Abstract
Potensi daerah Sungayang, Tanah Datar memiliki peluang pengembangan yang belum
sepenuhnya dimanfaatkan oleh Pemerintah daerah maupun belum tersadari oleh
masyarakatnya, seperti potensi ekonomi yang dapat dihasilkan dari pertanian buah Kolang
Kaling. Meskipun buah ini belum menjadi fokus utama, namun dengan pemanfaatan yang
tepat, pengembangan budidaya dan industri Kolang Kaling dapat menjadi sumber
pendapatan yang signifikan bagi masyarakat setempat. Dengan melibatkan petani dan
pelaku usaha lokal, serta memberikan dukungan infrastruktur dan pelatihan teknis, dapat
diciptakan ekosistem yang berkelanjutan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan
membawa manfaat ekonomi yang berdampak positif pada daerah Sungayang.
1. Introduction
Tanaman aren (Arenga pinnata Merr) adalah tanaman dengan nilai ekonomi tinggi
dan tersebar hampir diseluruh wilayah Indonesia yang berada di garis lintang iklim tropis
(Lutony TL. 2013.) Hampir seluruh bagian dari tanaman ini dapat dimanfaatkan salah
satunya yaitu buahnya, buah aren apabila diolah akan menghasilkan kolang-kaling (R.
Aprina; Djayasing). Selama ini proses pemotong buah tersebut masih menggunakan alat
tradisional memakai pisau, permasalahan yang sering muncul yaitu adanya potensi
kecelakaan kerja, membutuhkan banyak tenaga kerja serta waktu yang diperlukan dalam
mengupas buah tersebut relatif lebih lama.
Kulit
Isi Buah
2.3 Equations
Untuk menentukan besar gaya tekanan gaya tekanan, yang dijadikan acuan adalah
gaya tekanan untuk pengepressan material yang akan dipotong. Dengan daya
pengepressan yang optimal akan memberikan hasil yang sempurna, pada tuas
pengepressan diberikan daya pemotong yang sesuai gaya yang dikeluarkan.
Rumus yang dapat dipakai perhitungan penekan:
Keterangan :
Rancang Bangun
Rancang bangun adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisis, menilai
memperbaiki dan Menyusun sistem, baik sistem fisik maupun non fisik waktu yang
optimal. Perancangan suatu alat termasuk dalam metode teknik, dengan demikian
langkah-langkah pembuatan perancangan akan mengikuti metode teknik.
Dasar Pemilihan Bahan
Merancang maupun memodifikasi suatu alat, terlebih dahulu harus mengetahui bahan-
bahan yang akan digunakan tersebut, hal ini terkait dengan proses pembuatan, perakitan,
perawatan dan perbaikannya. Hal-hal yang harus diperhatikan yaitu:
1. Pembuatan harus sesuai fungsinya
2. Efesiensi pemilihan bahan
3. Bahan mudah didapat
4. Kekuatan bahan
3. Results and discussion
Hasil
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat pemotong
kolang-kaling dapat menghasilkan peningkatan signifikan dalam efisiensi waktu. Dengan
mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mengupas kolang-kaling dari 1 jam menjadi 10
menit, alat ini membuktikan potensi untuk meningkatkan produktivitas dalam proses
pengolahan kolang-kaling secara keseluruhan. Kecepatan dalam pengupasan ini tidak
hanya menguntungkan dari segi waktu, tetapi juga memiliki dampak positif terhadap
pengurangan risiko kecelakaan kerja. Pentingnya alat pemotong kolang-kaling terlihat
dalam fungsinya untuk mengurangi risiko luka akibat proses pengupasan manual yang
melibatkan pisau. Dengan demikian, penggunaan alat ini tidak hanya memberikan
keuntungan dalam hal efisiensi, tetapi juga meningkatkan keselamatan kerja bagi pekerja
yang terlibat dalam proses tersebut. Ini menjadi langkah positif dalam memperkenalkan
inovasi teknologi dalam proses pengolahan kolang-kaling, yang dapat mendukung
peningkatan produktivitas sambil meminimalkan risiko potensial bagi pekerja.
