DOSEN PENGAMPU
Ronni Juwandi, M.Pd.
DISUSUN OLEH
Firna Kamilatun Nuha
2286190022
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Tidak lupa saya mengucapkan begitu banyak terima kasih kepada
semua pihak yang sudah ikut berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
3.1 Kesimpulan...........................................................................................15
3.2 Saran.....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Atkinson (1996: 18)
2
William James (1980)
3
Clark & George Millter (1970)
Psikolog Mira Amir menilai kejadian penganiayaan ini tidak terjadi begitu
saja. Mira menduga siswa tersebut memiliki masalah perilaku dan pengendalian
diri.
"Kita harus melihat riwayatnya, apalagi siswa itu diberi label bandel. Artinya,
memang ada masalah pengendalian diri atau ambang toleransi stresnya pendek,"
kata Mira saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (2/2).
Menurut Mira, penganiayaan itu terjadi lantaran sang anak sudah tak bisa
menahan dan melampiaskan emosinya dengan marah yang bertubi-tubi. Kondisi
ini biasanya terbentuk di lingkungan keluarga dan sudah terjadi sejak kecil.
Di sisi lain, Mira menyayangkan keluarga dan sekolah yang abai dalam
memantau perilaku siswa. Menurut Mira, penganiayaan ini tak perlu terjadi jika
keluarga dan pihak sekolah sudah mendeteksi perilaku siswa sejak dini.
"Ada kemungkinan kondisi anak ini tidak sama dengan siswa lain, cuma tidak
terdiagnosis dan lingkungannya kurang paham," ujar Mira.
Mira menyarankan agar orang tua lebih peka jika anak membutuhkan
perhatian khusus. Para guru juga diminta untuk bisa menangani anak-anak yang
memiliki masalah perilaku.
"Kalau ketika ada perilaku siswa di luar kewajaran sebaiknya segera berkonsultasi
pada ahli," ucap Mira.
2
sesuai Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pendekatan Neurobiologis
b. Pendekatan Perilaku
c. Pendekatan Kognitif
Pendekatan ini bertolak dari suatu asumsi bahwa sebagai manusia tidak
sekedar penerima rangsangan pasif, otak manusia secara aktif mengelola
informasi yang diterima dan mengubahnya dalam bentuk serta kategori
pengetahuan baru. Kognisi mengacu pada proses mental dari persepsi, ingatan,
dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh
pengetahuan, memecahkan persoalan, dan merencanakan masa depan.
3
Psikologi kognitif merupakan studi ilmiah mengenai kognisi. Tujuannya
adalah untuk mengadakan eksperimen dan mewujudkan teori yang menerangkan
bagaimana proses mental disusun dan berfungsi.
d. Pendekatan Psikoanalitik
e. Pendekatan Fenomenologi
1. Metode Eksperimen
2. Metode Pengamatan
4
3. Metode Survei
4. Metode Tes
metode riwayat kasus merupakan sumber data yang penting bagi para ahli
psikologi dalam mempelajari setiap individu. Sebagian besar riwayat kasus
dipersiapkan dengan cara merekonstruksi riwayat hidup seseorang yang
didasarkan pada kejadian dan catatan yang teringat.
a. perilaku agresif manusia pada dasarnya didorong oleh dua kekuatan dasar
yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari sifat manusia, yakni
insting/kehidupan dan insting/naluri kematian.
b. Eros, mendorong orang mencari kesenangan dan kenikmatan untuk
memenuhi keinginan. Sedangkan thanatos diarahkan pada tindakan
tindakan destruktif diri serta perasaan berdosa/bersalah.
4
Sigmund Freud (1920)
5
c. Karena sifat antagonistiknya, kedua insting/naluri itu merupakan sumber
konflik intra fisik yang berkelanjutan, yang hanya dapat diatasi dengan
mengalihkan kekuatan dengan orang yang bersangkutan kepada orang lain.
d. Satu alternatif yang mungkin dapat dilakukan melalui katarsis yang dapat
dilakukan melalui humor maupun menyalurkan agresi terhadap benda-
benda tiruan.
Disonansi adalah hubungan dua elemen yang harus jadi disertai suatu
penyangkalan. Adapun isi pokok teori disonansi kognitif tersebut sebagai berikut.5
6
4) kebutuhan akan identitas
5) kebutuhan akan di kerangka orientasi
d. Kepribadian orang akan berkembang menurut kesempatan yang diberikan
kepadanya oleh masyarakat tertentu.
e. Retrovirus adalah orang yang tertarik pada kematian, sedangkan bio virus
adalah orang yang mencintai kehidupan.
f. Lima tipe masyarakat sudah demikian menggejala, berbeda dengan masa-
masa sebelumnya, seperti reseptif, eksploitatif, penimbunan, pemasaran,
dan produktif.
g. Masyarakat diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kodrat esensial ini
tidak satupun untuk masyarakat yang pernah diciptakan rahasia memenuhi
kebutuhan dasar eksistensi manusia.
h. Masyarakat yang didambakan adalah sosialisme komunitarian humanistik
7
Ted Robert Gurr (1970)
7
sumber daya koersif dan institusional dari pemberontak versus
pemerintah/negara.
a. Kecerdasan linguistic
b. Kecerdasan logika matematika
c. Kecerdasan spasial
d. Kecerdasan kinestetik jasmaniah
e. Kecerdasan interpersonal
f. Kecerdasan intrapersonal
g. Kecerdasan naturalis
8
Osler dan Starkey (Bourke et al., 2012: 163)
9
Dill, Jeffrey S (2012)
8
3. Globalisasi kultural merupakan perkembangan kondisi sosial masyarakat
pada ranah teknologi dan informasi secara global, model globalisasi ini
menjadi konsep pemahaman tentang warga negara global.10
4. Warga negara global adalah seseorang yang berakar dalam identitas
kebangsaannya, tatapi mereka memiliki kesadaran yang lebih besar dari
pada itu yakni menghargai berbagai keberagaman budaya-budaya, sikap
toleransi terhadap keyakinan dan kepercayaan lain serta melihat berbagai
isu-isu global sebagai kajian utama dari pada batasa-batasan bangsanya
sendiri.11
10
Melcom waters: 1995
11
Beth (Dill, Jeffrey S, 2012)
9
martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang hidup
bersama dalam berbagai tatanan sosial Budaya.12
12
PP Nomor 32 Tahun 2013
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun, penulisannya. Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/ululalbab/article/view/2664/pdf
http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
http://journal.umpo.ac.id/index.php/JPK/index
https://journal.uny.ac.id/index.php/civics/index
12