Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

RELEVANSI PSIKOLOGI TERHADAP PERKEMBANGAN


PPKN

DOSEN PENGAMPU
Ronni Juwandi, M.Pd.

DISUSUN OLEH
Firna Kamilatun Nuha
2286190022

JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN


KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS ILMU DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Tidak lupa saya mengucapkan begitu banyak terima kasih kepada
semua pihak yang sudah ikut berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Dan kita semua berharap semoga makalah ini mampu menambah


pengalaman serta ilmu bagi para pembaca. Sehingga untuk ke depannya sanggup
memperbaiki bentuk maupun tingkatkan isikan makalah sehingga menjadi
makalah yang memiliki wawasan yang luas dan lebih baik lagi.

Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman saya, saya percaya tetap


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat berharap saran
dan kritik yang membangun berasal dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Serang, 18 November 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................2
1.4 Contoh Kasus.........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4

2.1 Tujuan dan Kegunaan Antropologi........................................................6


2.2 Teori-Teori Antropologi.........................................................................7
2.3 Pengertian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.....................12

BAB III PENUTUP..............................................................................................15

3.1 Kesimpulan...........................................................................................15
3.2 Saran.....................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Psikologi sebagai studi kegiatan mental. 1 Istilah mental menyinggung


masalah pikiran, akal, dan ingatan atau proses yang berasosiasi dengan pikiran,
akal, dan ingatan. Psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental termasuk
fenomena dan kondisi kondisinya.2
Psikologi sebagai studi ilmiah mengenai perilaku.3 Ruang lingkupnya
mencakup berbagai proses perilaku yang dapat diamati. Seperti gerak tangan, cara
berbicara, perubahan kejiwaan, dan proses yang hanya dapat diartikan sebagai
kegiatan dan mimpi.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa psikologi sebagai studi ilmiah
mengenai proses perilaku dan proses-proses mental. Psikologi merupakan salah
satu bagian dari ilmu perilaku atau ilmu sosial.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari psikologi?
2. Apa relevansi antara PPKn dengan psikologi?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian psikologi
2. Untuk menjabarkan relevansi antara PPKn dengan psikologi

1.4 Contoh Kasus

HI, siswa SMA di Sampang, Jawa Timur menganiaya guru seninya, Budi


Cahyono hingga meninggal dunia pada Kamis (1/2). Insiden ini berawal saat Budi
menegur HI di kelas karena mengganggu proses belajar mengajar. Sayangnya, HI
tak terima dan langsung memukul Budi.

1
Atkinson (1996: 18)
2
William James (1980)
3
Clark & George Millter (1970)
Psikolog Mira Amir menilai kejadian penganiayaan ini tidak terjadi begitu
saja. Mira menduga siswa tersebut memiliki masalah perilaku dan pengendalian
diri.

"Kita harus melihat riwayatnya, apalagi siswa itu diberi label bandel. Artinya,
memang ada masalah pengendalian diri atau ambang toleransi stresnya pendek,"
kata Mira saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (2/2).

Menurut Mira, penganiayaan itu terjadi lantaran sang anak sudah tak bisa
menahan dan melampiaskan emosinya dengan marah yang bertubi-tubi. Kondisi
ini biasanya terbentuk di lingkungan keluarga dan sudah terjadi sejak kecil.

"Gejala ini seharusnya sudah berlangsung lama, ketidakmamampuan dia


mengontrol emosinya, berperilaku inklusif dan mudah terusik," tutur Mira.

Di sisi lain, Mira menyayangkan keluarga dan sekolah yang abai dalam
memantau perilaku siswa. Menurut Mira, penganiayaan ini tak perlu terjadi jika
keluarga dan pihak sekolah sudah mendeteksi perilaku siswa sejak dini.

"Ada kemungkinan kondisi anak ini tidak sama dengan siswa lain, cuma tidak
terdiagnosis dan lingkungannya kurang paham," ujar Mira.

Mira menyarankan agar orang tua lebih peka jika anak membutuhkan
perhatian khusus. Para guru juga diminta untuk bisa menangani anak-anak yang
memiliki masalah perilaku.

Sebaiknya jika ditemukan anak yang memiliki masalah perilaku, Mira


menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan melalui tenaga medis atau psikolog
agar mendapatkan penanganan atau terapi yang tepat.

