Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGIMPLEMENTASIAN TRI HITA KARANA DALAM KEHIDUPAN


BERMASYARAKAT DI INDONESIA

DOSEN PENGAMPU :

Dr. I Made Kusuma Wijaya, S.Ked., M.Kes.

DISUSUN OLEH :

I Kadek Krisna Indrayana (7)

2314101184

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengimplementasian Tri Hita Karana Dalam Kehidupan Bermasyarakat Di
Indonesia” ini disusun guna memenuhi tugas dari Dr. I Made Kusuma Wijaya,
S.Ked., M.Kes.

Dalam mata kuliah Tri Hita Karana di Universitas Pendidikan Ganesha.


Selain itu, penulis berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca terkait Pengimplementasian Tri Hita Karana Dalam Kehidupan
Bermasyarakat di Indonesia.

Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. I


Made Kusuma Wijaya, S.Ked., M.Kes. .Selaku dosen pengampu dalam mata kuliah
Tri Hita Karana. Penulis berharap agar tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca. Penulis menyadari makalah
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan sangat bermanfaat untuk kesempurnaan makalah ini.

Singaraja, 20 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................2

1.3 Tujuan...........................................................................................................2

1.4 Manfaat ........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3

2.1 Tri Hita Karana…………………………………………………….. ……..4

2.2 Implementasi Hubungan Manusia Dengan Tuhan…………. …………… 5

2.3 Implementasi Hubungan Manusia Dengan Alam Lingkungan…………... 6

2.4 Implementasi Hubungan Manusia Dengan Sesamanya………………….. 8

2.5 Implementasi Tri Hita Karana Dalam Kehidupan Bermasyarakat Di


Indonesia………………………………………………………………... 10

BAB III PENUTUP ..............................................................................................12

2.1 Kesimpulan ................................................................................................12

3.2 Saran ...........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Melihat kondisi masyarakat Indonesia pada saat ini menunjukkan bahwa
telah terjadi distorsi nilai kemanusiaan dalam perkembangan peradaban bangsa
Indonesia. Nilai-nila fundamental seperti penghargaan atas hak hidup seseorang
telah diabaikan. Nilai nilai keadilan dan nilai-nilai kemanusiaan diinjakinjak
oleh berbagai kelompok masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia. Nilai
cinta kasih, kedamaian di antara sesama mahkluk ciptaan Tuhan sudah banyak
dilanggar dengan ungkapan nilai kebencian bahkan sudah tampak adanya
pelanggaran antar kelompok etnis, pemeluk agama, anggota partai politik,
bahkan oleh komunitas yang secara historis terkenal memiliki jiwa gotong
royong yang tinggi, yakni masyarakat Indonesia yang cinta damai, cinta tanah
air Indonesia sudah mulai tercabik-cabik oleh ulah seskelompok orang
mengatas namakan suku ras, agama dan antar golongan. Kesadaran manusia
akan hakikat dirinya sebagai manusia ciptaan Tuhan, yang harus menghargai
sesame makhluk ciptaan Tuhan lainnya dihancurkan oleh ledakan emosi yang
tidak terkendali.
Merosotnya nilai moralitas, kejujuran dan spiritual sebagian masyarakat
Indonesia dalam bentuk ketergantungan pada obat terlarang seperti narkoba,
pelecehan seksual terhadap anak, perselingkuhan merebak di kalangan
masyarakat. Nilai-nilai kejujuran, keteladanan, rapuhnya karakter, identitas,
krisis kepercayaan dan terjadinya degradasi moral tidak saja di kalangan para
remaja, tetapi juga terjadi di kalngan orang-orang tua yang seharusnya
memberikan tuntunan dan bimbingan kepada para generasi muda, maraknya
korupsi dikalangan para pejabat pemerintah dengan banyaknya terjadi OTT
(operasi tangkap tangan) sebagai pertanda bahwa manusia pada saat ini sudah
tidak memiliki rasa malu.
Fenomena seperti digambarkan di atas tidak saja terjadi pada manusia.
Akibat ulah manusia juga tidak dapat dipungkiri bahwa pada era global seperti
sekarang ini banyak fenomena alam yang terjadi, bukan saja terhadap
kehidupan manusia, tetapi juga berimbas pada binatang dan tumbuhan. Pada

