Skripsi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat
Sarjana S-1 pada Program Studi Teknik Lingkungan
Diajukan oleh:
Mamad Nurahmad
331710120
FAKULTAS TEKNIK
BEKASI
2023
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
NIM : 331710120
Judul Laporan :
berdasarkan hasil pemikiran dan pemaparan asli dari saya sendiri. Jika terdapat
pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik dan sanksi lain
Bekasi, ........................
Yang membuat pernyataan,
Mamad Nurahmad
NIM:331710120
i
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORANSKRIPSI
PENGOLAHAN AIR LIMBAH PRODUSEN SURFAKTAN
MENGGUNAKAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH TEMPURUNG
KELAPA DAN TONGKOL JAGUNG
Disusun Oleh :
Mamad Nurahmad
331710120
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Lingkungan
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN SKRIPSI
PENGOLAHAN AIR LIMBAH PRODUSEN SURFAKTAN
MENGGUNAKAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH TEMPURUNG
KELAPA DAN TONGKOL JAGUNG
Disusun Oleh :
Mamad Nurahmad
331710120
…………………….. …………………………
NIDN: ……………… NIDN: …………………
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Lingkungan
i
ABSTRAK
Air limbah yag dihasilkan dari sebuah produsen surfaktan diolah dengan
menggunakan proses adsorsi dengan karbon aktif yang terbuat dari tempurung
jagung yang sudah dikarbonasi dengan KOH (Kalium Hidroksida) 50% selama 24
jam. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efektifitas dan pengaruh yang
dihasilkan terhadap air limbah surfaktan dengan parameter pengujian pH, COD,
TDS dan TSS. Proses sirkulasi untuk pengelolaan air limbah dilakukan selama 5
(lima) hari, kemudian dilakukan proses sampling air limbah. Air limbah dilakukan
pengujian pada saat sebelum dan sesudah dilakukan proses sirkulasi. Hasil analisis
i
ABSTRACT
process with activated carbon made from coconut shells and corn cobs, which are
carbonated coconut shells and corn cobs with 50% KOH (potassium hydroxide)
for 24 hours. The aim of this research is to determine the effectiveness and
influence of surfactant wastewater by testing the parameters pH, COD, TDS, and
TSS. The circulation process for waste water management is carried out for five
(five) days, then the waste water sampling process is carried out. Waste water is
tested before and after the circulation process. The analysis results show
86.57%.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
Aktif dari Limbah Tempurung Kelapa Dan Tongkol Jagung”. Penulis menyadari
bahwa laporanskripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik dalam
bentuk pikiran, materil dan non materil, dukungan dan motivasi sehingga penulis
1. Ibu Putri Anggunsari, S.Pt., M.Si. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Pelita Bangsa.
5. Kepada keluarga saya, terutama ibu dan bapak saya yang telah menjadi
penyemangat hidup saya dan selalu mendoakan agar menjadi manusia yang
bermanfaat bagisesama.
6. Istri saya Prima Nugraheny yang selalu memberikan do’a, support, dan
bersama-samaberjuang,hinggasaatiniuntukmenyelesaikanlaporanskripsi.
i
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Maka, saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan oleh penulis untuk
Penulis,
Mamad Nurahmad
NIM. 331710120
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
ABSTRAK................................................................................................................i
ABSTRACT................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................viii
BAB I.......................................................................................................................9
PENDAHULUAN...................................................................................................9
BAB II....................................................................................................................13
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................13
2.1. SURFAKTAN.........................................................................................13
iii
2.2.1. TEMPURUNG KELAPA....................................................................20
2.2.3. Pembuatan Karbon Aktif Tempurung Kelapa dan Tongkol Jagung. . .24
BAB III..................................................................................................................28
METODE PENELITIAN.......................................................................................28
BAB IV..................................................................................................................36
4.1.1 pH............................................................................................................36
4.1.2 COD.........................................................................................................37
BAB V....................................................................................................................42
PENUTUP..............................................................................................................42
5.1. KESIMPULAN.......................................................................................42
5.2. SARAN...................................................................................................42
iv
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................43
LAMPIRAN...........................................................................................................47
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.5. Proses pembuatan karbon aktif dari tempurung kelapa dan tongkol
jagung.....................................................................................................................27
Gambar 3. 4 Karbon aktif tongkol jagung & tempurung kelapa yang sudah
Gambar 3. 5 Tinggi media filter karbon tempurung kelapa (30 cm) dan tongkol
vi
DAFTAR TABEL
vii
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
penurunan kadar oksigen terlarut perairan, perubahan sifat fisik dan kimia air serta
dalam air, sehingga kadar oksigen terlarut dalam air amat rendah (Yuliani et al,
2015); (Rumi, Ashari, & Rahman, 2022). Sehingga akan menimbulkan masalah
proses penguraian secara aerobik menjadi terganggu dan berdampak pada laju
biodegradasi berjalan sangat lambat, selain itu kandungan oksigen terlarut dalam
perairan tersebut akan menjadi rendah (Suastuti et al, 2015). Surfaktan juga dapat
menyebabkan kerusakan ekosistem lingkungan dan bau yang tidak enak (Hanif,
2012).
