) dan
Oleh :
Abia Abimayu
1813015231
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2022
A. Tanaman Buah Nanas
1. Nama Ilmiah : Ananas comosus L.
2. Taksonomi
Klasifikasi Nanas (Ananas comosus L.)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdevisi : Angiospermae
Kelas : Angiospermae
Ordo :Farinosae
Famili : Bromiliaceae
Genus : Ananas
Spesies :Ananas comosum L.
(Soedarya, 2009)
3. Nama Lokal
a. Henas, Kenas, Honas (Batak)
b. Manas (Bali)
c. Danas (Sunda)
d. Pandang (Makasar)
Bunga Nanas
Batang Nanas
Buah Nanas
Akar Nanas
6. Deskripsi Tanaman
Struktur morfologi tanaman nenas terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan
buah. Akar melekat pada pangkal batang dan termasuk akar serabut, kedalaman
perakaran pada media tanah yang baik antara 30-50 cm. Batang merupakan
tempat melekatnya akar, daun, bunga, tunas dan buah. Batang tanaman nanas
cukup panjang 20-25 cm, tebal dengan diameter 2,0-3,5 cm, beruas-ruas pendek.
Daun nanas memiliki panjang 130-150 cm, lebar antara 3-5 cm, daun berduri
tajam meskipun ada yang tidak berduri dan tidak memiliki tulang daun.
Jumlah daun tiap batang sangat bervariasi antara 70-80 helai. Nanas
memiliki rangkaian bunga majemuk pada ujung batang. Bunga bersifat
hemaprodit, kedudukan diketiak daun pelindung. Masa pertumbuhan bunga dari
bagian dasar menuju bagian atas membutuhkan sekitar 10-20 hari. Waktu dari
menanam sampai terbentuk bunga antara 6-16 bulan (Suprianto, 2016).
7. Khasiat Tanaman
Buah nanas (Ananas comosus L. Merr) memiliki segudang khasiat yang
sangat baik untuk kesehatan karena nanas memiliki kandungan 90% air dan
kaya akan Kalium, Kalsium, lodium, Sulfur, dan Khlor. Selain itu nanas
(Ananas comosus L. Merr) juga kaya akan Biotin, Vitamin B12, Vitamin E serta
Enzim Bromelin yang memiliki efek bakteriostatik. Nanas (Ananas comosus L.
Merr) yang kaya akan Asam Sitrat, serat dan air sangat membantu
membersihkan gigi dari sisa makanan yang menempel pada gigi serta dapat
meningkatkan produksi saliva (air liur) dan mempengaruhi tingkat keasaman
suatu saliva (Nugroho, 2016)
Nanas memiliki rasa manis yang unik dan segar, sehingga banyak
dikonsumsi dalam bentuk buah segar, jus buah, dan buah buahan kaleng.
Komponen aroma utama buah nanas adalah terpen, keton, aldehid, dan ester.
Vitamin C yang ada pada nanas berguna sebagai antioksidan membantu
mencegah aterosklerosis melalui mekanisme pencegahan oksidasi LDL dan
produksi ROS (Kandungan et al, 2015).
Nanas merupakan salah satu buah yang mengandung serat dan air. Dalam
nanas terdapat kandungan serat sebesar 1,4 gram dan air sebesar 86,37 gram tiap
100 gram daging buah nanas. Nanas merupakan buah yang mempunyai
kandungan sangat kompleks, dengan khasiat yang beraneka ragam. Buah nanas
juga mengandung enzim bromelin yang dapat menekan pertumbuhan bakteri
pembentuk plak (Sidi, 2014). Penelitian yang dilakukan oleh Rakhmanda
bahwa nanas mempunyai efek antibakteri baik menghambat (bacteriostatik)
maupun membunuh (bacterisidal) bakteri penyebab karies terutama
Streptococcus mutans yang banyak terdapat pada plak.
Nanas memiliki rasa manis yang unik dan segar, sehingga banyak
dikonsumsi dalam bentuk buah segar, jus buah, dan buah-buahan kaleng.
Komponen aroma utama buah nanas adalah terpen, keton, aldehid, dan ester
(Chang, 2011). Seratus gram buah nanas mengandung 52,0 kkal; 13,7 gram
karbohidrat; 0,54 gram protein; 130 I.U vitamin A; 24 mg citamin C; dan 150
mg kalium (Hossain, 2015). Seratus gram buah nanas dapat mencukupi 16,2%
kebutuhan vitamin C. Vitamin C sebagai antioksidan membantu mencegah
aterosklerosis melalui mekanisme pencegahan oksidasi LDL dan produksi ROS.
Mekanisme ini didapat dari kemampuan vitamin C melindungi endothelium
dengan meningkatkan NO synthase (Ozkanlar, 2012).
Selain itu nanas juga kaya Asam, Biotin, Vitamin B12, Vitamin E serta suatu
enzim proteolitik yang disebut enzim bromelin. Nanas merupakan salah satu
buah yang paling banyak mengandung enzim bromelin. Bromelin adalah salah
satu enzim yang terdapat pada buah nanas. Enzim yang memiliki kadar cukup
tinggi pada nanas memiliki banyak sekali manfaat untuk kesehatan tubuh
manusia. Bromelin mengandung enzim amilase, selulase, asam fosfatase, dan
asam peroksidase dalam jumlah yang sangat kecil. Enzim ini memiliki
kemampuan menguraikan struktur kompleks protein sehingga lebih mudah
diserap tubuh. Enzim bromelin pada buah nanas juga dipercaya sangat baik bagi
penderita batuk (Brien et al., 2004).
Enzim ini dapat menekan rasa gatal pada tenggorokkan yang membuat
batuk, mengurangi inflamasi pada hidung, dan memecah lendir. Ini akan
membantu melonggarkan tenggorokan. Enzim bromelain juga telah terbukti
sangat bermanfaat untuk penyembuhan penyakit infeksi saluran pernapasan atas
seperti bronkitis dan sinusitis.Enzim bromelin pada nanas dapat berperan
sebagai anti inflamasi, membantu proses pencernaan dengan
melunakkanmakanan di lambung, mengganggu pertumbuhan sel kanker,
menghambat agregasi platelet, dan mempunyai aktivitas fibrinolitik. Bromelin
sering digunakan oleh atlit olahraga untuk mengobati cedera fisik ataupun luka
ringan (Brien et al., 2004)
8. Cara Perkembangbiakan
Pemilihan lahan untuk nanas ditentukan berdasarkan empat faktor utama
yaitu kemiringan lahan, aspek lingkungan, tanah dan air Nanas dibuddayakan
antara 250LU dan 250LS. Umur tanaman meningkat sejalan dengan semakin
jauhnya dari ekuator dan semakin tinginya tempat tumbuh ( Wee dan
Thongtham, 1997).
Teknik perbanyakan bibit nanas dapat dilakukan dengan cara vegetatif dan
generatif. Vegetetif menggunakan tunas akar, tunas batang, tunas buah, mahkota
buah, stek batang dan in vitro, sedangkan metode generatif menggunakan biji
dengan cara persemaian. Pembibitan dilakukan dengan menggunakan stek
batang. Batang nanas yang telah dipanen dipotong dengan ketebalan 3- 4 cm.
Batang nanas yang sudah dipotong kemudian dijejerkan dalam wadah yang
sudah disediakan yang berisi campuran pupuk dengan sekam. Bibit yang sudah
dimasukkan ke wadah dipindahkan ke dalam green house (Wahdini et al, 2014).
Bunga Kedongdong
Batang Kedongdong
Buah Kedongdong
5. Daerah Asal Tanaman
Kedondong (Spondias dulcis) merupakan tanaman buah berupa pohon yang
dalam bahasa Inggris disebut ambarella, otaheite apple, atau great hog plum.
