Anda di halaman 1dari 16

PENERAPAN TEORI BEHAVIORISME DALAM MENGATASI

MASALAH PERILAKU PADA ANAK-ANAK DENGAN GANGGUAN


DEFISIT PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS (ADHD)

MATA KULIAH SEJARAH DAN ALIRAN PSIKOLOGI


DOSEN PENGAMPU
QURROTA A’YUNI FITRIANA, S.Psi, M.Psi, Psikolog

KELOMPOK 3
Dheananda Putri Alfarizi / 23010664473
Iftitah Kharismayati / 23010664450
Farrel Naufal Firdaus / 23010664458
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (YME) yang telah
memberikan rahmat dan kesehatan kepada kita sehingga kami dapat menyelesaikan
artikel berjudul “Penerapan Teori Perilaku untuk Mengatasi Masalah Perilaku pada
Anak Attention Deficit Hyperactivity Disorder” dengan lancar dan tepat waktu.
Artikel ini menjelaskan bagaimana kepribadian seseorang berkembang
melalui observasi. Penulis juga mencoba membahas isi artikel ini secara detail dan
sistematis, dengan menggunakan bahasa yang baik dan tepat agar membantu
pembaca lebih mudah memahami artikel ini.
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk menyelesaikan pekerjaan rumah
saya tentang sejarah dan psikologi. Selain itu, kami berharap artikel ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan penulis mengenai teori perilaku dalam pengobatan
masalah perilaku pada anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder
(ADHD).
Dalam menyelesaikan makalah ini, mohon saran dari dosen yang peneliti
terima agar dapat diselesaikan tepat waktu. Untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penulisan artikel ini,
khususnya Ibu Qurrota A'yuni Fitriana, S,Psi., M.Psi

Surabaya, 12 November 2023


Hormat

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

PENGANTAR ....................................................................................................... I

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... II

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................2
1.3 Tujuan ........................................................................................................2

BAB II ANALIS BERDASARKAN TEORI........................................................3

2.1 Landasan Teori ...........................................................................................3


2.2 Perilaku Implusif.........................................................................................3
2.3 Penguatan Dorongan Positif ......................................................................4
2.4 Hiperaktifitas ..............................................................................................4
2.5 Teknik Modifikasi Prilaku ..........................................................................5
2.6 Kolaborasi Pendekatan ...............................................................................5

BAB III PENYELESAIAN....................................................................................7

3.1 Pengertian Perilaku Anak ADHD ...............................................................7


3.2 Penyebab Perilaku ADHD ..........................................................................7
3.3 Upaya yang dapat dilakukan ......................................................................8

BAB IV PENUTUP ..............................................................................................10

2.1 Kesimpulan ..............................................................................................10


2.2 Saran ........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Seiring dengan berkembangnya teknologi menyebar hingga seluruh
kalangan. Tidak terkecuali anak-anak pun dapat menggunakannya. Dampak
yang didapat apabila terlalu sering terpapar gadget yaitu GPPH. Attention
Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau dapat juga disebut dengan
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) dapat
didefinisikan sebagai usia perkembangan yang tidak tepat dari gangguan
pemusatan perhatian, hiperaktif-impulsif, atau keduanya. Dapat diketahui
dari hal ini bahwa GPPH merupakan gangguan pada kejiwaan dan
perkembangan seperti gangguan menentang oposisional, gangguan perilaku,
gangguan kecemasan, gangguan depresi, dan gangguan bicara serta belajar
(American Psychiatric Association 2013, dan Dulcan. M, 1997 disitasi Tong,
Xiong dan Tan, 2016, h1).
Alasan mengapa bermain gadget bisa menimbulkan GPPH adalah
karena dapat menimbulkan gangguan pemusat perhatian dan hiperaktivitas.
Apalagi anak masih berada pada golden periode dimana otak anak
berkembang secara pesat dan harus sering diberi stimulus supaya syaraf-
syaraf pada otak nya dapat bekerja dengan baik. Apabila adanya gangguan
atau perkembangan anak terlambat diharapkan kepada orang tua untuk
memeriksakan dan memberikan perhatian lebih kepada anak. Anak dengan
pola asuh yang kurang baik juga dapat berpengaruh.
Di Indonesia sendiri masih belum terdapat data yang menyebutkan
secara jelas dan pasti terkait angka kejadian dari GPPH. Hal ini dikarenakan
belum banyak studi yang membahas terkait hal tersebut dan pelaksanaan
survei belum merata disetiap daerah di Indonesia. GPPH bisa mengganggu
konsentrasi pada anak terutama di lingkungan sekolah. Anak akan mudah
terdistraksi pada hal lain dan kurang memperhatikan apa yang guru atau

