SURAT KEPUTUSAN
KEPALA KLINIK RAWAT INAP RUMAH SEHAT CIKEAS
Nomor: 003/SK-RSC/I/2023
TENTANG
KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN PERORANGAN
KPRI RUMAH SEHAT CIKEAS
DITETAPKAN DI : CIKEAS
PADA : 20 JULI 2023
C. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative
2. Pelaksanaan layanan disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan masyarakat serta mendukung
program prioritas nasional, pelaksanaan layanan dipantau secara berkesinambungan
3. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prsoedur pelayanan klinis
4.Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputl: pelayanan medis keperawatan, kebidanan, dan
pelayanan profesi kesehatan yang lain.
5.Pelaksanaan layanan dan perkembangan kondisi pasien harus dicatat dalam rekam medis.
6.Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
7.,Dokter menentukan diet nutrisi sesuai jenis penyakit pada pasien rawat inap.
8.Petugas gizi memberikan informasi tentang hal-hal yang harus diperhatikan pasien dan atau
keluarga terkait gizi yang berhubungan dengan kondisi kesehatan pasien.
9.Penyiapan, penyimpanan dan pendistribusian makanan yang telah diproduksi berdasarkan jumlah
dan jenis diet pasien dilakukan oleh petugas
10.Identifikasi kebutuhan_gizi pasien dilakukan sesuai dengan prosedur asuhan gizi.
11. Keluarga pasien dapat berpartisipasi dalam penyediaan makanan sesuai dengan kajian kebutuhan
pasien dan rencana asuhan dengan sepengetahuan petugas.
12.Tindakan medis/ pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan kepada pasien sebelum
pemberian Informed consent yang ditandatangani oleh pasien atau keluarga pasien.
13.Bila terjadi penolakan pasien tentang rencana layanan/pengobatan sesuai dengan penyakit yang di
derita disertai dengan pengisian Informed consent sebagai bukti bila terjadi perselisihan yang timbul
akibat penolakan pasien tersebut.
14.Pemberian informasi dan persetujuan pasien ( Informed Consent) wajib di dokumentasikan di
dalam rekam medis.
15.Informed Consent harus dimonitor,di evaluasi dan ditindak lanjuti
16.Evaluasi informed Consent dilakukan şesuai prosedur oleh tim mutu dan tim audit
17. Penanganan kasus-kasus Gawat Darurat dan Kasus Gawat Tidak Darurat
a. Kasus Gawat Darurat yang ditangan di KLINIK PRATAMA RAWAT INAP RUMAH
SEHAT CIKEAS, diantaranya:
2) Kuning (kode/priontas II) : Pengobatan pasien dapat ditunda untuk beberapa jam dan tidak
akan berpengaruh terhadap nyawanya dan tanda-tanda vital stabil.
3) Hijau(kode/ prioritas III) : Pasien kategori ringan dengan mayoritas korban luka yang dapat
berjalan sendiri,mereka dapat melakukan rawat jalan.
19. Pelayanan kasus resiko tinggi yang dapat ditangani di KLINIK PRATAMA RAWAT INAP
RUMAH SEHAT CIKEAS adalah :
1) lbu hamil risiko tinggi pada waktu ANC
2) IMS (Gonorrhea, herpes genitalis dan sifilis)
3) Parotitis
4) Varicella
5) Herpes simplek
20.Tindakan bedah minor yang dapat dilakukan dl KLINIK PRATAMA RAWAT INAP RUMAH
SEHAT CIKEAS adalah:
A. Tindakan bedah minor yang bisa dilakukan di pelayanan Unit Gawat Darurat :
1) Insisi Abses diameter < 5 cm
2) Vulnus Appertum
3)Ekstraksi Kuku
4)Lipoma
5) Atheroma
6)Clavus
B. Tindakan bedah minor yang bisa dilakukan di pelayanan pemeriksaan Gigi dan Mulut :
21. Pasien dengan gangguan jiwa, lanjut usia atau dengan keterbatasan fisik dan pasien anak di
bawah umur, Informed consent dapat diwakilkan oleh orang tua/wali/ keluarga terdekat
22. Bila pasien tidak sadar, tidak didampingi oleh keluarga dan secara medis dalam keadaan gawat
dan atau darurat yang memerlukan tindakan medi tidak dipertukan persetujuan tindakan / informed
consent.
23. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus ditangani
dengan memperhatikan prosedur pencegahan infeksi.
24. Pemberian obat/ cairan intravena harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur.
25.Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang jelas.
26.Keluhan pasien/ keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan. dianalisis, ditindak lanjuti, dan
dievaluasi.
29.Jenis anastesi lokal yang bisa dilakukan di KLINIK PRATAMA RAWAT INAP RUMAH
SEHAT CIKEAS adalah anestesi topikal ( lidocain krim dan ethylchloride spray ) dan anestesi
infiltrasi ( lidocain 2%, Pehacain injeksi )
30.Pelayanan anastesi dan pembedahan harus dilakukan sesuai dengan prosedur.
31.Sebelum melakukan tindakan anastesi dan pembedahan, pasien wajib mengisi
informed consent
32.Pengisian informed consent oleh pasien atau keluarga diberikan tanpa paksaan, sesudah
mendapatkan informasi adekuat tentang tindakan kedokteran yang dimaksud.
33.Tindakan anastesi dan pembedahan dilaksanakan oleh Dokter umum, Dokter gigi,dan paramedis
yang berkompeten dengan pendelegasian wewenang
34.Melakukan monitoring status fisiologis sebelum. selama, dan sesudah pemberian anastesi lokal.
35. Perawat maupun bidan yang melakukan monitoring terhadap status fisiologis pasien wajib
melaporkan setiap perkembangan pasien kepada dokter penanggung jawab pelayanan klinis pada
rawat inap.
36. Pemberian informasi atau konsultasi laktasi pada ibu hamil dan ibu menyusui tentang manajemen
laktasi yang benar dan harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada.
Selain empat kriteria di atas, kondisi fasilitas pelayanan juga dapat menjadi dasar bagi dokter
untuk melakukan rujukan demi menjamin keberlangsungan penatalaksanaan dengan persetujuan
pasien.
6. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindaklanjuti oleh dokter yang menangani.
7. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan Iain dan mengisi informed consent
Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu sesuai dengan prosedur.
8. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, klinik wajib memberikan alternatif penanganan yang
Iain.
9. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis.
10. Resume klinis meliputi: nama pasien,usia, jenis kelamin, kondisi klinis,prosedur/
tindakan yang telah dilakukan, diagnosa utama dan akhir, perjalanan penyakit,
prognosis, keadaan keluar klinik dan kebutuhan akan tindak lanjut.
11. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan.
12. Petugas menjelaskan alasan pasien dirujuk dan pasien menandatangani formulir
persetujuan rujukan.
13. Pasien yang dirujuk didampingi oleh petugas yang kompeten.
14. Pasien dengan kebutuhan khusus didampingi oleh petugas yang kompeten.
15 Kriteria merujuk pasien meliputi: pasien emergensi dengan triase kuning, merah.
16. Proses rujukan pasien emergensi harus sesuai dengan prosedur yang ada.
e. Diagnosis
f. Rencana penatalaksanaan
g. Pengobatan dan/atau tindakan
h. Pelayanan Iain yang telah diberikan pada pasjen
i. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
j. Persetujuan tindakan/Informed consent
• Isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari memuat
catatan dan dokumen yang sama dengan rekam medis rawat jalan dan
ditambahkan:
a. Identitas pasien
b. Diagnosis masuk dan indikasi pasien dirawat
c. Ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis akhir,
pengobatan dan tindak lanjut
d. Nama dan tanda tangan dokter umum atau dokter gigi yang memberikan
pelayanan kesehatan
Setiap pencatatan ke dalam rekam medis harus dibubuhi nama, waktu dan tanda
tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan
pelayanan.
Dalam hal terjadi kesalahan datam melakukan pecatatan pada rekam medis dapat
dilakukan pembetulan. Pembetulan hanya dapat dilakukan dengan cara
pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan dibubuhi paraf
dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang bersangkutan.
7. Efek samping Obat dan kejadian alergi didokumentasikan dalam rekam medis
8. Dokter Umum,Dokter Gigi dan/atau tenaga kesehatan tertentu bertanggung
jawab atas catatan dan/atau dokumen yang dibuat pada rekam medis
9. Standarisasi kode klasifikasi diagnosis dan terminologi yang berlaku di KLINIK PRATAMA
RAWAT INAP RUMAH SEHAT CIKEAS sesuai ICD -X.
10. Klinik menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam rangka penyelenggaraan rekam medis dengan
mempertimbangkan kerahasiaan pasien.
