Anda di halaman 1dari 18

Resum Tanaman Nanas (Ananas comosus L.

) dan

Tanaman Daun Kedondong (Spondias dulcis L.)

Sebagai Tanaman Berkhasiat Obat

Oleh :

Abia Abimayu

1813015231

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2022
A. Tanaman Buah Nanas
1. Nama Ilmiah : Ananas comosus L.
2. Taksonomi
Klasifikasi Nanas (Ananas comosus L.)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdevisi : Angiospermae
Kelas : Angiospermae
Ordo :Farinosae
Famili : Bromiliaceae
Genus : Ananas
Spesies :Ananas comosum L.
(Soedarya, 2009)
3. Nama Lokal
a. Henas, Kenas, Honas (Batak)
b. Manas (Bali)
c. Danas (Sunda)
d. Pandang (Makasar)

4. Gambar Tanaman Buah Nanas


Bagian Tanaman Gambar
Tanaman Nanas
Daun Nanas

Bunga Nanas

Batang Nanas

Buah Nanas
Akar Nanas

5. Daerah Asal Tanaman


Nanas merupakan tanaman yang diperkirakan berasal dari Amerika Selatan
yang ditemukan oleh orang Eropa pada tahun 1493 di pulau Caribean. Akhir
abad ke-16 Portugis dan Spanyol memperkenalkan nenas ke benua Asia, Afrika,
dan Pasifik Selatan, sehingga pada abad ke-18, buah ini dibudidayakan di
Hawaii, Thailand, Filipina, China, Brasil, dan Meksiko (Abo dan Lawal, 2013).

Prihatman (2000) mengatakan bahwa penyebaran buah nanas di Indonesia


dibawa oleh bangsa Spanyol pada abad ke-15. Kondisi lahan dan iklim
Indonesia yang memungkinkan dalam pertumbuhan nanas, menyebabkan nanas
banyak dibudidayakan baik sebagai tanaman pekarangan maupun budidaya
perkebunan dalam skala yang besar

6. Deskripsi Tanaman
Struktur morfologi tanaman nenas terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan
buah. Akar melekat pada pangkal batang dan termasuk akar serabut, kedalaman
perakaran pada media tanah yang baik antara 30-50 cm. Batang merupakan
tempat melekatnya akar, daun, bunga, tunas dan buah. Batang tanaman nanas
cukup panjang 20-25 cm, tebal dengan diameter 2,0-3,5 cm, beruas-ruas pendek.
Daun nanas memiliki panjang 130-150 cm, lebar antara 3-5 cm, daun berduri
tajam meskipun ada yang tidak berduri dan tidak memiliki tulang daun.
Jumlah daun tiap batang sangat bervariasi antara 70-80 helai. Nanas
memiliki rangkaian bunga majemuk pada ujung batang. Bunga bersifat
hemaprodit, kedudukan diketiak daun pelindung. Masa pertumbuhan bunga dari
bagian dasar menuju bagian atas membutuhkan sekitar 10-20 hari. Waktu dari
menanam sampai terbentuk bunga antara 6-16 bulan (Suprianto, 2016).

7. Khasiat Tanaman
Buah nanas (Ananas comosus L. Merr) memiliki segudang khasiat yang
sangat baik untuk kesehatan karena nanas memiliki kandungan 90% air dan
kaya akan Kalium, Kalsium, lodium, Sulfur, dan Khlor. Selain itu nanas
(Ananas comosus L. Merr) juga kaya akan Biotin, Vitamin B12, Vitamin E serta
Enzim Bromelin yang memiliki efek bakteriostatik. Nanas (Ananas comosus L.
Merr) yang kaya akan Asam Sitrat, serat dan air sangat membantu
membersihkan gigi dari sisa makanan yang menempel pada gigi serta dapat
meningkatkan produksi saliva (air liur) dan mempengaruhi tingkat keasaman
suatu saliva (Nugroho, 2016)

Nanas memiliki rasa manis yang unik dan segar, sehingga banyak
dikonsumsi dalam bentuk buah segar, jus buah, dan buah buahan kaleng.
Komponen aroma utama buah nanas adalah terpen, keton, aldehid, dan ester.
Vitamin C yang ada pada nanas berguna sebagai antioksidan membantu
mencegah aterosklerosis melalui mekanisme pencegahan oksidasi LDL dan
produksi ROS (Kandungan et al, 2015).