Rosyidah, Shafwah, & Naashihah, 2018). Proses adsorpsi dapat dilakukan dengan
berbagai material, salah satunya karbon aktif (Utomo et al., 2018). Karbon aktif
10
dipilih karena memiliki daya serap yang tinggi yakni mencapai 25-100% terhadap
senyawa organik ataupun anorganik serta luas permukaan yang besar berkisar antara
Limbah pertanian pada saat ini merupakan pilihan yang sangat menjanjikan
untuk dijadikan bahan baku pembuatan karbon aktif (Maneerung, Liew, Dai, Kawi,
& Wang, 2015; “No Title,” n.d.). Hal ini perlu dilakukan untuk meningkatkan daya
ekonominya (Maneerung et al., 2015; “No Title,” n.d.). Selain itu, hal ini dilakukan
karena ketersediaannya yang mudah dan banyak, harga terangkau dan tidak
mencegah terajadinya pencemaran (Mandava et al., 2007). Adapun bahan baku yang
digunakan antara lain: kulit buah kopi, kulit buah coklat, sekam padi, jerami, tongkol
Pada penelitian ini digunakan tongkol jagung dan tempurung kelapa untuk
dijadikan karbon aktif dalam mengelola limbah dari produsen surfaktan karena
jumlahnya yang banyak, hal ini sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS)
komoditi kelapa dan jagung megalami pengingkatan setiap tahunnya, yaitu tahun
2019-2021 komoditi kelapa meningkat sebesar 0.49% (14000 ton) dari jumlah
produksi tahun 2021 sedangkan pada tahun 2013-2015 komoditi jagung mengalami
kenaikan sebesar 5,95% (1.1 juta ton) dari jumlah produksi tahun 2013 (BPS, 2022).
Saat ini limbah yang dihasilkan cenderung dimanfaatkan oleh masyarakat hanya
sebagai bahan pakan ternak, bahan bakar atau terbuang percuma dilingkungan
sekitar. Untuk menghindari hal tersebut maka dilakukan pemanfaatan limbah tongkol
jagung, tempurung kelapa tersebut, salah satunya yaitu sebagai bahan baku karbon
11
Berdasarkan permasalahan dan fakta diatas untuk menurunkan konsentrasi
kadar pencemar pada limbah produsen surfaktan maka penulis melakukan penelitian
masalah yang diidentifikasi yaitu banyaknya limbah tempurung kelapa dan tongkol
jagung yang dimanfaatkan sebagai karbon aktif untuk pengelolaan limbah surfaktan.
jagung sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif dalam pengelolaan limbah
surfaktan.
karbon aktif dari bahan baku tempurung kelapa dan tongkol jagung terhadap
penurunan parameter pH, TDS, TSS dan COD pada air limbah ?
b. Bagaimana pengaruh media filter terhadap parameter pH, TDS, TSS dan COD
12
a. Mengetahui kinerja karbon aktif dari tempurung kelapa dan tongkol jagung
praktik pada kondisi yang seharusnya dan mendapat gambaran yang nyata
Penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan bagi perpustakaan dan bahan
Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi masyrakat pada umumnya untuk
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Surfaktan
permukaan dan memiliki ekor yang panjang dan kepala yang bersifat polar (Ghosh,
Ray, & Pramanik, 2020). Bagian kepala surfaktan disebut dengan gugus hidrofilik
yang larut dalam air, dan bagian ekor disebut gugus hidrofobik yang tidak larut
dalam air (Ghosh et al., 2020). Sifat hidrofilik dan hidrofobik dari surfaktan ini dapat
dipengaruhi oleh komposisi dan struktur molekulnya (Yuan et al., 2014). Ketika sifat
hidrofilik lebih kuat dari hidrofobik akan membentuk surfaktan yang larut dalam air,
a. Surfaktan Anionik
b. Surfaktan Kationik
aktivitas permukaan yang baik dalam media asam dan cenderung megendap dan
14
gugus heterosiklik, dan surfaktan kationik antara menurut struktur rantainya
c. Surfaktan Amfoter
Surfaktan amfoter merupakan surfaktan yang mengandung ion positif dan ion
formulasi sampo, shower gel, kosmetik, pelembut, dan juga antistatik (Yuan et
al., 2014).
d. Surfaktan Nonionik
surfaktan nonionik memiliki sifat tidak terionisasi yang terbagi menjadi empat
kategori seperti jenis polietilen glikol, alkohol polihidrat, jenis polieter dan jenis
plastik, kaca, serat, obat-obatan, pestisida, pewarna dan industri lainnya (Yuan et
al., 2014).
surfaktan maka akan meningkatkan juga efek dari penggunaan surfaktan tersebut,
antara lain:
15
Tingkat kerusakan surfaktan terhadap tanaman air berhubungan dengan
dan penetrasi kulit. Ketika konsentrasi surfaktan dalam air terlalu tinggi ,
surfaktan dapat masuk melalui insang, darah, ginjal, pankreas, kantung empedu
dan hati dan juga menghasilkan efek toksisita (Yuan et al., 2014).
