Anda di halaman 1dari 8

CONTOH LAPORAN PENDAHULUAN KONSULTAN

December 12, 2021


0

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga kami bisa menyelesaikan laporan
akhir Belanja Jasa Konsultansi Pengawasan – Kegiatan Peningkatan Kualitas Kawasan Pemukiman Kumuh dengan Luas dibawah 10 (sepuluh)
Ha ini dengan baik.
Laporan Pendahuluan ini telah disusun dengan maksimal sesuai dengan kegiatan pengawasan yang akan dilaksanakan oleh tim konsultan pengawas
dengan memperhatikan seluruh aspek prosedural dan peraturan yang berlaku sesuai dengan pedoman.
Laporan ini juga sudah mendapatkan berbagai masukan sehingga memudahkan kami dalam melakukan penyusunan. Untuk itu kami ucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang ikut terlibat dalam penyusunan laporan ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Kami sadar dalam penyusunan laporan Pendahuluan ini masih terdapat kekurangan, namun semoga laporan pengawasan ini dapat dijadikan referensi
dalam kegiatan selanjutnya. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan, sehingga dalam penulisan pelaporan selanjutnya dapat lebih baik.

Konsultan Pengawas
CV. …………..

direktur

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Sasaran Kegiatan
1.4 Lingkup Pekerjaan
1.5 Lokasi Pekerjaan
1.6 Waktu Pelaksanaan
BAB II
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
2.1 Umum
2.2 Metode Pendekatan
2.3 Strategi Pelaksanaan
2.4 Metode Pelaksanaan
2.5 Pelaporan
BAB III
MANEJEMEN KEGIATAN PENGAWASAN
3.1 Penugasan Tenaga Ahli
3.2 Uraian dan Tanggungjawab Tenaga Ahli
BAB IV
PENUTUP
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan atau peningkatan kualitas di kawasan permukiman kumuh merupakan salah satu sektor pembangunan yang paling dibutuhkan di Kabupaten
Cirebon karena untuk mencapai kondisi masa depan yang diinginkan dengan memanfaatkan kondisi yang ada semaksimal mungkin dan meminimalkan dampak
negatif terhadap lingkungan fisik dan sosial. Pembangunan atau peningkatan yang merata di seluruh wilayah Kabupaten Cirebon merupakan hal mutlak untuk
mengatasi kekumuhuhan yang sudah ada dan juga untuk mencegah tumbuhnya kekumuhan baru.
Indikator kumuh yang dijadikan acuan yaitu : (1) Jalan Lingkungan, (2) drainase lingkungan, (3) penyediaan air bersih/minum, (4) pengelolaan sampah, (5)
pengelolaan air limbah, (6) pengamanan kebakaran, (7) ruang terbuka hijau.
Beberapa indikator diatas sesuai dengan permasalahan yang banyak terjadi didaerah kabupaten cirebon, misalnya masalah banjir, akses jalan yang kurang
baik, pengelolaan sampah yang kurang baik dan lain-lain. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya sampah yang dibuang di saluran drainase yang sudah penuh
dengan tumpukan sampah sehingga aliran air menjadi tersumbat.
Pembangunan atau peningkatan kualitas dikawasan permukiman kumuh ini tentu akan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dengan adanya
pembangunan peningkatan kualitas ini diharapkan masyarakat akan lebih menyadari tentang manfaat lingkungan yang bersih, tahu bagaimana cara mengelola
lingkungan, tahu mengenai bahaya yang dapat ditimbulkan jika lingkungannya kumuh, dan tahu bagaimana cara mencegah lingkungan tersebut agar tidak menjadi
kumuh.
Pemerintah Kabupaten Cirebon melalui Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Cirebon terus berupaya untuk mengatasi
kekumuhan yang sudah ada dan mecegah tumbuhnya kekumuhan baru, khususnya jalan lingkungan Permukiman Perdesaan dan Drainase. Seiring bertambahnya
penduduk dan pertumbuhan wilayah, serta untuk mewujudkan peningkatan kualitas prasarana dasar lingkungan permukiman, namun sampai saat ini penanganan
pembangunan jalan lingkungan Permumiman Perdesaan dan Drainase ini belum dapat dilakukan secara optimal dengan sistem pengelolaan yang baik.
Mengingat sifat pekerjaan dan skala pencapaian, diperlukan kolaborasi multi-pihak antara Pemerintah mulai tingkat pusat sampai dengan tingkat
kelurahan/desa, pihak swasta, masyarakat, dan pihak terkait lainnya. Pelibatan berbagai pihak secara kolaboratif diharapkan memberikan berbagai dampak positif,
antara lain meningkatkan komitmen pemerintah daerah dalam pencapaian Kabupaten yang layak huni, meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab
masyarakat dalam memanfaatkan dan memelihara hasil pembangunan, menjamin keberlanjutan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat dan swasta terhadap
Pemerintah.
Untuk itu guna mencapai pembangunan yang sesuai dengan spesifikasi teknis dan mempertimbakan seluruh aspek dari dampak lingkungan, pemda selaku
motor penggerak (nahkoda) perlu melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak, dalam hal ini contohnya pelibatan pihak swasta yang berkompeten untuk
melakukan pengawasan terhadap pembangunan yang dilaksanakan sehingga tercipta pebangunan yang sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Adapun secara umum, fungsi pengawasan terhadap kontruksi fisik bangunan Negara adalah sebagai berikut:
a) Setiap pelaksanaan konstruksi fisik bangunan gedung negara yang dilakukan oleh kontraktor pelaksana harus mendapatkan pengawasan secara teknis di
lapangan, agar rencana teknis yang telah disiapkan dan digunakan sebagai dasar pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung tepat mutu, tepat waktu, tepat biaya,
dan tertib administrasinya.
b) Pelaksanaan pengawasan lapangan harus dilakukan oleh penyedia jasa konsultan pengawasan yang kompeten, dan dilakukan secara penuh waktu dengan
menempatkan tenaga-tenaga ahli pengawasan di lapangan sesuai kebutuhan dan kompleksitas pekerjaan.
c) Konsultan pengawas bertujuan secara umum mengawasai pekerjaan konstruksi, dari segi masukan, proses dan produk kegiatan.
d) Kinerja pengawasan lapangan sangat ditentukan oleh kualitas komitmen dan intensitas pengawasan, serta yang secara menyeluruh dapat melakukan
kegiatannya berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah disepakati.

