Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH THK SEBAGAI FILSAFAT HIDUP

KEARIFAN LOKAL, TEOLOGIS, SOSIAL, DAN EKOLOGIS,

TIM PENYAJI :
I GEDE ADI YANA (2317011018)
Made Dwi Pradnyani (2314101089)
zihan dwi Lestari ( 2317051040)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


THK ROMBEL 23
TAHUN AJARAN 2023/2024
DAFTAR ISI..............................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................
1.2 TUJUAN....................................................................................................
1.3 RUMUSAN MASALAH...........................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
2.1 THK SEBAGAI FILSAFAT HIDUP.........................................................
2.2 THK SEBAGAI KEARIFAN LOKAL......................................................
2.3 THK SEBAGAI TEOLOGIS.....................................................................
2.4 THK SEBAGAI SOSIAL..........................................................................
2.5 THK SEBAGAI EKOLOGIS....................................................................
BAB III PENUTUP....................................................................................................
3.1 KESIMPULAN...........................................................................................
3.2 SARAN.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
KATA PENGANTAR
Tri Hita Karana adalah sebuah filsafat hidup yang berasal dari Bali, Indonesia. Filsafat ini memiliki
makna "tiga penyebab kesejahteraan", yang mengacu pada hubungan harmonis antara manusia, alam,
dan Tuhan. Tri Hita Karana merupakan sebuah konsep kearifan lokal yang menggabungkan aspek
teologis, sosial, dan ekologis dalam kehidupan sehari-hari.Sebagai sebuah filsafat hidup, Tri Hita
Karana mengajarkan bahwa manusia harus hidup dalam harmoni dengan alam dan Tuhan. Manusia
harus memperlakukan alam dengan baik dan menjaga keseimbangan ekosistem. Selain itu, manusia
juga harus memiliki hubungan yang baik dengan sesama manusia, dengan masyarakat sekitar, dan
dengan Tuhan.Konsep Tri Hita Karana juga mengajarkan bahwa manusia harus hidup dengan cara
yang sederhana dan tidak merusak lingkungan. Manusia harus memanfaatkan sumber daya alam
dengan bijak dan memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Dalam aspek sosial, Tri Hita Karana
mengajarkan bahwa manusia harus hidup dalam masyarakat yang harmonis dan saling
menghormati.Sebagai sebuah konsep kearifan lokal, Tri Hita Karana merupakan sebuah warisan
budaya yang harus dijaga dan dilestarikan. Filsafat ini menjadi sebuah pedoman dalam kehidupan
masyarakat Bali, dan menjadi salah satu keunikan dari kebudayaan Bali.Dalam era globalisasi dan
modernisasi, konsep Tri Hita Karana masih relevan dalam kehidupan manusia. Filsafat ini
mengajarkan bahwa manusia harus memperhatikan keberlangsungan hidup dan keberlangsungan
lingkungan. Dengan menerapkan konsep Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari, manusia
dapat hidup dalam harmoni dengan alam dan Tuhan, serta menciptakan masyarakat yang harmonis
dan saling menghormati.

