang dibentuk ini akan menjadi dasar dalam
penyusunan konsep pengembangan dan strategi dasar untuk mencapai tujuan
dalam rencana pengembangan. Perumusan tujuan pada Rencana Tata Ruang
Wilayah Pengembangan I ini dilakukan berdasarkan rumusan isu strategis atau
potensi masalah pada kawasan. Beberapa potensi yang dimiliki oleh Wilayah
Pengembangan I adalah sebagai berikut :
1. Sumberdaya alam yang memadai untuk dijadikan sebagai wilayah dengan
pusat pengembangan sebagai pusat pertanian
2. Terdapat sarana yang menunjang kegiatan pertanian di beberapa desa
3. Aksesibilitas yang cukup baik antar kecamatan maupun desa
4. Sedangkan beberapa permasalahan yang ada di Wilayah Pengembangan I
diantaranya sebagai berikut :
5. Terdapat beberapa lahan pertanian yang tergenang ketika musim hujan tiba,
sehingga memperkecil hasil produksi yang dihasilkan
6. Kurangnya moda transportasi yang melayani kegiatan mobilisasi antar desa
maupun kecamatan
7. Kurangnya koordinasi pada beberapa lembaga pertanian mengenai distribusi
hasil produksi pertanian

Dengan melihat potensi dan masalah tersebut dapat dipertimbangkan


tujuan fokusnya pengembangan Wilayah Pengembangan I yaitu : “Mewujudkan
Wilayah Pengembangan I Sebagai Pusat Pertanian Berkelanjutan di Kabupaten
Pangandaran di Dukung dengan Infrastruktur dan Sumberdaya yang Memadai”
Dimana tujuan ini akan menjadi landasan dalam rencana pengembangan
Wilayah Pengembangan I.

4
BAB VII
RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
7.1 Rencana Pusat – Pusat Pelayanan
7.1.1 Dasar Pertimbangan Pusat Pelayanan
Dasar penetapan fungsi sistem pusat pelayanan dilihat berdasarkan hasil
analisis yang telah dilakukan sebagai berikut :

1. Hasil Analisis Skalogram


Berdasarkan hasil analisis skalogram, diketahui bahwa terdapat 2 desa di
Wilayah Pengembangan I yang memiliki nilai bobot paling tinggi, yaitu Desa
Karangpawitan di Kecamatan Padaherang dan Desa Mangunjaya di
Kecamatan Mangunjaya, ini berarti bahwa desa-desa tersebut memiliki
sarana yang lengkap dan dapat melayani desa-desa di sekitarnya.
2. Hasil Analisis Cluster
Berdasarkan hasil analisis cluster, diketahui bahwa di Wilayah Pengembangan
I terdapat 3 wilayah yang memiliki karakteristik yang sama atau memiliki
homogenitas yang sama, yaitu kawasan koleksi dan distribusi, kawasan
pengembangan dan pengolahan pertanian dan kawasan bahan baku.

7.1.2 Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan


Rencana sistem pusat pelayanan dimaksudkan untuk memperjelas hirarki
yang ada di Wilayah Pengembagan I sesuai dengan rencana struktur yang telah
dibuat sehingga diperoleh suatu sistem pemanfaatan ruang yang optimal untuk
setiap bagian di Wilayah Pengembangan I. Dalam perwujudannya,
pengembangan sistem pusat pelayanan akan mempermudah masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan sarana dan prasarana wilayah. Dalam
pengembangan kedepannya Wilayah Pengembangan akan dijadikan sebagai
pusat pertanian. Berikut ini pusat pelayanan Wilayah Pengembangan I dalam 20
tahun yang akan datang :

1. Wilayah Cluster 1 direncanakan sebagai pusat koleksi dan distribusi


Wilayah Cluster 1 ini direncanakan sebagai pusat koleksi dan distribusi dengan
pusat cluster berada di Desa Karangpawitan dengan cakupan wilayah
pelayanan adalah Desa Padaherang, skala pelayanan cluster 1 ini adalah skala
regional atau skala kabupaten pangandaran. Di pusat cluster ini terdapat satu
pasar yang nantinya direncanakan sebagai pasar regional yang di dalamnya
terdapat kegiatan koleksi dan distribusi hasil pertanian yang selanjutnya akan
disebar luaskan ke seluruh wilayah di Kabupaten Pangandaran.

2. Wilayah Cluster 2 direncanakan sebagai pusat pengembangan dan


pengolahan pertanian
Wilayah Cluster 2 ini direncanakan sebagai pusat pengembangan dan
pengolahan pertanian dengan pusat cluster berada di Desa Sukanagara dan
Desa Mangunjaya dengan cakupan wilayah adalah Desa Kertajaya, Sukamaju,
Jangraga, Sindangjaya, Paledah, Maruyungsari, Sukanagara, Cibogo,
Sindangwangi, Ciganjeng, Karangsari dan Desa Kedungwuluh, arah fungsi

5
6

kegiatan yang berada di cluster 2 ini adalah pusat kegiatan pertanian dengan
skala regional. Di pusat cluster ini kegiatan yang banyak berjalan adalah
kegiatan pengolahan padi, pengembangan padi dan lumbung padi yang
didukung oleh infrastruktur serta sarana dan prasarana yang memadai.

3. Wilayah Cluster 3 direncanakan sebagai pusat bahan baku


Wilayah Cluster 3 ini direncanakan sebagai pusat bahan baku yang
mendukung kegiatan di cluster 2 dengan pusat cluster berada di Desa Panyutran
dengan cakupan wilayah adalah Desa Pasirgeulis, Karangmulya dan Desa
Bojongsari, desa-desa ini nantinya akan berperan sebagai desa-desa yang
memiliki kegiatan inti untuk mendukung kegiatan pertanian di cluster 2 sehingga
kegiatan yang berada di cluster 2 berjalan dengan baik dan tujuan yang
diinginkan akan tercapai.

Untuk lebi jelas mengenai fugsi dari tiap-tiap pusat pelayanan dapat dilihat
pada tabel berikut :

Tabel 7.1
Rencana Sistem Pusat Pelayanan Wilayah Pengembangan I
No SBWP Pusat Pelayanan Wilayah Cakupan Fungsi
1. Pusat Kegiatan
A Desa Karangpawitan Desa Padaherang Koleksi dan
Distribusi
2. Desa Kertajaya,
Sukamaju, Jangraga,
Sindangjaya,
Pusat Kegiatan
Paledah,
Pengembangan
Desa Sukanagara dan Maruyungsari,
B dan
Desa Mangunjaya Sukanagara, Cibogo,
Pengolahan
Sindangwangi,
Pertanian
Ciganjeng,
Karangsari dan Desa
Kedungwuluh
3. Desa Pasirgeulis,
Pusat Kegiatan
C Desa Panyutran Karangmulya dan
Bahan Baku
Desa Bojongsari
Sumber : Hasil Analisis Kelompok, 2019
7

Gambar 7.1 Peta Rencana Struktur Ruang


8

7.2 Rencana Sistem Jaringan


7.2.1 Rencana Sistem Jaringan Transportasi
Jaringan jalan yang terdapat di Wilayah Pengembagan I terdiri dari Jalan
Kolektor, Jalan Lokal serta Jalan Lingkungan yang menghubungkan antar desa
dan antar kecamatan dalam Wilayah Pengembangan I maupun dengan luar
Wilayah Pengembangan I. Rencana jaringan jalan yang akan dibuat di Wilayah
Pengembangan I diutamakan untuk membantu terpenuhinya aksesibilitas untuk
mendukung kegiatan pertanian seperti untuk kegiatan koleksi dan distribusi hasil
produksi pertanian dari Wilayah Pengembangan I menuju seluruh wilayah di
Kabupaten Pangandaran, agar aksesibilitas yang mudah dapat terwujud, maka
harus dilakukan beberapa opsi, seperti pelebaran jalan, pemeliharan jalan,
penaikan kelas jalan dan lain sebagainya sesuai dengan kebutuhan dan hasil
analisis yang telah dilakukan.
Adapun rencana sistem jaringan transportasi yang dilakukan di Wilayah
Pengembangan I berdasarkan hasil analisis yang telah diakukan adalah
pelebaran jalan ruas Padaherang-Kalipucang dan Ruas Pasar Padaherang, juga
pemeliharaan ruas jalan eksisting agar tetap terjaga dengan baik sehingga
kegiatan koleksi dan distribusi yang dilakukan di Wilayah Pengembangan I
berjalan dengan lancar dan tanpa hambatan, berikut adalah tabel hasil analisis
transportasi (Level of Service) :

Tabel 7.2
Hasil Proyeksi Tingkat Pelayanan Jaringan Jalan
Tahun
No Ruas Jalan Rumus
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2029 2034 2039
V 918 1,444 1,970 2,496 3,022 3,548 6,178 8,808 11,438
Padaherang - C 2229,323 2229,323 2229,323 2229,323 2229,323 2229,323 2229,323 2229,323 2229,323
1
Kalipucang V/C 0,41 0,65 0,88 1,12 1,36 1,59 2,77 3,95 5,13
Kriteria B C D F F F F F F
V 1,578 2,482 3,386 4,290 5,194 6,098 1,0618 15,138 19,658
Pasar C 2229,323 2229,323 2229,323 2229,323 2229,323 2229,323 2229,323 2229,323 2229,323
2
Padaherang V/C 0,71 1,11 1,52 1,92 2,33 2,74 4,76 6,79 8,82
Kriteria C F F F F F F F F
Sumber : Hasil Analisis kelompok, 2019

