Anda di halaman 1dari 14

SPIRITUAL

MEMAHAT
BERSAMA AMRIZAL SALAYAN
BAGAIMANA SENI BISA AKENISA D. B.
MENYATUKAN (17022005)
PROFIL SENIMAN

Drs. Amrizal Salayan M.Sn lahir pada 8 Oktober 1958 di


Bukittinggi, Sumatera Barat. Ia menempuh pendidikan di
Fakultas Seni Rupa dan Desain di Institut Teknologi Bandung
(ITB), lulus pada tahun 1988 dan kemudian meraih gelar
Master pada tahun 2004.

Sebagai seorang pematung aktif, Pak Amrizal telah memamerkan


karyanya dalam berbagai pameran kelompok di Indonesia.
Karyanya telah dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia di
Jakarta, Galeri Langgeng di Magelang (Jawa Tengah), Bali
Biennale tahun 2005, dan Selasar Sunaryo Art Space di
Bandung pada 2007. Ia juga menyelenggarakan pameran tunggal
di Galeri Soemardja di Bandung pada 2004. Selain pameran, ia
juga mengerjakan patung kenangan, monumen, dan estetika
desain interior di beberapa kota di Indonesia. Saat ini, ia
tinggal dan berkarya di Bandung.
Karyanya yang terkenal, "Dia Ada
Dalam Ketiadaannya," menampilkan
sembilan figur yang berubah dari
bentuk manusia menjadi abstrak. Ini
melambangkan ketidakkekalan dalam
eksistensi manusia, pengingat akan
keterbatasan hidup melalui kematian
dan kerusakan. Bagi Pak Amrizal,
seninya juga merupakan bentuk
penghormatan kepada yang Ilahi.

2
KENAPA

HARUS

PATUNG
?
3

4
CONTINUING THE LEGACY

Pak Amrizal melihat bagaimana seni


patung mulai pudar, dan merasa bahwa
patung menjadi potensi media yang
jarang di highlight.

Dengan demikian ia melihat potensi


yang belum dijamah dalam seni patung
ini.

Patung juga memiliki kelebihan dimana


ia dapat dilihat dari berbagai sisi.
Dan uniknya, karya Pak Amrizal yang
berjudul “Ia Ada Dalam Ketiadaannya”
sangat bergantung dalam posisi
bagaimana patung itu berjejer. Karena
dengan memutarnya, makna patung
tersebut langsung berbeda.
Dengan formasi sedemikian rupa, Karya
patung ini menunjukan bagaimana
proses peleburan manusia yang
mengingatkan bahwa kita tidak punya
kekekalan di dunia. dan hanya ketika
kita sudah tiada, kita dikenang di
dunia.

Namun apabila dibalik, kesan yang


didapat terasa seperti bahwa kita
manusia diciptakan dari suatu
ketiadaan. Suatu hal yang hanya bisa
dilakukan oleh keagungan Tuhan Yang
Maha Esa.
Dalam karyanya yang lain, ada salah
satu patung yang dalam Proses
instalasinya bergantung dengan
tambahan dari media yang tidak
menyatu langsung dengan patung
buatannya, namun dapat memberikan
makna lebih dalam.

Salah satunya adalah Patung


“Bundo Kanduang” yang dalam
instalasinya dikelilingi
serbuk tanah gambut. Namun
daripada membuat instalasinya
terlihat kotor, Itu
memberikan makna lain.
Patung ini memiliki Sebuah
puisi yang terukir di
bagian bawahnya, yang mana
siapa yang mau melihat
harus berlutut dan
menyentuh tanah. Dengan
demikian baru terlihatlah
pesan dalam ukiran
tersebut.

“ Janganlah kau pandang aku


seperti itu Malin
Aku malu..!
Tunduklah
Pandanganmu dan
Engkau akan melihat
dari mana dirimu
berasal..!”
-Feb 2007
Amrizal Salayan

Instalasinya Seakan menyatakan


bahwa kita sebagai manusia tidak
selayaknya melihat ibu pertiwi
dari mata ke mata. Namun kita
harus menunduk dan menyatu dengan
tanah untuk bisa mengapresiasi
dan sadar diri di mana kita
seharusnya berada di hadapan sang
Ibu Pertiwi.
YESTERDAY, TOMORROW IS TODAY

Dari wawancara bersama Pak Amrizal,


dapat diketahui bahwa beliau sangat
mengapresiasi bagaimana alam
sekitarnya, bahkan ke posisi dirinya
sendiri di dunia.

Bahkan Karyanya yang berjudul


“Yesterday, Tomorrow Is Today”
berinspirasikan dari daun pohon yang
berjatuhan di rumahnya. Namun ia
menggunakan gagasan mengenai
bagaimana masa kini, masa lalu, dan
masa depan sangatlah subjektif.
Karena pada masa apapun, orang di
masa itu, merasa saat itu adalah
masa kini. Lalu menuangkannya dalam
Instalasi PAtung ini.
DOKUMENTASI PRIBADI DI STUDIO
PATUNG AMRIZAL
DAFTAR GAMBAR

1. Kemal Setia Permana,”Kisah Amrizal Salayan, Pematung


yang Nyaris Gagal Kuliah di Fakultas Seni Rupa dan Desain
ITB”, Pematung Amrizal Salayan dan patung-patungnya di
Studio Amrizal Salayan di Jalan Awiligar Utara 2,
Cimenyan, Kabupaten Bandung. Diakses pada tanggal 18
Desember 2023. //jabar.tribunnews.com/2020/08/24/kisah-
amrizal-salayan-pematung-yang-nyaris-gagal-kuliah-di-
fakultas-seni-rupa-dan-desain-itb.
2. Muharyadi, “Seniman "Urang Awak" Amrizal Salayan : Alam
takambang Jadi Guru, Bumi dan Langit ada di Dalamnya”,
Karya Monumental Amrizal Salayan, Ia Ada dengan
Ketiadaannya, aluminium. Diakses pada 19 Desember 2023.
https://minangsatu.com/seniman-34urang-awak34-amrizal-
salayan--alam-takambang-jadi-guru-bumi-dan-langit-ada-di-
dalamnya_17562
3. Indoartnow, Diakses pada 19 Desember 2023,
https://indoartnow.com/artists/amrizal-salayan
4. Indoartnow, Diakses pada 19 Desember 2023,
https://indoartnow.com/artists/amrizal-salayan
5. Indoartnow, Diakses pada 19 Desember 2023,
https://indoartnow.com/artists/amrizal-salayan
6. Indoartnow, Diakses pada 19 Desember 2023,
https://indoartnow.com/artists/amrizal-salayan

Anda mungkin juga menyukai