Anda di halaman 1dari 10

Pengembangan Media Monopoli Suku dan Agama

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN “MONOPOLI SUKU DAN AGAMA”


TEMA INDAHNYA KERAGAMAN DI NEGERIKU UNTUK SISWA KELAS 4 DI SDN
SANDINGROWO TUBAN

Sasmita Prakasa
PGSD, FIP, Universitas Negeri Surabaya, sasmita.17010644208@mhs.unesa.ac.id

M. Husni Abdullah
PGSD, FIP, Universitas Negeri Surabaya, husniabdullah@unesa.ac.id

Abstrak
Pengembangan media Monopoli Suku dan Agama dilatar belakangi karena kurang maksimalnya peserta
didik dalam memahami materi pembelajaran tema 7 subtema 1 di kelas IV. Tujuan penelitian untuk
mendeskripsikan pengembangan media pembelajaran Monopoli Suku dan Agama yang layak dan
mengetahui tingkat kelayakannya pada peserta didik. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan
yang menggunakan model ADDIE dengan tahapan: (1) Analyze, (2) Design, (3) Development, (4)
Implementation, (5) Evaluation. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah lembar wawancara,
lembar observasi, dan lembar validasi ahli. Hasil presentase uji validasi ahli media mencapai 86,15%
dengan kategori sangat baik yang berarti sangat valid dan ahli materi mencapai 86,67% dengan kategori
sangat baik yang berarti sangat valid. Dari hasil analisis tersebut, bisa disimpulkan media Monopoli Suku
dan Agama “Monosuka” sangat layak digunakan untuk pembelajaran pada tema 7 subtema 1 di kelas IV.
Kata Kunci: Monopoli Suku dan Agama, tema 7, subtema 1

Abstract
The background of the development of the Monopoly of Ethnics and Religions media is due to the lack of
optimality of students in understanding the learning material on theme 7 sub-theme 1 in class IV. The
research objective was to describe the development of the appropriate Ethnics and Religions Monopoly
learning media and to find out the feasibility level for students. This type of research is a development
research using the ADDIE model with the following stages: (1) Analyze, (2) Design, (3) Development,
(4) Implementation, (5) Evaluation. The instruments used in the study were interview sheets, observation
sheets, and expert validation sheets. The percentage results of the validation test of media experts reached
86.15% with the very good category which means very valid and the material expert reached 86.67% with
the very good category which means very valid. From the results of this analysis, it can be concluded that
the Monopoly of Ethnics and Religions media "Monosuka" is very suitable to be used for learning on
theme 7 sub-theme 1 in grade IV.
Keywords: Monopoly of Ethnics and Religions, theme 7, subtheme 1

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan faktor utama untuk Kurikulum di Indonesia bersifat dinamis untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan tujuan mengimbangi peradaban dari masa ke masa. Kurikulum
memajukan suatu bangsa sehingga dapat bersaing secara 2013 merupakan kurikulum terbaru yang sedang
global. Dalam bidang pendidikan, manusia dapat digunakan saat ini. Dalam kurikulum 13 menekankan
memperluas pengetahuannya, semakin luas pengetahuan pada kompetensi peserta didik dalam ranah sikap,
yang dimiliki manusia maka semakin tinggi kualitas
i i i
pengetahuan, dan keterampilan. Proses pencapaian ketiga
Sumber Daya Manusia yang dimilikinya.
i i i
ranah tersebut dilakukan dalam pembelajaran dengan
Pendidikan di sekolah membutuhkan kurikulum menggunakan pendekatan pembelajaran tematik terpadu.
sebagai pedoman untuk melaksanakan proses belajar yang Model pembelajaran tematik merupakan
i i

terencana dengan baik sehingga mampu mencapai tujuan model pembelajaran yang menggunakan sistem tema , di
i i i i i

pendidikan yang telah ditetapkan. Seiring perkembangan dalam tema tersebut terdapat beberapa subtema berisi
i i i i

zaman, di Indonesia telah terjadi beberapa pergantian mata pelajaran yang berhubungan satu sama lain.
kurikulum.
1683
JPGSD. Volume 09. No 02 Tahun 2021, 1683-1692

Pembelajaran tematik sendiri memiliki karakteristik yang Negeriku salah satunya pada subtema Keragaman Suku
i i i i

membedakannya dengan model pembelajaran lain. Bangsa dan Agama di Negeriku yang berisi materi
i i i i i i

Menurut Abdul Majid (2014:87-88) pembelajaran tematik tentang lagu daerah, suku bangsa , bahasa daerah, agama,
i i i i