SINGARAJA, 3 November 2023


BAB I
1.1 Latar belakang
Tri Hita Karana adalah sebuah konsep kearifan lokal yang berasal dari Bali, Indonesia. Konsep
ini merupakan suatu filsafat hidup yang mengajarkan tentang harmoni antara tiga aspek dalam
kehidupan yaitu manusia, alam, dan Tuhan. Konsep Tri Hita Karana berasal dari kata-kata dalam
bahasa Bali, yaitu "Tri" yang berarti tiga, "Hita" yang berarti kebahagiaan, dan "Karana" yang
berarti penyebab. Dalam bahasa Indonesia, Tri Hita Karana dapat diartikan sebagai "tiga
penyebab kebahagiaan".Konsep Tri Hita Karana pertama kali muncul pada masa Kerajaan Bali
Kuno, dan menjadi sebuah pedoman dalam kehidupan masyarakat Bali. Filsafat ini mengajarkan
bahwa manusia harus hidup dalam harmoni dengan alam dan Tuhan, dan harus memperlakukan
alam dengan baik serta menjaga keseimbangan ekosistem. Selain itu, manusia juga harus
memiliki hubungan yang baik dengan sesama manusia, dengan masyarakat sekitar, dan dengan
Tuhan.Konsep Tri Hita Karana memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakat Bali.
Filsafat ini menjadi sebuah pedoman dalam kehidupan sehari-hari, dan menjadi salah satu
keunikan dari kebudayaan Bali. Konsep Tri Hita Karana juga menjadi sebuah warisan budaya
yang harus dijaga dan dilestarikan, karena dapat membantu manusia untuk hidup dalam harmoni
dengan alam dan Tuhan.Dalam era globalisasi dan modernisasi, konsep Tri Hita Karana masih
relevan dalam kehidupan manusia. Filsafat ini mengajarkan bahwa manusia harus
memperhatikan keberlangsungan hidup dan keberlangsungan lingkungan. Dengan menerapkan
konsep Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari, manusia dapat hidup dalam harmoni
dengan alam dan Tuhan, serta menciptakan masyarakat yang harmonis dan saling menghormati.
1.2 Tujuan
A. Memperdalam konsep tri hita karana
B. Bisa menjeaskan konsep tri hita karana sebagai filsafat hidup,kearifan
local,teologis,social,dan ekologis.
1.3 Rumusan masalah
A. Bagaimana tri hita karana sebagai filsafat hidup?
B. Apa koteks tri hita karana sebagai kearifan local?
C. Bagaimana tri hita karana sebagai social?
D. Bagaimana tri hita karana sebagai ekologis?
E. Dan Bagaimana tri hita karana sebagai teologis?

