Anda di halaman 1dari 10

KEPATUHAN PERAWAT DALAM MENGIDENTIFIKASI

PASIEN BENAR DITINJAU DARI KARAKTERISTIK


PERSONAL

PROPOSAL

Disusun Oleh:
Fatmawati, 2211A0818

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS


KEPERAWATAN DAN KEBIDANANINSTITUT ILMU
KESEHATAN STRADA INDONESIA KEDIRI
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keselamatan pasien melibatkan peran organisasi kesehatan dan peran

pemberi pelayanan kesehatan termasuk perawat. Perawat merupakan petugas

kesehatan yang mempunyai peranan sangat penting dalam menentukan mutu

pelayanan kesehatan dimana perawat memiliki peran utama dalam meningkatkan

dan mempertahankan kesehatan klien dengan mendorong klien untuk lebih

proaktif jika membutuhkan pelayanan selama menjalani perawatan. Keperawatan

menduduki posisi yang sangat penting dan mayoritas yaitu 40%-60% dari

pelayanan kesehatan yang lainya untuk memberikan asuhan keperawatan secara

keseluruhan (Gillies, 1994, Nurrachman, 2001, Kepmendagri, 2002, Huber,

2006).

Salah satu fakta keselamatan pasien yang dirilis oleh WHO bahwa di

negara berkembang satu dari sepuluh pasien mengalami cedera ketika

mendapatkan layanan kesehatan. WHO melaporkan dari berbagai negara

kejadian tidak diharapkan (KTD) pasien rawat inap sebesar 3-16%. Di New

Zealand KTD dilaporkan berkisar 12,9% dari angka rawat inap, di Inggris

KTD dilaporkan berkisar 10,8%, di Kanada dilaporkan berkisar 7,5%. Joint

Commission International (JCI) juga melaporkan KTD berkisar 10% dan di

United Kingdom, dan 16,6% di Australia (WHO, 2013)


Laporan insiden keselamatan pasien di Indonesia berdasarkan

Provimenemukan bahwa 145 insiden yang dilaporkan kasus tersebut terjadi

di wilayah Jakarta sebesar 37,9%, Jawa Tengah 15,9%, DI Yogyakarta 13,8%,

Jawa Timur 11,7%, Sumatra Selatan 6,9%, Jawa Barat 2,8%, Bali 1,4%,

identifikasi pasien yang benar adalah proses mengumpulkan dan memverifikasi

informasi pasien, seperti nama, tanggal lahir, nomor identitas, atau nomor rekam

medis, untuk memastikan bahwa pasien yang diberikan perawatan atau tindakan

medis, Identifikasi pasien yang benar merupakan aspek penting dari keselamatan

pasien dan merupakan standar praktik yang diakui secara internasional.

Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem yang dibuat oleh
rumah sakit agar asuhan pasien lebih aman. Tujuan dilakukannya kegiatan
keselamatan pasien di rumah sakit adalah untuk menciptakan budaya
keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatkan akuntabilitas rumah sakit,
menurunkan insiden keselamatan pasien di rumah sakit, terlaksananya
program pencegahan sehingga tidak terjadi kejadian tidak diharapkan
(Depkes-RI, 2008).

Isu keselamatan pasien merupakan salah satu isu utama dalam

pelayanan kesehatan. Patient safety merupakan sesuatu yang jauh lebih

penting daripada sekedar efisiensi pelayanan. Berbagai resiko akibat tindakan

medik dapat terjadi sebagai bagian dari pelayanan kepada pasien (Pinzon,

2008).

Kesalahan identifikasi pasien dapat memiliki konsekuensi yang serius.

Misalnya, pasien yang salah diidentifikasi dapat menerima perawatan atau

pengobatan yang tidak sesuai dengan kebutuhan mereka, termasuk obat yang
salah, dosis yang salah, atau prosedur yang salah. Kesalahan identifikasi juga

dapat mengganggu kelancaran alur kerja di rumah sakit dan menyebabkan

kebingungan dalam berkomunikasi dengan pasien, keluarga, dan tim perawatan.

Kepatuhan perawat merujuk pada sejauh mana perawat mematuhi prosedur,

pedoman, dan standar yang ditetapkan dalam praktik keperawatan. Kepatuhan

perawat sangat penting dalam memastikan keselamatan pasien, meningkatkan

kualitas perawatan, dan mencegah kesalahan medis.

Perawat diharapkan mengikuti pedoman dan protokol yang telah ditetapkan

dalam praktik keperawatan. Ini termasuk tindakan klinis yang tepat, penggunaan

peralatan medis dengan benar, dan penerapan langkah-langkah keamanan pasien

yang relevan. Kepatuhan perawat dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor

karakteristik individu meliputi introvert, ekstrovert dan ambivert.

Sebagai seorang perawat introvert, sikap yang ditunjukkan terhadap pasien

dapat bervariasi tergantung pada preferensi pribadi dan kemampuan komunikasi

individu. Meskipun demikian, ada beberapa ciri umum yang mungkin dimiliki

oleh perawat introvert ketika berinteraksi dengan pasien: Pendengar yang baik:

Perawat introvert cenderung memiliki kecenderungan untuk mendengarkan

dengan saksama. Mereka dapat memberikan perhatian penuh pada pasien,

memahami keluhan atau kekhawatiran mereka, dan memberikan dukungan

emosional yang diperlukan.

Kecenderungan untuk memahami perasaan pasien: Karena cenderung

introspektif, perawat introvert dapat memiliki kepekaan yang lebih besar

terhadap perasaan dan kebutuhan pasien. Mereka mungkin lebih mampu


membaca bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan isyarat nonverbal lainnya yang dapat

membantu mereka memahami keadaan emosional pasien. Mengutamakan privasi

dan kebutuhan pasien:

Sebagai seorang introvert, perawat mungkin juga menghargai privasi dan

kebutuhan ruang pribadi pasien. Mereka akan berusaha untuk menjaga batasan

yang sesuai dan menghormati keinginan pasien dalam hal ini. Komunikasi efektif

secara satu-satu: Meskipun introvert cenderung lebih suka berinteraksi dalam

lingkungan yang tenang dan terbatas, mereka mungkin lebih nyaman dalam

berkomunikasi secara pribadi dengan pasien. Ini dapat memungkinkan mereka

untuk membantu pasien merasa lebih nyaman dan terbuka dalam berbagi

informasi yang penting. Menghindari konflik: Sebagai seorang introvert, perawat

mungkin cenderung menghindari konflik atau situasi yang memerlukan

konfrontasi langsung. Namun, mereka tetap akan memastikan kebutuhan medis

pasien terpenuhi dan akan mencari cara-cara nonkonfrontasional untuk

menyelesaikan masalah atau ketidaksepahaman yang mungkin timbul.Perlu

diingat bahwa sifat introvert atau ekstrovert hanya satu aspek dari kepribadian

seseorang. Setiap perawat, termasuk yang introvert, memiliki keahlian dan

kemampuan unik dalam memberikan perawatan yang berkualitas kepada pasien.

Sebagai seorang perawat ekstrovert, sikap yang ditunjukkan terhadap pasien

juga dapat bervariasi tergantung pada kepribadian individu. Berikut adalah

beberapa ciri umum yang mungkin dimiliki oleh perawat ekstrovert ketika

berinteraksi dengan pasien: Energi dan keceriaan: Perawat ekstrovert cenderung

memiliki energi yang tinggi dan semangat yang menular. Mereka dapat
membawa suasana ceria dan positif kepada pasien, membantu menciptakan iklim

yang menyenangkan dan menghibur. Kemampuan komunikasi yang kuat:

Perawat ekstrovert cenderung mahir dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Mereka dapat dengan mudah membangun hubungan dengan pasien, mengajukan

pertanyaan yang relevan, dan mengungkapkan empati secara efektif.

Kemampuan beradaptasi: Dalam situasi perawatan yang beragam, perawat

ekstrovert cenderung memiliki kemampuan beradaptasi yang baik. Mereka

mungkin lebih terbuka terhadap perubahan dan mampu berinteraksi dengan

berbagai jenis pasien dan situasi medis.

Kemampuan membangun jejaring sosial: Perawat ekstrovert cenderung

pandai dalam membangun jejaring sosial. Mereka dapat dengan mudah

berinteraksi dengan anggota tim perawatan lainnya, keluarga pasien, dan tenaga

medis lainnya. Hal ini dapat memfasilitasi koordinasi yang baik dan kolaborasi

dalam memberikan perawatan yang holistik.

Keterampilan mengatasi stres: Karena sifat mereka yang ekstrovert, perawat

ini mungkin memiliki kecenderungan untuk mengatasi stres dengan berinteraksi

dengan orang lain. Mereka dapat membantu pasien merasa tenang dan nyaman

dengan memberikan dukungan emosional aktif.

Namun, perawat ekstrovert juga harus tetap memperhatikan batasan dan

privasi pasien. Meskipun memiliki energi yang tinggi, mereka harus memastikan

bahwa pasien tetap merasa nyaman dan dihormati selama proses perawatan.

Perlu diingat bahwa baik seorang perawat introvert maupun ekstrovert, kualitas
perawatan yang penting adalah kemampuan untuk berempati, mendengarkan, dan

memberikan perhatian yang berkualitas kepada pasien.

Seorang perawat ambivert, sikap yang ditunjukkan terhadap pasien akan

mencerminkan campuran dari sifat introvert dan ekstrovert. Berikut adalah

beberapa ciri umum yang mungkin dimiliki oleh perawat ambivert ketika

berinteraksi dengan pasien: Fleksibilitas dalam komunikasi: Perawat ambivert

dapat dengan mudah beradaptasi dengan kebutuhan pasien. Mereka bisa menjadi

pendengar yang baik saat pasien membutuhkan ruang pribadi, namun juga bisa

menjadi sosok yang energik dan ceria saat diperlukan untuk membangun

hubungan yang akrab dengan pasien. Keterampilan komunikasi yang seimbang:

Perawat ambivert memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi. Mereka

bisa memilih antara berbicara secara terbuka dan energik ketika dibutuhkan, atau

mendengarkan dengan saksama dan memberikan tanggapan yang empatik ketika

pasien membutuhkan ruang untuk berbicara. Pemahaman terhadap perasaan

pasien: Karena sifat ambivert, perawat ini cenderung memiliki kepekaan yang

baik terhadap perasaan pasien. Mereka dapat membaca ekspresi wajah, bahasa

tubuh, dan isyarat nonverbal lainnya untuk memahami keadaan emosional pasien

dan memberikan dukungan yang sesuai.

Fleksibilitas dalam penyesuaian situasi: Perawat ambivert mampu

menyesuaikan diri dengan berbagai situasi perawatan. Mereka dapat mengubah

sikap dan perilaku mereka sesuai dengan kebutuhan pasien dan lingkungan

sekitar, baik itu di lingkungan yang ramai maupun tenang. Pemeliharaan batasan

yang tepat: Sebagai seorang ambivert, perawat ini memiliki pemahaman yang
baik tentang pentingnya menjaga batasan yang tepat dalam interaksi dengan

pasien. Mereka mampu memberikan perhatian dan dukungan yang diperlukan,

sambil tetap memperhatikan privasi dan kebutuhan ruang pribadi pasien.

Perawat ambivert memiliki keunggulan dalam menggabungkan aspek

introvert dan ekstrovert dalam memberikan perawatan yang berimbang kepada

pasien. Mereka dapat beradaptasi dengan baik dalam berbagai situasi,

menciptakan hubungan yang baik dengan pasien, dan memberikan dukungan

emosional yang sesuai dengan keadaan pasien.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti tertarik mengambil rumusan

masalah yaitu menganalisis bagaimana kepatuhan perawat dalam mengidentifikasi

pasien benar ditinjau dari karakteristik personal.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum dari penelitian

Mengidentifikasi kepatuhan perawat dalam mengidentifikasi pasien benar

ditinjau dari karakteristik personal.

2. Tujuan Khusus dari penelitian

a. Menganalisis kepatuhan perawat dalam mengidentifikasi pasien benar

ditinjau dari karakteristik personal introvert.

b. Menganalisis kepatuhan perawat dalam mengidentifikasi pasien benar

ditinjau dari karakteristik personal ambivert.


c. Menganalisis kepatuhan perawat dalam mengidentifikasi pasien benar

ditinjau dari karakteristik personal ekstrovert.

d. Mengidentifikasi kepatuhan perawat dalam mengidentifikasi pasien

benar ditinjau dari karakteristik personal introvert, ambivert dan

ekstrovert.

D. Keaslian Penelitian

Keaslian penelitian ini berdasarkan pada beberapa penelitian terdahulu

yang mempunyai karakteristik yang relatif sama dalam hal tema kajian, meskipun

berbeda dalam hal kriteria subjek, jumlah dan posisi variable penelitian atau

metode analisis yang digunakan. Penelitian yang akan dilakukan mengenai

kepatuhan perawat dalam mengidentifikasi pasien benar ditinjau dari karakteristik

personal.

Anda mungkin juga menyukai