terpadu memiliki karakteristik yaitu: Berpusat pada peserta gaya, dan ide pokok. Kesulitan yang muncul disebabkan
didik (student centered), memberikan peserta didik media pembelajaran yang belum tepat. Media yang
pengalaman langsung, pemisahan mata digunakan kurang bervariasi dan menarik bagi peserta didik
pelajaran,.menyajikan suatu konsep dari berbagai mata karena hanya menggunakan gambar, video, atau buku tema
pelajaran, bersifat fleksibel, dan menggunakan prinsip saja.
belajar sambil bermain dan menyenangkan. Penggunaan media gambar, video, atau buku tema
Menurut Kemendikbud (2013:193) pembelajaran saja menyebabkan kegiatan pembelajaran bersifat
tematik terpadu memiliki tujuan: (1) Fokus pada satu tema monoton dan pasif. Peristiwa ini sesuai dengan wawancara
atau topik tertentu, (2) Mempelajari pengetahuan dan yang telah dilakukan pada guru kelas IV, peserta didik
mengembangkan kompetensi berbagai mata pelajaran banyak yang cepat merasa bosan saat pembelajaran karena
dalam suatu tema yang sama, (3) Pemahaman lebih kurang melibatkan peserta didik. Dalam hal ini guru sudah
berkesan dan mendalam pada materi pembelajaran, (4) menggunakan metode pembelajaran yang dapat
Melalui pengalaman pribadi menghubungkan berbagai mata melibatkan peserta didik untuk aktif tetapi karena
pelajaran untuk mengembangkan kompetensi berbahasa karakteristik peserta didik yang cenderung malu sehingga
yang baik, (5) Dengan berkomunikasi secara nyata melalui proses pembelajaran tidak dapat dilaksanakan dengan
bertanya, bercerita, menulis sekaligus belajar mata maksimal. Peristiwa tersebut berbanding terbalik dengan
pelajaran lain peserta didik dapat lebih bersemangat dalam konsep kurikulum 13 yang menuntut peserta didik lebih
pembelajaran, (6) Materi yang disajikan dalam tema yang aktif dalam melaksanakan pembelajaran.
jelas dapat membuat peserta didik lebih merasakan manfaat Tersedianya media pembelajaran dapat menjadi
dan makna belajar, (7) Menghemat waktu pembelajaran solusi permasalahan tersebut. Dengan menggunakan
karena mata pelajaran dengan dipersiapkan dan diberikan media diharapkan proses belajar dapat berjalan dengan
dalam 2 sampai 3 pertemuan atau lebih dan atau pengayaan, baik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Di sisi
(8) Mengembangkan dan menumbuhkan nilai budi pekerti lain perlu diingat bahwa setiap materi yang akan
dan moral peserta didik dengan mengangkat nilai budi disampaikan guru pada peserta didik tidak selalu cocok
pekerti berdasarkan situasi dan kondisi. menggunakan media yang sama, guru harus dapat
Dalam proses pembelajaran, penerapan model menyesuaikan media apa yang tepat untuk digunakan
pembelajaran tematik tidak selalu dapat berjalan dengan sehingga peserta didik mampu memahami materi dengan
lancar Menurut Hernawan dan Novi, (2009:1-5), kendala mudah dan membantu peserta didik dalam
pembelajaran tematik adalah: (1) Tidak semua kompetensi mengembangkan aspek afektif, kognitif, dan psikomotor
dasar yang terdapat pada KTSP dapat dipasukan, (2) Jika yang dimiliknya. Penggunaan media yang tepat dalam
tidak ditunjang sarana prasana yang dibutuhkan saat pembelajaran dapat membantu proses pembelajaran
pelaksanaan pembelajaran tematik, kegiatan belajar tidak menjadi lebih efektif. Pernyataan tersebut sesuai dengan
mampu berjalan dengan baik sehingga berpengaruh pada yang dikemukakan oleh Arsyad (1997:2) Media
hasil belajar peserta didik, (3) Belum semua guru sekolah pembelajaran adalah sebuah alat komunikasi yang
dasar sudah paham dengan konsep pembelajaran tematik mempunyai tujuan untuk mengefektifkan proses belajar
secara keseluruhan. Kendala yang ada tersebut dapat mengajar.
mengakibatkan munculnya masalah dalam pembelajaran. Di sekolah penggunaan media yang menarik dan
Permasalahan yang sering muncul dapat berupa bervariatif masih belum mendapat perhatian dari sebagian
lemahnya kegiatan pembelajaran, akibatnya peserta didik guru, karena mengganggap bahwa membuat media hanya
kurang mendalam dalam memahami materi. Kehadiran menambah pekerjaan terhadap pembelajaran yang
guru diharapkan mampu memberikan solusi yang tepat dilakukan, padahal media pembelajaran sendiri termasuk
terhadap permasalahan-permasalahan yang muncul saat komponen penting dalam pelaksanaan kegiatan belajar.
pembelajaran, sehingga peserta didik dapat Media merupakan alat yang digunakan untuk
mengembangakan kreativita dan potensinya dengan baik. menyampaikan informasi atau pesan dari sumber
Berdasarkan dari wawancara pada tanggal 11 informasi ke penerima informasi. Menurut Suprapto
November 2020 dengan guru kelas IV di SDN (2013:38) Media pembelajaran adalah segala sesuatu
i i i

Sandingrowo diperoleh data bahwa terjadi kesulitan dalam yang dapat dijadikan media komunikasi guru dengan
i i i ii i

mengajarkan matteri pada tema Indahnya Keragaman di


i i i menarik perhatian dan minat peserta didik yang
i i i i

1684
Pengembangan Media Monopoli Suku dan Agama

kemudian dapat mencapai tujuan


i i i pembelajaran yang tepat untuk menumbuhkan semangat dan antusiasme
telah ditetapkan. peserta didik dalam pembelajaran. Dengan demikian
Menurut Satrianawati (2018:10) Media pembelajaran materi pembelajaran akan lebih mudah dipahami. Jika
dibagi menjadi (1) Media visual, merupakan media yang peserta didik mampu memahami materi yang
dapat dijangkau dengan memerlukan bantuan indera disampaikan oleh guru maka tujuan pembelajaran yang
penglihatan. Contohnya : Media gambar, poster, komik, telah ditetapkan akan tercapai. Guru yang mampu
buku, majalah, dan sebagainya. (2) Media audio, mencapai tujuan pembelajaran dianggap telah berhasil
merupakan media yang menggunakan alat indera dalam melaksanakan proses pembelajaran.
pendengaran untuk menjangkaunya. Contohnya : Musik, Penggunaan media yang tidak asing lagi bagi
radio, kaset suara/CD, alat musik. dll. (3) Audio visual, peserta didik tentunya akan mempermudah peserta didik
merupakan media yang mengandalkan indera penglihatan dalam menggunakan suatu media. Salah satunya dengan
dan pendengaran karena media ini dapat dilihat dan memodifikasi permainan monopoli untuk media dalam
didengar secara bersamaan. Contohnya : Film, drama, pembelajaran. Permainan monopoli berasal dari Amerika
televisi, pementasan, dll. (5) Multimedia, merupakan segala serikat dan penemunya bernama Elizabeth Magie.
jenis media yang tergabung menjadi satu. Contohnya : Permainan monopoli tidak asing lagi di kalangan anak-
Internet, pembelajaran dengan mengunakan internet berarti anak, remaja, ataupun dewasa. Di lingkungan rumah
mengaplikasikan semua jenis media yang tersedia termasuk maupun di sekolah permainan ini sering dimainkan,
pembelajaran jarak jauh. permainan ini dapat melatih jiwa kompetitif dan sportif.
Setiap jenis media tidak dapat menunjang semua Permainan monopoli sebagai media pembalajaran
materi pembelajaran. Dalam menggunakan media harus diharapkan mampu dikembangkan lebih berbeda bagi
memperhatikan karakteristik peserta didik dan materi yang peserta didik dan guru.
akan diajarkan, apakah sudah sesuai mennggunakan media Berdasarkan dengan masalah yang terjadi pada
tersebut atau tidak. Sehingga fungsi media dapat berfungsi pembelajaran di kelas IV tersebut maka media
sengan baik. Menurut Sumiharsono (2017:10-11) Secara pembelajaran Monopoli Suku dan Agama “Monosuka”
umum fungsi media pembelajaran yaitu : Menghindari merupakan salah satu solusi yang dapat dikembangkan
maksud isi pesan yang ambigu agar tidak bersifat verbalitas untuk mengatasi permasalahan tersebut.
saja, terciptanya interaksi langsung antara peserta didik Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan
i i i