Banyaknya busa di air tidak mudah untuk dihilangkan dari air, sehingga
16
Limbah Cair Penatu diaktifkan bambu aktif yang
Menggunakan Adsorben menggunakan efisien dalam
Karbon Aktif Berasal aktivator Natrium menurunkan TSS,
dari Bambu Karbonat (Na2CO3) COD dan surfaktan
Pustaka : dengan konsentrasi yaitu 15 gram
(Rumi et al., 2022) 20% absorben dalam
1000 ml limbah.
3 Penentuan Konsentrasi Konsentrasi ZnCl2 Penambahan ZnCl2
ZnCl2 pada Proses yang digunakan yang terbaik pada
Pembuatan Karbon Aktif adalah 2%, 4%, 6%, konsentrasi 8%
Tongkol Jagung dan 8% dan 10 %. Variasi dengan konsentrasi
Penurunan Konsentrasi massa karbon aktif karbon aktif
Surfaktan Linier Alkyl pada 0,25; 0,5; 0,75; tongkol jagung
Benzene Sulphonate 1; 1,25; 1,5; 1,75; 2 1.75 gram dapat
(LAS) gram. menurunkan
Pustaka : kandungan LAS.
(Prasetyo, Teknik,
Universitas, & Mada,
2010)
yang cukup pesat. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya permintaan pasar,
baik di dalam negeri maupun untuk diekspor ke luar negeri. Peningkatan kebutuhan
akan karbon aktif ini diakibatkan oleh semakin banyaknya aplikasi karbon aktif
untuk industri dan berbagai peralatan bantu manusia. Karbon aktif dapat
makanan, minuman, pengolahan air (penjernihan air) dan lain-lain. Hampir 70%
produk karbon aktif digunakan untuk pemurnian dalam sektor minyak kelapa,
strukturnya. Struktur ini memiliki peran penting dalam menentukan kinerja karbon
aktif sebagai adsorben (Alfi et al., 2020). Karbon aktif dikategorikan dalam karbon
17
non-grafit karena memiliki kerapatan rendah dan struktur berpori. Karbon aktif dapat
diproduksi dari bahan yang mengandung karbon salah satunya dari limbah pertanian
seperti cangkang kelapa sawit, kulit buah, tempurung, akar, batang, kulit kayu,
bunga, daun, kulit buah. Bebarapa kriteria pemilihan bahan baku untuk membuat
karbon aktif yaitu kandungan karbon tinggi, kandungan zat anorganik rendah agar
hasil abu rendah, berlimpah sehingga biayanya rendah, tingkat degradasi rendah pada
selulosa, hemiselulosa, dan lignin (Haniffudin Nurdiansah dan Diah Susanti, 2013).
Selulosa merupakan senyawa organik dengan formula (C 6H10O5)n yang terdapat pada
Arabiosa dan D-Xilosa yang mengisi ruang antara serat selulosa didalam dinding sel
tumbuhan. Dengan begitu hemiselulosa adalah matrix pengisi serat selulosa. Selain
selulosa dan hemiselulosa pada tumbuhan juga terdapat lignin yang merupakan
senyawa kimia yang sangat kompleks dan berstruktur amorf. Lignin juga merupakan
polimer dengan berat molekular yang tinggi dengan struktur yang bervariasi. Lignin
berfungsi sebagai pengikat untuk sel-sel yang lain dan juga memberikan kekuatan
Karbon aktif merupakan suatu bentuk karbon yang telah melalui aktifasi
dengan menggunakan gas CO2, uap air atau bahan-bahan kimia sehingga pori-
porinya terbuka dan dengan demikian daya absorpsinya menjadi lebih tinggi
18
terhadap zat warna dan bau. Karbon aktif mengandung 5 sampai 15 persen air, 2
sampai 3 persen abu dan sisanya terdiri dari karbon (Haniffudin Nurdiansah dan
Diah Susanti, 2013). Besarnya daya serap karbon aktif sangat diperngaruhi oleh
keadaan pori-pori yang terbentuk (Haniffudin Nurdiansah dan Diah Susanti, 2013).
Pembuatan karbon aktif terdiri dari 3 (tiga) tahap, yaitu dehidrasi, karbonasi,
dan aktivasi.
a. Dehidrasi
Dehidrasi merupakan penghilangan air dari bahan baku karbon aktif yang
b. Karbonasi
dikeringkan Temperatur diatas 170°C akan menghasilkan CO, CO2 dan asam
asetat. Pada temperatur 275°C, dekomposisi menghasilkan tar, metanol dan hasil
c. Aktivasi
Dekomposisi tar dan perluasan pori-pori. Dapat dilakukan dengan uap atau CO2
umum reaksinya dapat ditulis sebagai berikut: C xHyOn + O2 (g) → C(s) + CO(g)
19
H2O juga dihasilkan CO2 dan C (Haniffudin Nurdiansah dan Diah Susanti,
2013).
Proses ini menghilangkan sebagian besar jari-jari pori yang telah terbentuk. Aktivasi
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu aktivasi secara kimia dan aktivasi secara fisika
dari hasil karbonasi dengan bahan-bahan kimia yang biasanya digunakan untuk
proses aktivasi kimia contohnya: H2SO4, K2S, KOH, ZnCl2, alkaly Metal Hydroxide,
karbonat, dan klorat dari Ca2+, Mg2+, dan Fe3+ dan H3PO4, sedangkan aktivasi fisika
dapat dilakukan dengan mereaksikan gas CO 2 dengan karbon hasil dari pirolisis
(Rahmawati, 2010).
menghasilkan luas permukaan yang luas dibandingkan dengan H 3PO4, hal ini karena
KOH memiliki sifat basa kuat dan sifat higroskopis (menyerap uap air), KOH juga
dapat bereaksi dengan karbon serta mampu menghilangkan zat-zat pengotor dalam
karbon sehingga karbon menjadi lebih berpori (Prayogatama & Kurniawan, 2022).
