0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan4 halaman
Dokumen ini membahas latar belakang masalah tingginya angka kematian ibu akibat perdarahan di Indonesia dan Jawa Tengah. Ia menjelaskan faktor-faktor yang berpotensi memengaruhi perdarahan pasca persalinan seperti riwayat obstetri, usia, paritas, anemia, kunjungan antenatal care, jarak kehamilan, pendidikan dan efikasi diri. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara faktor-faktor tersebut den
Dokumen ini membahas latar belakang masalah tingginya angka kematian ibu akibat perdarahan di Indonesia dan Jawa Tengah. Ia menjelaskan faktor-faktor yang berpotensi memengaruhi perdarahan pasca persalinan seperti riwayat obstetri, usia, paritas, anemia, kunjungan antenatal care, jarak kehamilan, pendidikan dan efikasi diri. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara faktor-faktor tersebut den
Dokumen ini membahas latar belakang masalah tingginya angka kematian ibu akibat perdarahan di Indonesia dan Jawa Tengah. Ia menjelaskan faktor-faktor yang berpotensi memengaruhi perdarahan pasca persalinan seperti riwayat obstetri, usia, paritas, anemia, kunjungan antenatal care, jarak kehamilan, pendidikan dan efikasi diri. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara faktor-faktor tersebut den
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk menilai derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015 AKI di Indonesia sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup, angka tersebut masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan SDGs (Sustainable Development Goals) pada tahun 2030, yaitu AKI dapat mencapai dibawah 70 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2016 angka kematian ibu sebesar 109,65 per 100.000 kelahiran hidup. Perdarahan adalah salah satu penyebab utama dari kematian ibu. Perdarahan seringkali terjadi karena komplikasi pada masa kehamilan dan persalinan, untuk menghindari terjadinya komplikasi yaitu dengan menjamin setiap ibu memiliki akses pelayanan terhadap kesehatan yang berkualitas diantaranya pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, perawatan masa nifas dan rujukan apabila terjadi komplikasi (Kemenkes RI, 2017; Kemenkes RI, 2015; Dinkes Jateng, 2017). Berdasarkan data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2014 angka kejadian perdarahan ibu di Indonesia sebesar 30,3% pada tahun 2013, sedangkan berdasarkan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2016 kejadian perdarahan sebesar 33,22%. Di Kota Surakarta Pada Tahun 2015 terdapat 5 kasus kematian ibu, yang terjadi pada ibu nifas dan disebabkan oleh perdarahan dan eklamsia (Kemenkes RI, 2014; Dinkes Jateng, 2017; Dinkes Surakarta, 2016). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya perdarahan postpartum, diantaranya adalah usia yang terlalu muda di bawah 20 tahun dikarenakan fungsi reproduksi wanita belum sepenuhnya sempurna untuk mengalami kehamilan dan persalinan, sedangkan pada usia yang terlalu tua diatas 35 tahun fungsi reproduksi wanita mulai melemah, sehingga melahirkan di usia terlalu muda dan tua dapat meningkatkan berbagai risiko pada waktu persalinan salah satunya adalah perdarahan. Beberapa penelitian juga menunjukan bahwa
1 2
Pendidikan dan jarak kehamilan dapat mempengaruhi terjadinya
perdarahan postpartum dikarenakan ibu yang memiliki pendidikan rendah kurang mendapatkan informasi apa saja yang dapat menyebabkan perdarahan postpartum, sedangkan jarak kehamilan yang terlalu dekat dan terlalu jauh dapat mengakibatkan komplikasi pada ibu ketika persalinan, termasuk kematian ibu yang salah satunya disebabkan oleh perdarahan postpartum. Paritas dan anemia juga dapat mempengaruhi terjadinya perdarahan postpartum dikarenakan wanita yang mengalami kehamilan dan persalinan lebih dari 3 kali telah mengalami penurunan fungsi alat reproduksi sedangkan wanita yang mengalami anemia selama kehamilan akan menyebabkan otot rahim menjadi lemah sehingga dapat timbul terjadinya atonia uteri. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nyflot, et al (2017) didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh riwayat obstetri terhadap kejadian perdarahan postpartum, dikarenakan ibu yang memiliki riwayat perdarahan sebelumnya lebih memiliki risiko dibandingkan dengan ibu yang memiliki riwayat persalinan normal. Kunjungan antenatal care (ANC) yang kurang pada ibu hamil juga dapat meningkatkan kejadian perdarahan postpartum, karena dengan ANC teratur dapat mendetekasi dini kemungkinan terjadinya penyakit yang timbul pada masa kehamilan, sehingga dapat segera tertangani. Ibu yang pernah mengalami perdarahan postpartum sebelumnya sangat membutuhkan dukungan psikologis dari tenaga kesehatan dan keluarga dalam menghadapi kekhawatiran pada persalinan selanjutnya yang disebut efikasi diri persalinan. (Cavazos-Rehg et al, 2015; Oberg et al, 2014; Alfolabi et al, 2013; Fadel et al, 2016; Nyflot et al, 2017; WHO, 2012). Perdarahan postpartum merupakan penyebab utama kematian maternal, jika tidak mendapatkan penanganan yang semestinya akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Perdarahan postpartum juga dapat mempengaruhi kondisi psikologis ibu, yang dampaknya dapat mempengaruhi perkembangan bayi. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik ingin melakukan penelitian dengan judul “Determinan Biopsikososial Perdarahan Postpartum Di Kota Surakarta”. Mengingat angka kematian ibu masih tinggi dan penyebab utamanya masih didominasi oleh perdarahan, diharapkan ibu hamil dapat mewaspadai faktor-faktor yang menyebabkan perdarahan. (Miller et al, 2017; Eckerdal, 2016). 3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat hubungan antara riwayat obstetri terhadap kejadian perdarahan postpartum? 2. Apakah terdapat hubungan antara usia terhadap kejadian perdarahan postpartum? 3. Apakah terdapat hubungan antara paritas terhadap kejadian perdarahan postpartum? 4. Apakah terdapat hubungan antara anemia terhadap kejadian perdarahan postpartum? 5. Apakah terdapat hubungan antara ANC terhadap kejadian perdarahan postpartum? 6. Apakah terdapat hubungan antara jarak kehamilan terhadap kejadian perdarahan postpartum? 7. Apakah terdapat hubungan antara pendidikan terhadap kejadian perdarahan postpartum? 8. Apakah terdapat hubungan antara efikasi diri dengan kejadian perdarahan postpartum?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum Untuk menganalisis determinan biopsikososial mempengaruhi kejadian perdarahan postpartum di Surakarta 2. Tujuan Khusus a. Menganalisis hubungan riwayat obstetri dengan kejadian perdarahan postpartum b. Menganalisis hubungan usia ibu dengan kejadian perdarahan postpartum c. Menganalisis hubungan paritas dengan kejadian perdarahan postpartum d. Menganalisis hubungan anemia dengan kejadian perdarahan postpartum 4
e. Menganalisis hubungan jarak kehamilan kehamilan dengan kejadian
perdarahan postpartum f. Menganalisis hubungan jarak kehamilan dengan kejadian perdarahan postpartum g. Menganalisis hubungan pendidikan dengan kejadian perdarahan postpartum h. Menganalisis hubungan efikasi diri dengan kejadian perdarahan postpartum
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan menambah wawasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian perdarahan postpartum. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Rumah Sakit Diharapkan penelitian ini memberikan masukan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perdarahan postpartum, sehingga dapat mendeteksi dini terjadinya perdarahan postpartum. b. Bagi Masyarakat Diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat mengenai determinan perdarahan postpartum, sehingga masyarakat lebih mewaspadai terjadinya perdarahan. c. Bagi Peneliti Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian terkait tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perdarahan postpartum.