ABSTRAK
Daya dukung lahan ditentukan oleh banyak faktor baik biofisik maupun sosial-ekonomi-budaya
yang saling mempengaruhi. Daya dukung suatu wilayah dapat naik atau turun tergantung dari
kondisi biologis, ekologis dan tingkat pemanfaatan manusia terhadap sumberdaya alam. Daya
dukung lahan sawah di Kabupaten Maros untuk 20 tahun (tahun 2012 – 2032) menunjukkan
kecenderungan menurun. Penurunan daya dukung lahan sawah pada tahun 2012 – 2027
masih dalam status aman, dimana nilai daya dukung lahan > 2 yaitu 3,16 – 4,18 atau lebih
besar dari kepadatan penduduk yaitu 2,02 – 2,61, namun pada tahun 2032 daya dukung lahan
sawah menunjukkan status di ambang batas tidak aman dimana nilai daya dukung lahan yaitu
2,88 sama dengan kepadatan penduduk yaitu 2,84. Terdapat beberapa faktor yang menjadi
ancaman penurunan daya dukung lahan sawah di Kabupaten Maros seperti pertumbuhan
pendukuk yang tinggi dan letak Kabupaten Maros yang strategis yang dekat dengan Makassar
sehingga memicu urban dan pengembangan kota “Mamminasata” (Makassar, Maros, Gowa,
dan Takalar) akan berdampak langsung terhadap alih fungsi lahan sawah serta kegiatan
pertambangan di kawasan hutan karst jika salah dalam pengelolaannya akan menimbulkan
dampak negatif terhadap daya dukung lahan sawah. Diperlukan implementasi pengendalian
alih fungsi lahan sawah produktif dengan penetapan peraturan perundang-undangan,
penetapan zonasi perlindungan lahan sawah abadi dan pemeliharaan dan pengawasan hutan
oleh pemerintah, masyarakat dan LSM serta pelaku pertambangan di kawasan hutan agar daya
dukung lahan sawah dapat memenuhi kebutuhan karbohidrat yang layak untuk penduduk
Kabupaten Maros.
PENDAHULUAN
339
Confidential Suryawati dan Roy Efendi: Proyeksi Daya Dukung Lahan Sawah ….
sebagian besar rakyat Indonesia. Oleh karena itu daya dukung lahan sawah perlu
dikelola dengan baik agar dapat berproduksi padi secara berkelanjutan. Menurut
Soemarwoto (2001) daya dukung lingkungan pada hakekatnya adalah daya dukung
lingkungan alamiah, yaitu berdasarkan biomas tumbuhan dan hewan yang dapat
dikumpulkan dan ditangkap per satuan luas dan waktu di daerah itu.
Daya dukung lahan ditentukan oleh banyak faktor baik biofisik maupun sosial-
ekonomi-budaya yang saling mempengaruhi. Daya dukung suatu wilayah dapat naik
atau turun tergantung dari kondisi biologis, ekologis dan tingkat pemanfaatan manusia
terhadap sumberdaya alam. Daya dukung suatu wilayah dapat menurun diakibatkan
kegiatan manusia dan bencana alam, namun dapat dipertahankan dan bahkan dapat
ditingkatkan melalui pengelolaan wilayah secara tepat (Dahuri 2001 dalam Auhadilla
2009).
Untuk mengetahui apakah daya dukung lahan sawah di suatu wilayah telah
terlampaui, dapat dilihat dari suplai beras yang diproduksi di setiap lahan sawah
dibandingkan dengan kebutuhan beras yang diperlukan penduduk di setiap wilayah
setiap tahun. Rasio antara suplai beras dari lahan sawah terhadap kebutuhan pangan
(beras) yang diperlukan penduduk di suatu wilayah mencerminkan status (tingkat)
daya dukung lahan sawah. Informasi tentang status daya dukung lahan sawah ini
berperan penting untuk mengetahui tingkat tekanan penduduk terhadap sumberdaya
lahan sawah. Semakin tinggi tingkat tekanan penduduk semakin besar tekanan yang
diterima oleh agroekosistem lahan sawah. Tertekannya agroekosistem lahan sawah
pada suatu daerah mencerminkan terancamnya keberlanjutan lahan sawah karena
pertambahan jumlah penduduk.
