Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Angka Kematian ibu yang tinggi setengah abad yang lalu umumnya

mempunyai 2 sebeb pokok yaitu : (1) kurangnya pengetahuan mengenai

sebab musabah dan penanganan komplikasi penting dalam kehamilan,

persalinan, dan nifas (2) kurang meratanya pelayanan kebidanan yang baik,

bagi semua yang hamil, persalinan dan nifas. (Sarwono, edisi empat 2014).

vgnl.,khjhkkjh

World Health Orgaization (WHO) mendefinisikan bahwa kematian ibu

adalah kematian seorang wanita yang terjadi saat hamil, bersalin, atau dalam

42 hari setelah bersalin dengan sebab yang berhubungan langsung atau tidak

langsung setelah persalinan. Menurut Direktorat Bina Kesehatan Ibu

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Angka Kematian Ibu di Indonesia

lebih tinggi dibandingkan Negara-negara ASEAN lainnya. Angka Kematian


Ibu diIndonesia lebih tinggi dari Negara Thailan, Myanmar, Malaysia dan

Filipina, walaupun rendah dari Negara Laos dan Kamboja.

Meiwita Budhiharsana dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia mengatakan, berdasarkan data pada 2018 – 2019, angka kematian

ibu di Indonesia masih tinggi, yakni 305 per 1.000 kelahiran hidup, melonjak

dibandingkan tahun 2007 angka kematian ibu (AKI) di Indonesia yaitu

mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup, angka ini belum mencapai target

Millenium Development Goal (MDG) tahun 2015 yang akan menurunkan

Agka Kematian Ibu yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup.

Di Provinsi Lampung dekade 2015-2019 kasus Angka Kematian Ibu masih

tinggi. Angka kematian ibu sebesar 130 kematian dari 154.967 jumlah

kelahiran hidup. Begitu. Indeks Pembanguan Kesehatan Manusia (IPKM)

Provinsi Lampung menduduki peringkat ke-11 secara nasional. Angka

Kematian Ibu (AKI) tergolong rendah dibandingkan dengan provinsi lain

wilayah Sumatera, juga di bawah angka rata-rata nasional, namun masih jauh

dibandingkan dengan target MDG yang telah ditetapkan secara nasional.

Dengan demikian AKI merupakan salah satu tantangan besar bagi

pembangunan kesehatan di Provinsi Lampung.

Sebagian besar kematian ibu secara langsung sebesar 90%) adalah

komplikasi yang terjadi pada saat persalinan dan segera setelah bersalin.

Penyebab tersebut dikenal dengan triasklasik yaitu perdarahan 28%, eklamsi

24%, dan infeksi 11% (Pedoman PWSKIA, 2010). Faktor penyebab langsung
kematian ibu adalah perdarahan 40-60%, 20-30%, pre eklamasi dan eklamasi

20-30%. Dan perdarahan merupakan faktor terbesar penyebab kematian ibu.

Sedangkan faktor tidak langsung yang mendasar adalah lingkungan prilaku,

genetik, dan pelayanan kesehatan. Prof dr Ali Ghufron Mukti, Wakil Menteri

Kesehatan Republik Indonesia, mengatakan bahwa ada tiga faktor besar yang

mempengaruhi meninggalnya ibu. Ada 3 keterlambatan, yakni terlambat di

rumah, terlambat di jalan, dan terlambat di unit kesehatan," ujarnya pada

acara Pekan Hari Kebangkitan Perempuan, di Graha Enerindo Group, Jl

Proklamasi, Jakarta Pusat, dan ditulis pada Kamis (19/12/2013).

Perdarahan post partum diakibatkan karena Atonia Uteri, Retensio Plasenta,

Sisa Plasenta, Robekan Jalan Lahir, Inversio Uteri, Infeksi, Endometritis,

kelainan Pembekuan Darah Dan Perdarahan Yang Terlambat. (Sarwono, edisi

empat 2014). Selain itu faktor resiko perdarahan post partum yaitu: paritas,

peregangan uterus yang berlebih, partus lama, umur, jarak hamil kurang dari

2 tahun, persalinan yang dilakukan dengan tindakan, anemia, riwayat

persalinan buruk sebelumnya dan status gizi ibu (Manuaba, 2007) .

vukyyiuoi
ytyrtyt87t8

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perdarahan Post Partum Di

Rumah Sakit Umum Daerah Ragab Begawe Caram Mesuji Tahun 2021”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan, maka penulis dapat merumuskan

masalah sebagai berikut : “Bagaimana Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi

Perdarahan Post Partum Di Rumah Sakit Umum Daerah Ragab Begawe

Caram Mesuji Tahun 2021”?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor – Faktor

Yang Mempengaruhi Perdarahan Post Partum Di Rumah Sakit Umum

Daerah Ragab Begawe Caram Mesuji Tahun 2021

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah

a. Untuk mengetahui hubungan paritas dengan kejadian perdarahan post

partum

b. Untuk mengetahui hubungan umur dengan kejadian perdarahan post

partum
c. Untuk mengetahui hubungan umur dengan kejadian perdarahan post

partum

d. Untuk mengetahui hubungan jarak persalinan dengan kejadian

perdarahan post partum

e. Untuk mengetahui hubungan umur ibu dengan kejadian perdarahan

post partum

f. Untuk mengetahui hubungan paritas dengan kejadian perdarahan post

partum

g. Untuk mengetahui hubungan anemia dengan kejadian perdarahan post

partum

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi tempat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi pertimbangan

dalam upaya menurunkan angka kejadian perdarahan post partum

2. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat mengaplikasikan matakuliah metode

penelitian yang telah diterapkan

3. Bagi institusi pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan sebagai sarana

memperkaya ilmu pengetahuan pembaca mengenai Faktor – Faktor Yang

Mempengaruhi Perdarahan Post Partum

4. Bagi peneliti lain


Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan pertimbangan

dalam melakukan penelitian lebih lanjut.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Jenis penelitian : Desktiptif analitik

2. Subyek penelitian : Ibu bersalin

3. Obyek penelitian : Perdarahan post partum

4. Lokasi : RSUD Ragab Begawe Caram Mesuji

5. Waktu : Agustus tahun 2021 – Desember tahun 2021

6. Alasan : Masih banyaknya kejadian perdarahan Post

partum diRSUD Ragab Begawe Caram Mesuji

yakni pada bulan juli - agustus tahun 2021

terdapat 9 kasus ibu pengalami perdarahan post

partum dari 67 ibu bersalin

Anda mungkin juga menyukai