Anda di halaman 1dari 17

TUGAS 1 KARIL

NAMA : CICI APRIYANI


NIM : 857063184
MATA KULIAH : KARYA ILMIAH PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR

1. Judul Artikel : PENINGKATAN HASIL BELAJAR


MATERI ENERGI DAN PERUBAHAN
MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE TGT
SISWA KELAS V
SDN PENGASINAN I

2. * Rumusan Permasalahan : Memperhatikan latar belakang masalah maka


dapat dirumuskan permsalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah Pembelajaran
Kooperatif Tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar Materi Energi dan
Perubahannya siswa Kelas V SDN Pengasinan I?”

* Rangkuman minimal 5 jurnal bereputasi dan minimal 5 buku terbitan 10


tahun terakhir :
 Depdiknas. 2003.UU RI No.20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan
Nasional. Jakarta: Depdiknas
 Rusmono. (2017). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based
Learning Itu Perlu. Jakarta: Ghalia Indonesia.
 Hamalik, O. (2016). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
 Rusman, (2014) Model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah
model pembelajaran yang menempatkan anggota 5-6 orang siswa
dengan kemampuan, jenis kelamin, ras, suku yang berbeda.
 Slavin E, (Rusman, 2014) langkah-langkah model pembelajaran
kooperatif tipe TGT ada lima tahap yaitu penyajian kelas,
belajar dalam kelompok, permainan,
 Warsono & Hariyanto, (2014:161) mengatakan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah model pembelajaran yang melibatkan
sejumlah kelompok kecil siswa bekerja
sama dan belajar bersama dengan saling membantu
secara interaktif untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang dirumuskan.ertandingan, dan penghargaan kelompok.
 Slavin E. Robert. 2015. Cooperative Learning, Teori, Riset dan
Praktik. Bandung.Nusa Media
 Erlangga, disusun berdasarkan kurikulum 2013 (Revisi 2016) Buku
IPA Kelas 5 SD
 Sugiyono. 2014. Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi.
Bandung: Alfabeta.
 Ngalim, Purwanto. 2013. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran. Bandung:PT Remaja Rosda Karya
* Kerangka Tulisan Ilmiah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI ENERGI DAN PERUBAHAN


MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT SISWA KELAS
V SDN PENGASINAN I

Increasing Learning Outcomes Of Energy and Change Materials Using TGT Type
Cooperative Learning For Students Of Class V at Sdn Pengasinan I

Abstrak

Penelitian ini berjudul: “Peningkatan Hasil Belajar Materi Energi dan Perubahannya
Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siswa Kelas V SDN Pengasinan I”.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Energi dan
Perubahannya Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siswa Kelas V SDN
Pengasinan I. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
(action Research) yang terdiri dari 2 (dua) siklus, dan setiap siklus terdiri dari:
Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian
tindakan bahwa Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dapat Meningkatkan Hasil Belajar
Materi Energi dan Perubahannya Siswa Kelas V SDN Pengasinan I.
Selanjutnya peneliti merekomendasikan: (1) Bagi Guru yang mendapatan kesulitan yang
sama dapat menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT untuk meningkatkan Hasil
Belajar. (2) Agar mendapatkan hasil yang maksimal maka dihaharapkan guru lebih
membuat Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT yang lebih menarik dan bervariasi.

Kata kunci: Hasil Belajar, Pembelajaran TGT

Abstract

This study entitled: "Improvement of Learning Outcomes on Energy Materials and


Changes Using TGT Type Cooperative Learning for Class V Students at SDN
Pengasinan I". The purpose of this study was to improve the learning outcomes of Energy
Materials and Changes Using TGT Type Cooperative Learning for Class V SDN
Pengasinan I. The method used in this study was Action Research which consisted of 2
(two) cycles, and
each cycle consisted of from: Planning, Implementation, Observation, and reflection.
Based on the results of action research that Type TGT Cooperative Learning can
Improve Learning Outcomes of Energy Materials and Changes in Grade V Students at
SDN Pengasinan I.
Furthermore, the researcher recommends: (1) For teachers who have the same
difficulties, they can apply TGT Type Cooperative Learning to improve learning
outcomes. (2) In order to get maximum results, it is hoped that the teacher will make the
TGT Type Cooperative Learning more interesting and varied.

