Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PSIKOLOGI ABNORMAL

ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER (ADHD)

Dosen Pembimbing : Sri Ayu Melani S.kep M.Psi

Disusun Oleh :

Cut Intan Faadiah Putri


P00320223062

PROGRAM D III KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES ACEH

2023/2024
ABSTRAK

Makalah ini menguraikan gangguan perhatian dan hiperaktivitas (Attention


Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD) sebagai salah satu gangguan psikologis
yang umum terjadi pada anak-anak dan dapat berlanjut hingga usia dewasa. Dalam
makalah ini, penulis akan menjelaskan definisi ADHD, mengidentifikasi gejala-
gejala utamanya, dan memberikan contoh kasus yang menggambarkan variasi
dalam manifestasi gangguan ini.
Pertama, makalah ini merinci definisi ADHD sebagai gangguan
neuroperilaku yang ditandai oleh ketidakmampuan menjaga perhatian,
hiperaktivitas, dan impulsivitas yang berlebihan, yang dapat mengganggu fungsi
sosial, akademik, dan pekerjaan individu yang terkena. Penulis juga membahas
faktor-faktor yang berperan dalam perkembangan ADHD, termasuk faktor genetik,
lingkungan, dan neurobiologis.
Selanjutnya, makalah ini mengidentifikasi gejala-gejala khas ADHD,
seperti kesulitan berkonsentrasi, sering bergerak tanpa henti, kesulitan mengikuti
instruksi, dan impulsivitas dalam pengambilan keputusan. Melalui contoh kasus
yang diambil dari situasi nyata, penulis menggambarkan beragam cara gejala-gejala
ini dapat muncul dalam kehidupan sehari-hari individu dengan ADHD.
Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang ADHD,
baik di kalangan profesional kesehatan mental maupun masyarakat umum. Penulis
menggarisbawahi pentingnya diagnosis dini dan intervensi yang tepat dalam
mengatasi ADHD dan memperbaiki kualitas hidup individu yang terkena
dampaknya. Kesadaran tentang variasi gejala dan perjalanan kasus ADHD melalui
contoh konkret diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam
tentang gangguan ini.

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur atas izin dan petunjuk Allah Subhana Wa
Taalah, sehingga penyelesaian Makalah Judul: “(Attention Deficit Hyperactivity
Disorder)” dapat diselesaikan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
petunjuk dan hidayahnya bagi kita semua.
Dalam konteks ini, penulis akan menjelaskan definisi ADHD,
mengidentifikasi gejala-gejala utamanya, dan memberikan contoh kasus yang
menggambarkan variasi dalam manifestasi gangguan ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca yang sedang
mempelajari ilmu psikologi terutama mengenai perilaku abnormal.
Penulis menyadari bahwa penyusunan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Karena kesempurnaan hanyalah milik-Nya dan tiada manusia yang luput dari salah
dan khilaf. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga saran dan
kritik tersebut menjadi motivasi kepada penulis untuk lebih tekun lagi belajar.
Amin.

Langsa, 29 September 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 1
1.3 Tujuan Pembahasan ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
2.1 Definisi Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)................... 3
2.2 Gejala-gejala Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) ........... 4
2.3 Contoh Kasus Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) .......... 4
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 8
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 8
3.2 Saran ..................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 9

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah salah satu
gangguan neuroperilaku yang paling umum diidentifikasi pada anak-anak, dan
seringkali berlanjut hingga masa dewasa. Kondisi ini memiliki dampak yang
signifikan pada kehidupan individu yang terkena, termasuk dalam hal prestasi
akademik, hubungan sosial, dan produktivitas dalam lingkungan kerja. Oleh karena
itu, pemahaman yang mendalam tentang ADHD, baik dari segi definisi, gejala,
maupun contoh kasus yang relevan, sangat penting untuk memungkinkan diagnosis
yang tepat waktu dan perawatan yang efektif.
Pemahaman yang lebih baik tentang variasi gejala ADHD, seperti yang
digambarkan dalam contoh kasus, dapat membantu memecahkan stigmatisasi dan
stereotip yang seringkali melekat pada gangguan ini. Hal ini penting dalam
membuka pintu untuk pendekatan yang lebih empatik dan efektif dalam menangani
individu yang hidup dengan ADHD.
Kesimpulannya, latar belakang pembahasan ini menekankan pentingnya
pembahasan mendalam tentang ADHD, termasuk definisinya, gejala-gejalanya,
dan contoh kasus. Hal ini relevan untuk memahami dampaknya pada individu dan
masyarakat serta untuk meningkatkan upaya diagnosis dan pengelolaan yang lebih
baik terhadap ADHD.

