Anda di halaman 1dari 14

Kaset Film Radiologi dan Intensifying screen

1. PENGERTIAN
Merupakan kotak segi empat panjang yang mempunyai berbagai ukuran seperti 18 x 24 cm2, 24 x 30
cm2, 30 x 40 cm2, 35 x 35 cm2, 35 x 43 cm2. Kaset berfungsi sebagai alat transport film dari kamar gelap
ke ruang foto sinar-x (unexposed) atau ruang foto sinar-x ke kamar gelap. Kaset terbagi 2 bagian yang
dihubungkan oleh engsel :

a. Bagian Depan Kaset


• Bahan yang mudah ditembus oleh sinar-x.
• Aluminium, plastik dengan bingkai dari logam kuat.
• Tersedia ruang untuk screen/layar pendar.

b. Bagian Belakang Kaset


1) Lead lining
Terbuat dari logam kuat, bagian dalam diberi cat timbal untuk mencegah/menyerap back scatter.

2) Lead backing
Logam dengan lempeng timbal yang berfungsi menyerap sinar primer.

3) Non lead lining


Terbuat dari bahan yang mudah ditembus sinar x yang digunakan untuk radio flouroskopi

Ketiga jenis tersebut diberi bantalan yang letaknya menempel pada cat timbal/langsung pada bagian
belakang yang berguna untuk menekan screen berhimpit dengan film. Semua jenis tersebut terbuat dari
bahan “felt” & busa/karet.

2. CIRI KASET BAIK


• Ringan dan mudah dibawa.
• Struktur kuat.
• Tidak mudah rusak.
• Bagian depan harus memiliki kesamaan radiolusen untuk menghilangkan artefak.
• Bagian belakang terdapat lembaran timbal untuk menyerap sinar hambur.
• Memiliki busa penekan untuk merapatkan film dengan screen.
• Bentuk sedemikian rupa sehingga pemakaian mudah & tidak melukai pasien.

3. BENTUK / JENIS KASET


1) Konvensional
Kaset yang sering digunakan seperti 18 x 24 cm2, 24 x 30 cm2, 30 x 40 cm2, 35 x 35 cm2, 35 x 43 cm2.

2) Bentuk Kurva
Kaset yang digunakkan untuk memotret bagian tubuh karena anatomi / patologi tidak lurus, seperti
rahang, lutut, bahu.

3) Film Changer
Mempunyai bentuk & ukuran lebih besar agar dapat memuat hingga 5 buah kaset. Bagian atas terbuat
dari bahan yang mudah ditembus sinar-x & dilengkapi grid/lisolom. Digunakan untuk pemeriksaan
secara berurutan tanpa henti (sekon)seperti pembuluh darah dan jantung. Bagian bawah kaset
dilengkapi pegas untuk mendorong kaset naik ke atas.

4) Kaset Foto Timer

a) Foto electric cells


Jika densitas (nilai kehitaman) pada daerah yang diperlukan sudah mencapai takaran tertentu, maka alat
ini akan menghentikan eksposi
b) Ionization chamber
Jika jumlah radiasi pada daerah yang dituju sudah tercapai, maka alat ini akan menghentikan eksposi

Kedua jenis ini merupakan automatic exposure dan terletak sensor alat ini terletak di belakang kaset.
Pada bagian depan & belakang harus radiolusen.

5) Kaset dengan Grid / Lisolom


• Menjadi satu dengan kaset
• Berat
• Mahal
• Kurang populer

6) Kaset Fleksibel
Pada bidang Industri digunakan untuk potret pipa/saluran dan pada bidang kesehatan digunakan untuk
panoramik gigi, opg (rahang).

7) Kaset Non Screen (Amplop)


8) Kaset Mammografi
9) Kaset CT Scan
10) Kaset Kedokteran Nuklir
11) Imaging Plat
12) Dental Film

4. PEMERIKSAAN KASET BERKALA


Bagian yang harus diperiksa pada kaset secara berkala adalah Engsel, kuncian, jepitan ID pasien, screen,
kedudukan screen, dan bantalan. Kebersihan kaset bagian luar dapat dibersihkan dengan alkohol atau
perihidariol.

