Anda di halaman 1dari 11

22

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, T.T. dan Indarto, N. 2004. Budidaya dan Analisis Usaha Tani Kedelai,
Kacang Hijau, Kacang Panjang. Absolut. Yogyakarta.

Azharini, R., Pradana, O.C.P., dan Wahyuni. A. 2020. Umur simpan benih kedelai
(Glycine max (L.) Merrill) varietas anjasmoro pada kondisi ruang simpan
berbeda. Jurnal Planta Simbiosa. 2(2): 53-63.

Agustiansyah. 2016. Efek bahan coating dan aditif pada viabilitas dan vigor.
Jurnal Agronomi Indonesia. 7(1): 590-597.

Cahyono, B. 2007. Kacang Hijau (Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani).
Aneka Ilmu. Semarang.

Chuansin, S., Vearshilp, S., Sricuhuwong, S., and Pawelzik, E. 2006. Conference
on International Agricultural Research for Development. Department of
Agronomy, Chaingmai University Thailand.

Cherkasova, A.S., Taylor, C., and Sokolovaa, I.M. 2010. Seasonal variation in
mitochondrial responses to cadmium and temperature in eastern oysters
Crassostrea virginica (Gmelin) from different latitudes. Journal Aquatic
Toxicology. 9(7): 68 – 78.

Dinarto, W. 2010. Pengaruh kadar air dan wadah simpan terhadap viabilitas
benih kacang hijau dan popilasi hama kumbang bubuk kacang hijau
Callosobruchus chinensis L. Jurnal AgriSains. 1(1).

Dinarto, W. 2010. Pengaruh kadar air dan wadah simpan terhadap viabilitas benih
kacang hijau dan populasi hama kumbang bubuk kacang hijau
Callosobruchus chinensis L. Jurnal AgriSains. 1(1): 68 – 78.

Ernawati., Nurmauli, N., Timotiwu, P.B., dan Bimantara, R.D. 2022. Studi
bahan kemasan terhadap viabilitas benih kedelai (Glycine max L. Merril)
pascasimpan dua belas bulan di ruang simpan suhu rendah. Jurnal
Agrotropika. 21(1):13-23.

Fatikhasari, Z., Lailaty, I.Q., Sartika, D., dan Ubaidi, M.A. 2022. Viabilitas dan
vigor benih kacang tanah (Arachis hypogaea L.), kacang hijau (Vigna
radiata (L.) R. Wilczek), dan jagung (Zea mays L.) pada temperatur dan
tekanan osmotik berbeda. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 27(1):7-17.

Kolo, E., dan Tefa, A. 2016. Pengaruh Kondisi Simpan terhadap Viabilitas dan
Vigor Benih Tomat. Savana Cendana. 1(3):112-115.
23

Marzuki dan Soeprapto. 2004. Perkembangan Kacang Hijau. Penebar Swadaya.


Jakarta.

Ningsih, N.N.D.R. Raka, I.G.N. Siadi, I.K., dan Wirya, G.N.A.S. 2018.
Pengujian mutu benih beberapa jenis tanaman hortikultura yang beredar di
Bali. Jurnal Agroekoteknologi Tropika. 7(1).

Nurisma, I., Agustiansyah., dan Kamal, M. 2015. Pengaruh jenis kemasan dan
suhu ruang simpan terhadap viabilitas benih sorgum (Sorghum bicolor (L.)
Moench). Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. 15(3):183-190.

Noya, M., Riry, J., dan Lesilolo, M. 2018. Pengaruh media dan periode simpan
terhadap viabilitas benih cengkeh tuni (Syzygium aromaticum L.). Jurnal
Budidaya Pertanian. 14(2):97-104.

Nurisma, I., Agustiansyah, dan Kamal, M. 2015. Pengaruh jenis kemasan dan
suhu ruang simpan terhadap viabilitas benih sorgum (Sorghum bicolor [L.]
Moench). Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. 15(3): 183-190.