BAB II
2.1 TRI HITA KARANA SEBAGAI FILSAFAT HIDUP
Tri Hita Karana adalah sebuah konsep filsafat hidup yang berasal dari umat hindu di Bali.
Konsep ini mengajarkan tentang keseimbangan dan harmoni antara tiga aspek penting dalam
kehidupan, yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan
hubungan manusia dengan alam semesta.
1. Hubungan Manusia dengan Tuhan:
Tri Hita Karana mengajarkan pentingnya menjaga hubungan yang baik antara manusia dengan
Tuhan. Ini melibatkan penghormatan terhadap kepercayaan agama dan spiritualitas yang berbeda-
beda. Melalui upacara keagamaan, meditasi, atau doa, manusia diharapkan dapat memperkuat
hubungan mereka dengan Tuhan dan memperoleh keberkahan serta petunjuk dalam hidup.
2. Hubungan Manusia dengan Sesama Manusia:
Konsep Tri Hita Karana juga menekankan pentingnya menjaga hubungan yang harmonis antara
sesama manusia. Ini mencakup sikap saling menghormati, tolong-menolong, dan berbagi dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam masyarakat Bali, gotong royong dan solidaritas sangat dijunjung tinggi
untuk mencapai kesejahteraan bersama.
3. Hubungan Manusia dengan Alam Semesta:
Aspek ketiga dalam Tri Hita Karana adalah hubungan manusia dengan alam semesta. Konsep ini
mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan dan harmoni dengan alam. Manusia diharapkan
untuk hidup secara berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar. Ini termasuk
menjaga kelestarian alam, menghormati makhluk hidup lainnya, dan menggunakan sumber daya
alam dengan bijak.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari, diharapkan kita
dapat mencapai keseimbangan dan harmoni dalam hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, dan
alam semesta. Prinsip ini dapat membantu menciptakan kehidupan yang lebih bermakna, harmonis,
dan berkelanjutan.
2.2 THK SEBAGAI KEARIFAN LOKAL
Tri Hita Karana juga dapat dianggap sebagai bentuk kearifan lokal di Bali. Kearifan lokal adalah
pengetahuan dan nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat tertentu dan diwariskan secara
turun-temurun. Tri Hita Karana sebagai kearifan lokal di Bali mencerminkan nilai-nilai yang
dijunjung tinggi oleh masyarakat Bali dalam menjaga keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan
sehari-hari.Sebagai kearifan lokal, Tri Hita Karana menjadi landasan dalam berbagai aspek
kehidupan masyarakat Bali, termasuk dalam agama, budaya, sosial, dan lingkungan. Konsep ini
terintegrasi dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Bali, mulai dari upacara keagamaan, adat
istiadat, sistem pertanian, hingga tata ruang desa.Melalui penerapan Tri Hita Karana, masyarakat Bali
berusaha menjaga keseimbangan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama manusia,
dan manusia dengan alam semesta. Konsep ini menjadi panduan dalam mengambil keputusan dan
bertindak dengan penuh kesadaran terhadap dampaknya terhadap lingkungan dan kehidupan
sosial.Sebagai kearifan lokal, Tri Hita Karana juga menjadi identitas budaya yang kuat bagi
masyarakat Bali. Nilai-nilai ini diwariskan dari generasi ke generasi dan terus dipraktikkan dalam
kehidupan sehari-hari. Kearifan lokal seperti Tri Hita Karana memainkan peran penting dalam
mempertahankan keunikan dan keberlanjutan budaya Bali.
2.3 THK SEBAGAI TEOLOGIS
Tri Hita Karana dapat dipahami juga sebagai konsep teologis dalam konteks kehidupan
masyarakat Hindu Bali. Konsep ini mencakup hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia,
dan alam semesta, dengan tujuan mencapai keselarasan dan kesejahteraan hidup.Dalam pandangan
teologis, Tri Hita Karana mengajarkan pentingnya menjaga hubungan yang harmonis dengan Tuhan.
Melalui upacara keagamaan, doa, dan pengabdian kepada Tuhan, manusia diharapkan dapat
memperkuat hubungan spiritual mereka dan mencapai keseimbangan dalam hubungan dengan yang
Maha Esa.Selain itu, Tri Hita Karana juga menekankan pentingnya menjaga hubungan yang baik
dengan sesama manusia. Konsep ini mengajarkan nilai-nilai kasih sayang, tolong-menolong, dan
saling menghormati antara individu dalam masyarakat. Melalui interaksi sosial yang harmonis,
manusia dapat mencapai keselarasan dalam hubungan dengan sesama manusia.Dalam konteks
teologis, Tri Hita Karana juga mengajarkan pentingnya menjaga hubungan yang seimbang dengan
alam semesta. Manusia diharapkan untuk hidup secara berkelanjutan dan bertanggung jawab
terhadap lingkungan. Konsep ini mencakup penghormatan terhadap alam, kelestarian sumber daya
alam, dan penggunaan yang bijak terhadap alam semesta.Melalui penerapan konsep teologis Tri Hita
Karana, masyarakat Hindu Bali berusaha mencapai keselarasan dengan Tuhan, sesama manusia, dan
alam semesta. Konsep ini menjadi panduan dalam menjalani kehidupan sehari-hari dengan penuh
kesadaran spiritual dan tanggung jawab terhadap lingkungan.
2.4 THK SEBAGAI KONSEP SOSIAL
Dalam konsep social tri hita karana Tri Hita Karana merupakan konsep atau ajaran dalam agama
Hindu yang selalu menitikberatkan bagaimana antara sesama bisa hidup berdampingan, saling
bertegur sapa satu dengan yang lain, tidak ada riak-riak kebencian, penuh toleransi dan penuh rasa