5. PEMELIHARAAN KASET
• Saat pemasukan/pengambilan film dari kaset, jangan terlalu terlalu terbuka untuk menghindari debu
masuk ke kaset dan kaset dibuka sekitar 6-8 cm.
• Kaset disimpan seperti buku & kosong dari film.
• Jaga kebersihan dari debu, benda asing, dan cairan kimia.
• Hindari kaset jatuh.
• Hindari bagian dalam dari goresan debu, benda tajam, kuku, percikan cairan bahan pemroses film
(seperti develpoer / fixer).

6. KEBERSIHAN KASET
a. Luar
• Bagian luar harus dibersihkan tiap hari.
• Gunakan Alkohol untuk membunuh kuman penyakit pada kaset.
• Gunakan Perihidariol untuk membersihkan noda darah pada kaset.
• Hindari timbulnya artefak pada film.

b. Dalam
• Bahan yang digunakan adalah sikat halus, sabun mandi, atau cotton wool.
• Gosokan cotton wool (basah) yang sudah bersabun dengan gerakan angka “8” pada permukaan
screen.
• Gosokan cotton wool (kering) untuk bersihkan screen hingga kering.
• Sementara kaset dengan posisi berdiri di meja kamar gelap.
• Jika screen digosok dengan gerakan searah akan menimbulkan “elektrostatis”.
• Jangan dibersihkan dengan air pam / larutan pembersih sembarangan.
Bersihkanlah kaset hingga tidak ada noda mineral, tidak lengket, dan tidak elektrostatik.

7. PELEKATAN SCREEN PADA KASET


Bila ingin merekatakn screen baru, sisi pinggir harus telah dilengkapi strip perekat. Kemudian kaset
bagian dalam dibersihkan. Proses yang pertama screen dilekatkan dan bagian depan screen berhadapan
dengan kaset bagian belakang. Setelah itu penutup perekat dilepas sehingga menempel. Bila screen
lama terlepas, harus dilekatkan kembali dengan kedudukan yang benar. Gunakan lem pelekat yang
aman terhadap fosfor screen yang tidak mengandung bahan kimia / radioaktif.

8. MENGOSONGKAN FILM DARI KASET


• Letakan kaset di atas meja dalam. front kaset menghadap meja.
• Lepaskan kunci kaset dan back kaset menempel meja.
• Front kaset dinaikan sedikit agar film dapat keluar/lepas.
• Salah satu pojok film dipegang (jangan dengan kuku), dicetak ID pasien pada film.
• Kemudian film dimasukan ke alat automatik (Automatik).
• Dijepitkan pada hanger (manual).
• Kaset ditutup, letakan pada tempatnya.

9. MENGISI FILM DARI KASET


• Front kaset menghadap meja.
• Kunci dilepas, back kaset menghadap meja.
• Box film dibuka, ambil film, arahkan film terbaring di atas screen.
• Back kaset ditutup & dikunci.
• Box film ditutup kembali.

10. TES KEBOCORAN KASET TERHADAP CAHAYA


Metode I
1. Kaset yang dicurigai bocor diisi film.
2. Setiap sisi kaset dihadapkan pada lampu dop 100 W dengan jarak 122 cm selama 15 menit hingga 6
sisi kaset.
3. Film diproses dan bila ada kehitaman pada film berarti kaset bocor.

Metode II
1. Masukan selembar film unexposed ke kaset yang dicurigai.
2. Letakan kaset tersebut di tempat terang (sinar matahari).
3. Proseslah film tersebut, sebelumnya ditandai dimana letak engsel (h), bagian atas (t), bagian yang
terbuka (o).
4. Film yang telah kering, periksalah tingkat kekabutan/kehitaman, tandai bila terlihat kabut.
5. Jika lebarnya kurang dari 0,5 cm sepanjang sisi bagian tersebut maka dapat diabaikan.
6. Tetapi kaset tersebut diawasi, jikalau terjadi kerusakan yang berarti.
7. Jika fog/kabut yang timbul besar, perbaiki kerusakan tersebut. kalau tidak bisa dapat diganti dengan
kaset baru.
8. Jika kaset pengganti sulit, gunakan kaset tersebut dengan membiarkan tidak terisi sampai saat akan
digunakan.
INTENSIFYING SCREEN

I. PENGERTIAN INTENSIFYING SCREEN


Lembar penguat merupakan suatu perangkat yang dipasang dalam kaset yang berfungsi untuk
mengubah berkas sinar–X yang menembus obyek menjadi cahaya tampak dan akan berinteraksi dengan
film membentuk bayangan laten.

