Anda di halaman 1dari 13

TREN PERILAKU MANJA DALAM GENERASI Z:

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN TEKNOLOGI

Mata Pelajaran: Sosiologi


Guru Pembimbing: Abdul Hamid S.Hum

Oleh
Nadiah Abdulen
Novita Anggraeni
2023

SMA Negeri 1 Ciawi Kabupaten Bogor


Jl. Veteran III Desa Banjarwaru Kecamatan Ciawi 16720
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………..
KATA PENGANTAR………………………………………
BAB I : PENDAHULUAN.....................................................
A. Latar Belakang Masalah……………………………..
B. Rumusan Masalah…………………………………....
C. Tujuan Penelitian…………………………………….
D. Teori dan metode…………………………………….
BAB II: PEMBAHASAN……………………………………
A. Hakikat generasi z……………………………………
B. Kontribusi lingkungan sosial dan teknologi
dikalangan generasi z……………………………………
C. Faktor pembentuk stereotip masyarakat terhadap
Generasi z……………………………………………
BAB III: PENUTUPAN……………………………………
A. Kesimpulan………………………………………….
B. Saran………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA………………………………………
DOKUMENTASI…………………………………………...
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas penelitian yang
berjudul “Tren perilaku manja dalam generasi Z: Pengaruh lingkungan sosial dan
teknologi.”

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata pelajaran sosiologi. Selain itu, laporan penelitian ini juga bertujuan untuk
mengidentifikasi tren perilaku manja dalam generasi Z lalu menganalisi peran
teknologi dalam membentuk perilaku generasi Z.

Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Abdul Hamid
S. Hum selaku Guru Sosiologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan topik yang saya ambil ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat
saya sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini.
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Generasi Z, kelompok individu yang lahir sekitar pertengahan 1990-an hingga
pertengahan 2010-an, telah menjadi pusat perhatian para peneliti karena transformasi
unik yang terjadi dalam perilaku mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki
tren perilaku manja dalam Generasi Z dan menganalisis pengaruh lingkungan sosial
dan teknologi terhadap fenomena ini. Latar belakang sosial Generasi Z menciptakan
fondasi yang menarik untuk studi perilaku mereka. Dengan pertumbuhan dalam era
teknologi digital dan keterpaparan yang besar terhadap media sosial, generasi ini
mengalami pengaruh besar dari budaya daring. Pengaruh ini tidak hanya
memengaruhi cara mereka berkomunikasi, tetapi juga membentuk pandangan mereka
terhadap hubungan sosial, nilai-nilai, dan norma perilaku.
Teknologi memainkan peran kunci dalam mengubah paradigma interaksi sosial.
Dengan akses mudah ke berbagai platform media sosial, Generasi Z terlibat dalam
pertukaran informasi yang cepat dan eksposur yang luas terhadap tren budaya.
Fenomena ini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap perilaku manja, di
mana ekspektasi untuk mendapatkan perhatian atau validasi seringkali menjadi faktor
penting dalam interaksi mereka.
Selain itu, lingkungan sosial yang mencakup keluarga, teman sebaya, dan sekolah
juga memberikan kontribusi penting terhadap pembentukan perilaku manja.
Keluarga, sebagai unit utama dalam lingkungan sosial, dapat memainkan peran kunci
dalam membentuk sikap dan perilaku Generasi Z. Dinamika keluarga modern,
seperti peran orang tua yang semakin terbagi dan pergeseran nilai-nilai keluarga,
mungkin memiliki dampak terhadap dinamika perilaku manja.
Dalam lingkungan sekolah, hubungan antar siswa dan pengajar, serta tekanan
akademis, dapat mempengaruhi cara Generasi Z berinteraksi dan mencari perhatian.
Sosialisasi di sekolah, baik secara langsung maupun melalui platform digital, dapat
menjadi katalisator dalam mengembangkan perilaku manja.
Penelitian ini akan menggunakan metode kuesioner untuk mendapatkan
pemahaman yang holistik tentang tren perilaku manja dalam Generasi Z. Analisis
data akan memungkinkan identifikasi pola dan hubungan yang signifikan antara
lingkungan sosial, penggunaan teknologi, dan perilaku manja. Dengan
mendalaminya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga
bagi masyarakat, pendidik, dan orang tua untuk lebih memahami faktor-faktor yang
memengaruhi perilaku manja dalam Generasi Z. Seiring munculnya tantangan baru
dalam era digital, pemahaman mendalam tentang tren ini dapat menjadi landasan
untuk pengembangan strategi pendidikan dan pengasuhan yang lebih efektif.
Alasan kami mengangkat topik ini adalah kami sebagai generasi Z tertarik
untuk menganalisis stereotip yang berkembang di masyarakat mengenai generasi Z.
Oleh karena itu, kami membuat penelitian dengan judul “Tren perilaku manja dalam
generasi Z; Pengaruh lingkungan sosial dan Teknologi”
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan generasi Z?
2. Apakah lingkungan sosial berkontribusi pada tren perilaku manja di
kalangan Generasi Z?
3. Sejauh mana pengaruh teknologi dalam membentuk perilaku manja
pada Generasi Z?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti dari generasi Z
2. Untuk mengetahui apakah lingkungan sosial berpengaruh terhadap
sikap manja generasi Z
3. Untuk mengetahui apakah teknologi juga berperan dalam pembentukan
sikap manja generasi Z
D. Teori dan Metode
Menurut Noordiono (2016), generasi Z adalah generasi yang sedini mungkin
telah mengenal teknologi dan internet, generasi yang haus akan teknologi. Teknologi
yang baru merupakan air segar yang harus segera diteguk agar bisa merasakan
manfaatnya. Generasi Z atau yang lebih dikenal sebagai generasi digital tumbuh dan
berkembang dengan ketergantungan terhadap teknologi dan berbagai macam alat
teknologi.
Para kelompok yang tergolong generasi Z kurang menyukai proses, kurang
sabar dan lebih menyukai hal-hal yang bersifat instan (Rini dan Sukanti, 2016).
Noordiono (2016) menyatakan generasi ini memiliki instuisi yang kuat terhadap
teknologi, tanpa melihat panduan akan mengerti cara menggunakan sesuatu. Always
Connected adalah logo generasi ini, dimanapun dan kapanpun harus terkoneksi
dengan internet.

Dalam penelitian ini kami menggunakan metode kuesioner, yaitu teknik


pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Metode ini memiliki kelebihan yaitu memberikan waktu kepada responden
untuk mempertimbangkan tanggapan mereka dengan hati-hati tanpa gangguan.
BAB II