11. Penyimpanan, peminjaman dan pemusnahan rekam medis dilaksanakan sesuai aturan.
12. Rekam medis pada klinik wajib disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 2 ( dua)
tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat.
15. Penanggung Jawab Klinik dapat menjelaskan isi rekam medis secara tertulis atau langsung
kepada pemohon tanpa izin pasien atau berdasarkan peraturan perundang-undangan.
16. Penanggung Jawab Klinik bertanggung jawab atas kehilangan, kerusakan, pemalsuan dan/atau
penggunaan oleh orang atau badan yang tidak berhak terhadap rekam medis.
F. PELAYANAN LABORATORIUM
1. Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan di laboratorium KLINIK PRATAMA
RAWAT INAP RUMAH SEHAT CIKEAS adalah:
a. HEMATOLOGI
- Hemoglobin
- Hematokrit
- Hitung eritrosit
- Hitung trombosit
- Hitung lekosit
- Hitung jenis lekosit
- LED
b. KIMIA KLINIK
- Glukosa darah
- SGOT
- SGPT
- Asam Urat
- Ureum
- Kreatinin
- Trigliserida
- Cholestrol
- CK/ CKB
c. IMUNOLOGI
- Tes Kehamilan
- Golongan darah
- Widal
- HbsAg
- HIV
- Syphilis
d.URINALISA
- Makroskopis ( warna, kejernihan, bau, volume)
- pH
- Berat Jenis
- Protein
- Glukosa
- Bilirubin
- Urobilinogen
- Keton
- Nitrit
- Lekosit
- Eritrosit
- Mikroskopik ( sedimen)
2. Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh petugas yang kompeten,yaitu Ahli Tenaga Laboratorium
Medik sebagai penanggung jawab sekaligus sebagai pelaksana pelayanan laboratorium di KLINIK
PRATAMA RAWAT INAP RUMAH SEHAT CIKEAS.
3. Jam buka pelayanan laboratorium setiap hari, Pukul: 08.00-06.00 WIB
4. Hasil pemeriksaan harus diinterpretasioleh petugas yang terlatih dan berpengalaman.
5. Pemeriksaan laboratorium untuk tiap-tiap jenis pemeriksaan harus dipandu dengan prosedur mulai
dari permintaan pemeriksaan, penerimaan spesimen, pengambilan dan penyimpanan spesimen,
pemeriksaan sampai penyerahan hasil.
6. Monitoring kepatuhan terhadap prosedur pemeriksaan laboratorium harus dilakukan sesuai
prosedur.
7. Evaluasi terhadap ketepatan waktu menyerahkan hasil pemeriksaan laboratorium harus dilakukan
sesuai prosedur.
8. Waktu penyampaian hasil laboratorium
3 IMUNOLOGI
a. Golongan Darah Golongan darah : 10 menit
b. Widal Widal : 30 menit
c. HbsAg HbsAg : 30 menit
d. HIV HIV : 30 menit
e. Syphilis Syphilis : 30 menit
f. Antigen COVID-19 Antigen COVID-19 : 30 menit
4 URINALISA waktu pengerjaan Urine rutin : 45 menit
1. Urine Lengkap a. pH
a. Makroskopis ( warna, b. Berat Jenis
kejernihan, bau, c. Protein
volume) d. Glukosa
b. pH e. Bilirubin
c. Berat Jenis f. Urobilinogen
d. Protein g. Keton
e. Glukosa h. Nitrit
f. Bilirubin i. Lekosit
g. Urobilinogen j. Eritrosit
waktu pengerjaan urine lengkap: 60 menit
h. Keton Makroskopis ( warna, kejernihan, bau, volume)
i. Nitrit pH
j. Lekosit Berat Jenis
k. Eritrosit Protein
l. Sedimen urine Glukosa
(mikroskopik) Bilirubin
Urobilinogen
2. Tes Kehamilan Keton
Nitrit
Lekosit
Darah samar
Sedimen urine (mikroskopik) : 15 menit
9. Untuk pelaksanaan pemeriksaan laboratorium yang berisiko tinggi harus dilaksanakan sesuai
prosedur.
10. Petugas pemeriksaan laboratorium wajib menggunakan alat pelindung diri dan mematuhi aturan
Kesehatan Keselamatan Kerja ( K3).
