Anda di halaman 1dari 2

B.

Ilmu Fisika

1. Fisika Ditinjau Dari Ilmu Pengetahuan Barat


Energi mulai dipikirkan ketika manusia mulai mempelajari konsep gerakan. Ternyata energy
dapat muncul dalam berbagai bentuk dan dapat berubah bentuk. Sekalipun kelihatannya
sederhana, konsep ini baru muncul setelah melalui bermacam-macam perkembangan.
Aristoteles berpendapat bahwa setiap gerakan selalu memerlukan (gaya) yang bekerja terus-
menerus untuk mempertahankan gerakannya. Peluru yang mendorongnya. Angapan ini dipahami
oleh Aristoteles bahwa peluru tersebut menempatkan udara yang berarus ke belakang sehingga
memberikan gaya ekstra. Pendapat Aristoteles ini ternyata salah.
Konsep energi ternyata berkembang, setelah diketahui bahwa materi dapat berubah menjad
energy dan begitu pula sebaliknya. Konsep inilah yang membuahkan energy nuklir. Menurut
Newton, benda bermasa m mendapat gaya f akan memperoleh percepatan sebesar a= f M
Bila gaya f bekerja terus-menerus pada benda tersebut, benda yang bergerak akan semakin
besar. Seperti yang dialami oleh benda yang jauh bebas, yang semakin mendekati bumi
kecepatan semakin besar. Hukum Newton hanya berlaku pada mekanika klasik, yaitu mekanika
yang bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Mekanika inilah yang disebut
mekanika relativistik yang diperoleh oleh Albert Einstein.
Dalam mekanika elativistik dinyatakan bahwa massa yang bergerak makin besar bila
kecepatan semakin besar. Selain itu, massa dan energi merupakan dua hal yang ekuivalen, sama
ekuivalennya antara energi dan kalori. Cahaya merupakan masalah yang masih sulit alam
konversi energi. Walaupun energi penyinaran dari matahari yang tak terhingga jatuh dibumi
setiap hari, energi ini masih belum dimanfaatkan secara efesien oleh manusia. Hanya tumbuhan
yang hijau yang mampu memanfaatkannya secara efesien. Inilah sebabnya cahaya memang
sanget menarik perhatian.
Pada tahun 1923 A.H. Compton mempelajari gejala tumbukan antara foton dan elektron,
dengan cara menumbuhkan bekas gelombang elektron magnet yang keluar dari bahan radioaktif
pada keping berlium. Menurut A.H. Compton, bahwa paket energi gelombang elektro magnetik
dapat berfungsi sebagai partikel.
2 Fisika Ditinjau Dari Segi Agama Islam

Kaum muslimin mempunyai perhatian khusus dalam mempelajari Optic dan Fenomena
cahaya. Kegiatan ini terjadi pada abad ke-4 di kairo oleh Ibnu Al-Manadzir (the saurus optical),
yang menerapkan metode eksperimental untuk mempelajari Fenomena Cahaya.

Dua abad kemudian di Persia, Quthib Al-din Asy-Syurazi dan muridnya Kamal Al-din
Al-Fariri manulis kitab al-manadzir, mereka menjelaskan tentang pembentukan pelangi yang
disebabkan oleh Fraksi dan Refleksi
Bidang fisika kedua yang dipelajari kaum muslim adalah gerak. Masalah fundamental ini
dipersiapkan oleh Galileo untuk menjadi dasarrevolusi keilmuan, Ibnu Sina mengemukakan
gagasan dibeberapa tulisan filosof Kristen sebelumnya yaitu John Filophonas, dalam kritiknya,
Ibnu Sina menemukan perkembangan doktrin baru tentang inklinasi dan juga gagasan tentang
momentum
Bidang fisika yang dipelajari kaum muslimin adalah masalah tentang berat ukuran serta
tradisi Archimedes yang menyangkut penentuan berat spesifik pengukuran berat dan volume.
Gagasan ini berkembang dan muncullah karangan besar mengenai hal ini, yang paling terkenal
adalah karangan Al-Biruni dan Al-Khazini.

Anda mungkin juga menyukai