Nanas merupakan salah satu buah yang mengandung serat dan air. Dalam
nanas terdapat kandungan serat sebesar 1,4 gram dan air sebesar 86,37 gram tiap
100 gram daging buah nanas. Nanas merupakan buah yang mempunyai
kandungan sangat kompleks, dengan khasiat yang beraneka ragam. Buah nanas
juga mengandung enzim bromelin yang dapat menekan pertumbuhan bakteri
pembentuk plak (Sidi, 2014). Penelitian yang dilakukan oleh Rakhmanda
bahwa nanas mempunyai efek antibakteri baik menghambat (bacteriostatik)
maupun membunuh (bacterisidal) bakteri penyebab karies terutama
Streptococcus mutans yang banyak terdapat pada plak.

Nanas memiliki rasa manis yang unik dan segar, sehingga banyak
dikonsumsi dalam bentuk buah segar, jus buah, dan buah-buahan kaleng.
Komponen aroma utama buah nanas adalah terpen, keton, aldehid, dan ester
(Chang, 2011). Seratus gram buah nanas mengandung 52,0 kkal; 13,7 gram
karbohidrat; 0,54 gram protein; 130 I.U vitamin A; 24 mg citamin C; dan 150
mg kalium (Hossain, 2015). Seratus gram buah nanas dapat mencukupi 16,2%
kebutuhan vitamin C. Vitamin C sebagai antioksidan membantu mencegah
aterosklerosis melalui mekanisme pencegahan oksidasi LDL dan produksi ROS.
Mekanisme ini didapat dari kemampuan vitamin C melindungi endothelium
dengan meningkatkan NO synthase (Ozkanlar, 2012).

Selain itu nanas juga kaya Asam, Biotin, Vitamin B12, Vitamin E serta suatu
enzim proteolitik yang disebut enzim bromelin. Nanas merupakan salah satu
buah yang paling banyak mengandung enzim bromelin. Bromelin adalah salah
satu enzim yang terdapat pada buah nanas. Enzim yang memiliki kadar cukup
tinggi pada nanas memiliki banyak sekali manfaat untuk kesehatan tubuh
manusia. Bromelin mengandung enzim amilase, selulase, asam fosfatase, dan
asam peroksidase dalam jumlah yang sangat kecil. Enzim ini memiliki
kemampuan menguraikan struktur kompleks protein sehingga lebih mudah
diserap tubuh. Enzim bromelin pada buah nanas juga dipercaya sangat baik bagi
penderita batuk (Brien et al., 2004).

Enzim ini dapat menekan rasa gatal pada tenggorokkan yang membuat
batuk, mengurangi inflamasi pada hidung, dan memecah lendir. Ini akan
membantu melonggarkan tenggorokan. Enzim bromelain juga telah terbukti
sangat bermanfaat untuk penyembuhan penyakit infeksi saluran pernapasan atas
seperti bronkitis dan sinusitis.Enzim bromelin pada nanas dapat berperan
sebagai anti inflamasi, membantu proses pencernaan dengan
melunakkanmakanan di lambung, mengganggu pertumbuhan sel kanker,
menghambat agregasi platelet, dan mempunyai aktivitas fibrinolitik. Bromelin
sering digunakan oleh atlit olahraga untuk mengobati cedera fisik ataupun luka
ringan (Brien et al., 2004)

8. Cara Perkembangbiakan
Pemilihan lahan untuk nanas ditentukan berdasarkan empat faktor utama
yaitu kemiringan lahan, aspek lingkungan, tanah dan air Nanas dibuddayakan
antara 250LU dan 250LS. Umur tanaman meningkat sejalan dengan semakin
jauhnya dari ekuator dan semakin tinginya tempat tumbuh ( Wee dan
Thongtham, 1997).

Teknik perbanyakan bibit nanas dapat dilakukan dengan cara vegetatif dan
generatif. Vegetetif menggunakan tunas akar, tunas batang, tunas buah, mahkota
buah, stek batang dan in vitro, sedangkan metode generatif menggunakan biji
dengan cara persemaian. Pembibitan dilakukan dengan menggunakan stek
batang. Batang nanas yang telah dipanen dipotong dengan ketebalan 3- 4 cm.
Batang nanas yang sudah dipotong kemudian dijejerkan dalam wadah yang
sudah disediakan yang berisi campuran pupuk dengan sekam. Bibit yang sudah
dimasukkan ke wadah dipindahkan ke dalam green house (Wahdini et al, 2014).