Pamungkas, P.B. Yulia, R.I., dan Puspitasari, I. 2022. Studi kimiawi berbagai
jenis varietas dan kemasan simpan benih kacang hijau (Vigna radiata L.).
Jurnal Agroteknologi. 15(2):112-117.

Purwanti, S. 2004. Kajian suhu ruang simpan terhadap kualitas benih kedelai
hitam dan kuning. Jurnal Ilmu Pertanian. 11(1): 22-31.

Perdana, M.A., Moeljani. I.R., dan Soedjarwo. D.P. 2023. Pengaruh masa simpan
dan suhu simpan terhadap viabilitas dan vigor benih coating kedelai.
Jurnal agrium. 20(1):1-7.

Qulsum, U. 2011. Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Terhadap Viabilitas


Benih Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.). Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang.Tesis.

Rahayu, S., Wanita, P.Y., dan Kobarsih, M. 2013. Penyimpanan benih padi
menggunakan berbagai jenis pengemas. J Agrin. 15(1):36-44.

Ramadhani, F., Surahman, M., dan Ernawati, A. 2018. Pengaruh jenis kemasan
terhadap daya simpan benih kedelai (Glycine max (L.) Merrill) varietas
anjasmoro. Buletin Agrohorti. 6(1):21-31.

Risasmoko, A. 2006. Pengaruh Kadar Air Awal, Wadah, dan Periode Simpan
terhadap Viabilitas Benih Suren. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian
Bogor. Institut Pertanian Bogor. Skripsi.

Robi’in. 2007. Perbedaan Bahan Kemasan dan Periode Simpan dan Pengaruhnya
terhadap Kadar Air Benih Jagung dalam Ruang Simpan Terbuka. Buletin
Teknik Pertanian. 12 (1):7-9.
24

Rukmana, R. 1997. Botani Tanaman. Institut Pertanian Bogor. Jawa Barat.

Sari, W. dan Faisal, M.F. 2017. Pengaruh media penyimpanan benih terhadap
viabilitas dan vigor benih padi pandanwangi. J Agroscience. 7(2): 300-
310.

Suryanto, H. 2013. Pengaruh beberapa perlakuan penyimpanan terhadap


perkecambahan benih suren (Toona sureni). Jurnal Penelitian Kehutanan
Wallacea. 2(1): 26-40.

Sun, W.Q., Leopold, A.C. 1994. Glassy state and seed storage stability a viability
equation analysis. Journal Annals of Botany. 7(4): 601-604.

Tatipata, A., Yudono, P., Purwantoro, A., dan Mangoendidjojo, W., 2004. Kajian
aspek fisiologi dan biokimia deteriorasi benih kedelai dalam penyimpanan.
Jurnal Ilmu Pertanian. 11(2): 76-87.

Widajati, E.E., Murniati, E.R., Palupi, T., Kartika, M.R. Suhartanto, A., dan
Qadir. 2013. Dasar Ilmu dan Teknologi Benih. IPB Press. Bogor. Hal-169
25

LAMPIRAN
26

Lampiran 1. Analisis ragam uji F RAL faktorial uji lanjut BNT α 5% variabel
pengamatan kadar air (%)
Sumber F-tabel P-
db JK KT F-hitung
Keragaman 5% 1% value
Perlakuan:
A 1 0,03 0,03 1,31 ns 4,49 8,53 0,270
B 3 1,42 0,47 18,30 * * 3,24 5,29 0,000
AxB 3 0,21 0,07 2,77 ns 3,24 5,29 0,076
Galat 16 0,41 0,03
KK = 1,56 %
Total 23 2,08
Keterangan : * = berbeda nyata
** = sangat berbeda nyata
ns = tidak berbeda