1.2 Rumusan Masalah


Makalah ini akan membahas permasalahan berikut ini:
A. Definisi Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
B. Gejala - gejala Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
C. Contoh kasus Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

1
1.3 Tujuan Pembahasan
Dalam konteks makalah ini, tujuan pembahasan adalah untuk menganalisis
dan menjelaskan dengan jelas apa yang dimaksud dengan ADHD, sehingga
pembaca memahami esensi dari gangguan ini dari segi klinis dan teoritis,
Menyoroti gejala-gejala utama yang mengidentifikasi ADHD, seperti
ketidakmampuan menjaga perhatian, hiperaktivitas, dan impulsivitas. Hal ini
bertujuan agar pembaca dapat mengenali ciri-ciri khas yang ada pada individu yang
mungkin mengalami ADHD, serta menggunakan contoh kasus nyata untuk
mengilustrasikan berbagai cara gejala ADHD dapat muncul dalam kehidupan
sehari-hari individu. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran konkret dan
kontekstual tentang gangguan ini..
Dengan mencapai tujuan-tujuan ini, makalah ini akan memberikan
pemahaman yang lebih mendalam tentang perilaku abnormal Attention Deficit
Hyperactivity Disorder (ADHD).

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)


Attention deficit hyperactivity disorder atau biasa dikenal dengan ADHD
adalah kondisi ketika terjadinya gangguan perkembangan saraf yang berpengaruh
pada motorik (gerakan) seseorang. ADHD adalah gangguan perkembangan yang
paling sering ditemui pada anak-anak usia sekolah dan pra-sekolah, dan dalam
populasi anak sekolah di Indonesia, ada 2-4 % anak menderita ADHD.
Gangguan ADHD ini dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1) Dominan inatensi: pengidap ADHD kelompok ini akan kesulitan untuk
fokus dan memusatkan perhatiannya terhadap satu hal.
2) Dominan hiperaktif-impulsif: pengidap ADHD kelompok ini akan
bertindak hiperaktif dan impulsif (berbuat tanpa memikirkan dampaknya).
3) Kombinasi inatentif dan hiperaktif-impulsif: merupakan gabungan dari dua
kelompok ADHD lainnya.
Selain itu, dewasa dengan ADHD memiliki resiko yang lebih tinggi untuk
bunuh diri, menjadi pecandu obat-obatan, pengangguran maupun tahanan, lebih
mudah terluka, mengalami kecelakaan maupun melakukan pelanggaran lalu lintas
serta cenderung memiliki hubungan keluarga yang buruk serta konflik interpersonal
dengan rekan-rekannya.
Ada beberapa faktor risiko yang bisa memicu terjadinya ADHD adalah
sebagai berikut :
1) Cedera otak
2) Kelahiran prematur
3) Berat badan bayi baru lahir yang rendah
4) Paparan zat kimia, seperti timah, ketika sang ibu dalam masa kehamilan
5) Kebiasaan merokok serta mengonsumsi alkohol berlebih ketika sang ibu
dalam masa kehamilan
6) Kurangnya perhatian orang tua

3
2.2 Gejala-gejala Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Pengertian Gejala ADHD dapat bervariasi pada setiap individu, namun
secara umum dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu inatensi, hiperaktif, dan
impulsif. Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai gejala ADHD:
1) Inatensi
 Kesulitan memusatkan perhatian pada satu hal dalam waktu yang lama
 Mudah teralihkan perhatian oleh hal-hal yang tidak penting
 Sulit mengikuti instruksi atau tugas yang rumit
 Tidak dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang dimulai
 Sering lupa atau kehilangan barang-barang penting
2) Hiperaktif
 Sulit untuk duduk diam atau tetap pada satu tempat
 Sering bergerak-gerak atau menggeliat
 Sulit untuk bermain atau melakukan kegiatan dengan tenang
 Berbicara terlalu banyak atau terlalu cepat
3) Impulsif
 Bertindak tanpa memikirkan konsekuensi yang mungkin terjadi
 Sulit menunggu giliran atau menahan diri dalam situasi tertentu
 Sering memotong pembicaraan orang lain atau mengganggu kegiatan
orang lain
Gejala ADHD dapat memengaruhi fungsi atau perkembangan seseorang.
Meskipun gejala ADHD dapat terlihat pada anak-anak, namun kondisi ini juga
dapat terjadi pada orang dewasa.