Kedondong di Indonesia dan Malaysia disebut kedondong, di Filipina disebut hevi,
di Myanmar disebut gway, dan di Thailand disebut makak farang (Ariantari dkk,
2013). Tanaman ini berasal dari asia selatan dan asia tenggara dan tersebar di daerah
tropis.nTanaman kedondong termasuk famili Anacardiaceae yang merupakan
tanaman buah atau tanaman kebun. Tanaman ini tumbuh dengan cepat, tingginya
dapat mencapai 18 m. Kedondong adalah buah yang memiliki rasa asam manis.
Umumnya kedondong dimanfaatkan buahnya sebagai bahan dasar manisan basah
dari pada manisan kering. Salah satu daerah penghasil kedondong terbesar
Indonesia berada di Jepara, Jawa Tengah (Katili dkk., 2015).
6. Deskripsi Tanaman
Tanaman ini mempunyai batang berkayu, keras dan kuat, tumbuh tegak,
percabangan batangnya simpodial, permukaan batang halus berwarna putih
kehijauan. Daun bertipe majemuk, bagian terlebar berada di tengah helaian,
berbentuk jorong, pangkal daun runcing dan ujungnya meruncing berwarna hijau,
panjang daun 5-8 cm dan lebar 3-6 cm (Rakhmawati dan Yunianta, 2015).
Tanaman kedondong berbunga majemuk, berbentuk malai tangkainya cabang
monopodial, panjang 24-40 cm, panjang kelopak bunga ± 5 cm, jumlah benang sari
delapan, berwarna kuning, dan mahkota bunga berjumlah 4-5, berbentuk lanset dan
warna bunga putih kekuningan (Prasojo, 1984). Buah kedondong berbentuk
lonjong, buah sejati bertipe tunggal berdaging, diameter ± 5 cm dan berserat, buah
berwarna hijau kekuningan dengan bobot ± 0,7-1 kg/ buah (Hermanto, 2013).
7. Khasiat Tanaman
Kedondong (Spondias dulcis) merupakan tanaman buah yang berasal dari suku
manggamanggaan atau Anardiaceae. Kedondong merupakan buah yang berpotensi
sebagai sumber antioksidan dan bermanfaat bagi kesehatan manusia karena
mengandung vitamin C dan senyawa-senyawa fitokimia. Ditinjau dari segi
kandungan vitamin C, kedondong termasuk salah satu buahbuahan yang kaya akan
vitamin C. Vitamin C ditemukan dalam jumlah tinggi pada kedondong sebesar 30
mg per 100 g BDD lebih besar dibandingkan jeruk nipis yaitu sebanyak 27 mg per
100 g BDD (Depkes RI, 1972). Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan yang kuat
dapat melindungi sel dari agen-agen penyebab kanker, dan esensial untuk biosintesa
kolagen (Pokorny, 2001).
Beberapa manfaat daun kedondong antara lain membantu menembuhkan borok,
kulit perih, serta luka bakar (Balqis et al, 2014). Berdasarkan penelitian Balqis et al,
(2014), bahwa terdapat efektivitas gerusan daun kedondong sebanyak 10 gram
terhadao waktu penyembuhan luka bakar pada tikus. Hal tersebut ditandai dengan
adanya pembentukan lapisan epidermis kulit yang sempurna, banyak terdapat
pembuluh darah baru, dan serabut kolagen terlihat rapat pada hari ke-21 waktu
proses penyembuhan.
Khasiat dari kedondong diantaranya mengobati borok, kulit perih, luka bakar,
disentri dan batuk. Hal tersebut disebabkan tanaman kedondong mengandung
senyawa- senyawa flavonoid, saponin, dan tanin yang berkhasiat untuk
antihistamin, antioksidan, antivirus, antibakteri, anti inflamasi sampai anti kanker
(Harmanto, 2002).
