BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Plasenta previa adalah plasenta yang implantasinya di sekitar segmen
bawah rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri
internum. Kejadian plasenta previa sekitar 0,3 sampai 0,6% dari persalinan,
sedangkan di rumah sakit lebih tinggi, karena menerima rujukan dari luar. Secara
teoritis plasenta previa dibagi dalam bentuk klinis plasenta previa totalis
( menutupi seluruh ostium uteri internum pada pembukaan 4 cm, plasenta previa
sentralis bila pusat plasenta bersamaan dengan sentral kanalis servikalis) dan
plasenta previa parsialis (menutupi sebagian ostium uteri internum), plasenta
previa marginalis (bila tepi plasenta berada di sekitar pinggir osteum uteri
internum) (Manuaba, 2010.)
Plasenta previa menyebabkan terjadinya perdarahan antepartum..
Perdarahan antepartum adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan diatas 28
minggu atau lebih..Perdarahan menempati persentase tertinggi penyebab
kematian pada ibu yaitu sebesar 28%, persentase kedua penyebab kematian
pada ibu adalah eklampsia sebesar 24%, dan tertinggi ketiga disebabkan infeksi
sebesar 11%.Faktor risiko yang berpengaruh meliputi umur, paritas, riwayat
operasi sesar, kuretase, riwayat plasenta previa pada kehamilan sebelumya,
riwayat abortus, ibu diabetes dan kehamilan ganda.
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator pembangunan
kesehatan dalam RPJMN 2015-2019 dan target SDG’s 2030 tujuan ke-3.
Berdasarkan data SUPAS (2015) angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi di
Asia Tenggara, ditemukan sembilan kali lebih tinggi dibandingkan Malaysia, 5
kali dibanding Vietnam, dan dua kali lipat dibanding Kamboja. SDG’s
menargetkan AKI Indonesia 102/100.000 KH dari 305/100.000 KH (Nuraini et
al., 2015) dan tahun 2017 sebesar 177 /100.000 KH, masih cukup jauh
dibandingkan target AKI secara global menjadi kurang dari 70 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2030 (WHO, 2019).

1
 Tiga penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan (30%), hipertensi
dalam kehamilan (25%), dan infeksi (12%).. Perdarahan juga merupakan
penyumbang terbanyak AKI di Jawa Timur yaitu 29,9 % lebih tinggi
dibandingkan kasus lainnya (Satgas Penakib, 2017)..
Sebagai tenaga kesehatan Bidan sebagai salah satu profesi tertua di dunia
memiliki peran sangat penting dan strategis dalam penurunan angka kematian dan
kesakitan serta penyiapan generasi penerus bangsa yang berkualitas, melalui
pelayanan kebidanan yang bermutu dan berkesinambungan. Bidan memberikan
asuhan kebidanan yang bersifat holistik, humanistik berdasarkan evidence based
dengan pendekatan manajemen asuhan kebidanan, dan memperhatikan aspek
fisik, psikologi, emosional, sosial budaya, spiritual, ekonomi, dan lingkungan
yang dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi perempuan, meliputi upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (KEPMENKES RI, 2020)
Berdasarkan gambaran diatas maka penulis tertarik untuk melakukan asuhan
tentang Plasenta previa, yang sering menyebakan perdarahan.dan perlu
penanganan lebih cepat.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan holistik pada kasus
kehamilan patologi dengan menggunakan pola pikir manajemen kebidanan serta
mendokumentasikan hasil asuhannya dalam bentuk SOAP.

1.2.2 Tujuan khusus

Mahasiswa mampu:
1. Melakukan pengkajian subyektif dan obyektif pada kehamilan patologi
2. Menginterpretasikan data meliputi diagnosa kebidanan, masalah dan
kebutuhan pada kehamilan patologi
3. Merumuskan diagnose potensial pada kehamilan patologi
4. Mengantisipasi tindakan segera pada kehamilan patologi
5. Menyusun rencana tindakan segera pada kehamilan patologi
6. Melaksanakan rencana tindakan pada kehamilan patologi

2
7. Melakukan evaluasi tindakan pada kehamilan patologi
8. Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada
kehamilan patologi
9. Melakukan pembahasan asuhan kebidana yang telah diberikan.

1.3 Lama Praktik

Pelaksanaan praktik asuhan kebidanan holistik pada kasus patologi di
Ruang Merpati RSUD Dr. Soetomo pada tanggal 01 Juli 2022 – 15 Juli 2022