Mengamati perilaku kurang baik pada salah satu siswa di SMA Negeri 18 Garut
Disusun Oleh:
Ajeng Alvia Fauziah
NIM. 22010338
HASIL OBSERVASI
A. Tanggal Observasi
Observasi ini dilakukan selama 3 hari berturut – turut mulai dari Selasa, 28 Maret 2023
sampai dengan Kamis, 30 Maret 2023.
Dari tabel di atas terlihat berbagai jenis perilaku indisipliner siswa dalam proses
pembelajaran. Adapun perilaku indispliner yang dilakukan adalah terlambat datang ke
sekolah, rebut/berbicara diluar materi saat guru sedang menjelaskan materi pelajaran, tertidur
saat proses pembelajaran berlangsung dan memakai atribut diluar ketentuan Sekolah.
Perilaku indisipliner siswa dalam proses pembelajaran ini tidak hanya akan merugikan siswa
yang bersangkutan, tetapi juga akan merugikan siswa lain serta lebih parahnya lagi akan
merugikan guru yang sedang fokus dalam menjelaskan materi pelajaran. Maka dari itu, guru
yang bersangkutan merupakan orang yang sangat berperan penting dalam mengendalikan
perilaku indisipliner siswa dalam proses pembelajaran agar siswa tersebut dapat membenahi
perilakunya ke arah yang lebih baik.
Menurut Herabudin (2015: 97) pengendalian sosial dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu Pengendalian Preventif dan Represif. Pengendalian dengan cara preventif merupakan
tindakan pencegahan yang dilakukan oleh guru sebelum siswa berperilaku indisipliner dalam
proses pembelajaran melalui tindakan yang berupa nasihat, bimbingan, dan pengarahan atau
ajakan. Sedangkan tindakan pengendalian dengan cara represif merupakan tindakan yang
dilakukan oleh guru untuk mengatasi perilaku indisipliner siswa dalam proses pembelajaran
melalui tindakan yang berupa teguran dan hukuman atau sanksi sesuai besar kecilnya
kesalahan yang dilakukan oleh siswa.
Dari identifikasi masalah yang telah dilakukan oleh penulis, maka penulis melihat bahwa
sebenarnya siswa tersebut memiliki kecerdasan di atas siswa yang lain yang sekelas
dengannya. Namun, siswa tersebut kurang menghargai teman-temannya yang lain akibat
kelebihannya itu. Pada saat proses belajar-mengajar berlangsung, siswa tersebut sering tidak
sabar untuk menunggu temannya yang lain apabila dia telah selesai mengerjakan tugas,
sehingga dia malah mengganggu teman-temannya. Selain itu juga, siswa tersebut sering
berbuat gaduh dan cenderung hiperaktif didalam kelas yang mengakibatkan konsentrasi
siswa yang lain menjadi terganggu.
Setelah penulis mengamati perilaku siswa yang bersangkutan dan melakukan pendekatan
dengan siswa, mewawancarai siswa, melakukan konsultasi dengan guru-guru terutama wali
kelas. Penulis dapat berkesimpulan bahwa siswa tersebut terlalu dimanja oleh kedua orang
tuanya secara berlebihan, sehingga siswa yang bersangkutan terbiasa untuk memperlakukan
orang lain seenaknya, cenderung egois dan susah diatur. Perilaku tersebut kemungkinan
terbawa ke dalam lingkungan sekolah yang menyebabkan siswa sering tidak sabar untuk
menunggu siswa yang lain dalam pengumpulan tugas, hingga pada akhirnya siswa tersebut
berbuat gaduh di dalam kelas, mengganggu siswa yang lain, rebut, sulit di atur, hiperaktif
saat belajar dan bahkan terkadang sulit untuk di nasehati.