Keywords: Learning Outcomes, TGT Learning

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai suatu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa


agar menjadi manusia seutuhnya berjiwa Pancasila. Dalam Undang-Undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional
juga menyatakan sebagai berikut:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
Disamping itu, pendidikan juga merupakan suatu sarana yang paling
efektif dan efisien dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk mencapai
suatu dinamika yang diharapkan.
Berdasarkan hasil ulangan harian yang dilakukan di Kelas V SDN
Pengasinan I, Kota Bekasi, diperoleh informasi bahwa hasil belajar Materi Energi
dan Perubahannya siswa rendah di bawah standar ketuntasan Minimal yaitu
dibawah 70.
Faktor-faktor yang menyebabkan keadaan seperti di atas antara lain :
a. Kemampuan kognitif siswa dalam pemahaman konsep – konsep
Pendidikan IPA masih rendah
b. Pembelajaran yang berlangsung cenderung masih monoton dan
membosankan,
c. Siswa tidak termotivasi untuk belajar Pendidikan IPA hanya sebagai
hafalan saja.
Dengan belajar secara menghapal membuat konsep–konsep IPA yang
telah diterima menjadi mudah dilupakan. Hal ini merupakan sebuah tantangan
yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh seorang guru. Guru dituntut lebih
kreatif dalam mempersiapkan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Dikembangkan, misal dalam pemilihan model pembelajaran yang akan
digunakan dalam pembelajaran sebagai salah satu bentuk strategi pembelajaran.
Kesiapan guru dalam memanajemen pembelajaran akan membawa dampak
positif bagi siswa diantaranya hasil belajar siswa akan lebih baik dan sesuai
dengan indikator yang ingin dicapai. Salah satu model pembelajaran yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran Materi Energi dan Perubahannya adalah
Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT karena siswa dapat terlibat aktif karena
memiliki peran dan tanggung jawab masing–masing, sehingga aktivitas siswa
selama proses pembelajaran berlangsung meningkat.

Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT merupakan suatu metode mengajar


dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan
alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan
cara penyelesaian dari soal yang ada.
Berdasarkan uraian diatas, maka sebagai peneliti merasa penting
melakukan penelitian terhadap masalah di atas. Oleh karena itu, upaya
meningkatkan hasil belajar Materi Energi dan Perubahannya siswa dilakukan
penelitian Tindakan Kelas dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar Materi
Energi
dan Perubahannya melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siswa Kelas V
SDN Pengasinan I“.
1.2 Perumusan Masalah

Memperhatikan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan


permsalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah Pembelajaran Kooperatif
Tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar Materi Energi dan
Perubahannya siswa Kelas V SDN Pengasinan I?”

1.3 Tujuan Penelitian

Meningkatkan hasil belajar Materi Energi dan Perubahannya


menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT siswa Kelas V
SDN Pengasinan I. dan Perubahannya melalui Pembelajaran
Kooperatif Tipe TGT Siswa Kelas V SDN Pengasinan I“.

1.4 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian selesai diharapkan dapat memberikan manfaat


sebagai berikut :
1. Bagi peneliti : penelitian ini dapat mempengaruhi
pembelajaran, membantu untuk meningkatkan hasil belajar
Materi Energi dan Perubahannya, memberikan alternative
pembelajaran yang aktif, kreatif efektif, dan menyenangkan bagi
siswa, serta meningkatkan mutu pembelajaran Materi Energi dan
Perubahannya.
2. Bagi siswa : untuk meningkatkan pemahaman konsep
Materi Energi dan Perubahannya sehingga pelajaran Materi
Energi dan Perubahannya menjadi lebih sederhana.
3. Bagi sekolah : penelitian ini dapat menjadi salah satu
alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Belajar

Dalam kegiatan pengajaran, belajar memegang peranan yang sangat penting.


Menurut Hamalik 2016) belajar ialah proses atau kegiatan, belajar tidak hanya
merupakan suatu hasil akan tetapi yang dimaksud dengan belajar merupakan kegiatan
untuk mencapai hasil tersebut. Kemudian menurut Komara (2014) Wujid dari belajar
merupakan suatu kegiatan individu dalam mendapatkan pengetahuan, sikap, serta
keterampilan. Disimpulkan belajar merupakan proses atau kegiatan guna mencapai
hasil belajar, dimana seseorang dapat mengamati apakah hasil belajar tersebut
tercapai atau tidak dilihat dari kemampuan seseorang ketika selesai mengikuti
pembelajaran tersebut dalam tiga segi yakni, kognitif, afektif, dan psikomotor.

2.2 Pembelajaran

Pembelajaran menurut Komara (2014) adalah interaksi antara guru, siswa,


serta sumber dan lingkungan belajar. Guru memberikan bantuan terhadap siswa
supaya mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

2.3 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang baik dari segi
penegatahuan ataupun sikap setelah melakukan proses pembelajaran baik
pemebelajran formal maupun Nonformal.
Menurut Rusmono (2017) menyatakan bahwa Hasil belajar adalah perubahan
perilaku individu yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan pisikomotorik. Perubahan
perilaku tersebut diperoleh setelah siswa menyelesaikan program pembelajarannya
melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar dan lingkungan belajar. “hasil
belajar merupakan perilaku yang dapat diamati dan menunjukan kemampuan yang
dimiliki seseorang. Kemampuan siswa yang merupakan perubahan perilaku sebagai
hasil belajar itu dapat diklasifikasikan dalam dimensi-dimensi tertentu” (Ahiri 2017,
h. 18). Jadi dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan ketercapaian tujuan belajar yang diperoleh melalui pengalaman
pembelajaran yang bisa dilihat dari hasil penilaian tertulis maupun penilaian tidak
tertulis yang telah dilakukan.
2.4 Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT


Pengertian model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games
Tournament) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mudah
diterapkan dan melibatkan aktivitas seluruh peserta didik tanpa adanya perbedaan
status. Aktivitas belajar peserta didik dengan menggunakan model TGT (Team
Games Tournament) memungkinkan. peserta didik dapat belajar dengan rileks
dan menumbuhkan rasa tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan
keterlibatan belajar pada peserta didik, (Sumantri, 2014). Menurut Saco,
(Rusman, 2014) model pembelajaran TGT adalah peserta didik memainkan
permainan dengan anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka.
Permainan tersebut dapat disusun oleh guru dalam bentuk kuis berupa
pertanyaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
Pendapat lain menurut Rusman, (2014) TGT adalah salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang menempatkan peserta didik dalam kelompok
belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 peserta didik yang memiliki kemampuan,
jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Menurut Slavin E, (Rusman, 2014)
pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari lima tahapan yaitu tahap penyajian
kelas (class presentation), belajar dalam kelompok (team), permainan (games),
pertandingan (tournament) dan penghargaan kelompok (teamrecognition).
Menurut Slavin (Nur, 2011 (Warsono & Hariyanto, 2013:197) menyataka
aktivitas yang mendorong peserta didik untuk bermain sambil berpikir, bekerja
dalam suatu tim dan kompetitif terhadap tim yang lain.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian dari model
pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) adalah model
pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
dengan dibentuk dalam kelompok yang memiliki kemampuan yang berbeda.

b. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT


Berikut kelebihan dan kelemahan dari model TGT menurut Rusman,
(2014:224)
1) Kelebihan model TGT
a) Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas
b) Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu
c) Proses belajar mengajar mengikut sertakan keaktifan peserta
didik
d) Mendidik peserta didik untuk bersosialisasi
e) Motivasi peserta didik belajar lebih tinggi
f) Hasil belajar lebih baik
g) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
2) Kelemahan model TGT
a) Bagi guru
Sulit mengelompokkan peserta didik yang memiliki
kemampuan heterogen pada bidang akademis.
b) Bagi Peserta Didik
Kesulitan membagi kelompok yang memiliki kemampuan tinggi
dan kurang memahami materi saat berdiskusi.
c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games
Tournament) dari beberapa ahli berpendapat. Pendapat yang pertama dari
Slavin E, (Rusman, 2014) ada lima langkah tahapan dalam pembelajara
kooperatif tipe TGT yaitu tahap penyajian kelas (class presentation), belajar
dalam kelompok (team), permainan (games), pertandingan (tournament) dan
penghargaan kelompok (team recognition). Sedangkan pendapat yang kedua
menurut Rusman, (2014) ada enam langkah utama atau tahapan dalam
penggunaan pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament)
yaitu pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan memotivasi peserta didik untuk belajar, penyajian informasi berupa materi
pembelajaran yang akan disampaikan, pengelompokkan dalam tim belajar.
Tahapan ini diikuti dengan guru memberikan bimbingan kepada peserta didik
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Fase terakhir presentasi hasil akhir
kerja kelompok atau evaluasi tentang apa yang telah mereka pelajari dan
memberikan penghargaan terhadap usaha kelompok atau individu.
Pendapat lain dari para ahli menurut (Nur, 2011:45) langkah-langkah
dari pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) adalah
yang pertama presentasi kelas (mengajarkan materi yang akan dilaksanakan),
pengelompokkan tim (peserta didik terbentuk dalam beberapa kelompok
dengan 3-4 anggota), turnamen (peserta didik terlibat dalam meja turnamen
dengan tiga anggota homogen) dan penghargaan tim (skor tim dihitung
berdasarkan skor turnamen anggota tim). Pada pernyataan menurut beberapa
para ahli diatas,
maka peneliti menggunakan langkah-langkah pembelajaran yang disampaikan
oleh (Rusman, 2014). Berikut sintak atau fase pembelajaran kooperatif tipe
TGT (Team Games Tournament) dapat dilihat pada tabel 2.1:

Tabel 2.1
Sintak Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Rusman, (2014)
Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap 1 Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang
Menyampaikan tujuan akan dicapai pada kegiatan pelajaran dan
dan Memotivasi peserta menekankan pentingnya topik yang akan
didik dipelajari dan memotivasi peserta didik
belajar
Tahap 2 Guru menyajikan informasi atau
Menyajikan informasi memberikan materi kepada peserta didik
dengan jalan berdemonstransi atau melalui
bahan bacaan
Tahap 3 Guru menjelaskan kepada peserta didik
Mengorganisasikan bagaimana caranya membentuk kelompok
peserta didik ke dalam belajar dan membimbing setiap kelompok
kelompok-kelompok agar melakukan transisi secara efektif dan
kecil efisien
Tahap 4 Guru membimbing kelompok belajar pada
Membimbing kelompok saat mereka mengerjakan tugas mereka
bekerja dan belajar
Tahap 5 Guru mengawasi kegiatan dan memastikan
Turnamen peserta didik memahami petunjuk
pengerjaan.
Tahap 6 Guru mencari cara-cara untuk menghargai
Memberikan baik upaya maupun hasil belajar individu
penghargaan dan kelompok

Dari tabel 2.1 disimpulkan bahwa peneliti menggunakan langkah- langkah


pembelajaran model TGT (Team Games Tournament) karena sudah sesuai
dengan langkah-langkah yang akan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan
pembelajaran.
METODE PENELITIAN
3.1 Seting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN Pengasinan I Kota
Bekasi mempunyai fasilitas yang hampir lengkap dengan adanya
Perpustakaan yang memadai, ada Laboratorium Komputer dan lain-lain. Dengan
jumlah guru sebanyak 16 orang terdiri dari 8 orang Guru PNS dan 6 orang guru
PPPK, 2 orang guru TKK, serta 4 orang TKK Tenaga Kependidikan.

3.2 Objek Penelitian


Objek Penelitian ini adalah Siswa Kelas V SDN Pengasinan I Kota
Bekasi dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang, yang terdiri dari 23
siswa laki – laki dan 11 siswa perempuan.