2.3 Contoh Kasus Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)


LH merupakan subyek penelitian di sekolah dasar islam terpadu Surabaya.
Sejak kecil LH sudah memiliki kesulitan untuk mengontrol perilakunya. Perilaku
hiperaktif membuat LH tidak mampu duduk dalam keadaan diam. Melakukan
kegiatan semaunya dan tidak menghiraukan perintah dari orang tua, shadow, guru
dan terapis. LH juga memiliki kesulitan untuk berkonsentrasi dalam belajar.
Kesulitan ini seperti tidak mampu fokus ketika belajar di dalam kelas, tidak mampu

4
mengerjakan tugas secara mandiri, tidak mendengarkan perintah atau instruksi
guru, tidak mampu duduk diam, mengerjakan kegiatan di luar aktivitas belajar di
dalam kelas.
Ketika peneliti melakukan observasi kepada LH di dalam kelas, LH
mengalami kesulitan untuk fokus pada kegiatan belajar di dalam kelas, karena LH
tidak mampu belajar dalam keadaan diam. LH sering berdiri dari tempat duduk,
dalam 1 menit LH mampu berdiri sebanyak 5 kali dari tempat duduk. LH sering
melihat teman-temannya ketika guru menerangkan di depan kelas. Suka menggigit
pensil hingga patah, dan menggoyangkan kursi. Ketika guru memberikan tugas, LH
sering tidak mampu mengerjakan sendiri. LH sering melihat teman-temannya,
mencoret-coret meja, mengganggu teman seperti memukul teman, mencubit, dan
mengambil barang milik teman. LH sering jalan dan lari-lari di dalam kelas ketika
proses belajar mengajar. Biasanya LH berjalan menuju meja guru dan mengajak
guru berbicara. Selain itu LH juga jalan-jalan menuju bangku temannya baik untuk
melihat apa yang dikerjakan oleh temannya atau mengganggu teman.
LH juga sering keluar dari kelas seperti berlari menuju perpustakaan dan
juga ruang guru. Ketika berada di dalam perpustakaan biasanya LH mengambil
buku tentang dinosaurus. Namun ketika keluar menuju ruang guru, LH sering
memakan dan meminum apa yang ada di meja guru. Saat belajar di dalam kelas
subyek dibantu oleh shadow teacher (guru pendamping) untuk dapat menyelesaikan
tugas yang diberikan guru dengan baik. Dampingan ini berupa membuka hal buku,
membacakan soal yang ada di papan tulis, menuliskan soal dan jawaban yang
diberikan oleh LH. Di sekolah LH juga menjalani terapi, terapi dilakukan seminggu
3 kali.
Berdasarkan hasil triangulasi data dari peneliti, konsentrasi belajar anak
yang mengalami ADHD di Sekolah Inklusi Surabaya yaitu berupa mengalihkan
perhatian ketika guru berbicara atau memberikan instruksi pada subyek. Hal ini
seperti memainkan pensil, menggigit pensil, melihat kearah teman-temannya dan
mengganggu teman-temannya. Ketika dipanggil untuk mengerjakan soal atau tugas
subyek kadang menjawab tapi tidak melihat guru atau tidak menghiraukan perintah
guru. Guru juga sering mengulang-ulang instruksi pada subyek agar subyek fokus

5
kembali. Perilaku yang ditunjukkan oleh subyek penelitian mendukung pernyataan
Pfiffner & Barkley (1990), yang menyebutkan bahwa di kelas anak-anak ADHD
sering menunjukkan masalah perilaku. Anakanak ADHD lebih sulit merespon
pengajaran dan kurang mampu menyelesaikan tugas akademik dibandingkan
dengan teman sebayanya.
Penyebab subyek tidak mampu fokus adalah karena subyek mengalami
ADHD. Penyebab lain yaitu ketika subyek mulai bosan belajar di dalam kelas dan
kesulitan pada pelajaran. Dalam meningkatkan konsentrasi belajar subyek, peneliti
menemukan tiga model bimbingan belajar yang dilakukan pada subyek di SDN V
Babatan Surabaya.

Model bimbingan belajar di sekolah inklusi, guru melakukan konsultasi


pada terapis ketika menemukan permasalahan saat membimbing subyek di dalam
kelas, kemudian guru dapat mengombinasikan cara penanganan dari terapis dan
guru sendiri kepada subyek.
Model bimbingan belajar ini kurang efektif karena guru melakukan
penanganan sendiri pada subyek walau kadang guru melakukan konsultasi. Model
bimbingan kedua yaitu terapis memberikan cara penanganan dan bimbingan belajar
pada orangtua untuk subyek ketika berada di rumah, setelah itu orangtua dapat
menerapkan secara langsung pada subyek. Model bimbingan ini sebenarnya cukup
efektif jika dilakukan oleh orangtua dalam meningkatkan konsentrasi belajar
subyek. Hal ini karena dengan bimbingan yang tepat membuat anak mampu belajar
dengan baik.