Prinsip dari tabir penguat ( intensifying screen ) adalah apabila bahan yang menyerap radiasi
sinar-x dan memancarkannya kembali dalam bentuk sinar tampak Tabir penguat ini dipakai dalam
radiography dan tabir fluoroskopi .Banyaknya cahaya yang dipancarkan berbanding lurus dengan exposi
sinar-x yang mengenai tabir . Jadi setiap pola yang terbentuk oleh berkas sinar-x akan diubah kedalam
pola yang serupa dan kelihatan. Bila memakai film emulsi tunggal, digunakan sebuah lembar penguat
yang berhadapan dengan sisi emulsi film, sedangkan pada film emulsi ganda digunakan dua buah lembar
penguat yang masing-masing berhadapan dengan kedua permukaan film.

II. PRINSIP KERJA


Foton sinar-X yang mengenai kristal fosfor, dapat menghasilkan beribu foton cahaya yang
diemisikan kristal fosfor. Proses perubahan sinar-X menjadi cahaya tampak oleh screen disebut dengan
luminisensi (perpendaran cahaya). Energi radiasi diserap (penyerapan fotolistrik oleh atom-atom dari
material fosfor). Ada dua jenis luminisensi :

1. Fosforisensi, yaitu cahaya yang dipancarkan setelah terjadinya penyerapan energi dari radiasi
gelombang pendek (sinar-X), pemancaran akan diteruskan walaupun radiasi gelombang pendek sudah
berhenti menyinarinya. Istilah ini disebut afterglow. Waktu terjadinnya pencahayaan lebih besar dar
10⁻⁸ detik.

2. Fluoresensi, yaitu cahaya yang dipancarkan setelah terjadi penyerapan energi dari radiasi gelombang
pendek, cahaya dipancarkan hanya selama adanya radiasi gelombang pendek tersebut. Waktu
terjadinnya pencahayaan kurang dari 10⁻⁸ detik.

Gambar II.4 Proses Terjadinya Fluoresensi

Ketika sinar-X mengenai butiran fosfor akan memendarkan cahaya, kerapatan lapisan fosfor juga
terdapat celah antar butiran fosfor lainnya sehingga radiasi akan melewati celah tersebut yang juga akan
memendarkan cahaya pada lapisan lembar penguat berikutnya. Elektron yang terlepas meninggalkan
pita valensi menuju pita konduksi. Pada posisi ini elektron memasuki energy yang lebih tinggi. Material
fosfor yang tidak murni menghasilkan luminisensi yang cenderung memiliki kekuatan menarik electron
kembali ke pita valensi. Karena energinya cukup tinggi maka terjadi lompatan elektron dari energi tinggi
ke daerah energy rendah. Pada saat terjadi lompatan energy terebut terjadilah pelepasan energi foton
cahaya, sebagai bentuk pencahayaan fluoresensi.
III. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Lembar Penguat
1. Komposisi Fosfor

Komposisi yang diproduksi dengan baik tentu akan menghasilkan efisiensi pencahayaan yang baik pula.
Pemakaian jenis fosfor yang berbeda pada lembar penguat akan mempengaruhi kecepatannya.

2. Ketebalan Lapisan Fosfor

lapisan fosfor lebih tebal akan menghasilkan lembar penguat lebih cepat karena menyerap banyak foton
sinar-X dari pada lapisan tipis, tetapi lapisan tebal akan menyebabkan pengurangan ketajaman gambar
yang tercatat pada film.

3. Ukuran Kristal Fosfor

Semakin besar ukuran kristal fosfor, semakin besar pula penyerapan yang terjadi maka semakin banyak
cahaya yang dipancarkan setiap adanya interaksi dengan energi gelombang sinar-X, semakin besar pula
kecepatan pada lembar penguat. Lembar penguat kecepatan tinggi ukuran kristalnya ± 8 mikro
sedangkan kecepatan rendah ukuran kristalnya ± 4 mikro.

4. Adanya Lapisan Pemantul / Penyerap

Lapisan pemantul berfungsi memantulkan cahaya kembali ke arah permukaan lembar penguat untuk
membantu proses pembentukan gambar sehingga menambah kecepatan tetapi mengurangi resolusi
gambar. Lapisan penyerap memiliki sifat yang berlawanan dengan lapisan pemantul. Berfungsi
mengontrol penyebaran cahaya, menyerap cahaya hamburan sehingga dapat menigkatkan ketajaman
gambar.