dengan sumber belajar sehingga menciptakan semangat pengembangan media Monopoli Suku dan Agama yang
i i i i

belajar, memberikan pengalaman dan persepsi dengan layak dan untuk mengetahui tingkat kelayakan media
i i i ii

rangsangan yang sama, merangsang peserta didik untuk Monopoli Suku dan Agama Tema Indahnya Keragaman
i i i i i

belajar mandiri berdasarkan bakat dan kemampuan visual, Di Negeriku pada SubTema Keragaman Suku Bangsa
i i i i

kinestetiknya, dan auditorinya, serta mengatasi terjadinya dan Agama di Negeriku untuk siswa kelas IV SD
i i i i i i

keterbatasan waktu, ruang, daya indera, dan tenaga. Sandingrowo Tuban. i

Tidak ada media pembelajaran yang terbaik, tetapi


terdapat media yang tepat guna dalam pembelajaran. Untuk METODE
mendapatkan kualitas media pembelajaran yang baik dan Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan
i i i

memberikan pengaruh signifikan ketika proses atau biasa disebut dengan penelitian dan pengembangan
i i i i i

pembelajaran, maka perlu memperhatikan pemilihan dan ( Research


i and Development /R&D ). Penelitian i i i

perencanaan penggunaan media pembelajaran. Pemilihan pengembangan bertujuan untuk menghasilkan produk
i i i

media pembelajaran yang tepat akan menjadikan media baru atau mengembangkan dan menyempurnakan
i i i

pembelajaran lebih efektif dan tepat guna saat digunakan. produk yang sudah ada agar lebih efektif dan relevan
i i

Arsyad (2013:74) mengungkapkan bahwa kriteria dalam untuk digunakan. Model yang digunakan dalam penilitian
pemilihan media pembelajaran bersumber dari konsep ini adalah model ADDIE. Prosedur dalam model ADDIE
bahwa media pembelajaran adalah bagian dari suatu sistem dilakukan dalam 5 tahap yaitu analyze, design , i i i i i

instruksional secara keseluruhan. Kriteria dalam pemilihan development , implementation, dan evaluation. Tetapi
i i i i i

media yang perlu diperhatikan adalah media sesuai dengan dalam penelitian ini tahap implementation pada peserta
i i i i

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, tepat dalam didik tidak dapat dilaksanakan karena kondisi lingkungan
mendukung materi pembelajaran, bersifat luwes, praktis, yang belum memungkinkan akibat pandemi Covid-19.
dan bertahan, serta yang paling utama guru terampil dalam analyze merupakan tahapan yang fokus pada sasaran
menggunakan media tersebut. menganalisis permasalahan, menganalisis kebutuhan
Penggunaan media pembelajaran dengan konsep peserta didik, dan tercapainya penelitian yang akan
belajar sambil bermain merupakan salah satu cara yang dilakukan. Proses analisis dilakukan dalam 3 tahap. tahap

1685
JPGSD. Volume 09. No 02 Tahun 2021, 1683-1692

pertama, analisis kebutuhan yang dilaksanakan melalui Tetapi karena saat ini kondisi Negara Indonesia dilanda
observasi awal dan wawancara untuk mengetahui kondisi Covid-19, maka implementasi media belum dapat
awal peserta didik pada pembelajaran, keadaan media dilaksanakan.
yang digunakan pada pembelajaran, dan fasilitas sekolah Evaluation merupakan tahap yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga peneliti dapat untuk mengukur kevalidan media pengembangan. Tahap
memilih media pembelajaran yang tepat untuk digunakan evaluasi merupakan proses menilai dan menganalisis
sesuai kondisi peserta didik. Tahap selanjutnya, analisis produk yang telah divalidasi dan diimplementasikan, akan
materi yang dilakukan untuk menemukan kesulitan materi tetapi karena tidak dapat melaksankan tahap implementasi
yang dihadapi peserta didik untuk digunakan dalam bahan dalam penelitian ini, peneliti berfokus untuk mengukur
membuat media. Tahap terakhir merupakan analisis kevalidan media pegembangan saja. melalui tahap
media yang dilakukan untuk menentukan media evaluasi peneliti dapat mengetahui apakah masih ada
pembelajaran yang tepat dan mencukupi pada materi kekurangan atau tidak. Apabila media tidak
pembelajaran. membutuhkan revisi lagi, selanjutnya media layak untuk
Design merupakan tahapan yang fokus pada digunakan.
penentuan konten, sasaran, pemilihan media pembelajaran, Sumber data penelitian ini adalah dosen ahli media
materi pembelajaran, dan perencanaan pembelajaran. Pada dan dosen ahli materi yang memiliki kriteria pendidikan
tahap desain peneliti menentukan desain yang digunakan i minimal S2 dosen program studi Pendidikan Guru
untuk mengembangkan media pembelajaran. Pada tahap
i i i i i Sekolah Dasar Universitas Negeri Surabaya dan ahli
ini media didesain sesuai dengan hasil yang diperoleh pada
i i i dalam bidangnya.
tahap analyze. Pada penelitian pengembangan Monopoli Suku dan
Development merupakan tahapan untuk Agama “Monosuka” menggunakan teknik pengumpulan
merealisasiakan desain yang telah dibuat sebelumnya oleh data berupa wawancara, observasi, dan uji validasi ahli
peneliti. Setelah membuat desain, peneliti menyusun bahan- media dan ahli materi. (1) Wawancara pada penelitian ini
bahan untuk kemudian dirancang berdasarkan prosedur proses wawancara dilaksanakan secara semistruktur.
pembuatan media. Setelah pembuatan media selesai Subjek yang diwawancara adalah guru kelas IV SDN
dilanjutkan dengan memeriksa kembali media tersebut Sandingrowo Tuban. Kegiatan wawancara bertujuan
sebelum divalidasi. Produk media yang sudah sesuai siap mengetahui permasalahan awal pada penelitian. Kisi-kisi
melalui tahap uji validasi. Langkah berikutnya, Pembuatan indikator yang digunakan pada penelitian ini meliputi
lembar angket validasi yang ditujukan untuk para ahli yang proses pembelajaran, metode pembelajaran, sarana dan
diberikan setelah penggunaan media. Lembar angket dibuat prasarana, kendala dalam proses pembelajaran,
berdasarkan kisi-kisi yang sudah ditentukan. Lembar angket ketersediaan media pembelajaran, dan harapan untuk
validasi ahli media berisi aspek penggunaan warna, media baru. Kisi-kisi tersebut kemudian dikembangkan
penggunaan kata atau bahasa, grafis, dan desain. Lembar
i i i i i i oleh peneliti ketika wawancara pada guru sehingga data
angket validasi ahli materi berisi aspek pembelajaran ,
i i i yang dibutuhkan maksimal, (2) Observasi pada penelitian
kurikulum , isi materi , interaksi, umpan balik, dan
i i i i i i i ini observasi dilakukan secara terus terang atau tersamar.
penanganan kesalahan . Setelah pembuatan lembar validasi,
i i Kisi-kisi instrumen observasi digunakan sebagai dasar
langkah selanjutnya merupakan uji validasi media oleh para dalam menganalisis kebutuhan peserta didik saat proses
ahli, kegiatan validasi dilaksanakan untuk mendapatkan pembelajaran. Aspek yang digunakan dalam instrumen
penilaian dan saran dari ahli media dan materi tentang observasi meliputi kurikulum, kondisi sekolah,
kesesuaian antara tampilan media dengan materi. Setelah pembelajaran, dan media pembelajaran
mendapatkan penilaian, saran, dan validasi dari para ahli Uji validasi digunakan untuk mengukur kevalidan
i i i