Secara umum terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi lahan pertanian
khususnya lahan sawah yaitu laju pertambahan jumlah penduduk yang besar dan
kompetisi pemanfaatan ruang dari berbagai sektor non pertanian dan rencana alih
fungsi lahan sawah akibat pemekaran kota. Makalah ini secara khusus menganalisis
daya dukung lahan sawah di Kabupaten Maros untuk memenuhi kebutuhan
karbohidrat penduduk selama 20 tahun kedepan.
340
Confidential Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013
menjadi 14 kecamatan dan 103 desa atay kelurahan. Secara geografis daerah ini
terdiri dari 10% adalah pantai, 5% adalah kawasan lembah, 27% adalah lereng atau
bukit dan 58% adalah dataran. Iklim Kabupaten Maros tergolong iklim tropis basah
dengan curah hujan rata-rata sekitar 331.9 mm setiap bulan dengan rata-rata hari
hujan per bulan berkisar 15 hari selama Tahun 2011 dan suhu udara minimum 23.9°C
dan maksimal rata-rata perbulan 31.2°C. Kondisi topografi tersebut di atas sangat
mendukung pengembangan komoditas pertanian tanaman pangan dan hortikultura,
termasuk posisinya yang berbatasan dengan ibu kota propinsi (Kota Makassar)
sehinga memudahkan pemasaran hasil-hasil pertanian.
Jumlah penduduk Kabupaten Maros pada Tahun 2011 berjumlah 322.212 jiwa,
yang tersebar di 14 Kecamatan, dengan jumlah penduduk terbesar yakni 41.735 jiwa
yang mendiami Kecamatan Turikale. Tingkat kepadatan penduduk tertinggi ditemukan
di Kecamatan Turikale 13,8 jiwa/ha, sedangkan yang terendah di Kecamatan Mallawa
yaitu 0.45 jiwa/ha (BPS Maros 2012). Rata-rata laju pertumbuhan penduduk dari mulai
2008 – 2011 sebesar 1,70% dan kepadatan penduduk pada tahun 2011 adalah 1,99
jiwa/ha (Tabel 1).
341
Confidential Suryawati dan Roy Efendi: Proyeksi Daya Dukung
ung Lahan Sawah ….
17,14%
lain-lain
25,38%
9,50% Pertanian
Industri
pengolahan
23,16%
Perdagang
24,81%
an, rumah
makan &
Jasa
hotel
Tabe
el 2. Luas dan alih fungsi lahan sawah
342
Confidential Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013
terbesar diperoleh dari kecamatan Bantimurung dengan produksi 61.083 t dari 9.255
ha luas panen (Tabel 3).
Luas Luas
Produksi Produktivitas Produksi Produktivitas
Kecamatan Panen Panen
(ton) (t/ha) (ton) (t/ha)
(ha) (ha)
Mandai 2,365 14,663 6.2 - - -
Moncongloe 1,786 10,895 6.1 22 132 6.0
Maros Baru 2,125 13,175 6.2 - - -
Marusu 1,630 9,943 6.1 - - -
Turikale 1,968 12,202 6.2 - - -
Lau 4,526 28,514 6.3 - - -
Bontoa 3,860 23,546 6.1 - - -
Bantimurung 9,255 61,083 6.6 - - -
Simbang 4,324 28,106 6.5 - - -
Tanralili 3,491 21,295 6.1 100 600 6.0
Tompobulu 2,736 16,690 6.1 32 192 6.0
Camba 2,139 13,262 6.2 - - -
Cenrana 3,487 21,271 6.1 - - -
Mallawa 2,800 17,080 6.1 - - -
Jumlah 46,492 291,723 6.2 154 924 6.0
Sumber: BPS Kabupaten Maros (2012)
Tabel 4. Luas panen dan produktifitas padi pada tahun 2009-2011 di Kabupaten Maros
343
Confidential Suryawati dan Roy Efendi: Proyeksi Daya Dukung Lahan Sawah ….