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa di Wilayah Pengembangan I ini


kategori tingkat pelayanan di masa yang akan datang, cukup bervariasi dan
rata-rata dimulai dari kriteria B-F dan didominasi oleh kategori tingkat pelayanan F
yang rata-rata dimulai pada tahun 2022 yang memiliki arti arus yang dipaksakan
atau macet, kecepatan rendah, volume di atas kapasitas serta antrian panjang
dan terjadi hambatan-hambatan yang besar. Ini berarti bahwa dimulai dari
tahun 2021 dan 2022 keadaan arus jalan di Wilayah Pengembangan I mulai
padat dan mulai terjadi hambatan-hambatan yang menyebabkan
kemacetan.Adapun rencana selanjutnya adalah pengaktifan kembali jalur
kereta api yang melalui Kecamatan Padaherang.
9

Gambar 7.2 Peta Rencana Jaringan Jalan


10

7.2.2 Rencana Jaringan Air Bersih


Sistem penyediaan air bersih di Wilayah Pengembangan I menggunakan
sistem perpipaan dan non perpiaan seperti sumur yang di dapatkan dari air
tanah. Dalam sistem penyediaan air bersih non perpipaan usaha yang diperlukan
adalah melakukan perlindungan terhadap air tanah dengan memberikan
penyuluhan insentif mengenai tata cara penggunaan air tanah kepada
masyarakat dimana pemerintah turun langsung meberikan sosialisasi.
Jaringan air bersih yang saat ini digunakan oleh masyarakat di Wilayah
Pengembangan I bersumber dari sumur gali yang masyarakat wilayah
pengembangan I gali secara individual. Mengingat untuk 20 tahu yang akan
datang jumlah penduduk di Wilayah Pengembangan I terus meningkat ini sejalan
dengan kebutuhan akan air bersih yang meningkat pula, maka dari itu untuk
rencana jaringan air bersih di Wilayah Pengembangan I direncanakan akan
dibangun 2 Instalasi Pengolahan Air Bersih (IPA) yang direncakan akan dibangun
di Desa Mangunjaya dan Desa Paledah, yang kemudian akan dilengkapi
dengan saluran air bersih yang tersebar hampir di seluruh desa yang berada di
Wilayah Pengembangan I. Setelah rencana pembangunan ini direalisasikan, hal
selanjutnya adalah pemeliharaan kepada saluran dan bangunan IPA yang
sudah dibuat.
Untuk mekanisme yang dilakukan dalam distribusi air bersih ini dimulai dari
mata air dan sumber air yang selanjutnya di alirkan pada pipa transmisi kemudian
diolah untuk didistribusi ke keran umum dan saluran rumah tangga untuk
dikonsumsi langsung oleh masyarakat. Selain itu, sumber air ini juga digunakan
untuk kegiatan mandi cuci kakus (MCK) dan berbagai kegiaran rumahan lainnya
yang membutuhkan air bersih.
11

Gambar 7.3 Peta Rencana Air Bersih


12

7.2.3 Rencana Jaringan Air Limbah


Berdasarkan hasil kondisi eksisting bahwa kondisi air limbah yang terdapat
di Wilayah Pengembangan I masih kurang terperhatikan, hal ini dapat dilihat
hampir di seluruh kelurahan sistem saluran air limbah yang menyatu dengan
saluran drainase. Untuk dari itu dibutuhkan penanganan untuk membangun IPAL
Komunal (Instalasi Pengolahan Air Limbah). IPAL Komunal adalah pengolahan
limbah seperti limbah WC atau yang lainnya. Namun IPAL Komunal ini digunakan
secara bersama sama. Komponen IPAL Komunal juga terdiri atas unit pengolah
limbah. Terdapat juga jaringan perpipaan yaitu bak kontrol dan juga lubang
perawatan, kemudian ada juga sambungan rumah tangga. Unit pengolah
limbah untuk sebagian ada yang keberadaannya jauh dari lokasi warga
pengguna IPAL Komunal ada juga yang keberadaannya yaitu di lokasi
pemukiman warga.
Untuk pola distribusi jaringan air limbah yaitu adalah dengan menerapkan
sistem pengolahan air limbah terpusat (Off-site System) sistem pengolahan air
limbah ini adalah menggunakan suatu jaringan perpipaan untuk menampung
dan mengalirkan air limbah ke suatu tempat untuk selanjutnya diolah. Pada
sistem pengaliran air limbahnya dengan menerapkan sistem terpisah yaitu antara
saluran air limbah dan saluran air hujan dipisahkan.
Untuk sistem perpipaan tediri dari :
1. Pipa Persil saluran yang menyalurkan air limbah dari rumah penduduk,
bangunan umum, dsb ke pipa persil.
2. Pipa Retikulasi Satu unit dari daerah retikulasi mempunyai daerah pelayanan
sekitar 10 Ha dan Panjang pipa retikulasi sekitar 5 km. pipa retikulasi terdiri dari
pipa servis dan pipa lateral
3. Pipa Servis pipa yang menyalurkan air limbah yang menghubungkan
beberapa sambungan rumah, bangunan umum, dsb dari pipa persil ke pipa
lateral.
4. Pipa Lateral sambungan yang menampung air limbah dari pipa servis untuk
dialirkan ke pipa cabang.
5. Pipa Mayor dimulai dari pencabangan lajur – lajur pipa lateral pada suatu
manhole pertemuan, sistem jaringan perpipaan mayor terdiri dari perpipaan
cabang dan perpipaan induk/utama (main/trunk sewer). Pipa cabang
merupakan saluran air limbah dari pipa lateral ke pipa induk, pipa induk
adalah saluran air limbah dari pipa cabang menuju IPAL.
13

Gambar 7.4 Peta Rencana Jaringan Air Limbah


14

7.2.4 Rencana Jaringan Telekomunikasi


Semakin berkembangnya Wilayah Pengembangan I sebagai kawasan
pusat pertanian disertai dengan kawasan koleksi dan distribusi. semakin
meningkatnya kebutuhan penduduk akan kebutuhan informasi, maka perlu
penyediaan sarana telekomunikasi. Jaringan telekomunikasi ini dibutuhkan untuk
mendukung kawasan Perdagangan dan jasa dimana apabila jaringan
komunikasinya baik maka masyarakat akan semakin mudah untuk mendapatkan
informasi mengenai kebutuhan dan ketersediaan barang, pelayanan jasa serta
aksesibilitas yang semakin mudah. Sarana telekomunikasi yang ada di Wilayah
Pengembangan I dapat dikatakan cukup hanya saja di beberapa desa yang
ada di Wilayah Pengembangan I sarana telekomunikasinya masih kurang
sehingga diperlukan pembangunan sarana telekomunikasi baru. Selain
pembangunan sarana telekomunikasi berupa menara BTS baru, diperlukan juga
pemeliharaan untuk menara BTS yang sudah ada, dan peningkatan kualitas
jaringan.
7.2.5 Rencana Sistem Persampahan
Penanganan sistem persampahan di Wilayah Pengebangan I saat ini
masih dilakukan pengelolaan secara individu dengan cara dikumpulkan pada
bak-bak sampah yang dibuat khusus untuk tempat sampah kemudian ditimbun
ditanah atau dibakar. Hal ini terjadi karena minimnya sarana dan prasarana
pengelolaan sampah sehingga untuk jaringan persampahan di Wilayah
Pengembangan I belum optimal atau bahkan belum ada pengelolaan jaringan
persampahan yang melayani masyarakat. Berikut merupakan rencana
pengembangan sistem persampahan di Wilayah Pengembangan I
1. Pola penanganan sampah dilakukan dengan 2 sistem yaitu:
 Sistem pengelolaan sampah terpadu dengan 5 R.
 Sistem konvensional (pewadahan, pengumpulan, pengangkutan,
pembuangan akhir).
2. Kegiatan non permukiman (perdagangan dan jasa, rumah sakit dan lainnya)
yang baru dan memiliki skala besar wajib melakukan pengolahan sampah
secara mandiri pada kawasan yang dibangun. Penanganan dilakukan
dengan membangun sarana pengolahan sampah di kawasan yang
dibangun.
3. Rencana penampungan sampah direncanakan terdapat satu lokasi
penampungan di setiap Kelurahan dengan ketentuan luas 12 m3, sebelum
selanjutnya diangkut ke tempat pembuangan sementara terpadu secara
komunal (TPST) untuk satu kecamatan yakni Kecamatan Sumber.
4. Perencanaan kebutuhan armada di kecamatan sumber untuk 20 tahun yang
akan datang, diharapkan dapat mengangkut sampah dari rumah ke TPS.
Berikut merupakan tabel kebutuhan armada di Kecamatan Sumber.
15