selanjutnya peneliti dapat mengetahui kekurangan dari media pembelajaran yang dikembangkan. Proses validasi
i i

media untuk dapat diperbaiki. Produk media yang selesai media Monopoli Suku dan Agama “Monosuka” dilakukan
revisi dan mendapatkan kualifikasi yang baik dapat oleh 2 validator, yaitu validator ahli media yang bernama
melanjutkan ke tahap implementasi. Bapak Drs. Suprayitno, M.Si. dan ahli materi bernama
Implementation merupakan tahapan uji coba di Bapak Julianto, S.Pd., M.Pd. Mekanisme penilaiannya
lapangan hasil pengembangan media oleh peneliti. Tujuan dengan menunjukkan media yang dikembangkan dan
dari tahap implementasi adalah untuk mengetahui lembar penilaian validasi pada validator. Kisi-kisi lembar
keefektifan media yang telah dikembangkan. Awalnya validasi digunakan untuk dasar dalam penilaian kelayakan
Peneliti akan melakukan tahap implementasi di SDN media Monopoli Suku dan Agama “Monosuka” pada
Sandingrowo Tuban dengan jumlah peserta didik 18 anak. penelitian ini.

1686
Pengembangan Media Monopoli Suku dan Agama

Aspek yang digunakan untuk penilaian validasi dari Tabel 1. Kriteria Nilai Kevalidan Media
ahli media meliputi penggunaan warna, penggunaan kata Tingkat
Kriteria Pencapaian Kategori Keterangan Kesimpulan
atau bahasa, grafis, dan desain. Sedangkan aspek penilaian (%)
yang menjadi pedoman untuk lembar instrumen validasi Sangat Sangat Sangat
ahli materi meliputi aspek pembelajaran, kurikulum, isi
ii i i i A 81-100% baik valid dan layak
materi, interaksi, umpan balik , dan penanganan kesalahan.
i i i i i i tidak
Teknik analisis data pada penelitian pengembangan
i i i i
perlu
ini menggunakan teknik analisis data kualitatif dan
i i i i i
revisi
kuantitatif yang dilakukan setelah mendapatkan data dari
i i i i
Baik Valid dan Layak
B 61-80% tidak
observasi, wawancara, dan validasi.
i
perlu
i Analisis data kualitatif digunakan untuk mengolah i i i
revisi
data dari para ahli media dan materi. Informasi data
i i i
Cukup Kurang Kurang
kualitatif yang diperoleh berupa komentar , tanggapan, dan
i i i i i
C 41-60% baik valid dan layak
saran mengenai produk media pengembangan monopoli
i i i perlu
Suku dan Agama. Langkah-langkah teknik analisis data revisi
kualitatif dilkasanakan dalam beberapa tahap. Tahap Kurang Tidak Tidak
pertama, pengumpulan data yang berasal dari D 21-40% baik valid dan layak
pengoperasian media dan semua aktivitas peserta didik saat perlu
implementasi media Monopoli Suku dan Agama revisi
Sangat Sangat Sangat
berlangsung serta faktor pendukung, penghambat, dan
E ≤20% kurang tidak tidak
kesulitan saat implementasi. Tahap kedua, reduksi data
baik valid dan layak
yang merupakan kegiatan memililah hal yang pokok, perlu
merangkum, dan fokus pada hal yang penting serta revisi
membuang informasi yang tidak perlu dari data yang
diperoleh dari instrumen pedoman observasi, wawancara, Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa :
saran dari angket validasi, dan angket respon. Tahap ketiga, Apabila data hasil analisis mendapatkan kriteria A dengan
penyajian data yang dijabarkan dalam bentuk penjelasan i i
tingkat pencapaian 81-100% yang termasuk kategori sangat
deskriptif tentang penggunaan media dan semua aktivitas
i i i i
baik maka media sangat valid dan tidak perlu revisi
peserta didik saat implementasi media Monopoli Suku dan
i
sehingga sangat layak digunakan pada pembelajaran,
Agama serta faktor pendukung, penghambat, dan kesulitan apabila data hasil analisis mendapatkan kriteria B dengan
saat proses implementasi. Tahap terakhir merupakan tingkat pencapaian 61-80% yang termasuk kategori baik
menarik kesimpulan dari data yang telah disajikan yang maka media valid dan tidak perlu revisi sehingga layak
berupa jawaban dari rumusan masalah yang dibahas dalam digunakan pada pembelajaran, apabila data hasil analisis
penelitian ini. mendapatkan kriteria C dengan tingkat pencapaian 41-60%
Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengolah yang termasuk kategori cukup baik maka media kurang
data diperoleh dari uji validasi oleh ahli media dan materi. valid dan perlu revisi sehingga kurang layak digunakan
Analisis validasi media menguji kevalidan atau menguji pada pembelajaran, apabila data hasil analisis mendapatkan
kesesuaian materi dengan produk media Monopoli Suku kriteria D dengan tingkat pencapaian 21-40% yang
dan Agama yang dikembangkan. Jawaban angket para termasuk kategori kurang baik maka media tidak valid dan
validasi ahli menggunakan tolok ukur tabel Skala Likert. perlu revisi sehingga tidak layak digunakan pada
Setiap skor pada tabel Skala Likert termasuk dalam pembelajaran, apabila data hasil analisis mendapatkan
kategori yang berbeda. Skor 5 termasuk kategori sangat i i i
kriteria E dengan tingkat pencapaian ≤20% yang termasuk
setuju, skor 4 termasuk kategori setuju , skor 3 termasuk
i i i i i i i
kategori sangat kurang baik maka media sangat tidak valid
kategori ragu- ragu, skor 2 termasuk kategori tidak setuju ,
i i i i i
dan perlu revisi sehingga sangat ttidak layak digunakan
dan skor 1 termasuk kategori sangat kurang setuju. Uji
i i i
pada pembelajaran.
validasi ahli media dan materi dapat dianalisis dengan
i i i i i