11. Bahan-bahan yang berbahaya dan beracun harus disimpan secara aman menurut ketentuan yang
berlaku.
12. Limbah laboratorium sebagai akibat pemeriksaan laboratorium harus dikelola sebagai imbah
infeksius.
13. Pengelolaan reagen wajib dilakukan sesuai prosedur.
14. Pengelolaan limbah harus ditampung di penampungan sementara untuk selanjutnya diambil oleh
Pihak ke-3
15. Waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium untuk pasien yang urgent atau
Gawat Darurat
17. Monitoring dan penilaian ketepatan waktu petugas laboratorium dalam menyampaikan hasil
laboratorium pasien urgent atau gawat darurat agar segera dilakukan tindak lanjut dengan
menyampaikan hasil laboratorium tepat waktu.
18. Daftar nilai kritis laboratorium berdasarkan Pedoman Interpretasi Klinik Kementrian Kesehatan
Rakyat Indonesia 2011:
Nilai Kritis
Jenis Pemeriksaan
Batas Bawah Batas Atas
a. Hematokrit <20% >60%
b. Hemoglobin < 7 g/dl >20 g/dl
c. Leukosit - >30.000/mm3
d. Limfosit <500Ul -
e. Trombosit < 50.000/mm3 >1.000.000/mm3
f. Glukosa darah <50 mg/dl >600mg/dl
g. Asam Urat < 1mg/dl >20mg/dl
h. Cholestrol <50 mg/dl >500 mg/dl
i. Trigliserida <50 mg/dl >500 mg/dl
j. Ureum >150mg/dl
k. Creatinin >8mg/dl
l. SGOT >300UI
m. SGPT >300UI
19. Hasil pemeriksaan laboratorium klinis harus disampaikan segera kepada tenaga kesehatan yang meminta
dalam batas waktu paling lambat 1 jam setelah hasil diperoleh.
20. Jenis reagensia esensial yang terdapat di KLINIK PRATAMA RAWAT INAP RUMAH SEHAT CIKEAS
adalah sebagai berikut:
21. Menyatakan kapan reagensia tidak tersedia ( batas buffer stock untuk melakukan pemesanan.
22. Perencanaan kebutuhan reagen harus berdasarkan kebutuhan pasien dan diajukan kepada Pimpinan KLINIK
PRATAMA RAWAT INAP RUMAH SEHAT CIKEAS minimal 1 bulan sekali atau sesuai kebutuhan
pasien.
23. Reagensia harus disimpan dengan pelabelan yang jelas dan pada tempat dengan suhu yang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
24. Petugas merotasi reagensia dengan sistem FEFO ( First Expired First Out) dan FIFO ( First In First Out) .
25. Untuk menjaga agar tidak terjadi reagen maka diberikan pelabelan dengan warna:
a) Hitam : sudah tidak boleh dipakai/sudah expired
b) Merah : tanggal kadaluwarsa kurang dari 3 bulan
c) Kuning : tanggal kadaluwarsa kurang dari 6 bulan
d) Hijau : tanggal kadaluwarsa lebih dari 6 bulan
26. Rentang nilai yang menjadi rujukan hasil pemeriksaan laboratorium adalah berdasarkan pedoman
interpretasi data klinik Kemenkes RI tahun 2011 dan referensi alat/ vendor sebagai berikut:
C. IMUNOLOGI/
SEROLOGI
1. Widal Widal : NEGATIF
2. HbsAG HbsAg : NEGATIF
3. HIV HIV : NON REAKTIF
4. Syphilis Syphilis : NON REAKTIF
2 URIN URINALISA
Urine Lengkap
a. Makroskopis Leukosit : NEGATIF
( warna, kejernihan, Nitrit : NEGATIF
bau, volume) Urobilinogen : NEGATIF
b. pH Protein : NEGATIF
c. Berat Jenis pH : NEGATIF
d. Protein Darah Samar : NEGATIF
e. Glukosa Berat jenis : NEGATIF
f. Bilirubin Keton : NEGATIF
g. Urobilinogen Bilirubin : NEGATIF
h. Keton Glukosa : NEGATIF
i. Nitrit Kristal : NEGATIF
j. Lekosit Warna : KUNING
k. Eritrosit Kejernihan : JERNIH
l. Kristal
m. Tes Kehamilan
3 CAIRAN IMUNOLOGI
NASOFARING a. Antigen COVID-19 Antigen COVID-19 : NEGATIF
27. Monitoring dan penilaian ketepatan waktu petugas laboratorium dalam menyampaikan hasil
laboratorium pasien urgent atau gawat darurat agar segera dilakukan tindak lanjut dengan menyampaikan
hasil laboratorium tepat waktu.
28. Daftar nilai kritis laboratorium berdasarkan Pedoman Interpretasi Klinik Kementrian Kesehatan
Rakyat Indonesia 2011:
29. Bakuan mutu berupa pedoman tertulis yang dapat dijadikan pedoman kerja bagi tenaga pelaksana
laboratorium
30. Pengendalian mutu laboratorium dengan Pemantapan Mutu internal (PMI) dan Pemantapan Mutu
Eksternal ( PME)
31. Kalibrasi/ validasi instrument dilakukan oleh tenaga/pihak yang kompeten dan sesuai prosedur.
32. Program peningkatan mutu pelayanan laboratorium harus disusun dan merupakan bagian dari program
peningkatan Mutu KLINIK PRATAMA RUMAH SEHAT CIKEAS .
33. Rujukan ke laboratorium luar dan Rumah Sakit bisa dilakukan apabila pemeriksaan yang diminta tidak
dapat dikerjakan karena alasan tertentu.
34. Penanganan dan pembuangan bahan berbahaya dilakukan sesuai prosedur.
35. Untuk bekerja di laboratorium dan mengetahui cara mengatasi bahaya di laboratorium maka harus
dilakukan manajemen laboratorium, bukti pelaksanaan resiko,identifikasi resiko,analisis dan tindak lanjut.
36. Dilakukan pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru dan penggunaan bahan berbahaya yang baru
maupun peralatan baru.
G. PELAYANAN KEFARMASIAN
1. Penilaian, pengendalian, penyediaan dan penggunaan obat harus dilakukan sesuai prosedur yang bertujuan
memantau ketersediaan dan penggunaan obat pada pelayanan kesehatan di klinik sesuai dengan kebutuhan
pasien
2. Petugas yang mengelola obat di KLINIK PRATAMA RAWAT INAP RUMAH SEHAT CIKEAS adalah.....
dibantu oleh
3. Penyediaan obat untuk menjamin ketersediaan jika terjadi kebutuhan obat yang meningkat atau sebelumnya
ada kekosongan harus dilakukan sesuai dengan prosedur.
4. Pelayanan farmasi di KLINIK PRATAMA RAWAT INAP RUMAH SEHAT CIKEAS adalah setiap hari
selama 24 jam.
5. Klinik menyediakan obat sesuai kebutuhan yang tercantum di formularium klinik.
6. Klinik mengevaluasi penggunaan obat serta kesesuaian peresepan dengan formularium sesuai standar
operasional prosedur.
7. Semua kegiatan pengobatan dan penulisan resep di KLINIK PRATAMA RAWAT INAP RUMAH SEHAT
CIKEAS dilaksanakan oleh Dokter Umum, Dokter Gigi sesuai kompetensinya dengan persyaratan sebagai
berikut:
a. Memiliki Surat Tanda Registrasi yang masih berlaku.
b. Memiliki Surat Ijin Praktik di KLINIK PRATAMA RAWAT INAP RUMAH SEHAT CIKEAS
8. Penyediaan obat dan pengelolaan obat di KLINIK PRATAMA RAWAT INAP RUMAH SEHAT CIKEAS
oleh Apoteker.
9. Apabila persyaratan petugas yang diberi kewenangan melaksanakan penyediaan obat tidak dapt dipenuhi,
maka petugas tersebut harus mengikuti pelatihan khusus.
10. Peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat mengikuti Standar Operasional Prosedur peresepan, pemesanan
dan pengelolaan obat.
11. Petugas merotasi obat dengan sistem FEFO ( First Expired First Out) dan FIFI ( First In First Out) dengan
mengacu pada laporan bulanan obat untuk mencegah terjadinya obat kadaluwarsa,dengan tujuan untuk
melindungi pasien dari efek samping penggunaan obat rusak /kadaluwarsa.
12. Dalam menangani obat rusak/kadaluwarsa, maka langkah-langka yang harus dilakukan adalah:
a. Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak/kadaluwarsa dalam gudang obat.
b. Obat yang rusak/kadaluwarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada Kartu Stok oleh petugas pengelola obat.
c. Petugas pengelola obat melaporkan obat rusak/kadaluwarsa kepada Pimpina KLINIK PRATAMA RAWAT
INAP RUMAH SEHAT CIKEAS untuk dilakukan pemusnahan.