5. Pemilihan Nilai Tegangan Tabung

Tegangan tabung merupakan beda potensial antara katoda dan anoda di dalam tabung yang diperlukan
untuk memindahkan satuan muatan yaitu untuk menerik elektron dari filament ke permukaan target
anoda. Menggunakan nilai tegangan tabung tinggi (kV) maka faktor penguatnya akan naik sehingga
lembar penguat memperoleh penguatan yang maksimum.

IV. Kecepatan Lembar Penguat


Kecepatan lembar penguat adalah kemampuan lembar penguat dalam mengubah energi sinar-X
menjadi cahaya tampak pada eksposi yang diperlukan untuk menghasilkan densitas pada radiografi.
Jenis lembar penguat menurut kecepatannya dibagi menjadi tiga :

a. Kecepatan Tinggi

Mempunyai butiran-butiran fosfor yang lebih besar sehingga gambaran yang dihasilkan memiliki detail
yang rendah tetapi hanya membutuhkan sedikit nilai eksposi yang dapat menghitamkan film. Jadi dapat
mengurangi dosis radiasi pada pasien dan ini bisa digunakan pada pemeriksaan pelvis, kepala dan
abdomen.
b. Kecepatan Sedang Jenis lembar penguat ini memiliki butiran fosfor yang sedang sehingga memberikan
perbandingan yang baik antara kecepatan dan detail yang sedang.

c. Kecepatan Rendah

Lembar penguat dengan kecepatan rendah terdiri dari butiran butiran fosfor yang kecil sehingga dapat
menghasilkan gambaran detail yang tinggi, tetapi untuk menghasilkan kehitaman tertentu yang
dihasilkan lembar penguat kecepatan tinggi membutuhkan sedikit eksposi maka dengan menggunakan
kecepatan rendah membutuhkan banyak eksposi Dosis radiasi tidak terlalu dipertimbangkan serta
bagian tubuh yang diperiksa, misalnya pemeriksaan ekstremitas.

Fine detail Par speed High speed Ultra high speed

(200 – 1200)
( 50 ) ( 100 ) ( 200 – 300 )

Jenis fosfor Ca WO4 CaWO4 CaWO4 LaOBr : Tb

BaPbSO4 GdOBr:Tb

Emisi cahaya Violet Violet Violet / Ultra Blue / green


violet

Faktor 20 – 30 30 – 60 200 – 300


200 – 1200
intensifikasi

Resolusi 7
15 10 7 - 15
lp/mmi

Dari table diatas dapat dilihat bahwa :

1. Speed yang rendah , yang berhubungan dengan emisi pencahayaan dengan spectrum yang lebih sempit

2. Speed yang rendah , factor intensifikasinya juga rendah

3. Speed yang rendah menghasilkan resolusi gambar yang lebih tinggi , kecuali pada ultera high
speed resolusi gambar yang baik masih dapat dipertahankan

Pada hakekatnya , penggunaan screen meningkatkan nilai penghitaman gambar pada film. Dengan
demikian berarti meningkat speed film , yang juga berarti meningkatkan kontras gambar.

Berbagai material dan tipe pencahayaannya


Material Emisi cahaya l maks ( nm ) Keterangan

Ca WO4 Violet-blue 430 Detail, par speed

BaSrSO4 Violet 390 Regular

GdO2S : Tb Green 545 Rare-earth

LaOBr :Tb Violet-blue 350 -500 Rare-earth

BaPbSO4 Violet 370 High speed

Y2O2S :Tb Blue - Green 350 -600 Mammografi

BaFCl :Eu2+ Violet – Blue 390 High speed

(ZnCd)S :Ag Blue – Green 530 Image Intensifier

CsI :Na Blue – green 420 Image intensifier

V. Jenis-Jenis Bahan Lembar Penguat


Tidak semua fosfor berluminisensi menghasilkan warna yang sama. Hal ini penting menyangkut
aplikasi dalam radiografi. Ada fosfor yang digunakan dalam bentuk murninya dan ada beberapa fosfor
yang membutuhkan pengaktif untuk berluminisensi. Pengaktif meningkatkan kemampuan fluoresensi
juga mempengaruhi warna cahaya yang dipancarkan. Syarat utama bahan dasar lembar penguat
mempunyai spesifikasi koefisien serap yang tinggi, biasanya bahan dengan nomor atom yang tinggi dan
mempunyai after glow yang singkat.

