Anda di halaman 1dari 5

6

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Sejarah Perkembangan Fisika

Sejak zaman dahulu, manusia terus memperhatikan bagaimana

benda-benda di sekitarnya berinteraksi, kenapa benda yang tanpa disangga

jatuh kebawah, kenapa benda yang berlainan memiliki sifat yang berlainan

juga, dan sebagainya. Dulu manusia juga mengira-ngira tentang misteri alam

semesta, bagaimana bentuk dan posisi bumi di tengah alam yang luas ini dan

bagaimana sifat-sifat dari matahari dan bulan, dua benda yang memiliki

posisi penting dalam kehidupan manusia. Secara umum, untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan ini manusia secara mudah langsung mengaitkannya

dengan pekerjaan dewa. Akhirnya, jawaban yang mulai ilmiah namun tentu

saja masih terlalu berspekulasi, mulai berkembang. Tentu saja jawaban ini

kebanyakan masih salah karena tidak didasarkan pada eksperimen,

bagaimanapun juga dengan begitu ilmu pengetahuan mulai mendapat

tempatnya. Fisika pada masa awal ini kebanyakan berkembang dari dunia

filosofi, dan bukan dari eksperimen yang sistematis.

Menurut Richtmeyer, sejarah perkembangan ilmu fisika dibagi dalam

empat periode yaitu :

a. Periode Pertama,

Dimulai dari zaman prasejarah sampai tahun 1550 an. Pada periode

pertama ini dikumpulkan berbagai fakta fisik yang dipakai untuk

6
7

membuat perumusan empirik. Dalam periode pertama ini belum ada

penelitian yang sistematis. Beberapa penemuan pada periode ini

diantaranya : 2400000 SM - 599 SM di bidang astronomi sudah

dihasilkan Kalender Mesir dengan 1 tahun = 365 hari, prediksi

gerhana, jam matahari, dan katalog bintang. Dalam Teknologi sudah

ada peleburan berbagai logam, pembuatan roda, teknologi bangunan

(piramid), standar berat, pengukuran, koin (mata uang), periode 600

SM – 530 M. Perkembangan ilmu dan teknologi sangat terkait dengan

perkembangan matematika. Dalam bidang Astronomi sudah ada

pengamatan tentang gerak benda langit (termasuk bumi), jarak dan

ukuran benda langit. Dalam bidang sains fisik (Physical Science),

sudah ada Hipotesis Democritus bahwa materi terdiri dari atom-atom.

Archimedes memulai tradisi “Fisika Matematika” untuk menjelaskan

tentang katrol, hukum-hukum hidrostatika dan lain-lain. Tradisi Fisika

Matematika berlanjut sampai sekarang. 530 M – 1450 M: Mundurnya

tradisi sains di Eropa dan pesatnya perkembangan sains di Timur

Tengah. Dalam kurun waktu ini terjadi Perkembangan Kalkulus.

Dalam bidang Astronomi ada “Almagest” karya Ptolomeous yang

menjadi teks standar untuk astronomi, teknik observasi berkembang,

trigonometri sebagai bagian dari kerja astronomi berkembang. Dalam

Sains Fisik, Aristoteles berpendapat bahwa gerak bisa terjadi jika ada

yang mendorong secara terus, kemagnetan berkembang, eksperimen

optika berkembang, ilmu kimia berkembang (Alchemy). Pada tahun


8

1450 M- 1550 M, ada publikasi teori heliosentris dari Copernicus yang

menjadi titik penting dalam revolusi saintifik. Sudah ada arah

penelitian yang sistematis

b. Periode Kedua

Dimulai dari tahun 1550an sampai tahun 1800an. Pada periode

kedua ini mulai dikembangkan metoda penelitian yang sistematis

dengan Galileo dikenal sebagai pencetus metoda saintifik dalam

penelitian. Hasil-hasil yang didapatkan antara lain: Kerja sama antara

eksperimentalis dan teoris menghasilkan teori baru pada gerak planet.

Newton meneruskan kerja Galileo terutama dalam bidang mekanika

menghasilkan hukum-hukum gerak yang sampai sekarang masih

dipakai. Dalam mekanika selain hukum-hukum Newton dihasilkan

pula persamaan Bernoulli, teori kinetik gas, vibrasi transversal dari

batang, kekekalan momentum sudut, persamaan lagrange. Dalam fisika

panas ada penemuan termometer, azas black, dan kalorimeter. Dalam

gelombang cahaya ada penemuan abrasi dan pengukuran kelajuan

cahaya. Dalam Kelistrikan ada klasifikasi konduktor dan

nonkonduktor, penemuan elektroskop, pengembangan teori arus listrik

yang serupa dengan teori penghantar panas dan Hukum Coulomb.

c. Periode Ketiga

Dimulai dari tahun 1800an sampai 1890an. Pada periode ini

diformulasikan konsep-konsep fisika yang mendasar yang sekarang

sering dikenal dengan sebutan fisika klasik. Dalam periode ini fisika
9

berkembang dengan pesat terutama dalam mendapatkan formulasi-

formulasi umum dalam mekanika, fisika panas, listrik magnet dan

gelombang, yang masih terpakai sampai saat ini. Dalam mekanika

diformulasikan persamaan hamiltonian (yang kemudian dipakai dalam

fisika kuantum), Persamaan gerak benda tegar, teori elastisitas,

hidrodinamika. Dalam fisika panas diformulasikan Hukum-hukum

termodinamika, teori kinetik gas, penghantar panas dan lain-lain.

Dalam listrik magnet diformulasikan hukum ohm, hukum faraday,

teori maxwell dan lain-lain. Dalam gelombang diformulasikan teori

gelombang cahaya, prinsip interferensi, difraksi dan lain-lain.

d. Periode Keempat

Dimulai dari tahun 1890an sampai sekarang. Pada akhir abad ke 19

ditemukan beberapa fenomena yang tidak bisa dijelaskan melalui

fisika klasik. Hal ini menuntut pengembangan konsep fisika yang lebih

mendasar lagi yang sekarang disebut fisika modern. Dalam periode ini

dikembangkan teori-teori yang lebih umum yang dapat mencakup

masalah yang berkaitan dengan kecepatan yang sangat tinggi

(relativitas) atau/dan yang berkaitan dengan partikel yang sangat kecil

(teori kuantum). Teori relativitas yang dipelopori oleh Einstein

menghasilkan beberapa hal diantaranya adalah kesetaraan massa dan

energi E=mc2 yang dipakai sebagai salah satu prinsip dasar dalam

transformasi partikel. Teori kuantum, yang diawali oleh karya Planck

dan Bohr dan kemudian dikembangkan oleh Schroedinger, Pauli,


10

Heisenberg dan lain-lain, melahirkan teori-teori tentang atom, inti,

partikel sub atomik, molekul, zat padat yang sangat besar perannya

dalam pengembangan ilmu dan teknologi.

2.2 Gerak

Gerak adalah perpindahan dari titik satu ke titik yang lain,

kedudukan atau posisi suatu benda dapat ditentukan berdasarkan titik

tertentu yang disebut titik acuan. Kedudukan benda dapat dapat terletak di

sebelah kanan, kiri, atas atau bawah titik acuan. Untuk membedakannya

digunakan tanda positif atau negatif. Setiap benda dapat dikatakan bergerak

terhadap benda tertentu, tetapi tidak bergerak terhadap benda lainnya. Hal

itu menunjukkan bahwa gerak bersifat relatif, artinya bergantung pada titik

acuan yang digunakan.

2.3 Massa Jenis

Massa jenis adalah perbandingan antara massa benda dan volume

benda. Benda yang sejenis dengan bentuk dan ukuran yang berbeda akan

mempunyai massa jenis yang sama. Sedangkan, untuk benda yang tidak

sejenis dengan bentuk dan ukuran sama akan mempunyai massa jenis yang

berbeda. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa massa jenis

merupakan salah satu ciri khas suatu zat.

Anda mungkin juga menyukai