Anda di halaman 1dari 9

JSI 3 (1) (2014)

Jurnal Sastra Indonesia

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsi

NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI PILIHAN


BAHAN AJAR
SASTRA INDONESIA DI SMA

Arif Wicaksono  Nas Haryati S. dan Sumartini

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Permasalahan penelitiannya yaitu unsur intrinsik, kesahihan, dan kesesuaian novel Negeri 5 Menara
Diterima April 2014 karya Ahmad Fuadi sebagai pilihan bahan ajar sastra Indonesia di SMA. Tujuan penelitiannya yaitu
Disetujui Mei 2014 untuk mendeskripsi unsur intrinsik, kesahihan, dan kesesuaian novel Negeri 5 Menara karya Ahmad
Dipublikasikan Juni 2014 Fuadi sebagai pilihan bahan ajar sastra Indonesia di SMA. Pendekatan dalam penelitian ini adalah
________________ pendekatan kualitatif. Data berupa kata, kalimat, dan dialog pada novel Negeri 5 Menara. Hasil dari
Keywords: penelitian ini adalah novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi memperlihatkan unsur intrinsik,
Novel;and teaching material memenuhi aspek kesahihan, dan aspek kesesuaian yang menjadi kriteria bahan ajar sastra, sehingga
of literature. novel Negeri 5 Menara ini dapat dijadikan sebagai pilihan bahan ajar sastra Indonesia di SMA.
____________________
Abstract
___________________________________________________________________
The problem of the study is the intrinsic element, validity, and appropriateness of Negeri 5 Menara novel by
Ahmad Fuadi as a choice to be a teaching material in Indonesian literature in senior high school. The purpose
of the study is to describe the validity and the appropriateness of Negeri 5 Menara novel by Ahmad Fuadi as a
teaching material of Indonesian literature in senior high school. The approach used is qualitative approach. The
data are the words, sentences and conversations found in Negeri 5 Menara. The finding of this study is that
Negeri 5 Menara novel by A. Fuadi has fulfilled the intrinsic element, validity and appropriateness aspects as
the criteria of material in teaching literature in senior high schools.

© 2014 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6315
Gedung B1 Lantai 1 FBS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: arwic89@yahoo.com

1
Arif Wicaksono dkk / Jurnal Sastra Indonesia 3 (1) (2014)

PENDAHULUAN karya Ahmad Fuadi sebagai pilihan bahan ajar


sastra Indonesia di SMA.
Pembelajaran sastra seharusnya lebih Penelitian terdahulu yang dapat dijadikan
diperhatikan oleh guru dalam mengajarkan mata sebagai kajian pustaka dalam penelitian ini
pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah. antara lain: Rahmawati (2010), Devi (2010),
Dalam praktiknya, pengajaran bahasa dan Kumalasari (2012), dan Tsai (2012).
linguistik sangat diutamakan. Selain itu, dari Berdasarkan penelitian-penelitian yang
hasil wawancara bebas dengan para guru bahasa telah ada, diketahui bahwa penelitian mengenai
dan sastra Indonesia dalam berbagai kesempatan pemilihan bahan ajar sudah banyak dilakukan.
selama ini menunjukkan bahwa secara umum, Meskipun telah beberapa kali dilakukan
ada beberapa kendala dalam pembelajaran sastra, penelitian mengenai bahan ajar, peneliti masih
salah satunya adalah guru sering merasa menganggap perlu dilakukan penelitian sejenis.
kesulitan untuk menentukan bahan ajar yang Hal ini karena kenyataan di lapangan masih
tepat dan sering menggunakan bahan ajar tanpa banyak novel yang belum memenuhi kriteria
memperhatikan kriteria-kriteria dalam pemilihan pemilihan bahan ajar yang diajarkan di sekolah.
bahan ajar. Dari hasil wawancara itu terungkap Dengan demikian, penelitian yang dilakukan
fakta yang menarik, karya sastra yang menjadi peneliti bersifat melengkapi penelitian
bahan ajar sastra sebagian besar masih sebelumnya.
menggunakan novel yang lama. Karya sastra Atas dasar uraian di atas, berikut
seperti novel Belenggu karya Armijn Pane dan dipaparkan landasan teori. Pada bagian ini
Layar Terkembang karya St. Takdir Alisyahbana, berturut-turut diuraikan novel, bahan ajar, dan
masih menjadi pilihan dalam pembelajaran kriteria pemilihan bahan ajar.
sastra. Sementara itu, siswa membutuhkan Novel adalah gambaran dari kehidupan
internalisasi nilai yang relevan dengan kebutuhan dan perilaku yang nyata, dari zaman pada saat
dan problematik kehidupan mereka saat ini. Hal novel itu ditulis (Clara Reeve dalam Wellek dan
tersebut dapat diimbangi dengan membaca dan Austin 1995: 282). Menurut Jassin (dalam
mengapresiasi novel masa kini, tanpa Nurgiyantoro 2010:16), mengemukakan bahwa
mengabaikan novel lama. Selain itu, novel merupakan suatu cerita yang bermain
pembelajaran sastra masih menekankan pada dalam dunia manusia dan benda yang ada di
sejarah dan teori sastra karena alasan klasik sekitar kita, tidak mendalam, lebih banyak
(waktu terbatas, kurikulum yang mengikat, demi melukiskan satu saat dari kehidupan seseorang,
keberhasilan siswa dalam ujian nasional). dan lebih mengenai sesuatu episode.
Permasalahan yang dikaji dalam Bahan ajar atau materi pembelajaran
penelitian ini adalah bagaimanakah unsur (instructional materials) merupakan informasi, alat
intrinsik novel Negeri 5 Menara karya Ahmad dan teks yang dipergunakan guru untuk
Fuadi, bagaimanakah kesahihan novel Negeri 5 perencanaan dan penelaahan implementasi
Menara karya Ahmad Fuadi sebagai pilihan pembelajaran. Dengan kata lain, bahan ajar
bahan ajar sastra Indonesia di SMA, dan adalah segala bentuk bahan atau materi yang
bagaimanakah kesesuaian novel Negeri 5 Menara disusun secara sistematis baik tertulis maupun
karya Ahmad Fuadi sebagai pilihan bahan ajar tidak tertulis yang digunakan untuk membantu
sastra Indonesia di SMA. guru dalam melaksanakan kegiatan belajar
Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsi mengajar di kelas (Suharianto 2009:9).
unsur intrinsik novel Negeri 5 Menara karya Bahan ajar sastra yang dimaksud dalam
Ahmad Fuadi, mendeskripsi kesahihan novel penelitian ini adalah bahan ajar sastra yang
Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi sebagai berupa buku bacaan karya sastra, yaitu novel
pilihan bahan ajar sastra Indonesia di SMA, dan yang digunakan sebagai bahan bacaan dalam
mendeskripsi kesesuaian novel Negeri 5 Menara proses kegiatan pembelajaran sastra di kelas.