1
temannya sampaikan. Hal ini tentunya akan berpengaruh kepada performa
akademiknya.

1.2 Rumusan masalah


Adapun suatu rumusan masalah yang dapat ditarik dari latar
belakang sebagai berikut:
1. Pengertian perilaku anak ADHD ?
2. Apa penyebab perilaku ADHD ?
3. Bagaimana cara menghadapi perilaku impulsif pada anak ADHD
melalui penerapan pendekatan teori behavioristik?
4. Bagaimana upaya untuk mengurangi perilaku impulsif pada anak
ADHD ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penulisan makalah adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian perilaku anak ADHD
2. Mengetahui penyebab perilaku ADHD
3. Mengetahui cara menghadapi perilaku impulsif pada anak ADHD
melalui penerapan pendekatan teori behavioristik
4. Mengetahui upaya untuk mengurangi perilaku impulsif pada anak
ADHD

2
BAB II
ANALISIS BERDASARKAN TEORI

2.1 Landasan Penting


Penerapan teori perilaku untuk mengatasi masalah perilaku pada
anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) tidak hanya
merupakan langkah strategis tetapi juga menjadi landasan penting untuk
mengatasi kompleksitas tantangan perilaku yang dihadapi anak dengan
gangguan ini.
Teori behaviorisme, yang berasal dari kontribusi B.F. Skinner, tidak
hanya memberikan wawasan konseptual tetapi juga memberikan dasar yang
komprehensif dan aplikatif untuk merancang intervensi yang tidak hanya
efektif tetapi juga tepat (Skinner, 2014)

2.2 Perilaku Impulsif


Menghadapi perilaku impulsif yang sering muncul pada anak
ADHD, kita dapat memahaminya sebagai reaksi yang timbul terhadap
rangsangan atau impuls di lingkungannya sehari-hari Dalam konteks ini,
prinsip behaviorisme menjelaskan bahwa perilaku dapat dimodifikasi dengan
memberikan konsekuensi yang konsisten dan terukur (Yonita & Karneli,
2019). Dengan memahami secara mendalam dan mengidentifikasi
rangsangan yang memicu perilaku impulsif, intervensi bertujuan untuk
mengenali konsekuensi yang tepat, seperti membiarkan jeda dari rangsangan
yang memicu komunitas impulsif, menjadi penting dalam membentuk
perubahan positif yang bertahan lama
Melalui penerapan pendekatan behavioristik ini, tidak hanya
mengarah pada upaya untuk lebih memahami mekanisme perilaku impulsif
pada anak ADHD tetapi juga memberikan landasan bagi pengembangan
strategi intervensi yang dapat melatih pola perilaku yang lebih adaptif.
Dengan kata lain, langkah-langkah penerapan teori behavioris menciptakan

3
kerangka kerja yang komprehensif dan terstruktur untuk mengatasi dan
memahami kompleksitas perilaku anak-anak dengan ADHD

