Oleh:
Ni Made Puspawati 2005010215
Halaman Judul................................................................................................................
Daftar Isi........................................................................................................................
I. Pendahuluan...........................................................................................................
1.3. Tujuan.............................................................................................................
II. Pembahasan............................................................................................................
III. PENUTUP..............................................................................................................
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
banjir bandang disebabkan oleh penggundulan hutan secara illegal loging,
aktivitas sehari-hari yang mengeluarkan emisi gas karbon menyebabkan
terjadinya global warming. Dari urain singkat diatas dapat disimpulkan bahwa:
(1) Agar terwujudnya keharmonisan antara manusia dengan manusia, manusia
dengan Tuhan dan manusia dengan alam maka manusia harus memahami dan
mengikuti aturan/etika dalam melaksanakan masing-masing hubungan tersebut;
(2) Manusia dengan kecerdasan yang dimilikinya dapat menciptakan aturan/etika
dalam hubungan dengan sesama manusia, hubungan dengan Tuhan, serta
hubungan dengan alam (Budiantara, 2018).
Apabila diamati dalam kehidupan sehari-hari khususnya masyarakat di Bali
belum secara penuh mengamalkan nilai Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-
hari. Pengamalan arti dan nilai yang terkandung dalam Tri Hita Karana belum
diterapkan secara seutuhnya. Sebagai contoh dalam interaksi masyarakat dalam
melaksanakan ngayah di Pura, masih terdapat kurangnya rasa persaudaraan dan
lebih cenderung memikirkan kepentingan pribadi. Hal ini akan berujung kepada
terganggunya interaksi antara manusia dengan Tuhan. Berkaitan dengan
permasalahan-permasalahan ini penulis merasa perlu membuat sebuah karya tulis
ilmiah yang membahas mengenai pengamalan ajaran Tri Hita Karana khususnya
dalam bermasyarakat dan dalam kehidupan sehari-hari.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dengan sesama manusia, alam sekitar dan Tuhan. Menurut Purana (2016) terdapat
beberapa tahapan penerapan ajaran Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari
yaitu:
1. Pengamalan dalam kehidupan individu
Tri Hita Karana harus diwujudkan dalam kehidupan individu, yaitu
pengabdian Tuhan melayani orang lain menurut swadharma (profesi atau
bakat masing-masing) berdasarkan rasa saling menghormati dan kasih
sayang
berbasis yadnya dan aktif dalam konservasi alam disekitar merupakan salah
satu implementasi pengajaran Tri. Hita Karna.
2. Pengamalan dalam kehidupan keluarga
Setiap anggota keluarga harus memiliki iman dan pengabdian yang rajin
terhadap Tuhan, saling mengasihi di antara anggota keluarga dan tanamkan
kasih saying dengan lingkungan alam. Membangun sikap ini harus
diimbangi dengan pemujaan yang memadai. Salah satu yang bisa diterapkan
adalah pembuatan apotek hidup di lingkungan rumah, dengan menerapkan
hal ini hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya juga akan
terpelihara. Seperti diketahui, ruang tempat tinggal umat Hindu terbagi
menjadi tiga bagian (tiga) bagian, yaitu utama mandala yang merupakan
ruang tempat ibadah biasanya ditemukan dalam Uranus. Madya Mandala
adalah ruang investasi untuk pembangunan rumah, dan terakhir, Nista
Mandala adalah tempatnya pembuangan sampah.
3. Pengamalan dalam kehidupan desa adat
Setiap desa harus memiliki unsur Tri Hita Karana, yaitu keberadaan
Parhyangan sebagai tempat untuk melakukan srada dan berserah diri kepada
tuhan ada, kemudia ada pawongan yaitu aturan yang mengatur hubungan
antara krama desa dengan para anggotanya dan palemahan yaitu wilayah
desa setempat dengan batas-batas wilayah yang jelas dan tegas. Itulah
sebabnya di setiap desa adat ada awig-awig yang berisikan tatanan agama
4. Pengamalan dalam kehidupan kerja
4
Setiap tempat kerja memiliki ruang kerja. Hal ini tercermin di ruang kerja
unsur dr Hita Karana. Sebagai contoh. Ada kuil di ladang dan ladang untuk
berdoa untuk pendalamannya Bekerja untuk mendapatkan Wara Nugraha
Ida Sang Hyang Widi Wasa. Di ladang terdapat candi Alas Rasmin.
5. Pengamalan dalam kehidupan secara global
Di era global saat ini, perubahan telah terjadi di semua aspek kehidupan
manusia. Model kehidupan manusia yang semakin langsung dan pragmatis
menuntut manusia untuk berpikir secara cerdas. menjaga untuk memenuhi
kebutuhannya. Di sisi lain, kehidupan global saat ini terkadang juga
menghancurkan cara berpikir masyarakat untuk meninggalkan pola
kehidupan bermasyarakat, sehingga setelah melanggar konsep kajian Tri
Hita Karana, masyarakat terkadang sumbang dengan kehidupannya.