1
aspek manusia kemajuan atau globalisasi mempengaruhi kehidupan manusia
dalam hal berpikir, berkata dan berperilaku. Banyak perilaku manusia yang
tidak lagi bersahabat terhadap sesame manusia, binatang dan alam lingkungan.
Pada aspek manusia misalnya seperti yang dikutip dari Ratminingsih, (Bali Post
Rabu Pon 23 Mei 2018) bahwa kasus Surabaya tidak bias dibilang enteng,
karena melibatkan orang tua maupun anak-anak yang bahkan sangat beliaikut
andil dalam aksi pengeboman.
Dalam hal ini hubungan harmonis antara manusia dengan manusia
sudah tidak ada lagi. Padahal menurut konsep tri hita karana bahwa antara
manusia dengan sesame manusia harus tercipta hubungan yang harmonis,
sehingga terjadilah kebahagian dalam kehidupan di dunia ini. Dalam hal
hubungan antara manusia dengan alam lingkungan, ternyata manusia sudah
tidak bersahabat lagi dengan lingkungan. Hal ini menyebabkan terjadi
pemanasan global seperti keadaan alam (Bhuana Agung) saat ini. Alam tidak
lagi bersahabat akibat ulah manusia yang melalkukan penebangan liar, tanpa
ada upaya penanaman kembali seperti yang dikonsepsikan oleh tri hita karana.
Hubungan antara manusia dengan hewan/binatang juga sudah tidak harminis
lagi. Pada saat ini sulit untuk ditemukan beberapa jenis hewan/burung karena
burung bahkan sattwa lainnya marak diperjualbelikan oleh manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Realita yang terjadi manusia sudah tidak lagi memiliki pegangan hidup
seperti yang tersurat di dalam kitab suci di atas, dan apa yang tersurat dalam
kitab-kitab suci sudah tidak dijadikan pedoman hidup lagi. Jika hal ini
dibiarkan, maka dikawatirkan tidak ada lagi keharmonisan antara alam
lingkungan, hewan dan manusia. Manusia tidak mampu lagi memperlakukan
hewan dan lingkungan dengan 29 ramah, maka akibatnya manusiapun akan
dimakan oleh ulahnya sendiri. Dan yang paling penting perlu dipahami oleh
manusia adalah bahwa akibat ulahnya manusia tidak akan dibantu lagi hidupnya
oleh hewan dan alam lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Tri Hita Karana?
2 Bagaimana implementasi hubungan manusia dengan tuhan?

2
3 Bagaimana implementasi hubungan manusia dengan alam lingkungan?
4 Bagaimana implementasi hubungan manusia dengan sesamanya?
5 Bagaimana implementasi Tri Hita Karana dalam kehidupan bermasyarakat
di Indonesia?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Tri Hita Karana secara filosofis dan praktis
2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk implementasi hubungan manusia dengan
Tuhan dalam Tri Hita Karana.
3. Mengidentifikasi bentuk-bentuk implementasi hubungan manusia dengan
alam lingkungan dalam Tri Hita Karana.
4. Mengidentifikasi bentuk-bentuk implementasi hubungan manusia dengan
sesamanya dalam Tri Hita Karana.
5. Mengidentifikasi bentuk-bentuk implementasi Tri Hita Karana dalam
kehidupan bermasyarakat di Indonesia.
1.4 Manfaat
Makalah tentang implementasi Tri Hita Karana dalam kehidupan
bermasyarakat di Indonesia memiliki manfaat yang luas, baik secara teoritis
maupun praktis. Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan kontribusi
terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang agama,
sosiologi, dan antropologi. Penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang
lebih mendalam tentang konsep Tri Hita Karana, serta implementasinya dalam
kehidupan bermasyarakat.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tri Hita Karana