Besarnya luas permukaan dan kapasitansi yang dihasilkan dari penggunaan aktivator
KOH juga menjadi alasan pemilihan aktivator jenis ini, dengan luas permukaan yang
dihasilkan sebesar 898,229 m2/g dan kapasitansi 107,83 F/g (Prayogatama &
Kurniawan, 2022).
Karbon aktif adalah karbon yang telah mengalami aktivasi baik secara
kimia, fisika, atau keduanya (Alothman & Ali, 2014; Geng, Wang, Zhang, & Zhou,
2014; Nowicki, Kazmierczak, & Pietrzak, 2015). Proses aktivasi ini menghasilkan
20
struktur karbon dengan pori-porinya terbuka (Chowdhury et al, 2012) , luas
permukaan karbon menjadi lebih besar (Idris et al, 2012) dan kapasitas adsorpsinya
menjadi lebih tinggi (Syuhadah et al, 2015). Karbon aktif banyak digunakan dalam
berbagai bidang seperti pengolahan air (Amor, 2015; Manoochehri et al, 2015). Daya
adsorpsi arbon aktif dipengaruhi oleh waktu aktivasi, suhu aktivasi, ukuran partikel,
rasio aktivator dan jenis aktivator yang dilakukan pada proses pembuatan karbon
pabrik pengolahan minyak sawit yang akan menghasilkan produk samping atau
limbah yang belum termanfatkan secara maksimal berupa TKKS (tandan kosong
kelapa sawit) dan tempurung kelapa sawit yang selama ini hanya digunakan sebagai
21
renewable, dan murah.Padahal karbon tempurung kelapa ini masih dapat diolah lagi
menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomis tinggi yaitu sebagai karbon aktif
atau karbon aktif (Dhidan et al, 2012). Tempurung kelapa juga murah, tahan lama,
mudah didapat, dibuat, dan banyak digunakan (Haniffudin Nurdiansah dan Diah
Susanti, 2013).
karbon aktif karena karbon aktif yang terbuat dari tempurung kelapa memiliki
mikropori yang banyak, kadar abu yang rendah, kelarutan dalam air yang tinggi dan
reaktivitas yang tinggi (Subadra et al, 2005). Secara garis besar kelapa sawit (Elleis
janjangan kosong (tandan), dan 10 % air (Hartanto, 2010). Buah kelapa sawit terdiri
dari tiga lapisan: Eksoskarp yaitu bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin,
Mesoskarp yaitu serabut buah dan Endoskarp yaitu tempurung pelindung inti
(Hartanto, 2010).
22
Perubahan bentuk tempurung kelapa menjadi karbon tempurung kelapa
volatile. Dibandingkan dengan karbon bahan alami lain seperti karbon batang buah
jagung, gabah padi dan tempurung buah coklat (12 – 20% C), karbon tempurung
kelapa memiliki kandungan karbon yang lebih tinggi (Oladeji & Sc, 2010) sehingga
kelapa dilakukan dengan pemanasan melalui proses karbonisasi dan aktivasi (Li, et
al, 2008). Suhu dan waktu proses karbonisasi dan aktivasi berpengaruh terhadap
sifat-sifat karbon tempurung kelapa seperti ukuran dan distribusi pori, ukuran
partikel dan moisture (Budi et al., 2012). Proses karbonisasi bertujuan untuk
menghilangkan unsur-unsur bukan karbon seperti hidrogen dan oksigen (Budi et al.,
bahan melalui perpindahan unsur-unsur karbon (C) di dalam bahan tersebut yang
dapat dilakukan melalui proses secara kimia maupun fisika (Budi et al., 2012).
aktivasiatau dehidrasi seperti H3PO4, ZnCl2,K2CO3, NaOH dan KOH (Budi et al.,
2012). Sedangkan aktivasi secara fisika dilakukan dengan menggunakan uap air,
23
untuk mengurangi menggunakan HNO3(p), kemudian yang paling
kadar merkuri pada dilakukan pengujian terhadap efektif
air Limbah Buangan waktu kontak dengan air limbah Hg adalah 3
Gelondong Emas di Cl2 dengan variasi aktu 10, 30, 60, mesh dengan
Desa Padesa 120, dan 180 menit. presentase
Kecamatan Lantung absorpsi
Pustaka: 88.89%.
(Agustikawati, Safitri,
Yuliastuti, Fadilah, &
Putri, 2022)
2. Pembuatan karbon Karbon akti tempurung kelapa Persen
aktif dari karbon dikarbonasi 7000C selama 4 jam. removal
tempurung kelapa Diaktivasi dengan ZnCl2 dan tertinggi
dengan aktivator Na2CO3; konsentrasi zat pengaktif didapat pada
ZnCl2 dan Na2CO3 yaitu 2,5 % w/w, 5 % w/w, 7,5 % karbon aktif
sebagai adsorben w/w; serta konsentrasi fenol yaitu dengan zat
untuk mengurangi 100 mg/L, 200 mg/L, 300 mg/L, aktivator
kadar fenol dalam air 400 mg/L, 500 mg/L) Na2CO3 5%
limbah dengan
Pustaka: persen
(Pambayun et al., removal
2013) sebesar
99,745%
3. Pengaruh konsentrasi Aktivasi kimia dilakukan dengan Efisiensi
larutan KOH pada merendam karbon aktif selama 24 adsorpsi
karbon aktif jam pada larutan KOH 30%, 40%, tertinggi oleh
tempurung kelapa 50% dan 60%. aktivasi
untuk adsorpsi logam KOH
Cu 50%yaitu
Pustaka: sebesar
(Budi et al., 2012) 83,57%.
diteliti sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif karena merupakan bagian
terbesar dari limbah jagung. Tanaman jagung juga termasuk tanaman multifungsi
urutan bahan makanan pokok di dunia, jagung menduduki urutan ketiga setelah
gandum dan padi (Harfianti Amiruddin, Muhammad Zakir & Jurusan, n.d.).
24
Tabel 2.2. Kandungan tongkol jagung
Kandungan Presentase Sumber
1
Karbon1 43. 42% Amin et al, 2016;
2
Suryani, A. M., 2009;
Hidrogen (H)1 6.32% 3
Lorenz, K. J dan Kulp, K., 1991;
Nilai kalor1 14.7-18.9 MJ/kg 4Rizky, I. P et al, 2016
Silika2 20.4%
Selulosa3 41%
Hemiselulosa3 36%
Lignin3 6%
Abu 0.91%
potensial dimafaatkan untuk dijadikan karbon aktif, karena limbah tersebut sangat
dalam tongkol jagung, maka peluang tongkol jagung sangat potensial untuk
a. Dehidrasi
25
Dehidrasi bahan baku (tempurung kelapa dan tongkol jagung) yang sudah
b. Karbonasi
melakukan pembakaran tanpa ada udara. Bahan baku (tempurung kelapa dan
tongkol jagung kering) dimasukkan ke dalam drum besi kemudian dibakar dan
kemudian ditutup hingga tidak ada udara yang dapat masuk ke dalam drum besi
tersebut.
26
c. Aktivasi
Tempurung kelapa dan tongkol jagung yang sudah menjadi karbon diaktivasi
baku, bahan pengaktif, suhu dan cara pengaktifannya (Bonelli, Rocca, Cerrella, &
Cukierman, 2001). Pada pembuatankarbon aktif terdapat dua cara yaitu melalui
aktivasi secara fisik dan kimia. Aktivasi fisik dilakukan dalam dua tahap, tahap
pertama karbonisasi dan kedua aktivas, sedangkan aktivasi secara kimia, bahan
dilakukan oleh Erlina, E., Umiatin, U., & Budi, E pada tahun 2015, yaitu dengan
menggunakan kombinasi antara bahan baku tempurung kelapa dan tongkol jagung
sebagai bahan baku dalam pembuatan karbon aktif untuk pengolahan air limbah
produsen surfaktan.
absorbsinya terhadap air limbah produsen surfaktan beradasarkan hasil pengujian yang
27
Dilakukan proses
karbonasi pada
tempurung kelapa dan
jagung dapat memengaruhi karakteristik mutu dari air limbah yang dihasilkan oleh
produsen surfaktan.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
terletak di Perumahan Taman Permata Indah Blok I/19 No. 39 RT 008 RW 010
secara fisik dan kimia (COD, TSS, TDS, dan pH) dilakukan di Laboratorium
Desember 2022 – Desember 2023. Sesuai dengan jadwal penelitian berikut ini :
5 Penelitian
Pengambilan
6
sampel
Pengujian
7
sampel
Penyusunan
8
laporan hasil
29
3.2. Variabel Penelitian
Kelapa dan Tongkol Jagung terdiri atas variabel bebas, variabel terikat dan
variabel terkontrol.
A. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah formulasi komposisi bahan baku
karbon aktif yang terbuat dari tempurung kelapa dan tongkol jagung yang
B. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil pengujian kimia dari air
air limbah dengan karbon aktif tempurung kelapa dan tongkol jagung.
C. Variabel Kontrol
kelapa dan tongkol jagung sebagai bahan baku dalam pembuatan karbon
aktif.
3.3.1 Alat
a. Wadah pengering bahan
b. Drum besi
c. Drum plastik tebal
d. Pipa paralon
e. Pompa air aquarium
f. Gerinda
30
3.3.2 Bahan
a. Tempurung kelapa
b. Tongkol jagung
c. Filter aquarium
d. Sampel air limbah
3.4. Metode Penelitian
bahan yang mudah didapatkan dan jumlahnya banyak. Penelitian inpi dilakukan
dengan beberapa tahapan, yaitu persiapan, pengelolaan air limbah dan pengujian
sampel.