Gambar 7.5 Peta Rencana Telekomunikasi


16

Gambar 7.6 Peta Rencana Persampahan


BAB VIII
RENCANA POLA RUANG
8.1. Rencana Kawasan Lindung
Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian Lingkungan Hidup yang mencakup sumber alam, sumber
daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan
Pembangunan berkelanjutan. Rencana kawasan lindung di Wilayah
Pengembangan I bertujuan untuk menjaga dan melestarikan kawasan yang
dilindungi secara lingkungan hidup,selain itu rencana ini dilakukan agar dapat
menjaga kelestarian lingkungan hidup yang nantinya akan berkaitan dengan
sumber daya alam yang ada di wilayah pengembangan I dan sumber daya
alam pun ada kaitannya dengan kebutuhan masyarakat, serta ada kaitannya
juga dengan bencana alam. Berikut rencana kawasan lindung di Wilayah
Pengembangan I :
1. Kawasan Perlindungan Bawahannya
Kawasan resapan air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi
untuk meresapkan air hujan, sehingga merupakan tempat pengisian air bumi
(aquifer) yang berguna sebagai sumber air. Kawasan resapan air di wilayah
pengembangan I hanya tersedia di beberapa desa masih banyak desa yang
tidak memiliki kawasan resapan air, karena tidak adanya kawasan resapan air
dibeberapa desa menyebabkan terjadinya banjir di beberapa kawasan
pertanian yang menyebabkan kerugian bagi wilayah pertanian dan juga
mengurangi dari ketersedian akan sumber air dan air tanah dibeberapa desa.
Rencana untuk kawasan resapan air di Wilayah pengembangan I ialah
mengoptimalkan beberapa kawasan yang sebenarnya dapat dijadikan kawasan
resapan air menjadi kawasan resapan air di setiap desa agar dapat menampung
air apabila sudah memasuki musim hujan dan juga dapat mengendalikan
ataupun mengurangi potensi dari banjir, selain itu perlu adanya pengendalian
alih fungsi lahan pada resapan air agar Wilayah Pengembangan I tidak
kekurangan kawasan resapan air. Untuk rencana kawasan resapan air di wilayah
pengembangan I yaitu seluas 520,94 Ha
2. Kawasan Perlindungan Setempat
Sempadan Sungai adalah Kawasan di sepanjang kiri kanan sungai yang
mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai
dan kawasan di sekitarnya. Berdasarkan PERMEN PUPR NO 25 TAHUN 2015 bahwa
sepanjang garis sempadan sungai tidak boleh adanya suatu pembangunan
ataupun sebuah banguanan di sepanjang sempadan sungai,untuk sungai besar
diluar kawasan perkotaan ditentukan paling sedikit berjarak 100 meter dari tepi kiri
dan kanan sungai, untuk sungai kecil berjarak 50 meter dari tepi kiri dan kanan
sungai. Wilayah Pengembangan I memiliki sungai hampir di setiap desa namun
ada permasalahan di sekitaran sungai yang dapat menimbulkan penyempitan
sungai dan juga mencemari sungai itu sendiri. Penyebab nya itu sendiri ialah
banyak nya permukiman yang sudah permanen di area sempadan sungai dan
sempadan sungai pun dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah.

17
18

Berdasarkan hal tersebut perlu adanya tindakan mengenai rencana untuk


sempadai sungai berupa batas sempadan sungai yang jelas agar tidak ada lagi
pembangunan permukiman di area sempadan sungai,selain itu perlu adanya
penyedian TPS agar sempadan sungai tidak dijadikan sebagai tempat
pembuangan sampah oleh masyarakat, dan perlu adanya reboisasi dan
penanaman beberapa tanaman dan juga pepohonan di sekitaran sungai agar
dapat mencegah dan mengurangi potensi terjadinya erosi dan juga banjir di
area sempadan sungai. Rencana untuk sempadan sungai di Wilayah
Pengembangan I ialah seluas 844,1 Ha untuk jarak tepi kiri dan tepi kanan sungai
berjarak 100 meter untuk sungai besar, 50 meter untuk sungai kecil.

Tabel 8.1
Rencana Kawasan Lindung Wilayah Pengembangan I
No Zona Rencana Persebaran
(Ha)
1 Resapan Air - 520,94 Desa Kedungwuluh, Desa Karangsari, Desa
Bojongsari, Desa Payutran
2 Sempadan - 844,1 Desa Sindangjaya, Mangunjaya, Sukamaju,
Sungai Kertajaya, Maruyungsari, Cibogo,
Karangpawitan, Padaherang, Paledah,
Sindangwangi, Sukanagara, Karangsari
3 Rawan Kawasan 239,86 Desa Payutran, Kedungwuluh, Karangsari,
Bencana Rawan Padaherang, Pasirgeulis
Alam Bencana
Gerakan
Tanah
Kawasan 7.013,80 Desa Sindangwangi, Ciganjeng, Sukanagara,
Rawan Paledah, Padaherang, Karangpawitan,
Bencana Banjir Maruyungsari, Kedungwuluh, Cibogo,
Karangsari
Sumber : Hasil Diskusi Kelompok, 2019

3. Kawasan Rawan Bencana


a. Kawasan Rawan Bencana Gerakan Tanah
Rencana kawasan rawan bencana gerakan tanah di Wilayah
Pengembangan I berpusat di wilayah yang memiliki kondisi fisik dari
daerahnya adalah dataran tinggi yaitu terletak di 5 desa diantaranya
Desa Payutran, Desa Kedungwuluh, Desa Karangsari, Desa Padaherang,
Desa Pasirgeulis. Untuk jenis rencana kawasan rawan bencana gerakan
tanah ialah perlu adanya perlindungan akan kawasan rawan bencana
gerakan tanah dengan cara pengendalian pembangunan kawasan
permukiman dan fasilitas pendukungnya selain itu perlu adanya reboisasi
ataupun penanaman pohon atau tanaman yang dapat mencegah
terjadinya gerakan ataupun dapat mengurangi dampak dari bencana
gerakan tanah. Untuk rencana kawasan bencana gerakan tanah di
rencanakan seluas 239,86 Ha dari total luas Wilayah Pengembangan I.
b. Kawasan Rawan Bencana Banjir
19

Rencana kawasan bencana banjir di Wilayah Pengembangan I tersebar


dan berpusat pada 10 desa yang dominan dengan kawasan pertanian
yang sering terjadinya banjir karena dekat dengan aliran sungai citanduy.
Karena sering terjadinya banjir mengakibat kerugian yang sangat besar
bagi kawasan pertanian seperti lahan yang terendam, hasil produksi
pertaniannya pun menurun. Untuk rencana kawasan bencana banjir perlu
adanya tindakan yang dapat mencegah terjadinya banjir entah itu dari
aliran sungai yang meluap atau pun karena debit air hujan yang terlalu
tinggi. Jenis rencana untuk kawasan bencana banjir diantaranya
mendirikan bangunan atau kontruksi pencegahan banjir, pendalaman dari
sungai agar air sungai tidak meluap, selain itu perlu lebih banyaknya
daerah resapan air agar mengurangi genangan air yang dapat
menyebabkan banjir. Rencana untuk kawasan bencana banjir ialah seluas
7.013,8 Ha.
8.2. Rencana Kawasan Budidaya
Kawasan Budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi
utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam,
sumber daya manusia, dan sumber daya buatan yang digunakan atau diambil
manfaatnya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Rencana kawasan budidaya
di Wilayah Pengembangan I bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan sumber
daya untuk masyarakat yang dapat membantu mempermudah kegiatan dari
masyarakat untuk mencapai kesejahteraan masyarakat tanpa merusak ataupun
mencemari lingkungan hidup. Dan berikut merupakan rencana kawasan
budidaya yang ada di Wilayah Pengembangan I :

Tabel 8.2
Rencana Kawasan Budidaya Wilayah Pengembangan I
No Zona Luas Rencana (Ha) Persebaran
1 Kawasan Hutan Hutan Produksi 843,68 Desa Payutran, Desa Pasirgeulis
Produksi
2 Kawasan Kawasan 5.319,90 Desa Mangunjaya, Sindangjaya,
Pertanian Tanaman Kertajaya, Sukamaju, Jangraga,
Pangan Karangsari, Padaherang,
Karangpawitan, Pasirgeulis,
Sukanagara, Ciganjeng, maruyungsari,
Paledah, Karangmulya, Bojongsari,
Cibogo
Kawasan 2.425,67 Desa Kedungwuluh, Payutran,
Perkebunan Bojongsari, Karangsari, Ciganjeng
Kawasan 23 Desa Sindangjaya, jangraga,
Peternakan Mangunjaya, Kertajaya, Sukamaju,
Payutran, Bojongsari, Sukanagara
3 Kawasan Kawasan 7,16 Desa Cibogo, Sukanagara,
Perikanan Perikanan Karangpawitan
Tangkap
4 Kawasan Kawasan 112,06 Desa Sindangwangi, Paledah
Pertambangan & Pertambangan
20

No Zona Luas Rencana (Ha) Persebaran


Energi
5 Kawasan Sentra Industri Desa kedungwuluh, Karangmulya,
Peruntukan Kecil dan Karangsari, Maruyungsari, Padaherang
Industri Menengah
6 Kawasan Perdagangan 756,48 Desa Padaherang, Karangpawitan,
Perdagangan Jasa Paledah, Sindangwangi, Sukamaju,
Jasa Mangunjaya
7 Kawasan Kawasan 733,48 Desa Padaherang, Karangpawitan,
Permukiman Permukiman Mangunjaya,
Perkotaan
Kawasan 4.668,25 Seluruh desa
Permukiman
Perdesaan
Sumber : Hasil Diskusi Kelompok, 2019