a. Calsium Tungsten

Calsium tungsten dapat berluminisensi tanpa pengaktif. Memancarkan cahaya ultraviolet bila terkena
radiasi gelombang pendek. Maksimum fluoresensi sekitar 420 nm. Namun jenis fosfor ini sudah jarang
digunakan lagi karena efisiensi mengubah sinar-X ke cahaya hanya berkisar 5% jika dibandingkan dari
fosfor jenis rare earth sekitar 15%.

b. Barium Fluorochloride

Jika dibandingkan dengan calcium tungsten maka barium fluorochloride mengabsorbsi sinar-X lebih
banyak atau dengan kata lain koefisien absorbsinya lebih tinggi, selain itu barium fluorochloride lebih
efisien dalam mengkonversikan sinar-X menjadi cahaya. Diaktifkan dengan europium. Sinar yang
dihasilkan ultraviolet dan biru dengan panjang gelombang sampai 380 nm.

c. Rare Earth
Materi fosfor yang secara alamiah jumlahnya sangat terbatas. Rare earth merupakan material fosfor
efisiensi yang tinggi dalam menyerap berkas sinar-X menjadi cahaya tampak sehingga banyak dipakai
sebagai bahan baku lembar penguat radiografi. Pencahayaannya menghasilkan empat kali lebih besar
dari bahan lembar penguat calsium tungsten. Fosfor rare earth dibagi dalam tiga jenis, yaitu :

 Gadolinium oxysulphide, diaktifkan oleh terbium.

 Lantanum oxysulphide, diaktifkan oleh terbium.

 Ytrium oxybromide, diaktifkan oleh telerium.

Lanthanum oxysulphide, lanthanum oxysulphide, dan ytrium soxybromide dengan


pengaktif terbium dan telerium akan mengemisikan sinar warna hijau dengan panjang gelombang antara
625-550 nm.

FOSFOR ACTIVATOR WARNA CAHAYA

Gadolinium Oxysulphide Terbium hijau

Lanthanum Oxysulphide Terbium hijau

Yttrium Oxysulphide Terbium hijau

Yttrium Tantalate Niobium Biru

Lanthanum Oxybromide Niobium biru

Contoh fosfor rare earth dengan variasi pancaran cahayanya.


Fosfor jenis rare earth memiliki dua sifat yang penting yakni
1. penyerapan sinar X yang lebih efisien (QDE lebih efisien)
2. konversi foton sinar X menjadi foton cahaya lebih efisien.

VI. QDE ( quantum detection efficiency )


Kemampuan Phospor dalam menyerap energi Sinar-X. Tergantung pada jenis fosfor,
ketebalan dan berat/isian fosfor dan energi foton yg digunakan. Fosfor rare earth memiliki QDE
lebih baik dari pada kalsium tungstate. Artinya fosfor rare earth menyerap sinar x yang lebih
baik dari pada kalsium tungstate.

Jenis Emisi EC QDE (60 kV) QDE (80 kV)


Gadolinium Blue (550 18 % 51 % 18 %
nm)

Lanthanum Green (600 nm) 13 % 33 % 17 %

Yitrium Green (600 nm) 24 % 12 % 5 %

Ca Tungsate Blue (500 nm) 4 % 13 23

VII. Efisiensi Konversi ( Conversion efficiency)


Adalah kemampuan untuk mengkonversi/mengubah energi sinar X menjadi cahaya tampak. Jika hanya
dengan sedikit sinar X dapat terkonversi menjadi cahaya tampak yang terang/kuat maka dikatakan
bahwa efisiensi konversi bahan tersebut besar. Fosfor rare earth memiliki efisiensi konversi lebih besar
dari pada CaWO4. Yakni 15-20% : 3-5%. Dengan cahaya yang lebih terang, jumlah sinar X yang
diperlukan lebih sedikit untuk mendapatkan penghitaman yang sama.

VIII. STRUKTUR IS

Struktur Lembar Penguat

Lapisan penguat memiliki struktur yang tersusun atas beberapa lapisan secara berturut – turut
sebagai berikut.

a. Lapisan Supercoat

Lapisan supercoat terbuat dari bahan selulosa asetat yang tipis dan kuat, tebalnya sekitar 5-10 μm.
Fungsinya untuk melindungi seluruh permukaan lapisan bahan fluoresensi, serta tahan terhadap
goresan.
b. Lapisan Phosphor Layer
Lapisan ini mengandung kristal bahan fluoresensi yang diikat oleh suatu bahan tebalnya sekitar 100-200
μm. Bahan fluoresensi yang dapat digunakan adalah kalsium tungsten, barium lead sulfat atau rare
earth.
c. Lapisan Substratum

Digunakan untuk menempelkan lapisan fosfor dengan lapisan dasar. Lapisan ini dibuat setipis mungkin
untuk menghasilkan perlekatan yang cukup antara kedua lapisan. Tebalnya sekitar 10-20 μm. Ada 2 jenis
lapisan substratum yaitu lapisan reflektive dan lapisanabsorptive. Lapisan reflektif berfungsi untuk
memantulkan kembali cahaya menuju ke film. Sedangkan bila menggunakan lapisanabsorptive cahaya
akan diserap oleh zat warna pada lapisan ini.

d. Lapisan Base

Lapisan dasar yang berfungsi sebagai penyokong untuk lapisan lain. Terbuat dari polyester, cardboard
dan plastik. Tebalnya sekitar 200-400 μm. Sifatnya tidak mempengaruhi bahan

fluoresensi, tidak berkerut dan tembus sinar-X.

IX. KARAKTERISTIK IS
a. Sebuah layar mengintensifkan terdiri dari dasar poliester atau selulosa triasetat mirip dengan Film
radiografi

b. dasar ini harus radioparent

c. dan kimia inert.

d. Ini harus menggabungkan karakteristik ketangguhan dan fleksibilitas

e. tidak harus meringkuk

f. tidak menghitamkan dengan usia.

g. dasar ini pertama dilapisi dengan lapisan reflektif titanium dioksida untuk bangkit cahaya kembali ke
film. Perbedaan sinar cahaya menyebabkan unsharpness dari gambar. Dengan bumi fosfor seragam
homogen lapisan-standar atau jarang

h. ini ditutupi dengan supercoat transparan tipis yang terdiri dari gelatin. Itu Tujuan yang kedua adalah
pelindung, dan sangat tipis dan perawatan selalu diperlukan dalam menangani layar mengintensifkan
untuk menghindari segala bentuk abrasi

i. Fleksibilitas dari bahan yang penting untuk memungkinkan layar untuk membungkuk tanpa retak - layar
mengintensifkan jenis ini digunakan dalam kaset panorama. Setiap kristal pada layar memancarkan
cahaya kebiruan untuk layar biasa (atau lampu hijau untuk langka-earthscreens).

Kecerahan berhubungan langsung dengan intensitas sinar-X dalam sebagian kecil dari gambar. Dengan
demikian, seluruh permukaan layar, perbedaan intensitas sinar-X yang berubah menjadi perbedaan
cahaya kebiruan (lampu hijau) kecerahan yang film ini sangat sensitif. Seluruh gambar yang demikian
intensif untuk merekam dengan film. Semakin besar Kristal dan tebal lapisan fluorescent pada layar,
cahaya lebih banyak dihasilkan dan semakin besar intensifikasi. Namun, cahaya menyebar lebih luas dan
ketajaman detail gambar menurun sesuai. Manufaktur telah berusaha untuk meningkatkan kualitas
gambar tanpa berkorban kecepatan film dengan menggunakan kristal fosfor dari berbagai bentuk.
Contoh dari hal ini adalah T-Mat film yang kita gunakan untuk radiografi panoramik dan ekstraoral.

X. FAKTOR INTENSIFIKASI
Faktor intensifikasi adalah perbandingan antara eksposi yang dibutuhkan untuk menghasilkan
densitas tertentu pada film tanpa menggunakan lembar penguat dengan eksposi yang dibutuhkan pada
film yang menggunakan lembar penguat untuk menghasilkan densitas yang sama. Secara matematis
dituliskan sebagai berikut :

IF = Eksposi tanpa IS : Eksposi dengan IS


Radiografi memerlukan lembar penguat, yang berfungsi sebagai lembar penguat gambar melalui
proses pencahayaan akibat penyinaran. Bila memakai lembar penguat dapat menghemat nilai
penyinaran disamping menghasilkan kualitas gambar yang lebih baik. Proses yang demikian disebut
intensifikasi gambar. Dengan demikian apabila menggunakan lembar penguat memerlukan faktor
intensifikasi, yaitu nilai perbandingan antara penyinaran tanpa menggunakan lembar penguat dengan
penyinaran dengan menggunakan lembar penguat. Lembar penguat dengan ukuran kristal fosfor yang
besar banyak menyerap radiasi bila dibandingkan dengan kristal ukuraan kecil, sehingga faktor
intensifikasi dari lembar penguat dengan ukuran kristal besar adalah tinggi tetapi kualitas gambarnya
kurang baik. Jumlah kristal fosfor bilamana banyak dalam perunit volume maka faktor intensifikasinya
tinggi. Kualitas radiasi bila menggunakan kV tinggi maka faktor intensifikasinya juga akan naik.