Berikut adalah cara perkembangbiakan Tanaman Nanas :


Media tanam yang paling baik untuk menanam nanas di pot cendrung pada jenis
tanah yang gembur dan mengandung banyaj unsur hara.
Pembibitan
Pembibitan harus diambil dari tanaman yang sehat dan bebas dari berbagai
macam hama dan penyakit karena ini sangat mempengaruhi faktor keberhasilan
menanam nanas. Ciri –ciri bibit nanas yang sehat antara lain memiliki daun
yang tebal dan penuh serta memiliki warna yang segar. Proses pembibitan dapat
secara vegetative dan generatif.
Pada proses pembibitan menggunakan tunas batang adalah dengan memilih
tanaman induk yang sedang berbuah atau sudah dipanen, pilih tunas berukuran
30-35cm. Tanaman bisa dilakukan dengan meggunakan pot dan tempatkan pada
tempat teduh. Setelah bibit tumbuh dapat dipindahkan pada lahan yang telah
disediakan.
Pemeliharaan Tanaman Nanas
Pada penyiraman,nanas sangan tahan terhadap cuaca panas. Akan tetapi, untuk
memaksimalkan hasil proses pembuahan proses penyiraman sangat dibutuhkan.
Waktu pagi dan sore hadi selama dua minggu merupakan waktu yang tepat
untuk melakukan penyiraman.
Proses Panen Tanaman Nanas
Tanaman nanas yang berasal dari bibit tunas batang dapat dipanen pada usia 18
sejak masa tanam. Sedangkan untuk tanaman yang dibudidayakan dengan bibit
tunas akar dapat mulai dipanen pada usia 12 bulan sejak masa tanam.
(Wahdini et al, 2014).
9. Bentuk Sediaan dan Cara Pengolahannya
Beberapa pemanfaatan Nanas oleh masyarakat adalah buahnya yang sudah
siap dipanen dapat digunakan untuk membuat selai nanas. Daging buah biasnya
dimakan dalam keadaan segar oleh masyarakat dan dapat diolah menjadi
panganan lainnya seperti manisan atau dodol (Ozkanlar, 2012).
Tanaman Daun Kedondong
1. Nama Ilmiah : Spondidas dulcis
2. Taksonomi
Klasifikasi Kedondong (Spondidas dulcis)
Kingdom : Plantae
Divisi : Mangnoliopsida
Sub Divisi : Spermatophyta
Kelas : Mangnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Spondidas
Spesies : Spondidas dulcis
(Sholichah dkk, 2012)
3. Nama Lokal
a. Kadondong (Sunda)
b. Kedonndong (Jawa)
c. Kedundung (Madura)
d. Kacemcem (Bali)
e. Karunrung (Makasar)

4. Gambar Tanaman Kedondong


Bagian Tanaman Gambar
Tanaman Kedongdong
Daun Kedongdong

Bunga Kedongdong

Batang Kedongdong

Buah Kedongdong
5. Daerah Asal Tanaman
Kedondong (Spondias dulcis) merupakan tanaman buah berupa pohon yang
dalam bahasa Inggris disebut ambarella, otaheite apple, atau great hog plum.
Kedondong di Indonesia dan Malaysia disebut kedondong, di Filipina disebut hevi,
di Myanmar disebut gway, dan di Thailand disebut makak farang (Ariantari dkk,
2013). Tanaman ini berasal dari asia selatan dan asia tenggara dan tersebar di daerah
tropis.nTanaman kedondong termasuk famili Anacardiaceae yang merupakan
tanaman buah atau tanaman kebun. Tanaman ini tumbuh dengan cepat, tingginya
dapat mencapai 18 m. Kedondong adalah buah yang memiliki rasa asam manis.
Umumnya kedondong dimanfaatkan buahnya sebagai bahan dasar manisan basah
dari pada manisan kering. Salah satu daerah penghasil kedondong terbesar
Indonesia berada di Jepara, Jawa Tengah (Katili dkk., 2015).