1. Kawasan Hutan Produksi


Hutan produksi adalah kawasan hutan yang memiliki fungsi pokok
menghasilkan hasil hutan baik itu hasil hutan kayu maupun hasil hutan non kayu.
Selain itu, pemanfaatan hutan produksi lainnya berupa pemanfaatan kawasan,
pemanfaatan jasa lingkungan, dan pemungutan hasil hutan baik kayu maupun
non kayu. Rencana kawasan hutan produksi untuk Wilayah Pengembangan I
ialah untuk memanfaatkan hutan produksi yang ada untuk menghasilkan hasil
hutan yang digunakan untuk kebutuhan masyarakat ataupun untuk kebutuhan
lainnya seperti untuk kebutuhan bahan baku industri. Rencana untuk kawasan
hutan produksi ialah seluas 843,68 Ha.
2. Kawasan Pertanian
Rencana kawasan pertanian terdiri dari kawasan pertanian tanaman pangan
lahan kering, kawasan pertanian tanaman pangan lahan basah, kawasan
perkebunan, dan kawasan peternakan. Kawasan pertanian memiliki fungsi
sebagai penghasil bahan pangan, palawija, tanaman keras, hasil perikanan dan
hasil peternakan. Untuk penggunaan lahan di Wilayah Pengembangan I akan
lebih banyak menjadi lahan pertanian yang akan menjadi penggerak dalam
pengembangan perekonomian di Wilayah Pengembangan I. Rencana kawasan
pertanian untuk Wilayah Pengembangan I diantaranya adalah penetapan
kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan untuk mendukung program
ketahanan pangan dan mendukung tujuan wilayah pengembangan I,
pengembangan tanaman semusim produktif, Peningkatan produksi tanaman
perkebunan, Pengembangan peternakan unggas, ternak kecil, ternak besar,
pemberian bantuan bibit dan pupuk untuk peningkatan hasil produksi pertanian
pangan dan perkebunan. Rencana kawasan pertanian dialokasikan seluas
7.768,57 Ha
3. Kawasan Pertambangan
Kawasan pertambangan merupakan kawasan yang memiliki potensi mineral
dan/atau batubara, baik di permukaan tanah maupun di bawah tanah, yang
berada dalam wilayah daratan atau wilayah laut untuk kegiatan pertambangan.
21

Rencana untuk kawasan pertambangan difokuskan pada desa paledah yang


merupakan kawasan pertambangan batu kapur dan batubara. Jenis rencana
untuk kawasan pertambangan di Wilayah Pengembangan I diantaranya adalah
memanfaatkan lahan untuk kegiatan pertambangan sesuai dengan kondisi fisik
dan sarana prasarana yang ada. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan hasil
tambang dan dapat menunjang aktivitas pertambangan. Kawasan
pertambangan di Wilayah Pengembangan I direncanakan seluas 112,06 Ha.
4. Kawasan Peruntukan Industri
Kawasan industri merupakan suatu kawasan yang dibangun dan
dikembangankan sebagai tempat pemusatan industri. Rencana kawasan industri
di Wilayah Pengembangan I diantaranya berupa perluasan dan aglomerasi
kawasan industri. Rencana Kawasan industri difokuskan pada 5 wilayah, yaitu
wilayah Desa Kedungwuluh, Karangsari, Padaherang, Jangraga, dan
Mangunjaya kelima desa tersebut difokuskan sebagai kawasan industri gula
merah, honje, padi, keripik pisang, kain, kayu, batubara, dan perikanan. Jenis
rencana kawasan peruntukan industri ini diantaranya ialah mengembangkan
kawasan industri yang mendukung kegiatan pertanian dan kegiatan non
pertanian, meminimalisir ataupun mengurangi dampak lingkungan akibat
kegiatan industri, pemantauan dan pengawasan terhadap kegiatan industri
untuk mencegah timbulnya pencemaran lingkungan. Rencana kawasan industri
di Wilayah Pengembangan I direncanakan seluas 226,91 Ha dari luas Wilayah
Pengembangan I.
5. Kawasan Perdagangan Jasa
Kawasan perdagangan dan jasa di Wilayah Pengembangan I berada di
sepanjang jalan utama yang melewati Desa Padaherang dan Desa
Karangpawitan yang menjadi pusat dari perdagangan jasa yang
menghubungkan antara Kecamatan Padaherang dan Kecamatan Kalipucang.
Rencana kawasan perdagangan jasa untuk Wilayah Pengembangan I
diantaranya pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa modern dan
tradisional, pengembangan kawasan perdagangan dan jasa di sepanjang jalan
utama sesuai dengan rencana pola ruang, pemusatan hasil produksi dan industri
dari setiap desa di Wilayah Pengembangan I Rencana kawasan perdagangan
dan jasa Wilayah Pengembangan I seluas 756,48 Ha dari luas total wilayah.
6. Kawasan Permukiman
Permukiman dibagi menjadi dua, kawasan permukiman perkotaan maupun
pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal/lingkungan hunian
dan tempat kegiatan mendukung prikehidupan dan penghidupan untuk
manusia. Selain sebagai tempat berinteraksi sosial kawasan permukiman juga
sebagai kumpulan tempat hunian dan tempat berteduh keluarga serta sarana
bagi pembinaan keluarga. Rencana untuk kawasan permukiman diantaranya
ialah penyediaan sarana dan prasarana permukiman perkotaan dan
perdesaaan yang nyaman, mengembangkan fasilitas ruang publik dan ruang
terbuka hijau, penyediaan fasilitas sosial ekonomi yang mampu mendorong
perkembangan kawasan perkotaan ataupun perdesaan. Rencana kawasan
permukiman untuk Wilayah Pengembangan 1 direncanakan seluas 5.401,73 Ha.
22

Gambar 8.1 Peta Rencana Pola Ruang


BAB IX
RENCANA PEMANFAATAN RUANG
9.1 Program Prioritas
Untuk m ewujudkan tujuan pengem bangan Wil ayah
Pangem bangan I, berikut m erupakan program -program Wil ayah
Pengem bangan I yang disusun untuk 4 tahun kedepan, yaitu :
1. Mewujudkan kawasan pusat pertanian Kabupaten Pangandaran
yang berkel anjutan
2. Mem bangun sarana dan prasarana pendukung kegiatan pertanian ,
term asuk bangunan pusat kol eksi distribusi, jaringan jal an dan l ain
sebagainya
3. Meningkatkan kual itas produksi pertanian khususnya pertanian
pangan (padi sawah)
4. Menstabil kan kegiatan kol eksi distribusi di tahun pertam a
dil aksanakan
9.2 Indikasi Program
Indikasi program adal ah rincian program yang akan dil akukan
dal am 20 tahun yang akan datang dari setiap strategi yang tel ah
dibuat. Dal am indikasi ini didal am nya terdapat perwujudan dari
rencana Struktur Ruang serta Pol a Ruang. Adapun indikasi beberapa
program yang akan direncanakan di Wil ayah Pengem bangan I
tercantum pada tabel berikut :

23
24

Tabel 5.6
Indikasi Program
Waktu Pelaksanaan
Sumber Instansi I II III IV
No Program Utama Lokasi Besaran
Pendana Pelaksana Tahun Ke Tahun Ke Tahun Ke Tahun Ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A. Perwujudan Struktur Ruang
1. Perwujudan Pusat-Pusat Kegiatan
 Pusat Kegiatan Koleksi Desa
dan Distribusi (SBWP A) Padaherang dan
APBD Kab BAPPEDA
Desa
Karangpawitan
 Pembangunan
bangunan kegiatan
koleksi dan distribusil APBD Kab BAPPEDA
yang melayani skala
kabupaten
 Pembangunan
Aksesibilitas yang
mudah serta moda APBD Kab BAPPEDA
transportasi yang
mudah
 Pusat Kegiatan Desa
Pengembangan dan Mangunjaya,
Pengolahan Pertanian Sindangjaya,
(SBWP B) Jangraga,
Kertajaya,
Sukamaju,
Cibogo, APBD Kab BAPPEDA
Kedungwuluh,
Karangsari,
Maruyungsari,
Paledah,
Sukanagara,
Sindangwangi
25

Waktu Pelaksanaan
Sumber Instansi I II III IV
No Program Utama Lokasi Besaran
Pendana Pelaksana Tahun Ke Tahun Ke Tahun Ke Tahun Ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
dan Desa
Ciganjeng
 Pemanfaatan dan
pengendalian lahan APBD Kab BAPPEDA
pertanian
 Pengawasan terhadap
terjadinya alih fungsi APBD Kab BAPPEDA
lahan
 Fasilitas sarana dan
prasarana pendukung
kegiatan pengolahan APBD Kab BAPPEDA
dan pengembangan
pertanian
 Pusat Kegiatan Bahan Desa Pasirgeulis,
baku (SBWP C) Karangmulya,
APBD Kab BAPPEDA
Panyutran dan
Desa Bojongsari
 Perwujudan wilayah
yang mendukung
kegiatan APBD Kab BAPPEDA
pengembangan dan
pengolahan pertanian
 Pengawasan terhadap
terjadinya alih fungsi APBD Kab BAPPEDA
lahan
2. Perwujudan Sistem Prasarana
 Sistem Jaringan
Transportasi
 Pelebaran jalan Padaherang-
2,3 Km Dinas
Kalipucang APBD Kab,
Pekerjaan
Pasar APBD Prov
7,5 Km Umum
Padaherang
26

Waktu Pelaksanaan
Sumber Instansi I II III IV
No Program Utama Lokasi Besaran
Pendana Pelaksana Tahun Ke Tahun Ke Tahun Ke Tahun Ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
- pemeliharaan Jaringan
Jalan yang telah ada
 Sistem Prasarana
Telekomunikasi
 Pembangunan Desa Panyutran Dinas
menara BTS dan Bojongsari 2 Unit APBD Kab Pekerjaan
Umum
 Pemeliharaan BTS dan
perluasan wilayah
pelayanan
 Sistem Prasarana Sumber
Daya Air
 Pembuatan pipa Seluruh desa Dinas
saluran PDAM 61,9 Km APBD Kab Pekerjaan
Umum
 Pemeliharaan saluran
PDAM dan Bangunan
IPA
 Sistem Prasarana Limbah
 Pembuatan saluran air Seluruh Desa Dinas
157,29
limbah APBD Kab Pekerjaan
Km
Umum
 Pembangunan IPAL Desa Kertajaya Dinas
Komunal dan Sukanagara 2 Unit APBD Kab Pekerjaan
Umum
 Sistem Prasarana
Persampahan
 Pembangunan TPS Seluruh Desa Dinas
67 Unit APBD Kab Pekerjaan
Umum
27