Tri Hita Karana berasal dari kata “Tri” yang berarti tiga, “Hita” yang
berarti kebahagiaan dan “Karana” yang berarti penyebab. Dengan demikian
Tri Hita Karana berarti “Tiga penyebab terciptanya kebahagiaan”. Konsep
kosmologi Tri Hita Karana merupakan falsafah hidup umat Hindu yang
sangat tangguh. Falsafah tersebut memiliki konsep yang dapat melestarikan
keaneka ragaman budaya dan lingkungan di tengah hantaman globalisasi
dan homogenisasi. Pada dasarnya hakikat ajaran tri hita karana menekankan
tiga hubungan manusia dalam kehidupan di dunia ini. Ketiga hubungan itu
meliputi hubungan dengan sesama manusia, hubungan dengan alam sekitar,
dan hubungan dengan Tuhan. Setiap hubungan memiliki pedoman hidup
menghargai sesama aspek sekelilingnya. Prinsip pelaksanaannya harus
seimbang, selaras antara satu dan lainnya. Keseimbangan akan tercapai,
apabila manusia mengupayakan dan bahkan menghindari segala tindakan
buruk bagi kehidupan lingkungannya.

Menurut Donder, (2007:402-405) dinyatakan bahwa konsep Tri Hita


Karana dikelompokkan dalam tiga nilai yaitu: (1) akhlak terhadap Tuhan
Yang Maha Esa (Parhyangan), (2) akhlak terhadap manusia (Pawongan),
dan (3) akhlak terhadap lingkungan (Palemahan). Dalam menghadapi
kehidupan yang pundamentalis, konsep ajaran Tri Hita Karana
memperkenalkan nilai-nilai realitas hidup bersama dalam hal penanaman
nilai-nilai religius, pembudayaan nilai sosial, penghargaan gender,
penanaman nilai keadilan, pengembangan sikap domokratis, penanaman
sikap kejujuran, menunjukkan sikap kejujuran, peningkatan sikap dan daya
juang, pengembangan sikap tanggung jawab, dan penghargaan terhadap
lingkungan alam.

4
2.2 Implementasi Hubungan Manusia Dengan Tuhan

Manusia dan semua makhluk yang ada di dunia adalah ciptaan


Tuhan (Ida Hyang Widhi Wasa). Namun manusia akan dapat hidup karena
adanya Atman yang merupakan percikan terkecil dari Tuhan yang
menempati semua jasad (badan kasar) pada dalam diri manusia, dan semua
makhluk ciptaan Tuhan. Dilihat dari konsep di atas, maka sebenarnya semua
makhluk ciptaan Tuhan memiliki hutang kepada Tuhan (Ida Hyang Widhi
Wasa), oleh sebab itulah maka manusia sebagai makhluk tertinggi karena
memiliki tri premana (bayu, sabda, idep) wajib huklumnya untuk membayar
hutang tersebut kepada Tuhan Yang Maha Esa (Ida Hyang Widhi Wasa).

Menurut ajaran Tri Hita Karana, hubungan manusia dengan Tuhan


(Parhyangan) merupakan salah satu unsur yang penting untuk mewujudkan
keseimbangan dan kesejahteraan hidup. Manusia harus senantiasa menjalin
hubungan yang harmonis dengan Tuhan, Sang Pencipta Alam Semesta
beserta isinya.

Ada berbagai bentuk implementasi hubungan manusia dengan


Tuhan dalam Tri Hita Karana, antara lain:

a. Ritus keagamaan

Ritus keagamaan merupakan salah satu bentuk implementasi


hubungan manusia dengan Tuhan yang paling umum. Ritus keagamaan
dapat berupa upacara keagamaan, seperti pujawali, melasti, dan ngaben.
Upacara keagamaan ini bertujuan untuk memuja Tuhan, memohon
perlindungan dan berkah dari Tuhan, serta menjaga keseimbangan alam.

b. Ajaran moral

Ajaran moral juga merupakan bentuk implementasi hubungan


manusia dengan Tuhan. Ajaran moral mengajarkan tentang nilai-nilai
kebaikan, seperti kejujuran, kesabaran, dan keikhlasan. Nilai-nilai kebaikan
ini harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk
pengabdian kepada Tuhan.