2.3 Penguatan Dorongan Positif


Kurangnya perhatian pada anak-anak dengan ADHD dapat dipahami
sebagai kurangnya penguatan atau dorongan positif untuk mendorong mereka
agar fokus. Dalam konteks ini, pendekatan teoritis behaviorisme mencakup
strategi yang mencakup pemberian penguatan positif berdasarkan perilaku
yang diinginkan, seperti yang dijelaskan (Wahidah, 2018)
Pujian atau ganjaran yang diberikan secara konsisten setiap kali
anak berusaha mempertahankan perhatiannya pada tugas tertentu tidak hanya
berperan penting dalam memperkuat perilaku tersebut tetapi juga berfungsi
sebagai Motivasi untuk membentuk kebiasaan positif yang bertahan lama

2.4 Hiperaktivitas
Sementara itu, hiperaktivitas pada anak-anak dengan ADHD dapat
diterjemahkan sebagai tanggapan terhadap kurangnya konsekuensi atau
hukuman yang mengatur tingkat aktivitas mereka. Prinsip-prinsip
behaviorisme, seperti yang dijelaskan oleh (Skinner, 2014).menawarkan
perspektif bahwa perilaku dapat mengalami perubahan melalui pengenalan
konsekuensi yang konsisten terhadap perilaku yang tidak diinginkan
Oleh karena itu, memberikan konsekuensi yang sesuai terhadap
perilaku hiperaktif, seperti membatasi akses mereka ke stimulus yang memicu
tingkat aktivitas tinggi, dapat membantu secara signifikan mengurangi
frekuensi perilaku tersebut
Pendekatan ini tidak hanya merinci strategi intervensi yang efektif
tetapi juga menekankan pentingnya memahami dan memanfaatkan prinsip-
prinsip behaviorisme dalam membentuk perilaku anak-anak dengan ADHD

4
2.5 Teknik Modifikasi Perilaku
Teknik modifikasi perilaku, sebagai konsep utama dalam teori
behaviorisme, memainkan peran yang sangat strategis dan krusial dalam
upaya menggantikan perilaku negatif dengan perilaku yang lebih positif pada
anak-anak dengan Gangguan Defisit Perhatian dan Hiperaktivitas
(ADHD)(Alloway et al., n.d.)
Melalui serangkaian tindakan yang terkoordinasi, seperti
merancang insentif dan mengubah konsekuensi, memberikan penguatan
positif yang konsisten, menerapkan sanksi yang tepat, dan menciptakan
lingkungan yang kondusif bagi pembangunan positif. kita memiliki potensi
untuk mencapai transformasi yang berarti dalam bidang psikologi anak,
kehidupan, perilaku - anak
Penggunaan teknik modifikasi perilaku dalam konteks ADHD tidak
terbatas pada modifikasi perilaku tetapi juga melibatkan pemahaman
menyeluruh tentang faktor-faktor yang menyebabkan dan memperkuat
perilaku yang diinginkan
Dengan memetakan dan secara spesifik mengidentifikasi
rangsangan yang memicu perilaku negatif, intervensi dapat dirancang untuk
mengurangi dampak rangsangan berbahaya tersebut dan sekaligus
meningkatkan efektivitas respons positif terhadap rangsangan yang
diinginkan. Saat menerapkan teknik modifikasi perilaku, penting untuk
menemukan keseimbangan yang tepat antara penguatan positif dan
konsekuensi yang sesuai.

2.6 Kolaborasi Pendekatan


Hal ini memerlukan pemahaman menyeluruh tentang kebutuhan dan
karakteristik individu anak-anak dengan ADHD, serta tanggapan mereka
terhadap rangsangan yang berbeda
Melalui pendekatan individual dan adaptif, kita dapat merancang
program intervensi yang lebih efektif yang memiliki dampak jangka panjang
terhadap pengembangan perilaku positif. Pentingnya memahami sepenuhnya

5
prinsip-prinsip behaviorisme dan merancang intervensi yang tepat juga
menciptakan landasan yang kuat untuk memberikan dukungan yang
komprehensif dan terstruktur untuk anak-anak dengan ADHD
Pendekatan ini mencakup kolaborasi antara para profesional, orang
tua, dan pendidik untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang
mendukung, responsif, dan berbasis bukti. Dengan menggabungkan
pengetahuan teoritis dan aplikasi praktis, kita dapat menciptakan pendekatan
yang kuat dan komprehensif untuk memecahkan masalah perilaku kompleks
yang dihadapi anak-anak dengan ADHD.