A. Hakikat Generasi Z
Generasi z adalah orang yang lahir ketika teknologi telah menguasai dunia.
Mereka telah dikenalkan dengan dunia laman sosial sejak kecil, oleh karena itu
generasi ini dikenal sebagai thesilentgeneration, generasi senyap dan generasi
internet. Generasi ini dikenal terlalu banyak menuntut dan mengutamakan
haknya, mereka juga dianggap generasi yang sensitif dan memiliki loyalitas nol.
Stereotip yang berkembang di masyarakat mengenai generasi z yang sering kali
dianggap sebagai isu umum yang diamati dalam berbagai konteks.
Generasi z memiliki karakteristik sebagai generasi yang terbuka terhadap
berbagai hal, seperti isu sosial dan lingkungan, multikulturalisme dan kemajuan
teknologi. Menurut Sholihin (umsida.ac.id), satu hal yang menonjol dari generasi
ini adalah mampu memanfaatkan perubahan teknologi dalam berbagai sendi
kehidupan mereka. Saking melekatnya generasi ini, teknologi telah menjadi nafas
generasi z. Generasi ini bisa mendapatkan hampir semua yang mereka inginkan
dengan mudah. Informasi apapun itu, mereka bisa dapatkan semua melalui
gadget.
Generasi ini menjunjung tinggi toleransi, pluralisme dan keadilan. Gen z
percaya bahwa semua orang berhak diperlakukan dengan adil. Namun, generasi
ini juga rawan mengalami depresi karena mereka cenderung membandingkan
diri, merasa kurang update dan sangat bergantung pada social network. Mereka
juga sensitif pada kegagalan karena media sosial menampilkan hal yang baik saja
(pencitraan) hingga menimbulkan ketidakpercayaan diri bahkan stres. Namun,
generasi ini akan focus dan berkomitmen jika dirasa berguna, mereka
mendapatkan kesempatan untuk membuka orang lain dan memberikan emosi
positif.
Adapun yang dibutuhkan generasi ini adalah adaptif, keterampilan digital,
kolaboratif dan kreatif.
B. Kontribusi lingkungan sosial dan teknologi di kalangan generasi Z.
Generasi z menjadi saksi paling identik dalam perubahan terkait kemajuan
dalam lingkungan sosial dan teknologi. Tentunya generasi ini tumbuh dan
berkembang dalam era digital yang sangat pesat dan dampak teknologi daalam
kehidupan sehari-hari dalam masyarakat sangatlah signifikan.
Generasi ini tumbuh dalam lingkungan sosial yang hampir sepenuhnya
terhubung secara digial sehingga teknologi menjadi teman hidup mereka.
Smartphone yang selalu ada dalam genggaman mereka serta akses informasi dan
hiburan yang didapat melalui internet memberikan dampak yang mempengaruhi
cara generasi z untuk berkomunikasi, bersosialisasi dan mengekspresikan diri
dalam lingkungan sosial mereka.
Melalui perkembangan teknologi yang modern pada saat ini tentunya
memungkinkan generasi ini untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Dalam
kehidupan nyata, banyak individu dari generasi z yang menyalurkan
kreativitasnya dan berekspresi melalui sosial media seperti live streaming,
vlogger, podcast dan gambar. Mereka umumnya menjadi youtuber, tiktokers,
selebgram atau biasanya membuat konten sehingga mereka dapat menghasilkan
karya yang dapat diakses oleh banyak orang.
Pengaruh teknologi dalam membentuk perilaku generasi z yakni generasi z
memanfaatkan teknologi untuk menjalankan kehidupan
sehari-hari sehingga membuat mereka menjadi malas dan jarang bersosialisasi
secara langsung dengan orang lain sehingga berpotensi untuk menimbulkan
perilaku yang anti sosial. Generasi z tampil lebih individualistis karena hidup
berdampingan dengan sosial media, sehingga memicu sikap kurang kesadaran
terhadap lingkungan yang diinginkan.
Generasi z dimudahkan hidupnya dengan kemajuan teknologi dan seringkali
menginginkan sesuatu yang instan, sehingga memberikan dampak yang
signifikan terhadap perilaku generasi z.

Sumber:
https://umsida.ac.id/8-karakteristik-gen-z-yang-jadi-penentu-indonesia/
#:~:text=Generasi%20Z%20memiliki%20karakteristik%20sebagai,mereka
%20lebih%20beran%20untuk%20menyuarakannya.

https://e-journal.unmas.ac.id/index.php/pilar/article/download/
4428/3423/10176#:~:text=Generasi%20Z%20telah%20dikenalkan
%20dengan,internet%20(Putra%2C%202016).

