1. Contoh Kasus norma hukum dan norma susila berserta solusinya
Jawabannya: kasus pelanggaran hukum dan norma susila memang sering terjadi dan menjadi topik yang menarik untuk di bahas Adapun kasus yang saya ambil yaitu: Kasus pelanggaran norma hukum( kasus E-KTP yang terjadi pada tahun 2017 yang melibatkan Ketua DPR Setya Novanto (Setnov) Adapun solusi yang saya berikan untuk kasus korupsi ini yaitu 1. Pelaku korupsi harus menjalani hukuman yang lebih berat 2. Dan menjalani pendidikan Anti korupsi yang lebih baik agar tidak mengulang lagi kasus yang sama karena kasus korupsi ini dapat merugikan diri sendiri Link berita ( https://amp.kompas.com/nasional/read/2023/12/05/07313501/jokowi-angkat- bicara-soal-dugaan-intervensi-kasus-e-ktp-6-tahun-lalu)
Contoh Kasus Norma Susila
Adapun kasus yang saya ambil yaitu : Mahasiswa Lecehkan teman wanitanya saat KKN Adapun solusi yang saya berikan untuk kasus pelecehan seksual ini yaitu 1. Pelaku harus menjalani yang namanya pendidikan seks yang lebih baik agar sadar dari apa yang ia lakukan itu hal yang tidak wajar dan dapat merugikan dirinya sendiri serta membuat keluarganya. Link berita (https://www.detik.com/sulsel/hukum-dan-kriminal/d-7030721/buntut- panjang-mahasiswa-makassar-lecehkan-teman-wanitanya-saat-kkn) 2. Proses perumusan dasar negara sampai pada penetapan Pancasila Jawabannya: Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang dipilih menjadi falsafah hidup bangsa. Dasar negara tersebut dirumuskan oleh leluhur bangsa melalui proses yang panjang. Dalam proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, ada sejumlah sidang serta diskusi yang dilakukan. Proses tersebut diawali melalui sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan (BPUPKI). BPUPKI mengadakan sidang pertama persiapan kemerdekaan Indonesia pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945. Dalam sidang tersebut, sejumlah tokoh kemerdekaan mengemukakan pendapatnya mengenai dasar negara Indonesia. Berikut usul dasar negara yang diajukan. Dasar negara yang diusulkan Soepomo Persatuan Kekeluargaan Keseimbangan lahir dan batin Musyawarah Keadilan rakyat Dasar negara yang diusulkan Moh. Yamin Peri Kebangsaan Peri Kemanusiaan Peri Ketuhanan Peri Kerakyatan Kesejahteraan rakyat Dasar negara yang diusulkan Soekarno Kebangsaan Indonesia atau Nasionalisme Peri Kemanusiaan (Internasionalisme) Mufakat atau demokrasi Kesejahteraan Sosial Ketuhanan yang Maha Esa Setelah sidang pertama BPUPKI selesai, badan kepanitiaan persiapan kemerdekaan Indonesia itu mengambil masa reses. Dalam masa reses tersebut, sejumlah anggota BPUPKI melakukan perumusan kembali yang kemudian disebut sebagai Panitia Sembilan. Adapun anggota Panitia Sembilan itu adalah Ki Bagus Hadikusuma, Kyai Haji Wakhid Hasyim, Muhammad Yamin, Ahmad Subarjo, Mr. AA. Maramis, Abdul Kahar Muzakir, Abikusno Cokrosuyoso, Moh. Hatta, H. Agus Salim dan Sukarno sebagai ketua. Pembentukan Panitia Sembilan ini memiliki tujuan untuk menjembatani perbedaan pendapat yang ada dalam sidang sebelumnya. Pada tanggal 22 Juni 1945, kepanitiaan kecil tersebut berhasil merumuskan dasar negara yang sudah melalui persetujuan berbagai pihak terkait. Hasil rumusan tersebut dinamakan Piagam Jakarta atau Djakarta Charter. Hasil rumusan tersebut kemudian diumumkan dalam sidang kedua BPUPKI pada tanggal 10 Juli 1945. Kemudian rumusan Piagam Jakarta disetujui untuk dijadikan rancangan dasar hukum atau Undang-undang Dasar negara yang setelah itu diambil alih oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengesahkan pembukaan dan hukum dasar negara sebagai konstitusi yang kemudian dinamakan menjadi UUD 1945. Pada isi pembukaan UUD 1945, terdapat 5 butir dasar negara yang terletak pada alinea ke empat. Sejak itulah, dasar negara Indonesia yang kita kenal hingga kini telah ditetapkan. Dasar negara tersebut kemudian disebut dengan Pancasila berdasarkan jumlah isinya.
3. Adapun solusi yang harus dilakukan dalam penyelesaian kasus di Ambon
Adapun solusinya yaitu: 1. Agar tidak lagi terjadi percekcokan seperti yang terjadi di Ambon solusinya adalah kita menganalisis dulu apa yang sebenarnya terjadi dan membicarakan dengan baik” atau melakukan mediasi atau dialog 2. Melakukan perjanjian 3. Melakukan rekonsiliasi dan pemulihan 4. Menjalani pendidikan dan promosi toleransi untuk mencegah terjadinya kembali konflik seperti ini di masa depan oleh karena itu menjalani pendidikan dan promosi toleransi antar agama menjadi sangat penting