6. Deskripsi Tanaman
Tanaman ini mempunyai batang berkayu, keras dan kuat, tumbuh tegak,
percabangan batangnya simpodial, permukaan batang halus berwarna putih
kehijauan. Daun bertipe majemuk, bagian terlebar berada di tengah helaian,
berbentuk jorong, pangkal daun runcing dan ujungnya meruncing berwarna hijau,
panjang daun 5-8 cm dan lebar 3-6 cm (Rakhmawati dan Yunianta, 2015).
Tanaman kedondong berbunga majemuk, berbentuk malai tangkainya cabang
monopodial, panjang 24-40 cm, panjang kelopak bunga ± 5 cm, jumlah benang sari
delapan, berwarna kuning, dan mahkota bunga berjumlah 4-5, berbentuk lanset dan
warna bunga putih kekuningan (Prasojo, 1984). Buah kedondong berbentuk
lonjong, buah sejati bertipe tunggal berdaging, diameter ± 5 cm dan berserat, buah
berwarna hijau kekuningan dengan bobot ± 0,7-1 kg/ buah (Hermanto, 2013).
7. Khasiat Tanaman
Kedondong (Spondias dulcis) merupakan tanaman buah yang berasal dari suku
manggamanggaan atau Anardiaceae. Kedondong merupakan buah yang berpotensi
sebagai sumber antioksidan dan bermanfaat bagi kesehatan manusia karena
mengandung vitamin C dan senyawa-senyawa fitokimia. Ditinjau dari segi
kandungan vitamin C, kedondong termasuk salah satu buahbuahan yang kaya akan
vitamin C. Vitamin C ditemukan dalam jumlah tinggi pada kedondong sebesar 30
mg per 100 g BDD lebih besar dibandingkan jeruk nipis yaitu sebanyak 27 mg per
100 g BDD (Depkes RI, 1972). Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan yang kuat
dapat melindungi sel dari agen-agen penyebab kanker, dan esensial untuk biosintesa
kolagen (Pokorny, 2001).
Beberapa manfaat daun kedondong antara lain membantu menembuhkan borok,
kulit perih, serta luka bakar (Balqis et al, 2014). Berdasarkan penelitian Balqis et al,
(2014), bahwa terdapat efektivitas gerusan daun kedondong sebanyak 10 gram
terhadao waktu penyembuhan luka bakar pada tikus. Hal tersebut ditandai dengan
adanya pembentukan lapisan epidermis kulit yang sempurna, banyak terdapat
pembuluh darah baru, dan serabut kolagen terlihat rapat pada hari ke-21 waktu
proses penyembuhan.
Khasiat dari kedondong diantaranya mengobati borok, kulit perih, luka bakar,
disentri dan batuk. Hal tersebut disebabkan tanaman kedondong mengandung
senyawa- senyawa flavonoid, saponin, dan tanin yang berkhasiat untuk
antihistamin, antioksidan, antivirus, antibakteri, anti inflamasi sampai anti kanker
(Harmanto, 2002).
Kandungan senyawa dari daun, kulit batang dan kulit akar Kedondong
mengandung senyawa saponin, tanin, dan flavonoid. Banyak manfaat pada
buah, daun dan kulit batangnya misalnya untuk pengobatan borok, kulit perih,
dan luka bakar, kandungan Saponin dan tanin dari daun Kedondong diduga
mempuyai senyawa antibakteri (Inayati,2007). Pada penelitian yang dilakukan oleh
Mulyawati (2016), pemberian jus kedongdong terhadap kadar kolesterol pada
mencit didapatkan hasil bahwa pemberian jus kedongdong berpengaruh untuk
menurunkan kadar kolesterol pada mencit. Hasil pemberian perasan daun
kedondong memiliki aktivitas anti nyamuk (Irawan, 2019)
Kedondong telah banyak digunakan dalam pengobatan tradisional dalam
berbagai penyakit, pada penduduk kamboja menggunakan kulit kayu untuk
mengatasi diare, buah digunakan untuk mengobati gatal, ulseras internal, sakit
tenggorokan, peradangan kulit, dan mengobati infeksi mata (Sinan et al, 2021).
Hasil penelitian yang telah dilakukan Raudhah, 2023 menyatakan bahwa,
tanaman kedondong menunjukan potensi sebagai antioksidan dan antiinflamasi.
Kandungan senyawa bioaktif yang dimiliki tanaman kedondong yang terdapat pada
daun, buah, batang, dan kulit buah memiliki manfaat sebagai antioksidan yang
berperan dalam aktivitas inflamasi dalam mengurangi stress oksidatif. Senyawa
bioaktif yang terkandung pada tanaman kedondong dapat menghambat enzim dan
gen yang aktif pada saat inflamasi terjadi.
Hasil penelitian yang telah dilakukan Fitriani dkk, 2013 menyatakan bahwa,
ekstrak daun kendong memiliki aktivitas antifungi yang dapat menghambat
pertumbuhan jamur A. flavus. Aplikasi ekstrak daun kedondong dapat digunakan
sebagai antifungi dalam menghambat pertumbuhan jamur yaitu sebagai larutan
pencucian pada produk panan agar produk pangan lebih bersih sebelum proses
pengeringan sehingga intensitas serangan jamur A. flavus lebih rendah.