C. Faktor pembentuk stereotip masyarakat terhadap generasi z.


Stereotip masyarakat terhadap generasi z yang dianggap sebagai generasi
‘manja’ muncul beriringan dengan perkembangan teknologi dan informasi.
Banyak yang beranggapan bahwa generasi z adalah generasi caper (cari
perhatian), manja, dan lain sebagainya karena dianggap apapun yang terjadi
terhadap mereka, akan selalu mereka sebarkan di media sosial.
Saat ini, generasi Z berumur 10-25 tahun dan menjadi kelompok generasi
terbesar di Indonesia. Mereka lahir dari orangtua yang termasuk generasi X dan
milenial yang hidup dalam situasi ekonomi lebih prihatin. Sebagian besar
orangtua generasi Z tumbuh dalam pola asuh keras, cita-cita terbatas, dan
kepintaran akademik jadi patokan sukses anak.
Pola asuh permisif itulah yang membentuk mental generasi Z seperti
sekarang, generasi yang sering dipandang sebagai generasi stroberi oleh generasi
sebelumnya. Stereotip itu menganggap generasi Z sebagai kelompok orang muda
yang lembek, manja, berdaya juang lemah, serta mudah menyerah saat
mengalami tekanan. Prasangka ini ditemukan dalam banyak budaya di berbagai
belahan dunia.
Kecenderungan generasi lebih senior menilai generasi lebih muda sebagai
orang lemah sejatinya sudah ada sejak dulu. Setiap kemudahan baru yang
menyertai anak muda di zamannya membuat mereka dipandang rendah oleh
generasi lama. Kebetulan yang menjadi generasi muda saat ini adalah generasi z
sehingga mereka menjadi sasaran stereotip generasi sebelumnya.
Di dunia kerja, kinerja generasi Z juga banyak dikeluhkan karena kurang bisa
menghargai norma dan struktur sosial pada organisasi kerja. Generasi Z
memandang struktur sosial sebagai piramida terbalik dengan pemegang otoritas
tertinggi adalah mereka yang memiliki pengikut (follower) terbanyak di media
sosial. Dibandingkan generasi sebelumnya, generasi Z memiliki pandangan dan
pola kerja berbeda. Jika generasi X atau sebagian generasi milenial awal
memedomani hustle culture atau bekerja sangat keras hingga terkadang
melampaui kemampuan tubuhnya, maka generasi Z memilih pola kerja seimbang
dengan kehidupan pribadi. Mereka ingin pekerjaan yang dijalani tak membuatnya
lupa hidup lebih sehat, cukup waktu berolahraga, beristirahat, hingga
bersosialisasi dan menjalani hobi.

https://docs.google.com/spreadsheets/d/
11H1PpqWEWWswQX1hv8J1S6u1jCo8DlXrVJymDT0ZdUk/edit?
resourcekey#gid=1183012316
Target responden dari kuesioner penelitian kami adalah masyarakat luas dan
disebarkan melalui media sosial (Whatsapp, Instagram, Twitter dan Telegram)
Penyebaran kuesioner dimulai dari hari Kamis tanggal 23 November 2023 hingga
hari Sabtu tanggal 25 November 2023.

https://www.kompas.id/baca/humaniora/2023/06/25/mengasuh-generasi-z-sang-
native-digital
BAB III