damai. Selain itu tri hita karana juga mengartikan bahwa kita harus menjaga hubungan atar sesama
manusia agar bisa menciptakan sebuah kebahagiaan . Sehingga kita harus menjaga hubungan dengan
para tetangga,orang tua,guru,teman dan orang orang yang ada,karena jika kita tidak melakukan itu
maka kita tak dapat kebahagiaan sejati, juga ,sebagai konsep sosial, Tri Hita Karana mencerminkan
pentingnya menjaga keseimbangan dan harmoni dalam hubungan antara manusia dengan Tuhan,
sesama manusia, dan alam semesta. Konsep ini mendorong sikap saling menghormati, kerjasama,
dan kepedulian dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menerapkan Tri Hita Karana, kita bisa
berusaha menciptakan masyarakat yang harmonis, adil, dan berkelanjutan.
2.5 THK SEBAGAI EKOLOGIS
Dalam konteks ekologi, Tri Hita Karana mendorong manusia untuk hidup secara seimbang dengan
alam dan menjaga kelestarian lingkungan.Penerapan Tri Hita Karana dalam konteks ekologis
mencakup beberapa aspek, antara lain:
1. Penghormatan terhadap alam: Tri Hita Karana mendorong manusia untuk menghormati alam dan
makhluk hidup di dalamnya. Ini termasuk menjaga kelestarian alam, melindungi keanekaragaman
hayati, dan menghindari kerusakan lingkungan.
2. Penggunaan sumber daya alam yang bijak: Konsep ini mengajarkan manusia untuk menggunakan
sumber daya alam dengan bijak dan berkelanjutan. Hal ini melibatkan penggunaan energi yang
efisien, pengurangan limbah, dan penggunaan teknologi ramah lingkungan.
3. Pertanian berkelanjutan: Tri Hita Karana mendorong pertanian yang berkelanjutan dan ramah
lingkungan. Ini melibatkan penggunaan teknik pertanian organik, pengelolaan air yang efisien, dan
pelestarian tanah.
4. Pemulihan dan pelestarian lingkungan: Konsep ini mendorong upaya pemulihan dan pelestarian
lingkungan yang rusak. Ini dapat dilakukan melalui reboisasi, upaya konservasi, dan penanganan
limbah yang tepat.
BAB III
3.1 Kesimpulan
Dalam kesimpulannya, Tri Hita Karana adalah sebuah filsafat hidup yang berasal dari Bali,
Indonesia. Konsep ini merupakan suatu kearifan lokal yang mengajarkan tentang harmoni antara tiga
aspek dalam kehidupan yaitu manusia, alam, dan Tuhan. Konsep ini juga memiliki aspek teologis,
sosial, dan ekologis yang sangat penting.Sebagai sebuah filsafat hidup, Tri Hita Karana mengajarkan
bahwa manusia harus hidup dalam harmoni dengan alam dan Tuhan. Manusia harus memperlakukan
alam dengan baik dan menjaga keseimbangan ekosistem. Selain itu, manusia juga harus memiliki
hubungan yang baik dengan sesama manusia, dengan masyarakat sekitar, dan dengan Tuhan.Konsep
Tri Hita Karana juga mengajarkan bahwa manusia harus hidup dengan cara yang sederhana dan tidak
merusak lingkungan. Manusia harus memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak dan
memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Dalam aspek sosial, Tri Hita Karana mengajarkan bahwa
manusia harus hidup dalam masyarakat yang harmonis dan saling menghormati.Sebagai sebuah
konsep kearifan lokal, Tri Hita Karana merupakan sebuah warisan budaya yang harus dijaga dan
dilestarikan. Filsafat ini menjadi sebuah pedoman dalam kehidupan masyarakat Bali, dan menjadi
salah satu keunikan dari kebudayaan Bali.Dalam era globalisasi dan modernisasi, konsep Tri Hita
Karana masih relevan dalam kehidupan manusia. Filsafat ini mengajarkan bahwa manusia harus
memperhatikan keberlangsungan hidup dan keberlangsungan lingkungan. Dengan menerapkan
konsep Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari, manusia dapat hidup dalam harmoni dengan
alam dan Tuhan, serta menciptakan masyarakat yang harmonis dan saling menghormati.
3.2 Saran
konsep Tri Hita Karana dapat dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Kita dapat
memperhatikan hubungan kita dengan alam, sesama manusia, dan Tuhan. Kita juga dapat
memperhatikan cara kita memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak dan memperhatikan
keberlanjutan lingkungan.Dalam aspek sosial, kita dapat memperhatikan hubungan kita dengan
masyarakat sekitar dan menciptakan masyarakat yang harmonis dan saling menghormati. Kita juga
dapat memperhatikan aspek teologis dalam kehidupan kita dan memperkuat hubungan kita dengan
Tuhan.Dengan menerapkan konsep Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat hidup
dalam harmoni dengan alam dan Tuhan, serta menciptakan masyarakat yang harmonis dan saling
menghormati. Hal ini dapat membantu kita untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dalam
hidup kita. Dengan menerapkan Tri Hita Karana dalam konteks ekologis, diharapkan manusia dapat
hidup secara seimbang dengan alam, menjaga kelestarian lingkungan, dan mencapai keberlanjutan
dalam jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Ardini, Ni Luh.2021.Tri Hita Karana sebagai Landasan Filosofis Pendidikan Ekologis.ReserchGate
Budiastika, I Made.2022.Implementasi ajaran Tri Hita Karana Dalam Kehidupan.Kementrian
Agama Republik Indonesia
Bang Sin.2018.pengertian Tri Hita Karana dan bagian bagiannya serta contohnya dalam kehidupan
agama hindu.MUTIARA HINDU

Anda mungkin juga menyukai