membandingkan jumlah skor responden dengan jumlah


i i i i
HASIL DAN PEMBAHASAN
skor ideal (Arikunto, 2010:282 ).
i i i
Hasil
Tingkat kevalidan dalam pengambilan keputusan Hasil penelitian adalah Monopoli Suku dan Agama
kelayakan produk media Monopoli Suku dan Agama “Monosuka” yang merupakan hasil pengembangan dari
“Monosuka” dapat dikategorikan menggunakan tabel penelitian sebelumnya. Penelitian ini menggunakan model
kriteria kevalidan media (Arikunto, 2010 :244)

1687
JPGSD. Volume 09. No 02 Tahun 2021, 1683-1692

ADDIE yang telah dimodifikasi pada tahap implementasi yang terbuat dari kayu dengan ukuran 5cm x 5cm yang
yang awalnya diuji cobakan pada peserta didik di sekolah selanjutnya dicat menggunakan cat berwarna putih dan
menjadi ditiadakan karena kondisi negara Indonesia yang merah, (6) Gacu/ pion dalam permainan ini terbuat dari stik
dilanda pandemi Covid-19 saat ini. es krim yang diwarnai menggunakan cat air dan ditempeli
Tahap analisis (analyze) dilaksanakan dalam 3 tahap. gambar tempat ibadah dari agama yang ada di Indonesia
Pertama, tahap analisis kebutuhan yang dilaksanakan pada sebanyak 5 buah, (7) Rumah terbuat dari kayu berbentuk
tanggal 11 November 2020, melalui kegiatan wawancara limas segi empat yang atasnya tumpul dan dicat plitur
dengan guru diperoleh data bahwa media yang digunakan sejumlah 34 buah (8) Stiker bintang yang dicetak
pada proses pembelajaran kurang efektif karena media menggunakan kertas hvs berwarna hijau, kuning, dan
hanya sebatas gambar, video, atau buku tema saja. merah. Setiap warna dari stiker bintang bernilai poin yang
Penggunaan media tersebut kurang maksimal karena berbeda. Warna hijau bernilai 5 poin, kuning bernilai 3
peserta didik kurang antusias dan cepat merasa bosan saat poin, dan merah bernilai 1 poin. Kertas yang yang sudah
pembelajaran berlangsung. Hal tersebut terjadi karena dicetak kemudian dilaminating, (9) Buku pedoman
pembelajaran lebih banyak tentang teori. Guru lebih banyak berukuran 15,5 cm x 20,5 cm yang berisi tata cara bermain
mengajarkan teori karena peserta didik sulit untuk aktif dan pembahasan terkait soal-soal, buku ini dicetak
dalam pembelajarannya. Kedua, tahap analisis materi yang menggunakan kertas hvs yang kemudian dijilid spiral.
dilaksanakan melalui wawancara dengan guru kelas IV Berikutnya, mengumpulkan alat dan bahan yang
SDN Sandingrowo Tuban diperoleh data bahwa peserta dibutuhkan. Bahan meliputi : Desain gambar, kayu, triplek,
didik lemah untuk memahami materi pembelajaran pada stik es krim, cat plitur,cat air, paku, dan kertas Art Paper.
Tema 7 Subtema 1, pernyataan tersebut berdasarkan Sedangkan alat meliputi: Gunting, palu, penggaris, lem
feedback yang diperoleh dari peserta didik yang kurang kertas dan aplikasi Adope Illustrator 2019.
memuaskan. Salah satu penyebab lemahnya peserta didik Tahap pengembangan (development) merupakan tahap
dalam memahami materi tersebut karena banyaknya materi direalisasikannya desain media. Media yang dihasilkan
yang harus dipelajari dalam satu subtema. Tahap terakhir selanjutnya akan divalidasi oleh para ahli. Pada tahap ini
adalah analisis media pembelajaran. Berdasarkan analisis media yang dikembangkan dapat lebih baik lagi karena
kebutuhan dan analisis materi, media pembelajaran yang mendapat saran dari ahli media dan materi. Gambar
tepat dan mencukupi adalah media pembelajaran yang komponen-komponen media disajikan dalam tabel berikut.
dapat menarik perhatian dan minat peserta didik untuk aktif
dalam pembelajaran. Selain itu, media harus melibatkan Tabel 2. Gambar Media
peserta didik dalam penggunaannya agar mereka memiliki No Keterangan Gambar
pengalaman secara langsung. Media yang digunakan juga
1 Papan
harus mampu menampung materi dalam satu subtema.
Monopoli
Berdasarkan penjelasan tersebut media yang tepat untuk
dikembangkan peneliti adalah media Monopoli Suku dan
Agama “Monosuka”.
Tahap desain (design) media Monopoli Suku dan
Agama “Monosuka” merupakan penyusun rencana
pembuatan media pembelajaran yang diawali dengan
menyusun kerangka untuk media “Monosuka”. Pedoman
untuk menyusun kerangka adalah spesifikasi produk
sebagai berikut: (1) Papan monopoli berbahan dasar triplek
dan kayu yang kemudian dicat plitur dengan ukuran 78 cm
2 Gacu
x 78 cm, (2) Stiker Monopoli yang didesain menggunakan
aplikasi “Adope Illustrator 2019” dan dicetak menggunakan
kertas Art Paper, (3) Petakan di atas papan monopoli
berbentuk persegi dengan ukuran 6 cm x 6 cm, (4) Kartu
permainan pada monopoli suku dan agama terdiri dari kartu
soal, kartu bank materi, dan kartu sertifikat daerah provinsi.
Kartu didesain dengan menggunakan aplikasi “Adope
Illustrator 2019” yang kemudian dicetak menggunakan
kertas hvs dan dilaminating, (5) Dadu berbentuk kubus