8. Cara Perkembangbiakan
Waktu terbaik untuk menanam pohon kedndong ialah pada permulaan musim
hujan, sebab selama musim hujan akan tumbuh banyak akar, sehingga dalam musim
kemarau tidak akan kekurangan air. Bibit yang bersal dari persemaian lebih baik
daripada yang berupa stump, sebab lekas tumbuh dan tidak mudah dihingapi
penyakit. Bibit yang berasal dari semai sebelum ditanam polybagnya harus dibuang,
apabila tiddak maka akan mudah menjadi sarang rayap dan akar akarnya terganggu
menembusnya. Pada waktu menanam batas akar dengan batang harus setinggi
permukaan tanah. Apabila tidak hujan maka hendaklan disiram setiap hari selama
satu minggu (Hermanto, 2013).
Tanaman kedondong dapat diperbanyak secara vegetatif. Perbanyakan untuk
produksi lebih banyak digunakan cara vegetatif. Cara vegetatif yang digunakan
yaitu stek adalah metode perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan memakai
bahan tanam berupa bagian dari tanaman (Hermanto, 2013).
Tanaman benih kedondong dapat dilakukan secara generatif atau dengan vegetatif.
Sevara generatif adalah dengan menggunakan biji. Biji dapat terjadi dari
penyerbukan sendiri maupun dari penyerbukan silang. Oleh karena itu benih yang
berasal dari biji, setelah tumbuh dewasa sifat-sifat indukannya akan berbeda.
Sehingga kebanyakan orang menggunakan pembiakan vegetatif untuk
memperbanyak kedondong. Pembiakan vegetatif dapat dilakukan dengan cara
cangkok, stek batang/dengan okulasi sambung. Benih biasanya tidak disimpan akan
tetapi langsung ditanam di lapangan setelah pembiakan baik pembiakan secara
vegetatif maupun generatif. (Hermanto, 2013).

Berikut adalah cara perkembangbiakan Tanaman Kendongdong :


Periapan Media Tanaman
Tempat tanam yang digunakan untuk menanam kedondong dapat berupa polybag
atau pot berukuran besar dengan diameter sekitar 50cm dan tinggi sekitar 50cm.
Bahan media tanamnya adalah tanah dan bokashi dengan perbandingan 1:1.
Campurkan kedua bahan tersebut dicampur dengan Furadan 3 gram yaitu
insektisida untuk mencegah hama tanah lalu campurkan semuanya hingga
tercampur merata.
Persiapan Bibit
Menanam kendongdong dapat melalui biji, stek cangkok, dan sambung pucuk.
Tetapi lebih baik menggunakan bibit kendongdong melalui stek.
Cangkok atau sambung pucuk karena lebih cepat berbuah dan identic dengan
tanaman induk. Pemilihan bibit yang sehat atau terbebas dari hama penyakit.
Penanaman
Masukkan media tanam kedalam pot/polybag tanam setinggi 25cm lalu siram
hingga basah merata, seyelah itu masukkan bibit kendongdong dan atur akarnya
hingga menyebar rata.
Kemudia masukkan kembali media tanam lalu lakukan penyiraman secara merata
agar tanaman kuat dan tidak jatuh.
Pemeliharan Tanaman
Penyiraman dilakukan 2 kali secara rutin ketika baru ditanaman. Jika sudah tumbuh
dengan baik dapat dilakukan 2 hari sekali, dan jika sudah mulai besar lakukan
penyiraman 4-6 hari sekali. Pemupukan pertama pada tanaman kendondong pada
saat umur 2 minggu dengan pupuk urea dan NPK. Pemupukan berikutnya dapat P
saat kednodng berumur 1 bulan, 2 bulan, 4 bulan, 8 bulan dan seterusnya.
Pemupukan disesuaikan dengan umur tanaman.
Pemanenan
Kedondong dapat dipanen setelah berumur sekitar 1-1,5 tahun setelah ditanam. Ciri
buah yang siap panen yaitu warna kulit buahnya sudah hijau tua dan sudah
beraroma harum.
(Hermanto,2013)

9. Bentuk Sediaan dan Cara Pengolahannya


Cara pengolahan tanaman daun kendongdong di masyarakat biasanya dilakukan
dengan cara direbus secara langsung atau tanpa diolah dengan cara dirauh. Biasanya
diambil 4-5 lembar daun kendondong, kemudian dibersihkan lalu direbus dengan
suhu 40OC dan siap disajikan. Hal ini dilakukan atas dasar kepercayaan terhadap
khasiat tumbuhan sebagai obat penyakit pada manusia. Daun digunakan karena
sangat mudah dijumpai dan secara turun temurun lebih banyak dalam segi
penyembuhan dibandingkan bagian lain. (Hariyanto, 2019)
DAFTAR PUSTAKA
Ariantari, I.P., P. Dwijaya dan I. M. Kardena. 2013. Pengembangan Ekstrak Daun
Kedondong Hutan sebagai Bahan Baku Fitofarmaka untuk Tuberkulosis.
Laporan Tahunan Penelitian Hibah Bersaing, Jurusan Farmasi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana.
Balqis, U., Masyitha, D., & Febrina, F. 2014. Proses Penyembuhan Luka Bakar
dengan Gerusan Daun Kedondong (Spondias dulcis F.) dan Vaselin pada
Tikus Putih (Rattus norvegicus) secara Hhistopatologis. Jurnal Medika
Veterinaria, 8(1), 9–14.
Brien, S., Lewith, G., Walker, A., Hicks, S. M. and Middleton, D. 2004.Bromelain as
a Treatment for Osteoarthritis : a Review of Clinical Studies, 1(3), pp. 251–
257. doi: 10.1093/ecam/neh035.
Daftar Komposisi Bahan Makanan Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1972.
Nilai Gizi Buah yang terkandung dalam Buah Kedondong per 100 g BDD
(Berat Buah yang dapat Dimakan). Jakarta.
Fitriani, Silvia. Trimulyo, Guntur. 2013. Aktivitas Antifungi Ekstrak Daun
Kedondong (Spondias pinnata) dalam Menghambat Pertumbuhan Aspergillus
flavus. Jurnal LenteraBio Vol. 2 No. 2
Hariyanto, E., & Ismawati, I. 2019. Etnofarmaka Masyarakat Kecamatan Guluk-
Guluk Kabupaten Sumenep. In Prosiding: Seminar Nasional Ekonomi dan
Teknologi (pp. 196-200).
Harmanto, N. 2002. Sehat dengan Ramuan Tradisional. Cetakan keempat.
Tangerang: PT. Agromedia Pustaka.
Hayatillah, Raudhah. Hapsari, Widie Kemala. 2023. Anti-Inflamasi Tanaman
Kedondong (Spondidas Dulcis G. Forst.). Fakultas MIPA dan Kesehatan.
Universitas Muhammadiyah Riau, Pekanbaru. Jurnal Sains dan Pendidikan
Biologi. Volume 2 No1.
Hermanto, C., Indriani, P, L, N., dan Hadiati, S. 2013. Keragaman Dan Kekayaan
Buah Tropika Nusantara:71 hlm.
Hossain M.F., Shaheen A., Mustafa A. Nutritional Value and Medical Benefits of
Pineapple. Int. Journal of Nutrition and Food Sciences 2015; 4(1): 84 – 88.
Inayati, H. 2007. Potensi Antibakteri Ekstrak Daun Kedondong Bangkok
(Spondias dulcis). Skripsi. Fakultas Matematika danIlmu Pengetahuan
Alam, Institut Pertanian Bogor, Bogor
Irawan, Try Agustini. 2019. Potensi Daun Kedondong (Spondias dulcis) Sebagai
Repellent Anti Nyamuk Aedes aegypti. Diploma thesis, Universitas
Muhammadiyah Surabaya.
K. I. Sinan et al., “Exploring the chemical profiles and biological values of
