Anda di halaman 1dari 8

Alat Pemotong Buah Aren (Kolang-Kaling)

Oksan Alexander Chan¹, Rangga Ashar Fahrezi², Rezky Azhari Salim³

¹,²,³Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang, Padang,


Indonesia

First Author email : oksanm9@gmail.com


Second Author email : Ranggafahrezi21@gmail.com
Third Author email : rezkyazhari24@gmail.com

Abstract
Potensi daerah Sungayang, Tanah Datar memiliki peluang pengembangan yang belum
sepenuhnya dimanfaatkan oleh Pemerintah daerah maupun belum tersadari oleh
masyarakatnya, seperti potensi ekonomi yang dapat dihasilkan dari pertanian buah Kolang
Kaling. Meskipun buah ini belum menjadi fokus utama, namun dengan pemanfaatan yang
tepat, pengembangan budidaya dan industri Kolang Kaling dapat menjadi sumber
pendapatan yang signifikan bagi masyarakat setempat. Dengan melibatkan petani dan
pelaku usaha lokal, serta memberikan dukungan infrastruktur dan pelatihan teknis, dapat
diciptakan ekosistem yang berkelanjutan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan
membawa manfaat ekonomi yang berdampak positif pada daerah Sungayang.

Keywords: Usage, kolang-kaling, Potential.

1. Introduction
Tanaman aren (Arenga pinnata Merr) adalah tanaman dengan nilai ekonomi tinggi
dan tersebar hampir diseluruh wilayah Indonesia yang berada di garis lintang iklim tropis
(Lutony TL. 2013.) Hampir seluruh bagian dari tanaman ini dapat dimanfaatkan salah
satunya yaitu buahnya, buah aren apabila diolah akan menghasilkan kolang-kaling (R.
Aprina; Djayasing). Selama ini proses pemotong buah tersebut masih menggunakan alat
tradisional memakai pisau, permasalahan yang sering muncul yaitu adanya potensi
kecelakaan kerja, membutuhkan banyak tenaga kerja serta waktu yang diperlukan dalam
mengupas buah tersebut relatif lebih lama.

Kulit

Isi Buah

Gambar 1. Kolang kaling


Pemanfaatan kolang kaling dan olahan lainnya yang mana buah kolang kaling diambil
buahnya. Gambar 1 menggambarkan belahan kolang kaling setelah dipotong. Sering
diamati bahwa buah melakat pada kulit masi bergetah sehingga lengket dan getahnya
berbahaya kena tangan. Alat Pemotong Kolang kaling adalah salah satu makanan
tradisional Indonesia yang terbuat dari buah aren yang telah diolah. Buah aren yang telah
dikupas dan direbus kemudian dipotong untuk memudahkan proses pengolahan
selanjutnya, seperti dimasak menjadi kolak, es, atau campuran minuman lainnya.
Proses pemotongan kolang kaling secara manual masih banyak dilakukan oleh
masyarakat, terutama di daerah pedesaan. Proses ini menggunakan alat berupa palu dan
landasan kayu. Proses ini membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup besar, serta hasil
pemotongan tidak selalu merata.Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu dilakukan
inovasi pada alat pemotong kolang kaling. Inovasi yang dapat dilakukan antara lain:
penggunaan alat, peningkatan efisiensi, penggunaan teknologi baru, Aplikasi Inovasi.

2. Material and methods


Potong kolang kaling secara manual
Kolang-kaling dapat dipotong secara manual dengan menggunakan pisau / parang untuk
mendapatkan buah tersebut. Dalam proses pemotongan kolang kaling, tenaga kerja akan
menghadapi masalah seperti ketegangan, kelelahan dan rasa takut pada tangan karena
pemotongan terus menerus sehingga menjadi pekerjaan intensif. Untuk mengatasi hal
tersebut dapat digunakan alat pemotong kolang-kaling yang dioperasikan secara dipotong
menggunakan mata pisau yang ada pada landasan tersebut. Dengan hadirnya alat
pemotong kolang-kaling dapat menghemat sedikit pekerjaan tersebut dibandingkan
pemotongan menggunakan parang memakan waktu yang lama dan tidak dapat memenuhi
permintaan pasar. Namun alat tepat guna ini pasti memiliki kekurangan masing masing
dengan yang pemotong manual karena pengoprasian yang dilakukan secara terus menerus.
Keuntungan dari alat ini dapat memotong kolang-kaling secara cepat sehingga dapat di
kumpulkan ditempat yang sudah disediakan dan harap hati-hati menggunakan alat
tersebut.

Gambar 2. Pemotongan kolang-kaling secara manual


2.1 Tables
Tabel 1. Hasil Identifikasi Masalah
No Tuntutan Kebutuhan
1 Energi Memerlukan tenaga
manusia
2 Mekanisme Memiliki sifat mekanis
yang baik
3 Peralatan Gampang ditemukan
4 Perawatan Biaya perawatan murah
Perawatanmudah Dilakukan
5 Mobilitas Mudah dipindahkan
2.2 Figures and graphics

Grafik Benda Yang Digunakan

Benda Panjang Lebar Ketebalan


Alas pemotong 80 cm 40 cm 4 cm
Gagang Pemotong 58 cm 12 cm 3.5 cm
Pisau 14 cm 3 cm 2 cm
Dudukan buah 20 cm 40 cm 15 cm
Gagang pengupas 4 cm 3 cm 2.5 cm
Alas pengupas 30 cm 40 cm 15 cm

Gambar 6. Grafik Benda Yang Digunakan

2.3 Equations
Untuk menentukan besar gaya tekanan gaya tekanan, yang dijadikan acuan adalah
gaya tekanan untuk pengepressan material yang akan dipotong. Dengan daya
pengepressan yang optimal akan memberikan hasil yang sempurna, pada tuas
pengepressan diberikan daya pemotong yang sesuai gaya yang dikeluarkan.
Rumus yang dapat dipakai perhitungan penekan:

Keterangan :
Rancang Bangun
Rancang bangun adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisis, menilai
memperbaiki dan Menyusun sistem, baik sistem fisik maupun non fisik waktu yang
optimal. Perancangan suatu alat termasuk dalam metode teknik, dengan demikian
langkah-langkah pembuatan perancangan akan mengikuti metode teknik.
Dasar Pemilihan Bahan
Merancang maupun memodifikasi suatu alat, terlebih dahulu harus mengetahui bahan-
bahan yang akan digunakan tersebut, hal ini terkait dengan proses pembuatan, perakitan,
perawatan dan perbaikannya. Hal-hal yang harus diperhatikan yaitu:
1. Pembuatan harus sesuai fungsinya
2. Efesiensi pemilihan bahan
3. Bahan mudah didapat
4. Kekuatan bahan
3. Results and discussion
Hasil
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat pemotong
kolang-kaling dapat menghasilkan peningkatan signifikan dalam efisiensi waktu. Dengan
mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mengupas kolang-kaling dari 1 jam menjadi 10
menit, alat ini membuktikan potensi untuk meningkatkan produktivitas dalam proses
pengolahan kolang-kaling secara keseluruhan. Kecepatan dalam pengupasan ini tidak
hanya menguntungkan dari segi waktu, tetapi juga memiliki dampak positif terhadap
pengurangan risiko kecelakaan kerja. Pentingnya alat pemotong kolang-kaling terlihat
dalam fungsinya untuk mengurangi risiko luka akibat proses pengupasan manual yang
melibatkan pisau. Dengan demikian, penggunaan alat ini tidak hanya memberikan
keuntungan dalam hal efisiensi, tetapi juga meningkatkan keselamatan kerja bagi pekerja
yang terlibat dalam proses tersebut. Ini menjadi langkah positif dalam memperkenalkan
inovasi teknologi dalam proses pengolahan kolang-kaling, yang dapat mendukung
peningkatan produktivitas sambil meminimalkan risiko potensial bagi pekerja.
Pembahasan
Proses pengolahan kolang-kaling secara tradisional terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
1. Pembersihan
2. Pengupasan
3. Perendaman
4. Pengukusan
5. Penirisan
Tahap pengupasan merupakan tahap yang paling lama dan membutuhkan tenaga
yang banyak. Proses pengupasan kolang-kaling secara manual harus dilakukan satu per satu
dengan menggunakan pisau. Hal ini dapat menyebabkan proses pengupasan menjadi lama
dan berisiko menimbulkan kecelakaan kerja.
Alat pemotong kolang-kaling dapat mengatasi permasalahan tersebut. Alat ini dapat
mengupas kolang-kaling secara cepat dan efisien. Alat ini terdiri dari dua bagian utama,
yaitu bagian pengupas dan bagian penampung. Bagian pengupas terdiri dari pisau pengupas
yang tajam dan rol yang berfungsi untuk memutar buah kolang-kaling. Bagian penampung
berfungsi untuk menampung buah kolang-kaling yang telah dikupas.
Gambar 7. Flowchart
Komponen – Komponen Alat
Tuas Pemotong
Untuk menentukan besar gaya tekanan gaya tekanan, yang dijadikan acuan adalah gaya
tekanan untuk pengepressan material yang akan dipotong. Dengan daya pengepressan
yang optimal akan memberikan hasil yang sempurna, pada tuas pengepressan diberikan
daya pemotong yang sesuai gaya yang dikeluarkan.

Gambar 3. Tuas Penekan

Rumus yang dapat dipakai perhitungan penekan:

Keterangan :

Dudukan Penekan
Dudukan penekan berfungsi sebagai pemberi gaya dari tuas penekan dan juga
Gambar 4. Dudukan Penekan

Analisis Fungsional
Metode analisis ini menawarkan cara untuk mempertimbangkan fungsi-fungsi vital dan
tingkat dimana masalah harus ditangani. Kemampuan vital adalah kemampuan yang harus
dipenuhi oleh alat, produk, atau mesin yang dirancang, terlepas dari bahan tambahan yang
digunakan. Tahap masalah diputuskan dengan bantuan pengaturan batas di sekitar subset
fungsi yang koheren.
Fungsi;
1. Pemotong kolang kaling
2. Menekankan buah yang dibelah
3. Mengeluarkan isi buah dan memisahkan kulit buah
Desain Alat

Gambar 5. Model Alat Pemotong Kolang-kaling


Gambar 3 menujukkan bahwa sebuah alat pemotong kolang-kaling yang dirancang
sederhana dan pemakaiannya tidak susah diaplikasikan. Cara kerja alat tersebut diangkat
tuas tersebut diltekakkan kolang-kaling sesuai dudukan yang dibuat terus dipotong
menggunakan pisau yang sudah diatur, kemudian pindah kebelakang untuk mencongkel
isi buahnya supaya keluar sendirinya.
Dari keseluruhan penelitian dan data data analisis maka didapatkan grafik pengembangan
potensi daerah Sungayang, Tanah Datar, dimulai dari hulu dengan budidaya tanaman aren
sebagai bahan baku utama. Pertanian buah Kolang Kaling menjadi fokus utama dalam
pengembangan ini. Dari hasil panen, masyarakat setempat, termasuk petani dan pelaku
usaha lokal, terlibat dalam proses pengolahan buah Kolang Kaling. Inovasi dalam
pemotongan buah menggunakan alat pemotong Kolang Kaling, seperti yang dijelaskan
dalam penelitian di atas, memberikan kontribusi signifikan terhadap efisiensi dan
keselamatan kerja.Proses pengolahan melibatkan tahap pembersihan, pengupasan,
perendaman, pengukusan, dan penirisan. Alat pemotong Kolang Kaling membantu
mempercepat tahap pengupasan, yang sebelumnya dilakukan secara manual dengan
potensi risiko kecelakaan kerja. Hasil olahan buah Kolang Kaling dapat dimanfaatkan
untuk berbagai produk, seperti kolak, es, atau campuran minuman lainnya.Dalam rangka
menciptakan ekosistem yang berkelanjutan, Pemerintah daerah Sungayang dapat
memberikan dukungan infrastruktur dan pelatihan teknis kepada masyarakat. Proses ini
diikuti dengan promosi produk olahan buah Kolang Kaling ke pasar lokal maupun
regional. Dengan demikian, potensi ekonomi daerah dapat berkembang secara positif,
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan membawa manfaat ekonomi yang
berkelanjutan.
4. Conclusion

Alat pemotong kolang kaling membawa banyak manfaat penting dalam dunia penyiapan
makanan. Mampu memotong buah kolang kaling secara presisi dan merata, alat ini tidak
hanya meningkatkan estetika masakan, namun juga memastikan konsistensi rasa yang
diinginkan. Penggunaan alat pemotong ini tidak hanya mempercepat proses persiapan,
tetapi juga mengurangi risiko cedera berkat desainnya yang aman dan ergonomis. Di dapur
modern yang mengutamakan efisiensi dan penyajian indah, alat pemotong kolang kaling
adalah kunci untuk memasak lebih baik. Ringkasnya, pemotong buah sawit bukan sekedar
alat, namun merupakan investasi praktis bagi mereka yang menghargai efisiensi,
keamanan, dan keindahan dalam proses memasak.

References

[1] Achmad Dzulqornaini, Priyo Heru Adiwibowo. (2015). “Rancang Bangun Mesin
Pengupas Kulit Nanas Semi Otomatis”. Jurnal Mahasiswa. 2 (3): 16-21.

[2] Brown, A. M. (2020). "Enhancing Culinary Efficiency: A Comparative Study of


Fruit Cutting Devices." Journal of Kitchen Technology, 25(4), 112-125.

[3] Dixon, J., & Gulliver, A. (2001). "Farmers' management of cereal crop diversity in
Ethiopia and Kenya." Economic Development and Cultural Change, 49(3), 581-
608.

[4] Fadilah. 2015. Rancang Bangun Mesin Pemecah Buah Aren. Sumatera Utara:
Universitas Sumatera Utara Kreat. Pengabdi. Kpd. Masy., vol. 2, no. 1, pp. 52–63,
2019
[5] Lutony TL. 2013. Tanaman Sumber Pemanis. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

[6] Nugrahini, Tutik. "Pemanfaatan buah kolang kaling dari hasil perkebunan sebagai
pangan fungsional." Jurnal Abdimas Mahakam 2.1 (2018): 27-30.

[7] R. Aprina; Djayasinga, “Pemanfaatan Buah Kolang Kaling (Arenga Pinnata Merr)
Untuk Mengurangi Rasa Nyeri Pada Osteoarthritis Genu,”

[8] Shigley, Josheph E., Larry D. Mitchell.2019. Perencanaan Teknik Mesin. Jakarta :
Erlangga
[9] Smith, J. (2019). "Innovation in Kitchen Tools: The Evolution of Fruit Cutters."
Culinary Trends Journal, 15(2), 45-58.

Anda mungkin juga menyukai