3.4.1 Persiapan
bahan baku pembuatan karbon aktif. Karbon aktif yang dibuat berdasarkan dari
penelitian yang telah dilakukan oleh Erlina, E., Umiatin, U., & Budi, E pada tahun
31
2015. Adapun tahapan proses persiapan karbon akif yang dilakukan dapat terlihat
Diameter : 50 cm
Tinggi : 100 cm
Outpu
70
20
10
32
Keterangan :
: Pompa
: Filter air
2. Dialirkan ke dalam bak kedua, yang berisi media filtrasi karbon tongkol
dan TSS.
33
Gambar 3. 4 Karbon aktif tongkol jagung & tempurung kelapa yang sudah
diaktivasi & dikeringkan (Dokumentasi Pribadi, 2023)
Gambar 3. 5 Tinggi media filter karbon tempurung kelapa (30 cm) dan
tongkol jagung (70 cm) (Dokumentasi Pribadi, 2023)
Pengujian mutu air limbah yang sudah melalui proses pengelolaan air
limbah dengan karbon aktif tongkol jagung dan tempurung kelapa dilakukan di
1. Data Primer
34
Data ang dibutuhkan adalah data pengujian kualitas air limbah dari
dan pH.
2. Data Sekunder
Secara umum alur tahapan kegiatan yang akan dilakukan pada penelitian
35
Mulai
Topik penelitian
Persiapan penelitian
1. Pembuatan proses
Persiapan bahan baku tempurung pengolahan air limbah
kelapa & tongkol jagung sederhana skala kecil
2. Pembuatan larutan aktiasi
KOH 50%
Karbonasi
Selesai
36
BAB IV
adalah pH, COD, TDS dan TSS. Hasil pengujian sebelum dan sesudah proses
4.1.1 pH
sebelum dan sesudah pengelolaan air limbah tidak terjadi perubahan yang
rata-rata sebelum pengelolaan air limbah sebesar (6,60) dan setelah pengelolaan
air limbah dengan karbon aktif sebesar (7,05). Namun, nilai pH tetap mengalami
kenaikan hingga berada pada range netral hal ini dikarenakan karbon aktif untuk
adsorpsi yang telah diaktivasi dengan menggunakan basa kuat KOH mengandung
gugus permukaan fungsional basa yang akan terdesorspsi ke dalam air limbah dan
karbon aktif tempurung kelapa dan tongkol jagung efektif dalam menaikkan nilai
pH. Sehingga air limbah yang telah melalui proses pengelolaan memenuhi
persyaratan baku mutu air limbah yaitu 6 – 9. Apabila nilai pH yang dihasilkan
37
terlalu asam dapat mengganggu stabilitas ekosistem di badan air tempat limbah
dilepaskan, sedangkan jika terlalu basa makan badan air tersebut akan
mengandung nilai kesadahan yang tinggi dan hal ini juga dapat mengganggu
4
2
0
1 2 3
Pengulangan Analisa
4.1.2 COD
400
300
200
100
0
1 2 3
Pengulangan Analisa
38
Parameter COD dilakukan pengujian sebelum dan sesudah proses
COD sebesar 240 mg/L setelah dilakukan prose pengelolaan dengan karbon aktif
Tingginya nilai COD menunjukkan bahwa jumlah bahan organik dalam air
air rendah. Hal ini berakibat menurunkan nilai dissolved oxygen (DO), sehingga
diserap dan diikat oleh karbon aktif tongkol jagung sehingga jumlah bahan
organik yang ada dalam air limbah akan berkurang otomatis kebutuhan oksigen
yang berkurang mengakibatkan nilai COD dalam air limbah akan semakin
menurun (Wirosoedarmo, R., Haji, A. T. S., & Hidayati, 2018). Penurunan COD
juga sebanding dengan jumlah karbon aktif yang ditambahkan dan waktu kontak
karbon aktif dengan air limbah (Wirosoedarmo, R., Haji, A. T. S., & Hidayati,
2018).
TDS pada air limbah yaitu dari nilai TDS sebesar 1257 mg/L menjadi 425 mg/L.
Apabila dibandingkan dengan persyaratan baku mutu air limbah yaitu maksimal
2000 mg/L, nilai TDS tetap memenuhi peryaratan baku mutu tetapi dengan nilai
39
yang lebih rendah dari sebelum diproses dengan menggunakan karbon aktif
tempurung kelapa dan tongkol jagung. Data pengujian nilai TDS yang dilakukan
1500
1000
500
0
1 2 3
Pengulangan Analisa
Nilai TDS yang tinggi dapat disebabkan oleh kandungan ion K+ , Cl- , dan
Na+ yang terlarut di dalam air. Ion-ion ini memiliki efek jangka pendek (short-
term effect), namun ion-ion yang bersifat toxic (seperti Sn2+, Sn4+, As3- , Cd2+, NO3-
dan lain-lain) juga juga bersifat larut di dalam air (Ahmad dan El-Dessouky,
2008).
