Pendekatan Griffing
Analisis Daya Gabung
Analisis Dialel
Persilangan dialel merujuk pada semua kemungkinan persilangan antar sejumlah n tetua/galur;
dan analisis dari set persilangan yang demikian disebut analisis dialel
X ij g i g j sij
2
Analisis dialel harus memenuhi beberapa asumsi berikut:
(1) segregasi diploid secara normal,
(2) tidak ada perbedaan antara persilangan resiprokal,
(3) tidak ada interaksi antara gen–gen yang tidak satu alel,
(4) tidak ada multialelisme,
(5) tetua homozigot,
(6) gen–gen menyebar secara bebas diantara tetua
(7) Koefisien menyerbuk sendiri sama dengan 1
Hayman, (1954) dan Griffing (1956)
3
Berdasarkan materi yang terlibat dalam analisis dialel, Griffing (1956) membagi menjadi 4
metode yaitu:
(1) Metode I (full diallel) yaitu analisis persilangan yang terdiri dari tetua, F1 dan resiprokal dengan semua kombinasi persilangan p²,
(2) Metode II (half diallel) yaitu analisis persilangan yang terdiri dari tetua dan F1 tanpa resiprokal dengan analisis [½p(p+1)],
(3) Metode III yaitu analisis persilangan yang terdiri dari F1 dan resiprokal dengan analisis p(p-1),
(4) Metode IV yaitu analisis persilangan yang terdiri dari hanya F1 tanpa resiprokal, dengan analisis [½p(p-1)],
• Pemilihan metode tergantung dari preferensi dari peneliti dan karakter dari tanaman atau sifat yang akan dievaluasi.
Sebagai contoh, ketika sifat dipengaruhi oleh efek maternal atau pewarisan sitoplasmik, maka metode 1 dan 3 lebih
tepat.
• Ketika komponen ragam merupakan hal yang akan dievaluasi maka menurut Pooni (1984) menyarankan
menggunakan metode 1 karena dianggap pada kebanyakan situasi dapat memberikan estimasi ragam yang akurat
dan konstan dibanding metode lainnya.
• Menurut Yao, et al (2013), pada metode 1 dan 2 pengaruh daya gabung khusus memiliki bias karena penyertaan tetua
pada penghitungan daya gabung khusus. Sedangkan metode 3 merupakan metode dialel yang terbaik menghasilkan
pengaruh daya gabung khusus yang bebas bias. Dan dapat juga dipakai untuk mendapatkan pengaruh maternal dan
resiprok yang sangat krusial dalam penentuan tetua betina pada varietas jagung hibrida atau tanaman sejenis.
4
Berdasarkan asumsi penentuan tetua, Griffing membagi menjadi 2 model yaitu:
Penggunaan Model 1 atau Model 2 diserahkan sepenuhnya kepada peneliti tergantung dari tujuan penelitiannya.
Apabila evaluasi dan seleksi dari sejumlah tetua tidak dapat dikatakan acak, maka model 1 (fixed) yang
disarankan.
5
Metode I : Persilangan Dialel Penuh
Tetua
Jantan
Tetua 1 Tetua 2 Tetua 3 Tetua 4 Tetua 5
Tetua
Betina
Tetua 1
Tetua 2
+
Tetua 3
+ +
Tetua 4
+ + +
Tetua 5
+ + + +
dimana, X= persilangan langsung (F1), + = resiprok, dan X = tetua
6
Tata Letak Rancangan
1. Model baris
1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6
2. Model Bersisihan
1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 2 3 2 4 2 5 2 6 3 4 3 5 3 6 4 5 4 6 5 6
7
Tahapan Analisis Griffing Metode I :
(1) Analisis sidik ragam (Uji F),
Apabila jika kuadrat tengah genotipe berbeda nyata maka analisis akan dilanjutkan dengan uji efek daya
gabung,
(2) Analisis sidik ragam Daya Gabung,
- Model 1, Efek DGU dan DGK diuji dengan Kuadrat Tengah galat
- Model 2, Efek DGU diuji dengan Kuadrat tengah DGK, apabila DGK tidak berbeda nyata maka Efek
DGU diuji dengan gabungan KT DGK dan KTGalat.
(3) Pengaruh DGU, DGK, Resiprok, dan komponen genetik
Menghitung pengaruh Daya Gabung Umum dari tetua, pegaruh Daya Gabung Khusus kombinasi i-j, dan
pengaruh resiprok antara kombinasi i dan j
(4) Standar error dan Critical difference
Menghitung standar error masing-masing komponen untuk menghitung nilai beda kritis nya (Critical
difference) untuk digunakan sebagai acuan nyata atau tidaknya pengaruh masing-masing daya gabung
antar tetua atau kombinasi.
(5) Interpretasi hasil
2
Galat (a-1)(b-1) MSe e
2 1 1 1
ij (MS r MS 'e ) / 2 sij (Yij Y ji ) (Yi. Y.i Y j. Yij ) 2 Y ..
2
-Ragam Resiprok = r
n(n 1) i j 2 2n n
2 MS g Resiprok
Rasio pengaruh Genetik =
(Baker, 1978) MS g MS s 1
rij (Yij Y ji )
- Jika nilai RG >1 maka pengaruh genetik aditif lebih penting dalam 2
mengendalikan karakter
- Sebaliknya jika nilai RG<1 maka pengaruh genetik non-aditif
(dominan) lebih penting dalam mengendalikan karakter
12
Rasio ragam DGU terhadap DGK = Model 2
-Berguna untuk melihat pengaruh aditif terhadap pengaruh non-aditif
1 MS 'e n(n 1) MS s
- Ragam DGU=
2
MS
2n
g
n2 n 1
g
n2
s 2
2
MS s MS 'e
2n n 1
- Ragam DGK=
MS r MS 'e 1
-Ragam Resiprok = 2r 2g 2 A
2 2
2 e MS 'e 2s 2D
13
(3) Efek Daya Gabung Umum, Efek Daya Gabung Khusus, dan Efek Resiprok
Tetua 1 2 3 4 5 6 7 8
Keterangan: Angka yang diarsir merupakan nilai DGU dari galur yang terdapat pada kolom atau baris yang sama, ** = berbeda nyata
berdasarkan critical difference pada taraf 1%, * = berbeda nyata berdasarkan critical difference pada taraf 5%
14
(4) Standard error & Critical difference (Model I)
3(n 2) 2
n 1 2 Var ( sii s jk ) e
Var ( g i ) e 2n
2n 2
n 1 2
Var ( sij sik ) e
(n 1) 2 2 n
Var ( sii ) e
n2
n2 2
Var ( sij skl ) e
1 n
Var ( sij ) 2
(n 2 2n 2) 2 e
2n
Var(rij rkl ) 2e
1 2
Var (rij ) e
2
1 CD Varian ttabel
Var ( g i g j ) 2 e
n
2(n 2) 2
Var ( sii s ji ) e
n
(3n 2) 2
Var ( sii sij ) e
2n
15
Analisis Dialel Griffing Metode I menggunakan SAS 9.0
Anova uji F Genotipe Efek DGU, DGK, dan Resiprok
Anova uji F DGU, DGK, dan Resiprok Standard Error DGU, DGK, dan Resiprok
Analisis griffing SAS menggunakan listing dari Zhang dan Kang (1997) dan Zhang, Kang, dan Lamkey (2005)
16
Analisis Dialel Griffing Metode I menggunakan Ms. Excel
⊷ Daya Gabung Umum mengukur rata-rata penampilan tetua pada kombinasi hibrida,
sedangkan Daya Gabung khusus merujuk kepada relativitas penampilan hibrida yang
lebih baik atau kurang baik dari pendugaan berdasarkan rata-rata penampilan tetua yang
terlibat.
⊷ Nilai rasio ragam DGU terhadap ragam DGK yang relatif besar (RG>1) menandakan
bahwa pengaruh gen additif lebih penting, sebaliknya apabila rasio menunjukkan nilai
yang relatif kecil (RG<1) maka mengindikasikan pengaruh gen dominan dan atau
epistasis lebih penting dalam mengendalikan suatu karakter (Baker, 1978).
⊷ Positif maupun negatifnya nilai DGU ataupun DGK di interpretasikan secara berbeda
berdasarkan karakter yang dianalisis, apabila karakter yang dianalisis merupakan
karakter yang bersifat penambahan nilai semakin baik berarti nilai DGU atau DGK positif
yang dikehendaki, contoh : Karakter daya hasil, ukuran tongkol, berat tongkol per plot.
⊷ Sebaliknya untuk karakter umur, tinggi tanaman, nilai DGU dan DGK negatif yang
dikehendaki.
18
Metode Kelebihan Kekurangan
20