"Kalau ketika ada perilaku siswa di luar kewajaran sebaiknya segera berkonsultasi
pada ahli," ucap Mira.

Saat ini, HI tengah diamankan guna mengantisipasi hal-hal yang tidak


diinginkan. Polisi akan mengambil langkah penanganan khusus terhadap HI

2
sesuai Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pendekatan dan Metode Penelitian Psikologi

Pendekatan dalam ilmu psikologi secara umum dapat dibedakan menjadi


dua, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Tetapi seorang ilmuan
membagi menjadi lima pendekatan, yaitu :

a. Pendekatan Neurobiologis

Pendekatan yang kajiannya menitik beratkan pada pembahasan struktur


otak manusia. Kejadian-kejadian psikologi tergambar dalam memori yang
digerakkan oleh otak dan sistem saraf. Dalam pendekatan ini, berusaha
menghubungkan perilaku dengan hal-hal yang terjadi dalam tubuh, terutama
dalam otak dan sistem sarafnya. Dengan demikian, dalam pendekatan ini
mengkhususkan proses neurobiologi yang mendasari perilaku dan kegiatan
mental.

b. Pendekatan Perilaku

Pendekatan dengan cara mengamati perilaku manusia, bukan mengamati


kegiatan-kegiatan bagian tubuh dalam manusia.

c. Pendekatan Kognitif

Pendekatan ini bertolak dari suatu asumsi bahwa sebagai manusia tidak
sekedar penerima rangsangan pasif, otak manusia secara aktif mengelola
informasi yang diterima dan mengubahnya dalam bentuk serta kategori
pengetahuan baru. Kognisi mengacu pada proses mental dari persepsi, ingatan,
dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh
pengetahuan, memecahkan persoalan, dan merencanakan masa depan.

3
Psikologi kognitif merupakan studi ilmiah mengenai kognisi. Tujuannya
adalah untuk mengadakan eksperimen dan mewujudkan teori yang menerangkan
bagaimana proses mental disusun dan berfungsi.

d. Pendekatan Psikoanalitik

Dasar pemikiran pendekatan ini bahwa sebagian besar perilaku manusia


adalah dari proses yang tidak disadari. Yang dimaksud dengan proses yang tidak
disadari adalah pemikiran, rasa takut, dan keinginan yang tidak disadari, tetapi
berpengaruh terhadap perilakunya.

e. Pendekatan Fenomenologi

Pendekatan ini memusatkan perhatiannya pada pengalaman subjektif


individu. Pendekatan ini menekankan pemahaman kejadian atau fenomena yang
dialami individu tanpa adanya beban prakonsepsi atau ide teoretis.

Pada mulanya metode klasik psikologi terbatas pada metode introspeksi.


Dalam metode ini, mengacu pada observasi dan pencatatan pribadi yang cermat
mengenai persepsi dan perasaannya sendiri. Selanjutnya, metode metode
psikologi perkembangan dalam metode sebagai berikut:

1. Metode Eksperimen

Metode ini digunakan untuk menyelidiki besaran pengaruh dari suatu


penelitian yang diujicobakan.

2. Metode Pengamatan

Metode ini mengamati terhadap sesuatu yang diteliti, baik perilaku


binatang maupun manusia. metode ini dalam psikologi dapat digunakan di dalam
maupun di luar laboratorium. data yang diperoleh mencakup pengamatan perilaku
hukum pencatatan perubahan fisiologis, dan jawaban yang diperoleh untuk setiap
pertanyaan yang diajukan mengenai perasaan para subjek sebelum, selama, dan
sesudah adanya penelitian.

4
3. Metode Survei

Metode ini menggunakan kuesioner atau wawancara dalam ukuran sampel


besar untuk mengetahui informasi, seperti pendapat politik, pilihan para
konsumen, sebab sebab mereka partisipatif/tidak partisipatif dalam pemilu,
kebutuhan perawatan kesehatan dan sebagainya.

4. Metode Tes

Metode ini digunakan untuk mengukur segala jenis kemampuan, seperti


minat, bakat, intelegensi, sikap, maupun tes prestasi belajar. Pada dasarnya, tes
menyajikan situasi yang seragam kepada sekelompok orang yang berbeda aspek
dalam kaitannya dengan situasi itu, seperti intelegensi, bakat, minat, sikap, dan
sebagainya.

5. Metode Riwayat Kasus

metode riwayat kasus merupakan sumber data yang penting bagi para ahli
psikologi dalam mempelajari setiap individu. Sebagian besar riwayat kasus
dipersiapkan dengan cara merekonstruksi riwayat hidup seseorang yang
didasarkan pada kejadian dan catatan yang teringat.

2.2 Teori Psikologi

1. Teori agresif psikoanalisis Sigmund Freud

Teori agresif psikoanalisis dapat dikemukakan sebagai berikut4

a. perilaku agresif manusia pada dasarnya didorong oleh dua kekuatan dasar
yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari sifat manusia, yakni
insting/kehidupan dan insting/naluri kematian.
b. Eros, mendorong orang mencari kesenangan dan kenikmatan untuk
memenuhi keinginan. Sedangkan thanatos diarahkan pada tindakan
tindakan destruktif diri serta perasaan berdosa/bersalah.

4
Sigmund Freud (1920)

5
c. Karena sifat antagonistiknya, kedua insting/naluri itu merupakan sumber
konflik intra fisik yang berkelanjutan, yang hanya dapat diatasi dengan
mengalihkan kekuatan dengan orang yang bersangkutan kepada orang lain.
d. Satu alternatif yang mungkin dapat dilakukan melalui katarsis yang dapat
dilakukan melalui humor maupun menyalurkan agresi terhadap benda-
benda tiruan.

2. Teori disonansi kognitif festinger

Disonansi adalah hubungan dua elemen yang harus jadi disertai suatu
penyangkalan. Adapun isi pokok teori disonansi kognitif tersebut sebagai berikut.5

a. Antara elemen-elemen kognitif mungkin terjadi hubungan yang tidak pas


yang menimbulkan disonansi kognitif.
b. Disonansi kognitif menimbulkan desa kan untuk mengurangi disonansi
tersebut dan menghindari peningkatannya.
c. Hasil dari desakan itu terwujud dalam perubahan-perubahan pada kognisi.
d. perubahan tingkah laku dan menghadapkan diri pada beberapa informasi
tentang pendapat baru yang sudah diseleksi terlebih dahulu.

3. Teori kepribadian erich Fromm


Secara singkat teori kepribadian yang digagas sebagai berikut:6
a. Kebebasan manusia yang semakin luas, menempatkan manusia merasa
semakin kesepian.
b. Manusia selalu berusaha memisahkan kontradiksi-kontradiksi dasar yang
ada padanya.
c. Aspek individu yakni aspek binatang dan aspek manusia merupakan
kondisi kondisi dasar eksistensi manusia, yang berasumsi bahwa:
1) kebutuhan akan berhubungan
2) kebutuhan akan transendensi
3) kebutuhan akan keterbelakangan
5
Festinger (1957)
6
Erick Fromm (1941)

6
4) kebutuhan akan identitas
5) kebutuhan akan di kerangka orientasi
d. Kepribadian orang akan berkembang menurut kesempatan yang diberikan
kepadanya oleh masyarakat tertentu.
e. Retrovirus adalah orang yang tertarik pada kematian, sedangkan bio virus
adalah orang yang mencintai kehidupan.
f. Lima tipe masyarakat sudah demikian menggejala, berbeda dengan masa-
masa sebelumnya, seperti reseptif, eksploitatif, penimbunan, pemasaran,
dan produktif.
g. Masyarakat diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kodrat esensial ini
tidak satupun untuk masyarakat yang pernah diciptakan rahasia memenuhi
kebutuhan dasar eksistensi manusia.
h. Masyarakat yang didambakan adalah sosialisme komunitarian humanistik

4. Teori Deprivasi Relatif Gurr

Teori deprivasi relatif ini merupakan hasil pemikiran dan penelitian.


Adapun ringkasan teori tersebut sebagai berikut7 :

a. Dengan mendefinisikan deprivasi relatif sebagai hasil dari proses


perubahan harapan dan kemampuan untuk memenuhi harapan itu maka
bentuk deprivasi dapat dibedakan berdasarkan pola pola perubahan.
Deprivasi presisten, yaitu kemampuan yang secara konstan berada di
bawah harapan. Deprivasi aspirational, yaitu harapan naik dan kemampuan
konstan. Deprivasi decremental, yaitu harapan konstan dan kemampuan
turun. Deprivasi progresif, yaitu kemampuan naik
b. Ketidakpuasan menciptakan potensi untuk kekerasan politik. Tiga
kelompok faktor yang mempengaruhi antara potensi untuk kekerasan
politik dan kekerasan aktual, yaitu justifikasi normatif untuk kekerasan,
justifikasi kemanfaatan untuk kekerasan, keseimbangan antara sumber

7
Ted Robert Gurr (1970)

7
sumber daya koersif dan institusional dari pemberontak versus
pemerintah/negara.

5. Teori Kecerdasan Majemuk Howard Gardner

Terdapat delapan kecerdasan yang relatif otonom, yakni:

a. Kecerdasan linguistic
b. Kecerdasan logika matematika
c. Kecerdasan spasial
d. Kecerdasan kinestetik jasmaniah
e. Kecerdasan interpersonal
f. Kecerdasan intrapersonal
g. Kecerdasan naturalis

Baginya, kecerdasan dapat ditambah jumlahnya, jika memenuhi sebagian


besar kriterianya.

2.3 Pengertian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Melalui pendidikan kewarganegaraan yang berwawasan global akan


menjadikan generasai muda mampu berfikir bagaimana bisa menjadi salah satu
bagian dari warga negara global yang didalamya akan diberikan pengetahuan,
ketrampilan serta karakter warga negara global yang bertanggung jawab.

Beberapa ahli mengungkapkan beberapa pengertian dari pendidikan


kewarganegaraan yang berwawasan global, yaitu:

1. Pendidikan Kewarganegaraan mencerminkan pendekatan maksimal yang


bertujuan untuk memastikan peserta didik siap untuk mengambil peran
sebagai warga global dewasa dan bertanggung jawab.8
2. Pendidikan Kewarganegaraan Global (Global Civic Education) merupakan
bentuk reformasi pendidikan yang paling cepat di era saat ini.9

8
Osler dan Starkey (Bourke et al., 2012: 163)
9
Dill, Jeffrey S (2012)

8
3. Globalisasi kultural merupakan perkembangan kondisi sosial masyarakat
pada ranah teknologi dan informasi secara global, model globalisasi ini
menjadi konsep pemahaman tentang warga negara global.10
4. Warga negara global adalah seseorang yang berakar dalam identitas
kebangsaannya, tatapi mereka memiliki kesadaran yang lebih besar dari
pada itu yakni menghargai berbagai keberagaman budaya-budaya, sikap
toleransi terhadap keyakinan dan kepercayaan lain serta melihat berbagai
isu-isu global sebagai kajian utama dari pada batasa-batasan bangsanya
sendiri.11

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan memilik peran dan fungsi yang


sangat penting dalam menanamkan nilainilai Ideologi Pancasila, yang didalamnya
terdapat nilai-nilai dasar berprikemanusiaan dan berprikeadilan yang tentu
menjadi dasar konsep warga global, hal tersebut tentu sebagaimana yang
tercantum dalam tujuan pendidikan kewarganegaraan.

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu:

1) Menampilkan karakter yang mencerminkan penghayatan, pemahaman, dan


pengamalan nilai dan moral Pancasila secara personal dan social
2) Memiliki komitmen konstitusional yang ditopang oleh sikap positif dan
pemahaman utuh tentang Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
3) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif serta memiliki semangat
kebangsaan serta cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila,
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat
Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik
Indonesia
4) Berpartisipasi secara aktif, cerdas, dan bertanggung jawab sebagai anggota
masyarakat, tunas bangsa, dan warga negara sesuai dengan harkat dan

10
Melcom waters: 1995
11
Beth (Dill, Jeffrey S, 2012)

9
martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang hidup
bersama dalam berbagai tatanan sosial Budaya.12

12
PP Nomor 32 Tahun 2013

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pembelajaran PPKn secara psikologis adalah terjadinya perubahan tingkah


laku secara permanen pada diri peserta didik sesuai tujuan yang akan dicapai yaitu
smart and good citizenship. Tentu perilaku yang dimaksud adalah perilaku sosial
dalam kehidupan bersama.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun, penulisannya. Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dadang Supardan. 2013. Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan


Struktural.Jakarta: PT Bumi Aksara

http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/ululalbab/article/view/2664/pdf

http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship

http://journal.umpo.ac.id/index.php/JPK/index

Jurnal Civics Volume 14 Nomor 2, Oktober 2017

https://journal.uny.ac.id/index.php/civics/index

12

Anda mungkin juga menyukai