Anda di halaman 1dari 21

PRE-

TREATMENT
TIPE-TIPE PENGENDAPAN
PARTIKEL

 Pengendapan tipe I: pengendapan untuk


partikel yang mengendap dengan
kecepatan konstan (partikel diskrit) --
partikel diremoval bila vs > v

 Pengendapan tipe II: selama proses


pengendapan, kecepatan mengendap
partikel meningkat (partikel flokulen)
Pretreatment atau pengolahan
pendahuluan merupakan pengolahan awal
air minum atau air baku yang
kekeruhannya tinggi melampaui kapasitas
pengolah konvensional

Ada 2 jenis pengolahan pendahuluan yang


umum digunakan :
1. Plain sedimentation atau prasedimentasi
2. Roughing filter
PRA SEDIMENTASI
PRA SEDIMENTASI

 Pra sedimentasi  Pengendapan tipe I


 Pra sedimentasi  pengendapan partikel
diskrit
 Partikel diskrit: partikel yang tidak mengalami
perubahan bentuk, ukuran dan berat selama
proses pengendapan
TUJUAN PRA SEDIMENTASI

 Memisahkan partikel kekeruhan dalam air


agar tidak membebani unit-unit selanjutnya
seperti koagulasi/ flokulasi, sedimentasi dan
filtrasi
 Investasi lahan yang dapat dimanfaatkan
sebagai unit sedimentasi dengan tambahan
tube settler,dll di masa datang dalam
rangka peningkatan kapasitas
ZONA-ZONA PENGENDAPAN

Ada 4 zona agar efisiensi pemisahan kekeruhan


optimal :
1. Zona inlet
2. Zona pengendapan
3. Zona outlet
4. Zona lumpur
Kedalaman ruang lumpur bak pengendap I
tergantung pada :
1. Metode pengurasan lumpur
2. Frekuensi pengurasan
3. Kadar lumpur air baku dan massa jenis lumpur

Bentuk bak pengendap I pada umumnya :


1. Persegi panjang (Rectangulair), dengan pola
aliran horizontal
2. Radial atau bundar dengan pola aliran radial atau
upflow
Pengendap I bentuk persegi didisain dengan
kemiringan dasar 5 – 10 % bila pengurasannya
dengan cara manual setiap 6 bulan sekali
Dan bila pengurasannya menggunakan scrapper
mekanis maka kemiringan dasarnya : 1 %
JENIS PRA SEDIMENTASI
 Persegi- 4  aliran horizontal

Inlet Outlet

Ruang lumpur

Aliran Horizontal
 Silinder  aliran horizontal

Inlet

Outlet Outlet

Ruang lumpur

Horizontal Radial
Silinder  aliran vertikal
Inlet

Outlet Outlet

Ruang lumpur

Upflow
Type I Settling -- Stokes’
Law g(   )
vs  s
18
where
νs = settling velocity
ρs = density of particle (kg/m3)
ρ = density of fluid (kg/m3)
g = gravitational constant (m/s2)
d = particle diameter (m)
μ = dynamic viscosity (Pa·s)
Hitung Ketinggian Bak

 Air baku sebanyak 6m3/hari diolah dengan unit


prasedimentasi dengan waktu tinggal 3 jam.
Luas area yang diasediakan 10 m2. berapa
kedalama yang dibutuhkan?
 Q= 6 m3/hari x 1hari/24jam = 0,25 m3/jam
 V = Td x Q = 3 jam x 0,25 m3/jam = 0,75 m3
 H = V/A =
ROUGHING FILTER
 Roughing filter (vertikal & horizontal)

Influen Efluen
Media kerikil

Vertical Flow
Ke Flash Mix
Denah Roughing Filter
Media kerikil
efluen

Influen

Influen

Dinding diperforasi

Horizontal Flow

Kerikil efluen
Influen

Potongan
Perforated wall
KEUNTUNGAN
ROUGHING FILTER
 Luas area lebih kecil
 menurunkan kekeruhan 90%
 menurunkan warna 40-60%
 menurunkan COD (z.organik) 80%
(z.organik + HOCl  THMs)
YANG MEMPENGARUHI
PRA SEDIMENTASI
 Beban permukaan (m3/ hari/ m2 luas permukaan bak),
dan tidak tergantung pada waktu tinggal
 Beban permukaan merupakan perbandingan debit
dengan luas permukaan bak
 Beban permukaan kecil, bak makin luas, efisiensi
pemisahan kekeruhan makin tinggi
 Distribusi aliran masuk  harus merata, dapat dilaku-kan
dengan sekat yang diperforasi
 Beban pelimpah (m3/ hari/ m panjang pelimpah) pada
aliran keluar
 Beban pelimpah merupakan perbandingan antara debit
dengan panjang pelimpah di aliran keluar bak
prasedimentasi
 Turbulensi diantaranya disebabkan oleh
perbedaan suhu di dasar & di permukaan air,
angin, aliran pendek, bil Reynold yang terlalu
tinggi
 Pembuangan lumpur harus secara periodik,
tergantung pada kadar SS dan debit aliran
yang masuk
 Tinggi lumpur dibatasi agar tidak tergerus
kembali ke pelimpah.

Anda mungkin juga menyukai