3.3 Prosedur Penelitian


Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu
pada bulan April 2023. Penelitian ini pada materi Materi Energi dan
Perubahannya diajarkan. Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus masing
– masing siklus 2 kali pertemuan. Penelitian ini menggunakan desain
Penelitian Tindakan Kelas dengan Siklus.
1. Siklus I
Pada siklus ini membahas Materi Energi dan Perubahannya.
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan
perencanaan tindakan dengan membuat silabus, rencana pembelajaran,
lembar observasi guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat
evaluasi berbentuk tes tertulis dengan model pilihan ganda.
b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan :
1) Guru menjelaskan materi Materi Energi dan Perubahannya secara
klasikal.
2) Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk 6 kelompok,
masing– masing kelompok terdiri dari 5-6 orang siswa, kemudian
LKS dan siswa diminta untuk mempelajari LKS.
3) Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan
kegiatan sesuai dengan langkah–langkah kegiatan yang tertera
dalam LKS, diskusi kelompok, diskusi antar kelompok, dan
menjawab soal – soal. Dalam bekerja kelompok siswa saling
membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggung jawab
terhadap kelompoknya.
c. Tahap Observasi
Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan
tindakan, aspek yang diamati adalah keaktifan siswa dan guru
dalam proses pembelajaran menggunakan lembar observasi
aktivitas dan respon siswa serta guru. Sedangkan peningkatan
hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar siswa.

d. Tahap Refleks
Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran
pada siklus I dan menjadi pertimbangan untuk merencanakan
siklus berikutnya. Pertimbangan yang dilakukan bila dijumpai
satu komponen dibawah ini belum terpenuhi, yaitu sebagai
berikut :
1. Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 70 %.
2. Ketuntasan klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa
mencapai ketuntasan individual yang diambil dari tes hasil
belajar siswa.
Siklus II
Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan
dalam merencanakan siklus II dengan memperbaiki kelemahan dan kekurangan
pada siklus I. Tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap siklus I.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Ada beberapa teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam
PTK ini yaitu :
a. Observasi dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan seorang
kolaborator untuk merekam perilaku, aktivitas guru dan siswa
selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan lembar
observasi.
b. Tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.
Instrumen yang digunakan pada Penelitian Tindakan Kelas ini
terdiri dari:
1. Lembar Test / ulangan harian untuk mengetahui
hasil belajar siswa.
2. Lembar observasi Guru untuk mengetahui kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh Guru

3.5 Teknik Analisa Data


Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis secara Deskriptif,
seperti berikut ini :
1. Data tes hasil hasil belajar digunakan untuk mengetahui ketuntasan
Belajar siswa atau tingkat keberhasilan belajar pada materi Materi
Energi dan Perubahannya dengan menggunakan pembelajaran
Kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT. Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) secara individual jika siswa tersebut
mampu mencapai nilai 70.
Ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 70 ini
jumlahnya sekitar 85% dari seluruh jumlah siswa dan masing –
masing di hitung dengan rumus, menurut Arikunto (2012: 24) sebagai
berikut:
𝐹
𝑃= 𝑥 100%
𝑁

Dimana : P = Prosentase

F = frekuensi tiap aktifitas

N = Jumlah seluruh aktifita


HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi kondisi Awal

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa


rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode
ceramah pada Materi Energi dan Perubahannya. Disamping itu guru juga
membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi
aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar.
Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer
mendiskusikan lembar observasi.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari Rabu 12 April


2023 dari pukul 07.00 s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran yang
dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti
dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan
pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan
inti adalah 40 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu
(1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking
berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan
dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan
icebreaking yang dilakukan guru.

Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat


mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan.
Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum
penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu,
selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi
siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa.
Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi
kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya
terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat
kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan
perbaikan. Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan
mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru
sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi
dan diberi penguatan.
Kegiatan akhir antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk
mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan
strategi ceramah, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran
yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan
belajar dengan bertepuk tangan gembira.

c. Observasi

Partisipasi siswa Kelas V SDN Pengasinan I ada peningkatan dalam


Kegiatan Pembelajaran pada kondisi awal setelah dilakukan penerapan
model pembelajaran menggunakan ceramah. Hal ini dapat dilihat dari
hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun
masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat
proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang
terjadi pada kondisi awal, maka kami bersama pengamat merefleksikan
masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus I dengan harapan
semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.

Anda mungkin juga menyukai