Ajaran Tri Hita Karana menyatakan bahwa umat manusia selalu berupaya
untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan Tuhan, antar manusia
dan hubungan yang harmonis dengan alam dan lingkungan. Realitas yang
muncul sebenarnya adalah hubungan yang sangat berlawanan antara
harapan dan kenyataan. Manusia tidak lagi serius menjalin hubungan
dengan Ida Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) sebagai Pencipta
dan Pemelihara kehidupan seluruh makhluk di dunia ini, selain menciptakan
hubungan yang harmonis dengan manusia dan lingkungan alam.
Bukti empiris bahwa hubungan antara manusia dengan Tuhan kurang
harmonis, manusia dengan manusia dan lingkungan alam perilaku manusia
dalam beberapa kasus belakangan ini. Seperti Bom gereja di Surabaya, Bom
Mako Brimob di Surabaya, pemerkosaan. pelecehan seksual, pelecehan
anak. Perampokan motor, pencurian sadis dan masih banyak kejadian
lainnya yang dilakukan oleh kelompok tertentu, yang jelas merupakan
akibat dari kurangnya pemahaman akan hubungan yang harmonis dengan
Tuhan dan sesama manusia. Nyawa manusia tidak ada harganya, apalagi
nyawa hewan. Banyak hewan/binatang yang disembelih untuk kepentingan
pribadi guna memenuhi kebutuhan hidup. Perusakan lingkungan yang masif
5
seperti penebangan liar. kebakaran hutan dan sebagainya. Hal ini tentunya
terkait dengan kemerosotan moralitas manusia dewasa ini.
Jika hal ini terjadi terus menerus, kehidupan manusia di dunia ini terancam.
Manusia tidak bisa lagi hidup damai karena perbuatannya sendiri. Alam
marah karena alam telah diperlakukan tidak manusiawi. Hewan, yang
dimaksudkan untuk mendukung kehidupan manusia dengan berbagai cara,
sulit ditemukan karena pembunuhan satwa liar yang merajalela. Maka
waspadalah wahai umat manusia, bahwa manusia tidak dapat hidup damai
dan harmonis jika bertentangan dengan konsep ajaran Tri Hita Karana
dilanggar. Oleh karena itu pentingnya menumbuhkan kesadaran dalam diri
masing-masing manusia terkait pengamalan ajaran Tri Hita Karana baik
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (Parmajaya, 2018).
Ketimpangan hubungan tri hita karana dapat menyebabkan bencana yang
membahayakan kehidupan manusia. Perkembangan ilmu teknologi dan sains yang
sedemikian pesat harus didampingi dengan perkembangan moral manusia.
Adapun beberapa implementasi Tri Hita Karana sesuai dengan masing-masing
nilainya adalah:
1. Prahyangan
Penerapan dari nilai ini dapat dilakukan dengan upaya pelaksanaan Dewa
Yadnya, dikarenakan nilai nilai dari Prahyangan adalah mengenai hubungan
antara manusia dengan Tuhan. Hal hal yang dapat dilakukan adalah
membersihkan pura maupun sanggah yang terdapat di rumah, melaksanakan
ajaran agama dan kepercayaan serta menjauhi larangan Tuhan.
2. Pawongan
Penerapan dari nilai ini dalam kehidupan berkeluarga dan sehari hari dapat
diterapkan dengan menjalin hubungan baik dengan sesama manusia.
Memunculkan sikap tenggang rasa dan saling memiliki dan menghargai
antar umat beragama merupakan salah satu penerapan yang mudah
diterapkan dalam kehidupan sehari hari. Apabila sudah berkeluarga secara
khususnya yang dapat dilakukan adalah turut aktif dalam kegiatan
6
bermasyarakat, dan membantu tetannga maupun saudara dan kerabat yang
membutuhkan bantuan.
3. Palemahan
Dalam konsep Palemahan ini mencakup hubungan antara manusia dengan
alam lingkungannya. Dengan cara yang mudah seperti gotong royong
membersihkan lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan, tidak
membangun rumah dan menggundulkan lahan hijau secara terus menerus
akan sangat membantu memelihara hubungan antara manusia dengan
lingkungan sekitarnya. Dengan turut menjaga hubungan yang baik dengan
alam sekitar niscaya tidak akan terjadi bencana alam maupun hal yang
merugikan manusia lainnya.
7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang dianugerahi
kelebihan yaitu mampu berpikir. Pada era globalisasi ini, umat Hindu
diharapkan tidak hanya berpikir cerdas dalam menanggapi perubahan, namun
tetap mengamalkan ajaran agama Hindu. Penerapan konsep dan ajaran tri hita
karana ini dalam kehidupan sehari-hari akan membantu dalam memelihara
hubungan baik antara manusia dengan sekitarnya. Penerapan ajaran Tri Hita
Karana dilakukan untuk memelihara hubungan antara manusia dengan Tuhan,
manusia dengan manusia lainnya dan manusia dengan alam sekitarnya.
8
DAFTAR PUSTAKA