5
c. Filsafat hidup

Filsafat hidup merupakan bentuk implementasi hubungan manusia


dengan Tuhan yang lebih mendalam. Filsafat hidup mengajarkan tentang
makna hidup dan tujuan hidup manusia. Filsafat hidup yang berlandaskan
Tri Hita Karana mengajarkan bahwa tujuan hidup manusia adalah untuk
mencapai moksha, yaitu kebebasan dari samsara atau siklus kelahiran dan
kematian.

Implementasi hubungan manusia dengan Tuhan dalam Tri Hita


Karana dapat memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia,
antara lain:

a. Meningkatkan kualitas spiritual

Implementasi hubungan manusia dengan Tuhan dapat meningkatkan


kualitas spiritual manusia. Manusia akan menjadi lebih dekat dengan Tuhan,
lebih memahami makna hidup, dan lebih memiliki tujuan hidup.

b. Meningkatkan kualitas moral

Implementasi hubungan manusia dengan Tuhan juga dapat


meningkatkan kualitas moral manusia. Manusia akan menjadi lebih jujur,
lebih sabar, lebih ikhlas, dan lebih memiliki rasa kasih sayang.

c. Menciptakan kedamaian dan keharmonisan

Implementasi hubungan manusia dengan Tuhan dapat menciptakan


kedamaian dan keharmonisan dalam kehidupan manusia. Manusia akan
lebih toleran, lebih menghargai perbedaan, dan lebih saling menghormati.

Dengan demikian, implementasi hubungan manusia dengan Tuhan


dalam Tri Hita Karana merupakan hal yang penting untuk mewujudkan
kehidupan yang sejahtera dan bahagia.

2.3 Implementasi Hubungan Manusia Dengan Alam Lingkungan

Manusia dalam hidup dan kehidupannya tidak dapat terlepas dari


hubungannya dengan alam lingkungan, karena manusia hidup dalam suatu

6
lingkungan tertentu. Manusia dalam kehidupannya selalu memperoleh
bahan keperluan hidup dari lingkungannya. Oleh sebab itu manusia harus
selalu memperhatikan situasi dan kondisi lingkungannya. Lingkungan harus
selalu dijaga dan dipelihara serta tidak dirusak. Akibat pengaruh kehidupan
manusia yang dicekoki kemajuan IPTEK dan budaya global, maka dewasa
ini lingkungan hidup manusia sudah semakin rusak, akibat ulah manusia itu
sendiri.

Jika manusia ingin selamat dalam kehidupannya, maka lingkungan


harus selalu dijaga. Lingkungan harus selalu bersih dan rapi, serta
lingkungan tidak boleh dikotori atau dirusak. Hutan tidak boleh ditebang
semuanya, binatang-binatang tidak boleh diburu seenaknya. Di Indonesia
secara umum manusia sudah tidak peduli lagi pada lingkungannya, karena
hutan sudah banyak yang dirusak, binatang banyak dibunuh. Jika hal ini
terus menerus dilakukan, dan manusia tidak lagi peduli pada lingkungannya,
maka keseimbangan alam akan terganggu dan ekosistem akan menjadi
rusak. Lingkungan justu harus dijaga kerapiannya, keserasiannya dan
kelestariannya. Jika manusia mampu memelihara lingkungan dengan baik,
maka manusia akan mendapatkan kebahagiaan sesuai dengan konsep ajaran
Hindu yang maha adiluhung yaitu konsep tri hita karana.

Untuk menjaga harmonisasi antara manusia dengan lingkungan,


maka merupakan tugas manusia sebagai makhluk yang mampu untuk
mengolah lingkungan untuk menjadi baik maupun menjadi rusak.
Lingkungan harus ditata dengan rapi dan bersih, karena dengan lingkungan
yang tertata dengan baik dan lestari akan menciptakan keindahan, serta
kedamaian hidup manusia. Hal ini disebabkan karena dengan lingkungan
yang indah dan lestari maka, lingkungan akan membawa ketenangan hidup
manusia. Bukankah pada dasarnya manusia sangat membutuhkan rasa
keindahan?. Keindahan lingkungan dapat menimbulkan rasa tenang dan
tenteram dalam diri manusia.

7
2.4 Implementasi Hubungan Manusia Dengan Sesamanya

Sebagai mahluk sosial, manusia tidak dapat hidup menyendiri.