1688
Pengembangan Media Monopoli Suku dan Agama

9 Stiker Bintang

3 Dadu

Validasi ahli media dilakukan oleh Bapak Drs.


4 Buku Suprayitno, M.Si. selaku dosen Pendidikan Guru Sekolah
Pedoman Dasar yang ahli dalam media konkret. Hasil validasi
memperoleh nilai sebesar 86,15% yang menunjukkan
media sangat valid. Hasil validasi tersebut diperoleh dengan
membandingkan ijumlah skor iyang diperoleh setiap aspek
penilaian idengan jumlah iskor ideal. Adapun skor yang
diperoleh setiap aspek yaitu: (1) Kombinasi warna pada
media menarik mendapat skor 4, (2) Warna pada media
tidak mengganggu materi mendapat skor 5, (3) Bahasa pada
5 Rumah media sesuai EYD mendapat skor 4, (4) Bahasa mudah
dimengerti mendapat skor 4, (5) Bahasa pada media
konsisten mendapat skor 4, (6) Jenis dan ukuran font jelas
mendapat skor 5, (7) Materi disajikan dengan jelas dan
mudah dipahami mendapat skor 4, (8) Desain tampilan
media orisinil mendapat skor 4, (9) Tampilan media
menarik mendapat skor 4, (10) Media mudah untuk
6 Kartu digunakan mendapat skor 4, (11) Media aman untuk
Sertifikat digunakan mendapat skor 5, (12) Media kuat dan tidak
mudah rusak mendapat skor 4, (13) Media mudah dibawa
dan dipindahkan (fleksibel) mendapat skor 5.
Validasi materi dilakukan oleh Bapak Julianto ,
i i i i

S.Pd., M.Pd. selaku dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar


7 Bank Materi yang ahli dalam materi tematik. Berdasarkan hasil validasi
diperoleh hasil sebesar 86,67% yang menunjukkan materi
sangat valid. Hasil validasi tersebut diperoleh dengan
membandingkan jumlah skor yang diperoleh setiap aspek
i i

penilaian dengan jumlah skor ideal. Adapun skor yang


i i

diperoleh setiap aspek yaitu: (1) Media dapat digunakan


untuk kelompok besar dan kecil mendapat skor 4, (2)
Menggunakan judul yang memotivasi dan menarik peserta
didik mendapat skor 5, (3) Media relevan dengan materi
8 Kartu Soal pembelajaran mendapat skor 4, (4) Media sesuai dengan
kurikulum 13 mendapat skor 4, (5) Tujuan dan manfaat
pembelajaran dijelaskan dengan jelas mendapat skor 5, (6)
Isi materi memiliki konsep yang jelas dan benar mendapat
skor 4, (7) Isi materi sesuai dengan Kompetensi Inti (KI)
mendapat skor 5, (8) Isi materi sesuai dengan Kompetensi
Dasar (KD) mendapat skor 5, (9) Isi materi memuat
penjelasan dan ilustrasi mendapat skor 4, (10) Media
mudah dioperasikan mendapat skor 4, (11) Pengguna tidak
merasa bosan menggunakan media mendapat skor 4, (12)
Peserta didik berusaha menjawab benar dalam menjawab
soal mendapat skor 4.

1689
JPGSD. Volume 09. No 02 Tahun 2021, 1683-1692

Berdasarkan hasil validasi diperoleh saran dari para


ahli bahwa sebaiknya dalam penggunaan media diberikan
lab mini yang mengajak peserta didik beraktivitas
melakukan suatu pengamatan dan percobaan sederhana
sesuai materi, selain itu soal yang digunakan sebaiknya
mengandung level C1-C5 sehingga ada soal tingkat LOTs,
MOTs, dan HOTs. Serta materi hendaknya dikaitkan dengan
fenomena yang ada di sekitar. Berdasarkan yang diperoleh GAYA OTOT

dari kegiatan validasi maka dilakukan revisi atau perbaikan


sebagai berikut.
Dalam kehidupan sehari-hari Apakah kamu pernah melihat orang tuamu mengangkat galon? Mengapa orang tuamu bisa kuat mengangkat galon yang beratnya hampir 20 kg? Hal tersebut terjadi karena adanya gaya otot. Gaya otot adalah gerakan menarik atau mendorong yang muncul dari kerja otot. Gaya Otot merupakan kekuatan yang dihasilkan oleh otot manusia da

Tabel 4. Revisi Media Contoh:


Kegiatan memindahkan benda, misalnya anak yang mendorong meja dan sapi yang menarik gerobak.

Isi Materi Kartu Soal Aktifitas melakukan pekerjaan, seperti memaku, menulis, memotong buah, dan sebagainya.

Sebelum Revisi Sesudah Revisi

KARTU SOAL KARTU SOAL


Sesudah Revisi
Suku Dayak Bulungan merupakan Sebutkan 3 suku yang berasal dari
suku yang berasal dari? Kalimantan Timur!