Lampiran 2. Analisis ragam uji F RAL faktorial uji lanjut BNT α 5% variabel
pengamatan daya berkecambah (%)
Sumber F-tabel P-
db JK KT F-hitung
Keragaman 5% 1% value
Perlakuan:
A 1 8,17 8,17 1,02 ns 4,49 8,53 0,327
B 3 220,50 73,50 9,19 * * 3,24 5,29 0,001
AxB 3 65,83 21,94 2,74 ns 3,24 5,29 0,077
Galat 16 128,00 8,00
KK = 2,97 %
Total 23 422,50
Keterangan : * = berbeda nyata
** = sangat berbeda nyata
ns = tidak berbeda

Lampiran 3. Analisis ragam uji F RAL faktorial uji lanjut BNT α 5% variabel
pengamatan kecepatan tumbuh (etmal/%)
Sumber F-tabel P-
db JK KT F-hitung
Keragaman 5% 1% value
Perlakuan:
A 1 17,97 17,97 3,61 ns 4,49 8,53 0,076
B 3 26,13 8,71 1,75 ns 3,24 5,29 0,198
AxB 3 107,45 35,82 7,18 * * 3,24 5,29 0,003
Galat 16 79,77 4,99
KK = 11,35 %
Total 23 231,33

Keterangan : * = berbeda nyata


** = sangat berbeda nyata
ns = tidak berbeda
27

Lampiran 4. Analisis ragam uji F RAL faktorial uji lanjut BNT α 5% variabel
pengamatan indeks vigor (%)

Sumber F-tabel P-
db JK KT F-hitung
Keragaman 5% 1% value
Perlakuan:
A 1 10,67 10,67 0,89 ns 4,49 8,53 0,360
297,3
B 3 3 99,11 8,26 ** 3,24 5,29 0,002
100,0
AxB 3 0 33,33 2,78 ns 3,24 5,29 0,075
192,0
Galat 16 0 12,00
KK = 3,69 %
600,0
Total 23 0
Keterangan : * = berbeda nyata
** = sangat berbeda nyata
ns = tidak berbeda

Lampiran 5. Analisis ragam uji F RAL faktorial uji lanjut BNT α 5% variabel
pengamatan keserempakan tumbuh (%)
Sumber F-tabel P-
db JK KT F-hitung
Keragaman 5% 1% value
Perlakuan:
A 1 13,48 13,48 1,93 ns 4,49 8,53 0,184
B 3 192,53 64,18 9,17 * * 3,24 5,29 0,001
AxB 3 69,78 23,26 3,32 * 3,24 5,29 0,046
Galat 16 111,96 7,00
KK = 2,77 %
Total 23 387,75

Keterangan : * = berbeda nyata


** = sangat berbeda nyata
ns = tidak berbeda

Lampiran 6. Analisis ragam uji F RAL faktorial uji lanjut BNT α 5% variabel
pengamatan potensi tumbuh maksimum (%)
Sumber F-tabel P-
db JK KT F-hitung
Keragaman 5% 1% value
Perlakuan:
A 1 8,16 8,16 1,02 ns 4,49 8,53 0,328
B 3 220,54 73,51 9,19 * * 3,24 5,29 0,001
AxB 3 65,85 21,95 2,74 ns 3,24 5,29 0,077
Galat 16 128,01 8,00
KK = 2,97 %
Total 23 422,56
Keterangan : * = berbeda nyata
** = sangat berbeda nyata
ns = tidak berbeda
28
29

Lampiran 7. Kadar air awal sebelum simpan

Kemasan (K) Kadar Air (%)


Kain Blacu (K1) 9,38
Plastik Polietilena (K2) 9,27
Almunium Foil (K3) 9,33
Karung Tepung Terigu (K4) 9,37

Lampiran 8. Hasil rata rata pengamatan pada beberapa kemasan bulan Desember.