Manusia dalam kehidupannya memerlukan bantuan dan kerja sama dengan
orang lain. Oleh sebab itu, maka hubungan antara sesame umat manusia
harus selalu dijalin dengan baik dan harmonis. Hubungan antar manusia
harus diatur dengan dasar saling asah, saling asih dan saling asuh, sagilik,
saguluk, salunglung sabayantaka yang artinya saling menghargai, saling
mengasihi dan saling membingbing. Hubungan antar keluarga di rumah
harus harmonsi. Hubungan dengan sesame dalam kelompok masyarakat
lainya juga harus harmonis. Dari adanya hubungan yang baik dengan
sesame umat manusia di lingkungan keluarga dan masyarakat diharapkan
akan menciptakan keamanan dan kedamaian lahir batin di masyarakat.
Masyarakat yang aman dan damai akan menciptakan Negara yang tenteram
dan sejahtera.

Menurut ajaran Tri Hita Karana, hubungan manusia dengan manusia


(Pawongan) merupakan salah satu unsur yang penting untuk mewujudkan
keseimbangan dan kesejahteraan hidup. Manusia harus senantiasa menjalin
hubungan yang harmonis dengan sesama manusia.

Ada berbagai bentuk implementasi hubungan manusia dengan


manusia dalam Tri Hita Karana, antara lain:

a. Gotong royong

Gotong royong merupakan salah satu bentuk implementasi


hubungan manusia dengan manusia yang paling umum. Gotong royong
merupakan kerja sama antar sesama manusia untuk mencapai tujuan
bersama. Gotong royong dapat dilakukan dalam berbagai bidang kehidupan,
seperti pembangunan desa, perbaikan jalan, dan penanggulangan bencana.

b. Toleransi

Toleransi merupakan bentuk implementasi hubungan manusia


dengan manusia yang penting untuk menjaga kerukunan dan kedamaian.

8
Toleransi mengajarkan untuk menghargai perbedaan, baik perbedaan
agama, suku, ras, maupun budaya.

c. Kerukunan

Kerukunan merupakan bentuk implementasi hubungan manusia


dengan manusia yang mewujudkan kedamaian dan kebersamaan.
Kerukunan dapat diwujudkan melalui berbagai kegiatan, seperti saling
menghormati, saling membantu, dan saling memaafkan.

Implementasi hubungan manusia dengan manusia dalam Tri Hita


Karana dapat memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia,
antara lain:

a. Menciptakan kedamaian dan kerukunan

Implementasi hubungan manusia dengan manusia dapat


menciptakan kedamaian dan kerukunan dalam kehidupan manusia. Manusia
akan lebih toleran, lebih menghargai perbedaan, dan lebih saling
menghormati.

b. Meningkatkan kualitas hidup

Implementasi hubungan manusia dengan manusia juga dapat


meningkatkan kualitas hidup manusia. Manusia akan menjadi lebih bahagia,
lebih sejahtera, dan lebih produktif.

c. Menjaga keharmonisan alam

Implementasi hubungan manusia dengan manusia juga dapat


menjaga keharmonisan alam. Manusia akan lebih sadar akan pentingnya
menjaga lingkungan dan melestarikan sumber daya alam.

Dengan demikian, implementasi hubungan manusia dengan


manusia dalam Tri Hita Karana merupakan hal yang penting untuk
mewujudkan kehidupan yang sejahtera dan bahagia.

Berikut adalah beberapa contoh konkret implementasi hubungan


manusia dengan manusia dalam Tri Hita Karana:

9
a. Dalam keluarga, orang tua harus mendidik anak-anak mereka dengan
penuh kasih sayang dan tanggung jawab.

b. Di lingkungan masyarakat, warga masyarakat harus saling membantu


dan bekerja sama untuk membangun masyarakat yang sejahtera.

c. Di dunia kerja, para karyawan harus saling menghormati dan bekerja


sama untuk mencapai tujuan bersama.

d. Di bidang pendidikan, para guru harus mendidik siswa-siswa mereka


dengan penuh kasih sayang dan kebijaksanaan.

Implementasi hubungan manusia dengan manusia dalam Tri Hita


Karana dapat dilakukan oleh semua orang, tanpa memandang perbedaan
agama, suku, ras, maupun budaya.