XI. MOTTLE
Mottle adalah adalah perbedaan densitas yang tidak beraturan pada gambaran Rontgen.Mottle dapat
timbul karena :

 Ketidak sama-rataan lapisan screen , sehingga radiograf tidak mendapatkan intensitas yang sama. Ini
disebut dengan screen mottle

 Pemancaran sinar-x adalah proses yang random, seingga walaupun dalam berkas uniform, jumlah rata-
rata foton sinar-x yang sampai kesetiap bagian tabir tidak sama / tidak meratanya intensitas sinar-x
sampai ke Intensifyaing screen. Ini disebut Quantum Mottle.

XII. FUNGSI DAN CARA PERAWATAN IS


a. Fungsi menggunakan IS

 Emulsi film lebih peka terhadap foton cahaya tampak (cahaya tampak lebih efisien dalam menghitamkan
emulsi film)

 Dengan IS intensitas sinar-X yg diperlukan untuk menghasilkan densitas tertentu lebih lebih sedikit
dibanding tanpa IS
 Memperkecil dosis radiasi yang harus diterima pasien

b. Cara perawatan IS

Bersihkan Tangan

 Sebelum memegang screen, terlebih dulu cuci tangan dengan air dan sabun, dan bilas hingga bersih , lalu
keringkan

 Lapisan pospor pada screen sangat rentan terhadap zat-zat kimia yang terdapat pada disinfectant dan
lotion pembersih tangan.

 Membilas tangan dengan air akan meminimalisasi kerusakan permanent pada screen.

Memegang Screen

 hindari kontak langsung tangan dengan lapisan pospor pada screen.

 Pada plate screen (rigid), pegang bar alumunium –yang ada penguncinya- saat membersihkan screen.
( Untuk CR 850, CR 975, classic dan elite)

 Sedang untuk flexible screen, hindari kontak dengan menopangkan tangan pada sisi belakang warna
hitam saat mengeluarkan dan memasukkan screen pada kaset. (Untuk PoC 140, 160 ,240 dan CR 500)

Membersihkan screen.

 letakkan screen pada tempat yang kering dan bebas dari zat-zat disinfektan .

 untuk membersihkan debu, gunakan kain yang tidak berserat dan kering (biasanya kain flannel pengelap
kacamata).

 Pada noda yang membandel, berikan cairan pembersih khusus.

Cairan pembersih screen yang dianjurkan :

 KODAK Intensifying Screen cleaner and antistatic solution

 KODAK MIN-R Screen Cleaner

 KODAK MIN-R Screen Cleaner Wipes.

- Ikuti instruksi yang ada pada masing-masing pembersih.

- Hindari memakai cleaner secara berlebihan saat membersihkan screen.

- Mengelap permukaan screen yang terdapat sisa cleaner hingga bersih dengan kain flannel, dan biarkan
mengering oleh udara.

Mendisinfektan Screen.

 Lap dengan 10% larutan pemutih (5.25% sodium hypochlorite diencerkan air dengan perbandingan 1:10).

 Hapus sisa larutan dengan lap flannel.

 Keringkan pada udara terbuka, atau lap dengan kain flannel yang lembut.
HINDARI

 Jangan membersihkan screen dengan isopropanol, alcohol atau disinfektan yang mengandung alcohol.

 Jangan mendisinfektan screen dengan hydrogen peroxide, atau cleaner yang mengandung peroxide.

 Jangan memegang screen sehabis menggunakan pembersih tangan yang berbahan dasar alcohol .

 Jangan membersihkan screen dengan pembersih kaca atau disinfektan rumah sakit.

XIII. SYARAT IS

1. QDE besar

2. Efisiensi konversi besar

3. Cahaya yang dipancarkan sesuai dengan film

4. Tidak ada after glow

5. Kristal bisa dibentuk seragam dan dapat dilapiskan secara merata

Anda mungkin juga menyukai