Anda di halaman 1dari 4

Catat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Catat (mencatat) adalah praktik merekam informasi yang diambil dari sumber lain.
Dengan mencatat, penulis merekam inti dari informasi, membebaskan pikiran mereka
dari keharusan untuk mengingat semua informasi.[1] Catatan biasanya diambil dari
sumber sementara, seperti diskusi pada sebuah pertemuan, atau kuliah, dalam hal ini
catatan mungkin hanya rekaman acara. Mencatat adalah bentuk disiplin diri.

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Mencatat telah menjadi bagian penting dari sejarah manusia dan pengembangan ilmu
pengetahuan. Yunani Kuno mengembangkan hypomnema yakni catatan pribadi pada
pelajaran penting. Saat Renaissance dan awal periode modern kumpulan catatan
sama-sama populer.[2] Filsuf John Locke mengembangkan sistem pengindeksan[3] yang
menjadi model bagi kumpulan catatan; misalnya, terinspirasi dari buku lain, kumpulan
catatan Bell, Terbentuk dari prinsip-prinsip yang dianjurkan dan dipraktikkan oleh
Locke hampir satu abad kemudian.[4]

Psikologi kognitif[sunting | sunting sumber]


Mencatat adalah aspek sentral dari perilaku manusia yang kompleks yang berkaitan
dengan manajemen informasi yang melibatkan berbagai proses mental dasar dan
interaksi mereka dengan fungsi kognitif lainnya.[5] orang yang mencatat harus
mendapatkan dan menyaring masuk sumber, mengatur dan menyusun kembali
pengetahuan yang terstruktur, memahami dan menuliskan interpretasi informasi, dan
akhirnya menyimpan dan mengintegrasikan bahan olahan baru. Hasilnya adalah
representasi pengetahuan, dan sebuah penyimpanan memori.

Sistem[sunting | sunting sumber]


Banyak format berbeda yang digunakan untuk menyusun informasi dan membuatnya
lebih mudah untuk ditemukan dan dipahami. Format awal pencatatan mungkin sering
berbentuk informal dan/atau tidak terstruktur. Salah satu format umum untuk catatan
tersebut adalah stenografi, yang memungkinkan sejumlah besar informasi dituliskan
pada kertas dengan sangat cepat. Mencatat adalah skill penting untuk siswa, terutama
di perguruan tinggi . Dalam beberapa konteks, seperti perkuliahan, tujuan utama
mencatat mungkin untuk menanamkan materi dalam pikiran; catatan tertulis tersebut
menjadi kepentingan sekunder. Secara historis, mencatat adalah proses analog,
menulis di notebook, atau kertas lainnya seperti Post-It. Di era
digital, komputer, komputer tablet dan Asisten Digital Pribadi (PDA) adalah hal yang
biasa.

Mencatat adalah sebuah perlombaan melawan waktu. Mencatat biasanya berada di


bawah tekanan waktu, berbagai gaya dan teknik mencatat mencoba untuk membuat
penggunaan waaktu terbaik. Tingkat rata-rata berbicara 2-3 kata per detik, tapi rata-rata
kecepatan tulisan tangan hanya 0.2–0.3 kata per detik.

Terlepas dari media (kertas, komputer), mencatat secara garis besar dapat dibagi
menjadi metode linear dan nonlinear, yang dapat dikombinasikan.

Mencatat linear[sunting | sunting sumber]

Mencatat
Meringkas[sunting | sunting sumber]
Ringkasan cenderung disusun kebawah, menggunakan judul dan tanda untuk
menyusun informasi. Sistem ini umumnya terdiri dari judul yang menggunakan angka
Romawi, huruf-huruf alfabet dan angka pada tingkat yang berbeda. Struktur khas
meringkas adalah sebagai berikut:

I. Topik utama pertama


A. Subtopik
1. Detail
2. Detail
B. Subtopik
II. Topik utama kedua
A. Subtopik
Namun, struktur jenis ini memiliki batasan-batasan dalam bentuk tertulis karena
sulit untuk kembali dan menyisipkan informasi lebih lanjut. Metode ini efektif
untuk kebanyakan orang, tetapi Anda dapat membuat metode anda sendiri
dengan lebih kreatif.

Namun, komputerisasi mencatat, apakah itu dengan pengolahan kata, peringkas


seperti Workflowy, atau prigram digital notebook seperti OneNote, Evernote atau
TiddlyWiki, membuat Anda merevisi dengan mudah dan menambahkan lebih
banyak entri atau baris ke garis ringkasan.

Mencatat non-linear[sunting | sunting sumber]


Ada banyak jenis metode mencatat non-linear yaitu: Clustering,[6] Konsep
pemetaan,[7][8] Sistem Cornell,[9] Gagasan pemetaan,[10] replay Instan,[11] Diagram
Ishikawa,[12] Peta pengetahuan,[13] Peta belajar,[14] Pemetaan pikiran,[15] Model
maps,[16] Prinsip piramida,[17] Jaringan Semantik,[18] dan SmartWisdom.[19]

Berikut adalah rincian beberapa diantaranya.