A. Kesimpulan
Setelah melakukan penyebaran kuesioner dengan mendapatkan 100
responden lebih dapat disimpulkan bahwa penelitian ini mendalam mengenai tren
perilaku manja dalam generasi Z, dengan fokus utama pada pengaruh dua faktor
kunci: lingkungan sosial dan teknologi. Melalui analisis menyeluruh, ditemukan
bahwa adanya interaksi kompleks antara kedua faktor ini secara signifikan
memengaruhi kemunculan perilaku manja pada generasi Z.
Pertama-tama, lingkungan sosial memiliki peran penting. Generasi Z, yang
tumbuh dalam era digital dan terhubung secara global, sering kali terpapar pada
tekanan sosial dan ekspektasi yang tinggi dari lingkungan sekitarnya. Faktor-faktor
ini dapat memicu perilaku manja sebagai respons terhadap tantangan dan harapan
yang dialami oleh individu di dalamnya.
Kedua, pengaruh teknologi juga memainkan peran yang signifikan. Generasi
Z cenderung lebih terbiasa dengan teknologi daripada generasi sebelumnya, dan
ketergantungan pada perangkat digital dapat memperkuat perilaku manja. Eksposur
yang berlebihan terhadap media sosial dan konsep instant gratification dari teknologi
dapat menciptakan kebutuhan konstan akan pengakuan dan pemenuhan keinginan,
menciptakan perilaku manja yang mungkin menjadi mekanisme koping.
Hasil penelitian ini memiliki implikasi mendalam terutama dalam hal
pemahaman orang tua, pendidik, dan masyarakat umum terhadap dinamika perilaku
generasi Z. Dalam menghadapi kompleksitas tren manja, penting untuk
mengembangkan strategi pendekatan yang holistik yang mempertimbangkan baik
faktor lingkungan sosial maupun dampak teknologi dalam membentuk identitas dan
perilaku generasi Z.
B. Saran
Adapun beberapa saran yang dapat diberikan terkait penelitian
tentang tren perilaku manja dalam generasi z: pengaruh lingkungan
sosial dan teknologi.
1. Melakukan survei mendalam terhadap anggota generasi z
untuk mengidentifikasi perilaku manja dalam memahami
faktor-faktor yang memengaruhinya.
2. Menganalisis dampak lingkungan sosial, seperti keluarga
dan teman sebaya, terhadap perkembangan perilaku manja
pada generasi z.
3. Meneliti hubungan antara penggunaan teknologi, terutama
media sosial dengan pola perilaku manja pada generasi z.
4. Menganalisis dampak jangka panjang dari perilaku manja
pada generasi z terhadap perkembangan pribadi dan
interaksi sosial mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Adila Putri Anisya. (2023, Oktober). Mengenal Karakter Gen Z: Benarkah


Generasi Manja?. Girls Beyond.
https://girlsbeyond.com/2023/10/20/read/entertainment/mengenal-karakter-gen-
z-benarkah-generasi-manja/?amp=1

Salsabila Nanda. (2022, Agustus 10). Mengenal Gen z, Generasi yang


dianggap manja. Brain Academy. https://www.brainacademy.id/blog/gen-z

Benedikta Desideria. (2023, 19 Agustus). Gen Z Dianggap Generasi Manja


dan Mau Serba Instan, Psikolog: Mereka Lebih Pilih Work Smart daripada Work
Hard. LIPUTAN 6. https://www.liputan6.com/amp/5374137/gen-z-dianggap-
generasi-manja-dan-mau-serba-instan-psikolog-mereka-lebih-pilih-work-smart-
daripada-work-hard

Aurora Rafi, N. (2022, Desember 1). Gen Z: Generasi High Tech, Tapi
Rapuh dan Manja?. OKEZONE.
https://edukasi.okezone.com/read/2022/12/01/624/2718353/gen-z-generasi-high-
tech-tapi-rapuh-dan-manja

Romadhona, S. (2023, September 25). Karakteristik gen z yang jadi penentu


Indonesia. UMSIDA. https://umsida.ac.id/8-karakteristik-gen-z-yang-jadi-
penentu-indonesia/#

Dewa Ayu Alit Riska, D., Wayan Lina Kori, A., Putu Tania, D., Ruli Anto
S.Pd, M.Pd. (2022). MENYIAPKAN GENERASI Z YANG BERKAITAN
MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ERA SOCIETY 5.0. Journal
Universitas Mahasaraswati Denpasar.
https://e-journal.unmas.ac.id/index.php/pilar/article/download/4428/3423/10176
#:~:text=Generasi%20Z%20telah%20dikenalkan%20dengan,internet%20(Putra
%2C%202016).

Muchamad Zaid Wahyudi. (2023, Juni 16). Mengasuh Generasi Z, Sang


”Digital Native”. Kompas.id.
https://www.kompas.id/baca/humaniora/2023/06/25/mengasuh-generasi-z-sang-
native-digital
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai