Karangan Kreatif
Karangan Kreatif
Ibu Yuda
Bahasa Indonesia 8
17 Februari 2022
Seorang manusia pasti memiliki kisah mereka masing masing yang dapat membentuk
kepribadian, kebutuhan, dan kepercayaan mereka. Salah satu cara dalam pembentukan karakter
seseorang adalah efek yang mereka terima dari lingkungan hidup mereka, contohnya adalah jika
ia memiliki lingkungan yang tidak baik maka besar kemungkinan orang tersebut bisa tumbuh
sama dengan lingkunannya sendiri. Terdapat banyak sekali alasan untuk perubahan karakter pada
seseorang tetapi umumnya "Kepribadian adalah tujuan utama dari evolusi kehidupan, dan
kepribadian manusia hanyalah salah satu cara dimana niat ini diwujudkan" (Baron). Selain itu,
Karakter seseorang juga bisa dipengaruhi melalui cara lain misalkan dari kehidupan dan juga
pergaulan yang ia miliki. Dalam buku "Anak Perawan di Sarang Penyamun" terdapat seorang
tokoh yang memiliki karakter yang tidak baik, yang dimana ia adalah pribadi yang kejam dan
memiliki hobi untuk menyamun bersama penyamun penyamun lainnya. Karakter kejam
Medasing dibuktikan melalui pengaruh pola asuh orang tua angkat, kehidupan hutan, dan
Karakter seorang medasing yang merupakan seorang penyamun bisa dilihat saat ia keciL,
Medasing hidup di dalam hutan, karena dahulunya dia memang sudah dibesarkan oleh kawanan
penyamun. Hingga akhirnya waktu itu ia tidak mengenal pekerjaan lain selain menjadi
penyamun. Didikan yang keras dan masa kemiskinannya telah membentuk karakter Medasing
menjadi pribadi yang keras dan sangat kejam. “Ketika itu umurnya tujuh tahun dan sejak masa
itu ia pun menjadi sebagian dari kawan perampok yang angkara murka itu. Penyamun yang
membawanya itu senantiasa menjaganya dengan keras dan kejam dan kesalahannya yang kecil
sekalipun sering menyebabkan ia disiksa, seakan akan hendak dibunuh lakunya” (Alisjahbana 4).
Melalui pembentukan karakter tersebut ia memiliki karakter yang berbeda dari orang orang
lainnya. Hidup dengan perlakuan seperti itu juga membuat Medasing memiliki sifat pemimpin
yang memimpin para penyamun itu. Selain itu peristiwa ini juga membentuk karakternya yang
semulanya adalah seorang yang lemah dan tidak bisa apa apa dari para penyamun itu yang selalu
menyiksa dan memperlakukannya dengan keras saat ia kecil menjadi seseorang yang tegush,
Sejak kecilnya Medasing memang sudah tinggal dan hidup di hutan bersama – sama
dengan para penyamun itu, didalam sebuah gubuk kecil di dalam hutan tempat mereka tinggal.
Hutan itu seakan menjadi segalanya bagi medasing, yang dimana hutan adalah tempat ia tumbuh
besar dan menjadi pemimpin para penyamun dan juga menjadi tempat untuk ia melakukan
pekerjaannya tersebut. Semua terlihat begitu indah dengan suasana hutan yang sejuk, mengalir
sebuah anak air yang jernih. Di situlah tempat para penyamun mendirikan sebuah pondok yang
bangunannya digambarkan dengan sebuah gubug kecil di dalam hutan tempat mereka tinggal. “
Sebelah hulu, pohon amat rapat dan disitulah berdiri sebuah pondok” (Alisjahbana 1).
Kehidupan Medasing di dunia penyamun ketika ia masih hidup di dalam hutan, Medasing
awalnya hanyalah hidup dengan beberapa orang temannya yang juga merupakan kawanan
penyamun sadis. Mereka semua tinggal di dalam hutan belantara dan tanpa adanya bersosialisasi
dengan orang lain diluar lingkup mereka. Mereka tinggal di dalam hutan untuk menjalankan
pekerjaannya dan menunggu pedagang yang akan mereka jadikan sasaran untuk di samun,
karena itulah aktivitas sehari hari yang mereka lakukan. Hingga suatu saat Medasing dijadikan
pemimpin dari para penyamun itu “Sejak ayah angkatnya dan seorang teman yang lain mati di
dalam perjuangan di kaki pegunungan, Medasing menjadi kepala perampok berlima itu”
(Alisjahbana 6). Hingga banyak tragedi-tragedi yang sudah mereka lakukan seperti pada pondok
Haji Sahak, di Pagar Alam, dan banyak lainnya yang ia lakukan bersama para penyamun itu.
Hingga akhirnya suatu saat Medasing mengalami kekalahan dalam merampok dan jatuh sakit.
Saat ia sakit ia dirawat oleh Sayu, dan disitulah awal mula pikiran Medasing mulai berubah. Ia
menyadari jika menjadi penyamun dan hal hal yang sudah ia lakukan semasa hidupnya sudah
merugikan dan membuat orang lain menderita. Dan akhirnya ia bersedia untuk merubah itu
Refrensi :
Alisjahbana, S. Takdir; Anak Perawan di Sarang Penyamun, Jakarta, PT. Dian Rakyat, 2008
Yulianto, Hanif Sri. “32 Kata-Kata Mutiara Bijak tentang Kepribadian, Penuh Pesan
mutiara-bijak-tentang-kepribadian-penuh-pesan-mendalam.