13. Petugas yang berhak menulis resep psikotropika di klinik adalah Dokter Umum, Dokter Gigi.
14. Penyuluhan dan informasi tentang penggunaan obat yang dibawa oleh pasien atau keluarga harus dilakukan
sesuai Standar Operasional Prosedur.
15. Pengawasan dan pengendalian obat psikotropik harus dilakukan sesuai prosedur agar tidak terjadi
penggunaan obat yang tidak bertanggung jawab.
16. Penyimpanan obat di Klinik mengikuti Standar Operasional Prosedur penyimpanan obat.
17. Penggunaan obat yang dibawa sendiri pasien atau keluarga (rekonsiliasi obat) dilaksanakan sesuai prosedur.
18. Seluruh kejadian efek samping, kejadian nyaris cidera, maupun kejadian tidak diinginkan harus dicatat dan
dilaporkan kepada tim keselamatan pasien serta ditangani sesuai Standar Operasional Prosedur.
19. Ketua Tim Keselamatan Pasien sebagai penanggung jawab tindak lanjut pelaporan efek samping, kesalahan
pemberian obat DAN kejadian tidak diharapkan di Klinik.
20. Jenis obat Emergency di Pelayanan Gawat Darurat:
a. Epinephrin injeksi :
b. Diphenhidramin injeksi:
c. Dexamethason injeksi:
d. Lidocain injeksi:
e. Aminophyllin injeksi:
f. D40%:
g. MgSO4 40%:
h. Diazepam injeksi:
i. Ringer Lactat 500ml:
j. Isosorbid Dinitrat:
h. Infus set:
21. Jenis obat Emergency di Pelayanan Gigi dan Mulut:
a. Epinephrin injeksi:
b. Diphenhidramin injeksi:
c. Dexamethason injeksi:
d. Lidokain injeksi:
e. Ringer Lactat:
f. Infus set:
22. Jenis obat Emergency di ruang Persalinan:
a. Epinephrin injeksi :
b. Diphenhidramin injeksi:
c. Dexamethason injeksi:
d. Lidocain injeksi:
e. Aminophyllin injeksi:
f. D40%:
g. MgSO4 40%:
h. Diazepam injeksi:
i. Ringer Lactat 500ml:
j. Infus set:
SO=SK+WK+WT+SP-SS
KETERANGAN:
- SO : Stock Optimum
- SK: Stock Kerja
- WK: Waktu Kekosongan Obat
- WT: Waktu Tunggu ( Lead Time)
- SP: Stock Penyangga
- SS: Sisa Stock
32. Pengelolaan obat Slow Moving, obat mendekati kadaluwarsa serta penggunaan obat dan bahan medis habis
pakai harus dilakukan sesuai prosedur yang ada, dievaluasi dan didistribusikan ke ruangan-ruangan.
33.Penerimaan , penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai yang dilakukan dalam menerima dan
menyimpan obat medis habis pakai dari Unit Farmasi
34.Perhitungan jumlah obat yang dibutuhkan dalam resep racikan harus disiapkan sesuai jumlah obat yang
diminta dalam resep racikan.
35.Agar tidak terjadi penumpukan arsip resep maka harus dilakukan pemusnahan resep sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
36.Pengeluaran dan pengembalian obat diluar kegiatan pelayanan klinik harus dicatat di buku serah terima obat
sesuai dengan Standar Operasional Prosedur.
37.Pemeriksaan terhadap kelengkapan administrasi yaitu nama Dokter, Nomor Ijin Praktek, tanda tangan atau
paraf Dokter, nama, umur, alamat pasien serta pemeriksaan terhadap kesesuaian farmasetik yaitu bentuk
sediaan, stabilitas,inkompatibilitas,cara dan lama pemberian obat harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang
ada.
38.Seleksi obat dan bahan medis habis pakai harus dilakukan untuk menentukan jenis dan jumlah obat dan
bahan medis habis pakai dalam rangka pemenuhan kebutuhan Klinik.
39.Daftar jenis obat yang membutuhkan penyimpanan dengan suhu dan temperatur khusus:
NO NAMA OBAt
1 Stesolid Supposituria
2 Parasetamol supposituria