two spondias species (S. Dulcis and S. Mombin): Valuable sources of
bioactive natural products,” Antioxidants, vol. 10, no. 11, 2021, doi:
10.3390/antiox10111771.
Kandungan, A. et al. (2015) „of Nutrition College, Volume Halaman of Nutrition
College Online di : http://ejournal s1.undip.ac.id/index.php/jnc Program Studi
Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro‟
Katilli, S. A., Latare, Z. dan Nauoko, C. M. 2015. Inventarisasi tumbuhan obat dan
kearifan local masyarakat Etnis Bune dalam memanfaatkan tumbuhan obat di
Pinogu, Kabupaten Bonebolango, Provinsi Gorontalo. Jurnal Prosemnas
Masyarakat Biodiversitas Indonesia. Vol (1):78-84.
Mulyawati, Mardiana. 2016. Pengaruh Pemberian Jus Kedondong (Spondias dulcis)
Terhadap Kadar Kolesterol Pada Mencit (Mus musculus). Diploma thesis,
Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Ozkanlar S., Fatih Akcay. Antioxidant vitamins in atherosclerosis – animal
experiments and clinical studies. Adv Clin Exp Med 2012; 21(1): (115 –
123).
Pokorny J., Yanishlieva N., and Gordon M. 2001. Antioxidant in Food. Woodhead
Publishing Limited. Abington Hall. Abington Cambridge cb1 6AH
Rakhmanda AP. Perbandingan efek antibakteri jus nanas (Ananas comosus L. Merr)
pada berbagai konsentrasi terhadap Streptococcus mutans [Karya tulis
ilmiah]. Semarang: Universitas Diponegoro; 2008.
Rakhmawati., R. Yunianta. 2015 Pengaruh Proporsi Buah: Air dan Lama Pemanasan
Terhadap Aktivitas Antioksidan Sari Buah Kedondong (Spondias dulcis).
Rina Srilestari Suwardi. (2021). Pascapanen Nanas. Yogyakarta. LPPM UPN
“VETERAN” YOGYAKARTA.
Sholichah, A. N. A. dan Mahdi, C. 2012. Efek Terapi Ekstrak Air Daun Kedondong
(Lannea coromandelica) terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) dan
Akivitas Protease pada ileum Tikus Putih (Rattus norvegicus) Inflammatory
Bowel Disease (IBD) Akibat Paparan Indometasin.
Sidi NC, Widowati E, Nursiwi A. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. Surakarta:
Indonesian Food Technologists. 2014;3:122
Soedarya. (2009). Agribisnis Nanas. CV. Pustaka grafika. Bandung.
Syauqy, Ahmad & Hanina. 2021. PENGARUH BUAH NANAS (ANANAS
COMOSUS L. MERR) TERHADAP PENINGKATAN PH SALIVA
YANGTERPAPAR MINUMAN BERKARBONASI. JMJ, Volume 9, Nomor
2, Mei 2021, Hal: 130-137.
Wahdini L.S., Nurfitriani S., Sakti G.S., Riski A. 2014. Petunjuk Praktis Untuk
Petani Dalam Memilih Benih Nenas di Nuyrsery (Penangkaran). Fakultas
Pertanian, Universitas Brawijaya. Malang.
Wee, Y.C. dan M.L.C. Thongtham 1997. Ananas comosus (L) Merr. Dalam E.W.M.
verheij dan R.E.Coronell (Eds.). Prosea sumber daya nabati asia tenggara2
buah-buahan yang dapat dimakan. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Wei-Chang B., Sheng-Hui, L., Yu-G, L., Ling-Ling, L., Wen-Xiu, Y. & GuangMing,
S. Characteristic Aroma Compounds from Different Pineapple Parts.
Molecules 2011; 16: 5104-5112.

Anda mungkin juga menyukai