Charting[sunting | sunting sumber]

Pemetaan pikiran menghubungkan ide-ide


secara visual
Metode pemetaan[sunting | sunting sumber]
Di sini, ide-ide ditulis dalam bentuk struktur pohon, dengan garis-garis yang
menghubungkannya. Peta pikiran, juga disebut sebagai brain-storming,
umumnya ditarik dari sebuah titik pusat, tujuan atau sasaran di tengah halaman
dan kemudian bercabang ke luar untuk mengidentifikasi semua ide-ide yang
terhubung untuk tujuan itu. Warna, grafis kecil dan simbol-simbol yang sering
digunakan untuk membantu memvisualisasikan informasi dengan lebih mudah.
Metode mencatat ini paling umum di kalangan pelajar yang visual dan
merupakan inti praktik dari teknik pembelajaran yang diakselerasi. Metode ini
juga digunakan untuk perencanaan dan menulis esai.

Metode kalimat[sunting | sunting sumber]


Setiap pemikiran baru ditulis sebagai baris baru. Kecepatan adalah atribut yang
paling diinginkan dari metode ini, karena tidak perlu banyak berpikir tentang
format yang dibutuhkan untuk membentuk tata letak dan membuat cukup ruang
untuk lebih banyak catatan. Saat mengambil catatan ini, anda dapat menomori
kalimat-kalimat tersebut atau memberi tanda. Metode ini memungkinkan
pembaca mengetahui di mana pikiran baru berakhir dan dimulai. Strategi ini
lebih pendek dan sangat membantu, terutama ketika seorang profesor atau guru
perlu membaca catatan.
Metode SQ3R[sunting | sunting sumber]
SQ3R adalah metode mencatat dari bahan tulisan, meskipun diklasifikasikan
sebagai metode membaca dan dalam mendapatkan pemahaman. Bahan diskim
untuk menghasilkan daftar dari judul, yang kemudian dikonversi menjadi
pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan ini yang kemudian dianggap teks
sementara bagi bahan yang sedang dibahas. Catatan ditulis di bawah bagian
pertanyaan-pertanyaan tersebut. Kemudian langkah berikutnya adalah membuat
ringkasan dari memori, dan ulasan catatan. (SQ3R Survey, Question, Read,
Recite, Review.)

Metode catatan panduan[sunting | sunting sumber]


Kadang-kadang dosen dapat memberikan catatan panduan, yang memberikan
sebuah "peta" isi kuliah dengan poin-poin kunci atau ide-ide yang dikosongkan.
Siswa kemudian mengisi bagian yang kosong tersebut saat kuliah berlangsung.
Catatan panduan dapat membantu mahasiswa dalam mengikuti kuliah dan
mengidentifikasi ide-ide yang terpenting dari kuliah. Format ini memberikan
siswa dengan sebuah kerangka, tetapi membutuhkan kemampuan
mendengarkan secara aktif (sebagai ganti daripada menyediakan salinan slide
powerpoint secara keseluruhan). Penelitian menunjukkan bahwa catatan
panduan meningkatkan titik kritis daya rekam siswa dalam perkuliahan serta
nilai ujiannya pada konten terkait.

Referensi[sunting | sunting sumber]


1. ^ British Journal of Educational Technology (2008) doi:10.1111/j.1467-
8535.2008.00906.x Optimising the use of note-taking as an external cognitive aid for
increasing learning Tamas Makany, Jonathan Kemp and Itiel E.
Dror http://www.idemployee.id.tue.nl/g.w.m.rauterberg/amme/makany-et-al-2008.pdf
2. ^ Commonplace Books.
3. ^ Locke J. (1706).
4. ^ The Glass Box And The Commonplace Book.
5. ^ Piolat, A., Olive, T. & Kellogg, R. T. (2005).
6. ^ Rico, G. L. (1983).
7. ^ Canas, A. J., Coffey, J. W., Carnot, M. J., Feltovich, P., Hoffman, R. R., Feltovich,
J. et al. (2003).
8. ^ Novak, J. D. & Gowin, D. B. (1984).
9. ^ Pauk, W. (2001).
10. ^ Nast, J. (2006).
11. ^ Turley, J. (1989).
12. ^ Ishikawa, K. (1984).
13. ^ O’Donnell, A. M., Dansereau, D. F. & Hall, R. F. (2002).
14. ^ Rose, C. & Nicholl, M. J. (1997).
15. ^ Buzan, T. (2000).
16. ^ Caviglioli, O. & Harris, I. (2000).
17. ^ Minto, B. (1987).
18. ^ Lehmann, F. (1992).
19. ^ Kemp, J. (2006).

Anda mungkin juga menyukai