Waktu Pelaksanaan
Sumber Instansi I II III IV
No Program Utama Lokasi Besaran
Pendana Pelaksana Tahun Ke Tahun Ke Tahun Ke Tahun Ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
 Sistem Prasarana Draiase
 Pembangunan saluran Seluruh Desa Dinas
157,29
drainase APBD Kab Pekerjaan
Km
Umum
B. Perwujudan Pola Ruang
1. Pewujudan Kawasan Peruntukan Lindung
 Penetapan batas Dinas
kawasan lindung Lingkungan
Seluruh Desa APBD Kab
Hidup dan
Kebersihan
 Pengawasan dan Dinas
pemantauan untuk Lingkungan
Seluruh Desa APBD Kab
pelestarian kawasan Hidup dan
lindung Kebersihan
 Rehabilitasi dan
Dinas
percepatan reboisasi di
Lingkungan
kawasan lindung dengan Seluruh Desa APBD Kab
Hidup dan
tanaman yang sesuai
Kebersihan
dengan peruntukannya
 Optimalisasi dan Desa
Dinas
pemeliharaan kawasan Kedungwuluh,
520,94 Lingkungan
resapan air Desa Karangsari, APBD Kab
Ha Hidup dan
Desa Bojongsari,
Kebersihan
Desa Payutran
 Pengendalian alih fugsi Desa
Dinas
lahan pada resapan air Kedungwuluh,
520,94 Lingkungan
Desa Karangsari, APBD Kab
Ha Hidup dan
Desa Bojongsari,
Kebersihan
Desa Payutran
 Penetapan sempadan Desa 844,1 Ha APBD Kab Dinas
28

Waktu Pelaksanaan
Sumber Instansi I II III IV
No Program Utama Lokasi Besaran
Pendana Pelaksana Tahun Ke Tahun Ke Tahun Ke Tahun Ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
sungai Sindangjaya, Pekerjaan
Mangunjaya, Umum
Sukamaju,
Kertajaya,
Maruyungsari,
Cibogo,
Karangpawitan,
Padaherang,
Paledah,
Sindangwangi,
Sukanagara,
Karangsari
 Penetapan Desa
pemanfaatan ruang di Sindangjaya,
kawasan sempadan Mangunjaya,
sungai dan irigasi Sukamaju,
Kertajaya,
Maruyungsari, Dinas
Cibogo, 844,1 Ha APBD Kab Pekerjaan
Karangpawitan, Umum
Padaherang,
Paledah,
Sindangwangi,
Sukanagara,
Karangsari
 Penertiban bangunan di Desa
kawasan sempadan Sindangjaya, Dinas
sungai dan penghijauan Mangunjaya, 844,1 Ha APBD Kab Pekerjaan
untuk mencegah Sukamaju, Umum
terjadinya erosi dan Kertajaya,
29

Waktu Pelaksanaan
Sumber Instansi I II III IV
No Program Utama Lokasi Besaran
Pendana Pelaksana Tahun Ke Tahun Ke Tahun Ke Tahun Ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
banjir Maruyungsari,
Cibogo,
Karangpawitan,
Padaherang,
Paledah,
Sindangwangi,
Sukanagara,
Karangsari
 Perlindungan kawasan Desa Payutran,
rawan gerakan tanah Kedungwuluh,
Dinas
dilakukan dengan cara Karangsari,
239,86 Lingkungan
pengendalian Padaherang, APBD Kab
Ha Hidup dan
pembangunan kawasan Pasirgeulis
Kebersihan
permukiman dan fasilitas
pendukungnya
 Perlindungan kawasan Desa
rawan banjir dilakukan Sindangwangi,
dengan cara Ciganjeng,
pengendalian Sukanagara,
Dinas
pembangunan kawasan Paledah,
7.013,80 Lingkungan
permukiman dan fasilitasPadaherang, APBD Kab
Ha Hidup dan
pendukungnya Karangpawitan,
Kebersihan
Maruyungsari,
Kedungwuluh,
Cibogo,
Karangsari
2. Perwujudan Kawasan Peruntukan Budi Daya
 Kawasan hutan produksi
 Penetapan kawasan Desa Payutran, 843,68 Dinas
dan strategi APBD Kab
Desa Pasirgeulis Ha Pertanian
30

Waktu Pelaksanaan
Sumber Instansi I II III IV
No Program Utama Lokasi Besaran
Pendana Pelaksana Tahun Ke Tahun Ke Tahun Ke Tahun Ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
penanganan kawasan
hutan produksi
berdasarkan
kesesuaian tanahnya
 Pemberian bantuan
bibit tanaman tahunan
pada lahan dengan Dinas
APBD Kab
kemiringan lereng 25- Pertanian
40 % yang dikuasai
masyarakat
 Pelengkapan fasilitas
sarana dan prasarana Dinas
APBD Kab
pengangkutan hasil Pertanian
dari hutan produksi
 Kawasan pertanian
tanaman pangan
 Penetapan kawasan Desa
lahan pertanian Mangunjaya,
pangan berkelanjutan Sindangjaya,
untuk mendukung Dinas
Kertajaya,
program ketahanan APBD Kab
Sukamaju, Pertanian
pangan dan
mendukung tujuan Jangraga,
wilayah Karangsari,
pengembangan I Padaherang, 7.768,57
 Pengembangan Karangpawitan, Ha Dinas
tanaman semusim APBD Kab
Pasirgeulis, Pertanian
produktif
Sukanagara,
 Peningkatan produksi Dinas
Ciganjeng, APBD Kab
tanaman perkebunan Pertanian
maruyungsari,
 Pengembangan
Paledah, Dinas
peternakan unggas,
Karangmulya, APBD Kab
ternak kecil, ternak Pertanian
besar Bojongsari,
31

Waktu Pelaksanaan
Sumber Instansi I II III IV
No Program Utama Lokasi Besaran
Pendana Pelaksana Tahun Ke Tahun Ke Tahun Ke Tahun Ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
 Pemberian bantuan Cibogo
bibit dan pupuk untuk
peningkatan hasil Dinas
APBD Kab
produksi pertanian Pertanian
pangan dan
perkebunan
 Pembangunan pusat
penelitian pertanian, Dinas
APBD Kab
pusat pembenihan Pertanian
dan pusat pembibitan
 Kawasan perikanan
 Pengembangan bibit
ikan untuk Dinas
Desa Cibogo, APBD Kab
peningkatan produksi Pertanian
ikan tambak dan rawa Sukanagara, 7,16 Ha
 Pengembangan lokasi Karangpawitan Dinas
APBD Kab
budidaya perikanan Pertanian
 Kawasan pertambangan
dan energi
 Identifikasi potensi Dinas
tambang APBD Kab Pekerjaan
Umum
 Penetapan kawasan Dinas
pertambangan yang Desa APBD Kab Pekerjaan
dapat dieksploitasi 112,06
Sindangwangi, Umum
Ha
 Pemeliharaan Paledah
kawasan Dinas
pertambangan yang
APBD Kab Pekerjaan
sudah tidak
Umum
memproduksi hasil
tambang
 Kawasan peruntukan
32

Waktu Pelaksanaan
Sumber Instansi I II III IV
No Program Utama Lokasi Besaran
Pendana Pelaksana Tahun Ke Tahun Ke Tahun Ke Tahun Ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
industri
 Pengembangan Dinas
kawasan industri yang Tenaga
mendukung kegiatan
APBD Kab Kerja,
pertanian dan
kegiatan non Industri dan
pertanian Transmigrasi
 Identifikasi dampak Dinas
lingkungan kegiatan Lingkungan
industri Desa APBD Kab
Hidup dan
kedungwuluh,
Kebersihan
Karangmulya,
 Pemantauan dan
Karangsari, Dinas
pengawasan terhadap
kegiatan industri untuk Maruyungsari, Lingkungan
APBD Kab
mencegah timbulnya Padaherang Hidup dan
pencemaran Kebersihan
lingkungan
 Peningkatan kualitas Dinas
SDM local untuk Tenaga
mendukung APBD Kab Kerja,
penyediaan tenaga
Industri dan
kerja
Transmigrasi
 Kawasan perdagagan
jasa
 Pengembangan Desa Dinas
kegiatan Tenaga
Padaherang,
perdagangan dan jasa APBD Kab Kerja,
modern dan tradisional Karangpawitan,
756,48 Industri dan
Paledah,
Ha Transmigrasi
Sindangwangi,
 Pengembangan Sukamaju, Dinas
kawasan APBD Kab
Mangunjaya Tenaga
perdagangan dan jasa
33

Waktu Pelaksanaan
Sumber Instansi I II III IV
No Program Utama Lokasi Besaran
Pendana Pelaksana Tahun Ke Tahun Ke Tahun Ke Tahun Ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
di sepanjang jalan Kerja,
utama sesuai dengan Industri dan
rencana pola ruang Transmigrasi
 Pemusatan hasil Dinas
produksi dan industri Tenaga
dari setiap desa di APBD Kab Kerja,
Wilayah
Industri dan
Pengembangan I
Transmigrasi
 Kawasan permukiman
perkotaan
 Penyediaan sarana
dan prasarana Dinas
permukiman APBD Kab Pekerjaan
perkotaan yang Umum
nyaman
 Mengembangkan Dinas
fasilitas ruang publik
Desa APBD Kab Pekerjaan
dan ruang terbuka
Padaherang, 733,48 Umum
hijau
 Penyediaan fasilitas Karangpawitan, Ha
sosial ekonomi yang Mangunjaya, Dinas
mampu mendorong APBD Kab Pekerjaan
perkembangan Umum
kawasan perkotaan
 Pengembangan Dinas
kawasan permukiman APBD Kab Pekerjaan
perkotaan terpadu Umum
 Kawasan permukiman
perdesaan
 Pengembangan 4.668,25 Dinas
kawasan permukiman Seluruh Desa APBD Kab
Ha Pekerjaan
perdesaan yang
34