Pembahasan
Proses pengolahan kolang-kaling secara tradisional terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
1. Pembersihan
2. Pengupasan
3. Perendaman
4. Pengukusan
5. Penirisan
Tahap pengupasan merupakan tahap yang paling lama dan membutuhkan tenaga
yang banyak. Proses pengupasan kolang-kaling secara manual harus dilakukan satu per satu
dengan menggunakan pisau. Hal ini dapat menyebabkan proses pengupasan menjadi lama
dan berisiko menimbulkan kecelakaan kerja.
Alat pemotong kolang-kaling dapat mengatasi permasalahan tersebut. Alat ini dapat
mengupas kolang-kaling secara cepat dan efisien. Alat ini terdiri dari dua bagian utama,
yaitu bagian pengupas dan bagian penampung. Bagian pengupas terdiri dari pisau pengupas
yang tajam dan rol yang berfungsi untuk memutar buah kolang-kaling. Bagian penampung
berfungsi untuk menampung buah kolang-kaling yang telah dikupas.
Gambar 7. Flowchart
Komponen – Komponen Alat
Tuas Pemotong
Untuk menentukan besar gaya tekanan gaya tekanan, yang dijadikan acuan adalah gaya
tekanan untuk pengepressan material yang akan dipotong. Dengan daya pengepressan
yang optimal akan memberikan hasil yang sempurna, pada tuas pengepressan diberikan
daya pemotong yang sesuai gaya yang dikeluarkan.
Keterangan :
Dudukan Penekan
Dudukan penekan berfungsi sebagai pemberi gaya dari tuas penekan dan juga
Gambar 4. Dudukan Penekan
Analisis Fungsional
Metode analisis ini menawarkan cara untuk mempertimbangkan fungsi-fungsi vital dan
tingkat dimana masalah harus ditangani. Kemampuan vital adalah kemampuan yang harus
dipenuhi oleh alat, produk, atau mesin yang dirancang, terlepas dari bahan tambahan yang
digunakan. Tahap masalah diputuskan dengan bantuan pengaturan batas di sekitar subset
fungsi yang koheren.
Fungsi;
1. Pemotong kolang kaling
2. Menekankan buah yang dibelah
3. Mengeluarkan isi buah dan memisahkan kulit buah
Desain Alat
Alat pemotong kolang kaling membawa banyak manfaat penting dalam dunia penyiapan
makanan. Mampu memotong buah kolang kaling secara presisi dan merata, alat ini tidak
hanya meningkatkan estetika masakan, namun juga memastikan konsistensi rasa yang
diinginkan. Penggunaan alat pemotong ini tidak hanya mempercepat proses persiapan,
tetapi juga mengurangi risiko cedera berkat desainnya yang aman dan ergonomis. Di dapur
modern yang mengutamakan efisiensi dan penyajian indah, alat pemotong kolang kaling
adalah kunci untuk memasak lebih baik. Ringkasnya, pemotong buah sawit bukan sekedar
alat, namun merupakan investasi praktis bagi mereka yang menghargai efisiensi,
keamanan, dan keindahan dalam proses memasak.
References
[1] Achmad Dzulqornaini, Priyo Heru Adiwibowo. (2015). “Rancang Bangun Mesin
Pengupas Kulit Nanas Semi Otomatis”. Jurnal Mahasiswa. 2 (3): 16-21.
[3] Dixon, J., & Gulliver, A. (2001). "Farmers' management of cereal crop diversity in
Ethiopia and Kenya." Economic Development and Cultural Change, 49(3), 581-
608.
[4] Fadilah. 2015. Rancang Bangun Mesin Pemecah Buah Aren. Sumatera Utara:
Universitas Sumatera Utara Kreat. Pengabdi. Kpd. Masy., vol. 2, no. 1, pp. 52–63,
2019
[5] Lutony TL. 2013. Tanaman Sumber Pemanis. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
[6] Nugrahini, Tutik. "Pemanfaatan buah kolang kaling dari hasil perkebunan sebagai
pangan fungsional." Jurnal Abdimas Mahakam 2.1 (2018): 27-30.
[7] R. Aprina; Djayasinga, “Pemanfaatan Buah Kolang Kaling (Arenga Pinnata Merr)
Untuk Mengurangi Rasa Nyeri Pada Osteoarthritis Genu,”
[8] Shigley, Josheph E., Larry D. Mitchell.2019. Perencanaan Teknik Mesin. Jakarta :
Erlangga
[9] Smith, J. (2019). "Innovation in Kitchen Tools: The Evolution of Fruit Cutters."
Culinary Trends Journal, 15(2), 45-58.