2.5 Implementasi Tri Hita Karana Dalam Kehidupan Bermasyarakat Di


Indonesia
Ajaran Tri Hita Karana merupakan ajaran agama Hindu yang sangat
penting untuk diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Ajaran ini
mengajarkan tentang pentingnya keseimbangan dalam hubungan manusia
dengan Tuhan, alam lingkungan, dan sesama manusia.
Implementasi ajaran Tri Hita Karana dalam kehidupan bermasyarakat di
Indonesia dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain:
a. Aspek spiritual
Ajaran Tri Hita Karana menekankan pentingnya hubungan
manusia dengan Tuhan. Implementasi ajaran ini dalam kehidupan
bermasyarakat dapat dilihat dari berbagai kegiatan keagamaan,
seperti ibadah, upacara keagamaan, dan kegiatan keagamaan
lainnya. Kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk mendekatkan diri
kepada Tuhan dan memohon perlindungan serta berkah dari Tuhan.
b. Aspek sosial
Ajaran Tri Hita Karana juga menekankan pentingnya
hubungan manusia dengan manusia. Implementasi ajaran ini dalam
kehidupan bermasyarakat dapat dilihat dari berbagai kegiatan sosial,

10
seperti gotong royong, toleransi, dan kerukunan. Kegiatan-kegiatan
ini bertujuan untuk menciptakan kedamaian dan kerukunan dalam
masyarakat.
c. Aspek lingkungan
Ajaran Tri Hita Karana juga menekankan pentingnya
hubungan manusia dengan alam lingkungan. Implementasi ajaran
ini dalam kehidupan bermasyarakat dapat dilihat dari berbagai
kegiatan pelestarian lingkungan, seperti penanaman pohon,
pengolahan sampah, dan perlindungan hewan. Kegiatan-kegiatan ini
bertujuan untuk menjaga keseimbangan alam dan kelestarian
lingkungan.
Implementasi ajaran Tri Hita Karana dalam kehidupan
bermasyarakat di Indonesia memiliki banyak manfaat, antara lain:
a. Meningkatkan kualitas spiritual
Implementasi ajaran Tri Hita Karana dapat meningkatkan
kualitas spiritual masyarakat. Masyarakat akan menjadi lebih dekat
dengan Tuhan, lebih memahami makna hidup, dan lebih memiliki tujuan
hidup.
b. Meningkatkan kualitas sosial
Implementasi ajaran Tri Hita Karana juga dapat meningkatkan
kualitas sosial masyarakat. Masyarakat akan menjadi lebih toleran, lebih
menghargai perbedaan, dan lebih saling menghormati.
c. Menjaga kelestarian alam
Implementasi ajaran Tri Hita Karana juga dapat menjaga
kelestarian alam. Masyarakat akan menjadi lebih sadar akan pentingnya
menjaga lingkungan dan melestarikan sumber daya alam.
Dengan demikian, implementasi ajaran Tri Hita Karana dalam
kehidupan bermasyarakat di Indonesia merupakan hal yang penting untuk
mewujudkan kehidupan yang sejahtera dan bahagia.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ajaran Tri Hita Karana merupakan ajaran agama Hindu yang sangat
penting untuk diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia.
Ajaran ini mengajarkan tentang pentingnya keseimbangan dalam hubungan
manusia dengan Tuhan, alam lingkungan, dan sesama manusia.
Implementasi ajaran Tri Hita Karana dalam kehidupan
bermasyarakat di Indonesia dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain:
a. Aspek spiritual
Implementasi ajaran Tri Hita Karana dalam aspek spiritual dapat
dilihat dari berbagai kegiatan keagamaan, seperti ibadah, upacara
keagamaan, dan kegiatan keagamaan lainnya. Kegiatan-kegiatan ini
bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan memohon
perlindungan serta berkah dari Tuhan.
b. Aspek sosial
Implementasi ajaran Tri Hita Karana dalam aspek sosial dapat
dilihat dari berbagai kegiatan sosial, seperti gotong royong, toleransi,
dan kerukunan. Kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan
kedamaian dan kerukunan dalam masyarakat.
c. Aspek lingkungan
Implementasi ajaran Tri Hita Karana dalam aspek lingkungan
dapat dilihat dari berbagai kegiatan pelestarian lingkungan, seperti
penanaman pohon, pengolahan sampah, dan perlindungan hewan.
Kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan alam dan
kelestarian lingkungan.
Implementasi ajaran Tri Hita Karana dalam kehidupan
bermasyarakat di Indonesia memiliki banyak manfaat, antara lain:
a. Meningkatkan kualitas spiritual
Implementasi ajaran Tri Hita Karana dapat meningkatkan
kualitas spiritual masyarakat. Masyarakat akan menjadi lebih dekat