Kandungan senyawa dari daun, kulit batang dan kulit akar Kedondong
mengandung senyawa saponin, tanin, dan flavonoid. Banyak manfaat pada
buah, daun dan kulit batangnya misalnya untuk pengobatan borok, kulit perih,
dan luka bakar, kandungan Saponin dan tanin dari daun Kedondong diduga
mempuyai senyawa antibakteri (Inayati,2007). Pada penelitian yang dilakukan oleh
Mulyawati (2016), pemberian jus kedongdong terhadap kadar kolesterol pada
mencit didapatkan hasil bahwa pemberian jus kedongdong berpengaruh untuk
menurunkan kadar kolesterol pada mencit. Hasil pemberian perasan daun
kedondong memiliki aktivitas anti nyamuk (Irawan, 2019)
Kedondong telah banyak digunakan dalam pengobatan tradisional dalam
berbagai penyakit, pada penduduk kamboja menggunakan kulit kayu untuk
mengatasi diare, buah digunakan untuk mengobati gatal, ulseras internal, sakit
tenggorokan, peradangan kulit, dan mengobati infeksi mata (Sinan et al, 2021).
Hasil penelitian yang telah dilakukan Raudhah, 2023 menyatakan bahwa,
tanaman kedondong menunjukan potensi sebagai antioksidan dan antiinflamasi.
Kandungan senyawa bioaktif yang dimiliki tanaman kedondong yang terdapat pada
daun, buah, batang, dan kulit buah memiliki manfaat sebagai antioksidan yang
berperan dalam aktivitas inflamasi dalam mengurangi stress oksidatif. Senyawa
bioaktif yang terkandung pada tanaman kedondong dapat menghambat enzim dan
gen yang aktif pada saat inflamasi terjadi.
Hasil penelitian yang telah dilakukan Fitriani dkk, 2013 menyatakan bahwa,
ekstrak daun kendong memiliki aktivitas antifungi yang dapat menghambat
pertumbuhan jamur A. flavus. Aplikasi ekstrak daun kedondong dapat digunakan
sebagai antifungi dalam menghambat pertumbuhan jamur yaitu sebagai larutan
pencucian pada produk panan agar produk pangan lebih bersih sebelum proses
pengeringan sehingga intensitas serangan jamur A. flavus lebih rendah.
8. Cara Perkembangbiakan
Waktu terbaik untuk menanam pohon kedndong ialah pada permulaan musim
hujan, sebab selama musim hujan akan tumbuh banyak akar, sehingga dalam musim
kemarau tidak akan kekurangan air. Bibit yang bersal dari persemaian lebih baik
daripada yang berupa stump, sebab lekas tumbuh dan tidak mudah dihingapi
penyakit. Bibit yang berasal dari semai sebelum ditanam polybagnya harus dibuang,
apabila tiddak maka akan mudah menjadi sarang rayap dan akar akarnya terganggu
menembusnya. Pada waktu menanam batas akar dengan batang harus setinggi
permukaan tanah. Apabila tidak hujan maka hendaklan disiram setiap hari selama
satu minggu (Hermanto, 2013).
Tanaman kedondong dapat diperbanyak secara vegetatif. Perbanyakan untuk
produksi lebih banyak digunakan cara vegetatif. Cara vegetatif yang digunakan
yaitu stek adalah metode perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan memakai
bahan tanam berupa bagian dari tanaman (Hermanto, 2013).
Tanaman benih kedondong dapat dilakukan secara generatif atau dengan vegetatif.
Sevara generatif adalah dengan menggunakan biji. Biji dapat terjadi dari
penyerbukan sendiri maupun dari penyerbukan silang. Oleh karena itu benih yang
berasal dari biji, setelah tumbuh dewasa sifat-sifat indukannya akan berbeda.
Sehingga kebanyakan orang menggunakan pembiakan vegetatif untuk
memperbanyak kedondong. Pembiakan vegetatif dapat dilakukan dengan cara
cangkok, stek batang/dengan okulasi sambung. Benih biasanya tidak disimpan akan
tetapi langsung ditanam di lapangan setelah pembiakan baik pembiakan secara
vegetatif maupun generatif. (Hermanto, 2013).