Waktu Pelaksanaan
Sumber Instansi I II III IV
No Program Utama Lokasi Besaran
Pendana Pelaksana Tahun Ke Tahun Ke Tahun Ke Tahun Ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
terpadu dengan Umum
tempat usaha
pertanian
berkelanjutan
 Penyediaan fasilitas Dinas
sosial ekonomi APBD Kab Pekerjaan
perdesaan Umum
C. Perwujudan Kawasan Strategis
 Perwujudan kawasan
strategis dari sudut
kepentingan
pertumbuhan ekonomi
 Peraturan
pengembangan
APBD Kab BAPPEDA
pengendalian dan
pemanfaatan ruang
Dinas
 Penyedia fasiitas dan APBD Kab Pekerjaan
prasarana
Umum
 Pengembangan sektor
ekonomi dalam satu Dinas
APBD Kab
kesatuan Pertanian
pengembangan
 Optimalisasi kegiatan
ekonomi unggul dan Dinas
APBD Kab
rencana peningkatan Pertanian
hasil produksinya
 Program kawasan
strategis pertanian
 Pemusatan kegiatan Dinas
ekonomi di pasar APBD Kab
Pertanian
regional
35

Waktu Pelaksanaan
Sumber Instansi I II III IV
No Program Utama Lokasi Besaran
Pendana Pelaksana Tahun Ke Tahun Ke Tahun Ke Tahun Ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
 Pengembangan
komoditas pertanian Dinas
APBD Kab
yang memiliki nilai Pertanian
ekonomi tinggi
 Pengembangan Dinas
APBD Kab
kawasan pertanian Pertanian
 Peningkatan sistem Dinas
pemasaran hasil APBD Kab
Pertanian
produksi pertanian
 Perbaikan lembaga- Dinas
lembaga pendukung APBD Kab
Pertanian
pertanian
 Perwujudan kawasan
strategis dari sudut
pandang kepentingan
sosial dan budaya
 Perlindungan kepada Dinas
APBD Kab
budaya local Pariwisata
 Meningkatkan kualitas
sumber daya manusia Dinas
dan kelompok APBD Kab
Pariwisata
masyarakat yang
memiliki kearifan lokal
 Perwujudan kawasan
strategis dari sudut
kepentingan fungsi dan
daya dukung lingkungan
hidup
 Identifikasi karakteristik Dinas
dan kerusakan Lingkungan
APBD Kab
lingkungan kawasan Hidup dan
Sungai dan sempadan Kebersihan
36

Waktu Pelaksanaan
Sumber Instansi I II III IV
No Program Utama Lokasi Besaran
Pendana Pelaksana Tahun Ke Tahun Ke Tahun Ke Tahun Ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
sungai serta kawasan
lindung
 Pengendalian
perkembangan Dinas
kegiatan yang dapat Lingkungan
mengganggu APBD Kab
Hidup dan
kawasan sempadan
sungai dan kawasan Kebersihan
lindung
 Perbaikan kualitas Dinas
tutupan vegetasi Lingkungan
kawasan lindung, APBD Kab
Hidup dan
resapan air dan
sempadan sungai Kebersihan
Sumber : Hasil Diskusi Kelompok, 2019
BAB X
KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI
Ketentuan umum peraturan zonasi kota adalah penjabaran secara umum
ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang
dan ketentuan pengendaliannya. Ketentuan umum peraturan zonasi kota
berfungsi sebagai dasar pemberian izin pemanfaatan ruang dan dasar
pelaksanaan pengawasan pemanfaatan ruang. Peraturan zonasi (Zoning
Regulation) merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan ruang dan
unsur-unsur pengendalian yang disusun untuk setiap zona Peruntukkan sesuai
dengan rencana tata ruang. Peraturan zonasi berisi ketentuan yang harus, boleh,
dan tidak boleh dilaksanakan pada zona pemanfaatan ruang yang dapat terdiri
atas ketentuan tentang amplop ruang (koefisien dasar ruang hijau, koefisien
dasar bangunan, koefisien lantai bangunan, dan garis sempadan bangunan),
penyediaan sarana dan prasarana, serta ketentuan lain yang dibutuhkan untuk
mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Dalam
kaitannya dengan penyusunan rencana yang lebih rinci, ketentuan umum
peraturan zonasi merupakan jembatan untuk menjabarkan fungsi ruang
(kawasan) di dalam RTRW kota kedalam fungsi blok (zona) didalam rencana
detail tata ruang kota maupun rencana rinci kawasan strategis kota. Dengan
demikian maka ketentuan umum peraturan zonasi ini meliputi :

10.1 Ketentuan Umum Penjabaran Fungsi Kawasan


Zona berdasarkan rencana pola ruang wilayah
A. Kawasan Lindung
 Kawasan Resapan Air
 Kawasan Perlindungan Setempat meliputi : Kawasan sempadan sungai
 Kawasan Rawan Bencana Alam meliputi : Kawasan rawan bencana alam
gerakan tanah, kawasan rawan bencana alam banjir
B. Kawasan Budidaya
 Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
 Kawasan Peruntukan Pertanian meliputi : kawasan pertanian lahan basah,
kawasan pertanian lahan kering, kawasan perkebunan, kawasan
peternakan, kawasan perikanan
 Kawasan Peruntukan Pertambangan
 Kawasan Peruntukan Industri
 Kawasan Perdagangan Jasa
 Kawasan Peruntukan Permukiman
Berikut adalah penjabaran dari kawasan-kawasan diatas :

37
38

A. Kawasan Lindung
1. Kawasan Resapan Air
Kawasan resapan air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan
tinggi untuk meresapkan air hujan, sehingga merupakan tempat pengisian air
bumi (aquifer) yang berguna sebagai sumber air.
2. Kawasan Sempadan Sungai
Sempadan Sungai adalah Kawasan di sepanjang kiri kanan sungai yang
mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi
sungai dan kawasan di sekitarnya. Kawasan sempadan sungai memiliki peran
seperti menjaga kelestarian dari sungai agar tidak tercemar ataupun rusak
karena adanya pembangunan yang memiliki fungsi bukan sebagai penahan
banjir.
3. Kawasan Rawan bencana Gerakan Tanah
Kawasan rawan bencana gerakantanah ialah kawasan yang sering sekali
terjadinya bencana gerakan tanah, dan kawasan rawan bencana gerakan
tanah memiliki fungsi yang dapat mengurangi dampak dari bencana gerakan
tanah, dan adanya kawasan rawan bencana gerakan tanah ini timbulnya
aturan aturan yang dapat membantu masyarakat untuk mengantisipasi
bencana gerakan tanah seperti aturan mendirikan bangunan, jarak untuk
mendirikan bangunan dan perlu adanya reboisasi ataupun penanaman bibit
tanaman atau pohon yang dapat mengantisipasi bencana gerakan tanah.
4. Kawasan Rawan Bencana Banjir
Kawasan rawan bencana banjir ialah kawasan yang sering sekali
terjadinya banjir di kawasan tersebut entah itu karena perbuatan manusia
ataupun karena curah hujan yang begitu tinggi. Selain itu kawasan rawan
bencana banjir dapat meminimalisir kerugian dan juga dapat mengurangi
dampak dari bencana banjir, karena adanya kawasan rawan bencana banjir
ini mengakibatkan timbulnya aturan aturan seperti jarak mendirikan
bangunan dan bangunan apa saja yang diperbolehkan di bangun di
kawasan rawan bencana banjir.

B. Kawasan Budidaya
1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Hutan produksi adalah kawasan hutan yang memiliki fungsi pokok
menghasilkan hasil hutan baik itu hasil hutan kayu maupun hasil hutan non
kayu. Selain itu, pemanfaatan hutan produksi lainnya berupa pemanfaatan
kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, dan pemungutan hasil hutan baik
kayu maupun non kayu. hal yang perlu diperhatikan untuk kawasan hutan
produksi ialah menjaga kelestarian hutan produksi. Oleh karena itu perlu
adanya kesadaran untuk menjaga kelestarian hutan produksi jangan sampai
malah merusak hutan produksi. Apabila terjadi kerusakan lingkungan
terhadap kawasan produksi dapat menimbulkan kerugian dan dampak buruk.
39