6
BAB III
PENYELESAIN

3.1 Pengertian Perilaku Anak ADHD

Attention deficit hyperactivity disorder atau biasa dikenal dengan


ADHD adalah kondisi ketika terjadinya gangguan perkembangan saraf yang
berpengaruh pada motorik (gerakan) individu. Anak-anak ADHD ditandai
oleh kurangnya kemampuan memusatkan perhatian, termasuk peningkatan
distraktibilitas dan kesulitan untuk mempertahankan perhatian, kesulitan
mempertahankan kontrol impuls, over aktivitas motorik dan kegelisahan
motorik.
ADHD juga sering bersamaan terjadinya dengan gangguan
emosional, gangguan tingkah laku, gangguan berbahasa dan gangguan
belajar. Karakteristik prinsip dari ADHD adalah hiperaktivitas dan
impulsivitas. Anak yang impulsif suka bertindak tanpa berpikir terlebih
dahulu, sehingga sering dianggap memiliki masalah dengan kedisiplinan.
Sedangkan saat hiperaktivitas, anak distraktibilitas, konsentrasinya yang
kurang dan terus bergerak (sulit diatur). Dengan kondisi tersebut, anak
ADHD perlu mendapatkan penanganan yang tepat. (Yusri, 2016).

3.2 Penyebab Perilaku ADHD


Faktor penyebab ADHD menurut faron dkk dalam buku Baihaqi dan
Sugiarmin adalah sebagai berikut:
a. Faktor Genetika Pada Studi gen khusus beberapa penemuan
menunjukkan bahwa molekul genetika gen-gen tertentu dapat
menyebabkan munculnya ADHD. Dengan demikian temuan-temuan
dari aspek keluarga, anak dan gen-gen tertentu menyatakan bahwa ada
kaitannya dengan keturunan.
b. Faktor Neurobiologis Beberapa dugaan dari penemuan tentang
neurobiologis diantaranya bahwa terdapat persamaan antara ciri-ciri

7
yang muncul pada anak ADHD dengan yang muncul pada kerusakan
fungsi lobus prefrontal.

Selanjutnya hidayati mengatakan bahwa ada beberapa faktor


penyebab terjadinya bersifat multi factorial dimulai dari faktor genetika,
perkembangan otak saat hamil, perkembangan otak saat perinatal, tingkat
kecerdasan (IQ), terjadinya disfungsi metabolisme, ketidakteraturan
hormonal, lingkungan fisik, sosial dan pola pengasuhan anak oleh orang tua,
guru dan orang-orang yang berpengaruh di sekitarnya. (Hidayati, 2016).

3.3 Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi perilaku Impulsif pada
anak ADHD diantaranya adalah:
Konseling behavioristik adalah suatu teknik dalam konseling yang
berlandaskan teori belajar berfokus pada tingkah laku individu untuk
membantu konseli mempelajari tingkah laku baru dalam memecahkan
masalahnya. Tujuannya yaitu menciptakan perilaku baru, menghapus
perilaku yang tidak sesuai, memperkuat dan mempertahankan perilaku yang
diinginkan. (Baihaqi, 2014).
Psikofarmakologi, terapi psikologi atau gabungan dari keduanya.
Menurut Slattery pendekatan farmakologi teruji efektif, salah satunya untuk
mengurangi tingkat impulsivitas. Namun, hal itu menimbulkan efek samping
seperti reaksi biologis berbeda yang terjadi tergantung pada disiplin dan efek
jangka panjang obat tersebut. (Faizah, 2022).
Selain itu, menurut Jeffree, perilaku impulsif anak ADHD dapat
menyebabkan dirinya diasingkan oleh orang lain. Untuk itu mereka
memerlukan terapi bermain yang menekankan pada sosialisasi atau interaksi
dengan teman. Jenis terapi bermain yang disosialisasikan ini merupakan
upaya yang dapat mengarahkan anak yang terkena dampak melalui
permainan tertentu untuk menguasai keterampilan baru, yang kemudian
dikembangkan menjadi keterampilan khusus. (Deyla Erinta, 2012)

8
Mengajarkan self talk, self talk sebagai salah satu bentuk penundaan
pemuasan hasrat merupakan metode yang sangat efektif untuk mengatasi
impulsif. Anak-anak perlu belajar menunda kepuasan. Tunggu giliran dalam
permainan, jangan makan permen sebelum makan malam, jangan menyela
pembicaraan, jangan mengutarakan ide tanpa berpikir terlebih dahulu, semua
itu harus diajarkan. (Faizah, 2022).
Berikan penghargaan dan hukuman yang bijaksana untuk tindakan
impulsif. Ketika anak bertindak impulsif, beri mereka kesempatan untuk
melakukan tindakan alternatif dan kemudian beri mereka penghargaan. Oleh
karena itu, banyak anak impulsif yang dapat menurunkan tingkat impulsifnya.
Jika tidak berhasil, coba metode "time out". Ketika anak Anda terus berbicara
secara impulsif atau tiba-tiba bertindak sendiri, ingatkan dia untuk berhenti
dan pergi ke kamarnya (Time Out) sampai dia tenang. Jika orang tua
menggunakan reward menggunakan sistem poin, poin dapat dikurangi selama
downtime. Waktu ekstra untuk bermain, mengerjakan pekerjaan rumah gratis,
atau menonton TV dapat digunakan sebagai hadiah harian. (Faizah, 2022).

9
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Melalui pemahaman teori perilaku dan penerapannya untuk
mengatasi perilaku anak-anak dengan ADHD, artikel ini memberikan
wawasan tentang pendekatan-pendekatan yang dapat efektif dalam
mengelola tantangan kompleks yang dihadapi oleh anak-anak dengan ADHD
Beberapa aspek utama yang dibahas meliputi perilaku impulsif,
kurangnya perhatian, hiperaktif, teknik modifikasi perilaku, dan pendekatan
kolaboratif. Penerapan teori perilaku, khususnya konsep Skinner,
memberikan dasar yang kuat untuk merancang intervensi yang tidak hanya
efektif tetapi juga disesuaikan dengan kebutuhan individu
Perilaku impulsif, salah satu tantangan utama pada anak ADHD,
dapat diatasi dengan mengidentifikasi pemicu perilaku dan memberikan
konsekuensi yang konsisten. Ketidakmampuan anak ADHD dalam
mempertahankan perhatian dapat diatasi dengan menggunakan penguatan
positif, seperti pujian atau penghargaan, untuk memotivasi mereka agar tetap
fokus
Hiperaktif dapat dikelola dengan memberikan konsekuensi yang
sesuai terhadap perilaku tersebut.Teknik modifikasi perilaku yang merupakan
konsep sentral teori behavioris berperan penting dalam mengubah perilaku
negatif menjadi perilaku positif pada anak ADHD
Pentingnya pemahaman menyeluruh mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku ditekankan sehingga intervensi spesifik dapat
dirancang. Pendekatan kolaboratif, yang melibatkan orang tua, pendidik, dan
profesional, membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang
mendukung, responsif, dan berbasis bukti
Dengan menggabungkan teori dan penerapan praktis,
dimungkinkan untuk menciptakan pendekatan yang ampuh untuk
memecahkan masalah perilaku kompleks anak-anak dengan ADHD