Maros. Nilai daya dukung lahan sawah didefinisikan sebagai rasio antara produksi
beras dan kebutuhan beras yang dikonsumsi penduduk di suatu wilayah.
Penghitungan nilai daya dukung lahan sawah dirumuskan sebagai berikut (Baja 2012):
DDLS (daya dukung lahan sawah) = Produklsi Netto (kkal/tahun) / Konsumsi Aktual
(kkal/tahun)
o Produklsi Netto (kkal/tahun) = luas lahan sawah (ha) x produktivitas padi
(ton/ha)x 1000 x 3600 (1 kg beras setara dengan 3600 kkal)
o Konsumsi beras aktual (kkal/tahun)= Konsumsi rata-rata
(kkal/orang/tahun) x jumlah penduduk
o Konsumsi rata-rata (kkal/orang/tahun) = kebutuhan kalori/orang yaitu
2200 kalori kkal/orang/hari x tingkat konsumsi minimum yaitu 85%
kkal/thn x 365 hari
Penilaian status daya dukung lahan sawah (DDLS) adalah jika Nilai DDLS > 2.0
maka secara ekologis aman namun jika nilai DDLS < 2.0 maka secara ekologis tidak
aman, atau membandingkan nilai DDSL dengan kepadatan penduduk. Lingkungan
aman apabila nilai DDLS lebih besar dari nilai kepadatan penduduk.
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui apakah pemanfaatan lahan sawah
pada setiap tingkat konsumsi beras di Kabupaten Maros telah melampaui daya
dukungnya. Penilaian daya dukung lahan sawah pada skenario tingkat konsumsi beras
menggunakan data jumlah penduduk di Kabupaten Maros dari tahun 2012, 2017,
2022, 2027, dan 2032 (Tabel 5). Data tersebut diperoleh dari hasil perhitungan
proyeksi pertumbuhan penduduk menggunakan data jumlah dan laju pertumbuhan
penduduk di Kabupaten Maros mulai tahun 2008 – 2011 adalah 1,7% (Tabel 5 ).
Rumus proyeksi penduduk: Pn =Po (1 + r)n
dimana: Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n;
Po = jumlah penduduk pada tahun dasar (2011 sebesar 322.212 orang;
r = laju pertumbuhan penduduk (1,7%)
n = jumlah interval tahun
344
Confidential Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013
Tabel 5. Perhitungan daya dukung lahan sawah pada tahun 2012 – 2032
di Kabupaten Maros
Luas Total
Luas Kepadatan Produk- Total
Penduduk Lahan Produklsi Netto
Tahun Wilayah Penduduk tivitas Produksi
(jiwa) Pertanian (kkal/tahun)
(ha) (jiwa/ha) (ton/ha) (ton)
(ha)
2012 161,912 327,690 2.02 46,407 5.60 259,879 935,565,120,000
2017 161,912 356,506 2.20 45,982 5.60 257,499 926,997,120,000
2022 161,912 387,857 2.40 45,557 5.60 255,119 918,429,120,000
2027 161,912 421,966 2.61 45,132 5.60 252,739 909,861,120,000
2032 161,912 459,073 2.84 44,707 5.60 250,359 901,293,120,000
Lanjutan Tabel 5.
Tingkat Konsumsi
Konsumsi rata-rata Konsumsi Aktual Daya
Tahun Minimum (% Status DD
(kkal/orang/tahun) (kkal/tahun) Dukung
kkal/thn)
2012 0.85 682,550 223,664,539,210 4.18 Aman
2017 0.85 682,550 243,333,497,921 3.81 Aman
2022 0.85 682,550 264,732,135,991 3.47 Aman
2027 0.85 682,550 288,012,560,642 3.16 Aman
2032 0.85 682,550 313,340,255,339 2.88 Ambang batas
tidak aman
345
Confidential Suryawati dan Roy Efendi: Proyeksi Daya Dukung Lahan Sawah ….
346
Confidential Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013
347
Confidential Suryawati dan Roy Efendi: Proyeksi Daya Dukung Lahan Sawah ….
348
Confidential Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013
KESIMPULAN
Daya dukung lahan sawah di Kabupaten Maros untuk 20 tahun (tahun 2012 –
2032) menunjukkan kecenderungan menurun. Penurunan daya dukung lahan sawah
pada tahun 2012 – 2027 masih dalam satatus aman, dimana nilai daya dukung lahan >
2 yaitu 3,16 – 4,18 atau lebih besar dari kepadatan penduduk yaitu 2,02 – 2,61, namun
pada tahun 2032 daya dukung lahan sawah menunjukkan status di ambang batas tidak
aman dimana nilai daya dukung lahan yaitu 2,88 sama dengan kepadatan penduduk
yaitu 2,84.
Terdapat beberapa faktor yang menjadi ancaman penurunan daya dukung
lahan sawah seperti pertumbuhan pendukuk yang tinggi dan letak Kabupaten Maros
yang strategis yang dekat dengan Makassar sehingga memicu urban dan
pengembangan kota “Mamminasata” (Makassar, Maros, Gowa, dan Takalar) akan
berdampak langsung terhadap alih fungsi lahan sawah. Kegiatan pertambangan di
kawasan hutan karst jika salah dalam pengelolaannya akan menimbulkan dampak
yang cukup besar. Kejadian bencana longsor dan banjir yang semakin sering terjadi
mengindikasikan mulai terganggunya fungsi dan luasan hutan lindung sebagai
reservoir air dalam menunjang berbagai kepentingan seperti pemenuhan air bersih
bagi masyarakat, penyedia air irigasi pertanian dan mencegah banjir.
Diperlukan implementasi pengendalian alih fungsi lahan sawah produktif
dengan penetapan peraturan perundang-undangan, penetapan zonasi perlindungan
lahan sawah abadi dan pemeliharaan dan pengawasan hutan oleh pemerintah,
masyarakat dan LSM serta pelaku pertambangan di kawasan hutan agar daya dukung
lahan sawah dapat memenuhi kebutuhan karbohidrat yang layak untuk penduduk
Kabupaten Maros .
DAFTAR PUSTAKA
Atmarita FTS. 2004. Analisis situasi Gizi dan kesehatan masyarakat. Di dalam:
Ketahanan Pangan dan Gizi di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi.
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VII [17 – 19 Mei 2004]. Jakarta: LIPI hlm
149.
349
Confidential Suryawati dan Roy Efendi: Proyeksi Daya Dukung Lahan Sawah ….
Badan Pusat Statistik Kabupaten Maros. 2012. Penduduk dan Tenaga Kerja. Diakses
20-12-2012. http://maroskab.bps.go.id/index.php/penduduk-dan-tenaga-kerja
dan http://maroskab. bps.go.id/images/dokument/subjek%20statistik/bab%
203%20(52-60).pdf
Baja S. 2012. Metode Cepat Penghitungan Daya Dukung Lahan. Materi Latihan
perhitungan daya dukung lahan. Universitas Hasanuddin
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2011. Tentang Rencana Tata
Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, Dan Takalar.
Diakses 16-1-
2013.http://landspatial.bappenas.go.id/komponen/peraturan/the_file/Perpres55-
2011.pdf
350
Confidential Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013
Taslim, RSA. 2007. Hentikan Izin Pertambangan di Taman Nasional. Diakses 14-1-
2013. http://www.fwi.or.id/ indexasli.php?link=news&id=1022.
351