2. Kawasan Pertanian
Kawasan pertanian ialah suatu kawasan yang fungsi utamanya
diperuntukkan bagi kegiatan pertanian karena didukung oleh kondisi
topografi tanah yang sesuai dengan tujuan untuk memanfaatkan potensi
lahan yang sesuai untuk pertanian dalam menghasilkan produksi pangan,
dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Dan dari lahan
pertanian sendiri dapat menghasilkan produksi pangan yang dapat
dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari hari dan juga dapat menjadi
penunjang ekonomi masyarakat.
3. Kawasan Perkebunan
Kawasan perkebunan ialah suatu kawasan yang diperuntukkan bagi
tanaman tahunan/perkebunan yang menghasilkan bahan baku untuk industri
seperti buah buahan sayuran yang hasil produksi nya dapat di jadikan bahan
baku untuk sentra industri menjadi sebuah produk makanan ataupun barang
yang lainnya.
4. Kawasan Peternakan
Kawasan peternakan merupakan kawasan yang fungsi utamanya
diperuntukan untuk perkembang biakan hewan yang memiliki nilai jual
ataupun dapat dikonsumsi untuk kebutuhan sehari hari.
5. Kawasan Perikanan
Kawasan perikanan merupakan suatu kawasan yang difungsikan untuk
kegiatan perikanan dan segala kegiatan penunjangnya dengan tujuan
pengelolaan untuk memanfaatkan potensi lahan untuk perikanan dalam
meningkatkan produksi perikanan, dengan tetap memperhatikan kelestarian
lingkungan
6. Kawasan Pertambangan
Kawasan pertambangan merupakan kawasan yang memiliki potensi
mineral dan/atau batubara, baik di permukaan tanah maupun di bawah
tanah, yang berada dalam wilayah daratan atau wilayah laut untuk kegiatan
pertambangan.
7. Kawasan Peruntukan Industri
Kawasan industri merupakan kawasan yang dinilai produktif, khususnya
bagi kawasan perkotaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada kawasan ini
adalah aksesibilitas bagi tenaga kerja dan bahan baku, serta untuk
memasarkan barang jadi. Oleh karenanya kedekatan dengan jaringan jalan
dan pelabuhan merupakan hal yang penting. Selain itu perlu diperhatikan
pula dampak kegiatan industri terhadap lingkungan. Sebagai kawasan
produktif bagi suatu kota ataupun wilayah, kecukupan sarana dan prasarana
terutama air, buangan limbah, jaringan jalan merupakan hal lain yang cukup
mendukung kegiatan produksi.
40

8. Kawasan Perdagangan Jasa


Kawasan perdagangan dan jasa, merupakan kawasan yang diharapkan
mampu mendatangkan keuntungan bagi pemiliknya dan memberikan nilai
tambah pada satu kawasan. Oleh karenanya, kawasan ini harus memiliki
aksesibilitas yang baik ke lokasi perumahan.
Untuk memberikan kenyamanan bagi para pengunjung, kawasan
perdagangan dan jasa harus memenuhi norma lingkungan yang sehat,
aman, serasi, teratur, dan ‘menarik’ serta menguntungkan. Oleh karenanya,
peraturan pembangunan pada kawasan ini harus memenuhi syarat-syarat
dimensi, intensitas, dan disain yang diharapkan akan dapat menarik sebanyak
mungkin pengunjung. Kecukupan sarana dan prasarana terutama air,
buangan sebanyak mungkin pengunjung. Kecukupan sarana dan prasarana
terutama air, buangan limbah, jaringan jalan merupakan hal lain yang cukup
mendukung kegiatan perdagangan dan jasa.
9. Kawasan Peruntukan Permukiman
Kawasan permukiman adalah kawasan yang berfungsi
sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat
kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Selain berfungsi
sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian untuk
mengembangkan kehidupan dan penghidupan keluarga, permukiman juga
merupakan tempat untuk menyelenggarakan kegiatan bermasyarakat dalam
lingkungan terbatas.
Oleh karenanya, Kawasan Permukiman sebagai tempat bermukim dan
berlindung harus memenuhi norma-norma lingkungan yang sehat, aman,
serasi, dan teratur. Selain itu kawasan permukiman harus bebas dari
gangguan: suara, kotoran, udara, bau, dan sebagainya. Kawasan ini juga
harus dapat menunjang berlangsungnya proses sosialisasi dan nilai budaya
yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan, dan juga harus aman
serta mudah mencapai pusat-pusat pelayanan serta tempat kerja. Dalam
kawasan permukiman diperlukan sarana-sarana lain yaitu sarana pendidikan,
kesehatan, peribadatan, perbelanjaan, rekreasi, dan lain-lain yang tidak
dapat dipisahkan dan kehidupan penduduk.
10.2 Ketentuan Umum Peruntukan Zonasi
Berdasarkan tel aahan berbagai sum ber, m aka dapat diidentifikasi
beberapa kriteria pem anfaatan ruang berdasarkan zona -zona kawasan
fungsional yang ada pada tabel berikut ini :
Tabel 10.1
Ketentuan Umum Peruntukan Zonasi Wilayah Pengembangan I
N0 Zona Berdasarkan Deskripsi Ketentuan Umum Peruntukan Zonasi
Rencana Pola Ruang
A Kawasan Lindung

1 Kawasan Resapan Air Kawasan yang mempunyai  diperbolehkan untuk wisata alam dan
kegiatan pendidikan dengan syarat tidak
41

N0 Zona Berdasarkan Deskripsi Ketentuan Umum Peruntukan Zonasi


Rencana Pola Ruang
kemampuan untuk menyerap air mengubah bentang alam;
hujan sebagai sumber utama  diperbolehkan dengan syarat untuk kegiatan
pembentukan air tanah budi daya tidak terbangun yang memiliki
kemampuan tinggi dalam menahan limpasan
air hujan
 tidak diperbolehkan adanya pengembangan
kegiatan budidaya, kecuali mampu
memenuhi penyerapan air secara maksimal;
 tidak diperbolehkan untuk seluruh jenis
kegiatan yang mengganggu fungsi
perlindungan kawasan di bawahnya;
 dilengkapi dengan prasarana dan sarana
penunjang sumur resapan dan/atau waduk

2 Kawasan Sempadan Kawasan sepanjang kiri dan  penetapan lebar sempadan sesuai ketentuan
Sungai kanan sungai, termasuk sungai yang berlaku;
buatan/kanal/saluran irigasi  diperbolehkan pengembangan kegiatan
budidaya perikanan air tawar
primer, yang mempunyai manfaat
 diperbolehkan pengoptimalan pemanfaatan
penting untuk mempertahankan RTH
fungsi sungai.  tidak diperbolehkan seluruh kegiatan dan
bangunan yang mengancam kerusakan dan
menurunkan kualitas sungai;
 tidak diperbolehkan pendirian bangunan
kecuali bangunan yang dimaksudkan untuk
pengelolaan badan air dan/atau
pemanfaatan air; dan
 diperbolehkan dengan syarat sungai tidak
bertanggul di luar kawasan perkotaan terdiri
atas:
 pada sungai besar ditetapkan 100
(seratus) meter diukur dari bibir sungai;
dan
 pada sungai kecil ditetapkan 50 (lima
puluh) meter diukur dari bibir sungai

3 Kawasan Rawan Kawasan yang berpotensi  diperbolehkan untuk kegiatan RTH


Bencana mengalami gangguan bencana  diperbolehkan kegiatan mempertahankan
alam berupa banjir, longsor, kawasan aman dari bencana sebagai tempat
evakuasi
gerakan tanah, gempa bumi, dan
 diperbolehkan menyiapkan jalur evakuasi
gelombang pasang/tsunami pada kawasan rawan bencana alam
 diperbolehkan pengembangan sistem
informasi deteksi dini bencana alam
 diperbolehkan jenis usaha perkebunan, hutan
produksi, hutan rakyat dengan kerentanan
rendah
 diperbolehkan dengan syarat pengendalian
kegiatan budidaya yang terletak pada
kawasan rawan bencana alam;
 tidak diperbolehkan aktivitas permukiman dan
pembangunan prasarana utama di kawasan
rawan bencana di zona perlindungan.

B Kawasan Budidaya
1 Kawasan Peruntukan Kawasan yang diperuntukan  diperbolehkan pengembangan kegiatan
42

N0 Zona Berdasarkan Deskripsi Ketentuan Umum Peruntukan Zonasi


Rencana Pola Ruang
Hutan Produksi untuk kawasan hutan yang pada lahan-lahan yang memiliki
mempunyai fungsi pokok potensi/kesesuaian lahan;
memproduksi hutan  diperbolehkan peningkatan produktivitas
hutan produksi;
 diperbolehkan pemanfaatan wisata alam dan
hasil hutan kayu dan nonkayu;
 diperbolehkan pemanfaatan jasa lingkungan,
meliputi:
o pemanfaatan aliran air
o pemanfaatan air
o wisata alam
o perlindungan keanekaragaman hayati
o penyelamatan dan perlindungan
lingkungan
o penyerapan dan/atau penyimpan
karbon
o usaha olah raga tantangan.
 diperbolehkan dengan syarat aktivitas
pengembangan hutan secara berkelanjutan
 diperbolehkan dengan syarat aktivitas
reboisasi atau penghijauan dan rehabilitasi
hutan
 diperbolehkan dengan syarat terbatas
pemanfaatan hasil hutan
2 Kawasan Peruntukan Kawasan yang fungsi utamanya  diperbolehkan dialihfungsikan sesuai dengan
Pertanian diperuntukkan bagi kegiatan ketentuan peraturan perundang-undangan;
pertanian karena didukung oleh  diperbolehkan adanya bangunan prasarana
wilayah dan bangunan yang bersifat
kondisi topografi tanah yang
mendukung kegiatan pertanian;
sesuai dengan tujuan untuk
 diperbolehkan peningkatan produktivitas
memanfaatkan potensi lahan pertanian tanaman pangan;
yang sesuai untuk pertanian  diperbolehkan pengembangan kegiatan
dalam menghasilkan produksi agropolitan;
pangan, dengan tetap  diperbolehkan pemeliharaan dan
memperhatikan kelestarian peningkatan prasarana pengairan pada
lahan-lahan sawah;
lingkungan
 diperbolehkan dengan syarat aktivitas
pendukung pertanian tanaman pangan;
 diperbolehkan dengan syarat mendirikan
rumah tinggal dengan intensitas bangunan
berkepadatan rendah;
 tidak diperbolehkan alih fungsi lahan
pertanian pangan berkelanjutan (LP2B);