2
Arif Wicaksono dkk / Jurnal Sastra Indonesia 3 (1) (2014)

Menurut Endraswara (2005:179) secara kematangan jiwa (psikologi), dan aspek latar
garis besar, untuk memilih novel perlu belakang kebudayaan siswa.
memperhatikan dua hal yaitu kevalidan dan Dari beberapa kriteria pemilihan bahan
kesesuaian. Kevalidan berhubungan dengan ajar sastra dapat dirumuskan kriteria bahan ajar
kriteria dari aspek-aspek kesastraan dan sastra yang baik dalam dua aspek yaitu aspek
kesesuaian berkaitan dengan subjek didik sebagai kesahihan dan aspek kesesuaian. Kesahihan
konsumen novel dan proses pengajaran novel. berhubungan dengan kriteria aspek-aspek
Kevalidan, meliputi berbagai hal, antara lain kesastraan dalam novel. Aspek kesastraan terdiri
novel harus benar-benar teruji sehingga atas unsur-unsur intrinsik dalam novel, novel
ditemukan good novel. Untuk itu, penyeleksi dapat memuat nilai pedagogis, dan nilai estetis.
menerapkan kriteria: (a) mencari novel yang Kesesuaian berhubungan dengan subjek didik.
memuat nilai pedagogis, (b) novel yang Kriteria untuk kesesuaian berupa kesesuaian
mengandung nilai estetis, (c) novel yang menarik dengan bahasa, psikologi, lingkungan, novel
dan bermanfaat, dan (d) novel yang mudah menarik dan bermanfaat, dan memupuk rasa
dijangkau. keingintahuan.
Kesesuaian, dapat ditempuh melalui
kriteria: (a) bahasanya tak terlalu sulit diikuti METODE PENELITIAN
subjek didik, (b) sejalan dengan lingkungan sosial
budaya subjek didik, (c) sesuai dengan umur, Penelitian ini menggunakan pendekatan
minat, perkembangan kejiwaan, (d) memupuk kualitatif. Data yang dijadikan objek dalam
rasa keingintahuan. penelitian ini berupa kata, kalimat, dan dialog
Pada dasarnya dalam memilih bahan yang terdapat dalam teks novel Negeri 5 Menara
pembelajaran, penentuan jenis dan kandungan karya Ahmad Fuadi yang mendukung kesahihan
materi sepenuhnya terletak di tangan guru. dan kesesuaian novel Negeri 5 Menara sebagai
Namun demikian, ada beberapa hal yang perlu bahan ajar sastra, sedangkan sumber data
diperhatikan sebagai dasar pegangan untuk penelitian ini berupa novel Negeri 5 Menara yang
memilih objek bahan pelajaran yang berkaitan ditulis oleh Ahmad Fuadi. Novel tersebut dicetak
dengan pembnaan apresiasi siswa. Prinsip dasar kesebelas kalinya pada bulan April tahun 2011
dalam pemilihan bahan pembelajaran adalah dan diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka
bahan pembelajaran yang disajikan kepada siswa Utama dengan tebal 424 halaman. Teknik yang
harus sesuai dengan kemampuan siswanya pada digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
suatu tahapan pengajaran tertentu (Rahmanto dokumentasi. Metode yang digunakan untuk
1988:26). Kemampuan siswa berkembang sesuai menganalisis data dalam penelitian ini adalah
dengan tahapan perkembangan jiwanya. Oleh metode analisis isi.
karena itu, karya sastra yang disajikan hendaknya
diklasifikasikan berdasarkan derajat HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
kesukarannya di samping kriteria-kriteria
lainnya. Tanpa ada kesesuaian antara siswa Berdasarkan penelitian terhadap novel
dengan bahan yang diajarkan, proses Negeri 5 Menara karya A. Fuadi sebagai pilihan
pembelajaran yang disampaikan akan bahan ajar sastra Indonesia di SMA
mengalami kegagalan dan tidak sesuai dengan memperlihatkan unsur intrinsik, terdapat
yang diharapkan. kesahihan, dan kesesuaian.
Untuk memilih bahan pembelajaran sastra Unsur intrinsik dalam novel terdiri atas
dengan tepat, beberapa aspek perlu tema, alur, latar, tokoh penokohan, sudut
dipertimbangkan. Menurut Rahmanto (1988:27 ) pandang, gaya bahasa, dan amanat. Tema dalam
ada tiga aspek penting yang tidak boleh novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi yaitu
dilupakan jika kita ingin memilih bahan kesungguhan dalam meraih cita-cita. Hal ini
pembelajaran sastra, yaitu: aspek bahasa, aspek dapat diketahui pada diri tokoh utama, yaitu Alif.