1.2 Maksud dan Tujuan


I.2.1. Maksud
Maksud dari kegiatan Belanja Jasa Konsultansi Pengawasan – Kegiatan Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh dengan Luas dibawah
10 (sepuluh) Ha, ini adalah mengawasi, mengendalikan dan mengarahkan proses pelaksanaan pekerjaan perbaikan jalan lingkungan, jembatan dan drainase di lokasi
pekerjaan di Kabupaten Cirebon.
I.2.2. Tujuan
Tujuan dari Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Pengawasan – Kegiatan Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh dengan Luas dibawah
10 (sepuluh) Ha ini adalah untuk mengawasi dan pengendalian proyek menghasilkan produk konstruksi yang berkualitas yang sesuai dengan kaidah-kaidah arsitektural,
struktural kaidah administratif yang telah ditentukan oleh perencana maupun oleh peraturan lokal, regional maupun nasional.

1.3 Sasaran Kegiatan


Sasaran kegiatan adalah terlaksananya kegiatan Belanja Jasa Konsultansi Pengawasan – Kegiatan Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh
dengan Luas dibawah 10 (sepuluh) Ha tepat waktu sesuai dengan batas waktu pelaksanaan yang tertuang dalam kontrak dan tujuan dari pekerjaan fisik yang
dikerjakan dapat tercapai dengan baik.

1.4 Lingkup Pekerjaan


Secara umum lingkup pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Pengawasan – Kegiatan Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh dengan Luas
dibawah 10 (sepuluh) Ha mencakup 4 hal pokok yaitu:
a. Merencanakan jadwal pelaksanaan dan tahapan pelaksanaan pekerjaan.
b. Mengawasi, mengendalikan dan mengarahkan proses pelaksanaan di lapangan.
c. Memeriksa dan memberikan persetujuan atas bahan, material dan alat kerja.
d. Memeriksa hasil dan prestasi pekerjaan.

1.5 Lokasi Pekerjaan


Lokasi Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Pengawasan – Kegiatan Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh dengan Luas dibawah 10 (sepuluh)
Ha adalah bertempat di 20 (dua puluh) titik/desa yang terbagi di 15 (Lima Belas) kecamatan di Kab. Cirebon.
Berikut Lokasi pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Pengawasan – Kegiatan Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh dengan Luas dibawah 10 Ha Tahun
Anggaran 2021 :

No. Nama Desa/ Kelurahan Kecamatan


1. Sarabau Plered

2. Kepuh Palimanan

3. Semplo Palimanan

4. Warugede Depok

5. Waruroyom Depok

6. Kanci Kulon Astanajapura

7. Danamulya Plumbon

8. Setu Kulon Weru

9. Dawuan Tengahtani

10. Sitiwinangun Jamblang

11. Tawangsari Losari

12. Mertasinga Gunungjati

13. Pabuaran Kidul Pabuaran

14. Pangkalan Plered

15. Ambulu Losari

16. Belawa Lemahabang

17. Sindangjawa Dukupuntang

18. Jungjang Arjawinangun

19. Panguragan Lor Panguragan

20. Karangasem Plumbon

1.6 Waktu Pelaksanaan


Jadwal waktu pelaksanaan Belanja Jasa Konsultansi Pengawasan – Kegiatan Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh denga Luas
dibawah 10 (sepuluh) Ha sesuai dengan kontrak pelaksanaan pekerjaan fisik yaitu 30 (Tiga Puluh) hari kalender atau sampai batas akhir serah terima I seluruh paket
pekerjaan.

BAB II
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
2.1 Umum
Metode pelaksanaan yang dipakai untuk mencapai sasaran pekerjaan yang sistematis, tepat guna dan tepat waktu. Metode kerja berupa program kerja
yang diklasifikasikan sesuai dengan jenis-jenis kegiatan dan tahapan pekerjaan yang akan dilakukan. Program kerja yang tersusun secara konseptual, sistematis dan
terkendali ini akan menjamin kelancaran kegiatan pekerjaan pengawasan.

A. Dasar Hukum
Undang- undang dan Peraturan Pemerintah Tentang Pembangunan Jalan :
1. Undang-undang RI No 38 Tahun 2004 Tentang Jalan
2. Undang-undang Nmor 22 tahun 2009 Tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan
3. Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 Tentang Jalan
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 19/PRT/M/2011 Tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan

B. Lingkup Kegiatan Pengawasan


§ Dalam melaksanakan tugasnya Konsultan Pengawasan berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No
19/PRT/M/2011 Tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan.
§ Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan pengawasan adalah meliputi tugas-tugas pengawasan fisik bangunan gedung Negara yang terdiri dari:
a. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, serta laju pencapaian volume.
b. Mengawasi pekerjaan serta produknya, mengawasi ketepatan waktu dan biaya pekerjaan konstruksi.
c. Membuat laporan-laporan yang mencatat hal-hal:
- Kemajuan pekerjaan dan tahap-tahapnya.
- Jumlah tenaga kerja dan peralatan yang digunakan.
- Bahan-bahan bangunan yang dipergunakan.
- Keadaan cuaca selama pelaksanaan di lapangan.
- Hal-hal lain yang timbul selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi berlangsung.
d. Laporan-laporan tersebut secara berkala dan rutin dikirim kepada semua pihak terkait setelah terlebih dahulu mendapat legalisasi.

2.1.1. Tanggung Jawab Pengawasan


Dalam melaksanakan tugasnya tim Konsultan Pengawas memiliki kewajiban yang harus dilakukan, diantaranya:
§ Konsultan Pengawasan bertanggung jawab secara profesional atas jasa pengawasan yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode tatalaku profesi yang berlaku.
§ Secara umum tanggung jawab Konsultan adalah sebagai berikut:
a. Mengadakan konsultasi dengan pemimpin proyek atau staf teknis proyek untuk membicarakan persoalan yang timbul selama pelaksanaan konstruksi fisik.
b. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala dengan pihak kontraktor, tim staf teknis, serta unsur proyek lainnya, untuk membicarakan masalah
yang timbul serta membuat risalah rapat/resume dan mengirimnya kepada pihak-pihak terkait.
c. Memberikan bimbingan-bimbingan/petunjuk/nasehat/saran-saran serta instruksi-instruksi kepada kontraktor untuk kelancaran pekerjaan agar batas waktu
dan kondisi yang tercantum di dalam dokumen kontrak dapat terpenuhi.
d. Menjelaskan dan memberikan rekomendasi kepada pihak-pihak yang bersangkutan dalam penafsiran dari hal-hal yang diragukan yang terdapat di dalam
dokumen kontrak pekerjaan.
e. Mengusulkan perubahan-perubahan serta menyesuaikan keadaan dilapangan untuk memecahkan segala problem.
f. Menyiapkan/membuat berita acara kemajuan pekerjaan kontraktor untuk pembayaran angsuran.
g. Menyusun berita acara memelihara pekerjaan serta terima pertama dan kedua pekerjaan konstruksi.
h. Menyusun daftar kekurangan-kekurangan dan catat-mencatat pekerjaan pada waktu pelaksanaan serta mengawasi/memonitoring masa pelaksanaan
pemeliharaan.
i. Mensyahkan/menyetujui gambar-gambar pelaksanaan yang telah sesuai dengan pelaksanaan di lapangan.

2.1.2. Kriteria Pengawasan


Adapun kriteria pengawasan yang dijadikan acuan tim konsultan pengawas sebagai berikut:
§ Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan pengawas seperti dimaksud pada KAK harus memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
a. Persyaratan Umum Pekerjaan.
Setiap bagian dari pekerjaan pengawasan harus dilaksankan secara benar dan tuntas sampai dengan memberi hasil yang telah ditetapkan dan diterima dengan
baik oleh pejabat pembuat komitmen.
b. Persyaratan Objektif.
Pelaksanaan pekerjaan pengawasan teknis konstruksi yang objektif untuk kelancaran pelaksanaan baik yang menyangkut macam, kualitas dan kuantitas dari
setiap bagian pekerjaan sesuai standar hasil kerja pengawasan yang berlaku.
c. Persyaratan Fungsional.
Pekerjaan pengawasan konstruksi fisik harus dilaksanakan dengan profesionalisme yang tinggi sebagai konsultan pengawas yang secara fungsional dapat
mendorong peningkatan kinerja kegiatan.
d. Persyaratan Prosedural.
Penyelesaian administratif sehubungan dengan pekerjaan di lapangan harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
e. Persyaratan Teknis Lainnya.

§ Selain kriteria umum di atas, untuk pekerjaan pengawasan berlaku pula ketentuan-ketentuan seperti standar, pedoman dan peraturan yang berlaku antara lain:
a. Ketentuan yang diberlakukan untuk pekerjaan kegiatan yang bersangkutan yaitu Surat Perjanjian Pekerjaan Pelaksanaan beserta kelengkapannya, dan
ketentuan-ketentuan sebagai dasar perjanjiannya.
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 19/PRT/M/2011 Tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
c. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat yang berkaitan dengan lokasi dan ruang lingkup pekerjaan yang bersangkutan.

2.1.3. Uraian Kegiatan Pengawasan


Adapun langkah-langkah proses pengawasan dan pengendalian proyek diuraikan menjadi langkah-langkah berikut:
1. Menentukan Sasaran
2. Menentukan Standar dan kriteria sebagai acuan dalam rangka mencapai sasaran
3. Merancang atau menyusun system informasi, pemantauan dan laporan hasil pelaksanaan pekerjaan
4. Mengumpulkan data info implementasi (pelaksanaan dari apa yang telah direncanakan)
5. Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan perencanaan
6. Mengkaji dan menganalisa hasil pekerjaan dengan standar, kriteria dan sasaran yang telah ditentukan
Setelah mengetahui prosesnya, langkah berikutnya adalah mengidentifikasi unsur-unsur pengawasan dan pengendalian yang jugba merupakan
sasaran proyek yaitu:
A. Pengawasan dan pengendalian biaya proyek (cost control)
B. Pengawasan dan Pengendalian mutu proyek (quality control)
C. Pengawasan dan pengendalian waktu proyek (time control)

§ Pengawasan dan Pengendalian Biaya Proyek (cost control)


Pada suatu proyek, manager proyek perlu memperhatikan tentang anggaran yang telah ditetapkan dalam perencanaan proyek, manajer tidak dapat
menafsirkan bahwa sebesar anggaran itulah akhir biaya proyek. Anggaran adalah suatu perkiraan yang disusun berdasarkan informasi yang tersedia pada saat
pembuatan anggaran. Ada beberapa asumsi yang digunakan untuk merumuskan ketidakpastian yang diahadapu proyek sehingga menjadi bagian dari anggaran
proyek. Oleh sebab itu, rencana proyek yang dibuat sebelum dimulai dan dituangkan dalam Petunjuk Operasional (PO) haruslah memuat sifat:
1. Rencana proyek yang mengalami perubahan selama proyek itu berjalan
2. Renacana Proyek dapat menjadi landasan bersama semua pihak dalam komunikasi mengenai proyek selama masa kerja proyek
Dengan dimilikinya sifat-sifat ini dalam rencana proyek, semua pihak akan dapat mengetahui bahwa anggaran proyek dapat meningkat lebih besar
selama proyek berjalan dan dapat pula realisasi biaya proyek lebih kecil dari pada anggarannya setelah proyek selesai asalkan proyek tersebut dapat berjalan
secara efektif dan efisien.
Penyimpangan realisasi biaya proyek dari anggarannya terutama terjadi karena ketidakpastian, sehingga dapat menambah beban atau dapat sama
sekali tidak menimbulkan beban proyek seperti yang diperkirakan sebelumnya. Sehubungan dengan itu program penghemat biaya proyek wajib menjadi bagian
daro disiplin manajemen proyek. Manajer proyek wajib mempertimbangkan alternatif kerja untuk dapat menekan biaya proyek sebagai kesatuan. Karenanya
pengawasan dan pengendalian biaya proyek setidaknya perlu mencukup pengawasan dan pengendalian.
1. Jadwal Pembiayaan (cost Flow)
2. Besarnya keseluruhan biaya proyek
Manajer proyek perlu mengawasi dan mengendalikan para pegawainya yang bertanggung jawab menimbulkan pengeluaran-pengeluaran.
Pengawasan bukan hanya melalui prosedur dan metode serta kebijaksanaan, namun perlu siperhatikan pula bagaimana jalannnya koordinasi untuk
memecahkan hambatan-hambatan dan perbedaan pendapat diantara mereka dan perbedaan pendapat dalam unit kerjanya sendiri, kecepatan mereka mengambil
keputusan terhadap masalah, menyarankan cara kerja yang lebih baik dan apakah mereka berusaha menciptakan iklim atau lingkungan pengawasan tugas yang
baik dan memberikan kritik terhadap pelaksanaan tugas yang tidak memuaskan.
Dalam proyek ini pengendalian biaya dilakukan dengan memeriksa apakah biaya yang sudah dikeluarkan sesuai dengan kemajuan atau progress
prestasi yang telah dicapai. Hal ini dapat diketahui dengan melihat kurva S, kurva S secara grafis menyajikan beberapa ukuran kemajuan komulatif pada suatu
sumbu tegak, terhadap waktu pada sumbu mendatar. Kurva S ini digambarkan pada suatu diagram yang menunjukan jadwal pelaksanaan pekerjaan. Diagram
ini disebugt bar chart. Jumlah biaya yang dikeluarkan dapat diukur menurut kemajuan yang dicapai.
Bar chart adalah diagram batang yang menggambarkan berbagai pekerjaan yang dapata diselesaikan dalam satu satuan waktu tertentu. Dalam suatu
proyek, bar chart diuraikan menjadi beberapa macam pekerjaan kemudian diperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masing-masing pekerjaan
tersebut. Lamanya waktu ini diperkirakan data-data yang dipakai serta pengalaman kerja sebelumnya dan dibuat secara parallel tanpa mengabaikanm cash flow
dari biaya. Bar Chart dilengkapi dengan kurva S untuk membandingkan antara lamanya suatu pekerjaan dengan bobot.
Karena satuan waktu yang dipakai adalah mingguan, maka elevasi terhadap biaya yang telah dikeluarkan dilakukan mingguan pula. Besarnya biaya
yangv telah dikeluarkan ini dibandingkan dengan rencana anggraan biaya dari dicari prosentasenya. Dengan mengetahui nilai prosentasi dan posisi wajtu saat
ini dapat digambarkan kurva S actual ke bar chart yang memuat kurva S rencana.
Dengan membandingkan kurva S actual dengan kurva S rencana dapat diketahui apakah pembiayaan proyek berjalan sesuai dengan renacan atau
tidak. Dari perbandingan kurva S actual dan kurva S rencana akan diperoleh kemungkinan:
· Kurva S actual berada dibawah kurva S rencana, ini berarti pelaksanaan pekerjaan mengalammi keterlambatan.
· Kurva S actual berhimpit dengan kurva S rencana, ini berarti pelaksanaan pekerjaan tepat sesuai dengan pekerjaan
· Kurva S actual berada diatas kurva S rencana, ini berarti pelaksanaan pekerjaan lebih cepat dari rencana.

§ Pengawasan dan Pengendalian Mutu Proyek (quality control)


Mutu seringkali digunakan dalam memberikan penilaian yang terbaik pada sesuatu produk pada kehidupan sehari-hari. Mutu tidak hanya terbatas
pada penilaian tersebut, Mutu adalah tingkat dimana satu set karakteristik yang melekat memenuhi kebutuhan atau harapan yang dinyatakan, umumnya tersirat
atau wajib. Mutu didefenisikan sebagai gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang/jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam pemenuhan
persyaratan yang ditentukan atau yang tersirat (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 04/PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen Mutu/SMM). Definisi
mutu diatas jelas menekankan pada kepuasan pelanggan atau pemakai produk. Dalam suatu proyek gedung, pelanggan dapat berarti pemberi tugas, penyewa
gedung atau masyarakat pemakai.
Manajemen Mutu itu sendiri merupakan kegiatan terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi dalam hal mutu (Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09 tahun 2009). Peran Sistem Manajemen Mutu dalam kerangka ini antara lain seperti menentukan masukan berupa
spesifikasi material yang sesuai, membuat perancanaan dan melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan agar mencapai sasaran. Kebijakan mutu diatas
ditentukan berdasarkan empat jenis kegiatan dalam manajemen mutu, antara lain :
1. Perencanaan Mutu (Quality Plan), bagian dari manajemen yang difokuskan pada penetapan sasaran mutu dan merincikan proses operasional dan sumber
daya terkait yang diperlukan untuk memenuhi sasaran mutu. Lingkup perencanaan mutu seperti pemilihan material yang tepat, pelatihan mutu dan
perencanaan proses kerja. Menetapkan rencana mutu merupakan bagian dari perencanaan mutu.
2. Penjaminan Mutu (Quality Assurance), bagian dari manajemen yang difokuskan pada pemberian keyakinan bahwa persyaratan mutu telah dipenuhi. Proyek
pemerintah menggunakan dokumen Rencana Mutu Kontrak sebagai alat penjamin mutu yang digunakan oleh penyedia jasa.
3. Pengendalian Mutu (Quality Control), Bagian dari manajemen mutu difokuskan pada pemenuhan persyaratan seperti monitoring, mengurangi permasalahan
dan penyimpangan yang teridentifikasi.
4. Perbaikan Mutu (Quality Improvement), bagian dari manajemen mutu difokuskan pada peningkatan kemampuan memenuhi persyaratan mutu. Persyaratan
dapat dikaitkan pada aspek apapun seperti keefektifan,efisiensi atau ketertelusuran.
Manajemen mutu dapat berjalan dan mencapai sasaran yang ditetapkan., Terlebih dahulu harus mengetahui tentang ciri produk yang berkaitan
dengan mutu sehingga diperoleh suatu tolok ukur dan cara pengendalian mutunya. Hal ini dinamakan penjaminan mutu (quality assurance) yang berarti seluruh
proses yang sistematis dan terencana yang diperlukan agar terjadi kepastian dan kepercayaan terhadap mutu produk/jasa yang diberikan. Hal-hal yang
terkandung dalam jaminan mutu diterapkan melalui tindakan yang kemudian disebut pengendalian mutu dan inspeksi.
Penjaminan mutu memastikan bahwa apa yang sedang dilakukan sudah benar dan dengan cara yang benar sedangkan pengendalian mutu berarti
memastikan apa yang dihasilkan telah sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, pengukuran kinerja pengendalian mutu dihitung berdasarkan seberapa besar
kepatuhan pelaksanan pekerjaan terhadap produk penjaminan mutu antara lain kepatuhan penyedia jasa terhadap dokumen Rencana Mutu Kontrak (RMK) dan
kepatuhan pengawas lapangan terhadap Spesifikasi teknis, gambar teknis dan dokumen administrasi terkait mutu.
Tercapai atau tidaknya tujuan suatu proyek ditentukan oleh peran pengendalian dan pengawasan. Proyek yang sedang berlangsung pasti mengalami
sedikit banyak penyimpangan dari rencana yang telah disepakati sehingga perlu adanya pengendalian dan kegiatan pengawasan dalam pelaksanaannya.
Dipohusodo (1996) menyebutkan bahwa pelaksanaan pengendalian melalui pemantauan (monitoring) berarti melakukan observasi serta pengujian pada selang
waktu (interval) tertentu untuk memeriksa baik kinerja produk maupun dampak sampingan yang tidak diharapkan. Pemantauan dalam hal ini merupakan usaha
yang terusmenerus dilakukan yang bertujuan untuk mengukur apakah suatu proyek masih tetap pada tujuan yang disepakati.
§ Pengawasan dan Pengendalian Waktu Proyek (time control)
Pengawasan dan Pengendalian waktu atau bias disebut dengan penjadwalan merupakan alat yang diperlukan guna menyelesaikan suatu proyek .
Untuk proyek dengan beberapa kegiatan, tahap pelaksanaan umunya dapat diperkirakan sehingga penjadwalan tidak begitu mutlak dilakukan. Akan tetapi
berbeda masalahnya pada proyek berskala bessar dimana selain jumlah kegiatan yang sangat banyak dan rumitnya ketergantungan antar kegiatan tidak
mungkin lagi diolah dalam pikiran. Penjadwalan dan pengontrolan menjadi rumit, jadi sangatlah penting agar kegiatan dapat dilakukan dengan efektif dan
efisien.
Unsur utama dari penjadwalan adalah peramalan (forecasting), walaupun dari penjadwalan perlu disadari bahwa perubahan-perubahan dapat saja
terjadi dimasa mendatang dan akan mempengaruhi pola rencananya sendiri.
Penjadwalan adalah berfikir secara mendalam melalui berbagai persoalan-persoalan, menguji jalur-jalur yang logis menyusun berbagai macam tugas
yang menghasilkan suatu kegiatan lengkap dan menuliskan macam-macam kegiatan dalam rangka yang logis dan rangkaian waktu yang tepat.
Mengenai adanya perubahan-perubahan yang selalu terjadi pada saat pelaksanaan, maka factor-faktor yang harus diperhatikan untuk membuat
jadwal yang cukup efektif yaitu :
1. Secara teknis jadwal tersebut dapat dipertanggunjawabkan
2. Disusun berdasarkan perkiraan yang akurat dimana perkiraan waktu, sumber daya serta biaya dibandingkan dengan kegiatan pada proyek sebelumnya
3. Sesuai dengan sumber daya yang tersedia
4. Sesuai dengan penjadwalan proyek lain yang mempergunakan sumber daya yang sama
5. Fleksibel terhadap perubahan-perubahan misalnya perubahan spesifikasi proyek
6. Mendetail dipakai sebabagai alat pengukur hasil yang diacapai dan pengendalian kemajuan proyek
7. Dapat menampilkan kegiatan pokok yang kritis
Teknis penjadwalan proyek juga dapat menggunakan Bar Chart. Mereka ini bertujuan untuk mengiddentifikasi unsur waktu dan urutan dalam
merencanakan suatu kegiatan terdiri dari waktu mulai, waktu selesai dan pada saat pelaporan.
Penggambaran bar chart terdiri dari kolom dan baris. Pada kolom tersusun urutan kegiatan yang disusun secara berurutan. Pada baris menunjukaan
periode waktu yang dapat berupa hari, minggu ataupun bulan. Selain metode bar chart dapat juga menggunakan metode kurva S yang merupakan hasil plot dari
bar chart bertujuan untuk mempermudah melihat kegiatan-kegiatan yang masuk dalam suatu jangka waktu pengamatan progress pelaksanaan proyek.
Kurva S merupakan gambaran diagram % (persen) komulatif biaya yang diplot pada suatu sumbu, dimana sumbu X menyatakan satuan waktu
sepanjang durasi proyek dan sumbu Y menyatakan nilai % (persen) komulatif biaya selama durasi priyek tersebut.
Grafik dari hasil pembuatan kurva S dapat dilihat apakah proyek tersebut mengalami keterlambatan atau tidak. Dengan kurva S juga dapat dilihat
intensitas pekerjaan. Kemiringan curam menunjukkan pada saat ini pekerjaan besar (intensitas tinggi) dan kemiringan andai menunjukkan pekerjaan pada saat
itu sedikit.
Dari penjelasan diatas, maka sekitar kegiatan pengawasan dan pengendalian terhadap waktu pekerjaan proyek dapat menjadi suatu tantangan bagi
manajer proyek untuk dapat mencapai sasaran proyek dengan baik.

2.2 Metode Pendekatan


Dalam melaksanakan pekerjaan pengawasan ini, konsultan akan membekali diri dengan kaidah keilmuan yang sesuai. Sehingga diharapkan akan diperoleh
hasil pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kaidah keilmuan ini akan disesuaikan dengan jenis pekerjaan konstruksi yang akan
dilaksanakan.
Adapun ilmu-ilmu yang dipelajari dan akan dimanfaatkan untuk kegiatan ini meliputi :
1. Peraturan dan metode atau tata cara Pembangunan jalan dan drainase
2. Tata cara penggunaan peralatan pendukung, seperti GPS, alat sounding dll
3. Pedoman, Peraturan, Standar dan Ketentuan lain yang berlaku dan terkait dengan elemen-elemen bangunan yang disetujui oleh pemilik pekerjaan.

2.3 Strategi Pelaksanaan


Untuk menyelesaikan pekerjaan ini, konsultan akan mengatur sedemikian rupa sehingga setiap personil yang terlibat dapat memberikan kontribusi yang
maksimal dan pada akhirnya akan dapat menjamin tercapainya hasil pekerjaan yang sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Strategi ini meliputi
penempatan peralatan yang akan digunakan, penempatan personil yang terlibat, serta agenda koordinasi antara Perencana, Pengawas, pelaksana, dan Pengguna
Jasa.
Peralatan yang dibutuhkan akan ditempatkan di kantor dan di lokasi pekerjaan sehingga penggunaannya dapat optimal. Selain itu juga dipergunakan
peralatan yang memenuhi standar sehingga tidak akan mengganggu kinerja.
Personil yang terlibat juga dipilih berdasarkan kualifikasi yang dipersyaratkan. Penempatan personil ini akan diatur sedemikian rupa sehingga tidak akan
terjadi kekosongan dalam pelaksanaan perencanaan pekerjaan. Selain itu juga akan disediakan basecamp di sekitar lokasi pekerjaan untuk memudahkan koordinasi.
Untuk menjamin bahwa pekerjaan perencanaan ini dapat berjalan dengan baik, juga akan diagendakan pertemuan antar pihak yang terkait dalam periode
tertentu dan akan ditentukan kemudian berdasarkan hasil kesepakatan bersama.

2.4 Metode Pelaksanaan


2.4.1 Pekerjaan Persiapan
Lingkup pekerjaan Persiapan ini berkaitan dengan penyusunan strategi penyelesaiaan pekerjaan sehingga dapat dilaksanakan secara tepat waktu,
tepat sasaran, tepat mutu, efisien dan efektif.
Jenis pekerjaannya meliputi :
a. Pemahaman terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK)
b. Persiapan administrasi dan peralatan survai lapangan,
c. Penyusunan program kegiatan
d. Mobilisasi peralatan dan personil
2.4.2 Pekerjaan Survei Pendahuluan
Dilakukan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan penanganan pekerjaan.
Jenis pekerjaannya meliputi :
a. Survei pengukuran lokasi yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang situasi lahan, dimensi, tata letak sarana prasarana, kondisi lingkungan dan sebagainya
b. Survei kondisi fisik yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang kendala pelaksanaan pekerjaan
c. Mencermati desain yang akan direncanakan yang bertujuan untuk mengetahui perencanaan supaya dapat digunakan sebagai acuan melakukan pekerjaan fisik dan pengawasannya.
d. Survei Wawancara dengan maksud untuk menggali permasalahaan maupun hal-hal lain yang perlu penanganan yang berkaitan dengan sarana dan prasarananya.
Teknis pelaksanaan survei dilakukan melalui survai instansional, mempelajari dokumen yang sudah ada dan survei lapangan.
2.4.3 Pengumpulan Data Sekunder
Data yang dikumpulkan meliputi kondisi disekitar lokasi, mempelajari permasalahan dan dicarikan solusinya. Hal ini berkaitan dengan mobilisasi
peralatan dan material yang akan dilakukan oleh pelaksana sehingga tidak mengganggu aktivitas masyarakat sekitar. Hal ini juga untuk mengurangi dampak negatif
dari adanya pelaksanaan kegiatan ini sehingga mengurangi resiko komplain dari masyarakat.
Untuk itu dibutuhkan koordinasi dengan pelaksana dan aparat pemerintah setempat sehingga pemecahan yang dilakuikan bersifat komprehensif.
2.4.4 Pengukuran Topografi
Pengukuran ini akan dilakukan bersama-sama dengan pihak yang bersangkutan baik dari lokasi sekitar yang sifatnya mendampingi dan mengarahkan
agar lokasi yang akan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah dilakukan.
2.4.5 Kompilasi dan Analisis Data
Dari data yang telah diperoleh, dikomparasikan dengan data hasil pengawasan sehingga akan diketahui apakah pengawasan dapat dilaksanakan atau
tidak. Jika terjadi kendala, harus segera dicarikan solusi pemecahan untuk menjamin kelancaran pelaksanaan.
2.4.6 Pengecekan Detail
Pekerjaan ini dilakukan guna memastikan bahwa detail perencanaan benar-benar bisa dilaksanakan dan dipertanggung jawabkan. Jika ditemukan adanya gambar perencanaan yang
tidak dapat dilaksanakan, maka konsultan pengawas harus dapat memberikan solusi pemecahan sehingga pekerjaan tetap dapat dilaksanakan.
2.4.7 Pengecekan Bahan dan Peralatan
Penggunaan bahan yang dicantumkan dalam dokumen pengawasan harus dicek kembali agar dapat dipastikan bahwa bahan dan peralatan ini dapat disediakan oleh pelaksana.
Apabila ditemukan adanya bahan yang tidak dapat disediakan, maka konsultan pengawas harus mencarikan solusi bahan dan peralatan yang bisa disediakan tanpa mengurangi spesifikasi
yang telah ditentukan.
2.4.8 Pengecekan Volume Pekerjaan
Hal ini dilakukan guna memastikan bahwa volume yang tercantum dalam dokumen merupakan volume yang nyata sesuai pelaksanaan. Adanya perbedaan dalam perhitungan
volume harus dikomparasikan dan dicarikan solusi yang tepat sehingga tidak merugikan salah satu pihak. Apabila perhitungan volume dari perencana tidak sesuai, maka harus di
konversikan menjadi pekerjaan lain atas persetujuan pengguna jasa, demikian juga sebaliknya bila ditemukan adanya kekurangan perhitungan volume oleh perencana juga harus
dikonversikan dengan pekerjaan yang lain atas persetujuan pengguna jasa.

2.4.9 Pengawasan
Pengawasan dapat juga diartikan sebagai pendampingan dari konsultan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Konsultan pengawas akan
memberikan advis dan masukan serta menerima saran dari pihak yang ada disekitar lokasi yang akan dibangun serta dari pihak Kecamatan agar pelaksanaannya berjalan lancar.
Untuk menghindari terjadinya penyimpangan ini, perencana akan melakukan pencatatan harian yang berisi tentang pekerjaan yang dilaksanakan oleh pelaksanan, kendala, serta
prestasi pekerjaan. Dan pada periode tertentu dilakukan koordinasi antar pihak yang terkait untuk mengurangi kemungkinan adanya penyimpangan.
Advis dan masukan yang diberikan kepada pelaksanan bukan hanya bersifat teknis, tetapi juga administratif, dan penanganan sosial. Untuk itu dibutuhkan komunikasi yang
intensif antara berbagai pihak yang terkait.

2.5 Pelaporan
Konsultan perencana secara berkala akan menyampaikan laporan kepada pengguna jasa terkait dengan pelaksanaan pekerjaan. Pelaporan ini dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Laporan Pendahuluan
Laporan ini berisi tentang pendahuluan, metodologi dan penugasan personil dan jadual pelaksanaan yang akan digunakan oleh konsultan untuk menyelesaikan pekerjaan. Laporan
ini disampaikan paling lambat 2 minggu setelah SPMK diterima oleh konsultan.
- Laporan Akhir
Merupakan produk akhir dari pekerjaan pengawasan yang berisi tentang pekerjaan yang telah dilaksanakan sampai dengan selesainya pekerjaan.
Dengan mempertimbangkan tinjauan umum pada setiap aspek yang terkait dengan pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Pengawasan - Kegiatan
Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh dengan Luas dibawah 10 (sepuluh) Ha, maka pola pemikiran penanganan pekerjaan secara
diagramatis dapat dilihat pada skema dibawah ini

Kerangka Pikir Pelaksanaan Kegiatan Pengawasan

BAB III
MANEJEMEN KEGIATAN PENGAWASAN
3.1 Penugasan Tenaga Ahli
Tenaga ahli yang bertugas dalam melaksanakan pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Pengawasan - Kegiatan Peningkatan Kualitas Kawasan
Permukiman Kumuh dengan Luas dibawah 10 (sepuluh) Ha tahun anggaran 2021 ini, memiliki tugas dan fungsi yang berbeda sesuai disiplin ilmu yang menjadi
keahliannya.
Untuk menunjang kinerja pekerjaan Jasa Konsultansi Pengawasan komposisi tim yang solid menjadi syarat mutlak selain tentu saja kualifikasi keahlian yang sesuai
dengan bidang pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Komposisi Tim Pelaksana yang akan menangani pekerjaan ini telah disesuaikan dengan kerangka acuan kerja, yaitu tim tenaga ahli yang terdiri dari 1 Orang Team
Leader, 1 Tenaga Ahli Sipil, 8 Orang Pengawas lapangan/Inspector dan 1 orang Administrasi.

3.2 Uraian dan Tanggungjawab Tenaga Ahli


Tugas dan Kewajiban Unsur-unsur Organisasi Konsultan Pengawas pada proyek ini adalah sebagai berikut:
§ Team Leader
§ Memberikan petunjuk kepada tim, dalam melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis segera setelah kontrak fisik ditandatangani.
§ Memberikan petunjuk kepada tim dalam melaksanakan pekerjaan, untuk menyiapkan rekomendasi secara terinci atas usulan desain, termasuk data pendukung yang diperlukan.
§ Menjamin bahwa semua isi dari kerangka acuan pekerjaan ini akan dipenuhi dengan baik yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan major serta pemeliharaan jalan.
§ Bekerjasama dengan pihak pemberi tugas sehubungan dengan pekerjaan.
§ Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan major tidak akan terlambat selama masa mobilisasiuntuk masing-masing paket kontrak dalam menentukanlokasi, tingkat
serta jumlah dari jenis-jenis pekerjaan yang secara khusus disebutkan dalam dokumen kontrak.
§ Membantu tim di lapangan dalam mengendalikankegiatan-kegiatan kontraktor, termasuk pengendalian pemenuhan waktu pelaksanaanpekerjaan.
§ Membantu dan memberikan petunjuk kepada tim di lapangan dalam mencari pemecahan-pemecahan atas permasalahan yang timbul baik sehubungan dengan teknis maupun
permasalahan kontrak.
§ Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan penyelidikan bahan/material baik di lapangan maupun laboratorium serta menyusun rencana kerjanya.
§ Memeriksa hasil laporan pengujian serta analisanya.
§ Bertanggung jawab atas pengujian dan penyelidikan material/bahan di lapangan. Membantu Chief Supervision Engineer dalam melaksanakan tugas. Mengikuti petunjuk -petunjuk
dan persyaratan yang telah ditentukan terutama sehubungan dengan: Inspeksi secara teratur ke paket-paket pekerjaan untuk melakukan monitoringkondisi pekerjaan dan
melakukan perbaikan-perbaikan agar pekerjaan dapat direalisasikan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan. Pemahaman terhadap spesifikasi. Metode
pelaksanaan untuk setiap jenis pekerjaan yang disesuaikan dengan kondisi dilapangan.
§ Membantu Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dalam penyelesaian administrasi kemajuan proyek. Bantuan ini termasuk mengumpulkan data proyek seperti kemajauan pekerjaan,
kunjungan pekerjaan, kunjungan lapangan, rapat-rapat koordinasi dilapangan, data pengukuran kuantitas, pembayaran kepada kontraktor. Semuanya dikumpulkan dalam dalam
bentuk laporan kemajuan bulanan dan memberikan saran-saran untuk mempercepat pekerjaan serta memberikan penyelesaian terhadap kesulitan yang timbul baik secara teknis
maupun kontraktual untuk menghindari keterlambatan pekerjaan.
§ Tenaga Ahli Sipil
§ Memberikan bantuan pengawasan kapada para KPA dan PPK (Pejabat
Pembuat Komitmen)
§ Melakukan koordinasi dan komunkasi dengan peyelenggaraan program
Pembangunan
§ Menjamin pelaksanaan fisik dan spesifikasi teknis pembangunan bangunan.
§ Pembinaan dan pengendalian terhadap pengawas lapangan .
§ Memantau peyampaian pelaporan pembangunan kepada team leader
§ Melakukan konsolidasi laporan penanggung jawab kegiatan dan pengawas
bangunan dalam setiap bulannya.
§ Memberikan saran penanganan apabila ada permasalahan, serta alternatif tindak
lanjut penangananya kepada penyelenggara kegiatan di lapangan
§ Memberikan dukungan teknis, menajemen kepada pengawas bangunan.
§ Melakukan dokumentasi foto-foto pelaksanaan dengan menggunakan kamera
yang berkualitas sehingga hasil dari pengambilan gambar bagus
§ Inspector/Pengawas Lapangan.
§ Mengawasi dan memeriksa hasil pekerjaan yang di Jasa Pemborongan;
§ Mengkoordinasikan Penyedia Jasa Pemborongan berkaitan dengan masalah utilitas umum dan jenis tanah;
§ Membuat sistem pengarsipan yang baik, antara lain : menyimpan tanda terima, dan memeliharanya sebagai catatan tetap, jaminan yang dibutuhkan menurut syarat kontrak yang ada
dalam kegiatan;
§Mempersiapkan As Built Drawing semua pekerjaan sipil termasuk detail-detailnya;
§Melakukan survey selama pelaksanaan berlangsung bekerja sama dengan Spesial Technician untuk mengkonfirmasikan hasil survey dari Penyedia jasa Pemborongan;
§Mencatat jadwal progres yang up to date dan membantu Pejabat Pembuat Komitmen dengan data pembayaran dan fisik pada saat diperlukan;
§Mengawasi pekerjaan pembangunan dan perbaikan, dan lain-lain dan membantu mengambil keputusan yang cepat dan tepat apabila terjadi penyimpangan; Melaksanakan dan
melaporkan tentang PHO.
§ Administrasi Proyek
§ Memastikan semua data proyek diinput ke komputer
§ Memastikan Dokumentasi dari kegiatan proyek berjalan dengan baik dan lancar
§ Memastikan semua inventory kantor terjaga dengan baik
§ Memastikan semua reimburstment / klaim ke kantor pusat terorganisir secara
faktual.
§ Memastikan dokumentasi surat jalan berjalan dengan lancar
§ Memastikan laporan absensi dan lembur ada
§ Memastikan kalau laporan bulanan ada
§ Memastikan semua dokumen terduplikasi dan terjaga dengan baik.

BAB IV
PENUTUP
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai laporan pendahuluan Belanja Jasa Konsultansi Pengawasan - Kegiatan Peningkatan Kualitas Kawasan
Permukiman Kumuh denga Luas dibawah 10 (sepuluh) Ha, masih banyak kekurangan yang harus di sempurnakan di laporan pendahuluan ini. Namun semoga hasil
ini dapat menjadi pertimbangan dalam proses di tahap selanjutnya.
Maka dalam hal tersebut kami mohon masukan dan saran yang secara teknis kami perlukan untuk memberikan hasil/ keluaran yang sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang telah digariskan dalam Kerangka Acuan Kerja.

Anda mungkin juga menyukai