Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

MANAJEMEN KEUANGAN BISNIS

NAMA : ACHMAD EPRELIAN GILANG PRAJA


NIM : 043007895
JURUSAN : ILMU ADMINISTRASI BISNIS
1. Perusahaan DEF memiliki total piutang usaha sebesar Rp180,000. Mereka sedang
mempertimbangkan untuk menerapkan biaya denda keterlambatan pembayaran sebesar 2%
dari nilai piutang kepada pelanggan yang membayar melewati batas waktu 60 hari. Jika biaya
modal perusahaan adalah 9%, apakah penerapan biaya denda ini akan menguntungkan dari
segi biaya modal?

2. Perusahaan Delta memiliki persediaan rata-rata senilai Rp120,000. Biaya pemesanan untuk
pesanan persediaan baru adalah Rp300, dan biaya penyimpanan per unit per tahun adalah
Rp15. Jika permintaan tahunan adalah 4,000 unit, berapa ukuran pesanan optimal
berdasarkan Model Ekonomi Pesanan (Economic Order Quantity)?

3. Perusahaan Manufaktur DEF menggunakan bahan baku dalam proses produksi dengan
tingkat permintaan rata-rata 800 unit per bulan. Waktu pemesanan dan pengiriman dari
pemasok adalah 20 hari. Waktu siklus pemesanan perusahaan adalah 40 hari. Standar deviasi
permintaan harian adalah 12 unit. Berapa reorder point yang harus dihitung untuk menjaga
kelancaran produksi?

4. Toko C menjual produk dengan permintaan rata-rata sebanyak 80 unit per hari. Waktu
pemesanan dan pengiriman dari pemasok adalah 10 hari. Berapa reorder point yang perlu
ditetapkan untuk menjaga ketersediaan stok?
JAWABAN :

1. Untuk menentukan apakah penerapan denda keterlambatan pembayaran sebesar 2% pada


rekening yang telah jatuh tempo hemat biaya dibandingkan dengan biaya modal
perusahaan, kita perlu menghitung biaya modal dan membandingkannya dengan
pendapatan yang diharapkan dari denda tersebut.

Diberikan:

Jumlah Piutang: Rp180.000 Denda keterlambatan pembayaran: 2% dari saldo terutang

Batas waktu pembayaran: 60 hari Biaya modal: 9%

Untuk menghitung pendapatan yang diharapkan dari denda, kita perlu memperkirakan persentase
pelanggan yang terlambat membayar dan jumlah rata-rata rekening yang telah jatuh tempo.

Anggaplah 20% pelanggan akan terlambat membayar, sehingga mengakibatkan rekening tunggakan
sebesar Rp36.000 (20% dari Rp180.000). Pendapatan yang diharapkan dari penalti adalah 2% dari
Rp36.000, yaitu Rp720.

Untuk menentukan apakah penerapan penalti tersebut hemat biaya, kami membandingkan
pendapatan yang diharapkan dari penalti (Rp720) dengan biaya modal. Jika pendapatan yang
diharapkan lebih tinggi dari biaya modal, penerapan penalti akan bermanfaat.

Dalam hal ini biaya modalnya adalah 9%. Jika pendapatan yang diharapkan dari denda (Rp720) lebih
tinggi dari 9% rekening yang telah jatuh tempo (Rp36.000 * 9% = Rp3.240), maka penerapan penalti
akan hemat biaya.

Oleh karena itu, penerapan denda keterlambatan pembayaran sebesar 2% akan bermanfaat dari
sudut pandang biaya modal.

2. Untuk menghitung ukuran pesanan optimal berdasarkan model Economic Order Quantity
(EOQ), diperlukan informasi berikut:

Nilai persediaan rata-rata: Rp120.000

Biaya pemesanan per pesanan: Rp300

Biaya penyimpanan per unit per tahun: Rp15

Permintaan tahunan: 4.000 unit

Rumus untuk menghitung EOQ adalah: EOQ = sqrt((2 * permintaan tahunan * biaya pemesanan per
pesanan) / biaya penyimpanan per unit per tahun)

Substitusikan nilai yang diberikan ke dalam rumus: EOQ = sqrt((2 * 4,000 * Rp300) / Rp15) = sqrt(2 *
4,000 * 20) = sqrt(160,000) = 400

Oleh karena itu, ukuran pesanan optimal berdasarkan model EOQ adalah 400 unit.
3. Untuk menghitung titik pemesanan kembali guna menjaga kelancaran produksi, diperlukan
informasi sebagai berikut:

Permintaan bulanan rata-rata: 800 unit

Waktu tunggu (waktu pemesanan dan pengiriman dari pemasok): 20 hari

Waktu siklus pemesanan: 40 hari Standar deviasi permintaan harian: 12 unit

Rumus untuk menghitung reorder point adalah: Reorder Point = (Rata-rata permintaan harian * Lead
time) + Safety stock

Untuk menghitung rata-rata permintaan harian, kami membagi rata-rata permintaan bulanan
dengan jumlah hari kerja dalam sebulan. Dengan asumsi 30 hari kerja dalam sebulan: Rata-rata
permintaan harian = Rata-rata permintaan bulanan / Jumlah hari kerja = 800 unit / 30 hari = 26,67
unit per hari (dibulatkan menjadi 2 desimal)

Untuk menghitung stok pengaman, kita kalikan simpangan baku permintaan harian dengan akar
kuadrat waktu tunggu: Stok pengaman = Simpangan baku permintaan harian * sqrt(Lead time) = 12
unit * sqrt(20 hari) = 12 unit * 4,47 = 53,64 satuan (dibulatkan menjadi 2 desimal)

Mengganti nilai tersebut ke dalam rumus titik pemesanan kembali: Titik Pemesanan Ulang = (26,67
unit per hari * 20 hari) + 53,64 unit = 533,4 unit + 53,64 unit = 587,04 unit (dibulatkan menjadi 2
tempat desimal)

Dengan demikian, titik pemesanan kembali (reorder point) untuk menjaga kelancaran produksi
sebanyak 587,04 unit.

4. Untuk menentukan titik pemesanan kembali guna menjaga ketersediaan stok, diperlukan
informasi sebagai berikut:

Rata-rata permintaan harian: 80 unit

Lead time (waktu pemesanan dan pengiriman dari pemasok): 10 hari

Rumus untuk menghitung reorder point adalah: Reorder Point = Rata-rata permintaan harian * Lead
time Mengganti nilai yang diberikan ke dalam rumus: Titik Pemesanan Ulang = 80 unit * 10 hari =
800 unit Oleh karena itu, titik pemesanan kembali untuk menjaga ketersediaan stok sebanyak 800
unit.

Anda mungkin juga menyukai