3 Kawasan Perkebunan Kawasan yang diperuntukkan  diperbolehkan pengembangan produksi


bagi tanaman komoditas unggulan daerah;
tahunan/perkebunan yang  diperbolehkan peningkatan produktivitas
perkebunan;
menghasilkan bahan baku untuk
 diperbolehkan diversifikasi komoditas
industri
perkebunan;
 tidak diperbolehkan penanaman jenis
tanaman perkebunan yang bersifat menyerap
air;
 tidak diperbolehkan merubah jenis tanaman
perkebunan yang tidak sesuai dengan
perizinan yang diberikan
 tidak diperbolehkan aktivitas budidaya
mengurangi atau merusak fungsi lahan dan
kualitas tanah untuk perkebunan
43

N0 Zona Berdasarkan Deskripsi Ketentuan Umum Peruntukan Zonasi


Rencana Pola Ruang
4 Kawasan Peternakan Kawasan yang fungsi utamanya  diperbolehkan adanya bangunan prasarana
diperuntukkan bagi kegiatan wilayah dan bangunan yang mendukung
peternakan dan segala kegiatan kegiatan peternakan;
 diperbolehkan pengembangan peternakan
penunjangnya
secara individual maupun peternakan bebas;
 diperbolehkan pengendalian limbah ternak
melalui sistem pengelolaan limbah terpadu;
dan
 diperbolehkan dengan syarat pembatasan
pembangunan perumahan baru sekitar
kawasan peruntukan peternakan.

5 Kawasan Perikanan Kawasan yang difungsikan untuk  diperbolehkan pengembangan sarana dan
kegiatan perikanan dan segala prasarana yang bersifat mendukung kegiatan
kegiatan penunjangnya dengan perikanan
 diperbolehkan alih fungsi lahan perikanan
tujuan pengelolaan untuk
menjadi permukiman perkotaan di kawasan
memanfaatkan potensi lahan perkotaan
untuk perikanan dalam  tidak diperbolehkan segala aktivitas budidaya
meningkatkan produksi perikanan, mengganggu kualitas air sungai dan waduk
dengan tetap memperhatikan perikanan darat
kelestarian lingkungan  tidak diperbolehkan pemanfaatan
sumberdaya perikanan melebihi potensi lestari
 tidak diperbolehkan merusak dan/atau
mematikan fungsi pariwisata pada kawasan
peruntukan perikanan yang juga dibebani
fungsi pengembangan wisata
 tidak diperbolehkan pemanfaatan kawasan
peruntukan perikanan yang mengakibatkan
pencemaran lingkungan dan kerusakan
lingkungan lainnya.
6 Kawasan Peruntukan Kawasan dengan luas tertentu  diwajibkan pemulihan rona bentang alam
Pertambangan yang digunakan untuk pasca penambangan, sesuai ketentuan yang
pemusatan kegiatan berlaku bagi kawasan pertambangan;
 diwajibkan menjamin segi-segi keselamatan
pertambangan.
pekerja dan keamanan lingkungan dalam
penyediaan peralatan dan pelaksanaan
kegiatan penambangan;
 diwajibkan melengkapi perizinan;
 diwajibkan dilakukan pertimbangan aspek
lingkungan hidup dan berkelanjutan;
 tidak diperbolehkan kegiatan penambangan
di luar kawasan pertambangan;

7 Kawasan Peruntukan Kawasan tempat pemusatan  diperbolehkan penyediaan ruang zona


Industri kegiatan industri yang dilengkapi penyangga berupa sabuk hijau dan RTH;
dengan prasarana dan sarana  diperbolehkan kegiatan industri yang tidak
mengakibatkan kerusakan atau alih fungsi
penunjang yang dikembangkan
kawasan lindung;
dan dikelola oleh Perusahaan  diperbolehkan penyelenggaraan perumahan
karyawan, fasilitas umum skala lokal sebagai
pendukung kegiatan industri;
 diperbolehkan pemanfaatan ruang untuk
kegiatan industri baik yang sesuai dengan
kemampuan penggunaan teknologi, potensi
sumber daya alam dan sumber daya manusia
di wilayah sekitarnya;
44

N0 Zona Berdasarkan Deskripsi Ketentuan Umum Peruntukan Zonasi


Rencana Pola Ruang
8 Kawasan Perdagangan Kawasan perdagangan dan jasa,
Jasa merupakan kawasan yang
diharapkan mampu
mendatangkan keuntungan bagi
pemiliknya dan memberikan nilai
tambah pada satu kawasan.
9 Kawasan Peruntukan Kawasan di luar kawasan lindung  penetapan garis sempadan bangunan sesuai
Permukiman yang diperlukan sebagai dengan fungsi jalan atau ketentuan yang
lingkungan tempat tinggal atau berlaku;
 diwajibkan penyediaan drainase yang
lingkungan hunian yang berada
memadai, pembuatan sumur resapan yang
di daerah perkotaan atau memadai, pembuatan tandon- tandon air
perdesaan. hujan;
 diwajibkan penyediaan fasilitas parkir bagi
bangunan untuk kegiatan usaha;
 diperbolehkan alih fungsi kawasan
permukiman sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
 diperbolehkan dibangun prasarana wilayah
sesuai dengan ketentuan peraturan yang
berlaku;
 diperbolehkan adanya kegiatan industri skala
rumah tangga dan fasilitas sosial ekonomi
lainnya dengan skala pelayanan lingkungan
dengan syarat tidak menggangu fungsi
lingkungan dan kelangsungan kehidupan
sosial masyarakat;

Sumber : Hasil Diskusi Kelompok, 2019


BAB XI
KAWASAN PRIORITAS
11.1 Rencana Kawasan Prioritas
Penetapan bagian dari wilayah perencanaan yang diprioritaskan
penanganannya merupakan upaya perwujudan rencana tata ruang yang
dijabarkan dalam rencana penanganan dari wilayah rencana yang
diprioritaskan. Adapun lokasi kawasan prioritas serta dasar pertimbangan dalam
penentuan kawasan prioritas dapat dilihat pada uraian berikut.
11.2 Dasar pertimbangan
Menurut peraturan daerah Nomor 3 tahun 2018 tentang rencana tata ruang
wilayah kabupaten pangandaran tahun 2018 – 2038 wilayah pengembangan 1
yang terdiri dari kecamatan Padaherang dan Kecamatan Mangunjaya
ditetapkan sebagai kawasan lumbung padi bagi Kabupaten Pangandaran .
Melihat dari beberapa desa yang ada di wilayah Pengembangan 1, desa
yang akan diangkat dalam studio selanjutnya yaitu desa paledah yang berada
di kecamatan padaherang . Desa ini berbatasan langsung dengan provinsi jawa
tengah yang dibatasi dengan sungai cukup besar yaitu sungai citanduy, alasan
desa ini direncanakan sebagai kawasan prioritas karena melihat dari RTRW ( 2018
– 2038 ) kabupaten Pangandaran desa ini termasuk dalam penetapan kawasan
lumbung padi akan tetapi memiliki permasalahan dalam lahan pertanian nya .
Didesa ini terdapat masalah yang sudah menjadi langganan ketika hujan
turun dalam intensitas yang besar dan dalam waktu yang cukup lama, yaitu
tergenangnya area pesawahan yang mengakibatkan sawah tertutup air dan
lahan pesawahan akan nampak seperti danau, Akibat tergenangnya sawah
pertanian tersebut dipastikan para petani di desa paledah akan mengalami
gagal panen karena tanaman padi akan membusuk puluhan hektar sawah
pertanian di desa Paledah ini tenggelam dengan ketinggian mencapai 1 meter .
Kerugian petani pun diperkirakan mencapai jutaan rupiah. Para petani pun
hanya bisa pasrah ketika musim hujan tiba, karena area pesawahan tersebut
merupakan langganan banjir ketika musim hujan tiba. Dan para petani ataupun
pemilik lahan pertaniannya pun sudah melakukan upaya seperti meminta
bantuan seperti penanganan untuk curah hujan yang sangat tinggi akan tetapi
tidak ada jawaban dan juga bantuan apapun yang menyebabkan para petani
hanya bisa pasrah apabila banjir terjadi di area persawahan. Akan tetapi apabila
permasalahan yang ada di desa paledah ini dapat diatasi akan menjadi potensi
yang besar bagi desa paledah para petani tidak akan mengalami gagal panen
lagi dan malah menghasilkan panen yang lebih besar yang dapat meningkatkan
perekonomia di sektor pertaniannya , selain itu di desa paledah terdapat pasar
yang dapat menunjang dan meningkatkan aktivitas perekonomian di sektor
pertaniannya. Berikut kondisi lahan pertanin di Desa Paledah .

45
46

Gambar 11.1
Area pesawahan ketika tidak terjadi hujan
Sumber : Survei kelompok 2019

Gambar 11.2
Area pesawahan ketika terjadi hujan
Sumber : Survei kelompok 2019

Gambar 11.3
Area pesawahan ketika terjadi hujan
Sumber : Survei kelompok 2019
Dapat dilihat pada gambar diatas bahwa permasalahan yang terjadi
pada lahan pertanian di Desa Paledah ini berdampak sangat besar dan
menyebabkan kerugian sangat besar. Rencana untuk penanganan kawasan
pertanian di desa paledah ini dengan meningkatkan kawasan resapan air yang
dapat menahan dan mengalirkan air hujan dan area persawahan desa paledah
tidak akan terjadi banjir lagi selain itu perlu adanya perluasan pada area sungai
agar dapat menampung air lebih banyak dari sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai