Anda di halaman 1dari 3

Menghitung Angsuran PPh untuk Bulan-bulan sebelum batas waktu

Berdasarkan PPh Pasal 25 Ayat (2), Besar angsuran pajak pada bulan-bulan sebelum SPT Tahunan
PPh disampaikan sebelum batas waktu penyampaian SPT Tahunan adalah sama dengan angsuran
pajak bulan terakhir dari tahun pajak yang lalu.
Batas waktu penyampaian SPT PPh bagi WP OP adalah akhir bulan ketiga tahun pajak berikutnya
Batas waktu penyampaian SPT PPh bagi WP Badan adalah akhir bulan keempat tahun pajak
berikutnya
Contoh:
Tuan A menyampaikan SPT Tahunan PPh pada bulan Februari 2023, besarnya angsuran pajak
yang harus dibayar untuk bulan Januari 2023 adalah sebesar angsuran pajak bulan Desember
2022, misalnya sebesar Rp1.250.000.
Apabila dalam bulan September 2022 diterbitkan keputusan pengurangan angsuran pajak
menjadi nihil, sehingga angsuran pajak sejak bulan Oktober sampai dengan Desember 2022 juga
menjadi nihil.
Maka besarnya angsuran pajak yang harus dibayar Tuan A untuk bulan Januari 2023 tetap sama
dengan angsuran bulan Desember 2022, yaitu nihil.

Penyampaian SPT Tahunan PPh

Menghitung Angsuran PPh Pasal 25 Apabila dalam Tahun Berjalan


WEB Audit
https://www.ppak.co.id/

Audit Berbasis Risiko (Risk Based Audit) adalah suatu teknik audit dimana semua kegiatan audit
yang dimulai dari perencanaan audit, pelaksanaan audit, dan pelaporan hasil audit berbasis pada
prioritas risiko perusahaan yang telah ditetapkan bersama manajemen operasional dengan
melakukan risk assessment.
Penilaian Risiko atau Risk Assessment adalah penilaian suatu risiko dgn cara membandingkannya
terhadap tingkat atau kriteria risiko yang telah ditetapkan.
Tujuan merupakan outcome yang diharapkan dapat dihasilkan oleh suatu proses atau bisnis.
Risiko adalah kemungkinan suatu kejadian/tindakan akan menggagalkan atau berpengaruh negatif
terhahap kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan bisnis, sedangkan kontrol merupakan
elemen – elemen organisasi yang mendukung manajemen dan karyawan dalam mencapai tujuan
organisasi
Perbedaan Audit Tradisional dengan Risiko
Audit tradisional hanya berfokus pada pengendalian laporan keuangan dengan pendekatan
kepatuhan hukum. Hal ini berbeda dengan audit berbasis risiko, yang dapat dilakukan untuk
membantu melaksanakan tanggung jawab manajemen secara efektif.

Penilaian Maturitas Risiko


Penilaian maturitas risiko dilakukan untuk melihat secara umum apa manajemen telah menentukan,
melakukan asesmen, memitigasi dan memonitor risiko. Hasil dari maturitas risiko menjadi dasar
untuk menentukan strategi audit yang akan dilakukan. Jika tingkat maturitas risiko organisasi
belum sesuai dengan kebutuhan organisasi, maka Audit Berbasis Risiko tidak dapat diterapkan
secara menyeluruh. Namun demikian, adanya Audit Berbasis Risiko tetap memberikan manfaat
terhadap organisasi, karena dengan adanya audit berbasis risiko, organisasi mengetahui tingkat
maturitas risiko perusahaan.
Merancang Perencanaan Audit
Perencanaan audit dilakukan untuk membuat daftar kegiatan audit yang akan dijalankan dalam
rentang waktu tertentu. Pada saat perencanaan, hal pertama yang harus ditentukan adalah
mengidentifikasi respons dan proses manajemen risiko yang telah dilakukan organisasi untuk
mengelola risiko utama atau risiko-risiko utama organisasi tersebut.
Kemudian, setelah mengkategorisasikan risiko, selanjutnya Anda menghubungkan antara risiko
dan perencanaan aktivitas/kegiatan audit (audit assignment).
Hasil perencanaan audit ini kemudian dikomunikasikan kepada manajemen dan komite audit.
selanjutnya menghubungkan antara risiko dan perencanaan aktivitas/kegiatan audit (tugas audit).
Pelaksanaan Audit
Pelaksanaan audit dilakukan dengan mendiskusian dan mengobservasi kontrol yang telah
diterapkan. Tujuaannya untuk memastikan bahwa sistem manajemen risiko yang diterapkan telah
sesuai dengan tujuannya. Pada tahapan ini juga dilakukan pembuktian untuk memastikan bahwa
kontrol risiko telah dijalankan.

Anda mungkin juga menyukai