Jawaban: Pembahasan 1 Jawaban: Pembahasan 1


Tahap implementasi (implementation), pada
tahap ini peneliti dapat mengetahui tingkat keefektifan
dari media Monopoli Suku dan Agama dengan melakukan
KARTU SOAL KARTU SOAL
uji coba pada peserta didik di SDN Sandingrowo Tuban,
Ide pokok yaitu? Jelaskan pengertian ide pokok
menurut bahasa kalian sendiri!
tetapi karena pandemi Covid-19, SDN di kabupaten Tuban
masih ditutup dan pelaksanaan kegiatan belajar dilakukan
Jawaban: Pembahasan 2
Jawaban: Pembahasan 2 secara online. Alternatif dari tahap implementasi ini
adalah media akan diuji cobakan pada anak-anak di
KARTU SOAL
samping tempat tinggal peneliti tetapi karena kondisi di
KARTU SOAL
sekitar lingkungan tidak memungkinkan karena terdapat
Injil merupakan kitab suci dari Perhatikan pernyataan di bawah ini!
agama? Al quran, Injil, Pura, Masjid, Gereja, warga yang baru saja meninggal karena Covid-19,
Klenteng.Tentukan yang termasuk bagian
dari agama Islam!
sehingga media belum bisa diuji cobakan.
Jawaban: Pembahasan 3 Jawaban: Pembahasan 3
Tahap evaluasi (evaluation) adalah tahap yang
digunakan sebagai tolak ukur apakah media Monopoli
KARTU SOAL KARTU SOAL Suku dan Agama “Monosuka” layak digunakan atau tidak.
Bagaimana sikap kita terhadap Apabila ada teman yang berbeda suku Berdasarkan skor yang diperoleh dari hasil validasi yang
dengan kita, bagaimana seharusnya
perbedaan suku?
sikap kita dalam berteman? kemudian diolah menggunakan rumus presentase,
diperoleh tingkat pencapaian validasi media sebesar
Jawaban: Pembahasan 4 Jawaban: Pembahasan 4
86,15% dengan kategori sangat baik yang berarti media
sangat valid dan tidak perlu revisi/revisi seperlunya.
KARTU SOAL KARTU SOAL Sedangkan untuk validasi materi memperoleh tingkat
Apakah toleransi antar umat
pencapaian sebesar 86,67% dengan kategori sangat baik
Menurut pendapat kamu bagaimana
beragama di Indonesia berjalan
dengan baik?
tingkat toleransi antar umat yang berarti materi sangat valid dan tidak perlu
beragama di Indonesia? Jelaskan!
revisi/revisi seperlunya. Berdasarkan hasil validasi i i
Jawaban: Pembahasan 5 Jawaban: Pembahasan 5
tersebut dapat disimpulkan bahwa media sangat layak
i i i i

digunakan dalam pembelajaran untuk tema 7 subtema 1


i i i i i

Isi Materi Bank Soal di kelas IV.


i i

GAYA OTOT Pembahasan


Penelitian mengacu pada metode ADDIE dengan
tidak melaksanakan tahap implementation. Produk yang
enarik atau mendorong yang muncul dari kerja otot. Gaya Otot merupakan kekuatan yang dihasilkan oleh otot manusia dan hewan. Gaya ini sering dilakukan pada manusia saat mengangkat beban. Saat melakukan olahraga, maka otot akan bertambah besar dan kuat.

dikembangkan berupa media Monopoli Suku dan Agama


“Monosuka” dengan materi pembelajaran tema 7 subtema
Contoh:
Kegiatan memindahkan benda, misalnya anak yang mendorong meja dan sapi yang menarik gerobak.
Aktifitas melakukan pekerjaan, seperti memaku, menulis, memotong buah, dan sebagainya.

1690
Sebelum Revisi
Pengembangan Media Monopoli Suku dan Agama

1 di kelas IV. hasil validasi, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dari
Media Monopoli Suku dan Agama merupakan media, yaitu: materi soal yang digunakan sebaiknya
media pembelajaran yang digunakan untuk memahami mengandung level C1-C5 sehingga ada soal tingkat LOTs,
materi pembelajaran dengan konsep belajar sambil MOTs, dan HOTs. Serta materi hendaknya dikaitkan
bermain. Media ini membutuhkan indera penglihatan dan dengan fenomena yang ada di sekitar
pendengaran dalam penggunaannya. Media Monopoli Berdasarkan proses pengembangan media
Suku dan Agama pada dasarnya seperi monopoli pada Monopoli Suku dan Agama dapat disimpulkan bahwa i

umumnya yang telah dimodifikasi menjadi ukuran yang i i media dapat membantu guru menyampaikan materi pada
i i i i

lebih besar sehingga dapat digunakan untuk kelompok


i i i i menyampaikan materi pada tema 7 subtema 1 peserta
besar maupun kecil.
i i didik, sehingga media yang dikembangkan telah sesuai
Media Monopoli Suku dan Agama termasuk media dengan tujuan dari media pembelajaran. Menurut Sutikno
visual . Media visual merupakan media yang dapat
i i i i i (2013:105) Media merupakan suatu hal yang dapat
dijangkau dengan bantuan indera penglihatan . Media
i i i i membawa informasi dan pengetahuan pada proses
visual dapat memberikan pengalaman secara nyata
i i i interaksi antara guru dengan peserta didik. Pernyataan
sehingga peserta didik dapat memahami materi
i i tersebut berdasarkan proses validasi oleh ahli media dan
i i i

pembelajaran lebih mendalam. Media visual termasuk


i i i materi yang telah dilakukan , media Monopoli Suku dan
i i i i i

media konkret yang menghubungkan isi materi Agama dinyatakan sangat valid untuk digunakan.
pembelajaran dengan hal nyata sehingga dapat Keterbatasan dalam penelitian ini, media hanya
memperkuat ingatan peserta didik dalam pembelajaran. mencakup materi suku bangsa, lagu daerah, bahasa daerah,
Dengan mengggunakan media visual, peserta didik tidak agama, gaya, dan ide pokok. Karena media Monopoli ini
hanya membayangkan hal dalam pembelajaran karena hanya membahas materi dalam satu subtema. Media
guru dapat menunjukkan secara langsung apa yang monopoli ini hanya dapat digunakan di akhir pembelajaran
dimaksud terkait materi pembelajaran disampaikan. satu subtema untuk memperdalam materi. Apabila media
Pengembangan media Monopoli Suku dan Agama digunakan di awal pembelajaran maka peserta didik akan
dilakukan karena belum maksimalnya media yang merasa kesulitan karena belum ada pengetahuan awal
digunakan untuk materi tema 7 (Indahnya Keragaman di tentang materi untuk menjawab soal pada kartu soal.
Negeriku) subtema 1 (Keragaman Suku Bangsa dan Keterbatasan lain dalam penelitian ini terkait pelaksanaan
Agama di Negeriku) di kelas IV. Berdasarkan hasil uji coba di lapangan, peneliti terpaksa tidak dapat
observasi, media yang digunakan sebatas gambar, video, melaksanakn uji coba di lapangan karena sekolah yang
atau buku tema. Selain itu, peserta didik memiliki karakter masih ditutup akibat pandemi Covid-19 di Kabupaten
pemalu saat guru mengajak untuk aktif dalam Tuban, sehingga untuk mengukur kelayakan dari media
pembelajaran. Permasalahan tersebut mengakibatkan yang dikembangkan tidak melibatkan aspek keefektifan
peserta didik tidak dapat menemukan pengetahuan secara media tetapi hanya kevalidan saja.
langsung dan luas. Hasil penelitian ini dapat dibandingkan dengan
i i i i