12
dengan Tuhan, lebih memahami makna hidup, dan lebih memiliki tujuan
hidup.
b. Meningkatkan kualitas sosial
Implementasi ajaran Tri Hita Karana juga dapat meningkatkan
kualitas sosial masyarakat. Masyarakat akan menjadi lebih toleran, lebih
menghargai perbedaan, dan lebih saling menghormati.
c. Menjaga kelestarian alam
Implementasi ajaran Tri Hita Karana dapat menjaga kelestarian
alam. Masyarakat akan menjadi lebih sadar akan pentingnya menjaga
lingkungan dan melestarikan sumber daya alam.
Dengan demikian, implementasi ajaran Tri Hita Karana dalam
kehidupan bermasyarakat di Indonesia merupakan hal yang penting untuk
mewujudkan kehidupan yang sejahtera dan bahagia.
3.2 Saran

Ajaran Tri Hita Karana memiliki nilai-nilai universal yang dapat


diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia, terlepas dari
agama dan kepercayaan yang dianut. Adapun beberapa saran implementasi
Tri Hita Karana dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia:

Pada Bidang Parhyangan

a. Membudayakan ibadah dan pemujaan kepada Tuhan dengan penuh rasa


cinta dan bakti.

b. Meningkatkan kesadaran akan keberadaan Tuhan dalam kehidupan


sehari-hari.

c. Melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan yang dapat meningkatkan


rasa persatuan dan kesatuan umat beragama.

Pada Bidang Pawongan

a. Membangun hubungan yang harmonis dan saling menghormati antar


sesama manusia.

b. Meningkatkan rasa solidaritas dan kepedulian sosial.

13
c. Menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan damai.

Pada Bidang Palemahan

a. Menjaga kelestarian alam lingkungan.

b. Melestarikan sumber daya alam.

c. Melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Donder, I Ketut. 2007. Panca Sradha dan Tri Hita Karana: Dasar Filosofis dan
Implementasinya dalam Kehidupan Hindu. Denpasar: Pustaka Larasan.

Purwadita, I Made. 2019. Tri Hita Karana: Paradigma Pembangunan Berkelanjutan.


Denpasar: Pustaka Larasan.

Sarjana, I Made. 2017. Implementasi Tri Hita Karana dalam Pendidikan. Denpasar:
Pustaka Larasan.

Jurnal/Artikel:

Ary, I Wayan. 2016. "Implementasi Tri Hita Karana dalam Bidang Parhyangan di
Desa Sengkidu Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem". Jurnal
STKIP Agama Hindu Amlapura, 1(1): 1-15.

Darmini Roza dan Laurensius Arliman S Peran Pemerintah Daerah Di Dalam


Melindungi Hak Anak Di Indonesia, Masalah-Masalah Hukum, Volume 47,
Nomor 1, 2018.

Gunawan, I Nyoman. 2018. "Implementasi Tri Hita Karana dalam Bidang


Pawongan di Desa Seraya Kecamatan Kubutambahan Kabupaten
Buleleng". Jurnal Pendidikan Agama Hindu, 4(2): 124-134.

Lurensius Arliman S, Komnas HAM dan Pelindung Anak Pelaku Tindak Pidana,
Deepublish, Yogyakarta, 2015.

Suarjana, I Made. 2020. "Implementasi Tri Hita Karana dalam Bidang Palemahan
di Desa Budakeling Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar". Jurnal
Pendidikan Agama Hindu, 6(1): 1-10.

Anda mungkin juga menyukai