3
Arif Wicaksono dkk / Jurnal Sastra Indonesia 3 (1) (2014)

Berbagai rintangan mewarnai perjalanan untuk berkreasi. Selain itu, sekolah di pondok bukanlah
meraih cita-cita, tetapi dengan kesungguhan suatu halangan untuk meraih cita-cita. PM
mimpi itu dapat terwujud. terbukti mampu menciptakan pribadi-pribadi
Alur yang digunakan dalam novel Negeri yang tangguh.
5 Menara adalah alur flashback, hal ini terlihat Secara tidak langsung, novel Negeri 5
dari kisah Alif yang berada di Washington DC, Menara memberikan pandangan lain tentang
Amerika Serikat sebagai seorang wartawan. dunia pondok pesantren. Dalam novel Negeri 5
Cerita berawal dari keberadaan Alif di Menara memberikan gambaran bahwa pondok
Washington DC. Alif menerima pesan singkat bukanlah tempat yang menyeramkan dan tidak
dari Atang, teman Sahibul Menara ketika dia tertutup dengan dunia luar, seperti dalam kutipan
belajar di Pondok Madani (PM). Seketika itu berikut.
pula Alif teringat dengan masa lalunya. Pikiran “ kami bisa mendengar berbagai radio luar
Alif yang terbang jauh ke masa lalu memulai negeri, apalagi kalau itu berbahasa Inggris dan
kisahnya sebelum belajar di pondok dan pada Arab. Stasiunnya pun berganti—ganti, bisa BBC,
saat berada di Pondok Madani. Setelah VOA, atau radio australia” (N5M hlm. 176)
ingatannya akan masa lalu, cerita kembali Latar waktu dalam novel Negeri 5 Menara
kepada masa sekarang, di mana Alif berjanji ini dapat dilihat pada waktu pagi hari,sore hari,
berjumpa dengan Atang dan Raja di London dan malam hari. Latar sosial dalam novel ini
setelah pesan singkat yang dikirimkan Atang adalah kehidupan tokoh utama, Alif yang
padanya. Alif dan kawan-kawannya telah menuruti keinginan Amak untuk sekolah di
berhasil meraih cita-cita yang dulu mereka pondok. Antara kepatuhan terhadap orang tua
angan-angankan. Sahibul menara telah berada di atau bersikeras dalam mewujudkan impian, Alif
lima negara berbeda. Alif bekerja sebagai yang sebelumnya malas menjadi rajin, itu semua
wartawan di Washington DC (Amerika Serikat), karena hukum benar-benar di tegakkan. Mereka
Dulmajid dan Said bekerja sama mendirikan selalu dipertontonkan dengan keikhlasan,
sebuah pondok di Surabaya (Indonesia), Baso ketauladanan, dan semangat dalam meraih cita-
kuliah di Mekkah (Arab Saudi), Atang kuliah di cita. Dari beberapa uraian mengenai latar sosial
Al-Azhar Kairo (Mesir), dan Raja kuliah di jelas bahwa latar sosial yang ada dalam novel
London (Inggris). adalah kehidupan Alif di Pondok Madani, yang
Latar terdiri atas tiga hal yaitu latar awalnya menuruti keinginan orangtua untuk
tempat, latar waktu, dan latar sosial. Untuk sekolah di pondok dan kehidupan di pondok
memperkuat penokohan maka diperlukan latar. yang memiliki aturan ketat dan disiplin.
Latar tempat diperlihatkan secara jelas di Tokoh utama dalam novel Negeri 5
Washington D.C (Amerika Serikat), Kabupaten Menara, adalah Alif. Hal ini terbukti dengan
Agam, Pondok Madani, dan London (Inggris) kemunculan yang sering dari tokoh tersebut.
Latar tempat yang berupa pondok Adapula tokoh yang berfungsi mendukung tokoh
pesantren dalam novel ini dapat mengubah utama dalam novel ini yaitu Dulmajid, Raja,
persepsi masyarakat terhadap anak-anak yang Atang, Said, Baso, Amak, Ayah, Kiai Rais, dan
sekolah di lingkungan pesantren. Latar tempat Ustad Salman. Berikut ini dipaparkan hasil
berupa pesantren bukanlah tempat yang dapat analisis terhadap tokoh dalam novel Ranah Tiga
menghambat generasi muda dalam meraih Warna.
mimpinya, seperti dalam kutipan berikut. Alif adalah anak yang pandai, buktinya
“Pilihlah kegiatan berdasarkan minat dan nilai ujian Alif termasuk sepuluh yang tertinggi.
bakatmu, sehingga bisa mengerjakannya dengan Alif juga anak yang memiliki cita-cita yang tinggi,
penuh kesenangan dan hasil bagus.” (N5M hlm. hal ini terlihat dengan keinginannya untuk
161) melanjutkan sekolah di perguruan tinggi. Ia pun
Kutipan tersebut menunjukkan bahwa PM anak yang jujur, dapat dipercaya, dan sungguh-
memberikan kebebasan kepada santrinya

4
Arif Wicaksono dkk / Jurnal Sastra Indonesia 3 (1) (2014)

sungguh dalam belajar, lemah dalam hafalan dan kata “aku” menjadi ciri khas dari sudut pandang
penguasaan bahasa Arab. akuan-sertaan.
Dulmajid adalah orang yang religius Amanat dalam novel Negeri 5 Menara
dengan selalu memanjatkan doa. Selain itu, yaitu, belajarlah dengan sungguh-sungguh,
Dulmajid juga seorang pemuda yang mandiri, berusahalah dengan kerja keras untuk meraih
humoris, dan setia kawan. Raja adalah orang kesuksesan, bersemangatlah dalam menempuh
yang peduli dengan sahabatnya, buktinya ketika pendidikan, dan jangan pernah meremehkan
Alif mengalami kesulitan untuk menyiapkan impian, walau setinggi apapun. Selain itu
materi pidato. Atang adalah anak yang patuh dan penggunaan gaya bahasa dalam novel Negeri 5
taat, buktinya adalah ketika Said akan Menara antara lain hiperbola, simile,
melakukan kesalahan lalu dilarang oleh Atang, personifikasi, metonimia, dan metafora.
untuk menghindari hukuman. Atang juga anak Berdasarkan uraian tentang unsur intrinsik
yang kerja keras yaitu dengan berusaha yang ada dalam novel Negeri 5 Menara
menajamkan hapalan dan bahasa arab. Baso disimpulkan bahwa tema dalam novel ini yaitu
memiliki perawakan seorang pelaut. Baso kesungguhan dalam meraih cita-cita, sedangkan
termasuk anak yang pandai, hal ini karena Baso alur yang digunakan adalah alur flashback. Selain
banyak menguasai pelajaran. Ia juga disiplin itu, hasil analisis mengenai latar dalam novel
dalam mengatur waktu dan religius yang Negeri 5 Menara antara lain latar tempat yaitu
ditunjukkan dengan selalu berdoa kepadaNya. Amerika, Pondok Madani Ponorogo jawa
Amak memiliki perawakan yang kecil, memiliki Timur, dan London, latar waktu yaitu pagi, sore
sifat yang ramah, dan sederhana. Amak memiliki hari, dan malam, sedangkan latar sosial dalam
sifat kerja keras, hal ini dapat diketahui pada saat novel ini antara lain kehidupan Alif di Pondok
menyiapkan buku untuk mengajar. Ayah Alif Madani, yang awalnya menuruti keinginan
berpenampilan rapi, hal ini terlihat dari penataan orangtua untuk sekolah di pondok dan
rambut yang diberi minyak dan disisir. Beliau kehidupan di pondok yang memiliki aturan ketat
selalu berfikir rasional dan mengedepankan dan disiplin.Berdasarkan intensitas keterlibatan
fakta. Ustad Rais adalah ustad atau guru di tokoh dalam novel Negeri 5 Menara, tokoh
Pondok Madani. Beliau termasuk ustad yang utama adalah Alif dan didukung oleh beberapa
murah senyum, hal ini dapat diketahui saat ustad tokoh tambahan yaitu Dulmajid, Raja, Atang,
Rais melihat santrinya. Ustad Rais juga memiliki Said, Baso, Amak, Ayah, Kiai Rais, dan Ustad
pengetahuan dan pengalaman yang luas, Salman. Selain tokoh, sudut pandang dalam
buktinya beliau jadi panutan di Pondok Madani. novel Ranah Tiga Warna adalah sudut pandang
Ustad Salman adalah ustad atau guru di Pondok akuan-sertaan. Amanat novel Negeri 5 Menara
Madani. Selain sebagi pengajar, beliau juga yaitu belajarlah dengan sungguh-sungguh,
seorang ustad pemberi motivator yang ulung. berusahalah dengan kerja keras untuk meraih
Oleh karena itu Ustad Salman adalah sosok yang kesuksesan, bersemangatlah dalam menempuh
di idolakan oleh santrinya, termasuk juga Alif. pendidikan, dan jangan pernah meremehkan
Sudut pandang dari novel Negeri 5 impian. Penggunaan gaya bahasa dalam novel
Menara adalah sudut pandang akuan-sertaan, hal Negeri 5 Menara antara lain hiperbola, simile,
ini dapat diketahui dengan melihat paragraf personifikasi, metonimia, dan metafora.
berikut ini. Aspek kesahihan yang berhubungan
Iseng saja, aku mendekat ke jendela kaca dengan aspek kesastraan adalah nilai pedagogis
dan menyentuh permukaan dengan ujung novel. Nilai pedagogis dalam penelitian ini
telunjuk kananku. Hawa dingin segera menjalari adalah nilai-nilai pedagogis yang terdapat dalam
wajah dan lengan kananku. (N5M hlm. 1) novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi, baik itu
Kutipan di atas menunjukkan bahwa sudut jika dilihat dari segi tema ataupun penokohan
pandang yang digunakan adalah sudut pandang novel. Nilai pedagogis pada tema cerita
orang pertama tokoh utama atau akuan-sertaan, mencakup semua nilai pedagogis yang terdapat

5
Arif Wicaksono dkk / Jurnal Sastra Indonesia 3 (1) (2014)

dalam novel ini. Hal ini karena tema merupakan nasibnya sendiri, karena nasib tidak akan
ide pokok dari cerita itu sendiri. Sedangkan dari berubah jika orang tersebut tidak merubah
segi penokohan, nilai pedagogis dapat ditinjau nasibnya sendiri.
dari dua sudut tokoh utama yakni Alif sebagai Nilai pedagogis yang ada dalam novel
tokoh utama dan tokoh yang mendukung tokoh Negeri 5 Menara ini yang nantinya akan
utama tersebut. mempengaruhi sikap dan tingkah laku siswa di
Nilai pedagogis ini diharapkan dapat masyarakat. Melalui novel Negeri 5 Menara
bermanfaat bagi batin pembacanya khususnya nilai-nilai pedagogis tersebut hasilnya dapat
siswa SMA/MA. Adapun nilai-nilai pedagogis dijadikan teladan bagi siswa dalam kehidupan
yang terdapat dalam karya sastra yaitu, nilai sehari-hari sehingga siswa memiliki kepribadian
religius. nilai moral, nilai budaya, dan nilai yang baik.
sosial. Aspek kesahihan selanjutnya adalah nilai
Nilai religius dijelaskan bahwa Alif dalam estetis dalam novel. Nilai estetis dalam novel
kesehariannya selalu ingat Tuhan, yaitu ketika ia Negeri 5 Menara ini terlihat dari unsur-unsur
akan melaksanakan ujian dan setelah mengetahui pembentuk dalam novel ini, yaitu unsur intrinsik
nilai hasil ujiannya baik, Alif mengucapkan rasa dalam novel. Berdasarkan tema yang
syukur. Amak juga demikian, ia adalah orang diungkapkan, pengarang memberi motivasi
yang religius, ia yakin Tuhan mengetahui segala kepada pembaca untuk selalu berusaha dengan
perbuatan yang dilakukannya. Baso juga sungguh-sungguh dalam mewujudkan impian
memiliki sikap religius, ia mendeklarasikan yang diinginkan. Tema dalam novel ini secara
untuk menghafal Al-Quran. Nilai moral yang tidak langsung dibawakan oleh Alif dalam
berkaitan dengan inti hidup disampaikan oleh perjalanan meraih impian. Dalam penggambaran
Kiai Rais dalam setiap pidatonya. Dengan alur yang digunakan dalam novel Negeri 5
memahami inti dari hidup maka dalam setiap Menara, alur yang digunakan adalah alur
perbuatan tidak akan memikirkan kepentingan flashback, hal ini terlihat dari kisah Alif yang
diri pribadi, namun akan memperhatikan berada di Washington DC, Amerika Serikat
kepentingan umum atau kepentingan yang lebih sebagai seorang wartawan. Cerita berawal dari
besar. Bagi beliau semua aktivitas yang dilakukan keberadaan Alif di Washington DC. Alif
adalah bagian dari ibadah. Nilai moral yang menerima pesan singkat dari Atang, teman
melekat pada novel ini adalah sikap yang tidak Sahibul Menara ketika dia belajar di Pondok
memperbolehkan santri menonton televisi. Madani (PM). Seketika itu pula Alif teringat
Setiap santari tidak diperbolehkan menonton TV. dengan masa lalunya. Pikiran Alif yang terbang
Sikap dan perilaku ini didukung oleh seluruh jauh ke masa lalu memulai kisahnya sebelum
santri yang ada di pondok. Nilai budaya belajar di pondok dan pada saat berada di
merupakan nilai-nilai yang disepakati dan Pondok Madani. Setelah ingatannya akan masa
tertanam dalam suatu masyarakat yang lalu, cerita kembali kepada masa sekarang, di
mengakar. Nilai pedagogis yang ada kaitannya mana Alif berjanji berjumpa dengan Atang dan
dengan nilai budaya di dalam novel Negeri 5 Raja di London setelah pesan singkat yang
Menara adalah berkaitan dengan budaya dikirimkan Atang padanya. Latar dalam novel
menghormati dan menghargai orang tua. Budaya Negeri 5 Menara antara lain latar tempat yaitu
menghormati dan menghargai orang tua dalam Amerika, Pondok Madani Ponorogo Jawa
novel ini ditunjukan oleh Alif dengan mencium Timur, dan London., sedangkan latar waktu
kedua tangan orang tuanya ketika berpamitan yaitu pagi, sore hari, dan malam. Selain itu, latar
akan pergi ke pulau Jawa. Nilai sosial yang sosial dalam novel ini antara lain kehidupan Alif
terdapat di dalam novel Negeri 5 Menara adalah di Pondok Madani, yang awalnya menuruti
kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Nilai keinginan orangtua untuk sekolah di pondok dan
sosial berupa perhatian Kiai Rais yang kehidupan di pondok yang memiliki aturan ketat
menyatakan bahwa semua orang harus merubah dan disiplin. Dari segi tokoh dan penokohan,

6
Arif Wicaksono dkk / Jurnal Sastra Indonesia 3 (1) (2014)

Alif, sebagai tokoh utama digambarkan oleh menguasai bahasa Arab dan bahasa Inggris, hal
pengarang sebagai anak yang pandai, memiliki ini karena kedua bahasa itu adalah bekal setelah
cita-cita yang tinggi, jujur, dapat dipercaya, dan lulus dari pondok. Berdasarkan uraian tersebut
sungguh-sungguh dalam belajar. maka novel Negeri 5 Menara dapat dikatakan
Selain itu, amanat yang terkandung di novel yang bermanfaat.
dalam novel Negeri 5 Menara dapat memberikan Berdasarkan pemaparan tentang aspek
pembelajaran bagi pembaca yaitu untuk kesahihan, novel Negeri 5Menara memuat nilai
menggapai impian yang dilakukan adalah pedagogis yaitu nilai religius, nilai moral, nilai
dengan belajar sungguh-sungguh, berusahalah budaya, dan nilai sosial, novel Negeri 5 Menara
dengan kerja keras untuk meraih kesuksesan, memuat nilai estetis yang tergambar dalam unsur
bersemangatlah dalam menempuh pendidikan, intrinsik dalam novel tersebut, dan novel ini
dan jangan pernah meremehkan impian. menarik dan bermainfaat. Jadi, dapat
Berdasarkan uraian tersebut jelaslah bahwa disimpulkan bahwa novel Negeri 5Menara karya
dalam novel Negeri 5 Menara terdapat nilai A. Fuadi memenuhi kriteria aspek kesahihan dan
estetis yang membuat setiap unsur dalam novel dapat dijadikan sebagai pilihan bahan ajar sastra
ini indah dan menarik untuk dibaca. Indonesia di SMA/MA.
Novel Negeri 5 Menara ini adalah novel Kriteria pemilihan bahan ajar selanjutnya
yang menarik untuk dibaca. Apabila dilihat dari adalah aspek kesesuaian. Aspek kesesuaian
alur ceritanya, alur novel Negeri 5 Menara berkaitan dengan subjek didik. Kesesuaian novel
adalah alur flashback. alur tersebut menarik sebagai bahan ajar sastra yang baik dapat dilihat
untuk dibaca. Alur tersebut menceritakan tokoh dari segi bahasa, psikologi, dan lingkungan.
utama yaitu Alif yang sedang berada di Amerika Aspek kebahasaan dalam sastra tidak
Serikat kemudian teringat kembali bagaimana hanya ditentukan oleh masalah-masalah yang
perjuangan meraih mimpi. Alif memiliki dibahas, tetapi juga faktor lain seperti cara
keinginan setelah lulus SMP untuk melanjutkan penulisan yang dipakai pengarang dan kelompok
sekolah ke SMA, tetapi keinginan itu ditolak oleh pembaca yang ingin dijangkau pengarang. Cara
ibunya. Alif diperintahkan ibunya untuk masuk penulisan pengarang harus sudah dipahami oleh
sekolah agama. Karena takut disebut anak siswa, tidak berbelit-belit, tidak terlalu banyak
durhaka, maka Alif menuruti keinginan Ibunya. menggunakan kata-kata sulit.
Selama di Pondok Madani Alif menikmati Novel Negeri 5 Menara bahasa yang
kehidupan sebagai santri walau pada awalnya digunakan mudah dipahami walaupun kadang
tidak berniat sekolah di pondok. Alif berlebihan dalam pengungkapannya dan
mendapatkan pelajaran yang sangat berharga, menimbulkan beberapa tafsiran yang dapat
yaitu sekolah di pondok bukanlah penghalang mempengaruhi perkembangan bahasa siswa. Hal
untuk mewujudkan mimpinya. Alif selalu bekerja tersebut harus disikapi oleh guru dengan
keras untuk mewujudkan cita-citanya. Setelah memberikan arahan sehingga pembelajaran
sekian tahun berlalu akhirnya Alif lulus dari sastra dapat membantu peningkatan
pondok dan akhirnya cita-cita itu dapat tercapai. pemerolehan bahasa pada siswa.
Selain menarik, novel Negeri 5 Menara Bahasa yang digunakan dalam novel
juga bermanfaat, yaitu memberikan informasi Negeri 5 Menara karya A. Fuadi beragam,
bagaiman sekolah di pondok yang sebenarnya, diantaranya adalah penggunaan bahasa inggris
karena banyak yang memandang kalau sekolah “Good morning my friend, yang berarti “Selamat
di pondok itu hanya belajar tentang agama. pagi teman”, tentunya mudah dipahami oleh
Cerita dalam novel ini mampu mengubah anak SMA/MA, pernyataan tersebut adalah
anggapan tersebut. Karena selain belajar ilmu pernyataan yang sederhana tentang sapaan ketika
agama di pondok juga ada berbagai kegiatan di bertemu teman di pagi hari dan hal ini sudah
luar jam belajar, salah satunya adalah kegiatan dipelajari oleh anak SMA/MA. Selain
olahraga.Selain itu santri juga diwajibkan untuk penggunaan bahasa Inggris, pengarang juga

7
Arif Wicaksono dkk / Jurnal Sastra Indonesia 3 (1) (2014)

menggunakan bahasa Arab. Hal ini karena baik dari tokoh Alif. Pelajaran yang dapat
bahasa Bahasa Arab merupakan alat komunikasi dicontoh dari Alif adalah selalu berusaha dengan
sehari-hari di Pondok Madani. Seperti sungguh dan hasilnya akan memuaskan.
“uthulubul ilma walau bisshin”, artinya tuntutlah Berdasarkan uraian tersebut, secara psikologi
ilmu, bahkan walau ke negeri sejauh Cina. siswa SMA/MA sama matangnya dengan tokoh
Selain penggambaran tokoh, pengarang Alif.
juga menggunakan gaya bahasa dalam Aspek kesesuaian yang berhubungan
menyampaikan maksudnya. Salah satunya dengan subjek didik selanjutnya yaitu
menggunakan gaya bahasa personofikasi untuk lingkungan. Siswa akan tertarik pada karya-karya
mengibaratkan suatu benda mati seperti hidup. sastra dengan latar belakang yang erat
Tapi semakin jauh bus berlari, semakin hubungannya dengan latar belakang kehidupan
gelisah hatiku. (N5M hlm. 16) mereka. Dalam novel Negeri 5 Menara
Frase berlari dalam kutipan tersebut digambarkan tentang kehidupan Alif saat sekolah
menggambarkan bus seperti benda hidup yang di Pondok Madani. Melalui penggambaran yang
bisa berlari. Karena bus itu bergerak dengan demikian diharapkan siswa SMA/MA dapat
cepat, pengarang pun menggunakan istilah mengetahui kehidupan yang akan mereka jalani
“berlari”. Penggunaan gaya bahasa dalam novel ketika mereka jauh dari orangtua.
Negeri 5 Menara karya A. Fuadi ini dapat Siswa dapat belajar hidup mandiri melalui
meningkatkan penguasaan gaya bahasa siswa. tokoh Alif yang harus jauh menuntut ilmu
Aspek kesesuaian yang berhubungan sampai ke Jawa Timur. Siswa SMA/MA yang
dengan subjek didik adalah psikologi Aspek memiliki cita-cita tinggi seperti Alif pun dapat
psikologi berkaitan dengan psikologi tokoh yang bersemangat dan dapat mengetahui kehidupan di
ada dalam novel dan berkaitan dengan luar daerah yang berbeda dengan kehidupan di
kehidupan tokoh-tokohnya, serta peristiwa yang tanah kelahiran.
menyertainya. Beberapa hal tersebut dapat Berdasarkan pemaparan tentang aspek
mempengaruhi psikologi siswa dalam berpikir kesesuaian, bahasa yang digunakan novel Negeri
dan bertindak. Salah satu tokoh yang mampu 5Menara tidaklah sulit untuk dimengerti oleh
menggerakkan psikologi siswa adalah tokoh siswa dan penggunaan bahasa asing semakin
utama, Alif. menambah kosakata bahasa asing siswa.
Alif dalam segala kegiatan selalu Perkembangan psikologi SMA/MA berada pada
menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam tahap generalisasi, siswa dapat menentukan
menyelesaikan tugas. Prestasi yang ditorehkan sebab akibat dari peristiwa yang dialami Alif dan
Alif ketika SMP menunjukkan kesungguhannya dapat mengambil pelajaran yang baik dari tokoh.
menyelesaikan tugas belajar dengan cemerlang. Lingkungan yang diungkapkan dalam novel ini
Nilai ujian Alif termasuk sepuluh yang tertinggi membuat siswa dapat belajar hidup mandiri
di Kabupaten Agam. Perjuangan Alif melalui tokoh Alif yang harus jauh menuntut
menyelesaikan tugas-tugasnya mencapai ilmu sampai ke Jawa Timur. Jadi, dapat
kesuksesan. Nilai yang baik diperoleh Alif. Hal disimpulkan bahwa novel Negeri 5Menara karya
tersebut membuktikan bahwa belajar yang A. Fuadi memenuhi kriteria aspek kesesuaian
sungguh-sungguh pasti menuai kesuksesan. yang berkaitan dengan subjek didik dan dapat
Berdasarkan uraian yang dialami Alif dijadikan sebagai pilihan bahan ajar sastra
tentunya akan berpengaruh terhadap sifat dan Indonesia di SMA/MA.
perilaku siswa SMA/MA untuk selalu berusaha Dari hasil analisis ini, dapat disimpulkan
dengan sungguh dalam segala hal. Siswa bahwa novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi
SMA/MA dalam perkembangan psikologi memperlihatkan unsur intrinsik, memenuhi
berada pada tahap generalisasi, siswa dapat aspek kesahihan, dan aspek kesesuaian yang
menentukan sebab akibat dari peristiwa yang menjadi kriteria bahan ajar sastra yang baik,
dialami Alif dan dapat mengambil pelajaran yang sehingga novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi

8
Arif Wicaksono dkk / Jurnal Sastra Indonesia 3 (1) (2014)

ini dapat dijadikan sebagai pilihan bahan ajar http://dx.doi.org/10.5539/elt.v5n8p103 [diunduh 4


sastra Indonesia di SMA/MA. Agustus 2012].
Wellek, Rene & Austin W. 1995. Teori Kesusastraan.
(Terj. Melani Budianta). Jakarta:
PENUTUP
Gramedia.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut


dapat disimpulkan bahwa novel Negeri 5 Menara
karya A. Fuadi memperlihatkan unsur intrinsik,
memenuhi aspek kesahihan, dan aspek
kesesuaian yang menjadi kriteria bahan ajar
sastra yang baik, sehingga novel Negeri 5 Menara
ini dapat dijadikan sebagai pilihan bahan ajar
sastra Indonesia di SMA/MA.
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan
agar penelitian ini dapat menambah khazanah
penelitian tentang pemilihan bahan ajar sastra
dan diharapkan dapat dianalisis dengan kajian
yang berbeda misalnya, nilai-nilai islam dalam
novel Negeri 5 Menara sebagai pilihan bahan ajar
sastra. Selain itu juga diharapkan dapat
dimanfaatkan oleh guru dalam pembelajaran
sastra Indonesia di SMA maupun MA.

DAFTAR PUSTAKA

Devi, Wika Sofiana. 2010. “Karakter Tokoh Ikal dan


Lintang dalam Novel Laskar Pelangi Karya
Andrea Hirata dan Kelayakannya sebagai
Bahan Pembelajaran di SMA”. Skripsi.
Unnes.
Endraswara, Suwardi. 2005. Metode dan Teori
Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Buana
Pustaka.
Kumalasari, Nur Indra. 2012. “Novel Ranah Tiga
Warna karya A. Fuadi sebagai Bahan
Ajar Sastra Berbasis Pendidikan Karakter di
SMA/MA”. Skripsi. Unnes.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra.
Yogyakarta: Kanisius.
Rahmawati, Rina. 2010. “Novel Laskar Pelangi Karya
Andrea Hirata Sebagai Alternatif
Pembelajaran Sastra di SMA”. Skripsi. Unnes.
Suharianto, S. 2009. Menuju Pembelajaran Sastra yang
Apresiatif. Semarang: Bandungan
Institute.
Tsai, Chih-hsin. 2012. Students Perceptions of Using a
Novel as Main Material in the EFL Reading
Course. ELT Journal, 5(8), 103-112

Anda mungkin juga menyukai