Media Monopoli Suku dan Agama memiliki konsep penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Indah Fitriani
i i i

belajar sambil bermain dalam penggunannya, sehingga (2019) dengan judul Pengembangan Media Pembelajaran i i

peserta didik lebih tertarik dan bersemangat saat “Monopoli Keberagaman” Tema Indahnya Keragaman di
i i

memahami materi pembelajaran. Media ini didesain cukup Negeriku untuk Siswa Kelas IV SDN Patrang 01 Jember,
i i i

besar dengan tujuan memperjelas isi materi sehingga pada penelitian tersebut media monopoli terbuat dari
i i

peserta didik mudah untuk memahaminya. Dengan ukuran kertas berukuran sedang yang hanya dapat digunakan oleh
78 cm x 78 cm media dapat digunakan oleh kelompok kelompok kecil. Sedangkan dalam penelitian ini media
besar maupun kecil. Selain itu, media ini dapat berukuran cukup besar yang berbahan dasar kayu.
menyimpan komponen-komponen media sehingga lebih
praktis saat ingin menggunakannya. PENUTUP
Setelah melakukan tahap design, media yang Simpulan
dikembangkan akan melalui tahap validasi oleh para ahli Pengembagan media Monopoli Suku dan Agama untuk
media dan materi. Proses validasi dilakukan untuk tema 7 subtema 1 di kelas IV sekolah dasar menggunakan
mengukur kevalidan media Monopoli Suku dan Agama. model ADDIE yang telah dimodifikasi dalam penelitian
Validasi oleh para ahli menunjukkan bahwa media sangat ini, sehingga tahapan yang digunakan dalam penelitian ini i i

valid dengan presentase oleh ahli media sebesar 86,15% berupa analyze ,design , development, dan evaluation.
i i i i

dan oleh ahli materi sebesar 86,67%. Berdasarkan dari Tahap analyze menunnjukkan bahwa peserta i

1691
JPGSD. Volume 09. No 02 Tahun 2021, 1683-1692

didik mengalami kesulitan dalam memahami materi tema


i i i i Pembelajaran Terpadu di SD. Jakarta: Universitas
7 subtema 1 karena penggunaan media pembelajaran
i i i i Terbuka.
yang kurang sesuai dengan karakteristik peserta didik.
i i i i
Kemendikbud. 2013. Kurikulum 2013. Jakarta:
Tahap design dilakukan untuk merancang media
i i i i Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan materi
Reiser , Robert A & Demsey, John V .2002. Trends and
i i i
i i i i i

pada tema 7 subtema 1 dan karakteristik peserta didik. Issues in Instructional Design and Technology . New
i i i i i

Tahap development dilakukan untuk merealisasikan design Jersey : Pearson Education . Inc.
i i

yang telah dibuat sebelumnya, pada tahap ini lembar


Satrianawati. 2018. Media Dan Sumber Belajar.
validasi dibuat dan kemudian media diuji kevalidannya. Yogyakarta: Deepublish (Grup Penerbitan CV Budi
Tahap evaluation dijadikan tolak ukur kevalidan media Utama).
pengembangan. Dalam hal ini aspek kevalidan media
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
dijadikan dasar dalam menilai kelayakan media Monopoli
dan R&D. Bandung: CV Alfabeta
Suku dan Agama untuk materi pada tema 7 (Indahnya i i i

Keragaman di Negeriku) subtema 1 ( Keragaman Suku


i i i i
Sumiharsono, Rudy dan Hisbiyatul Hasanah. 2017. Media
Pembelajaran: Buku Bacaan Wajib Dosen, Guru dan
Bangsa dan Agama di Negeriku).
i i i i
Calon Pendidik. Jawa Timur: CV Pustaka Abadi
Media Monopoli Suku dan Agama yang
dikembangkan dinyatakan dapat digunakan sebagai media Sutikno, Sobry. 2013. Belajar dan Pembelajaran.
Bandung: Holistica.
pembelajaran pada tema 7 subtema 1 di kelas IV sekolah
dasar. Hal ini berdasarkan hasil validasi para ahli, dengan
hasil validasi ahli media sebesar 86,15% dan ahli materi i

sebesar 86 ,67%, berdasarkan kedua skor tersebut media


i i i

dinyatakan sangat valid sehingga media Monopoli Suku


i i i i i

dan Agama dinyatakan “ sangat layak”.


i i i

Saran
Hasil penelitian ini berupa media Monopoli Suku
dan Agama “Monosuka”, Agar dapat memaksimalkan
alternatif media pembelajaran tersebut pembaca diberikan
saran yaitu: (1) Dibutuhkan penelitian lanjutan untuk
menerapkan tahap implementasi pada metode ADDIE
yang digunakan. (2) Dibutuhkan keterampilan lebih baik
untuk membuat media sehingga dapat menyempurnakan
kekurangan yang ada pada media Monopoli Suku dan
Agama. (3) Media Monopoli Suku dan Agama dapat
dijadikan referensi media pembelajaran dengan materi
yang berbeda untuk menarik minat dan semangat peserta
didik dalam belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu.


Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta
Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran . Jakarta : PT :
i i i i i i

Raja Grafindo Persada i

Arsyad , Azhar. 2013 . Media Pembelajaran . Jakarta : Pt


i i i i

Raja Grafindo Persada


i i

Hernawan, A.H, Novi R, & Andayani. 2013.

1692

Anda mungkin juga menyukai