A. Pengertian Koperasi
Koperasi adalah suatu organisasi yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi
kepentingan bersama. Koperasi berlandaskan pada prinsip gerakan ekonomi rakyat berdasarkan
asas keungan.
Berdasarkan UU No 25 Tahun 1992 Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-
seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip koperasi,
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat atas asas kekeluargaan.
Koperasi berlandaskan pancasila dan UUD 1945, yang berdasarkan asas kekeluargaan,
adapun tujuan dari koperasi adalah untuk membangun tatanan perekonomian nasional dalam
rangka mewujudkan masyarakat yang adil, maju, dan makmur serta memajukan kesejahteraan
anggota.
C. Prinsip-prinsip Koperasi
1. Dilihat dari pelakunya : pada umumnya memiliki kemampuan ekonomi yang terbatas
yang secara sukarela menyatukan dirinya di dalam koperasi.
2. Dilihat dari tujuan usaha : memperjuangkan kepentingan dan meningktakan
kesejahteraan ekonomi anggotanya.
3. Dilihat dari segi hubungan negara : perekonomian suatu negera akan sangat ditentukan
oleh sistem perekonomian dan sistem yang dianut oleh negera yang bersangkutan.
Adapun fungsi dan peranan koperasi terbagi menjadi beberapa bagian, antara lain:
F. Penggolongan Koperasi
Koperasi sangat berperan dalam perekonomian di negara yang sedang berkembang karena:
Dampak mikro yang bersifat langsung terhadap para anggota dan perekonomiannya, yang
timbul dari peningkatan jasa pelayanan perusahaan koperasi dan dari kegiatan-kegiatan
kelompok koperasi. Jika pelayanan tersebut diterima oleh anggota dapat :
a. Menerapkan metode-metode produksi yang inovatif, yang memungkinkan peningkatan
produktivitas dan hasil produksi keseluruhannya dalam jumlah yang besar.
b. melakukan diversivikasi atau spesialisasi dalam proses produksinya.
Dampak mikro yang bersifat tidak langsung terhadap lingkungann organisasi kopersi dapat
secara serentak memberikan kontribusi pada perkembangan social dan ekonomi. Dampak-
dampak persaingan dari koperasi; pembentukan suatu perusahaan koperasi dalam situasi pasar
yang ditandai oleh persaingan, akan memaksa para pesaing lainnya untuk memperbaiki dan
meningkatkan pelayanan mereka.
a. Politik
b. Sosial
c. Ekonomi Sosial
Jika koperasi berhasil meningkatkan pelayanannya secara efisiensi bagi para anggotanya
yang secara social ekonomis “lemah” dan “miskin”, maka ia telah memberikan kontribusi yang
cukup besar terhadap proses integrasi ekonomi dan social.
d. Ekonomi
Ada 3 sistem ekonomi yang berbeda berdasarkan kesamaan-kesamaan hakiki yang terdapat
dalam struktur pembuatan keputusan, struktur infomasi dan motivasi pada perekonomian
Negara-negara industri.
a. sistem perekonomian swasta atau kapitalis, misalnya Amerika Serikat, Republik Federasi
Jerman, dan Negara-negara industri Barat lainnya termasuk Jepang.
b. Sistem perekonomian sosialis yang direncanakan dari pusat, misalnya Republik
Demokrasi Jerman dan Uni Soviet.
c. Sistem perekonomian pasar sosialis dengan pemilikan masyarakat (Yugoslavia) atau
denagn pemiliakn Negara (Hongaria) yang telah dikembangkan berdasarkan pengalaman-
pengalaman negatif yang diperoleh dari penerapan bentuk perencanaan administratif dari
pusat atau berbagai kegiatan ekonomi dan atas berbagai proses pembangunan.
1. Koperasi sebagai sarana atau alat pemerintah, di mana pemerintah mempengaruhi atau
mengawasi organisasi ini secara langsung dan secara administrasi untuk melaksanakan
tigas-tugas khusus dan kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka menerapkan kebijakan
dan program pembangunan.
2. Koperasi dipertimbangkan pemerintah sebagai alat swadaya para anggotanya, dan
mencoba mempengaruhi secara tidak langsung agar menunjang kepentingan para
anggotanya dan untuk merangsang timbulnya dampak-dampak yang berkaitan dengan
pembangunan
3. Koperasi diawasi Negara, di mana pengaruh administrasi pemerintah secara langsung
terhadap penetapan tujuan dan pengambilan keputusan usaha pada organisasi-organisasi
koperasi sering diterapkan.
Berbagai kebijakan dan program yang diarahkan bagi perintisan dan dukungan koperasi
harus dirancang sesuai dengan suatu konsepsi yang konsisten secara teoritis dan memenuhi
syarat kelayakan dalam praktek. Dengan demikian, sekurang-kurangnya akan terdiri atas tiga
tahap de-ofisialisasi (pengurangan pengaruh pemerintah), yaitu sbb:
Tahap I
Mendukung perintisan organisasi koperasi. Prioritas dalam tahap ini unntuk merintis
berdirinya koperasi dan perusahaan koperasi yang menurut ukuran, struktur dan kemampuan
manajemennya cukup mampu untuk memajukan para anggotanya secara efisien fengan
menawarkan barang/jasa yang dibutuhkan untuk memenuhi kepentingan dan tujuannya.
Diharapkan bahwa hal ini dapat ditingkatkan dalam jangka panjang oleh organisasi koperasi
yang otonom.
Tahap II
Tahap III
Perkembangan koperasi selanjutnya sebagai organisasi mandiri yang otonom. Setelah tahap-
tahap swadaya dan otonom berhasil, koperasi-koperasi yang semula disponsori Negara dapat
meneruskan perkembangannya sebagai organisasi koperasi sekunder dan tertier. Perkembangan
selanjutnya dapat ditingkatkan secara tidak langsung melalui kondisi pokok yang sebenarnya
diciptakan melalui penggabungan yang tepat berbagia instrument kebijakan yang berorientasi
pada organisasi koperasi.
1. Terdapat sejumlah (calon) anggota yang cukup dan tidak puas dengan keadaan ekonomi
dan sosial yang ada dan bertujuan secara aktif memperbaikinya.
2. Mereka memiliki gagasan-gagasan konkrit mengenai organisasi koperasi sebagai suatu
sarana yang sesuai untuk mewujudkan kepentingan-kepentingan bersama.
3. Terdapat keuntungan-keuntungan dari kerja sama yang potensial, yang dapat diwujudkan
bagi kemanfaatan mereka.
4. Mereka menganggap pembentukan koperasi adalah alternative terbaik untuk mencapai
tujuan-tujuannya.
5. Mereka bersedia untuk bekerja sama dan membentuk satu kelompok koperasi.
6. Mereka cukup termotivasi dan mampu untuk berpartisipasi dalam pembentukan suatu
perusahaann koperasi dan untuk terlabih dahulu memberikan kontribusinya yang bersifat
pribadi dan keuangan yang dibutuhkan untuk maksud tersebut.
7. Tidak ada kaidah tradisional maupun ketentuan dan peraturan hokum yang menghalangi
suatu organisasi swadaya koperasi yang baru, yang dapat dikatakan sebagai suatu inovasi
terhadap lingkungan setempat.