Apabila nilai TDS tidak dikelola dengan baik dapat mencemari badan air
penerima, maka dapat mematikan kehidupan aquatik, dan memiliki efek samping
yang kurang baik pada kesehatan manusia karena mengandung bahan kimia
dengan konsentrasi yang tinggi antara lain fosfat, surfaktan, ammonia, dan
nitrogen serta kadar padatan tersuspensi maupun terlarut, kekeruhan, BOD, dan
COD yang tinggi (Ahmad dan El-Dessouky, 2008). Pada penelitian lain juga
40
meningkat, dampak yang ditimbulkan berkaitan dengan higiene sanitasi
diantaranya terjadi korosi, busa sabun yang minim, serta terjadi endapan pada
Penurunan nilai TSS yang diperoleh juga cukup signifikan, sebelum proses
300
200
100
0
1 2 3
Pengulangan Analisa
Zat padat tersuspensi dalam air limbah merupakan parameter mutu yang
disebut total suspended solid (TSS). Padatan tersuspensi dengan konsentrasi tinggi
41
fotosistesis, sehingga oksigen dalam air berkurang dan kehidupan perairan,
Pada tabel data dilihat bahwa dengan penggunaan karbon aktif tersebut dapat
memberikan pengaruh yang baik terhadap mutu air limbah yang dihasilkan.
42
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
5.1.1 Penggunaan karbon aktif dengan bahan baku tempurung kelapa dan
tongkol jagung efektif terhadap mutu air limbah yang dihasilkan oleh
5.1.2 Penggunaan karbon aktif tempurung kelapa dan tongkol jagung sangat
dan TDS.
5.2. SARAN
dilakukan terhadap air limbah sudah memenuhi persyaratan baku mutu air
43
DAFTAR PUSTAKA
44
Hanif, N. M. (2012). The composition of surfactants in river water and its
influence to the amount of surfactants in drinking water The Composition of
Surfactants in River Water and its Influence to the Amount of Surfactants in
Drinking Water. (May 2014).
Haniffudin Nurdiansah dan Diah Susanti. (2013). Pengaruh Variasi Temperatur
Karbonisasi dan Karbon Aktif Tempurung Kelapa dan Kapasitansi Electric
Double Layer Capacitor. 2(1).
Harfianti Amiruddin, Muhammad Zakir, dan P. T., & Jurusan. (n.d.).
MODIFIKASI PERMUKAAN KARBON AKTIF TONGKOL JAGUNG
( Zea mays ) Harfianti Amiruddin *, Muhammad Zakir , dan Paulina Taba.
MODIFIKASI PERMUKAAN KARBON AKTIF TONGKOL JAGUNG (Zea
Mays) DENGAN HNO3, H2SO4, DAN H2O2 SEBAGAI BAHAN
ELEKTRODA SUPERKAPASITOR.
Hartanto, S. (2010). SAWIT DENGAN METODE AKTIVASI KIMIA Pada
karbonisasi terjadi proses penguapan air. 12(1), 12–16.
Luas, T., Jerap, D., Yuningsih, L. M., Mulyadi, D., & Kurnia, A. J. (2019).
Pengaruh Aktivasi Arang Aktif dari Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa
Jurnal Kimia VALENSI : Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pengaruh
Aktivasi Arang Aktif dari Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Terhadap
Luas Permukaan dan Daya Jerap Iodin. (May 2016).
https://doi.org/10.15408/jkv.v2i1.3091
Mandava, V., Fernandez, J. P., Deng, H., Janzen, C. J., Hake, S. B., & Cross, G.
A. M. (2007). Histone modifications in Trypanosoma brucei. 156, 41–50.
https://doi.org/10.1016/j.molbiopara.2007.07.005
Maneerung, T., Liew, J., Dai, Y., Kawi, S., & Wang, C. (2015). Activated carbon
derived from carbon residue from biomass gasification and its application for
dye adsorption: kinetics, isotherms and thermodynamic studies.
BIORESOURCE TECHNOLOGY.
https://doi.org/10.1016/j.biortech.2015.10.047
Mansor, M. H., Amani, W., Wan, A., Rusli, N. S., Aminuddin, A., Mohamad, K.,
… Ozair, L. N. (2018). A brief review on activated carbon derived from
45
agriculture by-product .
Mozammel, H. M., Masahiro, O., & Sc, B. (2002). Activated charcoal from
coconut shell using ZnCl 2 activation. 22, 397–400.
No Title. (n.d.). Abioye A.M., Farid Nasir Ani. 2015. Recent Development in the
Production of Activated Carbon Electrodes from Agricultural Waste
Biomass for Supercapacitors: A Review Renewable and Sustainable Energy
Reviews. Vol. 52. Hal:1282–1293.
Nowicki, P., Kazmierczak, J., & Pietrzak, R. (2015). Comparison of
physicochemical and sorption properties of activated carbons prepared by
physical and chemical activation of cherry stones. Powder Technology, 269,
312–319. https://doi.org/10.1016/j.powtec.2014.09.023
Oktarina Heriyani1)&Dan Mugisidi2). (2016). Pengaruh Karbon Aktif dan Zeolit
pada pH Hasil Filtrasi Air Banjir. Pengaruh Karbon Aktif Dan Zeolit Pada
PH Hasil Filtrasi Air Banjir.
Oladeji, J. T., & Sc, M. (2010). Fuel Characterization of Briquettes Produced
from Corncob and Rice Husk Resides . 11(1), 101–106.
Pambayun, G. S., Yulianto, R. Y. E., Rachimoellah, M., Putri, E. M. M., Kimia, J.