10
4.2 Saran
Melakukan penelitian lebih lanjut untuk menggali lebih jauh
efektivitas penerapan teori behavioris dalam mengatasi permasalahan
perilaku pada anak ADHD. Menggunakan sampel yang lebih besar dan
beragam mungkin akan memberikan hasil yang lebih representatif. Temukan
lebih banyak strategi intervensi yang dapat disesuaikan secara individual
berdasarkan kebutuhan individu dan karakteristik anak-anak dengan ADHD.
Pendekatan yang lebih adaptif dapat memberikan hasil yang lebih
efektif dalam jangka panjang. Mendorong penelitian yang lebih mendalam
tentang kolaborasi antara berbagai disiplin ilmu, termasuk psikologi,
pendidikan, dan kesehatan.
Pendekatan multi-disiplin dapat memperkaya strategi intervensi
dan memberikan dukungan yang holistik. Merancang rencana pembelajaran
khusus untuk anak ADHD yang mencakup pendekatan perilaku.
Mengembangkan panduan praktis bagi pendidik dan orang tua dalam
mengintegrasikan prinsip-prinsip behavioris untuk mendukung tumbuh
kembang anak ADHD.

11
DAFTAR PUSTAKA

Alloway, T., Wilson, G., & Graham, J. (n.d.). Sniffy TM the Virtual Rat Lite, Version 2.0,
Second Edition Order the text packaged with Sniffy Lite and save your students
money! Your students can perform “classic” experiments that closely resemble
those discussed in Miltenberger’s text. www.thomsonedu.com/psychology
Skinner, B. F. (2014). Science and human behavior. http://bfskinner.org/store/
Wahidah, E. Y. (2018). Identifikasi dan Psikoterapi terhadap ADHD (Attention Deficit
Hyperactivity Disorder) Perspektif Psikologi Pendidikan Islam Kontemporer.
Millah: Journal of Religious Studies, 297–318.
https://doi.org/10.20885/millah.vol17.iss2.art6
Yonita, E. N., & Karneli, Y. (2019). The Effectiveness of the Cognitive Behavior
Modification Approach with Group Settings to Reduce Bullying Behavior. Jurnal
Neo Konseling, 1(3). https://doi.org/10.24036/00136kons2019
Faizah (2022). “Mengurangi Perilaku Impulsif Pada Anak Attention Deficit
Hyperactivity Disorder Dengan Teknik Reprimand dan Token Economy”. Jurnal
Procedia.
https://ejournal.umm.ac.id/index.php/procedia/article/download/19234/10613
Deyla Erinta dan Mella Santi Budiani. (2012). “Efektivitas Penerapan Terapi Permainan
Sosialisasi Untuk Menurunkan Perilaku Impulsif Pada Anak Dengan Attention
Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)”. Jurnal Psikologi, Agustus.
https://journal.unesa.ac.id/index.php/jptt/article/download/1842/1248
Rahmawati. (2023). EFEKTIVITAS KARTU EMOSI DALAM MENGURANGI
PERILAKU IMPULSIF PADA ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT
HYPERACTIVITY DISORDER.
https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jefa/article/download/6470/5787
Yusri, F. (2016). Model Konseling Behavioral untuk Anak Penderita Attention Deficit
Hyperactivity Disorder (ADHD) yang Termarjinalkan di Dunia Pendidikan.
https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/attaujih/article/view/943

12
Hidayati. (2016). Peran Konselor Sekolah Dalam Meningkatkan Konsentrasi Pada Siswa
Hiperaktif (ADHD)”. Jurnal Ilmiah Kependidikan
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/RE/article/view/431/462
Ariani, & Yosoprawoto, M. (2012). Usia Anak dan Pendidikan Ibu sebagai Faktor Risiko
Gangguan Perkembangan Anak. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 27 (2) Agustus.
ISSN: 2338-0772. Tersedia dalam:
http://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/view/116/116. [06 Agustus 2017].

13

Anda mungkin juga menyukai