Anda di halaman 1dari 6

TUGAS UAS PASTORAL TUNANETRA 1

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah

PASTORAL TUNANETRA

Dosen Pengampu:

KLEMENSIA NINI, S.Pd., M.Ag.

Oleh:

ANSELMUS SAMULIA
NIM: 9520622005

PROGRAM STUDI PELAYANAN PASTORAL

SEKOLAH TINGGI PASTORAL YAYASAN INSTITUT PASTORAL INDONESIA


MALANG

TAHUN 2023/2024
A. Pertanyaan
Anda sebagai seorang pelayan pastoral salah satu tugas Anda adalah memberikan
bimbingan dan dukungan yang menyeluruh atau holistic sebagai intervensi atas
keunikan/karakteristik tunanetra. Hal ini penting dilakukan guna membantu pertumbuhan
dan perkembangan ke arah yang lebih baik yang pada akhirnya individu dengan masalah
penglihatan dapat berpartisipasi dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.
1. Tuliskan bentuk-bentuk layanan/kegiatan pembinaan untuk tunanetra.
2. Uraikan secara ringkas bagaimana kegiatan-kegiatan itu dapat mendukung
pertumbuhan dan perkembangan mereka sekaligus meminimalisir permasalahan yang
menyertai mereka karena ketunaanya. (ambil salah satu bidang layanan yang telah
dipelajari selama perkuliahan).
B. Jawaban
1. Bentuk-Bentuk Layanan/Kegiatan Pembinaan Untuk Tunanetra
Layanan Pembinaan bagi Tunanetra melibatkan berbagai aspek spiritual, moral,
dan dukungan emosional, dilihat dari sudut pandang Pastoral. Maka sebagai pekerja
pastoral, bebagai macam layanan yang mampu saya berikan meliputi:
1) Dukungan Spiritual
Yang dimaksudkan dengan dukungan spiritual adalah pelayanan rohani juga
keagamaan yang sesuai dengan keyakinan dan nilai-nilai spiritual anak tunanetra.
2) Konseling Pastoral
Pada sesi ini difokuskan pada pertumbuhan spiritual, penerimaan diri, juga
penerimaan tantangan hidup anak tunanetra dengan pendekatan pastoral.
3) Pengembangan Nilai-Nilai moral
Ini merupakan program yang dapat membantu tunanetra memahami dan
menginternalisasi nilai-nilai moral, etika, serta norma-norma sosial.
4) Partisipasi dalam Kegiatan Keagamaan (Ibadat, Perayaan Ekaristi atau Missa, dan
lain sebagainya)
Dengan memfasilitasi partisipasi dari anak tunanetra dalam kegiatan keagamaan
seperti ibadat, missa di Gereja, atapun kegiatan Gereja atau kegiatan keagamaan
lainnya. Dalam konteks missa, anak tunanetra dapat dilibatkan menjadi lector/lektris,
pemazmur, koor, pemain musik bagi, dan kemungkinan-kemungkinan lain yang
mereka bisa.
5) Konseling Keluarga
Memberi dukungan pastoral untuk keluarga tunanetra, membantu mereka memahami
dan mengelola tantangan yang terkait dengan kondisi anak mereka.
6) Pembinaan Moral dan Etika
Pembinaan yang mengedepankan pengembangan karakter, etika, dan moralitas
dalam kehidupan anak tunanetra sehari-hari.
7) Pemberdayaan Rohani
Fokus pada pemberdayaan rohani anak tunanetra, termasuk membangun ketahanan
spiritual dalam menghadapi rintangan hidup.
8) Aktivitas Kelompok Pastoral
Keterlibatan dalam aktivitas kelompok pastoral untuk memfasilitasi dukungan dan
pembinaan melalui interkasi sosial dari anak-anak tunanetra.
9) Pendampingan dan Doa
Pendampingan pribadi dan doa sebagai sarana dukungan dan penguatan spiritual.
Dalam pelaksanaanya, seorang pekerja pastoral dalam ruang lingkup pastoral,
diharapkan tidak hanya merambat disebatas lingkaran iman dan rohani, namun juga
dalam keseharian anak dalam lingkungan, pendidikan, interaksi sosial, juga ekonomi
yang dapat ditinjau dari masalah, kebutuhan, serta potensi. Maka ada beberapa layanan
yang secara umum dapat diberikan untuk anak tunanetra, meliputi:
1) Pendidikan Khusu
Program pendidikan inklusi atau khusus dapat memenuhi kebutuhan belajar anak
tunanetra di dunia pendidikan secara formal.
2) Rehabilitasi dan Pelatihan
Layanan fisioterapi, okupasi, dan pelatihan keterampilan lainnya untuk membantu
anak tunanetra mengembangkan kemandirian.
3) Bimbingan dan Konseling
Dukungan emosional dan psikologis melalui sesi konseling untuk membantu mereka
mengatasi tantangan dan mengembangkan kesejahteraan mental.
4) Bantuan Teknologi Asistif
Pemberian akses dan pelatihan dalam penggunaan teknologi asistif, seperti
perangkat berbasis suara atau Braille, untuk meningkatkan aksesibilitas informasi.
5) Aktivitas Sosial dan Kultural
Program sosial dan kebudayaan untuk meningkatkan keterlibatan sosial, merangsang
kreativitas, dan memperluas pengalaman sosial mereka.
6) Pelatihan Orientasi dan Mobilitas
Pembelajaran keterampilan bergerak, seperti penggunaan tongkat putih atau anjing
pemandu, untuk meningkatkan mobilitas dan independensi anak tunanetra.
7) Pengembangan Keterampilan Hidup
Pelatihan untuk meningkatkan keterampilan sehari-hari, termasuk memasak,
membersihkan, mandi, makan, dan kegiatan lainnya yang mendukung kehidupan
mandiri anak tunanetra.
8) Pelayanan Kesehatan