6
Pada model bimbingan ketiga, terapis memberikan terapi pada subyek untuk
meningkatkan konsentrasi belajar subyek dan perubahan perilaku yang lebih baik.
Terapi yang diberikan yaitu terapi perilaku, dan terapi permainan.
Pada subyek penelitian di Sekolah Islam Terpadu Surabaya konsentrasi
belajar ditunjukkan perilaku berupa kurang mampu untuk fokus dalam menerima
materi yang diberikan oleh guru kelas. Subyek juga mudah sekali mengalihkan
perhatian pada temantemannya, sulit untuk fokus atau konsentrasi karena subyek
tidak mampu belajar dalam keadaan diam. Hal ini yang membuat subyek memiliki
kecenderungan gaya belajar kinestetik.
Ketika subyek sulit untuk fokus dan konsentrasi dalam proses belajar di
kelas dan menyelesaikan tugastugasnya, biasanya subyek akan didampingi oleh
shadow (guru pendamping). Bimbingan shadow yang berupa mengambilkan buku
subyek, membacakan soal, dan membantu subyek untuk tetap duduk diam sangat
membantu sekali dalam meningkatkan konsentrasi belajar subyek.
Dalam meningkatkan konsentrasi belajar subyek, peneliti menemukan
empat model dalam bimbingan belajar yang dilakukan pada subyek di sekolah
Islam Terpadu Surabaya.

Model bimbingan yang ditemukan di sekolah Islam Terpadu Surabaya yaitu


terapis memberikan pelatihan kepada guru kelas, shadow, dan orangtua untuk
membimbing dan mendampingi subyek ADHD dalam belajar. Model bimbingan
ini sangat efektif jika dilakukan secara intensif, karena dengan pemberian
penanganan yang tepat saat di sekolah dan juga di rumah akan mampu
meningkatkan konsentrasi belajar subyek

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam makalah ini, penulis telah menjelajahi gangguan perhatian dan
hiperaktivitas (Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD) dengan fokus
pada definisi, gejala, dan contoh kasus yang mendalam. Melalui pembahasan ini,
kita dapat mengambil beberapa kesimpulan penting:
ADHD adalah Gangguan yang Signifikan: ADHD adalah gangguan
neuroperilaku yang memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan individu
yang terkena, termasuk dalam hal prestasi akademik, hubungan sosial, dan
produktivitas kerja.
Gejala Utama ADHD: Gejala utama ADHD melibatkan ketidakmampuan
menjaga perhatian, hiperaktivitas, dan impulsivitas yang berlebihan. Gejala-gejala
ini dapat sangat bervariasi antara individu yang berbeda.
Dengan demikian, pemahaman yang lebih baik tentang ADHD adalah
langkah pertama dalam menghadapinya secara efektif. Dalam upaya untuk
mengurangi dampak negatifnya pada kehidupan individu yang terkena,
pengetahuan yang lebih mendalam, diagnosis yang akurat, serta pendekatan
perawatan yang holistik dan inklusif sangat penting. Makalah ini diharapkan dapat
memberikan panduan yang bermanfaat bagi pembaca untuk memahami dan
mengatasi ADHD dengan lebih baik.
3.2 Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun
nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari
para pembaca.

8
DAFTAR PUSTAKA

(N.d.). Retrieved from https://www.siloamhospitals.com/informasi-


siloam/artikel/apa-itu-adhd
Ng, Natasha, et al. "Perancangan Buku Interaktif Sebagai Media Pendukung Terapi
Anak-anak Adhd Usia 6-8 Tahun." Jurnal Desain Komunikasi Visual
Adiwarna, vol. 1, no. 8, 2016.
Zaviera, F. (2007). Anak hiperaktif (cara cerdas menghadapi anak hiperaktif dan
gangguan konsentrasi). Jogjakarta: Kata Hati
American Psychiatric Association. Diagnostic And Statistical Manual Of Mental
Disorders (5th ed.).(2013). Washington, D.C.: Author.
ADHD. (2023). Retrieved from https://www.alodokter.com/adhd
(N.d.). Retrieved from https://www.nhs.uk/conditions/attention-deficit-
hyperactivity-disorder-adhd/symptoms/
Fadli, dr. R. (2023). Apa itu ADHD? Gejala, Penyebab & Pengobatan. Retrieved
from https://www.halodoc.com/kesehatan/adhd
Anjani, Ayu T. "Studi Kasus Tentang Konsentrasi Belajar pada Anak Adhd
(Attention Deficit Hyperactivity Disorder) di Sdit At-taqwa Surabaya dan
Sdn V Babatan Surabaya." Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling
UNESA, vol. 2, no. 1, 2013.

Anda mungkin juga menyukai