T., & Industri, F. T. (2013). PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI ARANG
TEMPURUNG KELAPA DENGAN AKTIVATOR ZnCl 2 DAN Na 2 CO 3
SEBAGAI ADSORBEN UNTUK MENGURANGI KADAR FENOL DALAM
AIR LIMBAH. 2(1).
Prasetyo, I., Teknik, J., Universitas, K., & Mada, G. (2010). Pengaruh
Penambahan Zat Pendehidrasi terhadap Struktur Mikropori Material
Karbon yang Dibuat dari Pirolisis Resin Phenol-. 1–9.
Prayogatama, A., & Kurniawan, T. (2022). Modifikasi Karbon Aktif dengan
Aktivasi Kimia dan Fisika Menjadi Elektroda Superkapasitor. 11(1), 47–58.
Qian Zhang, Shuguang Yan, Xueting Yan, Y. L. (2023). No Title. Recent
Advances in Metal-Organic Frameworks: Synthesis, Application and
Toxicity, 902. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2023.165944
Rumi, S., Ashari, T. M., & Rahman, A. (2022). Jurnal Phi Penyisihan Polutan
Pada Limbah Cair Penatu Menggunakan Adsorben Arang Aktif Berasal.
46
3(1), 1–8.
Setiaji, B., Mada, U. G., Tahir, I., & Mada, U. G. (2014). ACTIVATED CARBON
PRODUCTION FROM COCONUT SHELL WITH ( NH4 ) HCO3 ( NH 4 )
HCO 3 ACTIVATOR AS AN ADSORBENT IN VIRGIN COCONUT OIL.
(January 2003).
Utomo, W. P., Nugraheni, Z. V, Rosyidah, A., Shafwah, O. M., & Naashihah, L.
K. (2018). Penurunan Kadar Surfaktan Anionik dan Fosfat dalam Air
Limbah Laundry di Kawasan Keputih , Surabaya Menggunakan Karbon
Aktif. 3(1), 127–140.
Wirosoedarmo, R., Haji, A. T. S., & Hidayati, E. A. (2018). (2018). No Title.
Pengaruh Konsentrasi Dan Waktu Kontak Pada Pengolahan Limbah
Domestik Menggunakan Karbon Aktif Tongkol Jagung Untuk Menurunkan
BOD Dan COD. Jurnal Sumberdaya Alam Dan Lingkungan, 3(2), 31-38.
Wowor, B. Y., Hanurawaty, N. Y., & Yulianto, B. (2023). Perbedaan Variasi
Ketebalan Media Filter Arang Aktif Terhadap Penurunan Kadar Total
Dissolved Solids ( TDS ). 22(1), 76–83.
Yuan, C. L., Xu, Z. Z., Fan, M. X., Liu, H. Y., Xie, Y. H., & Zhu, T. (2014).
Study on characteristics and harm of surfactants. 6(7), 2233–2237.
Yuliani et al, 2015. (2015). Pengaruh Limbah Detergen Industri Laundry terhadap
Mortalitas dan Indeks Fisiologi Ikan Nila ( Oreochromis niloticus ) Effect of
Waste Laundry Detergent Industry Against Mortality and Physiology Index
of Nile Tilapia ( Oreochromis niloticus ). Pengaruh Limbah Detergen
Industri Laundry Terhadap Mortalitas Dan Indeks Fisiologi Ikan Nila
( Oreochromis Niloticus ) Effect of Waste Laundry Detergent Industry
Against Mortality and Physiology Index of Nile Tilapia ( Oreochromis
Niloticus ), 822–828.
47
LAMPIRAN
48
Lampiran 2. Tabel hasil uji air limbah parameter pH
Nilai TDS (mg/l)
Pengulangan
Actual Upper Limit Lower Limit
1 6,50 6 9
2 6,70 6 9 Sebelum 6,60
3 6,60 6 9
1 7,05 6 9
2 7,10 6 9 Sesudah 7,05
3 7,00 6 9
Presentase
(%) 6,82
5
4
3
2
1
0
1 2 3
Pengulangan Analisa
49
Lampiran 3. Tabel hasil uji air limbah parmeter COD
Nilai COD (mg/l)
Pengulangan
Actual Upper Limit
1 250 500
2 235 500 Sebelum 240
3 235 500
1 155 500
2 135 500 Sesudah 145
3 145 500
Presentase
(%) 39,58
400
300
200
100
0
1 2 3
Pengulangan Analisa
50
Lampiran 4. Tabel hasil uji air limbah parameter TDS
Nilai TDS (mg/l)
Pengulangan
Actual Upper Limit
1 1190 2000
2 1220 2000 Sebelum 1257
3 1360 2000
1 435 2000
2 425 2000 Sesudah 425
3 415 2000
Presentase (%) 66,18
1500
1000
500
0
1 2 3
Pengulangan Analisa
51
Lampiran 5. Tabel hasil uji air limbah parameter TSS
Nilai TSS (mg/l)
Pengulangan
Actual Upper Limit
1 450 200
2 455 200 Sebelum 447
3 435 200
1 56 200
2 60 200 Sesudah 60
3 64 200
Presentase
(%) 86,57
350
300
250
200
150
100
50
0
1 2 3
Pengulangan Analisa
52
53