KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga kami bisa menyelesaikan laporan
akhir Belanja Jasa Konsultansi Pengawasan – Kegiatan Peningkatan Kualitas Kawasan Pemukiman Kumuh dengan Luas dibawah 10 (sepuluh)
Ha ini dengan baik.
Laporan Pendahuluan ini telah disusun dengan maksimal sesuai dengan kegiatan pengawasan yang akan dilaksanakan oleh tim konsultan pengawas
dengan memperhatikan seluruh aspek prosedural dan peraturan yang berlaku sesuai dengan pedoman.
Laporan ini juga sudah mendapatkan berbagai masukan sehingga memudahkan kami dalam melakukan penyusunan. Untuk itu kami ucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang ikut terlibat dalam penyusunan laporan ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Kami sadar dalam penyusunan laporan Pendahuluan ini masih terdapat kekurangan, namun semoga laporan pengawasan ini dapat dijadikan referensi
dalam kegiatan selanjutnya. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan, sehingga dalam penulisan pelaporan selanjutnya dapat lebih baik.
Konsultan Pengawas
CV. …………..
direktur
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Sasaran Kegiatan
1.4 Lingkup Pekerjaan
1.5 Lokasi Pekerjaan
1.6 Waktu Pelaksanaan
BAB II
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
2.1 Umum
2.2 Metode Pendekatan
2.3 Strategi Pelaksanaan
2.4 Metode Pelaksanaan
2.5 Pelaporan
BAB III
MANEJEMEN KEGIATAN PENGAWASAN
3.1 Penugasan Tenaga Ahli
3.2 Uraian dan Tanggungjawab Tenaga Ahli
BAB IV
PENUTUP
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan atau peningkatan kualitas di kawasan permukiman kumuh merupakan salah satu sektor pembangunan yang paling dibutuhkan di Kabupaten
Cirebon karena untuk mencapai kondisi masa depan yang diinginkan dengan memanfaatkan kondisi yang ada semaksimal mungkin dan meminimalkan dampak
negatif terhadap lingkungan fisik dan sosial. Pembangunan atau peningkatan yang merata di seluruh wilayah Kabupaten Cirebon merupakan hal mutlak untuk
mengatasi kekumuhuhan yang sudah ada dan juga untuk mencegah tumbuhnya kekumuhan baru.
Indikator kumuh yang dijadikan acuan yaitu : (1) Jalan Lingkungan, (2) drainase lingkungan, (3) penyediaan air bersih/minum, (4) pengelolaan sampah, (5)
pengelolaan air limbah, (6) pengamanan kebakaran, (7) ruang terbuka hijau.
Beberapa indikator diatas sesuai dengan permasalahan yang banyak terjadi didaerah kabupaten cirebon, misalnya masalah banjir, akses jalan yang kurang
baik, pengelolaan sampah yang kurang baik dan lain-lain. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya sampah yang dibuang di saluran drainase yang sudah penuh
dengan tumpukan sampah sehingga aliran air menjadi tersumbat.
Pembangunan atau peningkatan kualitas dikawasan permukiman kumuh ini tentu akan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dengan adanya
pembangunan peningkatan kualitas ini diharapkan masyarakat akan lebih menyadari tentang manfaat lingkungan yang bersih, tahu bagaimana cara mengelola
lingkungan, tahu mengenai bahaya yang dapat ditimbulkan jika lingkungannya kumuh, dan tahu bagaimana cara mencegah lingkungan tersebut agar tidak menjadi
kumuh.
Pemerintah Kabupaten Cirebon melalui Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Cirebon terus berupaya untuk mengatasi
kekumuhan yang sudah ada dan mecegah tumbuhnya kekumuhan baru, khususnya jalan lingkungan Permukiman Perdesaan dan Drainase. Seiring bertambahnya
penduduk dan pertumbuhan wilayah, serta untuk mewujudkan peningkatan kualitas prasarana dasar lingkungan permukiman, namun sampai saat ini penanganan
pembangunan jalan lingkungan Permumiman Perdesaan dan Drainase ini belum dapat dilakukan secara optimal dengan sistem pengelolaan yang baik.
Mengingat sifat pekerjaan dan skala pencapaian, diperlukan kolaborasi multi-pihak antara Pemerintah mulai tingkat pusat sampai dengan tingkat
kelurahan/desa, pihak swasta, masyarakat, dan pihak terkait lainnya. Pelibatan berbagai pihak secara kolaboratif diharapkan memberikan berbagai dampak positif,
antara lain meningkatkan komitmen pemerintah daerah dalam pencapaian Kabupaten yang layak huni, meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab
masyarakat dalam memanfaatkan dan memelihara hasil pembangunan, menjamin keberlanjutan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat dan swasta terhadap
Pemerintah.
Untuk itu guna mencapai pembangunan yang sesuai dengan spesifikasi teknis dan mempertimbakan seluruh aspek dari dampak lingkungan, pemda selaku
motor penggerak (nahkoda) perlu melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak, dalam hal ini contohnya pelibatan pihak swasta yang berkompeten untuk
melakukan pengawasan terhadap pembangunan yang dilaksanakan sehingga tercipta pebangunan yang sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Adapun secara umum, fungsi pengawasan terhadap kontruksi fisik bangunan Negara adalah sebagai berikut:
a) Setiap pelaksanaan konstruksi fisik bangunan gedung negara yang dilakukan oleh kontraktor pelaksana harus mendapatkan pengawasan secara teknis di
lapangan, agar rencana teknis yang telah disiapkan dan digunakan sebagai dasar pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung tepat mutu, tepat waktu, tepat biaya,
dan tertib administrasinya.
b) Pelaksanaan pengawasan lapangan harus dilakukan oleh penyedia jasa konsultan pengawasan yang kompeten, dan dilakukan secara penuh waktu dengan
menempatkan tenaga-tenaga ahli pengawasan di lapangan sesuai kebutuhan dan kompleksitas pekerjaan.
c) Konsultan pengawas bertujuan secara umum mengawasai pekerjaan konstruksi, dari segi masukan, proses dan produk kegiatan.
d) Kinerja pengawasan lapangan sangat ditentukan oleh kualitas komitmen dan intensitas pengawasan, serta yang secara menyeluruh dapat melakukan
kegiatannya berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah disepakati.
2. Kepuh Palimanan
3. Semplo Palimanan
4. Warugede Depok
5. Waruroyom Depok
7. Danamulya Plumbon
9. Dawuan Tengahtani
BAB II
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
2.1 Umum
Metode pelaksanaan yang dipakai untuk mencapai sasaran pekerjaan yang sistematis, tepat guna dan tepat waktu. Metode kerja berupa program kerja
yang diklasifikasikan sesuai dengan jenis-jenis kegiatan dan tahapan pekerjaan yang akan dilakukan. Program kerja yang tersusun secara konseptual, sistematis dan
terkendali ini akan menjamin kelancaran kegiatan pekerjaan pengawasan.
A. Dasar Hukum
Undang- undang dan Peraturan Pemerintah Tentang Pembangunan Jalan :
1. Undang-undang RI No 38 Tahun 2004 Tentang Jalan
2. Undang-undang Nmor 22 tahun 2009 Tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan
3. Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 Tentang Jalan
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 19/PRT/M/2011 Tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
§ Selain kriteria umum di atas, untuk pekerjaan pengawasan berlaku pula ketentuan-ketentuan seperti standar, pedoman dan peraturan yang berlaku antara lain:
a. Ketentuan yang diberlakukan untuk pekerjaan kegiatan yang bersangkutan yaitu Surat Perjanjian Pekerjaan Pelaksanaan beserta kelengkapannya, dan
ketentuan-ketentuan sebagai dasar perjanjiannya.
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 19/PRT/M/2011 Tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
c. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat yang berkaitan dengan lokasi dan ruang lingkup pekerjaan yang bersangkutan.
2.4.9 Pengawasan
Pengawasan dapat juga diartikan sebagai pendampingan dari konsultan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Konsultan pengawas akan
memberikan advis dan masukan serta menerima saran dari pihak yang ada disekitar lokasi yang akan dibangun serta dari pihak Kecamatan agar pelaksanaannya berjalan lancar.
Untuk menghindari terjadinya penyimpangan ini, perencana akan melakukan pencatatan harian yang berisi tentang pekerjaan yang dilaksanakan oleh pelaksanan, kendala, serta
prestasi pekerjaan. Dan pada periode tertentu dilakukan koordinasi antar pihak yang terkait untuk mengurangi kemungkinan adanya penyimpangan.
Advis dan masukan yang diberikan kepada pelaksanan bukan hanya bersifat teknis, tetapi juga administratif, dan penanganan sosial. Untuk itu dibutuhkan komunikasi yang
intensif antara berbagai pihak yang terkait.
2.5 Pelaporan
Konsultan perencana secara berkala akan menyampaikan laporan kepada pengguna jasa terkait dengan pelaksanaan pekerjaan. Pelaporan ini dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Laporan Pendahuluan
Laporan ini berisi tentang pendahuluan, metodologi dan penugasan personil dan jadual pelaksanaan yang akan digunakan oleh konsultan untuk menyelesaikan pekerjaan. Laporan
ini disampaikan paling lambat 2 minggu setelah SPMK diterima oleh konsultan.
- Laporan Akhir
Merupakan produk akhir dari pekerjaan pengawasan yang berisi tentang pekerjaan yang telah dilaksanakan sampai dengan selesainya pekerjaan.
Dengan mempertimbangkan tinjauan umum pada setiap aspek yang terkait dengan pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Pengawasan - Kegiatan
Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh dengan Luas dibawah 10 (sepuluh) Ha, maka pola pemikiran penanganan pekerjaan secara
diagramatis dapat dilihat pada skema dibawah ini
BAB III
MANEJEMEN KEGIATAN PENGAWASAN
3.1 Penugasan Tenaga Ahli
Tenaga ahli yang bertugas dalam melaksanakan pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Pengawasan - Kegiatan Peningkatan Kualitas Kawasan
Permukiman Kumuh dengan Luas dibawah 10 (sepuluh) Ha tahun anggaran 2021 ini, memiliki tugas dan fungsi yang berbeda sesuai disiplin ilmu yang menjadi
keahliannya.
Untuk menunjang kinerja pekerjaan Jasa Konsultansi Pengawasan komposisi tim yang solid menjadi syarat mutlak selain tentu saja kualifikasi keahlian yang sesuai
dengan bidang pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Komposisi Tim Pelaksana yang akan menangani pekerjaan ini telah disesuaikan dengan kerangka acuan kerja, yaitu tim tenaga ahli yang terdiri dari 1 Orang Team
Leader, 1 Tenaga Ahli Sipil, 8 Orang Pengawas lapangan/Inspector dan 1 orang Administrasi.
BAB IV
PENUTUP
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai laporan pendahuluan Belanja Jasa Konsultansi Pengawasan - Kegiatan Peningkatan Kualitas Kawasan
Permukiman Kumuh denga Luas dibawah 10 (sepuluh) Ha, masih banyak kekurangan yang harus di sempurnakan di laporan pendahuluan ini. Namun semoga hasil
ini dapat menjadi pertimbangan dalam proses di tahap selanjutnya.
Maka dalam hal tersebut kami mohon masukan dan saran yang secara teknis kami perlukan untuk memberikan hasil/ keluaran yang sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang telah digariskan dalam Kerangka Acuan Kerja.