Kain Blacu (K1)


Suhu (S)
DB KCT IV KST PTM
Suhu Kulkas (S1) 85,33 12,67 85,33 85,33 85,33
Suhu Ruangan (S2) 90,67 18,97 90,67 90,67 90,67
Keterangan : DB = daya berkecambah, KCT =kecepatan tumbuh, IV = indeks vigor, KST =
keserepakan tumbuh, PTM = potensi tumbuh maksimum

Plastik Polietilena (K)


Suhu (S)
DB KCT IV KST PTM
Suhu Kulkas (S1) 93,33 23,03 93,33 93,33 93,33
Suhu Ruangan (S2) 90 21,55 92 92 92
Keterangan : DB = daya berkecambah, KCT =kecepatan tumbuh, IV = indeks vigor, KST =
keserepakan tumbuh, PTM = potensi tumbuh maksimum

Almunium Foil (K3)


Suhu (S)
DB KCT IV KST PTM
Suhu Kulkas (S1) 89,33 21,62 89,33 89,33 89,33
Suhu Ruangan (S2) 91,33 20,39 91,33 91,33 91,33
Keterangan : DB = daya berkecambah, KCT =kecepatan tumbuh, IV = indeks vigor, KST =
keserepakan tumbuh, PTM = potensi tumbuh maksimum

Karung Tepung Terigu (K4)


Suhu (S)
DB KCT IV KST PTM
Suhu Kulkas (S1) 92 15,78 90,67 92 92
Suhu Ruangan (S2) 88,67 21,8 88,67 88,67 88,67
Keterangan : DB = daya berkecambah, KCT =kecepatan tumbuh, IV = indeks vigor, KST =
keserepakan tumbuh, PTM = potensi tumbuh maksimum

Lampiran 9. Hasil rata rata pengamatan pada beberapa kemasan bulan Januari.

Kain Blacu (K1)


Suhu (S)
DB KCT IV KST PTM
Suhu Kulkas (S1) 90,67 88,44 92 92 92
Suhu Ruangan (S2) 84 58,31 72 84 84
Keterangan : DB = daya berkecambah, KCT =kecepatan tumbuh, IV = indeks vigor, KST =
keserepakan tumbuh, PTM = potensi tumbuh maksimum
Suhu (S) Plastik Polietilena (K2)
30

DB KCT IV KST PTM


Suhu Kulkas (S1) 88 76,83 88 88 88
Suhu Ruangan (S2) 100 80,28 90 100 100
Keterangan : DB = daya berkecambah, KCT =kecepatan tumbuh, IV = indeks vigor, KST =
keserepakan tumbuh, PTM = potensi tumbuh maksimum

Almunium Foil (K3)


Suhu (S)
DB KCT IV KST PTM
Suhu Kulkas (S1) 87,33 82 87,33 87,33 87,33
Suhu Ruangan (S2) 100 88,11 100 100 100
Keterangan : DB = daya berkecambah, KCT =kecepatan tumbuh, IV = indeks vigor, KST =
keserepakan tumbuh, PTM = potensi tumbuh maksimum

Karung Tepung Terigu (K4)


Suhu (S)
DB KCT IV KST PTM
Suhu Kulkas (S1) 74 64,67 74 74 74
Suhu Ruangan (S2) 93,33 70,39 93,33 93,33 93,33
Keterangan : DB = daya berkecambah, KCT =kecepatan tumbuh, IV = indeks vigor, KST =
keserepakan tumbuh, PTM = potensi tumbuh maksimum

Lampiran 10. Kegiatan penelitian

Gambar 2. Persiapan kegiatan penelitian, a) persiapan benih, b) penimbangan


benih, c) pengukuran kadar air, d) pengukuran suhu.
31

Gambar 3. Proses pengemasan, a) penyortiran benih, b) pengemasan benih pada


karung tepung terigu, c) pengemasan benih pada plastik polietilena,
d) pengemasan benih pada alumunium foil.

Gambar 4. Kegiatan pengamatan, a) persiapan pengamatan, b) kegiatan ukddp, c)


penyimpanan ukddp pada germinator, d) pengamatan bulanan.
32

Gambar 5. Kemasan penyimpanan, a) kain blacu, b) plastik polietilena, c)


almunium foil, d) karung tepung terigu.

Anda mungkin juga menyukai