Anda di halaman 1dari 3

Syaefa Aziz Hakim

15323012

UAS Take Home Studi Globalisasi

1. Penelitian lapangan

a. Topik penelitian lapangan yang kami ambil adalah mengenai analisis pengaruh berita
hoax tentang etnis Tionghoa terhadap masyarakat Yogyakarta. Penelitian kami berisi
mengenai bagaimana pendapat masyarakat yang ada di Yogyakarta mengenai etnis
Tionghoa, dan bagaimana mereka mengakses berita baik itu yang asli maupun yang
hoax, dan juga bagaimana reaksi mereka terhadap berita hoax mengenai etnis
Tionghoa apakah dapat merubah pola piker dan perilaku masyarakat terhadap etnis
Tionghoa atau tidak. Dari beberapa narasumber yang kami ambil diantaranya ada
pedagang di kawasan malioboro, pegawai, mahasiswa dan pengusaha kos-kosan,
hampir semua memeliki rasa toleransi terhadap etnis yang berbeda.
Terkait dengan berita hoax mengenai etnis Tionghoa kami mendapatkan bahwa enam
dari Sembilan narasumber tidak percaya dengan berita yang kami suguhkan
sedangkan sisanya percaya dengan berita hoax tersebut. Dan juga satu dari salah satu
narasumber mengalami perubahan pandangan terhadap etnis Tionghoa. Secara umum
dari beberapa data yang kami dapatkan bahwasanya warga Yogyakarta masih
memiliki tingkat toleransi yang tinggi.

b. Dalam penelitian ini kami menggunakan konsep teknologi dan informasi yang dapat
menggambarkan bagaimana informasi saat ini dapat tersebar dengan minim
hambatan. Perkembangan teknologi informasi sangat pesat terjadi pada era
globalisasi, sehingga teknologi informasi bukan hanya memiliki sisi positif melainkan
juga memiliki sisi negative atau biasa disebut dengan negative global flow. Pemilihan
konsep ini berdasarkan dengan topik yang kami teliti yaitu mengenai pengaruh berita
hoax. Konsep tersebut sangat membantu kami dalam melakukan peneletian.
c. Dalam penelitian ini saya membantu teman sekelompok saya dengan memberikan ide
dalam pemilihan judul dan narasumber yang akan di wawancarai, walaupun tidak
semua ide yang saya berikan dapat diterima oleh anggota kelompok lain. Selain itu
saya juga membantu penelitian ini dengan melakukan wawancara dengan pedagang di
malioboro dan juga pengusaha kos-kosan yang kebetulan mantan ibu kos saya setelah
melakukan wawancara saya juga merangkum hasil wawancara yang kemudian diolah
mmenjadi data hasil analisis. Saya juga membantu mempersiapkan presentasi hasil
penelitian dengan membuat power point yang akan kami gunakan untuk presentasi.

d. Jika hasil penelitian = 100% : Rizka rezalia 29%


Mita Jumiatun 28%
Pradito Adhimakayasa 22%

Jika dinilai menggunakan effort perindividu: Rizka Rezalia 81%

Mita Jumiatun 80%

Pradito Adhimakayasa 75%

2. Menurut saya pelajaran yang paling menarik tentang globalisasi adalah mengenai
leapfrog. Dimana saya baru mengetahui tentang istilah tersebut dan baru mengetahui
bahwa ada salah satu kota/negara yang mengalami hal tersebut. Bagaimana bisa suatu
kota/negara tidak melalui salah satu fase perkembangan dan langsung melalui fase
berikutnya. Yang membuat pelajaran tersebut menarik adalah karena saya sempat
terpikirkan pada saat berada dikelas pada saat itu mengenai suatu kota yang tidak pernah
merasakan bagaimana adanya telepon umum/ telepon pada masa lampau dan langsung
mengalami fase dimana sudah ada handphone dan internet (kalua tidak salah) lalu jika
seperti itu keadaannya berarti masyarakat tersebut tidak pernah mengenal seperti apa
bentuk telepon kabel dan seperti apa sensasinya menelpon pada telepon umum, terus
bagaimana bisa mereka melewatkan salah satu fase tersebut? Itu salah satu pertanyaan
dalam otak saya dan membuat saya tertarik dengan materi tersebut.
3. Masalah terbesar yang ada saat melakukan penelitian bagi saya adalah susahnya mencari
narasumber yang bersedia untuk kami wawancarai. Untuk menemukan beberapa
narasumber pedagang di malioboro kami harus berjalan dari ujung ke ujung mencari
siapa narasumber yang sekiranya bersedia kami wawacarai. Banyak diatntara calon
narasumber yang akan kami wawancarai menolak dengan alasan mereka tidak
mengetahui mengenai berita hoax dan diantara mereka mengaku tidak pernah membaca
berita baik media cetak maupun online. Dan ada juga yang menolak karena mereka malu
dan mencoba menawarkan narasumber lain yang sama saja tidak mau. Akhirnya kami
terpaksa untuk sedikit “memaksa” dengan cara yang halus dimana kami menjelaskan
dulu dari awal apa itu berita hoax dan lain sebagainya dan juga kami sengaja membeli
beberapa barang dagangan penjual agar mereka mau untuk diwawancarai. Dan menurut
saya cara tersebut tepat karena tidak menyebabkan kerugian pada salah satu pihak justru
saling menguntungkan di satu sisi untuk para pedagang mereka mendapat ilmu
pengetahuan baru mengenai berita hoax dan bagi kami mendapatkan data yang akan kami
gunakan untuk melakukan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai