Anda di halaman 1dari 2

Langkah:

1. Menyusun kisi2/spesifikasi domain yang ingin diukur alat


SME:
tes
5—7 minimal 0,99
2. Penilaian SME: a) Relevansi item dengan indikator, b)
8 minimal 0,75
Keterwakilan item dengan indikator Dilakukan: Subject Matter Expert (SME)
9 minimal 0,78
3. Hitung CVR: CVR = (2ne / n) – 1 Kuantitatif dan kualitatif
10 minimal 0,62
///// (2x(jumlah item esensial) / (jumlah SME) - 1 Pengujian yang berdasarkan sejauhmana isi dari alat ukur
4. CVI = Content Validity Index Content Validity
Batasan CVR /apabila dibawah batasan, maka dieliminasi mewakili konten (isi) dari teori yang dipakai.
Total CVR esensial : item yang tidak dieliminasi
Hasilnya menunjukkan koefisien Content Validty

Melihat apakah alat ukur terlihat mengukur apa yang ingin


Face Validity oleh test-taker
diukur. Dari sudut pandang Test-taker. Penting untuk motivasi

Jenis:
1. Predictive Validity = Korelasi hasil tes dengan skor kriteria
dimasa mendatang. Hasil tes calon mahasiswa baru akan
memprediksikan kesusksesan akademik (IPK).
• Derajat hubungan antara skor tes dengan kriteria yang ingin
Coefficient of Determination 2. Concurrent Validity = Skor kriteria dan hasil tes didapatkan
diprediksi sebuah tes.
secara bersamaan. Apakah hasil tes sesuai (berkorelasi)
• Sebenarnya tes itu valid untuk apa?
Korelasi skor hasil tes & IPK = 0,7 dengan skor kriteria yang telah ada. Hasil tes smartphone Criterion-Related Validity
• Tujuan pembuatannya?
0,7² = 0,49 = 49% dari skor tes masuk UPJ dapat addict memprediksi kondisi/keadaan adiksi smartphone
• Valid untuk memprediksi kriteria
memprediksi IPK seseorang saat itu. Metode Validitas
• Kriteria= Hal yang hendak diprediksi tes
3. Postdictive Validity = Korelasi antara hasil skor (saat ini)
dengan skor kriteria yang telah ada sebelumnya. Hasil tes
kerajinan karyawan dengan skor kriteria tingkat
ketidakhadiran (yang sudah ada sebelumnya)
Shultz et al, 2014

Rentang = 0—1
Convergent Validity: Validity Coefficient
• Korelasi antara hasil tes dengan konstruk (dimensi) pada Small = 0,1—0,29
alat ukur lain yang secara teori keduanya mempunyai Moderate = 0,3—0,49
hubungan. Large = ≥ 0,5
• Misalnya, affective emphaty secara teori berkorelasi tinggi
dengan konstruk kepribadian (tepatnya pada dimensi Validitas
agreeableness).
Seberapa jauh item-item tes mampu mengukur apa-apa yang
Pengertian:
benar-benar hendak diukur sesuai dengan teori atau konsep Sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu
Construct Validity
Discriminant Validity: khusus yang telah ditetapkan. (BUKTIKAN SESUAI TEORINYA) alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya
• prinsip bahwa pengukur-pengukur konstruk yang berbeda dan (HARUS ADA DASAR TEORINYA)
(mengukur apa yang ingin diukur / tujuan
seharusnya tidak berkorelasi tinggi.
• Terjadi jika dua instrument yang berbeda mengukur dua pengukuran)
konstruk yang diprediksi tidak berkorelasi menghasilkan skor
yang memang tidak berkorelasi.

• Contoh: Konstruk openness pada kepribadian, secara teori


tidak berhubungan dengan konstruk affective emphaty.

Studies of group differences:


Berdasarkan teori, setiap grup memiliki perbedaan yang
signifikan pada sebuah konstruk. (Lihat signifikansi p-value.
Signifikan bila dibawah 0.05. Uji T-test JASP)

Studies of internal structure:


Suatu alat ukur dikatakan valid dalam "SIS" apabila seluruh
item ber-interkorelasi satu sama lain. Artinya seluruh item
mengukur Konstruk yang sama. Dihitung dari nilai cronbach
alpha. Apabila diatas 0.5, maka dikatakan valid. (Bisa
dilakukan setelah uji reliabilitas cronbach alpha) Jenis-jenis Construct Validity

Studies of the stability of test scores:


Berdasarkan teori, konstruks itu memang relatif tidak berubah
selama waktu tertentu. Buktikan berdasarkan teori konstruk.
(Dapat dilakukan setelah reliabilitas test-retest)

Studies of process:
Valid kalau proses pengerjaannya menunjukkan kemampuan
yang ingin diukur. (Bersifat kuantitatif)

Anda mungkin juga menyukai