Layanan kesehatan khusus dan perawatan medis yang mungkin diperlukan bagi anak
tunanetra.
9) Pengembangan Bakat dan Minat
Mendukung pengembangan bakat dan minat khusus anak tunanetra, seperti musik,
seni, atau olahraga yang sesuai dengan kemampuan mereka.
10) Mempersiapkan anak tunanetra ke dunia pekerjaan
Melatih kemampuan anak tunanetra dalam bidang pekerjaan tertentu, agar mereka
benar-benar diterima dalam salah satu lapangan pekerjaan yang telah dilatih, dimana
dimaksudkan agar anak tunanetra mampu memenuhi kebutuhan ekonominya secara
mandiri ketika ia dewasa bahkan berkeluarga.
11) Pembangunan Komunitas yang Inklusif
Hal ini dapat mendukung anak tunanetra dalam mengembangkan keyakinan dan
keterampilan mereka dalam pengalaman keberagaman.
12) Melatih Tunanetra Berniaga
Tiga hal umum yang mendukung proses jual beli barang adalah menghitung dan
membaca dan menulis. Maka perlu melatih tunanetra untuk mengasa kemampuan
berhitung, menulis, dan membacanya lewat sarana khusus yang telah disediakan
pemerintah. Seperti melatih anak tunanetra dalam membaca dan menulis huruf
braille dengan alat tulis reglet juga stylus. Dalam sistem perhitungan, anak tunanetra
mampu membaca huruf atau symbol braille pada uang kertas. Hal ini dimaksudkan
untuk meminimalisir penipuan atau pembodohan penjual terhadap pembeli yang
secara khusus adalah anak tunanetra.
2. Kebutuhan dan Layanana Pendidikan bagi Anak Tunanetra
Anak tunanetra sebagaimana anak pada umumnya, sangat membutuhkan
pendidikan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Oleh
karena adanya gangguan penglihatan, anak tunanetra membutuhkan layanan khusus
untuk merehabilitasi kelainannya, yang meliputi: latihan membaca dan menulis huruf
braille, berhitung menggunakan sempoa, penggunaan tongkat putih, orientasi dan
mobilitas, serta latihan visual/fungsional penglihatan. Layanan pendidikan bagi anak
tunanetra dapat dilaksanakan melalui sistem segregasi, yaitu secara terpisah dari anak
awas, serta integrasi atau terpadu dengan anak awas di sekolah biasa (inklusi). Tempat
pendidikan dengan sistem segregasi, meliputi: sekolah khusus (SLB-A), SDLB, dan
kelas jauh/kelas kunjungan. Bentuk-bentuk keterpaduan yang dapat diikuti oleh anak
tunanetra yang mengikuti sistem integrasi, meliputi: kelas biasa dengan guru konsultan,
kelas biasa dengan guru kunjung, kelas biasa dengan ruang-ruang sumber, dan kelas
khusus.
Adapun berbagai macam alat pendukung layanan pendidikan dalam bentuk
kegiatan-kegiatan meliputi:
1) Pendidikan Inklusif
Menyediakan lingkungan belajar yang inklusif dengan dukungan khusus untuk
tunanetra, memungkinkan interaksi sosial dan pembelajaran bersama teman sebaya
2) Teknologi Asitif
Pemanfaatan teknologi asitif seperti perangka braille, perangkat lunak pembaca
layar, dan teknologi pendukung lainnya untuk meningkatkan aksesibilitas informasi.
3) Pengajaran Keterampilan Hidup
Fokus pada pengembangan keterampilan sehari-hari seperti orientasi dan mobilitas,
membantu anak tunanetra menjadi mandiri dalam kehidupan sehari-hari.
4) Pelatihan Orientasi dan Mobilitas
Pembelajaran keterampilan orientasi dan mobilitas untuk meningkatkan kemampuan
bergerak dan eksplorasi lingkungan, meminimalkan ketergantungan pada anak
tunanetra pada orang lain.
5) Kurikulum yang disesuaikan
Mengadaptasi kurikulum untuk memenuhi kebutuhan belajar tunanetra, termasuk
metode pengajaran yang melibatkan lebih banyak indra siswa selain penglihatan.
6) Dukungan Psikososial
Menyediakan dukungan konseling dan psikososial untuk membantu anak tunanetra
mengatasi tantangan emosional dan meningkatkan kesejahteraan mental mereka
7) Pendidikan Karakter dan nilai-nilai moral
Menanamkan niai-nilai moral dan karakter dalam kurikulum untuk membentuk
pribadi yang berkualitas dan bertanggungjawab.
8) Pelibatan Keluarga
Melibatkan keluarga dalam proses pendidikan untuk menciptakan lingkungan
dukungan dari rumah dan memahami kebutuhan anak tunanetra.
9) Program Pengembangan Bakat
Menyediakan peluang bagi anak tunanetra untuk mengembangkan bakat dan
minatnya, mempromosikan perkembangan pribadi dan kepercayaan diri.
10) Pertumbuhan Sosial
Mendorong interaksi sosial dengan teman sebaya dan mendukung pembentukan
hubungan sosial yang positif.
11) Prinsip-Prinsip Yang harus diperhatikan
Dalam pembelajaran anak tunanetra, terdapat prinsip-prinsip yang harus
diperhatikan antara lain: prinsip individual, prinsip kekonkritan/pengalaman
penginderaan, prinsip totalitas, dan prinsip aktivitas mandiri (self activity).

Pendekatan holistik ini membantuk menciptakan lingkungan pendidikan yang


mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak tunanetra sambil meminimalkan
permasalahan yang mungkin timbul karena ketunaan mereka.

Anda mungkin juga menyukai